27
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Cemas dalam bahasa latin “anxius” dan dalam bahasa Jerman “angstkemudian menjadi “anxiety” yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi sebaik – baiknya (Hawari, 2000). Kecemasan (ansietas/ anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affectiv) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability), kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas – batas normal. Ada segi yang disadari dari kecemasan itu sendiri seperti rasa takut, tidak berdaya, terkejut, rasa berdosa atau terancam, selain itu juga segi – segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak dapat menghindari perasaan yang tidak menyenangkan (Jadman, 2001).

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

  • Upload
    hanhu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kecemasan

1. Pengertian

Cemas dalam bahasa latin “anxius” dan dalam bahasa Jerman “angst”

kemudian menjadi “anxiety” yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata

yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan

keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan

wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu individu

untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi sebaik – baiknya (Hawari,

2000).

Kecemasan (ansietas/ anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affectiv)

yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam

dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality

Testing Ability), kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi

masih dalam batas – batas normal. Ada segi yang disadari dari kecemasan itu

sendiri seperti rasa takut, tidak berdaya, terkejut, rasa berdosa atau terancam,

selain itu juga segi – segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak dapat

menghindari perasaan yang tidak menyenangkan (Jadman, 2001).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

8

Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh

penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak

nyaman dan merasa terancam. Keadaan emosi ini biasanya merupakan

pengalaman individu yang subyektif yang tidak diketahui secara khusus

penyebabnya. Cemas berbeda dengan takut, seseorang yang mengalami

kecemasan tidak dapat mengidentifikasikan ancaman. Cemas dapat terjadi

tanpa rasa takut namun ketakutan tidak terjadi tanpa kecemasan (Kaplan HI

& Sadock BJ, 1998).

2. Teori Predisposisi dan Presipitasi Kecemasan

Beberapa teori yang mengemukakan faktor pendukung terjadinya

kecemasan menurut Stuart dan Sundeen (1998) antara lain:

a. Teori Psikoanalitik

Menurut pandangan psikoanalitic, kecemasan terjadi karena adanya

konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian yaitu id, ego

dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani,

sedangkan ego mewakili konflik yang terjadi antara kedua elemen yang

bertentangan. Dan timbulnya merupakan upaya dalam memberikan

bahaya pada elemen ego.

b. Teori Interpersonal

Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan

takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

9

c. Teori Behaviour

Berdasarkan teori behaviour (perilaku), kecemasan merupakan

produk frustrasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Teori Prespektif keluarga

Kajian keluarga menunjukkan pola interaksi yang terjadi didalam

keluarga kecemasan menunjukkan adanya interaksi yang tidak adaptif

dalam sistem keluarga.

e. Teori Prespektif Biologis

Kesehatan umum seseorang menurut pandangan biologis merupakan

faktor predisposisi timbulnya kecemasan.

Menurut Stuart & Sundeen (1998) faktor pencetus (presipitasi) yang

menyebabkan terjadinya kecemasan antara lain:

a. Ancaman terhadap Integritas biologi seperti:

1) Penyakit

Berbagai penyakit fisik terutama yang kronis yang

mengakibatkan invaliditas dapat menyebabkan stres pada diri

seseorang, misalnya : penyakit jantung, hati, kanker, stroke dan

HIV/AIDS.

2) Trauma fisik

3) Pembedahan

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

10

b. Ancaman terhadap Konsep Diri seperti:

Proses kehilangan, perubahan peran, perubahan lingkungan,

perubahan hubungan dan Status sosial ekonomi.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait

meliputi hal berikut:

a. Potensi stresor

Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu

terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk

menanggulanginya.

b. Maturasi (kematangan)

Individu yang matang yaitu yang memiliki kematangan kepribadian

sehingga akan lebih sukar mengalami gangguan akibat stres, sebab

individu yang matang mempunyai daya adaptasi yang besar terhadap

stressor yang timbul. Sebaliknya individu yang berkepribadian tidak

matang akan bergantung dan peka terhadap rangsangan sehingga sangat

mudah mengalami gangguan akibat adanya stres.

c. Status pendidikan dan status ekonomi

Status pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang

menyebabkan orang tersebut mengalami stres dibanding dengan mereka

yang status pendidikan dan status ekonomi yang tinggi.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

11

d. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan

orang tersebut mudah stres.

e. Keadaan fisik

Individu yang mengalami gangguan fisik seperti cidera, penyakit

badan, operasi, cacat badan lebih mudah mengalami stres. Disamping itu

orang yang mengalami kelelahan fisik juga akan lebih mudah mengalami

stres.

f. Tipe kepribadian

Individu dengan tipe kepribadian tipe A lebih mudah mengalami

gangguan akibat adanya stres dari individu dengan kepribadian B.

