21
1 BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.1 Pengertian Pajak Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat”. Beberapa pengertian yang diberikan oleh para sarjana mengenai pengertian pajak, yaitu : 1. Prof. Dr. P.J.A. Adriani menyatakan “Pajak adalah iuran pada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan dengan tugas pemerintah”. 1 2. Prof. Dr. M.J.H. Smeets (dalam bukunya : “De Economische betekenis der Belastingen,” 1951 adalah : “Belastingen zijn aan de overhead (volgens normen) verschuldigde, afdwing bare prestaties, zondet dat hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegen-prestatie staan; zij strekken tot dekking van publieke uitgaven”. 1 R. Santoso Brotodihardjo, 1993, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco, Bandung, h.2. 26

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

  • Upload
    dohanh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

1

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH

DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

1.1 Pengertian Pajak

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran

rakyat”. Beberapa pengertian yang diberikan oleh para sarjana mengenai

pengertian pajak, yaitu :

1. Prof. Dr. P.J.A. Adriani menyatakan “Pajak adalah iuran pada Negara

yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan – peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang

langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran – pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

pemerintah”. 1

2. Prof. Dr. M.J.H. Smeets (dalam bukunya : “De Economische betekenis

der Belastingen,” 1951 adalah : “Belastingen zijn aan de overhead

(volgens normen) verschuldigde, afdwing bare prestaties, zondet dat

hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegen-prestatie

staan; zij strekken tot dekking van publieke uitgaven”.

1 R. Santoso Brotodihardjo, 1993, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco, Bandung, h.2.

26

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

2

“Pajak adalah prestasi pemerintah yang terutang melalui norma – norma

umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang

dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya adalah membiayai

pengeluaran pemerintah”.2

3. Prof. Dr. Rochmat Soemitro menyatakan “Pajak adalah peralihan

kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan undang –

undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat ditunjuk dan yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. 3

Dalam buku Tax Law Review menyakatan “A tax on capacity might be

objectionable on libertarian or administrative”.4 Dilihat dari pernyataan tersebut

maka pajak merupakan suatu kebijakan publik yang didasarkan pada hukum

administratif suatu negara. Kemudian dijelaskan pula menurut Black Law’s

Dictionary, bahwa definisi pajak adalah5

“Taxes as the term is generally used, are public burdens imposed

generally upon the inhabitants of the whole state, or upon some civil

division thereof, for governmental purpose, without reference to

peculiar benefits to particular individuals of property”.

Berdasarkan definisi yang duraikan dalam kamus Black Law’s tersebut

maka pajak merupakan istilah umum yang dibebankan kepada masyarakat yang

dipergunakan untuk tujuan pemerintah tanpa melihat manfaat individu atau

properti tertentu.

2 R. Santoso Brotodihardjo, 1979, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Cet. VIII, Eresco,

Jakarta – Bandung, h.4. 3 Rochmat Soemitro, 1974, Pajak dan Pembangunan, Eresco, Bandung – Jakarta, h. 8.

4 Warren, Gorham & Lamont, 1996, Tax Law Review, New York University School of

Law, New York, h.8. 5 Henry Campbell Black, 1979, Black’s Law Dictionary, West Publishing Co, ST. Paul

Minn, h. 1307.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

3

Dari beberapa definisi mengenai pajak tersebut memiliki maksud dan

pengertian yang sama sehingga terdapat unsur – unsur mengenai pajak, yaitu :

1. Pajak merupakan suatu iuran berupa kewajiban menyerahkan

sebagian pendapatan kepada Negara.

2. Penyerahan iuran tersebut bersifat wajib dalam arti dapat dipaksakan

berdasarkan atas keberlakuan undang – undang atau peraturan yang

dibuat pemerintah yang berlaku umum.

3. Didalamnya tidak ada jasa timbal balik secara langsung, artinya

bahwa prestasi tidak dapat dirasakan langsung oleh perseorangan

melainkan ditujukan secara kolektif atau ditujukan kepada seluruh

anggota masyarakat.

4. Prestasi dari Negara berupa hak menggunakan fasilitas - fasilitas

umum, hak untuk mendapatkan pelayanan umum dan sebagainya.

1.1.1 Pajak pusat dan pajak daerah

Pembagian jenis pajak terkait dengan hierarki pemerintahan yang

berwenang menjalankan pemerintahan dan memungut sumber pendapatan Negara.

