41
13 . BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN DAKWAH A. KOMUNIKASI 1. Pengertian dan Unsur Komunikasi Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio” yang berarti “sama”, maksudnya orang yang menyampaikan dan yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan. 1 Sedangkan secara terminologi, para pakar komunikasi antara lain : a. Prof. Dr. Onong Uchjana Efendy, MA., komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 2 b. Drs. A.W. Widjaja, komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. 3 c. Dr. M. Bahri Ghazali, MA., komunikasi adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan terhadap orang lain, agar orang tersebut melakukan seperti apa yang dimaksud oleh yang menyampaikan pesan itu. 4 d. Prof. Dr. Jhon Tondowidjojo,CM., Komunikasi adalah suatu proses yang memanfaatkan symbol dan kode tertentu, dilakuakan antara satu orang/pihak dengan orang/pihak lain melalui berbagai cara dan tingkatan 1 Djamaludin Abidin, Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Gema Insani Press, Jakarta, 1996, hlm. 16 2 Onong Uchjana Efendy., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hlm. 10 3 AW. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm.8 4 M. Bahri Ghazali,., Dakwah Komunikatif, CV. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997, hlm. 4

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

  • Upload
    hadien

  • View
    224

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

13

.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN DAKWAH

A. KOMUNIKASI

1. Pengertian dan Unsur Komunikasi

Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin

“communicatio” yang berarti “sama”, maksudnya orang yang menyampaikan

dan yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang

disampaikan.1

Sedangkan secara terminologi, para pakar komunikasi antara lain :

a. Prof. Dr. Onong Uchjana Efendy, MA., komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media

yang menimbulkan efek tertentu.2

b. Drs. A.W. Widjaja, komunikasi adalah penyampaian informasi dan

pengertian dari seseorang kepada orang lain.3

c. Dr. M. Bahri Ghazali, MA., komunikasi adalah suatu aktifitas yang

dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan terhadap orang

lain, agar orang tersebut melakukan seperti apa yang dimaksud oleh yang

menyampaikan pesan itu.4

d. Prof. Dr. Jhon Tondowidjojo,CM., Komunikasi adalah suatu proses yang

memanfaatkan symbol dan kode tertentu, dilakuakan antara satu

orang/pihak dengan orang/pihak lain melalui berbagai cara dan tingkatan

1 Djamaludin Abidin, Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Gema Insani Press, Jakarta,

1996, hlm. 16 2 Onong Uchjana Efendy., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya,

Bandung, 2001, hlm. 10 3 AW. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm.8 4 M. Bahri Ghazali,., Dakwah Komunikatif, CV. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997, hlm. 4

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

14

.

dengan tujuan agar supaya pihak yang lain bisa mengerti apa yang

disesuaikan oleh pihak pertama dan sebaliknya.5

Sementara menurut Dr. Harold Laswell seorang profesor dibidang ilmu

hukum pada Universitas Yale Amerika Serikat yang dikutip oleh Djamaludin

Abidin Ass. dalam bukunya Komunikasi dan Bahasa Dakwah, merumuskan

bahwa komunikasi itu merupakan jawaban terhadap who says what in wich

channel to whom with what effect (siapa berkata apa dalam media apa kepada

siapa dengan dampak apa), jadi menurut . Laswell ada lima unsur yang harus

ada agar komunikasi berjalan lancar, yakni :

1) Who (siapa) yang kemudian disebut komunikator atau sender (pengirim

komunikasi).

2) What (apa) yang kemudian disebut message atau pesan komunikasi.

3) Whom (kepada siapa) yang kemudian disebut komunikan atau receiver

(khalayak).

4) Channel (media apa) yang kemudian disebut sarana atau media.

5) Effect (dampak komunikasi) yang kemudian disebut dampak atau effect

komunikasi yang diimplementasikan dalam umpan balik (feed back).6

Dari beberapa batasan pengertian komunikasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa secara garis besar komunkasi adalah proses pengoperan informasi

melalui lambang-lambang yang penuh arti dan menimbulkan dampak tertentu.

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan diatas, tampak adanya

sejumlah komponen atau unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan

terjadinya proses komunikasi. Dalam bahasa komunikasi, komponen atau

unsur tersebut adalah sebagai berikut :

5 Jhon Tondo Widjojo,CM.,Komunikasi Pembangunan Masyarakat, Sanggar Binatama,

Surabaya.1991.hlm.1 6 Djamaludin Abidin Ass., op.cit., hlm. 16 - 17

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

15

.

a. Komunikator

Komunikator adalah orang, kelompok atau lembaga yang melakukan

prakarsa menyampaikan pesan kepada komunikan.7 Selain itu

komunikator dapat juga diartikan berupa individu yang sedang berbicara,

menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar,

radio, televisi, film, dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan,

kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya

komunikan menjadi komunikator, untuk itu ada beberapa syarat dan sifat

yang harus dipenuhi oleh seorang komunikator yaitu sebagai berikut :

1. Syarat-syarat komunikator

a. Memiliki Kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.

b. Ketrampilan berkomunikasi.

c. Mempunyai pengetahuan yang luas.

d. Sikap.

e. Memiliki daya tarik dalam arti dia memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan sikap / penambahan pengetahuan bagi / pada

diri komunikan.8

2. Sifat-sifat komunikator

a. Tidak boleh terlalu otokratis.

b. Harus dapat menguasai aspirasi masyarakat/komunikan.

c. Mendelegasikan dan membagi tanggung jawab.

d. Penuh inisiatif.

e. Menghargai kemampuan orang lain.

f. Mawas diri.

g. Mampu mengadakan pengawasan.9

7 Y.S Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta.1998.hlm.70 8 AW. Widjaja, op.cit., hlm. 12 9 AW. Widjaja., Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.2000.hlm.58

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

16

.

Ada beberapa cara berbicara (gaya berbicara) yang dilakukan oleh

seorang komunikator dalam melakukan aksinya sesuai dengan situasi yang

dihadapinya. Gaya komunikator dapat dibedakan dalam beberapa model,

seperti :

1. Komunikator yang membangun, ciri-cirinya :

- Mau mendengarkan pendapat orang lain dan tidak penah

menganggap dirinya benar.

- Ingin bekerjasama dan memperbincangkan sesuatu persoalan dengan

sesamanya sehingga timbul saling pengertian.

- Dia tidak terlalu mendominir situasi dan mau mengadakan

komunikasi timbal balik.

- Dia menganggap bahwa buah pikiran orang banyak lebih baik dari

seorang.10

2. Komunikator yang mengendalikan, ciri-cirinya :

- Pendapatnya merupakan hal yang dianggap paling baik sehingga ia

tidak mau mendengarkan pandangan orang lain intern maupun

extern.

- Ia menginginkan komunikasi satu arah saja, tidak akan menerima

dari arah lain.11

3. Komunikator yang melepaskan diri, ciri-cirinya :

- Ia lebih banyak menerima dari lawannya berkomunikasi.

- Kadang-kadang rasa rendah dirinya timbul sehingga ketidak

mempuannya keluar.

- Ia lebih suka mendengar pendapat orang lain dengan tidak

bersungguh-sungguh menghadapinya.

10 Ibid., hlm. 13 11 Ibid., hlm. 13

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

17

.

- Sumbangan pikirannya tidak banyak megandung arti sehingga ia

lebih suka melempar tanggung jawabnya kepada orang lain.12

4. Komunikator yang menarik diri, ciri-cirinya :

- Ia lebih bersifat pesimis sehingga menurutnya keadaan tidak dapat

diperbaiki lagi.

- Ia lebih suka melihat keadaan seadanya dan kelau mungkin

berusaha menyadari keadaan tambah buruk.

- Ia selalu diam tidak menunjukan reaksi dan jarang memberikan buah

pikiran.13

Menurut penulis seorang komunikator dalam menyampaikan pesan

perlu melakukan beberapa pertimbangan apa yang seharusnya dilakukan,

karena menyampaikan pesan dengan cara yang baik dan penuh persiapan

sangatlah penting dan bermanfaat untuk tercapainya dari sebuah proses

komunikasi.

