27
12 BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah Sosialisme, Kapitalisme dan Humanisme 1. Sejarah Sosialisme Pada permulaan abad 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat sangat menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan sosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti upah yang rendah, jam kerja yang panjang, tenaga wanita dan anak-anak yang disalahgunakan sebagai tenaga murah, keadaan pabrik yang membahayakan dan mengganggu kesehatan. 1 Sosialisme sebagai kekuatan besar baru lahir dalam revolusi industri yang muncul dalam gerakan protes. Sebagai filsafat politik, ia timbul dengan melepaskan diri dari sistem ekonomi kapitalisme yang mendukung kredo liberalisme. Kapitalisme abad 19 adalah ekploitasi kasar dan persaingan tanpa batas. Ketidakpuasan dan pergolakan sosial yang ditimbulkan tercermin dalam mazhab sosialisme utopis dan marxism 2 . Awal kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme utopis yaitu sosialisme yang didasarkan pandangan kemanusiaan (humanitarianisme) dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut faham ini bercita-cita menciptakan masyarakat sosialis dengan jalan damai tanpa kekerasan atau revolusi. 3 Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri pada abad XVIII di mana dengan revolusi industri produksi barang dilakukan dengan mudah dan murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal 1 Prof. Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hal. 77-78. 2 Henry J Schman, Filsafat Politik (Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Zaman Modern), Terj. Ahmad Baedowi, Imam Baehaki,Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2002, hal. 571. 3 Drs. Muhammad Azhar, MA., Filsafat Politik (Perbedaan Antara Barat Dengan Islam ), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 56.

BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

  • Upload
    hahuong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

12

BAB II

TINJAUN TENTANG HUMANISME

A. Sejarah Sosialisme, Kapitalisme dan Humanisme

1. Sejarah Sosialisme

Pada permulaan abad 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat sangat

menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan

sosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti upah yang rendah, jam

kerja yang panjang, tenaga wanita dan anak-anak yang disalahgunakan

sebagai tenaga murah, keadaan pabrik yang membahayakan dan

mengganggu kesehatan.1

Sosialisme sebagai kekuatan besar baru lahir dalam revolusi industri

yang muncul dalam gerakan protes. Sebagai filsafat politik, ia timbul

dengan melepaskan diri dari sistem ekonomi kapitalisme yang mendukung

kredo liberalisme. Kapitalisme abad 19 adalah ekploitasi kasar dan

persaingan tanpa batas. Ketidakpuasan dan pergolakan sosial yang

ditimbulkan tercermin dalam mazhab sosialisme utopis dan marxism2.

Awal kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme

utopis yaitu sosialisme yang didasarkan pandangan kemanusiaan

(humanitarianisme) dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut

faham ini bercita-cita menciptakan masyarakat sosialis dengan jalan damai

tanpa kekerasan atau revolusi.3

Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri

pada abad XVIII di mana dengan revolusi industri produksi barang

dilakukan dengan mudah dan murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal

1 Prof. Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hal. 77-78.

2 Henry J Schman, Filsafat Politik (Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Zaman Modern), Terj. Ahmad Baedowi, Imam Baehaki,Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2002, hal. 571.

3 Drs. Muhammad Azhar, MA., Filsafat Politik (Perbedaan Antara Barat Dengan Islam ), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 56.

Page 2: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

13

pada pihak tertentu sehingga memungkinkan pengembangan industri lebih

lanjut. Perkembangan kapitalisme menciptakan polarisasi masyarakat yakni

golongan majikan dan buruh, atau golongan borjuis dan proletar.4

Keadaan ini menggugah hati setiap orang seperti Robert Owen di

Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825), Fourier (1772-1837) di

Perancis untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh rasa kemanusiaan,

akan tetapi tanpa disertai tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan

dan strategi dalam memperbaiki sehingga teori-teori mereka dikenal dengan

angan-angan belaka. Karena itu mereka disebut sosialisme utopi (Utopi:

dunia khayal).5

Karl Marx banyak mengecam keadaan ekonomi dan sosial di

sekelilingnya, ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki

secara tambal sulam tetapi dengan cara yang radikal melalui pendobrakan

sendi-sendinya. Untuk itu ia menyusun teori sosial yang didasari hukum-

hukum ilmiah yang dapat dilaksanakan. Untuk membedakan ajarannya

dengan Sosialisme Utopis, maka ajaranya dinamakan sosialisme ilmiah

(Scientific Socialisme).6 Sosialisme Ilmiah (Socialism Scientific) merupakan

pemikiran yang melawanan segala bentuk utopia idealistik atau bentuk

perlawanan terhadap idealisme positif.

Pemahaman Marx terhadap ketimpangan sosial berubah setelah ia

menyaksikan revolusi Inggris dan Perancis yang menghantarkanya pada

kesimpulan bahwa perubahan mesti dilakukan dengan cara kekerasan

(revolusi). Sehingga ada pembagian Marx muda (Marx before was a

marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi ke Jerman

(1841-1846) Marx masih dikenal sebagai seorang filosuf yang terpengaruh

Hegel yang mengandalkan akal dan budi dalam membangun kesadaran

manusia. Idealisme Hegel mempengaruhi Marx hingga ia sadar bahwa ide

4Drs. Subagyo, dkk, Pendidikan Kewarga Negaraan, IKIP Press, Semarang,

2002, hal. 96. 5 Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 78. 6 Ibid.

Page 3: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

14

tersebut tidak hanya membangun kesadaran tetapi untuk merubah keadaan.

Marx sejak 1848 tidak hanya berfilsafat saja tetapi mengkritisi Hegel.7

Marx tua bersifat praktis mengatakan bahwa kesadaran yang

merubah realitas. Arah perhatian Marx adalah penindasan, ekploitasi dan

borjuis. Pemikiran Marx muncul sebagai akibat krisis sosial yang

disebabkan revolusi industri Marx melihat kemelaratan dan keserakahan di

masyarakat. Ia melihat nasib pekerja yang nestapa kontras dengan gaya

hidup pemilik modal yang mewah.8

Dalam menyusun perkembangan masyarakat ia tertarik pada

pendapat George Hegel (1770-1831) filsuf Jerman mengenai dialektik.

