28
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) (Priyanto, 2007). Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999). B. Anatomi fisiologi ovari Organ reproduksi wanita terdiri atas organ eksterna dan organ interna. Organ interna berfungsi dalam kopulasi, sedangkan organ interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan perpindahan blastosis,

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

  • Upload
    vankiet

  • View
    226

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,

mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam

(Smeltzer & Bare, 2002).

Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi

30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak

(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline

malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas (true

malignant) (Priyanto, 2007).

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun

padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di

bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru

ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana

(Wiknjosastro, 1999).

B. Anatomi fisiologi ovari

Organ reproduksi wanita terdiri atas organ eksterna dan organ interna.

Organ interna berfungsi dalam kopulasi, sedangkan organ interna berfungsi dalam

ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan perpindahan blastosis,

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

7

ovarium merupakan salah satu organ reproduksi wanita, serta sebagai

tempat implantasi; dapat dikatakan organ interna berfungsi untuk pertumbuhan

dan kelahiran janin.

1. Organ eksterna

2. Organ Internal

a. Vagina

Vagina merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang

ke atas dan ke belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina

mempunyai panjang kurang lebih 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm.

Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai saluran keluar dari uterus,

dilalui sekresi uterus, dan kotoran menstruasi, sebagai organ kopulasi dan

sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.

Dinding vagina terdiri atas empat lapisan : Lapisan epitel gepeng

berlapis : pada lapisan ini tidak terdapat kelenjar tetapi cairan akan

merembes melalui epitel untuk memberikan kelembaban, Jaringan kolektif

areoler yang dipasok pembuluh dengan baik, Jaringan otot polos

berserabut longitudinal dan sirkuler, Lapisan luar jaringan ikat fibrosa

berwarna putih.

Fornik berasal dari kata latin yang artinya selokan. Pada tempat

servik menuju kedalam kubah vagina terbentuk sebuah selokan melingkar

yang mengelilingi servik. Fernik ini terbagi menjadi empat bagian: fornik

posterior, anterior dan dua buah fernik latera

b. Uterus

Uterus merupakan organ muskuler yang sebagian tertutup oleh

peritoneum atau serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

8

Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara

kandung kemih di anterior dan rectum posterior.

Uterus wanita nullipara panjang 6-8 cm, dibandingkan dengan 9-10

cmpada wanita multipara. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan

antara 50-70 gram sedangkan pada yang belum pernah melahirkan

beratnya 80 gram atau lebih.

Uterus terdiri atas:

1) Fundus uteri

Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba falopi

berinsersi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana

fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat di perkirakan

dengan perabaan fundus uteri.

2) Korpus uteri

Merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat

pada korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari

3 lapisan: serosa, muskula dan mukosa. Mempunyai fungsi utama

sebagai perkembangan janin.

3) Servik uteri

Servik merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak

di bawah isthmus. Servik memiliki serabut otot polos namun terutama

terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh

darah. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan secret yang kental dan

lengket dari kanalis servikalis. Jika saluran kelenjar servik tersumbat

dapat berbentuk kista, retensi berdiameter beberapa millimeter yang

disebut sebagai folikel nabothian.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

9

Secara histologik uterus terdiri atas:

a) Endometrium di korpus uteri dan endoservik di servik uteri

Merupakan bagian terdalam dari uterus yaitu lapisan

mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak hamil.

Endometrium terdiri atas epitel kubik,kelenjar-kelenjar dan

jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkeluk-keluk.

Ukuran endometrium bervariasi yaitu 0,5 mm hingga 5 mm.

Endometrium terdiri dari epitel permukaan, kelenjar dan jaringan

mesenkim antar kelenjar yang di dalamnya banyak terdapat

pembuluh darah.