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah “sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima”.14 Pesan merupakan pernyataan

yang didukung oleh lambang, umumnya bahasa, sebab ada juga lambang

yang lain yang dipergunakan antara lain kial, yakni gerakan anggota tubuh

atau gambar, warna, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan

komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan,

dapat berupa ide, informasi, keluhan keyakinan, imbauan, anjuran, dan

lain sebagainya.15

12 Ibid., hlm. 13 13 Ibid., hlm. 14 14 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,

hlm. 23 15 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1993,

hlm. 6

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

18

.

Pesan seharusnya mempuyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam

usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat

disampaikan secara panjang lebar, namun perlu diperhatikan dan

diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi.16 Pesan ada tiga macam

sebagai berikut:

1. Pesan resmi, yaitu pesan yang disampaikan komunikator kepada

komunikan pada suatu acara resmi. Misal pada saat ceramah, pidato,

dan upacara-upacara.

2. Pesan tidak resmi, yaitu pesan-pesan yang tidak direncanakan

sebelumnya,mendadak atau kebetulan saja. Misal percakapan dua

sahabat yang baru saja bertemu (dijalan, kantor, toko, dan

sebagainya).

3. Pesan titipan, yaitu penyampaian pesan yang dititipkan pada kegiatan

tertentu. Misal melalui suatu pertunjukan kesenian atau acara lain,

pesan sponsor diselipkan dalam suatu mata acara.17

Pesan yang mengena harus memenuhi beberapa syarat :

1. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik serta sesuai

dengan kebutuhan kita.

2. Pesan dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah

pihak.

3. Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan.18

16 AW. Widjaja, Komunikasi Dan Hubunga., op.cit., hlm. 14 17 YS Gunadi, op.cit.,hlm.78 18 Ibid., hlm. 15

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

19

.

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi :

1. Umum

Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan /

audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

oleh seseorang atau kelompok tertentu.

2. Jelas dan gamblang

Pesan yang disampaikan tidak samar-samar, jika mengambil

perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin,

agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang dikehendaki.

3. Bahasa yang jelas

Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak

dapat dipahami oleh si penerima atau pendengar, gunakanlah bahasa

yang jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, hati-hati

pula terhadap istilah atau kata-kata yang berasal dari bahasa daerah

yang dapat ditafsirkan lain oleh komunikan.

4. Positif

Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengarkan dan melihat

hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya, oleh karena itu, setiap pesan

agar diusahakan dalam bentuk positif.

5. Seimbang

Pesan yang disampaikan oleh karena itu kita membutuhkan yang baik-

baik saja atau yang jelek-jelek saja. Hal ini kadang-kadang berakibat

senjata makan tuan cenderung ditolak atau tidak diterima oleh

komunikan.

6. Penyesuaian dengan keinginan komunikan.

Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita

lancarkan selalu mempunyai keinginan tertentu.19

19 Ibid., hlm. 15 - 16

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

20

.

Komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan

diharuskan agar pesan-pesan yang disampaikan mudah dipahami serta

memiliki kredibilitas dimata komunikan. Dan diharuskan berusaha

mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan itu

dalam diri komunikan.

c. Media

Yang dimaksud media disini adalah “alat yang digunakan untuk

memudahkan pesan dari sumber kepada penerima”.20 Terdapat beberapa

pendapat mengenai saluran atau media, ada yang menilai bahwa media

bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar

pribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi, selain indera

manusia ada juga saluran komunikasi seperti, surat, telephone, televisi,

telegram, yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi.21

Sedangkan dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat

menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka,

dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarkannya.

Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam yakni

media cetak dan media elektronika. Media cetak seperti halnya surat

kabar, majalah, buku, brosur, leaflet, stiker, buletin, poster, spanduk, dan

lain-lain. Sedangkan media elektronika antara lain radio, televisi, film,

video recording, komputer, internet, elektronic board audio casette dan

semacamnya.22

Selain media komunikasi seperti diatas, kegiatan dan tempat-tempat

tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga

20 Hafied Cangara, op. cit., hlm. 24 21 Ibid., 22 Ibid.,

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

21

.

dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah, rumah

ibadah, balai desa, panggung kesenian dan pesta rakyat.23

Dari berbagai media komunikasi sosial itu dapat dipergunakan oleh

komunikator sebagai alat penyebaran informasi kepada komunikan atau

masyarakat luas.

d. Komunikan

Komunikan adalah orang, atau kelompok/khalayak yang menerima

pesan komunikasi atau sasaran kegiatan komunikasi.24 Selain itu

komunikan dapat juga diartikan pihak yang menjadi sasaran pesan yang

dikirim oleh sumber atau komunikator, penerima bisa terdiri dari satu

orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, negara.25

Dalam komunikasi dilihat dari segi sasarannya komunikan dapat

diklasifikasikan dalam :

1. Komunikan persona

Ditujukan kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat berupa

“anjang sono” tukar pikiran dan sebagainya.

2. Komunikan kelompok

Ditujukan kepada kelompok tertentu, kelompok adalah suatu

kumpulan manusia yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata

dan memperlihatkan struktur nyata pula. Bentuk komunikasi ini adalah

: ceramah, briefing, indoktrinasi, penyuluhan dan sebagainya.

3. Komunikan massa

Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang

menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-

orang yang hubungan antar sosialnya jelas dan tidak mempunyai

23 Ibid., hlm. 25 24 YS Gunadi, op.cit.,hlm.26 25 Hafied Cangara, op. cit., hlm. 24

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

22

.

struktur tertentu. Komunikasi ini dapat menjangkau daerah-daerah luas

dan pendengar yang praktis tidak terbatas, namun dalam pembentukan

sikap persona tidak dapat langsung diterima oleh massa, tetapi melalui

opinion leader, ialah yang menterjemahkan apa yang disampaikan

dalam komunikasi dilancarkan, menghadapi komunikan perlu

diperhatikan tiga hal, yakni keanggotaan kelompok, proses seleksi dan

kecenderungan.26

Syarat-syarat yang harus dimiliki komunikan antara lain :

1. Ketrampilan / kemampuan menangkap dan meneruskan pesan.

2. Pengetahuan tertentu.

3. Sikap.27

Faktor lain dari komunikan yang patut diperhatikan adalah :

1. Frame of reference (kerangka pemikiran).

Adalah kerangka pemikiran, kerangka pemikiran sangat

penting dalam kegiatan komunikasi supaya berhasil dengan baik.

Bagi komunikator akan lebih baik jika di dalam aktifitas

komunikasi menyamakan kerangka pemikiran atau persepsi yang

dialami komunikan.

2. Field of experince (kerangka pengalaman).28

Adalah luas lingkup pengalaman seseorang, dan kerangka pikir

yang logis akan menentukan keberhasilan komunikasi antara

komunikator dan komunikan. Komunikator sebaiknya selalu

menyesuaikan pesan dengan luas lingkup pengalaman dan

kemampuan yang dimiliki komunikan.

26 A.W. Widjaja, op.cit., hlm. 19 27 Ibid., hlm. 20 28 Y.S.Gunadi., op.cit.,hlm.47-49

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

23

.

Komunikasi akan berhasil dengan baik, jika pesan yang

disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan atau kadar

pengetahuan yang dimiliki yang dipadukan dengan lingkup

pengalaman yang diperoleh oleh komunikan.

Kegiatan komunikasi menjadi akan sukses, jika pesan yang

disampaikan dapat diterima oleh komunikan, dan untuk mencapai

tujuan tersebut maka pesan yang akan disampaikan harus ditata dan

disampaikan oleh komunikator secara tepat sehingga dapat menarik

perhatian komunikan.

e. Efek atau hasil

Efek atau hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni, sikap atau

tingkah laku orang sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan.29

Efek yang timbul dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni :

1. Dampak afektif

Adalah dampak pesan yang disampaikan komunikator yang

ditujukan bukan hanya sekedar agar komunikan tahu, tetapi juga

untuk meggerakkan hatinya serta untuk menimbulkan perasaan

tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan

sebagainya.