Dialiektika adalah seni berdebat menurut aturan tertentu, Marx membalik

dialektika Hegel dari yang bersifat subjektif menjadi objektif.9 Filsafat

Hegel dimanfaatkan Marx tidak untuk menjadi filosuf tetapi merubah

masyarakat secara radikal. Katanya : semua filsafat hanya menganalisa

masyarakat, tetapi masalahnya adalah merubahnya.10

Hegel adalah seorang guru besar pada universitas Berlin sebagai

tokoh mazhab idealisme. Ia berusaha menangkap kebenaran (truth), ia

berpendapat apa yang dianggap oleh manusia sebagai kebenaran itu hanya

sebagian saja dari kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditangkap manusia

dengan akal pikiran dialektik (proses dari tesis, antitesis sampai sintensis,

kemudian ia mulai lagi dari permualaan dan begitu seterusnya) sampai

kebenaran yang sempurna tertangkap. Kebenaran yang menyeluruh

dinamakan ide mutlak (Absolute Idea) bila tertangkap maka berakhir

dialektis.11

Dialektik berkembang terus menerus berubah, gagasan satu sama

lain mempuyai hubungan. Marx tertarik dengan gagasan Hegel yang

7 Zainuddin Malik, Agama Rakyat Agama Penguasa (Konstruksi Tentang

Realitas Agama dan Demokrasi), Galang Press, 2001, Yogyakarta, hal. 51. 8 Ibid., hal. 51-52. 9 Drs, Joko Suwanto, M. Hum, Dari Aristoteles Sampai Descartes dan Sistem

Metafisika Barat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998. hal. 81. 10 Prof. Mariam Budiardjo. , loc. cit., hal. 78. 11Ibid., hal. 79.

Page 4: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

15

mengandung kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Inilah yang

diperlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat

melalui revolusi. Untuk melandasi teori sosial ia merumuskan materealisme

dialektis (dealectical materialism) kemudian konsep tersebut digunakan

untuk menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakanya

materialisme historis (historical materialism). Atas dasar terahir sampai

pada kesimpulan dunia kapitalis ilmiah akan mengalami revolusi (revolusi

proletar) yang menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan meratakan jalan

bagi terbentuknya masyarakat komunis.12

Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai

proses evolusi sosial (one way evolution) yang menceritakan harta

kepemilikan menuju sosialisme. Ada empat tahap kemasyarakatan yang

dikonsepsikan Marx Pertama, tahap kebudayaan primitif (primitive culture)

yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai dari berburu dan bercocok tanam

sebatas memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme fase ini

adalah kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini sumber daya alam

mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap kapitalisme sebagai

kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah saling

bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme

sebagai puncak konflik fase sebelumnya.13

Masyarakat yang dicita-citakan oleh ideologi komunis adalah

masyarakat tanpa kelas dan sama rata. Untuk mewujudkan masyarakat yang

dicita-citakan itu, hampir semua faktor produksi dikuasai oleh negara dan

pemilikan kekayaan oleh individu sangat dibatasi14.

Dalam pandangan komunis proses tranformasi sosial menuju

masyarakat komunis dilakukan melalui revolusi dengan kekerasan.

Mengapa demikian, karena ideologi kelas yang berkuasa (borjuis)

menganggap bahwa sistem ekonomi yang berjalan adalah paling adil dan

12 Ibid. 13 Didik J Rachbini, Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia,

Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 2-4. 14 Drs. Subagyo., loc. cit., hal. 96.

Page 5: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

16

efisien. Mereka berusaha mempertahankan sistem yang berjalan yang berarti

mempertahankan penguasaan faktor-faktor produksi di tangan mereka.

Karena itulah peralihan faktor produksi dari tangan perseorangan untuk

kemudian ditempatkan di bawah penguasaan negara harus dilakukan

melalui sebuah revolusi (kekerasan)15.

Segala masyarakat yang ada sekarang ini merupakan pertentangan

kelas “ Manifesto Komunis” bahkan pertentangan antara kapitalis dan

proletar sudah jelas. Pertentangan itu mengakibatkan konflik dengan tujuan

perubahan.16

Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri dari konsep-konsep yang

baru yang memberi kemungkinan mempelajari sejarah secara ilmiah.

Sedang dulu hanya menjadi ideologi atau filsafat sejarah. Inti sejarah oleh

Marx dinyatakan dalam komunis. Sejarah manusia adalah perang kelas

yang dipromotori oleh kaum buruh untuk merebut hak sebagai manusia

yang bermartabat. Marx dan Engel mengarahkan sejarah secara ilmiah

sebagai ekspresi gerakan kaum buruh menghapus kelas. Ilmu sejarah ini

sesudah Marx disebut materialisme historis. Pengahancuran negara dan

borjuis menjadi agenda yang tidak terlewatkan dalam rangka menciptakan

negara komunis.17

Teorinya sejarah Marx mencoba meramalkan nasib manusia.

Revolusi proletar tentang masyarakat tanpa kelas adalah konsekuensi logis

yang niscaya dari kontradiksi yang terkandung dalam sistem ekonomi

kapitalis. Kaum sosialis meyakini terjadinya revolusi sebagai mana Hegel

yang menganggap sejarah selalu berkembang yang akan menumbangkan

keserakahan kapitalisme.18

15 Ibid. , hal. 97. 16 Louis O, Kattsoft, Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, Tiara

Wacana, Yogyakarta, 1989, hal. 429. 17 Drs. MAW. Brouwer, M.P, Heryadi, B. Ph, Sejarah Filsafat Barat Modern dan

Sezaman, Ikapi, Bandung, 1986, hal. 87. 18 Henry D Aiken, Abad Ideologi, Terj. Ali Noer Zaman,Bentang, Yogyakarta,

2002, hal. 232.

Page 6: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

17

Sosialisme menghendaki campur tangan pemerintah yang luas

mungkin dalam bidang ekonomi dan penguasaan bersama dari alat produksi

sampai bidang yang sekecil-kecilnya (kolektivisme) Komunisme merupakan

salah satu bentuk sosialisme sebagai sosialisme revolusioner yang

menghendaki perubahan secara radikal berbeda dengan sosialisme

evolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.19

Beberapa karakter yang dibawa ideologi komunis adalah atheisme.

Agama dianggap sebagai kebuntuan berfikir manusia. Agama dipandang

membawa kekolotan sehingga menghambat kemajuan. Komunisme

membawa dogma berlebihan menolak demokrasi, hak asasi individu yang

ada adalah hak kolektif (komunal). Karena itu pemilikan perseorang dibatasi

dan hampir semua dikuasai negara.20

2. Sejarah Kapitalisme

Pandangan kapitalisme bila digali secara teoritis dibangun diatas

filsafat ekonomi klasik yang diprakarsai Adam Smith yang dituangkan

dalam Wealth of nations (1776) David Ricardo, James Mill. Seluruh filsafat

klasik dibangun atas dasar liberalisme mereka percaya pada kebebasan

individu (personal liberty), kepemilikan pribadi (private property), inisiatif

individu serta usaha swasta ( private enterprise ).21

Dari perspektif Marxis dapat disebutkan asal mula kapitalisme

berdasar hukum dialektis masyarakat berkembang melalui beberapa tahap,

sehingga dia berkembang menjadi masyarakat kapitalis dimana Marx

berada. Gerak dialektik dimulai pada saat komunitas primitif berkembang

dari suatu masyarakat yang tidak mengenal milik pribadi dan tidak

mengenal kelas, menjadi masyarakat yang mengenal milik pribadi serta

pembagian kerja dan karena itu mengenal pembagian kelas. Gerak ini

dialektis terjadi karena pertentangan dua kelas utama dalam masyarakat.