Adapun ciri – ciri individu dengan kepribadian A adalah tidak sabar,

kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa buru – buru waktu,

sangat setia (berlebihan) terhadap pekerjaan, agresif, mudah gelisah, tidak

dapat tenang dan diam, mudah bermusuhan, mudah tersinggung, otot –

otot mudah tegang. Sedangkan individu dengan kepribadian tipe B

mempunyai ciri – ciri yang berlawanan dengan individu kepribadian tipe

A.

g. Sosial Budaya

Cara hidup individu di masyarakat yang sangat mempengaruhi pada

timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan

mempunyai falsafat hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

12

mengalami stres. Demikian juga keyakinan agama akan mempengaruhi

timbulnya stres.

h. Lingkungan atau situasi

Individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan

lebih mudah mangalami stres.

i. Usia

Ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda lebih mudah

mengalami stres dari pada usia tua, tetapi ada yang berpendapat

sebaliknya.

j. Jenis kelamin

Umumnya wanita lebih mudah mengalami stres, tetapi usia harapan

hidup wanita lebih tinggi dari pada pria.

4. Faktor-faktor yang dapat mengurangi kecemasan antara lain:

a. Represi, yaitu tindakan untuk mengalihkan atau melupakan hal atau

keinginan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Represi juga bisa

diartikan sebagai usaha untuk menenangkan atau meredam diri agar tidak

timbul dorongan yang tidak sesuai dengan hatinya (Prasetyono, 2007).

b. Relaksasi, yaitu dengan mengatur posisi tidur dan tidak memikirkan

masalah (Prasetyono, 2007). Sedangkan Dale Carnegie (2007)

menambahkan bahwa relaksasi dan rekreasi bisa menurunkan kecemasan

dengan cara tidur yang cukup, mendengarkan musik, tertawa dan

memperdalam ilmu agama.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

13

c. Komunikasi perawat, yaitu komunikasi yang disampaikan perawat pada

pasien dengan cara memberi informasi yang lengkap mulai pertama kali

pasien masuk dengan menetapkan kontrak untuk hubungan profesional

mulai dari fase orientasi sampai dengan terminasi atau yang disebut

dengan komunikasi teraupetik (Tamsuri, 2006).

d. Psikofarmaka, yaitu pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-

obatan seperti diazepam, bromazepam dan alprazolam yang berkhasiat

memulihkan fungsi gangguan neurotransmiter (sinyal penghantar saraf)

di susunan saraf pusat otak (lymbic system) (Hawari, 2001).

e. Psikoterapi, merupakan terapi kejiwaan dengan memberi motivasi,

semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa

putus asa dan diberi keyakinan serta kepercayaan diri (Hawari, 2001).

f. Psikoreligius, yaitu dengan doa dan dzikir. Doa adalah mengosongkan

batin dan memohon kepada Tuhan untuk mengisinya dengan segala hal

yang kita butuhkan. Dalam doa umat mencari kekuatan yang dapat

melipatgandakan energi yang hanya terbatas dalam diri sendiri dan

melalui hubungan dengan doa tercipta hubungan yang dalam antara

manusia dan Tuhan (Prasetyono, 2007). Terapi medis tanpa disertai

dengan doa dan dzikir tidaklah lengkap, sebaliknya doa dan dzikir saja

tanpa terapi medis tidaklah efektif.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

14

5. Manifestasi Klinik

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan

fisiologis, perilaku dan secara langsung melalui timbulnya gejala sebagai

upaya untuk melawan ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan

dengan peningkatan tingkat kecemasan (Stuart dan Sundeen, 1998).

