44
46 BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP INVESTASI SEMI KELOLA DALAM PENGEMBANGAN AKOMODASI WISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Sebagai Bentuk Perdagangan Jasa 2.1.1 Pengertian Pariwisata Gareth Shaw dan Allan M. Williams menyatakan bahwa pariwisata merupakan kegiatan untuk tujuan bersantai. 48 Burkart dan Medlik menyatakan bahwa istilah pariwisata menunjuk pada perpindahan orang dalam waktu singkat dan bersifat sementara menuju suatu daerah tujuan yang berada di luar tempat tinggal maupun tempat ia bekerja sehari-hari. Burkart dan Medlik menyatakan: “Tourism denotes the temporary, short-term movement of people to destinations outside the places where they normaly live and work and their activities during the stay at the destinations.” 49 (Terjemahan: Pariwisata menunjukkan sementara, sebuah perpindahan manusia dengan jangka waktu singkat menuju tempat tujuan diluar tempat mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka, selama tinggal di tempat tujuan). Pengertian pariwisata menurut Burkart dan Medlik, mencakup unsur-unsur sebagai berikut: (a) orang yang melakukan perjalanan; (b) perjalanan yang merupakan perpindahan orang dari tempat tinggal dan tempat di mana biasanya 48 Shaw, Gareth and Williams, Allan M., 1994, Critical Issues in Tourism : A Geographical Perspective , Blackwell, hal. 6 49 Burkart and Medlik, Op.cit., hal. v

BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

  • Upload
    buikien

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

46

BAB II

TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP INVESTASI

SEMI KELOLA DALAM PENGEMBANGAN AKOMODASI WISATA

2.1 Pengertian Pariwisata Sebagai Bentuk Perdagangan Jasa

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Gareth Shaw dan Allan M. Williams menyatakan bahwa pariwisata

merupakan kegiatan untuk tujuan bersantai.48

Burkart dan Medlik menyatakan

bahwa istilah pariwisata menunjuk pada perpindahan orang dalam waktu singkat

dan bersifat sementara menuju suatu daerah tujuan yang berada di luar tempat

tinggal maupun tempat ia bekerja sehari-hari. Burkart dan Medlik menyatakan:

“Tourism denotes the temporary, short-term movement of people to destinations

outside the places where they normaly live and work and their activities during

the stay at the destinations.”49

(Terjemahan: Pariwisata menunjukkan sementara,

sebuah perpindahan manusia dengan jangka waktu singkat menuju tempat tujuan

diluar tempat mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka,

selama tinggal di tempat tujuan).

Pengertian pariwisata menurut Burkart dan Medlik, mencakup unsur-unsur

sebagai berikut: (a) orang yang melakukan perjalanan; (b) perjalanan yang

merupakan perpindahan orang dari tempat tinggal dan tempat di mana biasanya

48

Shaw, Gareth and Williams, Allan M., 1994, Critical Issues in Tourism : A

Geographical Perspective, Blackwell, hal. 6 49

Burkart and Medlik, Op.cit., hal. v

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

47

dia bekerja; (c) sifat sementara dan singkat dari perjalanan itu; (d) daerah tujuan

yang menjadi tujuan perjalanan; dan (e) kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan

selama tinggal di daerah tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa pengertian

pariwisata yang dikemukakan oleh Burkat dan Medlik mengandung unsur

perdagangan jasa. Para penyedia jasa, seperti: (1) jasa angkutan yang menjadi

media perpindahan orang dari daerah asalnya menuju daerah tujuannya berwisata;

(2) jasa pengurusan keberangkatan atau perpindangan itu; (3) jasa boga untuk

memenuhi kebutuhan makan dan minuman orang yang melakukan perjalanan,

baik sepanjang perjalanan maupun pada daerah tujuannya; serta (4) jasa

akomodasi untuk melayani kebutuhan akomodasi orang yang melakukan

perjalanan, baik sepanjang perjalanan maupun ketika ia berada di daerah

tujuannya.

Pergerakan orang demikian itu, serta jasa yang disediakan selama proses

perpindahan dan selama ia tinggal di daerah tujuannya merupakan suatu kegiatan

ekonomi, yaitu kegiatan penyediaan jasa oleh pihak penyedia jasa dan kegiatan

mengonsumsi atau menikmati jasa oleh pihak konsumen jasa, dalam hal orang

yang melakukan perjalanan atau kegiatan wisata. Kegiatan penyediaan jasa

pariwisata merupakan sumber pendapatan bagi para penyedia jasa, baik yang

menyediakan jasa selama proses perjalanan maupun selama wisatawan berada di

daerah tujuan wisata.

International Association of Scientific Experts in Tourism (AIEST)

menyatakan bahwa “Tourism is the sum of the phenomena and relationships

arising from the travel and stay of non-residents, in so far as they do not lead to

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

48

permanent residence and are not connected with any earning activity.”50

(Terjemahan: Pariwisata adalah akibat dari peristiwa dan suatu hubungan yang

timbul dari perjalanan wisata dan menetap di bukan rumah tinggal mereka,

sepanjan mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak terhubung dengan

kegiatan mereka sehari-hari). Definisi ini lebih mengacu pada peristiwa atau

kegiatan pariwisata itu. Pariwisata diartikan sebagai keseluruhan fenomena

(aktivitas) dan memiliki ikatan dengan perjalanan dan menetapnya para “bukan

penduduk” (wisatawan), yang lebih jauh dikategorikan sebagai penduduk

sementara serta tidak memiliki kaitan dengan kegiatan sehari-hari yang terjadi di

tempat tujuan wisata. Berdasarkan definisi AIEST tersebut maka hal terpenting

dari pariwisata adalah (1) mengenai tujuannya, apakah bertujuan untuk bisnis

ataupun liburan; (2) mengenai jangka waktu menetapnya (the terms of length of

stay at a particular dedstination); serta (3) Mengidentifikasi seseorang dalam

bagian dari suatu peristiwa (to recognize particular situations) seperti dalam

perjalanan pelayaran (sea cruises) dan transit di sebuah negara (transit traffic).

United Nations World Tourism Organization (selanjutnya disebut

UNWTO)51

, yang merupakan sebuah organisasi dunia di bidang pariwisata yang

bertanggung jawab dengan berbagai kegiatan pariwisata dunia serta promosi-

promosi di bidang pariwisata, mendefinisikan tourism sebagai berikut:

50

Ibid., hal. 41 51

UNWTO, 2010, (cited 2015 February 15th

), available from : URL

http://www2.unwto.org/. UNWTO merupakan organisasi dunia bidang pariwisata yang

bertanggung jawab dengan berbagai kegiatan pariwisata dunia serta promosi-promosi di bidang

pariwisata.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

49

“Tourism comprises the activities of persons traveling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one consecutive

year for leisure, business and other purposes not related to the exercise of

an activity remunerated from within the place visited…..”

(Terjemahan: Pariwisata mengacu pada kegiatan para wisatawan dan menetap

diluar tempat tinggal mereka sehari-hari dan tidak lebih dari satu tahun untuk

tujuan berlibur, bisnis dan tujuan lainnya dimana kegiatan ini tidak membayar

para wisatawan selama mereka di tempat wisata).

Pengertian tersebut lebih menekankan jangka waktu perjalanan atau

tinggalnya seseorang pada suatu daerah tujuan yang berbeda dengan tempat

tinggal biasanya dan mempertegas tentang makna pariwisata, yaitu suatu kegiatan

untuk beristirahat, tidak termasuk kegiatan bisnis dan tujuan lainnya. Mengenai

masa tinggal, UNWTO menggunakan batas waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Pengertian ini mempertegas esensi kegiatan pariwisata dibandingkan dengan

kegiatan lainnya. UNWTO juga menegaskan kembali unsur orang-orang

melakukan perjalanan wisata dan unsur menetap di daerah di luar lingkungan

mereka tinggal.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan

perdagangan jasa. Adanya penawaran dan permintaan yang tinggi dari para

konsumen jasa menunjukkan bahwa sektor perdagangan jasa pariwisata termasuk

kegiatan perekonomian yang dapat menghasilkan keuntungan (profit) yang tinggi.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

50

2.1.2 Pengertian dan Konsep Perdagangan Jasa Pariwisata

Perdagangan atau perniagaan merupakan kegiatan tukar menukar barang,

jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan.52

Konsep perdagangan dalam

bidang ekonomi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan

menggunakan alat tukar resmi. Alat tukar resmi yang kini digunakan adalah uang.

Pengertian jasa secara umum adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan sejumlah

interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik namun tidak

menghasilkan transfer kepemilikan.53

Bussiness Directory menyatakan bahwa pengertian jasa atau service

adalah ”……intangible products such as accounting, banking, cleaning,

consultancy, education, insurance, expertise, medical treatment, or

transportation”.54

(Terjemahan: … Produk tidak berwujud seperti bidang

akuntansi, perbankan, kebersihan, konseling, pendidikan, asuransi, keahlian,

bidang kedokteran maupun transportasi).

52

Wikipedia, (cited 2015 February 16th

), available from : URL

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan 53

Wikipedia, (cited 2015 February 16th

), available from : URL

http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa 54

Anonim, 2010, (cited 2015, February 18), available from : URL

http://www.businessdictionary.com/definition/services.html

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

51

Jasa merupakan bagian utama dari penjualan. Jasa merupakan salah satu

komponen utama dalam kegiatan ekonomi dimana komponen utama lainnya

adalah barang. Jasa akan disertakan dan dihitung menjadi satu dengan nilai suatu

barang, seperti dalam pengiriman paket ataupun surat. Jasa memiliki empat

karakteristik utama, yaitu (1) tidak berwujud; (2) memiliki banyak variasi; (3)

tidak dapat dipisahkan dengan konsumen; dan (4) tidak tahan lama.