2. Dampak kognitif

Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu atau mengingat intelektualitasnya.

Disini pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah berkisar pada

upaya mengubah pikiran dari komunikan.

29 Ibid.,

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

24

.

3. Dampak behavioral

Adalah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk

perilaku, tindakan atau kegiatan.30

Effek atau dampak yang timbul dari proses komunikasi berada pada

tiga aspek yaitu, pada pengetahuan (kognitif ), perasaan (affektif), dan

pada sikap perilaku ( behavioral ).

Proses komunikasi juga berdampak sosial terhadap masyarakat berupa

perubahan perilaku, cara hidup, nilai-niali sosial, norma-norma sosial

dalam masyarakat.

2. Komunikasi Sebagai Proses Sosial

Dalam sub bab dua ini, penulis akan berusaha untuk menguraikan dan

menjelaskan tentang komunikasi sebagai proses sosial. Manusia adalah

makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. manusia ingin

mendapatkan perhatian diantara sesama kelompok. Diperlukan serba

hubungan dan mempergunakan berbagai cara alat, media, dan lain-lain.

komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda, lambang, isyarat,

ilmu komunikasi adalah bagian dari ilmu sosial (social science), yang menjadi

sasaran ilmu komunikasi adalah pernyataan dan teknik penyampaian pesan

kepada manusia.31

Perkembangan komunikasi memberi dampak sosial terhadap masyarakat.

Komunikasi mempengaruhi perubahan perilaku, cara hidup, hidup

bermasyarakat, dan nilai-nilai yang ada. Komunikasi pada hakikatnya adalah

suatu proses sosial, yaitu : sesuatu yang berlangsung atau berjalan antar

manusia. Istilah proses memang merupakan perubahan atau waktu menuju

sesuatu hasil tertentu, jadi setiap langkah, mulai dari pesan yang diciptakan

30 Onong Uchjana Efendy, Dinamika., hlm. 7 31 A.W. Widjaja, op.cit., hlm.2

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

25

.

sampai timbulnya pengaruh atau perubahan pada sasaran, adalah proses

komunikasi yang asasi.

Sebagai proses sosial, maka dalam komunikasi selain terjadi hubungan

antar manusia, juga terjadi interaksi atau proses komunikasi Itulah sebabnya

perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin

dielakkan.32

Dalam ajaran Islam perbuatan mengadakan komunikasi atau interaksi

sosial itu selalu mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai

anggota masyarakat dan juga sebagai makhluk Tuhan. Dalam ajaran Islam

komunikasi tidak hanya harus dilakukan terhadap sesama manusia atau

lingkungan hidupnya, melainkan juga terhadap Tuhan Maha Pencipta,

sebagaimana firman Allah SWT. dalam al-Qur’an surat Ali Imran : 112.

Artinya :”Kehinaan telah ditimbulkan kepada mereka dimanapun mereka itu

berada, kecuali orang-orang yang mempunyai hubungan erat dengan Allah dan tali hubungan yang erat dengan individu manusia-manusia lainnya”.33

Komunikasi dilihat dari segi tekniknya dibedakan menjadi :

a. Komunikasi instruktif / koersif

Yang dimaksud dengan koersif adalah memaksa dengan menggunakan

sanksi-sanksi.34 Sehingga pesan yang akan disampaikan dalam bentuk

komunikasi ini adalah secara agitasi dengan penekanan yang

menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada

kalangan publik, mempengaruhi opini, sikap, dan tingkah laku individu,

dengan cara tersebut adalah cara yang mudah dan hanya dapat dilakukan

32 Ibid., hlm. 89 - 90 33 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta, hlm. 94 34 A.W. Widjaja, op.cit., hlm. 15

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

26

.

di negara-negara totaliter.35 Koersif dapat berbentuk perintah, intruksi,

dan sebagainya (hal ini biasanya terjadi pada organisasi tipe keledai).36

Akibat dari kegiatan koersif adalah perubahan sikap pendapat dan

tingkah laku dengan perasaan terpaksa karena diancam, yang

menimbulkan rasa tidak senang, bahkan rasa benci, mungkin juga

dendam.37

b. Komunikasi persuasif

Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkataan latin persuaio,

kata kerjanya adalah persuader yang berarti membujuk, mengajak atau

merayu, komunikasi persuasif sama dengan koersif, namun dilakukan

secara halus, luwes dan mengandung sifat manusiawi.38 Dapat ditegaskan

bahwa persuasi bukan merupakan pembujukan terhadap seseorang atau

pun kelompok untuk menerima pendapat lain, akan tetapi merupakan

suatu teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan atau

menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari

komunikan yang hendak dipengaruhi.39 Maka akibat dari kegiatan persuasi

adalah kesadaran, kerelaan, disertai dengan perasaan senang.40

c. Komunikasi informatif

Yang dimaksud dengan informatif adalah bersifat memberikan

keterangan-keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil

kesimpulan dan keputusan sendiri.41

35 Oemi Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations, Alumni, Bandung, 1993, hlm. 61 36 A.W. Widjaja, op.cit., hlm. 15 37 Onong Uchajana Efendy., Dinamika komunikasi ., hlm. 21 - 22 38 Ibid., hlm. 21 39 Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung.1977,

hlm. 17 40 Onong Uchajana Efendy, Dinamika Komunikasi.,, hlm. 22 41 A.W. Widjaja, op.cit., hlm. 32

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

27

.

d. Hubungan manusiawi

Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari “human relation”, ada

yang menerjemahkannya “ hubungan manusia “dan hubungan antar

manusia.

Ada dua pengertian hubungan manusiawi yaitu :

1. Hubungan manusiawi dalam arti luas, interaksi antara seseorang

dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang

kehidupan.

2. Hubungan manusiawi dalam arti sempit, interaksi antara seseorang

dengan orang lain. Akan tetapi interaksi disini hanyalah dalam situasi

kerja dan dalam organisasi kekaryaan.42

3. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah terwujudnya partisipasi dalam bentuk

perubahan atau pembentukan sikap, opini atau pendapat atau pun pandangan,

perilaku dan perubahan masyarakat dari komunikasi sesuai dengan tujuannya

yang ditentukan pihak komunikator.

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

Ada beberapa hal yang mendasari sikap seseorang di antaranya ialah :

1. Sikap merupakan hasil pengamatan atau perkembangan dari proses

pengalaman seseorang sehubungan dengan rangsangan dari objek

tertentu.

2. Sikap tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu ada objeknya. Artinya

tidak mungkin ada sikap tanpa ada objeknya.

3. Pada dasarnya manusia hidup di tengah-tengah objek dan stimulus-

stimulus, hanya saja sehubungan denngan daya pengamatan manusia,

42 Onong Uchajana Efendy, Ilmu Teori …, hlm. 138

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

28

.

hanya rangsangan yang dominan saja yang mampu menimbulkan

sikap tertentu terhadap rangsangan tersebut.

4. Sikap merupakan suatu kecenderungan bertindak (predisposition to

act) terhadap suatu objek tertentu.

5. Karena sikap merupakan hasil dari pengalaman seseorang, maka

sikap itu bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir sehigga karenanya

sikap seseorang tersebut dapat dipelajari pembentukan dan

perubahannya.43

Sikap pada kenyataannya terdapat di dalam diri seseorang berupa

kecenderungan, tersembunyi dalam lubuk hati, dalam arti kata diketahui

orang lain yang merupakan panduan dari fikiran (kognisi dan perasaan

atau afeksi yang pada suatu saat dapat di ekspresikan kedalam bentuk

tindakan atau perilaku secara fisik)

Pada dasarnya tujuan komunikasi yang maksimal adalah meminta

perubahan dengan kegiatan komunikasi sikap itu dapat dibentuk dan

dirubah tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti

faktor kepercayaan atas sumber, faktor kemampuan ekonomi, sosial

budaya, faktor politis, dan lain-lain.

b. Mengubah opini atau pendapat ataupun pandangan (to change the

opinion)

Pada umumnya orang berpendapat, bahwa opini atau pendapat

merupakan jawaban terbuka ( overt ) terhadap suatau persoalan atau isu

ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan

secara tertulis atau lisan.44

Jelasnya opini adalah suatu pernyataan mengenai sesuatu yang

sifatnya bertentangan, opini merupakan “expressed statement” yang bisa

43 Toto Tasmara, op.cit., hlm. 22 44 Phill Astrid Susanto, op.cit.,hlm.15

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

29

.

diucapkan dengan kata-kata juga bisa dinyatakan dengan isyarat atau cara-

cara lain yang mengandung arti dan segera dapat dipahami maksudnya.45

Dalam proses pembentukan opini background seseorang (pendidikan,

kebudayaan, agama, ekonomi, pengalaman, dan sebagainya) besar

pengaruhnya terhadap jalan pikiran dan opini yang dinyataka.