Epitel permukaan endometrium terdiri dari satu lapisan sel

kolumner tinggi, bersilia dan tersusun rapat. Kelenjar uterus

berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel, kelenjar ini

menghasilkan cairan alkalis encer yang berfungsi menjaga rongga

uterus tetap lembab.

b) Miometrium

Miometrium merupakan jaringan pembentuk sebagian besar

uterus dan terdiri dari kumpulan otot polos yang disatukan jaringan

ikat dengan banyak serabut elastin didalamnya. Menurut Schwalm

dan Dubrauszky, 1966 banyaknya serabut otot pada uterus sedikit

demi sedikit berkurang kearah kaudal, sehingga pada servik otot

hanya merupakan 10% dari massa jaringan. Selama masa

kehamilan terutama melalui proses hipertrofi, miometrium sangat

membesar, namun tidak terjadi perubahan yang berarti pada otot

servik.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

10

c) Lapisan serosa, yakni peritoneum visceral

Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis

dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya.

Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah:

i) Ligamentum kardial sinistra at dextra (mackenrodt)

Yaitu ligamentum yang terpenting mencegah suplay

uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan

dari servik dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di

dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara lain vena

dan arteri uteria.

ii) Ligamentum Sakro Uterinum Sinitra at Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus agar tidak

banyak bergerak, berjalan dari servik bagian belakang, kiri dan

kanan, kearah os sacrum kiri dan kanan.

iii) Ligamentum Rotundum Sinistra at Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus dalam

antefleksi dan berjalan dari fundus uteri kiri dan kanan ke

daerah inguinal kiri dan kanan.

iv) Ligamentum Latum Sinistra at Dextra

Yaitu ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari

uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Di

bagian dorsal ligamentum ini di temukan indung telur (ovarium

sinistra at dextra).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

11

v) Ligamentum Infudibula Pelvicum

Yaitu ligamentum yang menahan tuba falopi berjalan

dari arah infidibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya terdapat

urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteri dan vena ovarica.

Istmus adalah bagian uterus antara servik dan korpus

uteri diliputi oleh peritoneum visceral yang mudah sekali

digeser dari dasarnya atau digerakkan di daerah plika vesiaka

uteria.

Uterus diberi darah oleh arteri uterine sinistra at dextra

yang terdiri dari istmus asenden dan desenden. Pembuluh darah

yang lain yang memperdarahi uterus adalah arteri ovarica

sinistra at dextra. Inversasi uterus terdiri atas system saraf

simpatis, parasimpatis dan serebrospinal. Yang dari system

parasimpatis ini berada dalam panggul di sebelah kiri dan

kanan os sacrum, berasal dari saraf sacral 2, 3, dan 4. Dan

selanjutnya memasuki pleksus frankenhauser. Yang dari system

simpatis masuk ke dalam rongga panggul sebagai pleksus

hipogastrikus melalui biforkasio aorta dan promontorium terus

ke bawah dan menuju pleksus frankenhauser. Serabut saraf

tersebut memberi inervasi pada miometrium dan endometrium.

Kedua system simpatik dan prasimpatik mengandung unsure

sensorik dan motorik. Simpatik menimbulkan kontraksi dan

vasokonstriksi sedangkan parasimpatik mencegah kontraksi

dan menimbulkan vasodilatasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

12

c. Tuba Falopi

Tuba falopi marupakan saluran ovum yang terentang antara kornu

uterine hingga suatu tempat di dekat ovarium dan merupakan jalan ovum

mencapai rongga uterus. Panjang tuba falopi antara 8-14 cm, tuba tertutup

oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh membrane mukosa.

Tuba falopi terdiri atas Pars interstisialis (bagian yang terdapat di

dinding uterus), Pars Ismika (merupakan bagian medial tuba yang sempit

seluruhnya), Pars Ampularis (bagian yang terbentuk agak lebar, tempat

konsepsi terjadi), Pars Infudibulum (bagian ujung tuba yang terbuka

kearah abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi

tuba untuk menangkap telur dan kemudian menyalurkan ke dalam tuba).