Ditinjau dari lembaga pemungutnya pajak dibedakan menjadi dua yaitu pajak

pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat melalui undang – undang yang wewenang pemungutannya ada pada

pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran

pemerintah pusat dan pembangunan.6 Pajak pusat dipungut oleh pemerintah pusat

6 Marihot Pahala Siahaan, op.cit, h.9.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

4

yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Departemen Keuangan Republik

Indonesia. Pajak yang termasuk pajak pusat adalah :7

a. Pajak Penghasilan (PPh);

b. Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa (PPN);

c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

d. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM);

e. Bea Materai;

f. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);

g. Bea Masuk, Bea Keluar (Pajak Ekspor);

h. Cukai (yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Departemen Keuangan).

Berdasarkan pasal 1 angka 10 Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, “Pajak daerah, yang selanjutnya

disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

daerah bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat”. Pajak daerah merupakan

pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (perda)

yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan

hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan daerah.

7 Ibid.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

5

Unsur – unsur yang terdapat dalam definisi pajak daerah, yaitu : 8

1. Pajak daerah merupakan iuran wajib dari orang sebagai individu atau

badan kepada daerah.

2. Pajak daerah dipungut tanpa adanya imbalan langsung yang seimbang

atau tanpa adanya kontra prestasi individual.

3. Pajak dipungut berdasarkan peraturan perundang – undangan yang

berlaku beserta aturan pelaksanaannya, yaitu peraturan daerah.

4. Hasil dari pemungutan pajak tersebut digunakan untuk menutup

pengeluaran daerah.

Berdasarkan Pasal 2 Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua yaitu pajak

provinsi dan pajak kabupaten/kota.

1. Pajak Provinsi, terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari :

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

8 Agus Purwanto, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Cet. I, PT.

Bayu Media Publishing, Jatim, h. 125.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

6

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burungg Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan

k. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Kebijakan pemungutan pajak daerah berdasarkan pada peraturan daerah,

dan diupayakan tidak berbenturan dengan pungutan pusat. Karena akan

menimbulkan duplikasi pungutan pajak yang dilakukan pemerintah terhadap

warga masyarakat. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka terdapat kriteria

pemungutan pajak daerah kabupaten/kota menurut Undang – Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yaitu :

a. Bersifat pajak bukan retribusi;

b. Objek pajak terletak pada atau terdapat di wilayah daerah

kabupaten/kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang

cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah

kabupaten/kota yang bersangkutan;

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum;

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan/atau objek

pajak pusat;

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

7

e. Potensinya memadai;

f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif;

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat;

h. Menjaga kelestarian lingkungan.

1.2 Pajak Air Tanah

1.2.1 Pengertian dan landasan yuridis pemungutan pajak air tanah

Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air

tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau air yang berasal

dari batuan di bawah permukaan tanah. Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000

menyatakan pajak air tanah semula bernama Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan

Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PPPABTAP) dan termasuk ke dalam pajak

Provinsi. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

(PPPABTAP) dipecah menjadi dua jenis pajak yaitu pajak air permukaan yang

dimasukkan ke dalam pajak provinsi serta pajak air tanah yang ditetapkan menjadi

pajak kabupaten/kota.9 Selanjutnya pajak air tanah disebut dengan pajak atas

pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

Pemungutan pajak air tanah didasarkan pada dasar hukum yang jelas,

sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan wajib pajak pada khususnya. Dasar

hukum pemungutan pajak air tanah pada kabupaten/kota adalah :

9 Ibid, h. 493.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

8

1. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang PPPABT, yang

dinyatakan berlaku paling lambat satu tahun setelah berlakunya Undang

– Undang Nomor 28 Tahun 2009, sepanjang peraturan daerah

kabupaten/kota tentang pajak air tanah belum diberlakukan berdasarkan

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009.

3. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang PPPABT sebagai aturan

pelaksanaan peraturan daerah tentang PPPABT dengan memperhatian

ketentuan nomor 2 (dua).

4. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang pajak air tanah.

5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang pajak air tanah

sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak air tanah

pada kabupaten/kota dimaksud.10

Pengenaan pajak air tanah tidak mutlak ada pada seluruh kabupaten/kota,

untuk itu diperlukan penerbitan peraturan daerah oleh pemerintah kabupaten/kota

tentang pajak air tanah yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam

teknis kabupaten/kota yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah

daerah Kabupaten Badung mengeluarkan dasar hukum pemungutan pajak air

tanah di Kabupaten Badung, yaitu :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak

Air Tanah.