Dalam kemampuan opini ada beberapa hal yang mendasar :

1. Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwa dari

pada oleh kata-kata, kecuali jika kata-kata itu sendiri merupakan suatu

peristiwa.

2. Pernyataan lisan dan tindakan-tindakan merupakan hal yang penting

sekali pada saat opini belum terbentuk dan pada waktu orang-orang

masih dalam keadaan bimbang dan mencari keterangan dari sumber

yang dapat dipercaya.

3. Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan

pribadi, peristiwa-peristiwa, kata-kata dan hal-hal lain hanya dapat

mempengaruhi opini bila ada hubungannya dengan kepentingan

pribadi.

4. Opini mudah berubah kecuali jika orang-orang merasa bahwa

kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau jika opini yang

dibangkitkan oleh kata-kata diperkuat oleh peristiwa-peristiwa.

5. Jika kepentingan pribadi sudah tersangkut, maka tidaklah mudah

untuk merubah opini.46

Opini berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas :

1. Opini individual, adalah opini seseorang secara perorangan mengenai

sesuatu yang terjadi di masyarakat pernyataan itu bisa setuju atau

45 Oemi Abdurrahman, op.cit., hlm.53 46 Ibid., hlm. 57

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

30

.

tidak setuju, suka atau tidak suka, menerima atau menolak dan

sebagainya.

2. Opini pribadi, adalah pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah

sosial.

3. Opini kelompok, adalah pendapat sekelompok orang yang terdiri dari

sejumlah individu dengan opini individual dan opini pribadinya

masing-masing mengenai suatu masalah sosial yang menyangkut

kepantingan orang banyak, termasuk kelompok.

4. Opini mayoritas, adalah pendapat orang-orang yang jumlahnya

terbanyak dari mereka yang terlibat dalam suatu masalah sosial.

5. Opini minoritas, adalah pendapat orang-orang yang jumlahnya relatif

paling sedikit dari keseluruhan yang terlibat dalam pembicaraan

mengenai suatu masalah sosial.

6. Opini umum, adalah pendapat orang-orang dalam suatu masyarakat

yang keseluruhannya sama mengenai suatu hal atau peristiwa yang

terjadi dan yang menyangkut kepentingan umum, sama disini berarti

setuju keseluruhannya atau tidak setuju keseluruhannya.

7. Opini publik, adalah pendapat orang-orang yang ada disuatu

masyarakat dimana diantara mereka ada yang pro dan ada kontra

mengenai suatu masalah sosial, jadi sifatnya kontroversial,jenis opini

inilah yang paling banyak dipermasalahkan, dijadikan objek studi, dan

diteliti oleh mereka yang berkecimpung dalam ilmu komunikasi dan

ilmu politik.

8. Opini massa, adalah merupakan tahap kelanjutan dari opini publik,

opini yang sifatnya massal ini bisa beralih bentuk menjadi tindakan

fisik yang seringkali bersifat destruktif.47

47 Onong Uchajana Efendy, Spektrum Komunikasi, CV. Mandar Maju, Bandung, 1992, hlm.

43 - 45

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

31

.

c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

Perilaku dapat diartikan tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan.48 Dengan kata lain adlah tingkah laku atau

behavior, maksud disini adalah tingkah laku yang nyata, terbuka yang

dapat diukur secara obyektif.49

Perilaku, tingkah laku, atau behavior dibedakan atas dua jenis:

1. Cover Behavior (tingkah laku tertutup) adalah tingkah laku yang tidak

dapat langsung terlihat dari luar,semisal berfikir atau beremosi.

Tingkah laku ini sangat kecil dan sangat lemah, sehingga tidak bisa

langsung terlihat tetapi tetap dapat diukur dari luar yang disebut

implisit speeck (bercakap yang implisit).

2. Over Behavior (tingkah laku terbuka) adalah yang dapat dengan jelas

dilihat dari luar.50

d. Perubahan-perubahan masyarakat

Perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma

sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,

lapisan dalam masyarakat, kekerasan dan wewenang, interaksi sosial dan

lain sebagainya. Namun, perubahan-perubahan bukanlah semata-mata

berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-

bidang kehidupan tertentu.

Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya

perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari

pergaulan hidup manusia.51

48 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1994, hlm. 755 49 Singgih Dirda Gunarsa, Pengantar Psikologi, Mutiara, Jakarta, 1983, hlm. 76 50 Ibid., hlm. 78 51 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pres, Jakarta, 1990, hlm. 338

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

32

.

Itulah tujuan-tujuan dari proses komunikasi yang ditentukan pihak

komunikator yaitu adanya perubahan sikap, pendapat (opini), tingkah laku

dan perubahan sosial dalam proses komunikasi.

B. DAKWAH

1. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang

berarti “panggilan, ajakan atau seruan”, kalimat dakwah diambil dari bahasa

Arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim masdar” sedangkan bentuk kata

kerjanya fiil adalah “da-a, yad’u” berarti memanggil, mengajak, atau

menyeru”.52

a. Al-Qur’an surat Ali Imran : 104

أمة يدعون اىل اخلري ويأمرون باملعروف وينهون عن املنكر منكم ولتكن

واولئك هم املفلحون

Artinya :“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menuyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,merakalah orang-orang yang beruntung”.53

b. Al-Qur’an surat Yunus : 25

دار السالم ويهدى من يشآء إىل صراط مستقيمإىل يدعوآ واهللا

Artinya :“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (syurga) dan menunjuki orang yang dikehendakinya kepada jalan yang lurus (Islam)”.54

52 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 17 53 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, hlm. 93 54 Ibid., hlm. 310

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

33

.

Secara terminologi ada beberapa tokoh yang memberi batasan-batasan

tentang pengertian dakwah diantaranya sebagai berikut :

a. Hamzah Ya’kub, dakwah berarti : mengajak umat manusia dengan

hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-rasul-

Nya.55

b. Prof A. Hasymi, dakwah adalah : mengajak orang lain untuk meyakini dan

mengamalkan aqidah dan syariah Islam yang terlebih dahulu telah

diyakini dan diamalkan oleh pendakwah (da’i) sendiri.56

c. Dr. M. Quraish Shihab dakwah adalah : seruan atau ajakan kepada

keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah

bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah

laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih

luas, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam

secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.57

d. M. Masyhur Amin mendefinisikan dakwah : suatu aktivifitas yang

mendorong menusia memeluk agama Islam agar mereka mendapatkan

kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat).58

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada hakikatnya dakwah merupakan proses transformasi nilai-nilai ajaran

Islam yang bertumpu pada amar ma’ruf dan nahi mungkar. Transformasi

disini merupakan sebuah paradigma yang mengandung dua dimensi strategis,

yaitu dimensi konsepsional normatif dan aksiologis praktis, sebab dakwah

55 Hamzah Yakub, Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, CV. Diponegoro,

Bandung, 1992, hlm. 13 56 A. Hasymi, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur'an, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm. 28 57 M. Quraish Shihab, op.cit., hlm. 194 58 M. Masyhur Amin, op.cit., hlm. 10

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

34

.

bukan saja berupa pemahaman nilai, keyakinan dan doktrin, namun juga

berupa usaha yang sistematis, praktis, pragmatis dan rasional untuk mengubah

kondisi tertentu kehidupan manusia, baik yang bersifat individual mupun

sosial, kepada kondisi yang lebih baik dan sempurna, sehingga mereka

mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di

akhirat.