Gambar c.1 : Organ reproduksi interna wanita

d. Ovarium

Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri

dan kanan uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang

oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan folikel berkembang dan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

13

sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)

siklus menstruasi. Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan

mengeluarkan ovum. Bila folikel graaf sobek, maka terjadi penggumpalan

darah pada ruang folikel.

Ovarium mempunyai 3 fumgsi, yaitu : Memproduksi ovum,

Memproduksi hormone estrogen, Memproduksi hormone progesterone.

Gambar d.1 : Ovarium

Ovarium disebut juga indung telur, di dalam ovarium ini terdapat

jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium

ini hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di kiri kanan

uterus, membentuk, mengembang serta melepaskan ovum dan

menimbulkan sifat-sifat kewanitaan, misalnya : pelvis yang membesar,

timbulnya siklus menstruasi.

Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam ovarium

disebut medulla ovary di buat di jaringan ikat, jaringan yang banyak

mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf, bagian luar bernama

korteks ovary, terdiri dari folikel-folikel yaitu kantong-kantong kecil yang

berdinding epithelium dan berisi ovum.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

14

Kelenjar ovarika terdapat pada ovarium di samping kiri dan kanan

uterus, menghasilkan hormon estrogen dan progesterone. Hormon ini

dapat mempengaruhi kerja dan mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan,

misalnya panggul yang besar, panggul sempit dan lain-lain.

Apabila folikel de graaf sobek, maka terjadi penggumpalan darah

di dalam rongga folikel dan sel yang berwarna kuning yang berasal dari

dinding folikel masuk dalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum

tumbuh terus sampai beberapa bulan menjadi besar. Bila ovum tidak di

buahi maka korpus luteum bertahan hanya sampai 12-14 hari tepat

sebelum masa menstruasi berikutnya, korpus luteum menjadi atropi.

Siklus menstruasi, perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan

uterus dimana masa menstruasi berlangsung kira-kira 5 hari, selama masa

ini epithelium permukaan dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit

perdarahan.

Masa setelah menstruasi adalah masa perbaikan dan pertumbuhan

yang berlangsung 9 hari ketika selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap

ini dikendalikan olen estrogen, sedangkan pengendalian estrogen

dikendallikan oleh FSH (Folikel Stimulating Hormon) terjadi pada hari ke-

14, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang di kendalikan oleh

progesterone.

C. Etiologi

Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis. Bila

timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan,

membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

15

kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat

didiagnosis sudah terdapat metastasis di luar ovarium. Penyebab kanker ovarium

hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting

dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi

kanker ovarium, diantaranya:

1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada

sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.

Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses

transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya

kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel

ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen

dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker

ovarium.

D. Patofisiologi

Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor

ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada

usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada

usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak.

Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan

berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi

dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang

menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

16

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama

tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas

hormonal dan komplikasi tumor-tumor tersebut.

1. Akibat Pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan

pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya

tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat

mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar dapat mengakibatkan

tidak nafsu makan dan rasa sakit.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika

tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.

3. Akibat Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak

sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan

menimbulkan nyeri perut.

b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui

ligamentum infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan

menimbulkan rasa sakit.

c. Infeksi pada tumor

Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman

patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

17

d. Robekan dinding kista

Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka

perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa

nyeri terus menerus.

e. Perubahan keganasan

Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor

diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap

kemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,1999).

Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang

beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal,

endodermal, mesodermal) dengan sifat histiologis maupun biologis yang

beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri menopause 30%

dalam masa reproduksi dan 10% usia jauh lebih muda.

Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar

para aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke

alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak, obstruksi usus dan

ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas

ovarium (Harahap, 2003).

E. Manifestasi Klinis

Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala

umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.