Jasa merupakan salah satu sektor utama perekonomian Indonesia. Saat ini

seluruh lapisan kehidupan masyarakat tidak bisa hidup tanpa adanya jasa, seperti

jasa di bidang transportasi, komunikasi, keuangan, pendidikan dan sebagainya.

Dikarenakan sifat jasa yang tidak berwujud (intangible) maka jasa

diperdagangkan dengan beberapa cara, salah satunya adalah melalui perdagangan

jasa yang dilakukan oleh konsumen dengan cara melakukan perjalanan wisata ke

luar negeri serta konsumen berstatus bukan penduduk, dimana mereka

mengonsumsi jasa.

Perdagangan jasa atau trade in services merupakan serangkaian kegiatan

yang terdiri dari pemasok jasa (supplier) yang bertanggung jawab dalam

menyediakan berbagai macam jasa untuk para konsumen jasa dan para supplier

bertanggung jawab untuk menyalurkannya kepada pengguna jasa (konsumen jasa,

turis) tersebut.55

Kegiatan perdagangan jasa semacam ini tentunya akan tetap

menggunakan prinsip transaksi bisnis pada umumnya dimana akan tetap ada

kegiatan transaksi pembayaran (payment system) dalam kegiatan ini berdasarkan

55

Ida Bagus Wyasa Putra, 2010, “Fungsi Hukum Dalam Pengaturan Pariwisata Sebagai

Bentuk Perdagangan Jasa: Inkonsistensi Konsep Dalam Kebijakan Pariwisata dan Penyerapan

General Agreement on Trade In Services Dalam Pengaturan Perdagangan Jasa Pariwisata

Internasional Indonesia”, Disertasi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, hal. 415

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

52

kesepakatan masing-masing pihak. Pariwisata yang merupakan bentuk

perdagangan jasa tentunya memiliki sistem tersendiri. Sistem perdagangan jasa

tersebut adalah adanya sistem transaksi yang dilakukan oleh komponen

perdagangan jasa pariwisata dimana transaksi ini dilakukan antara penyedia jasa

(supplier) dengan pemakai jasa (consumer, konsumen, wisatawan).

Bentuk komponen penyedia jasa (supplier) memiliki tujuan untuk

memberikan ciri mengenai jenis jasa yang ada untuk selanjutnya ditawarkan

kepada konsumen jasa melalui transaksi jasa pariwisata.56

Jasa-jasa yang

ditawarkan para penyedia jasa kepada pemakai jasa umumnya merupakan jasa-

jasa yang memang dibutuhkan para pemakai jasa selama mereka berada di daerah

wisata. Adapun beberapa jenis jasa yang umum ditawarkan yaitu (a) jasa angkutan

wisata (transportation); (b) jasa akomodasi (accommodation); (c) jasa boga (food

and restaurant services); (d) jasa atraksi-atraksi wisata (tourism attractions); (e)

jasa informasi wisata (tourism information services).57

Adanya hubungan yang tidak terpisahkan antara supplier dengan

consumer dikaitkan dengan hubungan antara keduanya. Penyedia jasa (supplier)

melakukan penawaran kepada pihak konsumen (consumer, tourists, visitors).

Selanjutnya pihak konsumen akan melakukan penerimaan dari penawaran yang

dilakukan supplier. Setelah mencapai kesepakatan antarpihak, maka selanjutnya

akan dituangkan kedalam sebuah perjanjian yang selanjutnya berlaku untuk

memenuhi kewajiban dan hak yang harus mereka laksanakan.

56

Ibid. 57

Ibid.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

53

2.2 Akomodasi Pariwisata Sebagai Komponen Jasa Pariwisata Primer

2.2.1 Akomodasi Wisata

Akomodasi wisata merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan

wisatawan yang sedang berwisata. Para wisatawan cenderung membutuhkan

akomodasi yang memiliki beragam varian harga maupun macamnya. Bentuk

akomodasi primer yang dibutuhkan wisatawan yaitu adanya tempat untuk

menginap saat mereka melakukan perjalanan wisata. Setzer Munavizt58

menyatakan bahwa “Akomodasi adalah sesuatu yang disediakan untuk memenuhi

kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang

yang bepergian.” Lebih jauh Munavizt menyatakan bahwa akomodasi wisata

dapat berupa tempat dimana wisatawan dapat beristirahat, menginap, mandi,

makan, minum serta menikmati jasa pelayanan yang disediakan.

Kegiatan pariwisata yang didasari kegiatan bisnis disebut dengan

akomodasi komersil.59

Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan

mencari keuntungan dengan menawarkan barang maupun jasa kepada wisatawan

untuk mendapatkan keuntungan (profit). Setzer Munavizt menyatakan, terdapat

beberapa jenis akomodasi wisata yang biasa dipakai untuk tujuan komersil, yaitu :

a) Hotel

Hotel kembali dibagi menjadi empat berdasarkan jumlah kamarnya yaitu (1)

hotel kecil yaitu hotel yang memiliki kurang dari dua puluh lima kamar , (2)

hotel sedang yaitu hotel yang memiliki kapasitas lebih dari duapuluh lima

kamar dan kurang dari seratus kamar, (3) Hotel menengah yaitu hotel yang

memiliki seratus kamar dan kurang dari tiga ratus kamar; serta (4) hotel

besar yaitu hotel yang memiliki lebih dari tiga ratus kamar.

b) Motel (motor hotel)

58

Setzer Munavizt, 2009, (cited 2015 March 4th

), available from : URL

http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-akomodasi-pariwisata.html 59

Ibid.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

54

Penginapan yang didesain bagi mereka yang sedang bepergian jauh

(biasanya motel ini terletak di jalur highway di Amerika Serikat) dan harus

memiliki fasilitas parkir kendaraan bermotor (private garage) dan juga akses

yang mudah menuju highway.

c) Hostel (Youth Hostel)

Merupakan sarana akomodasi yang diminati anak muda dan disediakan bagi

mereka yang bepergian serta memiliki tarif yang murah serta dengan

fasilitas yang terkesan seadanya.

d) Cottage dan Bungalow

Cottage merupakan akomodasi yang cukup banyak disediakan di kawasan

pariwisata yang memiliki pantai. Bangunan cottage biasanya terpisah satu

sama lain dan dekat dengan pantai. Bungalow lebih mengacu pada

bangunan-bangunan yang disediakan di kawasan dataran tinggi dan

disewakan untuk keluarga maupun aktivitas semiformal maupun formal,

seperti rapat, pesta, seminar maupun lokakarya.

e) Inn

Biasanya terdapat di sebuah daerah yang menjadi penghubung dua kota

besar. Inn memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk sebuah akomodasi

dimana pihak Inn menyediakan penginapan, makanan-minuman dan

pelayanan umum lainnya. Para tamu Inn biasanya hanya beristirahat selama

2 atau 3 jam sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

f) Guest House

Guest house merupakan jenis akomodasi yang biasanya dimiliki oleh

instansi pemerintahan maupun swasta, perusahaan (company). Guest house

ini digunakan oleh pemiliknya sebagai tempat untuk para tamu mereka yang

sedang menginap. Guest house yang dimiliki pemerintah akan menanggung

semua biaya akomodasi tamunya, namun guest house yang dimiliki

perusahaan swasta yang disewakan kepada tamunya semata-mata untuk

mencari keuntungan saja; dan

g) Condominium Hotel (Condotel)

Condominium hotel merupakan bangunan yang dimiliki oleh beberapa

pengusaha properti dan bangunan tersebut dapat dijual maupun disewakan

untuk pengusaha maupun perusahaan yang bergerak di bidang lainnya.

Akomodasi wisata menurut Burkart dan Medlik mengacu pada dua

komponen yang tidak terpisahkan. Dua komponen tersebut adalah adanya

penawaran dan permintaan. Hal ini menunjukkan bahwa akomodasi wisata

mengacu pada siapa yang melayani kebutuhan turis atau konsumen jasa

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

55

pariwisata. Akomodasi wisata menurut Burkart dan Medlik dibagi menjadi empat

kategori60

, yaitu :

a) Akomodasi jasa (service accommodation), merupakan akomodasi

berbentuk jasa termasuk hotel, apartemen, guest house, dan boarding

house;

b) Akomodasi self-catering (self-catering accommodation), merupakan

akomodasi yang mengharuskan para konsumennya untuk menyiapkan

makanannya sendiri, seperti kegiatan berkemah (camping), caravans,

ruangan yang disewa (rented flats) dan rumah (houses);

c) House of friends and relatives, dalam hal ini akomodasi tidak

membutuhkan biaya karena akomodasi telah disediakan oleh teman,

kerabat maupun keluarga di daerah tujuan; dan

d) Akomodasi lain-lain (other accommodations) termasuk di dalamnya

hostels, youth hostels, boats, dan lain-lain.