19 F Is Jwara, SH, L.M, Pengantar Ilmu Politik, Putra Abadi, Bandung, 1995.

hal. 167-168. 20 Drs. Subagyo, dkk, loc. cit., hal. hal. 97. 21 DR. Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Pustaka

Pelajar , Yogyakarta, 2001, hal. 45.

Page 7: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

18

Dalam masyarakat berkelas pertama yaitu masyarakat budak terjadi

pertentangan antara kelas budak dan kelas pemilik budak. Masyarakat

budak secara dialektis berubah menjadi masyarakat feodal yang mendorong

pertentangan kelas antara pemilik tanah dan penggarap yang dimenangkan

oleh kaum borjuasi yang berusaha menjadi masyarakat kapitalis. Kaum

kapitalis kemudian akan dihancurkan karena terjadi pertentangan kelas

antara proletar dengan borjuis.22

Revolusi industri adalah puncak kapitalisme dari fase sebelumnya

yaitu feodal dan kepemilikan tanah. Marxisme mengidentifikasi evolusi

kapitalisme menjadi tiga yaitu kapitalisme dagang (mercant capitalism),

kapitalisme industrial (industrial capitalism), Negara kapitalis (state

capitalism). Walkerstein (1979) dari perspektif ekonomi menetapkan

kapitalisme agraria mewarnai eropa di abad 16, 17 dan 18 sebagai pijakan

penting kapitalisme.23

Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari

gerakan individualisme. Gerakan itu juga membawa dampak lain. Dalam

bidang keagamaan melahirkan reformasi, dibidang penalaran melahirkan

pengetahuan alam, dibidang masyarakat melahirkan ilmu-ilmu sosial, dalam

bidang ekonomi melahirkan kapitalisme. Oleh karena itu peradaban

kapitalisme (legitimete) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa

kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe

tertentu dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris abad 18

kemudian meyebar luas ke eropa barat laut sampai Amerika utara.24

Dengan runtuhnya feodalisme munculah kapitalisme, Maurice

Dobbs dalam studie in the development of capitalism (1963) mengatakan

perkembangan kapitalisme berkaitan dengan ekpansi aktivitas ekonomi dan

kekuatan sosial yang dimiliki pedagang urban. Sepanjang abad XV dan XVI

22 Prof. Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 82. 23 Adam Kuper, Jessicca, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial,Terj. Haris Munandar,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2000, hal. 92. 24 William Ebenstein, Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Terj. Alex

Jamaluddin, Erlangga, Jakarta, 1994, hal. 148.

Page 8: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

19

kapital dagang (merchant capital) lebih teratur dari pada kapital industri

(industrial capital). Aktivitas ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan

niaga. Mereka memperoleh kekuatan yang terus meningkat diberbagai kota.

Dobbs meyebutkan itu sebagai peyebab suburnya oligarki tuan tanah dan

aristokrasi.25

Kapitalisme abad XVII disebut sebagai Markantilisme kebijakan

tersebut berlaku diseluruh eropa. Pemerintah memberikan hak monopoli

terhadap perusahaan dagang sehingga perusahan tersebut bisa memetik

keuntungan dari transaksi perdagangan negara-negara eropa. Praktek

Markantilisme menciptakan kondisi ekonomi dimana pengusaha

manufaktur menetapkan syarat yang menguntungkan mereka. Negara

jajahan tidak boleh memproduksi barang yang sudah diproduksi di dalam

negeri sehingga tidak terjadi persaingan. Meningkatkan impor bahan mentah

untuk diolah kemudian dijual kepasar dengan harga yang tinggi.26

Ekonomi kapitalisme mengusai unsur material dari faktor-faktor

produksi (tanah dan modal) berada dalam tangan swasta dan motivasi

terpenting adalah produksi semata untuk mencapai keuntungan sebanyak-

banyaknya. Istilah ini berasal dari negara Peracis beraliran sosialis, Louis

Blane (1811-1822) paham kapitalis berkembang sejak abad ke-11 ketika

perdagangan internasional dimulai dilakukan (awal kapitalisme) setelah

revolusi industri abad 19. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang

menonjol di negara-negara barat bersama dengan faham imperialisme,

kemudian paham ini membentuk dunia.27

25 Stephen K Sanderson, Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap

Realitas Sosial ), Terj. Farid Wajidi, S Menno, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1995. hal.

171. 26 Hans Dieter Klingeman, Richard I Hofferbert, Partai Kebijakan dan

Demokrasi, Terj. Sigit Sujatmiko, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 172. 27 Hasan Shadly, Ensiklopedi Indonesia, PT Ichtiar Baru-Van Voeve, Jakarta,

Edisi khusus 3, hal. 1659.

Page 9: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

20

Sedang menurut Marx kapitalisme adalah “mode“ produksi yang

melibatkan kelas produsen yaitu kaum kapitalis yang memiliki alat produksi

(modal dan tanah) kekuasan untuk membuat keputusan strategis berkenaan

dengan pemakaian teknologi, penentuan tingkat out put, pemasaran, laba

yang dihasilkan dan distribusi. Serta kaum buruh yang tidak punya apa-apa

hanya tenaga yang tergantung kapitalisme. 28

Kapitalisme bertumpu pada mitos pertumbuhan dari masyarakat

tradisional menuju modern sehingga modernisasi menjadi keharusan mutlak

untuk kesejahteraan masyarakat. Di negara ketiga ditransfer menjadi

developmentalisme sedang di Indonesia dikenal dengan teori

pembangunan.29

Bertolak dari perspektif itu, maka aspek yang penting munculnya

suatu kelas yang dominan yang memasok model dan mengaktifkan

pekerjaan dalam waktu bersamaan melalui kapitalisme. Di Inggris dan

Belanda awal kelahiran kapitalisme berkisar pada abad 16 dan awal abad

17.30

Suatu sistem ekonomi berdasarkan hak milik partikelir yang

menekankan kebutuhan dalam berproduksi, kebebasan untuk

membelanjakan pendapatan, bermonopili. 31

Pada sistem kapitalisme dasarnya adalah mengejar kepemilikan

pribadi yang menjadi selogan sistem ini. Kalau setiap orang mengurusi

dirinya sendiri maka kebaikan bagi masyarakat. Adam Smith tidak khawatir

karena persaingan bebas akan menertibkan orang yang berlaku serakah.

(tangan gaib).32

Kapitalisme menekankan arti penting tenaga kerja yaitu produksi

dapat dicapai lewat pembagian kerja dan menyerang pemerintah yang

28 Adam Kuper, Jessicca, loc. cit., hal. 92. 29Muh. Hanif Dhakiri, Paulo Freire, Islam Pembebasan, Djambatan, Jakarta,

2000, hal. 114. 30 Adam Kuper, Jessicca, Op. cit., hal. 93. 31 Pius A Partono, Kamus Ilmiah Populer, Arloka, Surabaya, 1994, hal. 305 32 Dr. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal.

306.