10

Ibid, h.494.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

9

2. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 25 Tahun 2013 Tentang

Pengelolaan Air Tanah.

3. Peraturan Bupati Badung Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Tata Cara

Pemungutan Pajak Air Tanah.

4. Peraturan Bupati Badung Nomor 83 Tahun 2012 Perubahan Atas

Peraturan Bupati Badung Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Tata Cara

Pemungutan Pajak Air Tanah.

1.2.2 Subyek dan obyek pajak air tanah

Subyek pajak pada pengenaan pajak air tanah berdasarkan pasal 68 ayat

(1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah orang pribadi atau badan

yang melakukan pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah. Wajib pajak adalah

orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan atau pemanfaatan air

tanah. Pada pengenaan pajak air tanah subyek pajak dan wajib pajak berada pada

orang atau badan yang sama. Dalam menjalankan kewajiban perpajakan wajib

pajak dapat diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang –

undang dan peraturan daerah tentang pajak air tanah. Wakil wajib pajak

bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas

pembayaran pajak terutang. Wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan

surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan.

Berdasarkan pasal 67 ayat (1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah obyek pajak air tanah adalah

pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah. Pengambilan dan atau pemanfaatan

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

10

air tanah adalah pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah yang digunakan oleh

orang pribadi atau badan untuk berbagai macam keperluan seperti konsumsi

perusahaan, perkantoran dan rumah tangga. Pada pajak air tanah tidak semua

pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah dikenakan pajak. Beberapa obyek

yang dikecualikan dari obyek pajak air tanah adalah pengambilan dan atau

pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian

dan perikanan rakyat., keperluan peribadatan, keperluan pemadaman kebakaran,

tambak rakyat, riset atau penelitian dan lain sebagainya. Pasal 69 ayat (1) Undang

– Undang Nomor 28 Tahun 2009 menyebutkan dasar pengenaan pajak air tanah

adalah nilai perolehan air tanah. Dalam penelitian ini obyek pajak air tanah

difokuskan pada pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah yang digunakan

untuk keperluan badan usaha dengan tujuan komersial dengan dasar

pengenaannya berdasarkan nilai atas perolehan air tanah oleh pelaku usaha.

1.2.3 Fungsi dan tujuan pajak air tanah

Pemungutan pajak akan terlaksana dengan baik apabila sesuai dengan

fungsinya. Secara umum pajak memiliki dua fungsi, yaitu :11

a. Pajak sebagai fungsi budgeter, yaitu fungsi utama dari pajak

tersebut yang terletak disektor publik, yang dimana pajak

merupakan alat untuk memasukkan uang ke kas Negara yang pada

11

H.Bohari, 2012, Pengantar Hukum Pajak, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.134.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

11

waktunya akan dipergunakan untuk pengeluaran Negara, dalam hal

ini pengeluaran – pengeluaran rutin dan pembangunan.

b. Pajak berfungsi regulerend, artinya pajak dipergunakan untuk

mengatur pajak itu sendiri dan juga mengatur bidang – bidang lain

seperti bidang ekomoni, moneter, sosial, kultural maupun dalam

bidang politik.

Pajak memiliki tujuan yang searah dengan tujuan hukum pada umumnya,

yaitu tujuan untuk memperoleh rasa keadilan, dimana pemungutan pajak

diarahkan pada keseimbangan antara pungutan pajak yang dibebankan dengan

pemanfaatan yang dilakukan oleh wajib pajak. Pajak dibebankan secara umum

terhadap semua subyek pajak tanpa adanya diskriminasi. Prinsip yang digunakan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemungutan pajak, yaitu :12

1. Berusaha mencapai tujuan pemakaian (efficient)

2. Mencapai tujuan secara praktis (workable)

Neumark menyatakan tujuan non fiscal dari Pajak, yaitu :13

1. Tugas Ekonomis :

a. Menghindarkan naik turunnya gelombang perekonomian

b. Mendorong pertumbuhan struktur ekonomi

c. Mendorong politik pembangunan nasional

2. Pertimbangan Sosial, yaitu meratakan pembagian pendapatan (re

distribution of income) khususnya dalam pembentukan tarif.