Wikitravel61

mengartikan akomodasi (accommodation) sebagai “A

concern of every traveler, whether looking to place for a tent or a luxury suite in a

fancy resort.” (Terjemahan: Akomodasi wisata merupakan hal yang menjadi

masalah utama yang harus dipersiapkan oleh para wisatawan, seperti misalnya

mencari tempat untuk berkemah maupun tinggal di sebuah kamar yang mewah di

sebuah tempat peristirahatan yang nyaman). Tentunya mereka harus melakukan

pemesanan (booking) terlebih dahulu melalui prosedur internet, agen perjalanan

(travel agent) maupun melalui telepon yang ditawarkan oleh penyedia jasa

akomodasi wisata. Bentuk-bentuk akomodasi wisata menurut Wikitravel yaitu (a)

hostels; (b) hotels; (c) capsule hotels; (d) bed & breakfasts and guesthouses; (e)

camping; dan (f) villas.62

60

Burkart and Medlik, op.cit. hal. 140 61

Wikitravel, 2015, (cited 2015 March 12th

), available from : URL :

http://wikitravel.org/en/Travel_accommodation 62

Ibid.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

56

Undang-Undang Kepariwisataan yang mengatur tentang mekanisme

pelaksanaan kegiatan pariwisata di Indonesia mengatur tentang usaha-usaha yang

dapat dilakukan di bidang pariwisata. Tidak diaturnya pengertian tentang

akomodasi wisata dalam Undang-Undang Kepariwisataan membuatnya tidak

adanya pengertian akomodasi wisata tersebut. Aturan yang melandasi pentingnya

pengadaan jasa akomodasi wisata terdapat pada Pasal 14 UU Kepariwisataan

mengenai usaha-usaha wisata. Usaha-usaha yang diatur pada Pasal 14 Ayat (1)

menyebutkan bahwa : “Usaha pariwisata meliputi : (a) daya tarik wisata; (b)

kawasan pariwisata; (c) jasa transportasi wisata; (d) jasa perjalanan wisata; (e)

jasa makanan dan minuman; (f) penyediaan akomodasi; (g) penyelenggaraan

kegiatan hiburan dan rekreasi; (h) penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi, dan pameran; (i) jasa informasi pariwisata; (j) jasa konsultan

pariwisata; (k) jasa pramuwisata, (l) wisata tirta; dan (m) spa.” Penyediaan

akomodasi sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal 14 Ayat (1) huruf (a) UU

Kepariwisataan tersebut menunjukkan bahwa penyediaan akomodasi wisata

merupakan hal yang perlu disediakan oleh penyedia jasa pariwisata bagi

wisatawan untuk menunjang kegiatan wisatawan selama berlibur di tujuan wisata

mereka.

Kegiatan pariwisata yang mencakup berbagai hal penting membutuhkan

pengaturan tersendiri. Sebagaimana diketahui bahwa UU Kepariwisataan belum

mengatur secara tegas mengenai pengelolaan akomodasi wisata dengan bentuk

semi kelola (return on investment). Komponen-komponen yang belum diatur

tersebut, termasuk komponen akomodasi wisata dengan sistem semi kelola,

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

57

seharusnya dapat segera diatur dengan peraturan menteri, sebagaimana pada Pasal

14 Ayat (2) UU Kepariwisataan yang menyatakan bahwa “Usaha pariwisata lain

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur dengan peraturan menteri.” Namun

hingga saat ini belum ada peraturan yang mengatur mengenai investasi di bidang

akomodasi wisata semi kelola dengan model ROI, baik dari sisi investasi maupun

pariwisata.

2.2.2 Akomodasi Wisata sebagai Komponen Jasa Pariwisata Primer

Kegiatan yang berkaitan dengan penawaran dan perdagangan dalam

bentuk jasa di Indonesia merupakan hal yang sudah seharusnya terjadi. Hal ini

merupakan usaha perdagangan jasa yang memang dapat dilakukan secara

berkelanjutan di Indonesia. Usaha-usaha di bidang pariwisata dalam bentuk jasa

(perdagangan jasa) merupakan sebuah sistem.63

Pariwisata yang merupakan sebuah sistem ini terdiri dari dua bentuk

sistem yaitu sistem internal (internal system) dan sistem eksternal (external

system).64

Sistem menurut Henry Frat Fairchild dan Eric Kohler sebagaimana

dikutip dari buku karangan Inu Kencana Syafiie dan Azhari, bahwa “Sistem

adalah suatu rangkaian yang saling kait mengait antarbeberapa bagian sampai

kepada bagian yang paling kecil, bila suatu bagian atau subbagian terganggu maka

bagian yang lain juga ikut merasakan ketergantungan tersebut.”65

63

Ida Bagus Wyasa Putra, Op.cit., hal. 417 64

Seaton, et.all, 1994, Tourism : The State of The Art, Wiley, New York, hal. 22 65

Inu Kencana Syafiie dan Azhari, 2006, Sistem Politik Indonesia, PT Refika Aditama,

Bandung, hal. 13

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

58

Pengertian sistem menurut Poerwadarminta sebagaimana dikutip dari

sumber literatur yang sama menyatakan bahwa “Sistem merupakan sekelompok

bagian-bagian, yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.

Apabila salah satu bagian saja yang rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya

maka maksud yang hendak dicapai tidak dapat terpenuhi atau setidak-tidaknya

sistem yang sudah terwujud akan mendapatkan gangguan.”66

Pamudji juga

memberikan sebuah pengertian tentang sistem, dimana “Sistem adalah suatu

kebulatan dan keseluruhan yang komplek dan terorganisir, dimana suatu

himpunan atau perpaduan antara hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk

suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek dan utuh.” 67

Pengertian sistem diartikan pula oleh Prajudi dimana “Sistem adalah suatu

jaringan daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut

skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari

suatu usaha atau urusan.”68

Berdasarkan pada pengertian-pengertian sistem

tersebut, maka sistem merupakan suatu jaringan, kebulatan, keseluruhan yang

saling berkaitan, membentuk suatu pola yang berfungsi untuk menggerakkan

suatu fungsi dan suatu sistem dapat menjadi tidak berfungsi apabila salah satu

bagiannya rusak atau hilang.

Sistem internal atau internal system di bidang pariwisata adalah sistem

yang berkaitan dengan pariwisata yang terdiri dari : (1) pemasok jasa, penyedia

jasa (supplier); (2) jasa-jasa yang dipasok; (3) pemakai jasa pariwisata (consumer,

66

Ibid. 67

Ibid., hal. 14 68

Ibid.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

59

tourists, visitors). Ketiga bagian dari sistem internal di bidang pariwisata ini

memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan untuk membantu menjalankan

kegiatan pariwisata agar tetap berlangsung dengan semestinya. Penawaran dan

permintaan terjadi apabila adanya interaksi. Interaksi yang dilakukan dalam

bidang pariwisata biasanya terjadi antara (1) penyedia jasa dengan pemakai jasa

(the interactions between the supplier and the consumer); dan (2) antarpenyedia

jasa (between the suppliers).

Apabila mengonstruksikan sistem internal dan dikaitkan dengan kegiatan

perdagangan jasa di Indonesia maka akan melibatkan komponen-komponen dari

sistem internal. Komponen ketiga dalam sistem internal pariwisata, yaitu pemakai

jasa pariwisata (consumers, tourists, visitors), terdiri dari pemakai jasa pariwisata

internasional dan domestik, dimana para pemakai jasa tersebut membutuhkan

komponen kedua dari sistem internal pariwisata, yaitu jasa-jasa yang dipasok oleh

penyedia jasa. Bentuk-bentuk jasa yang dipasok oleh penyedia jasa ada 7 (tujuh)

jenis69

, yaitu (1) penyedia jasa transportasi; (2) penyedia jasa penginapan; (3)

penyedia jasa boga; (4) penyedia jasa keagenan; (5) penyedia jasa atraksi wisata;

(6) penyedia jasa pariwisata baru yang baru berkembang; jasa pengorganisasian

konvensi; dan (7) penyedia jasa yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

pariwisata, seperti jasa dokumentasi, penukaran uang (money changer), asuransi

(insurance), dan lain-lain. Pemenuhan permintaan dari pihak pemakai jasa

pariwisata terhadap jasa-jasa yang dipasok dari para penyedia jasa pariwisata

inilah yang akan menjadi landasan untuk mereka melakukan interaksi

69

Ida Bagus Wyasa Putra, Op.cit., hal. 419

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

60

sebagaimana tersebut diatas. Berdasarkan pada komponen-komponen dalam

sistem internal tersebut maka akomodasi, yaitu dalam konteks ini merupakan

akomodasi wisata, merupakan bagian dari sistem internal internal (internal

system) yang berperan penting dalam kegiatan pariwisata.

Sistem kedua dalam perdagangan jasa pariwisata adalah sistem eksternal

(external system). Sistem eksternal memiliki pengaruh yang besar untuk sistem

internal karena sistem eksternal bertujuan agar komponen-komponen yang ada

pada sistem internal berfungsi secara berlanjut. David P. Baron menyatakan

bahwa sistem eksternal merupakan lingkungan bisnis (environment of business)70

.

Lingkungan bisnis yang terdiri dari (1) lingkungan pasar (business

environment) dan (2) lingkungan nonpasar (non-market environment) telah

terbentuk dan bergerak yang disebabkan adanya sebuah hubungan, keterikatan,

relasi (relation) satu sama lain secara langsung. Hubungan, keterikatan atau relasi

yang dimaksud adalah hubungan langsung dengan bisnis yang sedang dilakukan.

Relasi yang terbentuk ini disebabkan oleh adanya ikatan-ikatan dalam bidang

bisnis, terutama di bidang perdagangan, yang diselenggarakan berdasarkan

perjanjian dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Bisnis ini dilakukan oleh

para pelaku bisnis dengan pelaku bisnis pendukung. Bentuk-bentuk pelaku bisnis

pendukung, antara lain firma, penyedia barang atau jasa (supplier) dan konsumen.