Page 10: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

21

usang dan campur tangannya berikut penghambat-penghambatnya yang

menghalangi perkembangan industri. 33

Ide sentral yaitu pasar akan mengantarkan barang apa saja yang

akan diproduksi. Keyakinan adanya tangan gaib yang akan menuntun

manusia untuk mengarahkan langkahnya. Kaum neo-liberal percaya

pertumbuhan ekonomi dicapai dengan dengan persaingan bebas. Persaingan

agresif muncul dari kepercayaan bahwa “Pasar Bebas“ itu efisien serta adil.

Sebagai cara untuk mengalokasikan SDA yang terbatas. harga barang

menjadi indikator banyak sedikitnya barang, kalau mahal barang sedikit

atau sebaliknya. Harga memberi arahan barang apa yang harus diproduksi.

Itulah sebabnya faham neoliberal menetang campur tangan pemerintah

“subsidi“ dalam pasar. Keuntungan pribadi akan membimbing tangan gaib

(Invisible hand) pasar bebas mendapat berkah dari ribuan keputusan

perseorangan. Kekayaan yang dimiliki segelinter orang akan menetes

(trickle down effect) kepada masyarakat yang lain.34

Pada pokoknya paham ini memperjuangkan leissez faire

(persaiangan bebas) yakni paham yang memperjuangkan hak-hak atas

pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya pada kekuatan

pasar untuk meyelesaikan masalah sosial ketimbang deregulasi negara35

Sifat pokok atau alat mancapi tujuan kapitalisme :

a. Hak milik atas barang dan modal, alat produksi seperti tanah, mesin dan

sumber daya alam ada ditangan perseorangan.

b. Prisip ekonomi pasar

Mereka percaya pada sistem ekonomi pasar yang didasarkan pada

persaingan / kompetisi sempurna.

c. Persaingan bebas

33 Anthony Brewer, Kajian Kritis Daskapital Marx, Terj. Joebar Ajoeb Teplok

Press, Jakarta, 2000, hal. 16 34 Dr. Mansour Fakih, Bebas Dari Neoliberalisme, Insist Press, Yogyakarta,

2003, hal. 5. 35 Ibid.,1.

Page 11: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

22

Para ekonom klasik percaya istilah prancis laissez-faire yakni

kepercayaan akan kebebasan dalam bidang ekonomi yang memberi

isyarat perlunya membatasi atau memberi peran sangat minimal

kepada negara dalam bidang ekonomi. Dalam sistem ini kepentingan-

kepentingan ekonomi dibiarkan berjalan tanpa pengendalian pemerintah

dan dengan regulasi yang sedikit mungkin.36

3. Sejarah Humanisme

Humanisme berasal dari latin (humanis;manusia, Isme adalah

paham atau aliran). Pertama, nama dari suatu aliran kebudayaan

dikalangan kaum terpelajar yang mencapai kejayaan pada abad ke-15 di

Italia dan abad ke-16 di negara-negara lain. Bertujuan mengembangkan

segi rohaniah pada manusia secara mandiri menurut pola-pola dalam

kebudayaan dan kesustraan klasik. Tokoh yang terkenal antara lain.

Petrarka, Boccacio, Pico Della, Mirandola. Kedua, humanisme modern

yaitu pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan

sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran ilmu pengetahuan

kebudayaan dan agama. Humanisme ini adalah penerusan dari humanisme

kuno yang sudah berabad-abad umurnya.37

Mangun Harjana dalam bukunya : Isme-Isme Dari A Sampai Z

mengatakan pengertian humanisme adalah pandangan yang menekankan

martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini manusia

bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan

sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepatuhan sendiri

mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepenuhan eksistensinya

menjadi paripurna.38

Semula humanisme adalah gerakan yang tujuan dan

kesibukannya adalah mempromosikan harkat dan martab manusia. Sebagai

36 Loren Bagus, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2000, hal. 391. 37 Hassan Shadly, op. cit., hal. 1350. 38 Mangun Harjana, Isme-Isme Dari A Sampai Z, Kanisius, Yogyakarta,

1997. hal. 93.

Page 12: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

23

pemikiran etis yang menjunjung tinggi manusia. Humanisme menekankan

harkat, peran, tanggugjawab menurut manusia. Menurut humanisme

manusia mempuyai kedudukan yang istimewa dan berkemampuan lebih

dari mahluk lainya karena mempunyai rohani.39

Pandangan humanisme membuat manusia sadar kembali

tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk rohani. Etika rohani

mendasari manusia untuk bertangungjawab dalam kehidupan di dunia.40

Pemakaian Istilah Dalam Sejarah Filsafat

1. Doktrin protagoras mengatakan manusia sebagai ukuran. Dengan begitu

kontras dengan bermacam bentuk absolutisme, khususnya yang bersifat

epistemologis.

2. Dalam renaisance, istilah ini menunjukan gerak balik kepada sumber-

sumber Yunani, dan kritik individual serta interpretasi individual kontras

dengan tradisi skolatisisme dan otorita religius.

3. Pada abad kemudian, istilah itu dipakai dalam kontras dengan teisme,

dan menempatkan manusia sumber kebaikan dan kreativitas. August

Comte adalah contoh yang ekstrim pengunaan seperti ini. Ia

memformulasikan suatu kerangka eklesialistikal untuk ”agama

humanis.“

4. Dalam pengunaan F.C.S Schiller dan William James, humanisme

diangkat sebagai pandangan yang bertolak belakang dengan

absolutisme filosofis. Ini tidak kembali kepandangan protagoras.

Alasannya pandangan Schiller dan James dipandang melawan hal-hal

absolut metafisis dan bukan yang epestimologis, yaitu melawan dunia

tertutup idealisme absolut. Oleh karena itu, penekanannya pada alam

atau dunia yang terbuka, pluralisme dan kebebasan manusia41.

Pembagian sejarah humanisme oleh Said Tuhuleley dalam bukunya

Masa Depan Kemanusiaan menjadi tiga periode :

39 Ibid. 40 Ibid. 41 Loren Bagus, loc. cit., hal. 295 .

Page 13: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

24

1. Zaman Antik

Orang romawi 2000 tahun yang lalu menggunakan kata humanis

untuk menunjukan cita-cita yang mengusahakan pengembangan tertinggi

etis kultural kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik

sempurna, bersama dengan sikap baik hati dan kemanusiaan. Tokoh Cicero

(106-43SM) cita-cita humanisme berkembang dalam stoa dengan tokoh

Seneca dan Marcus Aurelius.42

2. Pra-Renaisance, Abad ke 14-16

Tahap inilah barangkali kunci kelahiran abad modern, abad ke-

14 Italia dunia kristiani mulai menemukan cita-kemanusiaan Yunani dan

Romawi. Seni klasik mulai berkembang terutama patung-patung tubuh

manusia memberi sumbangan besar seni di zaman itu. Manusia mulai

ditempatkan sebagai pusat perhatian. Pendidikan dipandang sebagai

pengembangan manusia, manusia dianggap tolak ukur kewajaran kehidupan;

pada waktu itu tek kuno dalam filsafat mulai diteliti sastra dan diterjemah.43

Peran Paus di Roma ikut dalam gerakan diusahakan

mendamaikan agama kristiani dengan kebudayaan kuno (Socrates dan

Plato). Ciri periode ini adalah wawasan yang luas, optimis penolakan

terhadap kepicikan dan keadilan usaha. Dua tahap humanisme itu

merupakan tahap pertama kearah sekularisasi dunia eropa tengah dan barat

tokoh puncak humanisme adalah Trasmus dan Rotterdam (1466-1536). 44

3. Tahap Humanisme Modern

Humanisme untuk sebagian bangsa eropa berpengaruh terutama

dalam kehidupan rohani. Mendorong gereja mentranformasikan diri dari

dalam dan mencoba kedalam hidup batin disisi lain. 45

42 Said Tuhuleley, dll, Masa Depan Kemanusiaan, Jendela, Jakarta, 2003,

hal. 7. 43 Ibid., 8. 44 Ibid. 45 Ibid.

