23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan ( knowledge ) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What” pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang menginderakan terhadap suatu objek tertentu, terutama melalui mata dan telinga. Dalam pengetahuan dijelaskan bahwa pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu yang berupa pemikiran, gagasan, ide, konsep yang memiliki manusia tentang dunia dan segala isinya (Notoatmodjo, 2002). Pendapat lain mengatakan pengetahuan merupakan unsur- unsur yang mengisi akal dan jiwa seseorang yang terlindung dalam otaknya, yang kemudian diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu pengggambaran, 6

BAB II.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan ( knowledge ) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan “What” pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang

menginderakan terhadap suatu objek tertentu, terutama melalui mata dan telinga.

Dalam pengetahuan dijelaskan bahwa pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan,

dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu yang berupa pemikiran, gagasan,

ide, konsep yang memiliki manusia tentang dunia dan segala isinya (Notoatmodjo,

2002).

Pendapat lain mengatakan pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal

dan jiwa seseorang yang terlindung dalam otaknya, yang kemudian diproyeksikan

oleh individu tersebut menjadi suatu pengggambaran, persepsi, pengamatan, konsep,

dan fantasi (Koenjroningrat, 2004 ).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat

pengetahuan :

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat sesuatu (materi) yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan kedalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

6

6

Page 2: BAB II.doc

rangsangan yg diterima oleh sebab itu,tingkat ini merupakan tempat yang paling

rendah.

2. Memahami ( comprehension ) diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obek yang diketahui dan dapat diinterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah faham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis) diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatau objek kedalam komponen - komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain.

5. Sintesis (synthesis) diartikan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation) diartikan berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

criteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Berkaitan dengan Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimiliki (Notoatmodjo, 2005 ).

7

Page 3: BAB II.doc

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren, tentang

suatu bidang tertentu atas realitas / kenyataan. Ada beberapa factor yang diduga

mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses penyampaian materi suatu kurikulum

pendidikan yang telah ditetapkan oleh pendidikan kepada mahasiswa diharapkan

mahasiswa tersebut mendapatkan sutu perubahan perilaku. Menurut Pieget

masalah pendidikan adalah seperti menilai perkembangan intelektual, bakat

pelajaran, kenaikan kelas dan kesiapan membaca. Dalam teori Pieget ini

menekankan bahwa semakin besar kekayaan, kompleksitas dan perbedaan

lingkungan, semakin besar kemungkinan dicapai fungsi mental yang tinggi

(Kaplan, 2001).

2. Umur

Umur sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang, dimana semakin dewasa

seseorang diharapkan lebih banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang

tersebut. Orang dewasa adalah individu yang telah menjelaskan

pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama

dengan orang dewasa lain. Pada masa dewasa ini dimulai pada umur 18 tahun

sampai kira-kira 40 tahun, diusia ini terdapat perubahan-perubahan fisik maupun

psikologis, dimana usia 20 sampai 30 dimana usia tersebut seseorang sangat

aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan ( Hurlock, 2000 ).

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan hal yang sangatpenting terutama bagi seseorang yang

sudah dewasa, hal ini dituntut berbagai kebutuhan salah satunya kebutuhan

ekonomi dan menyalurkan keterampilan dan pengetahuan seseorang dalam

8

Page 4: BAB II.doc

sebuah pekerjaan. Penyesuain pertama yang dianggap pokok adalah minat dan

factor psikologis yang secara hakiki sulit umtuk dipungkiri dalam memilih

pekerjaan, terutama bagi wanita dalam penyesuain diri dalam pekerjaan, ia harus

berperan ganda, yaitu pekerjaan dan ibu rumah tangga, penyesuain dalam

pekerjaan dapat dinilai dari beberapa factor berikut, prestasi dalam bekerja,

berapa kali ia pindah kantor, dan tingkat kepuasan yang dinikmati (Hurlock,

2000)

4. Paritas

Paritas adalah jumlah ibu memiliki anak, dimana primigravida adalah ibu yang

pertama kali hamil, dan biasanya ibu primigravida belum memiliki pengalaman

dalam kehamilan maupun persalinan yang lalu, dan multigravida adalah ibu yang

lebih dari satu kali hamil, dan biasanya ibu multigravida telah memiliki pengalaman

dalam kehamilan maupun persalinan yang lalu.