Bentuk lingkungan bisnis nonpasar (non-market environment) adalah

lingkungan bisnis yang terdiri dari beberapa komponen diluar komponen bisnis

dan perdagangan. Komponen lingkungan bisnis nonpasar yaitu (1) komponen

70

P. Baron, David, 2003, Business and Its Environment, Upper Saddle River, New

Jersey, hal. 2

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

61

sosial; (2) komponen budaya; (3) komponen politik; (4) komponen hukum; dan

(5) komponen lingkungan hidup. Sistem internal dan sistem eksternal di bidang

pariwisata ini memiliki sifat ketergantungan yang besar antarsistemnya.

Ketergantungan tersebut dapat dilihat dari pemberian kontribusi dari sistem

internal terhadap sistem eksternal. Demikian juga dengan sistem eksternal yang

turut berperan untuk menentukan kehidupan dari sistem internal.

Adanya hubungan atau korelasi antara sistem internal dan sistem eksternal

di bidang pariwisata memunculkan inti dari kedua sistem ini. Inti dari sistem

internal adalah sistem perdagangan jasa pariwisata, sedangkan inti dari sistem

eksternalnya adalah lingkungan bisnis pariwisata. Sistem internal dan sistem

eksternal ini kemudian membentuk kesatuan yang tersusun secara bertingkat dan

saling menunjukkan ketergantungan.

2.3 Pengertian dan Konsep Investasi Langsung Sebagai Sumber Daya

Ekonomi Dalam Perdagangan Jasa Pariwisata

2.3.1 Pengertian Investasi Langsung

Investasi merupakan kegiatan penanaman modal dalam bentuk uang

maupun modal lainnya. Investasi memiliki pengertian yang luas dan mencakup

investasi langsung (direct investment) dan investasi tidak langsung (portofolio

investment).71

Berkaitan dengan penanaman modal di bidang akomodasi wisata

maka investasi yang digunakan adalah bentuk investasi langsung (direct

investment).

71

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, 2009, Hukum Investasi & Pasar Modal, Sinar

Grafika, Jakarta, hal. 3

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

62

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman menyatakan bahwa investasi

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pribadi maupun badan hukum dan

berkeinginan untuk meningkatkan nilai modalnya, baik dalam bentuk mata uang,

peralatan, aset tidak bergerak, hak kekayaan intelektual dan keahlian tertentu.72

Kegiatan investasi ditujukan untuk meningkatkan modal dan bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan yang besar.

Pengaturan investasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25

tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Pasal 1 angka 1 UU PM

menyatakan bahwa “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.” Pengertian

mengenai penanam modal menurut Pasal 1 angka 4 UU PM menyatakan bahwa

“Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan

penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam

modal asing.” Berdasarkan pengertian penanam modal menurut UU PM, maka

seseorang maupun badan usaha berbentuk badan hukum yang dapat menanamkan

modalnya di Indonesia adalah penanam modal yang berasal dari Indonesia dan

juga penanam modal luar negeri (penanam modal asing).

Hal penting dalam kegiatan investasi adalah modal (capital) yang ditanam

oleh para investor. Pengaturan tentang modal diatur dalam Pasal 1 Angka 9 UU

PM tentang modal, dimana “Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk

lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai

72

Ibid.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

63

ekonomis. Modal terdiri dari modal asing dan modal dalam negeri yang masing-

masing diatur dalam Pasal 1 Angka 8 dan Pasal 1 angka 9 UU PM. Aturan

mengenai penanam modal asing pada Pasal 1 angka 8 tentang modal asing yaitu

“Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga

negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum

Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.”

Dijabarkan dalam Pasal 1 angka 9 bahwa “Modal dalam negeri adalah modal yang

dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, perseorangan Warga Negara Indonesia,

atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.”

Modal asing dan modal dalam negeri yang diatur dalam UU PM inilah yang

berperang penting dalam pergerakan ekonomi dan bisnis di Indonesia.

Investasi langsung (direct investment) merupakan bentuk investasi jangka

panjang. Pengertian investasi langsung atau direct investment dalam konteks

investasi langsung yang dilakukan oleh pihak asing atau foreign direct investment

dalam Pasal 1 Cartagena Agreement sebagaimana dikutip dari buku Hukum dan

Ekonomi karangan T. Mulya Lubis yang diartikan sebagai “Foreign direct

investment is contribution coming from abroad, owned by foreign individuals or

corcerns to the capital of an enterprise must be freely convertible currencies,

industrial plants, machinery or equipment with the right to re-export their value

and to remit profit abroad. Also considered as direct foreign investment are those

investments in local currency originating from resources which have the right to

be remitted abroad.”73

Berdasarkan pada pernyataan Pasal 1 Cartagena

73

T. Mulya Lubis, 1987, Hukum dan Ekonomi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hal. 31.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

64

Agreement tersebut, dijelaskan bahwa investasi asing langsung adalah penanaman

modal yang dikontribusi langsung oleh pihak asing, dimiliki oleh perseorangan

(warga negara) asing maupun mengacu pada modal perusahaan yang dapat

diinvestasikan di bidang perencanaan industri, mesin maupun peralatan dengan

aturan-aturan untuk mengembalikan dana mereka dan untuk meningkatkan

keuntungan investor asing. Investasi asing langsung juga diartikan sebagai

investasi yang menggunakan mata uang negara tempat berinvestasi yang tetap

memiliki hak untuk disetorkan kepada pihak asing.

Kegiatan di bidang apapun yang memerlukan bantuan modal dan terkait

dengan investasi, memiliki resiko yang dapat mengakibatkan berkurangnya nilai

modal. Modal yang memiliki peranan penting bagi pelaksanaan kegiatan bisnis

dan menjalankan usaha. Peranan modal lainnya adalah untuk mendapatkan

keuntungan bagi perusahaan maupun usaha yang dilakukan serta mengembalikan

besaran modal yang dikeluarkan. Terdapat beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan sebelum melakukan kegiatan investasi74

, seperti: (a) faktor

risiko; (b) rentang birokrasi; (c) transparansi dan kepastian hukum; (d) alih

teknologi; (e) jaminan dan perlindungan investasi; (f) ketenagakerjaan; (g)

ketersediaan infrastruktur; (h) sumber daya alam; (i) akses pasar; (j) insentif

perpajakan; dan (k) penyelesaian sengketa yang efektif.

Risiko penanaman modal (Country Risk) merupakan faktor yang dominan

ditemukan dalam kegiatan penanaman modal. Faktor ini berasal dari aspek

stabilitas politik dan keamanan yang dapat menimbulkan risiko menanam modal.

74

Ida Bagus Rahmadi Supancana, Op.cit., hal. 4

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

65

Stabilitas politik dan keamanan negara tempat investasi berbanding lurus dengan

risiko kegagalan investasi. Beberapa aspek lain yang juga mendapat perhatian

yang besar dari calon investor, antara lain: (1) aspek kebijaksanaan; (2) aspek

ekonomi; (3) aspek neraca pembayaran dan hutang luar negeri; dan (4) aspek

jaminan kepastian hukum dan penegakan hukum. Aspek jaminan kepastian

hukum dan penegakan hukum menjadi perhatian calon investor. Dalam kasus

Indonesia, salah satu faktor penyebab kemerosotan investasi langsung adalah

tidak adanya jaminan kepastian hukum.75

Rentang Investasi (Red Tape) atau birokrasi yang panjang biasanya

memunculkan situasi kurang kondusif bagi kegiatan investasi dan mengurungkan

niat calon investor untuk menanamkan modalnya. Waktu yang lama akan

mengakibatkan usaha menjadi tidak dapat dikerjakan dengan maksimal.

Transparansi dalam pelaksanaan investasi, baik dari segi aturan dan tata

cara pelaksanaan investasi menciptakan kepastian hukum. Kepastian hukum

memudahkan investor mudah memprakirakan risiko yang akan dihadapi. Tidak

adanya transparansi dan kepastian hukum membuat calon investor bingung

dengan biaya mahal yang harus dikeluarkan, yang cenderung membingunkan

calon investor. Salah satu contohnya adalah daftar skala prioritas yang sering

berubah-ubah di bidang penanaman modal.76

75

Ida Bagus Rahmadi Supancana, Op.cit., hal. 5 76

Jeffrey A. Winters, 1999, Power In Motion, Modal Berpindah, Modal Berkuasa,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hal. 273

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

66

Sulitnya mengalihkan teknologi dari negara calon investor asing dapat

mengurangi minat penanam modal.77

Sebuah kegiatan usaha yang berupaya untuk

menghasilkan suatu teknologi baru biasanya membutuhkan biaya yang tidak

sedikit dan para calon investor menginginkan alih teknologi dari negara mereka

karena teknologi tersebut yang menjadi modal utama untuk mengembangkan

usahanya. Jangka waktu yang panjang biasanya menjadi pertimbangan juga bagi

para calon investor sehingga calon investor akan mempertimbangkan untuk

mencari perusahaan-perusahaan dari negara yang memiliki kelonggaran dalam

pengaturan alih teknologi tersebut.

Jaminan dan Perlindungan Investasi78

merupakan faktor yang diperhatikan

oleh calon investor. Calon investor menginginkan adanya jaminan dan

perlindungan investasi dalam kaitannya dengan adanya hal-hal yang tidak

diinginkan seperti kerusuhan, penyitaan (confiscation), maupun pengambilalihan.