12

Sartan G., 1973, Pengantar Hukum Pajak Positif di Indonesia, Djambatan Jakarta h.1. 13

Subiyakto Indra Kusuma, 1988, Mengenal Dasar – Dasar Perpajakan, Usaha

Nasional, Surabaya, h. 34.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

12

3. Tujuan Demokrafie, yaitu pajak yang lebih ditekankan pada

kemasyarakatan.

Fungsi dan tujuan pajak air tanah pada prinsipnya sama dengan fungsi dan

tujuan pajak pada umumnya, yaitu :

1. Pajak air tanah sebagai fungsi budgeter, yaitu fungsi utama dari pajak

yang terletak di sektor publik yang dimana pajak air tanah merupakan

alat untuk memasukkan uang ke kas daerah. Sebagai salah satu sumber

pendapatan asli daerah yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran –

pengeluaran daerah baik langsung maupun tidak langsung serta untuk

menjalankan tugas – tugas rutin Pemerintah Daerah dalam

melaksanakan pembangunan daerah.

2. Pajak air tanah sebagai fungsi regulerend, yaitu pajak air tanah

berfungsi untuk mengatur pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah

agar sesuai dengan ketentuan – ketentuan mengai pajak air tanah.

Pengaturan pengambilan dan pemanfaatan pajak air tanah untuk

menghindari kecurangan dari pelaku usaha terkait debit air yang

dipergunakan.

Menurut Mardiasmo, untuk mencapai tujuan dari pajak maka pemungutan

pajak harus sesuai dengan syarat – syarat pemungutan pajak, yaitu : 14

1. Pemungutan pajak harus bersifat adil, artinya didalam melakukan

pemungutan pajak harus sesuai dengan tujuan hukum yang

14

Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta, h.2.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

13

menghendaki adil di dalam peraturan perundang – undangan dan adil

didalam pelaksanaannya.

2. Pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang –

undangan yang berlaku, dengan tujuan untuk memberikan jaminan

hukum dalam menyatakan keadilan bagi negara dan warga negara.

3. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian, artinya

pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi maupun perdagangan.

4. Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien, artinya biaya yang

digunakan untuk pemungutan pajak harus lebih rendah dari hasil

pemungutannya.

5. Pemungutan pajak harus dilakukan dengan sistem yang sederhana,

dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya.

2.3 Pendapatan Asli Daerah

2.3.1 Pengertian pendapatan asli daerah

Pasal 1 ayat (3) Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang

dimaksud dengan pendapatan daerah adalah hal pemerintah daerah yang diakui

sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.

Pengertian pendapatan asli daerah yang diberikan oleh para sarjana yaitu

sebagai berikut :

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

14

1. HAW. Widjaja, mendefinisikan Pendapatan Asli Daerah sebagai

pendapatan daerah yang terdiri dari pajak, retribusi, hasil perusahaan

milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah seperti bagian

laba, deviden dan penjualan saham milik daerah, serta pinjaman lain –

lain. 15

2. Elita mengartikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai semua

penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Identifikasi sumber pendapatan asli daerah adalah meneliti,

menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang menjadi

sumber pendapatan asli daerah dengan cara meneliti dan

mengusahakan serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan

benar sehingga memberikan hasil yang maksimal. 16

3. Atep Adya Barata, yang dimaksud dengan pendapatan asli daerah

adalah semua hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih. Dalam arti luas pendapatan daerah adalah semua

penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode

tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah.

Disini dijelaskan bahwa pendapatan daerah adalah semua penerimaan

kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun

anggaran bersangkutan.17

15

Widjaja, 2002, Pendapatan Asli Daerah, UI, Jakarta, h. 110. 16

Elita, 2007, Penerimaan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Rajawali, Jakarta, h.24. 17

Atep Adya Barata, 2004, Pendapatan Asli Daerah, Barata, Jakarta, h.90.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

15

2.3.2 Sumber pendapatan asli daerah

Dalam penjelasan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan Pendapatan Daerah (PAD)

yang bersumber dari :

a. Pajak Daerah

Pajak daerah menurut Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2002 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang

dapat dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah.18

Smeet mengartikan pengertian pajak daerah sebagai

prestasi yang dipaksakan yang harus diserahkan kepada penguasa publik daerah,

menurut norma – norma yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh penguasa

publik tanpa adanya kontra prestasi perorangan tertentu sebagai penggantinya.19

Berdasarkan pengertian mengenai pajak daerah tersebut maka unsur –

unsur dari pajak daerah, yaitu :

a. Pembayaran berupa iuran wajib yang dilakukan kepada pemerintah

daerah (penguasa publik).

b. Pungutannya dapat dipaksakan

c. Pungutannya mengikuti peraturan perundang – undangan yang

berlaku.