2. Unsur – Unsur Dakwah

Proses dakwah terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen

yang satu sama yang lainnya mempunyai hubungan yang sangat erat, unsur-

unsur tersebut adalah :

a. Subyek Dakwah

Subyek dakwah adalah orang-orang yang menyampaikan pesan-pesan

dakwahp yang biasa disebut istilah da’i juru dakwah dan ada pula yang

menyebutnya komunikator dakwah, penyampaian pesan-pesan dakwah

bisa dilakukan oleh perseorangan (individual) dan bisa juga oleh

kelompok atau pun organisasi. Menurut Hafi Anshari subyek dakwah

adalah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang berusaha

merubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan ketentuan – ketentuan

Allah, baik secara individu maupun berbentuk kelompok (oraganisasi),

sekaligus sebagai pemberi informasi dan pembawa misi.59

Keberadaan da’i sangat menentukan keberhasilan kerja dakwah, sebab

kondisi masyarakat muslim di Indonesia pada umumnya masih bersifat

paternalistik yakni masih sangat tergantung dengan sosok seorang figur

atau tokoh. Demikian juga dalam konteks dakwah, masyarakat muslim

Indonesia memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk mengikuti

59 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (pedoman untuk mujahid dakwah), Al

Ikhlas, Surabaya.1993.hlm.104-105

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

35

.

ajakan seorang da’i tertentu tanpa mempertimbangkan pesan-pesan yang

disampaikannya.

Oleh karena itu, visi seorang da’i, karakter, keluasan dan kedalaman

ilmu, keluhuran akhlak, kredibilitas, kapabilitas, akseptabilitas dan sikap-

sikap positif lainnya sangat menentukan keberhasilan seorang da’i dalam

menjalankan tugas dakwah. Inilah salah satu aspek yang ditunjukkan oleh

Rasulullah SAW. dihadapan umatnya, sehingga beliau mendapatkan

keberhasilan yang gemilang dalam menjalankan tugas dakwah, sebagai

mana ditegaskan oleh Allah SWT. dalam salah satu ayat-Nya :

اهللا لنت لهم ولو آنت فظا غليظ القلب ال نفضوا من رحمة فبما فى األمر وشاورهممن حولك فاعف عنهم واستغفر لهم

فإذاعزمت فتوآل على اهللا إن اهللا يحب المتوآلين Artinya : ”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka, sekiranya kemu bersikap kasar lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam (menyelesaikan) suatu urusan, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepad Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. (Q.S. Ali Imran : 159).60

Dari ayat tersebut maka bisa dijelaskan bahwa seorang da’i harus

memiliki kepribadian, seorang da’i yang menyangkut masalah, sifat,

sikap, dan kemampuan diri pribadi da’i.

Seperti dijelaskan oleh Asmuni Syukir bahwa sifat, sikap,dan

kemampuan diri seorang da’i adalah sebagai berikut :61

1. Sifat-sifat seorang da’i

a. Iman dan taqwa kepada Allah SWT.

60 Depag RI, op.cit., hlm. 103 61 Asmuni Syukir, op.cit., hlm. 35 - 43

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

36

.

b. Tulus dan tidak mementingkan diri sendiri.

c. Ramah dan penuh pengertian.

d. Tawadlu’ (rendah hati).

e. Sederhana dan jujur.

f. Tidak egois.

g. Sifat anthusiasme (semangat).

h. Sabar dan tawakal.

i. Toleran.

j. Terbuka (demokratis).

k. Tidak memiliki penyakit hati.

2. Sikap seorang da’i

a. Berakhlak mulia.

b. Hing ngarso asung tuladha, hing madya mangun karsa, tutwuri

handayani.62

c. Disiplin dan bijaksana.

d. Wira’i,63 dan berwibawa.

e. Tanggung jawab.

f. Berpandangan luas.

g. Berpengetahuan cukup.

b. Obyek Dakwah

Obyek dakwah adalah manusia yang secara individual atau pun

kelompok menerima pesan-pesan dakwah, yang sering disebut dengan

62 Penulis memberikan tafsiran kalimat Hing Ngarso Asung Tuladha, Hing Madyo Mangun

Karsa, Tutwuri Handayani adalah : bagaimana seorang da’i bisa memberikan tauladan yang baik bagi lingkungan sekitarnya kemudian seorang da’i bila ditengah masa mampu memberikan motivasi agar senantiasa mereka mengerjakan dan mengikutinya dengan memberi bimbingan agar lebih meningkatkan amalannya.

63 Sikap Wira’i adalah : sikap menjauhkan perbuatan-perbuatan yang kurang berguna dan mengindahkan amal shaleh.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

37

.

intilah mad’u yang disampaikan oleh komunikator. Dapat pula dipahami

bahwa komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi titik

fokus suatu kegiatan dakwah.

Oleh karena masyarakat yang menjadi sasaran dakwah sangat

heterogen dan memiliki pluralitas yang sangat tinggi dalam berbagai

aspek, baik dari segi usia, jenis status sosial, tingkat ekonomi, jenis

profesi, tradisi masyarakat, aspirasi poitik dan keragaman aspek-aspek

lainnya, maka seorang da’i dituntut memiliki ketajaman yang kreatif

untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kondisi riil masyarakat yang akan

dihadapi, kekeliruan pisau yang digunakan untuk membidik komunikan

sangat dimungkinkan terjadinya kegagalan dalam melakukan tugas

dakwah.

Dalam hal ini maka seorang da’i sebelum terjun kelapangan untuk

berhadapan dengan komunikan, harus melakukan kerja pra kondisi berupa

identifikasi sasaran dakwah, sehingga akan ditemukan formulasi yang

tepat tentang metode, strategi, materi, dan media yang akan digunakan

dalam melakukan tugas dakwah. Tanpa melalui tahapan ini maka sangat

dimungkinkan pesan-pesan dakwah yang diberikan kepada komunikan

akan mengalami pembiasan (deviasi) yang jauh dari yang diharapkan,

sehingga aktivitas dakwah yang dilakukan hanya akan sia-sia belaka dan

tidak memiliki signifikasi yang strategis bagi masyarakat itu sendiri, ada

bermacam-macam obyek dakwah diantaranya :

1. Ditinjau dari segi jumlahnya, dapat dibagi :

- Individu

- Kelompok, dimana sasarannya adalah orang banyak dan ini dapat

berjumlah sedikit atau umum.

2. Ditinjau dari segi profesinya, dibagi :

- Sebagai petani

- Sebagai pedagang

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

38

.

- Sebgai buruh

- Sebagai ABRI

- Sebagai PN

- Sebagai pendidik

- Sebagai pegawai swasta

- Campuran

3. Ditinjau dari segi pendidikannya, dibagi :

- Tidak berpendidikan

- Berpendidikan sekolah dasar

- Berpendidikan lanjutan menengah / atas

- Berpendidikan tinggi

- Campuran

4. Ditinjau dari segi tingkat umurnya, dibagi :

- Kalangan anak-anak

- Kalangan pemuda

- Kalangan dewasa

- Kalangan tua

- Campuran

5. Ditinjau dari segi janis kelaminnya, dibagi :

- Orang wanita

- Orang laki-laki

- Campuran

6. Ditinjau dari segi lingkungannya, dibagi :

- Lingkungan rumah tangga

- Lingkungan sekolah

- Lingkungan masyarakat

7. Ditinjau dari segi tingkat sosial ekonominya, dibagi :

- Tingkat ekonomi rendah

- Tingkat ekonomi cukup

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

39

.