Calon investor pun menginginkan jaminan tentang penarikan keuntungan (profit

remmitance).

Kondisi ketenagakerjaan79

merupakan faktor penting. Ketersediaan tenaga

kerja yang terampil dan memiliki kemampuan di bidangnya merupakan faktor

yang sangat diperhatikan bagi calon investor. Terhadap investasi asing langsung

terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul, yaitu : (1) adanya

pelanggaran ijin kerja tenaga kerja asing; (2) keterampilan dan produktivitas

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dianggap masih rendah; dan (3) kuantitas TKI yang

77

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit. 78

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit. 79

Ida Bagus Rahmadi Supancana, op.cit., hal 7

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

67

sangat besat namun tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.

Ketersediaan infrastruktur80

yang memadai memiliki peran yang sangat penting

dalam menunjang kegiatan investasi. Infrastruktur transportasi, sarana komunikasi

dan energi juga menjadi pertimbangan penting para calon investor demi

kelancaran usaha dan produksi.

Keberadaan Sumber Daya Alam81

di suatu negara juga menjadi faktor

penentu bagi calon investor dalam melakukan investasi. Negara-negara yang

memiliki sumber daya alam yang besar akan menjadi tujuan utama mereka untuk

berinvestasi. Akses Pasar82

yang besar juga tujuan utama investor. Terbukanya

akses pasar akan mendatangkan produk yang dihasilkan dari suatu usaha,

misalnya di bidang industri. Insentif Perpajakan83

merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Insentif di bidang

perpajakan tentu akan membantu biaya produksi yang nantinya mampu untuk

meningkatkan keuntungan dari investasi tersebut.

Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Efektif84

merupakan komponen

yang selalu menjadi pertimbangan utama investor. Kegiatan investasi harus diikuti

dengan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif. Mekanisme penyelesaian

sengketa ini melingkupi (1) adanya forum penyelesaian sengketa; (2) efektifitas

berlakunya hukum yang diterapkan dalam sengketa tersebut; dan (3) efektifitas

dari pelaksanaan putusan apabila terjadi sengketa. Adanya penyelesaian sengketa

yang efektif ini akan menjamin kepastian hukum, meningkatkan niat para investor

80

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit. 81

Ida Bagus Rahmadi Supancana, op.cit., hal 8 82

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit. 83

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit. 84

Ida Bagus Rahmadi Supancana, loc.cit.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

68

untuk berinvestasi serta menghindari para investor yang berupaya untuk

melakukan relokasi atau pelarian modal ke negara lain.

2.3.2 Konsep Modal Sebagai Sumber Daya Ekonomi dalam Perdagangan

Jasa Pariwisata

Kegiatan penanaman modal atau investasi bertujuan untuk mendapatkan

nilai lebih dari hasil investasi serta bertujuan untuk mengembalikan nilai investasi

yang telah dilakukan. Investasi juga merupakan salah satu sumber daya ekonomi.

Selain investasi, dimana modal merupakan salah satu bagian dari sumber daya

ekonomi, maka sumber daya ekonomi lainnya terdiri dari (1) sumber daya

manusia; (2) sumber daya manusia; (3) sumber daya kewirausahaan; serta (4)

sumber daya modal.

Kegiatan bisnis, khususnya di bidang perdagangan, merupakan kegiatan

usaha yang memiliki prospek keberlanjutan. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan

masing-masing aspek sumber daya ekonomi di Indonesia. Sumber daya ekonomi

digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang berupa barang dan jasa.

Berkaitan dengan konteks bisnis pariwisata maka keempat aspek sumber daya

ekonomi tersebut memiliki peranan yang penting, terutama sumber daya modal.

Sumber daya modal dalam kegiatan bisnis perdagangan jasa pariwisata,

khususnya di bidang akomodasi jasa wisata menjadi salah satu aspek penting.

Akomodasi jasa wisata membutuhkan investasi dalam bentuk modal yang sangat

besar karena usaha di bidang akomdasi jasa wisata memerlukan sarana dan

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

69

prasarana untuk menyewa lokasi, mendirikan bangunan akomodasi, maupun

memasarkannya. Kegiatan inilah yang menjadi alasan pentingnya sumber daya

modal dalam kegiatan perdagangan jasa pariwisata di Indonesia.

Kegiatan bisnis pariwisata membutuhkan modal dari para investor. Modal

yang dibutuhkan ini berasal dari tiga macam modal85

, yaitu: (1) modal milik

Warga Negara Indonesia; (2) modal asing atau modal dalam negeri; dan (3) modal

asing dan modal dalam negeri. Jenis usaha di bidang akomodasi wisata yang

biasanya menggunakan modal dalam negeri antara lain: (1) pondok wisata; (2)

losmen; (3) penginapan remaja; (4) perkemahan.86

Jenis usaha dengan

menggunakan modal asing atau modal dalam negeri di bidang akomodasi wisata,

yaitu : (1) biro perjalanan umum; (2) pramuwisata; (3) konvensi; (4) restoran atau

jasa boga; (5) wisata tirta; (6) konsultan perjalanan wisata; (7) kawasan rekreasi

atau hiburan; (8) usaha kawasan.87

Jenis usaha dengan modal asing atau modal

dalam negeri ini juga dapat memilih hanya menggunakan modal asing atau modal

dalam negeri saja untuk dapat berinvestasi di delapan jenis usaha tersebut.

2.4 Konsep Investasi Semi Kelola Dalam Pengembangan Akomodasi Wisata

2.4.1 Istilah dan Pengertian Investasi Semi Kelola

Pengertian return88

yang berkaitan dengan investasi dalam Black’s Law

Dictionary adalah “Profit on sale, or income from investments.” (Terjemahan:

Keuntungan yang didapat dari penjualan, atau pendapat dari kegiatan investasi).

85

Ida Bagus Wyasa Putra I, op.cit., hal. 29 86

Ida Bagus Wyasa Putra I, loc.cit. 87

Ida Bagus Wyasa Putra, loc.cit. 88

Black, Henry Campbell, 1979, Black Law’s Dictionary : Fifth Edition, West

Publishing Co., United States of America, hal. 1184

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

70

Pengertian return ini mengacu juga pada pengertian income, profit, dan revenue.

Pengertian income89

menurut Black’s Law Dictionary adalah “The return in

money from one’s business, labor, or capital invested, gains, profits, salary,

wages, ets.” (Terjemahan: Pengembalian uang dari salah satu bisnis, tenaga kerja,

atau modal yang diinvestasikan, kemajuan, keuntungan, penjualan, upah dan lain-

lain). Pengertian revenue90

adalah “Return or yield, as a land; profit as that which

returns or comes back from an investment; the annual or periodical rents, profits,

interest, or issues of any species of property, real or personal;….”. (Terjemahan:

Pengembalian atau hasil, dari sebuah tanah; keuntungan yang diperoleh dari

sebuah investasi). Pengertian investment91

menurut Black’s Law Dictionary

adalah “An expenditure to acquire property or other assets in order to produce

revenue; the asset so acquired.” (Terjemahan: Sebuah pengeluaran untuk

memperoleh properti atau aset lainnya dengan tujuan untuk menghasilkan

pendapatan; aset diperoleh). Berdasarkan pada pengertian tersebut diatas maka

Return on Investment adalah keuntungan yang diperoleh dari pengeluaran yang

dilakukan untuk mendapatkan suatu properti maupun aset lain yang dikelola dan

bertujuan untuk mendapatkan pengembalian dari investasi yang telah dilakukan.

Istilah Investasi Semi Kelola (ISK) atau Return on Investment (ROI)

semula merupakan istilah yang menunjuk pada suatu bentuk perhitungan yang

digunakan untuk mengukur efisiensi dari suatu investasi, yaitu menghitung

manfaat atau pengembalian (return) yang dihasilkan dari suatu investasi

89

Ibid., hal. 687 90

Ibid., hal. 1185 91

Ibid., hal. 741

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

71

dibandingkan dengan biaya (cost) yang dikeluarkan. Hasil dari perhitungan itu

disebut rasio investasi yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan

melakukan investasi atau tidak oleh investor. Alexei Botchkarev dan Peter Andru

menyatakan bahwa “ROI is a performance measure used to evaluate the

efficiency of an investment or to compare the efficiency of a number of different

investments. To calculate ROI, the benefit (return) of an investment is divided by

the cost of the investment; the result is expressed as a percentage or a ratio.92

(Terjemahan: ROI adalah sebuah hasil yang digunakan untuk mengevaluasi

efektifitas sebuah investasi atau untuk membandingkan efektifitas jumlah

investasi yang berbeda. Untuk menghitung ROI, keuntungan sebuah investasi

dibagi biaya investasi. Hasil perhitungan menunjukkan sebuah presentase atau

rasio).