1. Stadium Awal

a. Gangguan haid

b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

18

c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)

d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)

e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)

f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada

lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan

rambut)

2. Stadium Lanjut

a. Asites

b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)

c. Perut membuncit

d. Kembung dan mual

e. Gangguan nafsu makan

f. Gangguan BAB dan BAK

g. Sesak nafas

h. Dyspepsia

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

19

F. Pathways

Kemoterapi / terapi radiasi

Lheukore

Sekresi berlebihanberbau

Senggama

Jaringan serviks rapuh Dispareunia

Perdarahan pascacaitus

Sering bergantian pasangan hygieneseksual kurang, infeksi virus, HIV

Proses peradangan

Kerusakan jaringan

Hyperplasia / metaplasia

Metastase kelenjar limfe

Pembesaran kelenjar limfe

Nyeri

Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Integumen Sistem Hematologi

Mual, muntah, mulut keringGangguan eliminasi urin.

Retensio/Inkontinensia urinRambut rontok, kulit kering.

Kulit menghitamMerusak sumsum tulang

Resiko nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh

Intrake cairan berlebih

Defisit volum cairan

HDRGangguan aktivitas

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

20

Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002) :

Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium

Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan

perluas pelvis

Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan

metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retro

peritoneal positif

Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu / kedua ovarium dengan

metastasis jauh.

G. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

1. Asites

Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-

struktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui

penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan

rongga panggul.

2. Efusi Pleura

Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran

limfe menuju pleura.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

21

Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :

1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause

2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga

muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis

3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,

asites fistula dan edema ekstremitas bawah

H. Konsep Kemoterapi

Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat

sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel

kanker (Hidayat, 2008) :

1. Prinsip Kerja Obat Kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker

Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat

ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi,

semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka

terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin

lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah, hal ini disebut

Kemoresisten.

Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

a. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik

Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat

DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan

replikasi.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

22

b. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti

sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.

c. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes

bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi

hambatan mitosis sel.

d. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan

menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis

DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

2. Pola Pemberian Kemoterapi

a. Kemoterapi Induksi

Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau

jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar

(Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau

limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.

b. Kemoterapi Adjuvan

Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan

atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang

masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).

c. Kemoterapi Primer

Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan

pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu

sebelum pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

23

d. Kemoterapi Neo-Adjuvan

Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti

pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi

lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar

sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.

3. Cara pemberian obat kemoterapi

a. Intra vena (IV)

Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus

IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120

menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion

pump upaya lebih akurat tetesannya.

b. Intra tekal (IT)

Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan

tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX,

Ara.C.

c. Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi,

tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi

ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.

d. Oral

Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,

Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,

Gleevec®.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

24

e. Subkutan dan intramuskular

Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah

L-Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.

Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian

Bleomycin.

f. Topikal

g. Intra arterial

Intracavity

h. Intraperitoneal/Intrapleural

Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang

banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.

Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk

memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk

mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,

contohnya Bleocin.

4. Tujuan Pemberian Kemoterapi

a. Pengobatan

b. Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.

c. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.

d. Mengurangi komplikasi akibat metastase.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

25

5. Persiapan dan syarat kemoterapi

a. Persiapan

Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan yang meliputi:

1) Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.

2) Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.

3) Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila

serim creatinin meningkat.

4) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)

5) EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).

b. Syarat

1) Keadaan umum cukup baik.

2) Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi,

informed concent.

3) Faal ginjal dan hati baik.

4) Diagnosis patologik

5) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.

6) Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.

7) Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %,

leukosit > 5000 /mm³, trombosit > 150 000/mm³.

6. Efek samping kemoterapi

Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

26

a. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam

24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.

b. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam

beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia

dan stomatitis.

c. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang

timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati

perifer, neuropati.

d. Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul

dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada

setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang

timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang

sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala

gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala

gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi,

faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang

beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi

24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah

sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

27

merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika

dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi

segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8

sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan

kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi

kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada

minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit

kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu

keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat

mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi

pada traktus gastrointestinal.

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai

pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting

adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal,

kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan

hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker

baru.

Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit

diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis

paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan

pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang

dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran

kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

28

I. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh

insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan

kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.

2. Biopsi

Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung,

untuk mendukung pembedahan.

3. Second look Laparotomi

Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim

dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.

4. Kemoterapi

Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor

ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens

alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic

seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).