18

Deddy Supriady Bratakusumah, 2002, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.256. 19

C. Geodhart, 1982, Garis – Garis Besar Keuangan Negara, Jembatan, Jakartan h.92.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

16

d. Pungutan dilaksanakan tanpa adanya balas jasa (kontra prestasi)

langsung dari pemerintah.

b. Retribusi Daerah

Menurut Pasal 1 angka 64 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, “retribusi daerah, yang selanjutnya

disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Rormat Sumitro

mengatakan bahwa retribusi daerah adalah pembayaran kepada negara yang

dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa – jasa negara, artinya retribusi

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau karena mendapat pekerjaan usaha atau

milik daerah bagi yang berkepentingan.20

Menurut Davey, pembayaran retribusi harus memenuhi dua syarat, yaitu :21

1. Dasar untuk mengenakan retribusi harus didasarkan pada total cost

dari pelayanan – pelayanan yang disediakan.

2. Dalam beberapa hal retribusi harus didasarkan pada kesinambungan

harga jasa suatu pelayanan, yaitu atas dasar mencari keuntungan.

Berdasarkan pengertian mengenai retribusi daerah maka dapat

dikemukakan ciri – ciri retribusi daerah :

1. Retribusi dipungut oleh negara dalam hal ini pungutan pendapatan

daerah dilakukan oleh pejabat publik;

20

Adrian Sutedi, op.cit, h. 74. 21

Ibid.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

17

2. Dalam pungutan terdapat paksaan secara ekonomis;

3. Adanya kontra prestasi berupa jasa dan pelayanan yang diberikan oleh

negara;

4. Retribusi dikenakan pada setiap orang/badan yang menggunakan jasa –

jasa yang disiapkan oleh negara.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan daerah yang relatif cukup besar,

maka kepada daerah juga diberikan sumber – sumber pendapatan berupa hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sesuai dengan undang – undang.

Pengelolaan kekayaan daerah tersebut berasal dari perusahaan daerah. Dalam

penjelasan umum Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang perusahaan

daerah, pengertian Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan atau badan yang

modalnya baik seluruhnya maupun sebagainya merupakan kegiatan daerah yang

dipisahkan.

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai pemilik sepenuhnya

perusahaan atau sebagai pemilik dari sebagian saham yang ada pada perusahaan.

Tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan

daerah dengan mengutamakan pemberian jasa kepada masyarakat dan

memberikan dukungan ekonomi daerah. Perusahaan daerah dapat dibedakan

dalam 2 (dua) kategori yaitu :

1. Perusahaan asli daerah yaitu perusahaan daerah yang didirikan oleh

daerah itu sendiri;

2. Perusahaan daerah yang berasal dari pemerintah atasannya.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

18

d. Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang sah merupakan usaha yang

dilakukan perangkat pemerintah daerah yang bukan merupakan kewenangan dari

perangkat daerah yang bersangkutan. Hal – hal yang menyangkut usaha daerah

yang sah adalah :

1. Usaha yang dilakukan oleh perangkat pemerintah daerah yang dalam

kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat

dipergunakan oleh masyarakat dengan ganti rugi. Seperti penjualan

alat berat dan bahan jasa.

2. Usaha daerah sebagai sumber pendapatan daerah yang berasal dari

penerimaan swasta, seperti bunga simpanan giro dan bank serta

penerimaan dari denda kontraktor.

2.4 Perbandingan Klasifikasi Hotel Bintang 1,2,3,4 dan 5 di Kabupaten

Badung

Merurut SK. Menteri Perhubungan No. PM.10/Pw.301/PHb.77, Hotel

adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial , disediakan bagi

setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makanan dan

minuman. Klasifikasi hotel didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :

1. Jumlah kamar yang tersedia

2. Fasilitas yang tersedia

3. Peralatan yang digunakan

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

19

4. Mutu Pelayanan yang dimiliki

Perbandingan klasifikasi Hotel Bintang 1,2,3,4, dan 5 yang terdapat di Kabupaten

Badung.