Para praktisi investasi atau konsultan investasi dalam praktek seringkali

menggunakan berbagai istilah yang berbeda, seperti Rate of Return (RoR) atau

Goetzel,93

Internal Rate of Return (IRR), dan Return on Capital Employed

(ROCE),94

atau istilah lainnya, sebagai akibat dari perbedaan pendekatan,

pemusatan perhatian para penggunanya atau penekaran pada aspek tertentu dari

investasi itu. Namun demikian, pengertian utama ROI adalah suatu perhitungan

yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung penghasilan bersih (net gain),

seperti: pengembalian investasi (return), keuntungan (profit), dan manfaat

92

Alexei Botchkarev and Peter Andru, 2011, A return on Investment as a Metric for

Evaluating Information Systems: Taxonomy and Application, Interdisciplinary Journal of

Information, Knowledge, and Management, Vol. 6, hal. 246. 93

Ibid. 94

Marty Schmidt, 2004, Return on Investment: Definition, Meaning, and Example

Calculation, Business Encyclopedia, Solution Matrix Limited, (cited 2015 April 13th

), available

from : URL http://www.business-case-analysis.com/return-on-investment.html

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

72

(benefit) yang dihasilkan dari penyelenggaraan proyek, termasuk: kegiatan

(activity) dan sistem pelaksanaan (system operation), dan denominator atau alat

ukurnya adalah biaya (cost, investment) yang digunakan untuk mencapai hasil

(result) dari investasi itu. Alexei Botchkarev dan Peter Andru menyatakan:

Despite the diversity of definition, the primary notion is the same: ROI is a

fraction, the numerator of which is “net gain” (return, profit, benefit) earned as a

result of the project (activity, system operations), while the denominator is the

“cost” (investment) spent to achieve the result.95

(Terjemahan: Meskipun ada banyak definisi, yang menjadi hal utama adalah ROI

merupakan sebuah pecahan, pembilang dimana “keuntungan bersih”

(pengembalian, keuntungan, manfaat) diperoleh sebagai sebuah hasil dari

proyeknya (aktifitas, sistem operasi), selama penyebutnya adalah “biaya”

(investasi) yang digunakan untuk memperoleh hasil).

ROI means not only the return of the money invested but also gaining the same

amount as profit.”96

(Terjemahan: ROI tidak hanya berarti pengembalian uang

yang diinvestasikan namun juga meningkatkan jumlah keuntungan di waktu yang

sama).

Federal Geographic Data Committee (FGDC) Sekretariat Amerika Serikat

mendefinisikan ROI sebagai “… a calculation of the most tangible financial gains

or benefits that can be expected from a project versus the costs for implementing

95

Ibid. 96

Ibid.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

73

the suggested program or solution.97

” (Terjemahan: ROI adalah perhitungan

dalam bentuk perbandingan antara biaya dengan hasil (pemulihan investasi,

keuntungan, dan kemanfaatan) yang dihasilkan dari suatu kegiatan investasi.)

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka istilah ROI sesungguhnya

merupakan istilah yang merujuk pada konsep pengembalian investasi (return on

investment) yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan untuk

melakukan atau tidak melakukan investasi oleh investor. Sehingga istilah investasi

semi kelola sebagai padanan ROI lebih merupakan akibat dari perkembangan

praktek yang terjadi dalam pengembangan properti atau akomodasi yang

pembiayaannya atau investasinya dilakukan oleh atau dimiliki oleh pemilik

proyek. Pengertian ini muncul dari praktek pengembangan akomodasi wisata yang

dibiayai oleh para pemilik properti yang umumnya adalah juga wisatawan. Dalam

pengertian yang kedua ini ROI digunakan sebagai istilah yang merujuk pada

pengembalian investasi yang dihasilkan dari pengelolaan properti. Gagasan dasar

investasi semi kelola sesungguhnya juga sama dengan gagasan dasar ROI yaitu

bahwa perhitungan investasi yang dilakukan oleh pengembang digunakan sebagai

dasar untuk melakukan atau tidak melakukan investasi oleh calon pembeli

properti atau investor. Dalam perkembangannya, pengertian ROI dalam investasi

semi kelola mencakup dua aspek, yaitu:

(1) Perhitungan investasi yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan

keputusan investasi oleh calon pembeli properti atau investor; dan

97

US Federal Geographic Data Committee (FGDC), 2009, Advancing Statewide Data

Infrastructures in Support of the National Spatial Data Infrastructure (NSDI), h. 1.

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

74

(2) Pengembalian investasi yang diperoleh dari hasil pengelolaan properti

yang dikembangkan oleh pengembang.

2.4.2. Konsep Investasi Semi Kelola

Menurut FGDC, ROI merupakan turunan dari konsep Cost Benefit

Analysis (CBA) yang memiliki sifat lebih komprehensif yang umum digunakan

sebagai dasar untuk menghitung perbandingan antara biaya dan manfaat dari suatu

kegiatan, termasuk investasi. ROI juga digunakan untuk menghitung aspek

kegiatan yang bersifat nyata (tangible) maupun tidak nyata (intangible).

Dibandingkan dengan konsep lain maka ROI merupakan perhitungan yang

mencakup aspek-aspek biaya dan manfaat yang lebih bersifat nyata atau

mencakup aspek-aspek nyata dari investasi. FGDC menyatakan: “Cost Benefit

Analysis (CBA) is more comprehensive than ROI, and attempts to quantify both

tangible and intangible (or “soft”) cost and benefits.98

” (Terjemahan: Analisis

Keuntungan adalah lebih luas dibandingkan ROI, dan berupaya untuk mengukur

biaya serta manfaat dari aspek yang bersifat nyata maupun aspek yang tidak

nyata).

ROI diwujudkan dalam bentuk “rasio” dari pendapatan finansial (financial

gain - benefits) dari proyek yang diselenggarakan oleh penyelenggara investasi

yang dibagi dalam bentuk rincian biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan

proyek itu. “Rasio” adalah rasio investasi yang dihasilkan dari perbandingan

antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan

ini dapat diperhitungkan sebagai berikut:

98

Ibid.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

75

Jika keuntungan bersih dari pengoperasian suatu obyek investasi sama

dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) per unit dan biaya

proyek pengembangan akomodasi wisata adalah Rp. 2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) maka perhitungan ROI-nya adalah

5.000.000.000/2.500.000.000.

ROI pada contoh ini menampilkan bahwa keuntungan bersih dari nilai investasi

adalah 50% (limapuluh persen) dari total investasi yang berarti bahwa investasi itu

bersifat positif (positive return on investment). Keuntungan dalam jumlah

demikian itu menunjukkan bahwa “Rasio” ROI lebih besar dari nol (0), yang

berarti proyek tersebut memiliki daya tarik yang sangat tinggi bagi investor.99

Berdasarkan konsep ini, konsep dasar ROI adalah konsep tentang RASIO

INVESTASI. konsep ini digunakan sebagai dasar bagi investor untuk menentukan

keputusan untuk melakukan investasi atau tidak. Konsep dasar ini sekaligus

menggambarkan komponen struktur dari sistem ROI, yaitu bahwa suatu investasi

yang menggunakan sistem ROI mencakup komponen struktur sebagai berikut,

yaitu:

(a) Pengembang;

(b) Calon investor;

(c) Perancangan desain, penyelenggaraan proyek, dan pengelolaan, serta

model pengembalian investasi oleh pengembang, termasuk kedalamnya

perhitungan tentang rasio investasinya;

99

Ibid.

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

76

(d) Penawaran dan penerimaan, serta pembentukan perjanjian ROI antara

pengembang dengan investor;

(e) Penyelenggaraan pengembangan oleh pengembang dengan biaya investor;

(f) Penyerahan properti hasil pengembangan oleh pengembang kepada

investor;

(g) Penyerahan kembali properti oleh investor kepada pengembang untuk

dikelola;

(h) Pengelolaan oleh pengembang;

(i) Pengembalian hasil pengelolaan kepada investor, sebagai bentuk

pemulihan investasi.

Pengembang atau penyelenggara proyek adalah pihak yang mengambil

inisiatif dalam perencanaan proyek. Penyelenggara proyek tidak membiayai

sendiri proyek yang akan dikembangkannya, melainkan menawarkan atau

melakukan penawaran (offer) pembiayaan proyek itu kepada investor. Penawaran

itu menggunakan rasio investasi, yaitu rasio yang dihitung berdasarkan

perbandingan antara pendapatan untuk pengembalian investasi dengan biaya yang

akan dikeluarkan. Dalam perhitungan pengembalian investasi itu, penyelenggara

proyek menentukan jenis skema pengelolaan yang akan digunakan dalam

pengelolaan proyek, pasca terselesaikannya proyek, sebagai media untuk

menghasilkan pendapatan yang akan digunakan sebagai alat untuk

mengembalikan investasi. Dalam hal rasio investasi lebih besar dari nol, apalagi

jauh lebih besar dari nol, maka proyek tersebut mempunyai peluang besar untuk

menarik perhatian investor untuk mendapat pembiayaan dari investor.

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

77

Investor umumnya melakukan investasi terhadap suatu proyek berdasarkan

rasio yang bersifat positif. Dalam hal demikian, investor memberikan jawaban

(penerimaan, acceptance) atas penawaran yang dilakukan oleh penyelenggara

proyek, dan berdasarkan penawaran dan penerimaan itu dibentuklah kesepakatan

(ROI Agreement) antara penyelenggara proyek dengan investor.

Melihat pola investasi demikian ini, penyelenggara proyek bukanlah

pemilik proyek, melainkan sekedar perancang atau perencana, penyelenggara

proyek, dan pengelola bangunan yang dihasilkan dari proyek yang

diselenggarakan. Pengelolaan bangunan yang dihasilkan dari penyelenggaraan

proyek bertujuan untuk menghasilkan pendapatan, yang dimaksudkan untuk

melakukan pengembalian investasi. Investor adalah pemilik proyek, namun tidak

mengelola sendiri bangunan yang dihasilkan dari proyek tersebut. Investor

sekedar melakukan investasi dan berdasarkan investasi itu memperoleh status

sebagai pemilik bangunan yang dihasilkan dari penyelenggaraan proyek.