Berikut tanda dan gejala berdasarkan klasifikasi tingkat kecemasan

kecemasan yang timbul secara umum adalah:

a. Tanda fisik

1). Cemas ringan:

a) Gemetaran, renjatan, rasa goyang

b) Ketegangan otot

c) Nafas pendek, hiperventilasi

d) Mudah lelah

2). Cemas sedang:

a). Sering kaget

b). Hiperaktifitas autonomik

c). Wajah merah dan pucat

3). Cemas berat:

a). Takikardi

b). Nafas pendek, hiperventilasi

c). Berpeluh

d). Tangan terasa dingin

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

15

4). Panik

a). Diare

b). Mulut kering (xerostomia)

c). Sering kencing

d). Parestesia (kesemutan pada kaki dan tangan)

e). Sulit menelan

b. Gejala psikologis

1). Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung

2). Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3). Sulit konsentrasi, hypervigilance (siaga berlebihan)

4). Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

5). Gangguan pola tidur, mimpi – mimpi yang menegangkan

6). Gangguan konsentrasi dan daya ingat

7). Libido menurun

8). Rasa menganjal di tenggorokan

9). Rasa mual di perut

6. Tingkat kecemasan

Ansietas sangat berkaitan denagn perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami

secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

16

terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap

penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan

hidup, tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan

(Stuart dan Sundeen, 1998).

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) membagi ansietas ke dalam 4

tingkatan sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :

a. Ansietas ringan

Ansietas ini adalah ansietas yang normal yang memotivasi individu

dari hari ke hari sehingga dapat meningkatkan kesadaran individu serta

mempertajam perasaannya. Ansietas pada tahap ini dipandang penting

dan konstruktif.

b. Ansietas Sedang

Pada tahap ini lapangan persepsi individu menyempit, seluruh indera

dipusatkan pada penyebab ansietas sehingga perhatuan terhadap

rangsangan dari lingkungannya berkurang.

c. Ansietas Berat

Lapangan persepsi menyempit, individu bervokus pada hal – hal

yang kecil, sehingga individu tidak mampu memecahkan masalahnya,

dan terjadi gangguan fungsional.

d. Panik

Merupakan bentuk ansietas yang ekstrim, terjadi disorganisasi dan

dapat membahayakan dirinya. Individu tidak dapat bertindak, agitasi atau

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

17

hiperaktif. Ansietas tidak dapat langsung dilihat, tetapi dikomunikasikan

melalui perilaku klien/individu, seperti tekanan darah yang meningkat,

nadi cepat, mulut kering, menggigil, sering kencing dan pening.

Tingkat kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Hamilton Rating

Scale for Anxiety (HRS-A) yang sudah dikembangkan oleh kelompok

Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ) dalam bentuk Anxiety Analog Scale (AAS).

Validitas AAS sudah diukur oleh Yul Iskandar pada tahun 1984 dalam

penelitiannya yang mendapat korelasi yang cukup dengan HRS A (r = 0,57 –

0,84).

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut

alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating

Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan

pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan.

Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang

mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor

antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang

diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam

pengukuran kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS

telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk

melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

18

0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan

menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.

Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang dikutip Nursalam

(2003) penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:

a. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung.

b. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri

dan takut pada binatang besar.

d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak pulas dan mimpi buruk.

e. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit

konsentrasi.

f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,

sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

g. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak

stabil dan kedutan otot.

h. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah

dan pucat serta merasa lemah.

i. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan

detak jantung hilang sekejap.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

19

j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering

menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,

mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan

panas di perut.

l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

m. Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu

roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan

dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek

dan cepat.

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-

14 dengan hasil:

a. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

b. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

20

c. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

d. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat

B. Pengetahuan

1. Pengertian

“Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya. Yang berbeda skala dengan kepercayaan

(believes), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformation)” (Soekanto, 2003).

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan hal yang sangat utuh

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmodjo, 2003).

Karena dalam pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak disadari oleh

pengetahuan.