- Tingkat ekonomi tinggi

- Campuran

8. Ditinjau dari segi macam keagamaannya, dibagi :

- Terdiri dari orang-orang muslim

- Terdiri dari orang-orang non muslim

- Campuran

9. Ditinjau dari segi tingkat keagamaannya, dibagi :

- Muslim sekedar nama

- Muslim yang tidak aktif

- Muslim aktif

- Campuran

10. Ditinjau dari segi daerah pemukimannya, dibagi :

- Daerah pesisir

- Daerah pedalaman, pegunungan, transmigrasi

- Daerah perkotaan.64

Dengan mengenal obyek yang bermacam-macam dalam segala

aspeknya, maka subyek dakwah dapat mengambil langkah-langkah yang

sesuai dengan kondisi dan situasi serta macam-macam obyek yang

dihadapi.

c. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah suatu pesan yang disampaikan oleh da’i kepada

mad’u yang mengandung kebenaran dan kebaikan bagi manusia yang

bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadis. Dengan demikian materi dakwah

merupakan inti dari dakwah itu sendiri, oleh karenanya hakikat materi

dakwah tidak dapat dilepaskan dari tujuan dakwah.

64 Hafi Anshari, op.cit., hlm. 119 - 121

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

40

.

Menurut Hafi Anshari, materi dakwah yang terkandung dalam al-

Qur’an dan al-Hadis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga masalah pokok

yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman atau hukum

(syari’at), dan masalah budi pekerti (akhlak).65

Ketiga pokok materi sebagaimana tersimpul dalam al-Qur’an dan al-

Hadis ini merupakan inti dari pesan yang harus disampaikan oleh seorang

da’i. Namun bukan berarti seorang da’i tidak diperkenankan

menyampaikan materi di luar pokok bahasan di atas Justru sebaiknya,

seorang da’i dituntut mampu merespon kebutuhan yang menjadi tuntutan

hidup dan kehidupan komunikan (sasaran dakwah), seperti materi sosial

kemasyarakatan, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, bahkan politik

sekalipun. Akan tetapi materi dakwah yang disampaikan tidak boleh

dikesampingkan dari aspek aqidah (iman), syari’at (islam) dan akhlak

(ihsan) yang ketiganya merupakan satu kesatuan organik dalam agama

Islam. Artinya, sebaik apa pun pesan-pesan ajaran Islam yang

disampaikan kepada komunikan namun jika dalam proses

penyampaiannya meninggalkan ketiga pondasi fundamental tersebut

maka hasilnya akan rapuh dan tidak tahan lama.

Konsep ini penting, terlebih lagi di era sekarang yang masyarakatnya

telah dilanda euphoria politik, sebab dalam kondisi seperti ini banyak

dijumpai di beberapa kesempatan forum dakwah, bahwa majelis ilmu

berbalik arah menjadi majelis fitnah, sehingga yang disampaikan bukan

lagi pesan-pesan dakwah melainkan muatan politik yang sarat dengan

permainan kotor, cara penyampaiannya pun sudah tidak mengindahkan

lagi etika seorang da’i yang seharusnya menjunjung tinggi akhlakul

karimah.

65 Ibid., hlm. 146

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

41

.

Dalam konteks tersebut diatas, agama tidak jarang dijadikan

komoditas untuk mengejar obsesi politik. Agama di politisir sedemikian

rupa untuk dijadikan topeng dan tameng untuk memagari perjuangan semu

yang penuh dengan tipu daya, sehingga tidak jarang terjadi pertarungan

fisik, antar kelompok, termasuk antar sesama muslim maupun kekuatan

politik tertentu yang memakai jargon agama atau di picu atas nama agama.

Dalam kondisi seperti ini agama nyaris kehilangan nilai-nilai

universalitasnya dan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin pun

semakin jauh dari dari harapan umatnya.

d. Media Dakwah

Media dakwah juga merupakan salah satu unsur yang sangat penting

diperhatikan dalam aktivitas dakwah. Sebab sebagus apa pun metode,

materi dan kapasitas seorang da’i tanpa didukung dengan sebuah media

yang tepat seringkali hasilnya kurang efektif, namun tidak satu pun media

yang dianggap paling tepat dengan menganggap media lainnya, sebab ia

memiliki relativitas yang sangat bergantung dengan situasi dan kondisi

yang dihadapi.

Urgensi media dakwa ini tercermin dalam definisi yang dikemukakan

oleh Hamzah Ya’kub, yakni “alat obyektif yang menghubungkan ide

dengan umat, suatu elemen yang menghubungkan urat nadi dalam

totaliter”.66 Secara rinci, M. Aminuddin Sanwar membagi media dakwah

kedalam enam macam, yaitu :

1. Dakwah melalui saluran lisan, yaitu dakwah secara langsung dimana

da’i menyampaikan ajakan dakwahnya kepada mad’u

2. Dakwah melalui saluran tertulis, yaitu kegiatan dakwah yang

dilakukan melalui tulisan-tulisan.

66 Hamzah Ya’kub, op.cit., hlm. 47 - 48

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

42

.

3. Dakwah melalui alat visual, yaitu kegiatan dakwah yang dilakukan

dengan melalui alat-alat yang dapat dilihat dan dinikmati oleh mata

manusia.

4. Dakwah melalui alat-alat audial, yaitu alat-alat yang dapat dinikmati

melalui perantaraan pendengaran.

5. Dakwah melalui alat audio visual, yaitu peralatan yang dipakai untuk

menyampaikan pesan dakwah yang dapat dinikmati dengan mendengar

dan melihat.

6. Dakwah melalui keteladanan, yaitu bentuk penyampaian pesan dakwah

melalui bentuk percontohan atau keteladanan dari da’i.67

Melihat pengertian dan macam-macam media dakwah tersebut di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi dan efektivitas pemanfaatan

media dakwah berkaitan erat dengan unsur-unsur dakwah lainnya, oleh

karena itu dalam merancang media dakwah ini harus memperhatikan

keahlian komunikator (da’i) dalam menggunakan, mempertimbangkan

daya tangkap komunikan (mad’u), melihat aspek metode yang diterapkan

dan materi yang diberikan, serta memperhatikan situasi dan kondisi yang

dihadapi.

e. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara yang ditempuh oleh subyek dalam

melaksanakan tugasnya (berdakwah).68 Sudah barang tentu di dalam

berdakwah diperlukan cara-cara tertentu agar supaya dapat mencapai

tujuan dengan baik, untuk itu bagi seorang subyek perlu melihat

kemampuan yang ada pada dirinya dan juga melihat secara benar terhadap

67 M. Aminuddin Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang, 1986, hlm. 77-78 68 Hafi Anshari, op.cit., hlm. 158

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

43

.

obyek dalam segala seginya. Sumber dakwah yang terdapat dalam al-

Qur’an menunjukkan ragam yang banyak seperti hikmah, mujadalah,

berbantah dan berdiskusi dengan baik. Dari sumber metode itu tumbuh

metode-metode yang merupakan operasionalisasinya yaitu dakwah dengan

lisan, tulisan, seni dan bil hal.69

f. Efek Dakwah

Efek dakwah merupakan akibat dari pelaksanaan proses dalam obyek

dakwah,70 positif atau negatif, efek negatif itu berkaitan dengan unsur-

unsur dakwah lainnya, tidak bisa lepas hubungannya, keberhasilan

dakwah tidak tampak jelas seperti seorang dokter mengobati sesuatu

penyakit, jadi akibat atau akibat atau efek dakwah dilakukan, tetapi

membutuhkan waktu untuk proses perubahan itu.

g. Tujuan Dakwah

Sejauh ini lebih ditekankan sekedar upaya penyampaian informasi atau

pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Akibatnya kriteria

keberhasilan dakwah hanya diukur sebatas sampainya informasi atau

pesan-pesan tersebut kepada masyarakat, bukan pada sejauh mana pesan-

pesan keagamaan itu diterima dan dilaksanakan secara sadar oleh

masyarakat. Sehingga terjadi transformasi dan inovasi kearah kehidupan

yang lebih baik, bahkan lebih ironis lagi terdapat kecenderungan bahwa

dakwah hanyalah merupakan rutinitas perhelatan spiritual yang berfungsi

sebagai suatu bentuk hiburan (entertainment) untuk memuaskan jiwa

pendengarannya, ini semua terjadi karena adanya kesalahpahaman

terhadap makna dakwah yang terlalu disempitkan pengertiannya.