Pengelolaan bangunan yang dihasilkan dari penyelenggaraan proyek dikelola oleh

penyelenggara proyek dan hasil dari pengelolaan bangunan yang dihasilkan dari

penyelenggaraan proyek itu digunakan untuk tujuan pengembalian investasi.

Kedudukan dan fungsi masing-masing komponen di dalam penyelenggaraan

proyek demikian itu membentuk suatu sistem investasi yang pengelolaan investasi

itu tidak dilakukan oleh investor atau pemilik bangunan, melainkan dilakukan

pihak penyelenggara proyek. Pengelolaan investasi yang tidak dilakukan sendiri

oleh investor di dalam praktek ROI di Indonesia disebut dengan nama investasi

semi kelola (ISK), misalnya penamaan perjanjian investasi dan pengelolaan yang

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

78

digunakan PT Cakra Buana dan PT Wahana Surya. Penggunaan istilah investasi

semi kelola dalam pengembangan akomodasi wisata pada kedua PT itu berkenaan

dengan sifat dasar investasi dan sifat dasar pengelolaan di dalam pengembangan

akomodasi wisata dengan model ROI, yaitu bahwa kegiatan investasi di dalam

model tersebut tidak sepenuh merupakan kegiatan investasi, melainkan

dipercampurkan dengan kegiatan jual-beli properti. Demikian juga dengan

penggunaan istilah semi kelola dalam kegiatan dengan model ROI itu, bahwa

kegiatan pengelolaan di dalam pengelolaan akomodasi wisata berdasarkan model

ROI tidak sepenuhnya merupakan kegiatan pengelolaan properti, melainkan

dipercampurkan dengan pengelolaan akomodasi wisata. Berdasarkan karakteristik

demikian itu, maka kegiatan pengembangan properti yang menggunakan model

ROI disebut dengan nama investasi semi kelola, yang sesungguhnya berasal dari

akar kata “semi investasi” dan kata “semi pengelolaan properti”.

Perjanjian ROI (ROI Agreement) yang dibentuk oleh PT Wahana Surya

dengan para investornya dalam versi Bahasa Indonesianya menggunakan nama

Perjanjian Investasi Semi Kelola (ISK). Demikian juga Perjanjian

penyelenggaraan investasi, pengembangan, dan pengelolaan obyek investasi oleh

PT Cakra Buana dengan investornya juga menggunakan nama yang sama.

Berdasarkan konsep ini maka ROI pada dasarnya merupakan suatu bentuk

investasi yang didasarkan pada inisiatif pihak lain untuk membangun obyek

investasi dan kemudian obyek yang dibangun itu tidak dikelola sendiri oleh

investor sebagai pemilik investasi, melainkan oleh pihak yang melakukan insiatif

untuk membangun obyek investasi. Pengelolaan obyek investasi itu digunakan

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

79

sebagai cara untuk melakukan pengembalian investasi dari investor atau pemilik

obyek investasi. Penyelenggara proyek adalah pihak yang melakukan inisiatif

perencanaan obyek investasi, termasuk menghitung nilai investasi dan cara

pengembaliannya; menyelenggarakan pembangunan obyek investasi; dan

kemudian mengelola obyek investasi untuk mengembalikan investasi investor.

Investor adalah pihak yang membiaya pembangunan obyek investasi, sebagai

pemilik obyek investasi, dan sebagai pihak yang berhak atas pemulihan investasi.

Penyelenggara proyek menerima manfaat dari ongkos-ongkos perencanaan,

penyelenggaraan pembangunan dan penyelenggaraan pengelolaan akomodasi,

sedangkan investor menerima manfaat dalam bentuk kepemilikan obyek investasi

dan pemulihan investasi.

Penggunaan istilah Investasi Semi Kelola (ISK) sebagai padanan ROI

lebih merupakan akibat dari perkembangan penerapan ROI dalam pengembangan

dan pengelolaan akomodasi wisata di Indonesia. Suatu obyek investasi semula

dikembangkan dengan skema pengembangan properti, kemudian setelah properti

itu selesai dikembangkan, properti itu dikelola dengan konsep pengelolaan

akomodasi wisata yang bertujuan untuk memperoleh pengembalian investasi.

Pengelolaan tersebut bersifat tidak penuh, sebagian tertentu dari akomodasi itu,

baik dalam bentuk kamar (room) atau bangunan (villa), oleh pengelola diserahkan

kembali kepada pemilik atau pihak tertentu untuk digunakan oleh pihak

bersangkutan sebagai akomodasi wisata. Misalnya A adalah pengelola sebuah

akomodasi wisata. A kemudian menyerahkan hak penggunaan bagian tertentu

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

80

akomodasi itu kepada pemilik atau pihak lain (B) untuk menggunakan bagian

akomodasi itu untuk jangka waktu tertentu.

Penggunaan bagian akomodasi itu untuk jangka waktu tertentu oleh B

disertai hak untuk mengalihkan penggunaan bagian properti itu kepada C dan

seterusnya. Hak atas penggunaan bagian properti itu oleh B dan C dan seterunya

dalam jangka waktu dikenal dengan nama “timesharing” atau hak penggunaan

paroh waktu. Atas dasar pengelolaan yang tidak bersifat penuh itu, ROI dalam

pengembangan dan pengelolaan akomodasi wisata disetarakan dengan istilah ISK,

yaitu investasi yang pengelolaan oleh pengelola bersifat tidak penuh (semi).

2.4.3. Perbedaan Investasi Semi Kelola (ISK) dengan Build Operate Transfer

(BOT)

Investasi semi kelola (ISK) berbeda dengan BOT (build, operate and

transfer). BOT merupakan salah satu bentuk konsesi (consession), yaitu

pemberian hak, ijin atau tanah oleh pemerintah, perusahaan dan individu kepada

penerima konsesi (investor) yang mengembangkan obyek investasi untuk

memperoleh pengembalian investasi dari hasil pengelolaan obyek investasi.100

Dengan demikian sistem BOT mencakup komponen struktur sebagai berikut:

(a) Pemilik proyek investasi;

(b) Penawaran investasi oleh pemilik proyek kepada calon investor,

penerimaan oleh calon investor terhadap penawaran pemilik proyek,

dan kesepakatan pemilik dengan investor dalam bentuk BOT;

100

Wikipedia, Konsesi, 2015, (cited 2015 April 12th

), available from : URL

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsesi

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

81

(c) Investor, pembiaya proyek yang juga berposisi sebagai penyelenggara

proyek atau pengembang obyek investasi;

(d) Investasi oleh investor yang juga adalah penyelenggara proyek;

(e) Penyelenggaraan proyek oleh penyelenggara proyek, adalah juga

investor ;

(f) Properti yang dihasilkan dari penyelenggaraan proyek;

(g) Pengelolaan properti oleh penyelenggara proyek; dan

(h) Penyerahan kembali properti kepada pemilik proyek paska pengelolaan

oleh penyelenggara proyek.

Berdasarkan konsep dasar tersebut, maka struktur BOT dapat digambarkan

dalam struktur dasar sebagai berikut:

Skema 1 : Struktur Dasar BOT

Sumber : Bahan Hukum Primer Diolah

PEMILIK PROYEK

OBYEK

INVESTASI

INVESTOR

PENYELENGGARA

PROYEK

PENGELOLA PROYEK

a

c,d,e

f

h

h

b

g

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

82

Struktur dasar BOT itu dapat diperbandingkan dengan struktur dasar ROI.

Struktur dasar ROI mencakup komponen sebagai berikut:

(a) Pengembang, merancang desain properti, biaya, dan model

pengelolaan serta pengembalian investasi dari hasil pengelolaan itu;

(b) Calon pembeli atau investor;

(c) Penyelenggara proyek menawarkan pembiayaan proyek kepada calon

pembeli;

(d) Penerimaan penawaran oleh investor dan pembentukan ROI;

(e) Pengembang menyelenggarakan pembangunan;

(f) Properti, yang dihasilkan dari penyelenggaraan proyek;

(g) Pengembang menyerahkan properti kepada investor (g1), investor

menyerahkan kembali properti kepada pengembang untuk dikelola

(g2);

(h) Pengelolaan properti oleh pengembang.

Pendapatan (keuntungan) dari hasil pengelolaan dikembalikan kepada pemilik

properti/investor. Berdasarkan komponen tersebut, maka strukdtur dasar ROI

dapat digambarkan sebagai berikut:

INVESTOR

(1) PENGEMBANG

(2) PENYELENGGARA

PROYEK

(3) PENGELOLA

a b c

d

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

83

Skema 2 : Struktur Dasar ROI

Sumber : Bahan Hukum Primer Diolah

Berdasarkan identifikasi terhadap karakteristik BOT, maka perbedaan BOT

dengan ROI dapat dibedakan dari segi sumber investasi atau asal-usul modal,

kepemilikan modal, kedudukan para pihak, sifat kerjasama, pihak dan model

pengelolaannya.

Sumber investasi dalam BOT adalah penyelenggara proyek, sedangkan

modal dalam ROI berasal dari pemilik proyek. Modal di dalam BOT dimiliki

oleh penyelenggara proyek, sedangkan modal dalam ROI dimiliki pemilik proyek.