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003), Tingkat

pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam (6) tingkatan yaitu:

a. Tahu

Tahu bisa berarti kemampuan mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk didalam pengetahuan. Tingkatan ini

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

21

adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang telah dipelajari. Oleh

sebab itu tahu merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

yang untuk mengukur yaitu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan

dan sebagainya. Misalnya klien dapat menjelaskan kembali tentang seks

pranikah dengan benar.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi yang benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Disini diartikan

sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, metode-metode, dan lainnya

dalam kontek situasi lain.

d. Analisis

Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam

struktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain,

kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kerangka kerja

seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan

mengelompokkan.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

22

e. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian disuatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi

baru dari formasi-formasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakn kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

a. Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat

(1997) dalam Wahit, 2006).

b. Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah, berulang dan banyak tantangan (Erich

(1996) dalam Wahit, 2006). Seseorang penderita penyakit yang bekerja

seperti biasa akan termotivasi untuk lebih patuh minum obat demi

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

23

kesembuhannya bila dibandingkan penderita yang tidak bekerja, karena

pekerjaan adalah sumber mata pencahariannya, sumber untuk

memberikan nafkah dan berguna untuk keluarganya walaupun kondisi

tubuh menderita penyakit, tetap bekerja (Hutabarat, 2008).

c. Umur

Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun (Elizabeth (1995) dalam Wahit, 2006). Perkembangan umur

meliputi perkembangan fisik, kognitif, psikososial. Perkembangan

kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya

pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa

perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke

pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial

meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan

orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau

negatif. (Papalia et al, 2007). Pikiran sehat menyatakan cara berfikir

pemuda berbeda dengan anak-anak dan remaja. Pemuda melakukan

beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih rumit,

mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah (The Corner,

2010).

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

24

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Mass media/ informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

f. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).

g. Sosial budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan.

h. Media massa.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

25

baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa

pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang.

C. Kusta

1. Pengertian

Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh

kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan

jaringan tubuh lainnya (Depkes RI., 2000).

Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi

mycobacterium leprae yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat

menyerang kulit, mukosa mulut, saluran pernafasan atas, sistem

retikuloendotelial, testis, mata, otot dan tulang, kecuali susunan saraf pusat.

Kerusakan yang terjadi pada fungsi sensorik akan menyebabkan mati rasa

dan bila mengenai kornea yang menyebabkan kurang atau hilangnya reflek

berkedip. Sedangkan yang terjadi pada fungsi motorik akan menyebabkan

otot kaki dan tangan lemah atau lumpuh lalu atropi atau terjadi kontraktur

(Amirudin, M. Dali, et al., 2003).

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

26

2. Etiologi

Penyebab penyakit kusta adalah kuman yang disebut Mycobacterium

Leprae, yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.

Sumber penularan penyakit ini adalah penderita kusta multi basiler (MB)

atau kusta basah kepada orang lain dengan cara penularan langsung

(Amirudin, M. Dali, et al., 2003).

Mycobacterium leprae atau kuman hansen adalah kuman penyebab

penyakit kusta yang ditemukan oleh sarjana dari Norwegia, GH. Armouer

Hansen pada tahun 1873. Kuman ini bersifat tahan asam berbentuk batang

dengan ukuran 1,8 micron, lebar 0,2 – 0,5 micron. Biasanya ada yang

berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama

jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat di kultur dalam media buatan.

Kuman ini dapat mengakibatkan infeksi sistemik pada binatang armadillo

(http ://id.wikipedia.org/wiki/kusta, tanggal 10 Juli 2008).

3. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis penyakit kusta pada seorang pasien mencerminkan

tingkat kekebalan selular pasien tersebut. Adapun klasifikasi yang banyak

dipakai dalam bidang penelitian adalah klasifikasi menurut Ridley dan

Jopling yang mengelompokkan penyakit kusta menjadi 5 kelompok

berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologis dan imunologis.

Sekarang klasifikasi ini juga secara luas dipakai di klinik dan untuk

pemberantasan.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

27

a. Tipe Tuberkoloid (TT)

Lesi ini mengenai baik kulit maupun saraf. Lesi kulit bisa satu atau

beberapa, dapat berupa makula atau plakat, batas jelas dan pada bagian

tengah dapat ditemukan lesi yang regresi atau cemntral healing.

Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi bahkan dapat

menyerupai gambaran psoriasis atau tinea sirsnata. Dapat disertai

penebalan saraf perifer yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit

rasa gatal. Adanya infiltrasi tuberkuloid dan tidak adanya kuman

merupakan tanda terdapatnya respons imun pejamu yang adekuat

terhadap kuman kusta.

b. Tipe Borderline Tubercoloid (BT)

Lesi pada tipe ini menyerupai tipe TT, yakni berupa makula atau plak

yang sering disertai lesi satelit di tepinya. Jumlah lesi dapat satu atau

beberapa, tetapi gambaran hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skuama

tidak sejelas tipe tuberkuloid. Adanya gangguan saraf tidak seberat tipe

tuberkuloid, dan biasanya asimetris. Lesi satelit biasanya ada dan terletak

dekat saraf perifer yang menebal.

c. Tipe Mid Borderline (BB)

Merupakan tipe yang paling tidak stabil dari semua tipe dalam

spektrum penyakit kusta. Disebut juga sebagai bentuk dimorfik dan

bentuk ini jarang dijumpai. Lesi dapat berbentuk makula infiltratif.

Permukaan lesi dapat berkilap, batas lesi kurang jelas dengan jumlah lesi

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

28

yang melebihi tipe BT dan cenderung simetris. Leso sangat bervariasi,

baik dalam ukuran, bentuk, ataupun distribusinya. Bisa didapatkan lesi

punched out yang merupakan ciri khas tipe ini.

d. Tipe Borderline Lepromatosa

Secara klasik lesi dimulai dengan makula. Awalnya hanya dalam

jumlah sedikit dan dengan cepat menyebar ke seluruh badan. Makula

lebih jekas dan lebih bervariasi bentuknya. Walaupun masih kecil, papul

dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi yang hampir simetris dan

beberapa nodus tampaknya melekuk pada bagian tengah. Lesi bagian

tengah tampak normal dengan pinggir dalam infiltrat lebih jelas

dibandingkan dengan pinggir luarnya, dan beberapa plak tampak seperti

punched-out. Tanda-tanda kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi,

hipipigmentasi, berkurangnya keringat dan hilangnya rambut lebih cepat

muncul dibandingkan dengan tipe LL. Penebalan saraf dapat teraba pada

tempat predileksi.

e. Tipe Lepromatosa (LL)

Jumlah lesi sangat banyak, simetris, permukaan halus, lebih

eritematosa, berkilap, berbatas tidak tegas dan pada stadium dini tidak

ditemukan anestesi dan anhidrosis. Distribusi lesi khas, yakni di wajah

mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping telinga. Sedang dibadan mengenai

bagian badan yang dingin, lengan, punggung tangan, dan permukaan

ekstensor tungkai bawah. Pada stadium lanjut tampak penebalan kulit

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

29

yang progresif, cuping telinga menebal, garis muka menjadi kasar dan

cekung membentuk fasies leonina yang dapat disertai madarosis, iritis

dan keratis. Lebih lanjut lagi dapat terjadi deformitas pada hidung. Dapat

dijumpai pembesaran kelenjar limfe, orkitis yang selanjutnya dapat

menjadi atrofi testis. Kerusakan saraf yang luas menyebabkan gejala

stocking dan glove anaesthesia. Bila penyakit ini menjadi progresif,

muncul makula dan papul baru, sedangkan lesi lama menjadi plakat dan

nodus. Pada stadium lanjut serabut-serabut saraf perifer mengalami

degenerasi hialin atau fibrosis yang menyebabkan anestesi dan pengecilan

otot tangan dan kaki.

Salah satu tipe penyakit kusta yang tidak termasuk dalam klasifikasi

Ridley dan jopling, tetapi diterima secara luas oleh para ahli kusta yaitu

tipe Indeterminate (I). lesi biasanya berupa makula hipopigmentasi

dengan sedikit sisik dan kulit di sekitarnya normal. Lokasi biasanya di

bagian ekstensor ekstremitas, bokong atau muka, kadang-kadang dapat

ditemukan makula hipestesi atau sedikit penebalan saraf. Diagnosis tipe

ini hanya dapat ditegakkan, bila dengan pemeriksaan histopatologik.

Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat

atau tipe dari penyakit tersebut (Djuanda (1990) dalam Hutabarat, 2008).