69 Wardi Bachtiar, op.cit., hlm. 34 70 Ibid., hlm. 36

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

44

.

Oleh karenanya dari dasar pelaksanaan dakwah yang dijelaskan dala

al-Qur’an dan al-Hadis tersebut di atas, dapat diketahui gambaran tentang

tujuan yang akan dicapai dalam aktifitas dakwah.

Menurut M. Masyhur Amin tujuan dakwah dapat ditinjau dari dua

aspek, yaitu :

Pertama, ditinjau dari aspek obyek dakwah yang meliputi :

a. Tujuan perorangan, yaitu : terbentuknya muslim yang mempunyai

iman yang kuat, berperilaku dengan hukum-hukum yang di syari’atkan

Allah SWT. dan berakhlakul karimah.

b. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh

ketenteraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.

c. Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat sejahtera

yang penuh dengan suasana Islami.

d. Tujuan untuk umat manusia seluruh dunia, yaitu terbentuknya

masyarakat dunia yang penuh kedamaian dan ketenangan dengan

tegaknya keadilan, persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya

diskriminasi dan eksploitasi, saling tolong dan saling menghormati.

Kedua, ditinjau dari aspek materi dakwah yang meliputi :

a. Tujuan aqidah, yaitu terbentuknya suatu aqidah yang mantap di setiap

hati seseorang sehingga keyakinannya tentang ajaran-ajaran Islam itu

tidak lagi di campuri dengan rasa keraguan.

b. Tujuan hukum, yaitu terbentuknya kepatuhan sikap orang terhadap

hukum-hukum yang telah di syari’atkan oleh Allah SWT.

c. Tujuan akhlah, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang berbudi luhur,

dikuasai dengan sifat-sifat terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang

tercela.71

71 M. Masyhur Amin, op.cit., hlm. 15 - 18

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

45

.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa tujuan

dakwah adalah terbentuknya pribadi muslim yang memiliki iman yang

kuat, akhlak yang terpuji, kepatuhan terhadap hukum, dan memiliki

kesalehan individu maupun sosial,sehingga mendapatkan kebahagiaan

hidup di dunia maupun di akhirat.

3. Dakwah Sebagai Proses Sosial

Pada sub bab tiga ini, penulis akan menguraikan mengenai dakwah

sebagai proses sosial. Dakwah pada hakikatnya merupakan upaya untuk

mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah

diharapkan akan mampu mengubah kepribadian baik secara individu maupun

kolektif. Oleh karena itu dakwah adalah agen perusahaan, baik dalam

pengertin material maupun immaterial.

Dalam pengertian immaterial berarti dakwah sebagai aktifitas yang

mampu melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih positif, sedang

dalam pengertian material dakwah dapat memberikan corak kegiatan manusia

yang lebih menjanjikan masa depan bagi suatu masyarakat.

Dakwah dalam dimensi immaterial dikenal sebagai dakwah bil lisan, yang

lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif. Sedangkan

dakwah yang berdimensi material disebut dakwah bil hal karena lebih

menekankan kepada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang

agar mad’u-nya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-

harinya.72

Dakwah Islam sendiri pada hakikatnya, merupakan aktualisasi imam yang

dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk melakukan

proses rekayasa sosial melalui usaha mempengaruhi, cara merasa, berfikir,

bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan norma ajaran.

72 M. Bahri Ghazali, op.cit., hlm. 45

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

46

.

Karena itu, hubungan interdependensi antara dakwah dan masyarakat pada

dasarnya mengisyaratkan, dua hal penting. Pertama, realitas sosial merupakan

alat ukur keberhasilan dakwah disatu pihak, yang sekaligus menjadi cermin

sosial dalam merumuskan agenda dakwah pada tahap-tahap berikutnya.

Kedua, aktivitas dakwah sendiri pada hakikatnya merupakan pilihan strategis

dalam membentuk arah perubahan suatu masyarakat, itulah sebabnya

eksistensi dakwah sama sekali tidak bisa diabaikan dari dinamika kehidupan

masyarakat, ia merupakan sebuah proses sosial yang berkesinambungan,

dalam suatu masyarakat.73

a. Dasar Hukum Dakwah

Landasan utama yang menjadi dasar pelaksanaan dakwah adalah al-

Qur’an dan al-Hadis, dalam dua landasan normatif tersebut terdapat dalil

naqli yang menerangkan tentang perintah dan urgensi dakwah. Di

dalamnya juga menerangkan tentang tata cara dan pelaksanaan kegiatan

dakwah.

Perintah untuk berdakwah pertama kali ditujukan kepada para utusan

Allah (Rasulullah), kemudian kepada umatnya baik secara umum,

berkelompok atau berorganisasi, ada pula yang ditujukan kepada individu

(perseorangan) maupun keluarga dan sanak famili.

Dasar hukum pelaksanaan dakwah tersebut antara lain :

1) Perintah dakwah yang ditujukan kepada para utusan Allah

(Rasulullah)

ماانزل إليك من ربك وان لم تفعل فمابلغت بلغ ياأيهاالرسول القوم الكفرين اليهدىرسالته واهللا يعصمك من الناس ان اهللا

73 Miftah Faridl, dalam Pengantarnya Buku, Dakwah Kontemporer, hlm. vii

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

47

.

Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Maidah : 67)74

Posisi dan fungsi Rasullulah SAW serta para mubaligh dalam

ayat diats hanya berperan dan bertugas sebagai penyampai amanah

risalah Islam secara keseluruhan sesuai kemampuan yang diterima

dan tidaknya pesan risalah itu dikembalikan sepenuhnya pada

penerima pesan dan petunjuk dari Allah SWT.

2) Perintah dakwah yang ditujukan kepada umat Islam secara umum :

خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن آنتم وتؤمنون باهللا ولو ءامن أهل الكتب لكان خير لهم المنكر

الفسقونمنهم المؤمنون وأآثرهم

Artinya :“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adlah orang-orang yang fasik”. (Q.S. Ali Imran : 110 ).75

Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya umat

Islam adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia dan

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar

dan beriman kepada Allah SWT.

3) Perintah berdakwah secara berorganisasi atau kelompok

74 Depag RI, op.cit., hlm. 172 75 Ibid., hlm. 94

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

48

.

بالمعروف أمة يدعون الى الخير ويأمرون منكم ولتكن وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحون

Artinya :“ Dan hendaklah ad diantara kamu segolongan umat menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran : 104).76

Pada ayat diatas, Allah SWT menyuruh agar dalam suatu umat

dibentuk satu kelompok orang atau organisasi yang misinya adalah

menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

4) Perintah dakwah terhadap individu (perseorangan) dan keluarga.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …”. (Q.S. At-Tahrim : 6).77

Maksud ayat diatas adanya perintah dakwah terhadap

perseorangan dan keluarga, agar tetap beriman kepada Allah SWT.

منكرا فليغير بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم منكم رأى من

اإليمانيستطع فبقلبه وذلك أضعف Artinya :“Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka

hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu (mencegah dengan tangan) maka hendaklah ia merubah dengan lisannya, dan apabila (dengan lisan ) tidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman”. (H.R. Muslim).78

76 Ibid., hlm. 93 77 Ibid., hlm. 951 78 R. Agus Toha Kuswata, R. UU Kuswara Suryakusumah, Komunikasi Islam, Arikha, Media

Cipta, Jakarta, 1990, hlm. 15 - 16

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

49

.