Para pihak di dalam BOT adalah pemilik proyek dan penyelenggara proyek atau

pemberi konsesi dan penerima konsesi, sedangkan pihak di dalam ROI adalah

pemilik proyek dan penyelenggara proyek atau pemilik modal dan penyelenggara

proyek atau pembeli dan pengembang. Kerjasama dalam BOT bersifat konsesi,

sedangkan kerjasama dalam ROI bersifat kerjasama pengembangan properti

dalam bentuk pembiayaan oleh pembeli. Pihak pengelola di dalam BOT adalah

penyelenggara proyek yang juga adalah investor, pihak pengelola di dalam ROI

adalah penyelenggara proyek yang hanya menyelenggarakan proyek dan bukan

OBYEK INVESTASI

PROPERTI

e, h

f

g1

g1

g2

g2

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

84

investor. Model pengelolaan di dalam BOT adalah konsesi, yaitu pengelolaan oleh

penyelenggara proyek untuk memulihkan investasinya, sedangkan model

pengelolaan di dalam ROI oleh pengembangan properti dan pengelolaan oleh

pengembang untuk memulihkan investasi pemilik properti. Pengertian properti di

dalam bentuk kerjasama ROI mencakup 2 (dua) varian, yaitu:

(a) Lahan dan bangunan; atau

(b) Bangunannya saja.

Berdasarkan analisis terhadap karakter kedua jenis kerjasama investasi itu, maka

perbedaan BOT dengan ROI dapat digambarkan dalam bagan berikut:

NO. KOMPONEN

SKEMA

Build-Operate-Transfer

(BOT)

Return on Investment

(ROI)

1. SUMBER

INVESTASI

Penyelenggara proyek Pemilik proyek

2. KEPEMILIKAN

MODAL

Penyelenggara proyek Pemilik proyek

3.

PARA PIHAK

Pemilik proyek dan

penyelenggara proyek

atau

pemberi konsesi dan penerima

konsesi

Pembeli dan pengembang

atau

pemilik proyek dan

penyelenggara proyek atau

pemilik modal dan

penyelenggara proyek

4.

SIFAT KERJASAMA

Konsesi

Kerjasama pengembangan

dan pengelolaan properti

5.

PIHAK PENGELOLA

Pihak pengelola di dalam

BOT adalah penyelenggara

proyek yang juga adalah

Pihak pengelola di dalam

ROI adalah penyelenggara

proyek yang hanya

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

85

investor

PENYELENGGARA

PROYEK = INVESTOR

menyelenggarakan proyek

dan bukan investor

PENYELENGGARA

PROYEK ≠ INVESTOR

6

MODEL

PENGELOLAAN

KONSESI, yaitu pengelolaan

obyek investasi oleh

penyelenggara proyek untuk

memulihkan investasi dirinya

PENGEMBANGAN DAN

PENGELOLAAN

PROPERTI, yaitu

pengembangan dan

pengelolaan properti oleh

pengembang untuk

memulihkan investasi

pemilik properti

Tabel 1 : Perbedaan Skema BOT dan ROI

Sumber: Bahan Hukum Primer Diolah

Bagan tersebut menunjukkan bahwa ISK berbeda dengan BOT dari segi:

(a) sumber investasi;

(b) kepemilikan modal;

(c) para pihak;

(d) sifat kerjasama;

(e) pihak pengelola obyek investasi dan statusnya; dan

(f) model pengelolaannya.

Lebih dari itu, perbedaan utama ISK dengan BOT adalah perbedaan dari segi

konsepnya, bahwa BOT merupakan bentuk konsesi, yaitu hak pengelolaan obyek

investasi oleh pihak investor untuk mengambalikan investasinya, sedangkan ISK

merupakan bentuk investasi dalam pengembangan properti dimana pengelolaan

properti dilakukan oleh pengembang dan pengelolaan itu bertujuan untuk

mengembalikan investasi investor yang digunakan oleh pengembang untuk

mengembangkan properti yang dikembangkan untuk kepentingan investor.

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

86

ISK dalam pengembangan akomodasi pariwisata mencakup unsur-unsur

yang sama dengan unsur-unsur ISK pada umumnya. Perbedaannya terletak pada

area bisnis tempat di mana ISK itu dioperasikan dan jenis bisnis yang digerakkan

di bawah model ISK itu. ISK dalam pengembangan akomodasi pariwisata adalah

ISK yang dioperasikan dalam bidang perdagangan jasa pariwisata dalam jenis jasa

akomodasi wisata. Dalam penerapan ISK dalam bidang akomodasi wisata itu,

pengembang mengembangkan properti dan mengoperasikan properti yang

dibangunnya sebagai akomodasi wisata. Tujuan pengoperasian propertinya

sebagai akomodasi wisata adalah untuk memperoleh pendapatan dari hasil

pengoperasian itu untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan oleh investor.

Berdasarkan ciri khas pengoperasian properti itu, maka karakteristik

komponen sistem ISK dalam pengenbangan akomodasi wisata dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

(a) Pengembang;

(b) Investor;

(c) Properti yang dikembangkan;

(d) Perjanian pengembangan dan pengelolaan properti (ROI agreement);

(e) Pengembangan properti oleh pengembang;

(f) Pengelolaan properti yang dikembangkan sebagai akomodasi wisata

oleh pengembang; dan

(g) Pemulihan investasi oleh pengembang kepada investor dari hasil

pengelolaan obyek investasi.

Komponen tersebut memiliki kedudukan dan fungsi sebagai berikut:

Page 42: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

87

(a) Pengembang merancang desain properti, merencanakan

pengembangan, merencanakan pengelolaan, penghasilan dari

pengelolaan, dan rencana pengembalian investasi. Rancangan desain

properti yang dirandang adalah properti yang akan dioperasikan

sebagai akomodasi wisata, sehingga rancangan desain properti tersebut

adalah rancangan desain akomodasi wisata;

(b) Investor berkedudukan sebagai pemilik modal dan pihak yang akan

membiayai pengembangan, serta pihak yang berhak atas pemulihan

investasi;

(c) Pengembang dan investor membentuk ROI agreement;

(d) Pengembangan berdasarkan ROI Agreement menyelenggarakan

pengembangan;

(e) Pengembang menyerahkan properti yang telah dibangun kepada

investor segera setelah pembangunan selesai;

(f) Investor menyerahkan kembali properti yang diserahkan investor

kepada pengembang untuk dikelola, segera setelah inspeksi properti

yang dibangun;

(g) Pengembang berubah status dari pengembang menjadi pengelola dan

mengelola properti, mengoperasikan properti sebagai akomodasi

wisata;

(h) Pengembang menyerahkan hasil pengelolaan kepada investor sebagai

bentuk pengembalian investasi.

Page 43: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

88

Komponen sistem dan fungsi setiap komponen di dalam sistem ROI dalam

pengembangan akomodasi wisata itu menunjukkan ketercampuran antara kegiatan

pengembangan properti dan pengelolaan properti yang dikembangkan itu sebagai

akomodasi wisata. Ketercampuran antara kedua jenis kegiatan usaha itu

mengakibat kegiatan pengembangan akomodasi wisata di bawah skema ISK ini

tidak terjangkau oleh UU PM dan UU Kepariwisataan. Ketercampuran antara

kedua jenis kegiatan usaha itu melahirkan karakter khusus kegiatan

pengembangan akomodasi wisata yang mengakibatkan UU PM dan UU

Kepariwisataan tidak dapat menjangkau kegiatan pengembangan ini. UU PM

yang mengatur perijinan investasi tidak mengatur tentang wajib perijinan investasi

bagi pengembangan akomodasi wisata di bawah ISK ini. Ketiadaan kewajiban ini

merupakan akibat dari bentuk awal dari pengembangan akomodasi wisata ini yang

tidak secara tegas menyebutkan bahwa kegiatannya merupakan kegiatan

pengembangan akomodasi wisata, melainkan murni kegiatan pengembangan

properti. Bentuk awal skema pengembangan dalam pengembangan akomodasi

wisata di bawah skema ISK ini adalah skema murni pengembangan properti

layaknya pengembangan properti pada umumnya, sehingga tidak termasuk

kedalam kategori kegiatan wajib ijin kegiatan investasi pengembangan akomodasi

wisata.

Karakter jasa akomodasi wisata baru muncul dalam skema pengelolaan

propertinya dan skema pemulihan investasinya, yaitu bahwa pemulihan investasi

dari investor akan dilakukan dengan cara mengoperasikan dan mengelola properti

itu sebagai penginapan bagi wisatawan. Skema demikian itu mengakibatkan

Page 44: BAB II TINJAUAN UMUM AKOMODASI WISATA DAN KONSEP … II.pdf · akomodasi komersil. 59 Akomodasi komersil di bidang pariwisata bertujuan mencari keuntungan dengan menawarkan barang

89

kegiatan pengembangan akomodasi wisata ini tidak masuk kedalam kategori

wajib ijin investasi pengembangan akomodasi wisata. Kewajiban untuk mengurus

ijin investasi dalam pengembangan akomodasi wisata hanya diwajibkan bagi

investor yang akan membangun akomodasi wisata. Sedangkan UU

Kepariwisataan yang mengatur tentang akomodasi wisata, tidak mengatur

perijinan investasi dan ijin kegiatan usaha akomodasi wisata. Hal perijinan

kegiatan investasi dalam pembangunan hotel, demikian juga pengoperasiannya

masuk kedalam kategori ijin investasi akomodasi wisata sebagaimana diatur di

dalam Perka BKPM Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Permohonan

Penanaman Modal.

Demikianlah karakteristik ISK dalam pengembangan akomodasi wisata

yang menimbulkan kebutuhan pengaturan sebagai akibat kegiatan ini belum

tercakup kedalam kategori kegiatan investasi sebagaimana diatur di dalam UU

PM, UU Kepariwisataan dan aturan pelaksanaan dari kedua undang-undang

tersebut.