Page 14: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

25

Di abad 15 dan renaisance diabad 16 kita menyaksikan gerakan

pembaharuan religius eropa. Di eropa utara devotia moderne mengusahakan

pendalaman mistis, kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa.

Kehidupan katolik di abad 16 ditandai oleh kelompok mistik dan hidup

rohani, Santa Theresia dan Avila, Santo Johanes dan Cruz dan Santo

Ignasius dari Yolala. Yaitu terahir mendirikan orde serikat. Yesus (Orde

Yesui) yang akan membawa perubahan katholik disemua front sedang

peristiwa penting dan dasyat adalah reformasi protestan, Martin Luther,

Jean Calvin dan Ulricl Zwiaghi. Reaksi terhadap abad yang kacau balau

adalah munculnya zaman pencerahan sejak pertengahan abad ke 7.

Pencerahan, “ keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang disebabkan

diri sendiri “ (kant) semakin melawan tradisi-tradisi religius dan politis atas

nama akal budi. Pencerahan melahirkan tahap ketiga humanisme yang

sampai sekarang merupakan salah satu dalih dari kerohanian barat.46

Abad pertengahan berahir sesudah abad pencerahan abad 15

dan 16. Kata “renaisance“ berarti kelahiran kembali yang dimaksud

dengannya adalah usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik

(Yunani dan Romawi) Pada saat orang mencari alternatif untuk kebudayaan

tradisional (yang sama sekali diresapi suasana kristiani perhatian diarahkan

kepada satu-satunya kebudayaan yag lain yang meraka kenal, yaitu

kebudayaan Yunani dan Romawi. Kebudayaan itu sangat mereka dewa-

dewakan dan diambil sebagai contoh untuk segala bidang kultural.47

Sudah Abad 14 renaisance mulai berkembang dalam dunia

kesustraan Italia. Tokoh pertama yang mengarang Petrarca (1304-1374) dan

Boccacio (1313-1375) Terutama dalam bidang sastra pra waktu itu terdapat

apa yang disebut humanisme gerakan yang mencari inspirasi dari kesustraan

klasik Yunani dan Roma. Seorang humanis adalah seorang sarjana yang

mendalami sastra dan kebudayaan Yunani dan Romawi.48

46 Ibid., hal. 9. 47 Prof. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1975,

hal. 45. 48 Ibid.

Page 15: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

26

Sementara itu karena datangnya sarjana-sarjana Yunani di

eropa, timbulah minat orang terhadap kebudayaan Yunani pada khususnya

dan kebudayaan kuno di dunia, itulah dianggap kebudayaan yang sempurna.

Masa ini dikenal dalam sejarah lalu kembali kezaman kuno atau renaisance.

Dalam hal ini filsafat tidak ketinggalan orang tidak lagi memusatkan

perhatiannya pada Tuhan dan surga, melainkan kepada dunia dan manusia

sebagai puncaknya. Manusia didewa-dewakan, manusia tidak hanya pusat

pandangan. Disana-sini manusia adalah tujuan. Aliran yang memusatkan

perhatianya pada manusia disebut humanisme. Mungkin terjadi dalam

kelompok ini bahwa manusia menjadi kelompok tertinggi yang lain tidak

ada. Maka humanisme ini menjadi humanisme tanpa Tuhan tetapi tidak

semuanya atheis. 49

Humanisme barat berkembang dalam dua bentuk sebagai

humanisme moderat dan sebagai humanisme anti agama. Humanisme

moderat menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan

hati, kebebasan hati, wawasan yang luas, keterkaitan dengan seni,

universalisme (Nilai budi dijunjug tinggi). Merasa dekat dengan alam,

penolakan fatalisme, toleransi positif, Tokoh peyair Jerman Goeth, Schiller

serta Wilhelm Von Humbold.50

Humanisme anti agama dipahami sebagai takhayul atau

keterikatan manusia pada irasionalitas sehingga manusia dapat menemukan

dirinya jika ia melepaskan diri dari agama.Tokoh humanisme atheis

Ludwig Feurbach (1804-1872) yang memakai agama sebagai keterangan

manusia. Karx Marx memandang agama sebagai candu masyarakat. Disebut

juga Friederic Nietzsche, Sigmund Freud (agama sebagai ilusi) dan Jean

Paul Sartre.51

Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia

untuk mengenali realitas, untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan

49 Prof. Ir. Poedwijatna,Pembimbing Kearah Filsafat, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hal. 98.

50 Said Tuhuleley, loc. cit. , hal. 10. 51 Ibid.

Page 16: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

27

teknologi, moralitas, estetika, menentukan arah hidup, perkembangan

sejarah, memecahkan masalah ekonomi.52

Sesungguhnya antroposentrisme, humanisme muncul dengan

datangnya rasionalisme yang tidak lagi percaya bahwa hukum alam

besifat mutlak. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisance suatu

gerakan membangun kembali manusia dari kungkungan mitologi dan

dogma. Cita-cita renaisance adalah mengembalikan kedaulatan manusia

yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa dan mitologi untuk

mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia bukan pada

Tuhan. 53

Filsafat zaman kuno “Kosmosentris“ dan filsafat abad

pertengahan “teosentris” maka filsafat abad modern lebih “antroposentris.”

Dalam zaman kuno dicari arce “asal ” unsur induk dari kosmos sebagai asal

yang ditujukan misalnya “atom-atom,“ “air”, “materi berjiwa,” atau

“angka-angka. ”Juga“ yang illahi“ asal segala sesuatu. Pada Plato yang

illahi digambarkan “ide kebaikan“ Pada Aristoteles sebagai “sebab dari

dirinya sendiri.” Pada Plotonus “Yang Maha Esa“ masih sangat abstrak

konsepsi mereka tentang alam dan Tuhan.54

Berbeda dengan abad pertengahan, di mana Allah ditunjukan

dengan arce alam semesta. Allah itu pencipta dan alam ini diciptakanya.