Dari ayat diatas, perlu adanya perjuangan untuk menegakkan yang haq

(benar) dan menghapuskan kemungkaran sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadis yang menjadi dasar hukum

pelaksanaan dakwah di atas, para ahli berpendapat bahwa kewajiban

berdakwah hanya bagi orang tertentu secara professional (fardhu kifayah)

ada pula yang berpandangan bahwa kewajiban dakwah itu memang

tertuju pada semua muslim (wajib ain). Perbedaan itu memungkinkan,

karena sangat berhantung pada pemahaman dan penafsiran tentang

keberadaan kata “min” dalam kalimat “minkum” ada yang

memposisikannya sebagai min li at-tab’idh (sebahagian) sehingga

kewajibannya menjadi fardu kifayah (kewajiban kolektif). Hal ini dianut

kebanyakan mufassir, adapula yang memposisikan sebagai min li al-

tabyin wa litakhshish (penjelasan dan pengkhususan) sehingga

kewajibannya menjadi fardu ain, kewajiban individual.79 maka jelaslah

bahwa tugas dakwah adalah wajib bagi setiap muslim atau mukmin, baik

secara individual (personal) maupun kelompok (organisasional) sesuai

dengan kemampuan masing-masing.

b. Hubungan Jihad Dengan Dakwah

Jihad (Bahasa Arab) berasal dari kata “juhd” yang artinya bersungguh-

sungguh, bekerja keras, membanting tulang untuk mencapai suatu cita-cita

yang mulia.80 Dalam ensiklopedi Islam disebutkan bahwa jihad adalah

mengarahkan segala kemampuan juga berarti berjuang menghadapi

berbagai kesulitan. Dalam hukum Islam, jihad mengandung maksimal

untuk penerapan ajaran Islam serta pemberantasan kemungkaran dan

79 Asep Muhiddin, Dakwah Dalam Prespektif Al Qur’an, PT. Putaka Setia, Bandung, 2002,

hlm 22 80 Hamka, Prinsip Kebijaksanaan Dakwah Islam, PT. Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1984, hlm.

141

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

50

.

kedzaliman (jihad dalam pengertian khusus).81 Sedangkan dalam

pengertian khusus, jihad diartikan perang melawan musuh.82

Islam merupakan agama dakwah, yang disebarkan oleh Muhammad

SAW. dengan cara-cara yang sangat memikat dan efektif dengan

menggunakan argumentasi dan akal sehat untuk mengikuti perkataaan

Tuhan. Ajakannya penuh dengan cinta, kasih dan rasa sayang pada umat

manusia dan disampaikan dengan kebijakasanaan dan dengan cara yang

paling baik.83

Islam memang mengenal adanya perang, namun peperangan dalam

Islam bukanlah untuk memaksa orang memeluk Islam, melainkan untuk

memberi kebebasan beragama. Supaya orang bebas mengadakan dakwah

agama setelah negara itu ditaklukkan oleh Islam.84 Maka sangat keliru apa

yang dituduhkan oleh orientalis barat bahwa Islam disebarkan dengan

pedang, sekiranya Islam disiarkan dengan pedang tidak akan lagi ada

orang kristen di Libanon sampai sekarang atau pun di Suriah atau pun di

Mesir.85

Perdamaian merupakan prinsip dasar Islam dlam kehidupan, Islam dan

perang dalam keadaaan terpaksa, dimana tidak ada lagi jalan yang dapat di

tempuh.

Dalam al-Qur’an telah dijelaskan tentang konsep kemerdekaan

beragama dalam Islam, diantaranya :

1) Q.S. Al Baqarah : 256 yang berbunyi :

81 A. Mukti Ali (dkk), “Jihad” dalam Ensiklopedi Islam di Indonesia, Depag, Jakarta, 1993,

hlm. 522 82 Ibid., hlm. 521 83 A. Fazlur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer, terj. Anas

Siddiek, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hlm. 24 84 Hamka, op.cit., hlm. 142 85 Ibid., hlm. 141

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

51

.

بالطغوتبين الرشد من الغي فمن يكفر ت فىالدين قد الاآراهويؤمن باهللا فقداستمسك بالعروة الوثقى النفصام لها واهللا سميع عليم

Artinya :“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam),

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pad jalan yang salah, karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thogut dan beriman kepada Allah, mka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.86

2) Q.S. Yunus : 99, yang berbunyi :

شاء ربك ألمن فىاألرض آلهم جميعا أفأنت تكره الناس ولو يكونوا مؤمنين حتى

Artinya :”Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua

orang yang ada di muka bumi seluruhnya, maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya”.87

Ringkasnya Muhammad SAW. menyampaikan keimanan pad umatnya

dengan daya tarik yang besar, alasan yang meyakinkan dan mengajak

mereka dengan penuh kasih sayang dan ini mempunyai pengaruh besar

atas diri mereka dan kalau ketakutan terhadap penindasan dan perburuhan

telah lenyap, mereka masuk kedalam Islam dengan berbondong-bondong

dengan kemauan mereka sendiri.88 Muhammad memang mengangkat

senjata, namun untuk mempertahankan imannya dan bukan untuk

mengubah kepercayaan orang lain.89 Jadi Islam disiarkan bukan dengan

86 Depag RI, op.cit., hlm. 63 87 Ibid., hlm. 322 88 A. Fazlur Rahman, op.cit., hlm. 32 89 Ibid., hlm. 33

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

52

.

pedang melainkan dengan perdamaian yang diwarnai dengan cinta dan

kasih sayang.

C. KETERKAITAN ANTARA KOMUNIKASI DENGAN DAKWAH

Dalam kegiatan dakwah terjadi suatu proses yang melibatkan beberapa

unsur yang terkait, yang meliputi da’i sebagai subyek, mad’u sebagai obyek,

pesan atau materi, sarana atau media, dan metode. Sedangkan dalam istilah

komunikasi juga meliputi beberapa unsur yang mesti ada yaitu, komunikator ,

komunikan, materi, metode dan media. Dengan demikian jika dilihat secara

umum unsur komunikasi dan unsur dakwah mempunyai kesamaan.

Dakwah merupakan proses penyebaran nilai-nilai ajaran islam atau upaya

pembentukan pemahaman, persepsi dan sikap dan kesadaran mad’u, karena

dimensi dakwah berkaitan dengan cara mentransformasikan nilai-nilai ajaran

islam, sebagai isi pesan dakwah yang perlu dipahami dan disikapi menjadi

sebuah kesadaran pribadi dan masyarakat. Pada dasarnya aktivitas dakwah

menyangkut dua dimensi yakni transformasi dan komunikasi disatu sisi dan

perubahan sosial atau pembangunan disisi lain, strategi cara dan teknik

pendekatannya akan berkaitan dan melibatkan berbagai sarana dan prasarana

yang dibutuhkan kedua media tersebut yang berhubungan dengan berbagai

aspek spiritual dan sosial budaya kehidupan manusia. Pendekatan kegiatan

dakwah dapat dilakukan dengan pendekatan dakwah ucapan,dan dakwah

melalui perbuatan termasuk dengan tulisan,dari penjabaran kedua kegiatan itu

lahir beberapa ragam kegiatan dakwah, yaitu diantaranya tabligh dan irsyad.

Tabligh dilakukan dalam rangka pencerdasan dan pencerahan masyarakat

melalui kegiatan pokok sosialisasi internalisasi, dan eksternalisasi nilai ajaran

islam, dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa. Sedangkan

irsyad dilakukan dalam rangka pemecahan masalah psikologis melalui

kegiatan pokok bimbingan penyuluhan pribadi dan keluarga baik secara

preventif atau kuratif. Tabligh dan irsyad ini menyangkut kondisioning

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2004... · audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami

53

.

pemahaman, persepsi, dan sikap.90 Dari uraian diatas tergambar bahwa dalam

operasionalnya kegiatan dakwah adalah akumulasi dari proses transformasi

dan aktualisasi nilai-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau

lembaga keislaman yang mewujudkan islam sebagai ajaran, pandangan dan

kebutuhan hidup dalam kehidupan personal dan kolektif, melalui saluran dan

media tertentu sesuai dengan ragam dakwah yang terpilih, guna mencapai

kehidupan yang islami dari berbagai aspek.91

Secara lebih dalam untuk melihat pentingnya keterkaitan antara

komunikasi dan dakwah diharapkan dalam penyampaian pesan-pesan dakwah

menjadi lebih komunikatif, sehingga menimbulkan efek tertentu berupa

perubahan sikap, pendapat, perilaku individu, dan masyarakat sesuai dengan

tuntutan nilai-nilai ajaran-ajaran Islam.

90 Asep Muhiddin,op.cit, hlm.36-37 91 Ibid.,hlm.42