2.2 Tanda-tanda bahaya pada Neonatus

2.2.1 Pengertian Neonatus

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi

diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem.

Neonatus adalah bayi baru lahir umur 0-28 hari (Dorlan, 1996) neonatus dalam

kehidupan merupakan waktu yang sangat peka, dimana banyak diperlukan

penyesuain psikologik oleh bayi untuk menempuh kehidupan ekstra uterine.

Peralihan dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterine memerlukan

banyak perubaha biokimia dan fisiologis. Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi

ibu melalui plasenta, fungsi paru neonates diaktifkan untuk mencukupi pertukaran

9

Page 5: BAB II.doc

oksigen ( O2 ) dan karbon dioksida ( CO2 ) melalui pernafasan bayi itu sendiri. Bayi

baru lahir juga tergantung pada fungsi saluran cerna untuk mengabsorbsi makanan,

fungsi ginjal untuk mengeksresikan bahan yang harus dibawa dan mempertahankan

hemostatis kimia, fungsi hati untuk menetralisir dan untuk mnekskresikan bahan-

bahan toksik, fungsi system imunologi untuk melindunginya dari infeksi.

Karena tidak didukung oleh system plasenta ibu, sistem kardiovaskuler dan endrokin

neonatus juga beradabtasi agar dapat berfungsi mencukupi kebutuhan dirinya

(Nelson, 2000).

2.3 Pembahasan tanda-tanda bahaya Neonatus

2.3.1 Tanda bahaya neonatus

Tanda bahaya neonatus adalah gejala sakit pada bayi baru lahir yang kadang sulit

dikenali ibu. Bayi yang baru lahir gampang sakit, apabila sudah sakit cepat menjadi

berat dan serius bahkan bisa meninggal.

Bayi baru lahir banyak yang meninggal dapat disebabkan oleh :

1. terlambat mengetahui tanda-tanda bahaya

2. terlambat memutuskan untuk membawa bayi berobat ke dokter/ bidan/perawat.

3. terlambat sampai tempat pengobatan.

2.4 Macam tanda bahaya Neonatus

2.4.1 Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum

Ini tandanya bayi terkena infeksi berat. Infeksi neonatorum adalah infeksi pada

neonatus yang terjadi pada prenatal, antenatal, intranatal atau post natal.

1. Penyebab Infeksi Neonatoum

Infeksi neonatoum dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti : Escherichia coli,

pseudomonas pyocyaneus, staphylococcus aureus, cocus gonococcocus.

10

Page 6: BAB II.doc

a. Infeksi ante natal

Pada ante natal kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta dan

selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilicus masuk ke janin.

b. Infeksi intra natal

Infeksi intra natal lebih sering terjadi dengan cara mikroorganisme dari vagina

naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Pecah ketuban

lebih dari 12 jam akan menjadi penyebav timbulnya plasentitis dan amnionitis.

Infeksi dapat terjadi pula, walaupun air ketuban belum pecah yaitu pada partus

lama yang sering dilakukan manipulasi vagina (touche). Infeksi dapat terjadi

pula kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina missalnya

blennorhoe.

c. Infeksi pasca natal

Infeksi pada pascanatal dapat terjadi setelah bayi baru lahir lengkap, misalnya

melalui kontaminasi langsung dengan alat - alat yang tidak steril, tindakan yang

tidak aseptic atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang.

2. Gejala

Gejala umum yang terjadi pada bayi yang mengalami infeksi prenatal adalah :

a. Bayi malas minum

b. Letargi

c. Frekuensi nadi meningkat

d. Berat badan menurun

e. Diare

f. Hipotermi

g. Pergerakan kurang

h. Muntah

3. Penatalaksana

a. Mengatur posisi tidur agarsesak nafas berkurang

b. Apabila suhu dingin lakukan kompres dingin

c. Berikan ASI perlahan - lahan sedikit demi sedikit

11

Page 7: BAB II.doc

d. Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu atur posisi tidur miring

ke kiri atau ke kanan

e. Apabila bayi diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan.