Yang illahi sekarang tidak lagi yang abstrak: yang illahi sudah konkrit:

Allah itu Tuhan dari kitab suci, Allah yang dihadapi manusia sebagai

“engkau“ Allah tidak lagi transenden yang menentukan nasib manusia

Allah justru penyelenggara yang menyelamatkan manusia.55

52 Zainal Abidin, Filsafat Manusia (Memahami Manusia Melalui Filsafat),

Rosda, Bandung, 2000, 224 53 Dr. Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Mizan,

Bandung, 1998, hal. 160. 54 Harry Hamersme, Tokoh Filsafat Barat, PT Gramedia, Jakarta, 1992, hal.

42. 55 Ibid.

Page 17: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

28

B. Humanisme Dalam Islam Terkait Dengan Etika Ekonomi dan Politik

Setidaknya ada dua rujukan pokok agama Islam yang dijadikan

referensi oleh pemeluk agama Islam, jika mereka hendak memecahkan

masalah-masalah kehidupan, baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial

budaya dan lainya. Sumber yang dimaksud yaitu al-Qur'an dan sejarah

nabi.56

Islam adalah agama yang mengatur segala urusan termasuk dalam

ekonomi sebagaimana dalam bidang lainya. Sehingga manusia berada di

jalan yang lurus (Shirat al-Mustaqim) dalam rangka mencapai tujuannya. 57

Islam menuntut kejujuran yang sungguh-sungguh dalam transaksi

dengan orang lain dan melarang mengeksploitasi sesama. Dalam ekonomi

ada kata kunci al-adl wa al-ihsan (keadilan dan kebijakan) Allah

memerintahkan kita berbuat adil dan bijaksana dalam rangka menghindari

ketegangan sosial yang bisa ditimbulkan. Ekonomi industrial mendorong

eksploitasi yang intensif dari kapitalisme. Ekploitasi dilakukan oleh

perusahaan multinasional, kartel dan persero sebagai bentuk usaha. 58

Pemusatan kekayaan sebagai akibat kapitalisme mengakibatkan

menurunnya derajat keadilan, kebajikan dan meningkatkan ketegangan

sosial atau konflik. Sistem ekonomi seperti ini membuat pendikotomian

antara negara maju dan negara berkembang yang meyulut konflik

internasional.59

Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan ajaran yang

memiliki dimensi ibadah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ungkapan

56 Dr. Amin Abdullah, Studi Agama (Normativitas dan Historisitas), Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 63. 57 Suhrawardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hal.

1. 58Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan,Terj. Agung Prihantono,Lkis,

Yogyakartra, 1990, hal. 46-47 59 Asghar Ali Engineer, hal. 47.

Page 18: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

29

ولقد مكناآم فى االرض وجعلنا لكم فيها معايش قليال ما تشكرون

)10: األعراف (Artinya : Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka

bumi dan kami adakan di muka bumi itu (sumber) penghidupan

Amatlah sedikitlah kami bersyukur (Q.S. al-A’raf :10).

Allah juga berfirman

هو الذي جعل لكم االرض ذلوال فامشوا في مناآبها وآلوا من

) 15:الملك(رزقه و اليه النشور Artinya : Dialah yang menjadikan itu bumi mudah bagi kamu, maka

berjalanlah (mencari rizeki penghidupan) disegala penjurunya

dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Hanya kepadanyalah

kamu kembali di bangkitkan (Q.S al-Mulk:15).60

Pemilikan pribadi dalam Islam tidaklah bersifat mutlak/absolut

(bebas tanpa kendali atau batas) sebab di dalam ketentuan hukum dijumpai

beberapa batas kendali yang tidak boleh dikesampingkan oleh seorang

muslim dalam pemanfaatan dan pengolahan harta benda miliknya. Ada dua

prinsip dasar yaitu pertama pada hakikatnya individu adalah wakil

masyarakat. Kedua harta benda tidak boleh hanya berada ditangan pribadi

tetapi disalurkan agar masyarakat sentosa.61

Tidak dapat diragukan lagi bahwa tujuan utama al-Qur’an

menegakan sebuah masyarakat yang adil, berdasarkan etika sehingga dapat

bertahan di muka bumi ini. Pertayaan apakah individu atau masyarakatlah

yang penting hanyalah pertayaaan akademis karena kedua tidak dapat

dipisahkan. Tidak ada ada individu tanpa masyarakat sehingga amal

berbuatan manusia dalam konsep taqwa berarti dalam konteks sosial.62

60 Suhrawardi K Lubis, op.cit., hal. 1. 61 Ibid., hal. 2. 62 Fazlur Rahman, Tema Pokok al- Qur'an, Pustaka, Terj. Anas Mahyuddin,

Bandung, 1996. hal. 54.

Page 19: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

30

Tujuan al-Qur’an adalah menegakan sebuah tatanan masyarakat

yang etis dan egalitarian terlihat dalam celaanya terhadap disekuilibrium

ekonomi dan ketidakadilan sosial di dalam masyarakat. Islam sangat

mengecam ketimpangan ekonomi yang menjadi inti ketimpangan sosial.

Semangat dasar Islam dalam menyerukan kebaikan dan mencegah kejahatan

(3:104,110; 9:71) mencakup perintah-perintah serta larangan-larangan

tertentu yang mencerminkan dimensi sosial dari taqwa.

نهون ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وي

)104:ا ل عمران (عن المنكر وأولئك هم المفلحونArtinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali-Imran :104).

Untuk melaksanakan suatu urusan bersama (pemerintah) al-Qur’an

menyuruh kaum muslim untuk menegakan syura (dewan atau majelis

konsultatif) di mana keinginan rakyat dapat disampaikan melalui mereka.

Syura adalah institusi arab yang demokratis dari masa sebelum Islam dan

kemudian didukung oleh al-Qur’an (42:38). Nabi Muhammad juga

diperintah Allah (3:159) untuk memutuskan persoalan setelah berkonsultasi

dengan pemuka-pemuka masyarakat. Setelah nabi tiada, tampaknya al-

Qur'an (42:38) menghendaki kepemimpinan dan tanggungjawab kolektif.63

والذين استجابوا لربهم وأقاموا الصلوة وأمرهم شورى بينهم ومما

)38: ا لشورى ( رزقنهم ينفقون

Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan

Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka

(diputuskan) dengan musyarakat antara mereka; dan mereka

63 Ibid., hal. 63.

Page 20: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

31

menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada

mereka. (QS.Asy Syuura: 38)

فظا غليظ القلب النفضوا من فبما رحمة من الله لنت لهم ولو آنت

حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى االمر فإذا عزمت

)159: ا ل عمران(فتوآل على الله إن الله يحب المتوآلين Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS.Ali Imran:159)