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

30

4. Masalah Penyakit Kusta

Seseorang yang menemukan dirinya menderita penyakit kusta akan

mengalami shock (trauma psikis). Sebagai akibat dari trauma psikis ini,

penderita akan bersikap antara lain sebagai berikut:

a. Segera mencari pertolongan pengobatan agar segera sembuh.

b. Mengulur waktu dikarenakan ketidaktahuan atau malu bahwa ia atau

keluarganya mengidap penyakit kusta.

c. Menyembunyikan (mengasingkan) diri dari masyarakat sekelilingnya,

termasuk keluarganya sendiri.

d. Mereka berusaha untuk hidup secara berkelompok dengan tujuan :

1). Mendeteksi fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit).

2). Memperoleh bantuan sosial dari rumah sakit atau masyarakat.

3). Untuk hidup dengan tentram bersama-sama dengan teman senasib dan

sependeritaan (mencari solidaritas).

e. Terjadinya trauma psikis pada penderita disebabkan takut bayangan akan

terjadinya kecacatan pada dirinya serta perubahan sikap keluarga dan

masyarakat terhadap penderita. Oleh karena berbagai masalah, pada

akhirnya si penderita bersifat masa bodoh terhadap penyakitnya.

Adapun masalah terhadap masyarakat adalah :

a. Pada umumnya masyarakat mengenal penyakit kusta dari tradisi

kebudayaan dan agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

31

penyakit yang sangat menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan,

kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan cacat.

b. Sebagai akibat dari gejala-gejala dan kurangnya informasi (penerangan)

yang tepat tentang penyakit kusta, masyarakat merasa ngeri, jijik, takut

terhadap penderita kusta.

c. Sebagai akibat dari perasaan dan pandangan masyarakat terhadap

penyakit kusta ini maka timbul hal-hal sebagai berikut:

1). Penderita sulit diterima di tengah masyarakat lingkungan asalnya.

2). Masyarakat menjauhi penderita dan keluarganya.

3). Masyarakat enggan membantu dalam segala bidang.

4). Masyarakat takut dan ingin menyingkirkan penderita.

5). Masyarakat mendorong agar penderita dan keluarga diisolasi

(lokalisasi).

6). Masyarakat merasa terganggu atas kedatangan penderita kusta yang

menjadi pengemis, penyebab penularan dan tuntutan penderita untuk

memperoleh hak-hak istimewa seperti kebal hukum

7). Masyarakat merasa takut sehingga penderita kusta bertindak semena-

mena dalam kehidupan sehari-hari.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

32

C. Kerangka Teori Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka teori (Sumber: Stuart & Sundeen, 1998; Carpenito, 1998; Borgeat & Suter, 1992; Hawari, 2001; Tamsuri, 2006; Carnegie, 2007; Prasetyono, 2007; Purwanto, 1994, Notoatmodjo, 2003)

Tingkat kecemasan: - Ringan - Sedang - Berat - Panik

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan: a. Potensi stressor b. Usia c. Jenis kelamin d. Tingkat pendidikan e. Tingkat pengetahuan f. Keadaan fisik g. Pendapatan h. Tipe kepribadian i. Sosial budaya j. Maturasi k. Lingkungan atau situasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan: - Pendidikan - Pekerjaan - Umur - Lingkungan - Mass media - Pengalaman - Sosial budaya - Media masa

Tingkat pengetahuan

Karakteristik - Usia - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan - Pendapatan

Tingkat kecemasan

pasca didiagnosa

kusta

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rinnatrisn... · Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan ... stabil dan kedutan

33

D. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Indipenden Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka konsep penelitian

E. Hipotesis

1. Ada hubungan usia pasien dengan tingkat kecemasan pasca didiagnosa kusta

di poli kusta RSUD Tugurejo Semarang.

2. Ada hubungan jenis kelamin pasien dengan tingkat kecemasan pasca

didiagnosa kusta di poli kusta RSUD Tugurejo Semarang.

3. Ada hubungan tingkat pendidikan pasien dengan tingkat kecemasan pasca

didiagnosa kusta di poli kusta RSUD Tugurejo Semarang.

4. Ada hubungan pendapatan pasien dengan tingkat kecemasan pasca

didiagnosa kusta di poli kusta RSUD Tugurejo Semarang.

5. Ada hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan tingkat kecemasan pasca

didiagnosa kusta di poli kusta RSUD Tugurejo Semarang.

Karakteristik pasien: Usia Jenis kelamin Tingkat pendidikan Pendapatan Tingkat kecemasan pasien

kusta

Tingkat pengetahuan