2.4.2 Bayi kejang

Kejang pada Neonatus merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat. Sebab primer

kejang adalah kelainan bawaan otak, sedangkan sekunder adalah gangguan metabolic

atau penyakit lain dari infeksi. Kejang pada neonatus didefinisikan sebagai suatu

gangguan terhadap fungsi neurologis seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi

otonom.

Periode bayi baru lahir (BBL) dibatasi sampai hari ke-28 kehidupan pada bayi cukup

bulan, dan untuk bayi prematur, batasan ini biasanya digunakan sampai usia gestasi

42 minggu. Kebanyakan kejang pada BBL timbul selama beberapa hari. Sebagian

kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupannya kelak.

Kejang pada neonatus relatif sering dijumpai dengan manifestasi klinis yang

bervariasi. Timbulnya sering merupakan gejala awal dari gangguan neurologi dan

dapat terjadi gangguan pada kognitif dan perkembangan jangka panjang.

1. Penyebab kejang

a. Bayi tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering.

Timbul dalam 24 jam kehidupan pada kebanyakan kasus.

b. Perdarahan otak, dapat timbul sebagai akibat dari kekurangan oksigen atau

trauma pada kepala. Perdarahan subdural yang biasanya diakibatkan oleh trauma

yang dapat menimbulkan kejang.

c. Gangguan metabolik.

2. Tanda-tanda kejang:

a. Tremor disertai keadaan menurun.

12

Page 8: BAB II.doc

b. Kejang dan bayi menangis melengking secara tiba-tiba.

c. Hilangnya kesadaran.

d. Mulut mencucu dan gerakan-gerakan tidak terkendali.

e. Gerakan bola mata berputar-putar dan gerakan kaki bayi seperti mengayu

sepeda.

2.4.3 Pusar kemerahan sampai dinding perut

Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut tandanya sudah terjadi infeksi tali

pusat. Tanda-tanda infeksi luka tali pusat yaitu : tali pusat berwarna merah, adanya

pembengkakan pada luka tali pusat, keluar cairang dari luka tali pusat, dan adanya

bau menyengat (bau busuk).

1. Penyebab infeksi luka tali pusat

a. HDN (Hemorogic desease of the new born)

b. Pengikatan tali pusat yang kurang benar

c. Kegagalan pembentukan thrombus yang normal

d. Perawatan pasca lepasnya tali pusat yang kurang sempurna.

2. Pencegahan

a. Perawatan tali pusat yang benar

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat

c. Tali pusat dibungkus dengan kassa steril

2.4.4 Demam

Dikatakan demam apabila Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 oC atau tubuh teraba

dingin suhunya dibawah 36,5 oC. Suhu normal bayi baru lahir 36,5 oC-37 oC.

Apabila suhu < 36 oC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin dan seluruh tubuh

bayi teraba dingin, maka bayi mengalami hiportemi.

13

Page 9: BAB II.doc

1. Gejala hiportemia pada bayi baru lahir

a. Bayi tidak mau minum / menetek.

b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.

c. Tubuh bayi teraba dingin.

d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi

mengeras (sklerema).

Dan apabila suhu > 37,5°C maka bayi mengalami Hipertemia.

2. Gejala hipertermia bayi baru lahir

a. Suhu tubuh bayi > 37,5°C.

b. Frekuensi perbafasan bayi > 60/menit.

c. Tanda-tanda dehidrasi, yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang,

banyaknya air kemih berkurang.

2.4.5 Bayi diare

Diare adalah perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik frekuensi / jumlah

buang air yang menjadi  sering dan keluar dalam konsistensi cair daripada padat,

diare merupakan penyakit yang ditakuti masyarakat karena dengan cepat dapat

menimbulkan gawat dan diikuti dengan kematian yang tinggi. Bayi yang baru lahir

sudah disiapkan untuk dapat langsung minum kolostrum yang banyak mengandung

protein, kasein, kalsium, sehingga dapat beradaptasi dengan makin beragamnya ASI.