1. Hotel bintang 1 dengan simbol (*)

a. Minimal memiliki 15 kamar

b. Sarana dan prasara olahraga minimal terdiri dari 1 (satu) kolam

berenang untuk umum

c. Utilitas penunjang yaitu ketersediaan air minum 100 liter setiap

harinya

2. Hotel bintang 2 dengan simbol (**)

a. Minimal memiliki 20 kamar

b. Sarana dan prasaran olahraga minimal terdiri dari 1 (satu) kolam

berenang untuk umum

c. Utilitas penunjang yaitu ketersediaan air minimum 200 liter setiap

harinya

3. Hotel bintang 3 dengan simbol (***)

a. Minimal memiliki 30 kamar standar dan 2 kamar suite

b. Sarana dan prasanan olah raga memiliki kolam berenang yang terpisah

antara dewasa dan anak, serta memiliki kolam berenang pribadi untuk

kamar suite

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

20

c. Utilitas penunjang yaitu ketersediaan air bersih minimum 500 liter

setiap harinya, dilengkapi dengan instalasi air panas atau dingin. Serta

dilengkapi dengan satu toilet umum pada lobby.

4. Hotel bintang 4 dengan simbol (****)

a. Minimal memiliki 50 kamar standar dan 3 kamar suite

b. Sarana dan prasanan olah raga memiliki kolam berenang yang terpisah

antara dewasa dan anak dan memiliki kolam berenang pribadi untuk

kamar suite

c. Utilitas penunjang yaitu ketersediaan air bersih minimum 700 liter

setiap harinya, dilengkapi dengan instalasi air panas atau dingin.

Terdapat 2 (dua) toilet untuk untuk pria dan 3 (tiga) toilet umum untuk

wanita dilengkapi dengan perlengkapannya.

5. Hotel bintang 5 dengan simbol (*****)

a. Minimal memiliki 100 kamar standar dan 4 kamar suite

b. Sarana dan prasanan olah raga memiliki kolam berenang yang

terpisah antara dewasa dan anak dan memiliki kolam berenang

pribadi untuk kamar suite

c. Utilitas penunjang yaitu ketersediaan air bersih minimum 900 liter

setiap harinya, dilengkapi dengan instalasi air panas atau dingin.

Terdapat 2 (dua) toilet untuk untuk pria dan 3 (tiga) toilet umum

untuk wanita dilengkapi dengan perlengkapannya.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PAJAK AIR TANAH DAN ... II Skripsi.pdfKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

21

Berdasarkan klasifikasi tersebut, terlihat perbandingan dari berbagai segi

terhadap klasifikasi hotel berbintang. Penelitian ini difokuskan pada klasifikasi

hotel bintang 3 sampai bintang 5 dikarenakan kebutuhan akan air pada hotel

tersebut relative melonjak lebih banyak apabila dibandingkan dengan hotel

bintang 1 dan 2. Dikatakan demikian karena pada hotel bintang 3 sampai bintang

5 jumlah kamar minimal dimulai dari 30 kamar serta dilengkapi dengan kamar

suite. Sarana dan prasarana pendukung seperti kolam berenang terdiri dari kolam

berenang yang dipisahkan antara dewasa dan anak serta kolam berenang prIbadi

yang diperuntukan untuk kamar suite. Sehingga ketersediaan air yang

diiperuntukan untuk kolam berenang pun menjadi meningkat apabila

dibandingkan dengan hotel bintang 1 dan 2. Ketersediaan air bersih pada hotel

bintang 3 sampai bintang 5 disediakan minimal 500 liter setiap harinya, hal ini

menunjukan lonjakan kebutuhan akan air bersih dibandingkan dengan hotel

bintang 1 dan 2 yang ketersediaan air bersihnya minimal 100 liter setiap harinya.

Didukung lagi dengan ketersediaan toilet umum pada lobby terhadap hotel bintang

3, 4 dan 5 sedangkan untuk hotel bintang 1 dan 2 tidak memiliki ketersediaan

terhadap toilet umum. Dari segi minat wisatawan memang lebih memilih hotel

mulai dari hoteng bintang 3 sampai bintang 5 dikarenakan dengan mutu pelayanan

dan fasilitas serta kenyamanan yang didapatkan oleh wisatawan. Sehingga

berdasarkan kriteria tersebut penelitian ini difokuskan pada pengenaan pajak air

tanah untuk tujuan komersil terhadap hotel bintang 3 sampai bintang 5 di

Kabupaten Badung.