5. Penanganan lanjut

a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali

b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan

c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan

d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

29

J. Pengkajian Fokus

Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang

dikumpulkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan

keputusan yang diambil pada tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya

meliputi :

1. Aktivitas dan Istirahat

Gejala : Kelemahan / keletihan

Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada

malam hari,adanya factor-faktor yang memepengaruhi tidur

missal, nyeri, ansietas, berkeringat malam.

2. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengeragan kerja.

Tanda : Perubahan pada TD.

3. Integritas ego

Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan

cara mengatasi stress (missal, merokok, minum alcohol,

menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi

Gejala : Perubahan pada pola defekasi missal, darah pada feses, nyeri

pada defekasi.

Perubahan pada eliminasi urinarius masal, nyeri atau rasa

terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

30

Tanda : Perubahan pada bising usus, disensi abdomen.

5. Makanan / cairan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (missal, rendah serat, tinggi lemak,

aditif bahan pengawet).

Anoreksia, mual/muntah.

Perubahan pada berat badan,penurunan berat

badan,berkurangnya masa otot.

Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.

6. Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope.

7. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri/derajat bervariasi missal, ketidaknyamanan

ringan sampai nyeri berat.

8. Pernafasan

Gejala : Merokok (Tembakau, hidup dengan seseorang yang

merokok, pemajanan asbes).

9. Keamanan

Gejala : Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.

10. Seksualitas

Gejala : Masalah seksual misalnya, dampak pada hubungan,

perubahan pada tingkat kepuasan.

Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

31

Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini,

herpes genital.

11. Interaksi sosial

Gejala : Ketidakeadekuatan/kelemahan system pendukung.

Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah,

dukungan/bantuan)

Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.

(Doenges, 2001)

K. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Nyeri b/d proses penyakit (kompresi / destruksi, jaringan saraf, infiltrasi

saraf, obstruksi jaringan saraf, inflamasi)

Tujuan : Nyeri hilang atau nyeri berkurang dengan k….

KH : 1. Klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang

2. klien tampak rileks tidak menahan nyeri

3. mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

Intervensi :

a. Kaji skala nyeri misal : lokasi, durasi, frekuensi dan intensitas

b. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri

c. Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : gosok punggung dan

aktivitas hiburan

d. Evaluasi penghilangan nyeri / kontrol

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

32

e. Evaluasi sadarai terapi tertentu, misal : pembedahan, radiasi,

kemoterapi

f. Kolaborasi : Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien

dan dokter berikan analgetik

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik,

konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional,

keletihan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan

KH : 1. BB stabil, tidak terdapat tanda malnutrisi

2. Pengungkapan pemohonan pengaruh individual pada

masukan adekuat

3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang

nafsu makan, peningkatan nafsu makan

Intervensi :

a. Pantau masukan makanan setiap hari

b. Ukur BB, TB, dan ketebalan kulit trisep

c. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan

masukan cairan adekuat, dorong penggunaan supplement dan makan

sedikit tapi sering

d. Kontrol faktor lingkungan, hindari terlalu manis, berlemak atau pedas

e. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia

f. Kolaborasi : tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-pertiwig0a... · berbentuk tubuler merupakan invaginasi dari epitel,

33

3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder

dan imunosupresi, malunutrisi, proses penyakit kronis

Tujuan : Tidak terjadi infeksi atau infeksi terhindar dengan

KH : 1. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk

mencegah / mengurangi resiko infeksi

2. Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada

waktunya

Intervensi :

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik, batasi pengunjung

yang mengalami infeksi tempatkan pada isolasi sesuai indikasi

b. Tekankan hygiene personal

c. Pantau suhu

d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi

e. Tingkatkan istirahat adekuat / periode latihan

f. Kolaborasi : Laboratorium : Jumlah granulosit dan trombosit sesuai

batas normal

g. Dapatkan kultur sesuai indikasi

h. Berikan antibiotik

(Carpenito, 2000)