Pada saat yang sama al-Qur'an juga melarang dengan keras

perselisihan-perselisihan dan persengkongkolan-persengkongkolan rahasia

baik oleh kelompok-kelompok atau partai politik. Partai politik yang

bermanfaat jangan sampai mengalami degenerasi menjadi kekuatan-

kekuatan yang memecah belah masyarakat. Partai-partai harus saling

berkonsultasi dan bahaya demagogi harus dihindarkan.64

Perlunya Etika politik bagi kehidupan bernegara menjadi

kesepakatan mutlak pemikir Islam dengan alasan Pertama. al-Qur'an pada

prinsipnya adalah petunjuk etik bagi manusia; ia bukanlah sebuah kitab

politik. Kedua, sudah merupakan suatu kenyataan bahwa institusi sosio

politik dan organisasi manusia selalu berubah dari masa kemasa. Dengan

kata lain tujuan terpenting Qur'an kaitannya dengan politik adalah agar

nilai-nilai dan perintah etiknya dijunjung tinggi dan bersifat mengikat bagi

kehidupan sosio politik manusia.65

Sejalan dengan Fazlur Rahman, Prof. DR. Amin Syukur dalam

bukunya Metodelogi Studi Islam menerangkan konsepsi Islam tentang

64 Ibid., hal. 65. 65Prof. DR. H. M. Amin Syukur, MA., dkk, Metodelogi Studi Islam, Gunung Jati,

Semarang, 1998, hal. 61.

Page 21: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

32

pembangunan masyarakat yang dilandasi semangat humanisme Islam yaitu

perlu etika politik untuk menjamin kepentingan umat.

Landasan Etik Politik Islam

1. Persamaan dan keadilan

Prinsip dasar pertama bagi kehidupan manusia sebagaimana

digariskan al-Qur'an bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang berasal

dari asal yang satu. Diciptakan dari Adam dan Hawa yang berkembang

menjadi berbangsa dan bersuku-suku yang membedakanya hanya taqwa

(Q.S.49:13).66

ياأيها الناس إنا خلقنكم من ذآر وانثى وجعلنكم شعوبا

وقبائل لتعارفوا إن أآرمكم عند الله أتقاآم إن الله عليم خبير

)13:الحجرات(

Artinya :Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.al-hujurat:13)

Prinsip di atas dapat secara singkat disebut sebagai prinsip

egalitarianisme Islam. Yaitu manusia mempuyai posisi dan kedudukan yang

sama dalam kehidupan ini. Dalam konteks politik maka maka manusia

dalam kehidupan bernegara dan berbangsa sama di depan hukum dan

undang-undang. Maka dalam Islam tidak dikenal politik diskriminatif baik

berdasarkan ras, agama maupun golongan. Penegasan etik semacam ini

lihat (Q.S.16:90).67

إن الله يأمر بالعدل واال حسان وإيتائ ذي القربى وينهى عن

)90:النحل(الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذآرون

66 Ibid., hal. 161-163. 67 Ibid.

Page 22: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

33

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS.an-Nahl:90)

Ada dua hal yang ditegaskan al-Qur'an dalam pelaksanaan keadilan

yaitu kewajiban meyampaikan amanah kepada orang yang berhak dan

kewajiban menerapkan hukum yang adil. Keadilan Islam harus ditegakan

bagi siapa saja baik diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Dalam

menegakan keadilan Islam tidak pandang bulu sekalipun terhadap lawan

politik. Oleh karena itu Islam melarang nepotisme yang mementingkan

kelompoknya sendiri. (Q.S 4:135).68

على ياأيها الذين ءامنوا آونوا قوامين بالقسط شهداء لله ولو

أنفسكم أو الوالدين واالقربين إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما

فال تتبعوا الهوى أن تعدلوا وإن تلووا أو تعرضوا فإن الله آان بما

)135:النساء(تعملون خبيراArtinya:Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-

benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. ( QS.An-Nisa:135)

Keadilan dalam pengertian hukum Islam adalah “berjalan lurus“ di

atas kebenaran dan menjauhi apa yang dilarang agama. Dalam pengertian

lain memberikan kepada pemilik hak apa yang menjadi haknya dan

68 Ibid, hal. 164-165.

Page 23: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

34

menentukan hukum sesuai dengan ketentuan Allah dan menjauhi hawa

nafsu dan memberikan perlakuan yang sama kepada manusia.69

Dalam pada itu Islam mengakui perbedaan antara sesama manusia

(Q.S.6:165). 70

جعلكم خلئف االرض ورفع بعضكم فوق بعض وهو الذي اتاآم إن ربك سريع العقاب وإنه درجت ليبلوآم في ما

)165:اال نعم(لغفور رحيم Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi

dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.al-An’am:165)

Menurut kaum beragama keadilan adalah prasarat dan syarat bagi

kekuasaan agama. Suatu kekuasaan yang tidak adil adalah tidak agamis.

Keadilan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, mencapai hak-hak dan

menghapuskan diskriminasi dan ketidak adilan. Keadilan dan hak asasi

manusia terkait dengan kekuasaan, pemerintahan dan hubungan yang adil

antara pemimpin dengan rakyat adalah unsur yang paling signifikan. Oleh

karena itu pengendalian dan kekuasaan pemerintah terkait dengan keadilan

dan humanisme. Keduanya saling terkait sehingga keadilan masuk dalam

agama yang benar yang dapat diterima.71

2. Musyawarah

Musyawarah (syura) sebagai prinsip yang ditawarkan al-Qur'an

sebagai prosedur pengorganisasian kekuasaan agar berjalan efektif dan

wajar. Karena Syura adalah gagasan politik utama dalam al-Qur'an, maka

69Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran), Mizan, Bandung,

2000, hal .71. 70 Ibid. , hal. 72. 71 Abdul Karim Soroush, (Menggugat Otoritas Dan Tradisi Agama), Terj.

Abdullah Ali, Mizan Bandung, 2000, hal. 192.

Page 24: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

35

sistem politik demokrasi nampaknya lebih dekat dengan cita-cita politik al-

Qur'ani, sekalipun tidak identik dengan demokrasi barat.72

Musyawarah sangat penting untuk menciptakan peraturan

masyarakat manapun. Setiap negara maju yang menginginkan adanya

keamanan, ketentraman, kebahagian dan kesuksesan bagi rakyatnya. Mereka

tetap memegang prinsip musyawarah sebab musyawarah adalah media yang

sehat untuk menghasilkan pendapat dan memecahkan masalah yang paling

baik, guna merealisasikan maslahat individu, masyarakat dan negara.73

Islam merupakan agama yang menekankan untuk menyatukan

kedua kesalehan. Yaitu, pertama kesalehan spiritual dan kesalehan sosial

kedua kesalehan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, bulat

berkelindan. Nabi Muhammad mengajarkan kedua kesalehan tersebut

walaupun beliau dijamin ma’sum (terjamin dari kesalahan) tetapi tetap

sembahyang dan tahajjud tengah malam. Disisi lain nabi Muhammad masih

memikirkan nasib kaum miskin, yatim, janda dan berusaha membangun

masyarakat madinah yang menjamin kehidupan sosial yang terbuka.

