BAB II Yumari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab II

Citation preview

  • 8

    BAB II KAJIAN TEORI

    Untuk menyusun Rencana Induk Sistem (RIS) Prasarana Wilayah dan Kota secara integratif di wilayah studi, yaitu di Kecamatan Patebon, diperlukan teori-teori yang dapat digunakan sebagai kajian teori. Berikut merupakan kajian dari teori-teori yang akan digunakan dalam proses analisis untuk penyusunan laporan ini. 2.1 Prasarana Prasarana ialah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb), (Kamus Besar BI, 2002:893). Prasarana ini meliputi : 2.1.1 Prasarana Air Bersih

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Pembangunan prasarana air bersih ini bersifat mendekatkan akses air bersih dan atau memberikan pelayanan penuh kepada masyarakat. Sistem air bersih sangat ditentukan oleh sumber airnya, karena itu survey sumber air harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. Prasarana air bersih dikelompokan dalam 2 sistem yaitu:

    Sistem komunal : efisien diterapkan untuk pelayanan lebih dari 20 KK. Jenis prasarana pendukung antara lain: Pelindung Mata Air (PMA), Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS), seperti SPL/SKNT, Sumur Bor (SBR), Hidran Umum (HU), perpipaan, dll.

    Sistem individual : dapat melayani 1-4 KK, jaraknya kurang dari 100 m. jenis prasarana pendukung antara lain: Sumur Gali (SGL), Sumur Pompa Tangan (SPT), dan Penampung Air Hujan (PAH).

    Dalam penyediaan air bersih peningkatan pelayanan disesuaikan dengan peningkatan jumlah penduduk bukan berdasarkan perluasan wilayah. Untuk dapat memenuhi kebutuhan di daerah pelayanan dalam kurun waktu tertentu, diperlukan pemilihan sumber air baku yang dapat memenuhi persyaratan secara teknis maupun ekonomis.

  • 9

    2.1.2. Drainase Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Menurut peruntukannya jaringan drainase dibagi menjadi dua, yaitu:

    Drainase pembuangan air kotor pemukiman Jenis drainase ini digunakan untuk menampung hasil buangan cair yang berasal dari pemukiman atau rumah tangga, baik itu air bekas cucian maupun bisa aktivitas rumah tangga lain.

    Drainase pembuangan limbah cair industri Sebenarnya untuk pembuangan limbah industri, diperlukan

    saluran khusus yang terpisah dari sistem drainase, namun hal ini belum bisa terlaksana.

    2.1.3. Sanitasi Dapat berupa MCK umum (komunal) dan jamban/WC keluarga. MCK dapat dibedakan atas 2, yaitu:

    MCK umum pemukiman adalah suatu sarana atau fasilitas umum pada lingkungan yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga (10-25 jiwa) untuk mandi, cuci, dan buang air di lokasi tertentu yang terdiri dari bangunan bawah yang berupa cubluk atau tangki resapan.

    MCK pelayanan umum adalah suatu sarana atau fasilitas umum di daerah komersial (pasar, pertokoan atau stasiun) yang digunakan bersama oleh beberapa jiwa (10-25 jiwa) untuk mandi, cuci, dan buang air di lokasi tertentu yang terdiri dari bangunan bawah berupa cubluk atau tangki resapan.

    2.1.4. Prasarana Persampahan Prasarana persampahan yang dimaksudkan adalah prasarana persampahan di lingkungan yang mencakup rumah sampah (termasuk TPS) dan alat pengangkut sampah. Pengelolaan sampah secara umum dibagi menjadi dua yaitu secara teknis dan non teknis. Secara teknis, pengelolaan sampah ditangani oleh dinas Kebersihan. Sedangkan secara non teknis, pengelolaan sampah dilakukan sendiris ecara tradisional oleh masyarakat. Pengelolaan sampah

  • 10

    secara teknis dimulai dari pengumpulan sampa-sampah dalam tong-tong sampah sampai pembuangan dalam TPA (tempat pembuangan akhir). 2.1.5. Jaringan Jalan Jalan disini adalah jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung antardesa/kelurahan atau ke lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai penghubung hunian/perumahan, serta juga berfungsi sebagai penghubung desa/kelurahan ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatnya (kecamatan)/kab/kota. Jalan dibangun atau ditingkatkan untuk membangkitkan manfaat-manfaat bagi masyarakat, antara lain :

    Membuka isolasi. Mempermudah pengiriman saran produksi. Mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di desa

    maupun yang di luar. Meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan,

    dan penyuluhan. Berdasarkan Lingkup Pengaturan, jalan dikelompokan menurut Peruntukan, Sistem, Fungsi, Status dan Kelas.

    1. Berdasarkan Peruntukan, jalan dikelompokan sebagai jalan umum dan jalan khusus.

    Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, termasuk disini adalah jalan bebas hambatan dan jalan tol.

    Jalan Khusus adalah jalan yang tidak diperuntukan untuk lalu lintas umum. Termasuk dalam kelompok ini adalah jalan kehutanan, jalan pertambangan, jalan inspeksi pengairan, minyak & gas, jalan yang dimaksud untuk pertahanan & keamanan dan jalan komplek.