Ketaatan ritual (shalat, puasa, haji, dan sebagainya) berbanding lurus

dengan etos sosial yang tinggi.74

Dalam membangun kehidupan sosial Islam mengajarkan untuk sedia

bekerjasama dengan pemeluk agama lain. Karena itulah Islam mengajarkan

menghargai dan memberikan kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk

mengekpresikan keagamaanya.75

Rasulullah membangun masyarakat Madinah bekerjasama bahu

membahu, hal ini tercermin dari piagam Madinah Prof. Dr. Nouruzzaman

Ashiddiqy dalam risalahnya meyebutkan pendukung piagam Madinah

adalah masyarakat majemuk, baik ditinjau dari budaya, keturunan dan

agama yang dianutnya. Tali persatuan adalah politik dalam rangka mencapai

72 Ibid., hal. 166. 73 Ibid. 74 Misbah Shoim Haris, Doktrin Wong Cilik (Pergulatan Islam Dalam Realitas

Sosial), Azura, 2003, Jakarta, hal. 7. 75 Ibid.

Page 25: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

36

tujuan bersama (ps.17,23 dan 42). Negara mengakui dan melindungi

menjalankan ibadah agama orang nonmuslim. (ps.25-33). Semua orang

mempuyai kedudukan yang sama dalam masyarakat wajib saling membantu

dan tidak boleh ada diperlakuan secara buruk (ps.16) bahkan orang yang

lemah harus dibantu (ps.11).76

Islam sebagai agama hadir di dunia bukan hanya memfokuskan diri

pada relasi yang bersifat ukhrowi, tetapi mengingatkan mengenai kondisi

kehidupan hari ini (duniawi). Cerita-cerita diakhirat selalu menjadi pemicu

bagi kehidupan dunia. Pemaparan neraka yang mengerikan adalah bagi

mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi, ilustrasi surga adalah bagi

orang yang berbuat kedamaian dan kebaikan di bumi. Maka datangnya

Islam sangat kental dengan misi sosial di samping misi sosiologis. 77

Etika adalah pandangan mengenai yang benar dan salah padanan

dari kata itu adalah budi pekerti, moralitas dan akhlak. Pelaku etika adalah

satuan makro seperti : negara, pemerintahan sistem ekonomi, masyarakat,

satuan meso seperti LSM, Ormas, Perusahaan, perkantoran, satuan mikro

seperti : politisi, seniman, petani, murid. Dalam etika bernegara seperti

demokrasi, ham, rule of law, clean government dalam sistem ekonomi ada

sosialisme, kapitalisme, liberalisme, ekonomi kerakyatan.78

Etika politik negara modern adalah demokrasi, egalitarianisme,

ham, rule of law dan clean government. Sedangkan feodalisme dan

otoritarianisme, kediktatoran dan dan absolutisme dalam negara modern

dipandang tidak mempuyai etika politik.79

Berbicara nilai etis tidak semata-mata kesopanan tetapi harus

dilihat secara komprehensif yang menjadi pangkal pandangan hidup

tentang baik, buruk, benar dan salah. Oleh karena itu dalam masalah etis

76 Ibid. , hal. 8. 77 Ibid. , hal. 36. 78 Kontowijoyo, Esai-Esai Budaya dan Politik (Selamat Tinggal Mitos Selamat

Datang Realitas), Mizan, Bandung, 2002. hal. 8. 79 Ibid.

Page 26: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

37

dalam arti luas akan mencakup keseluruhan pandang dunia

(weltanschauung), world outlook, pandangan hidup (way of life).80

Ernest Geller berpendapat bahwa diantara agama monoteis

(Yahudi, Kristen, Islam) Islamlah yang paling dekat dengan modernitas

disebabkan oleh ajaranya tentang universalisme, skripturalisme yang

menyatakan bahwa kitab suci dapat dipahami siapa saja bukan monopoli

kelas tertentu, egalitarianisme, spiritualisme, tradisi tulis menulis yang

menimbulkan partisipasi masyarakat (participatory democracy) ahirnya

mengajarkan sistem rasional dalam kehidupan bermasyarakat.81

Jika kita perhatikan Islam tidak bertentangan dengan humanisme.

Tugas besar Islam sejatinya adalah melakukan tranformasi sosial dan

budaya dengan nilai-nilai Islam. Kita mengenal trilogi “iman, ilmu dan

amal” artinya iman berujung pada amal/aksi atau tauhid harus

diaktualisasikan dalam bentuk pembebasan manusia. Puncak keimanan

Islam memang Tuhan tetapi aktualisasinya adalah manusia. Menurut Cak

Nur pandangan manusia yang teosentris dapat dilihat dalam kegiatan

keseharian yang antroposentris. 82

Islam dapat dijadikan dinamisator dalam kehidupan bermasyarakat

sebagaimana dipaparkan Cak Nur “bahwa Islam mempuyai pondasi yang

kokoh untuk membangun peradaban yang berketuhana, berkemanusiaan,

berkedaulatan, demokratis, serta berdaya guna”. Secara implisit dapat

ditegaskan bahwa Islam memberikan sumbangan etis bagi peradaban. Titik

tolak kemanusiaan Islam terletak pada ajaran tauhid sehingga membebaskan

manusia dari belenggu selain Tuhan. Manusia harus tunduk dan patuh dan

Tuhan eksploitasi, diskriminasi dan sikap pelecehan terhadap humanisme

bertentangan dengan Islam. Islam humanis menjadi pelopor bagi

terbentuknya tata masyarakat adil, egaliter, demokratis dan sikap

80 Nur Kholish Madjid, Islam Doktrin Dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis

Tentang Masalah Keimanan, Kemasyarakatan dan Kemodernan), Temprint, Jakarta, 1995, hal. 467.

81 Ibid., hal. 82 www.geocities.com/asetyawansi/agamaideologi/htm.

Page 27: BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1... · marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi

38

kemanusiaan lain dalam rangka menjamin hak sebagai manusia dan hamba

Allah.83

Dalam pandangan Kuntowijoyo Islam adalah agama yang humanis

yaitu agama yang sangat mementingkan manusia sebagai tujuan sentral.

Humanisme adalah nilai dasar Islam. Ia memberikan istilah dengan

“Humanisme Teosentris“ dengan pengertian “Islam adalah sebuah agama

yang memusatkan diri pada keimanan pada Tuhan, tetapi mengarahkan demi

peradaban manusia”. Islam sangat menjunjung tinggi rasionalisme84

Jadi jelas bahwa humanisme dalam Islam bersifat transenden dalam

arti kata selalu diilhami oleh nilai-nilai Illahiah sehingga keperpihakan

muslim terhadap nilai kemanusiaan tidak semata bersifat horisontal tetapi

juga vertikal. Kesadaran humanisme muslim seperti nilai keadilan,

egalitarianisme, persaudaraan, musyawarah, demokrasi merupakan hasil

ketundukan pada kepada perintah Allah yaitu al-Qur’an dan hadits sebagai

petunjuk (guidence)85

83 Ibid. 84 . www.sinarharapan.co.id/berita/0310/15/op01.html. 85 Amin Rais. Tauhid Sosial, Mizan, 1998, Bandung, hal.154.