    2. Berdasarkan Sistem, jaringan jalan dikelompokan sebagai sistem jaringan jalan yaitu jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder.

    Jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah, yang menghubungkan simpul jasa distribusi yang berwujud kota. Jaringan tersebut menghubungkan dalam satu satuan wilayah pengembangan, yang menghubungkan secara

  • 11

    menerus kota, yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal, (PKL).

    Jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peran pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan, yang menghubungkan antar dan dalam pusat-pusat kegiatan di dalam kawasan perkotaan.

    3. Berdasarkan Fungsi, dalam sistem jaringan jalan primer maupun sekunder, tiap ruas mempunyai fungsi masing-masing, yakni :

    Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, jumlah jalan masuk dibatasi. Berdasarkan tingkat pengendalian jalan masuk, maka jalan arteri bisa dibedakan menjadi Jalan Bebas Hambatan (freeway), Jalan Expressway dan Jalan Raya (highway). Dalam Jalan Bebas Hambatan, semua jalan akses secara penuh dikendalikan dan tanpa adanya persimpangan sebidang. Jalan Expressway, pengendalian jalan masuk secara parsial dan boleh adanya persimpangan sebidang, secara terbatas. Sedang Jalan Raya, pengendalian secara parsial dan boleh adanya persimpangan sebidang.

    Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata sedang dan jalan masuk dibatasi.

    Jalan Lokal yaitu jalan yang melayani angkutan local dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah dan jumlah jalan masuk, tidak dibatasi.

    Jalan Lingkungan, jalan yang melayani angkutan lingkungan, dengan ciri perjalanan jarak dekat dan dengan kecepatan rendah.

    4. Pengelompokan Jalan berdasarkan Status, terdiri dari: Jalan Nasional adalah jalan umum yang menghubungkan antar

    ibukota Propinsi, negara atau jalan yang bersifat strategis nasional. Sebagai penanggung jawab, pengaturan, pembinaan dan pengawasan jalan ini adalah Pemerintah Pusat dan

  • 12

    Pemerintah Daerah bertanggung jawab yang berkaitan dengan pembangunan.

    Jalan Provinsi, adalah jalan umum yang menghubungkan Ibukota Propinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota, atau antar kota, atau antar Kota atau antar Ibukota Kabupaten, atau antar Ibukota Kabupaten dengan Kota atau jalan yang bersifat strategis regional. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Pemerintah Propinsi.

    Jalan Kabupaten, adalah jalan umum yang menghubungkan Ibukota Kabupaten dengan Kecamatan, antar Ibukota Kecamatan, Ibukota Kabupaten dengan Pusat Kegiatan Lokal atau antar Pusat Kegiatan Lokal dan jalan Strategis Lokal di daerah Kabupaten, serta janringan jalan sekunder di daerah Kabupaten. Penanggung jawab adalah Pemerintah Kabupaten.

    Jalan Kota, adalah jalan umum dalam sistem sekunder yang menghubungkan antar pusat kegiatan lokal dalam kota, menghubungkan pusat kegiatan lokal dengan persil, menghubungkan antar persil, menghubungkan antar pusat pemikiman. Tanggung jawab dalam penyelenggaraan ada pada Pemerintah Kota.

    Jalan Desa, adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan di dalam Desa dan antar pemikiman. Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ada pada Pemerintah Kabupaten dan Desa.

    Infrastruktur bangunan pelengkap jalan dapat berupa: Gorong-gorong yang berfungsi untuk mengalirkan air yang

    melewati badan jalan. Penahan lereng/tebing jalan yang berfungsi untuk menahan

    terjadinya kelongsoran tanah atau kelongsoran badan jalan. Saluran samping jalan.

    2.1.6. Prasarana irigasi (bangunan air) Tujuan pembangunan jaringan irigasi pedesaan, yaitu:

    Meningkatkan produksi pangan terutama beras. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi.

  • 13

    Meningkatkan intensitas tanam. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan

    irigasi pedesaan. Lingkup perkerjaaan pembangunan jaringan irigasi sederhana dibatasi

    dengan prioritas sebagai berikut: Perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi yang telah ada. Peningkatan irigasi perdesaan yang telah ada. Pembangunan baru irigasi perdesaan.

    Jenis infrastruktur bangunan pengairan/irigasi yang dapat dibangun antara lain: embung, bending, cecuruk, bending, bronjong, saluran pembawa, dan boks bagi bangunan pelindung sederhana dengan turap, bangunan penahan longsoran tanah, dll. 2.1.7. Jaringan Listrik Kemajuan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi akan memerlukan energi listrik sebagai salah satu prasarana dasar yang sangat penting untuk menunjang kelancaran aktivitas suatu daerah. Kebutuhan fasilitas listrik dipilah menurut kebutuhan yang disesuaikan dengan fungsi suatukawasan.Energi liastri dapat dihasilkan melalui berbagai sumber, diantaranya; PLTA (pembangkit listrik tenaga angin/air), PLTD (pembangkit listrik tenaga disel), PLTG (pembangkit listrik tenaga gelombang air laut, PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir), dan sekarang sedang dikembangkan PLTS (pembangkit listrik tenaga sampah).