1. Penyebab Diare

a. Virus penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus, gejalanya

yaitu: Berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah lendir, dan berbau

asam.

b. GE (flu perut) terbanyak disebabkan oleh virus.

14

Page 10: BAB II.doc

c. Bakteri penyebab diare biasanya gejalanya yaitu : berak-berak dengan

darah/lendir, dan sakit perut. Hal ini memerlukan antibioka sebagai terapi

pengobatan.

d. Parasite (Giardiasis) penyebab diare biasanya gejalanya yaitu : berak dengan

darah banyak dan lendir, sakit perut. Untuk jenis ini diperlukan antiparasite

e. Alergi susu merupakan penyebab pada diare, diare biasanya timbul beberapa

menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan

produk-produk yang terbuat dari susu sapi.

f. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi

saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,

seperti :

1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari

oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering

memasukan tangan atau mainan atau apapun kedalam mulut.  Karena virus ini

dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.

3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan

benar.

4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau

membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan

dan alat-alat yang dipegang.

2. Pencegahan Diare

a. Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI).

15

Page 11: BAB II.doc

b. Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk  pemberian makanan

pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.

c. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka

menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk

seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan

makanan  untuk sikecil.

d. Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.

Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.

2.4.6 Kulit bayi terlihat kuning

Kulit bayi terlihat kuning termasuk ikterus neonatorum. Ikterus neonatorum adalah

perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada jaringan misalkan

yang tersering terlihat adalah pada kulit dan konjungtiva mata. Sedangkan definisi

ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan

keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga

kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. Ikterus juga

disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari

12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL

karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang

menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat

mengganggu tumbuh kembang bayi.

1. Jenis-jenis Ikterus Neonatorum

Ikterus neonatorum sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan

penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :

a. Ikterus Neonatorum Fisiologis

16

Page 12: BAB II.doc

Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala

normal dan sering dialami bayi baru lahir. Ikterus ini terjadi atau timbul pada

hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan

akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi

cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10

mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik

dan berat badan naik biasa. Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya

adalah organ hati yang belum “matang” dalam memproses bilirubin, kurang

protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya.

Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada

karena keadaan fisiologis ini sewaktu - waktu bisa berubah menjadi patologis

terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau

infeksi.

b. Ikterus Neonatorum Patologis

Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus

neonatorum patologis ini ditandai dengan :

1) Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih

dari 12 mg/dl.

2) Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.

3) Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg % pada bayi kurang bulan

(BBLR) dan 12,5 mg % pada bayi cukup bulan.

4) Ikterus yang disertai proses hemolisis.

5) Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam

atau lebih 5 mg/dl/hari.

17

Page 13: BAB II.doc

6) Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari

14 hari pada BBLR.

Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang menimbulkan ikterus patologis

a. Penyakit hemolitik, isoantibodi karena ketidakcocokan golongan darah ibu

dan anak seperti Rhesus antagonis, ABO dan sebagainya.

b. Kelainan dalam sel darah merah seperti pada defisiensi G-6-PD, thalasemia

dan lain-lain.

c. Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.

d. Infeksi : septikemia, meningitis, infeksi saluran kemih, penyakit karena

toxoplasmosis, sifilis, rubella, hepatitis dan lain-lain.

e. Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia.

f. Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti :

solfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisin dsb.

g. Pirauenterohepatik yang meninggi: obstruksi usus letak tinggi, penyakit

Hirschprung, mekoneum ileus dan lain-lain.

Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik:

1) Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.

2) Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam.

3) Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi

G6PD, atau sepsis).

4) Ikterus yang disertai oleh:

a) Berat lahir < 2000

b) Masa gestasi 36 minggu

c) Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus (SGNN)

d) Infeksi

18

Page 14: BAB II.doc

e) Trauma lahir pada kepala

f) Hipoglikemia, hiperkarbia

g) Hiperosmolaritas darah

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti ( diamati ) yang berkaiatan

dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan kerangka

konsep dalam melakukan penelitian (Notoadjmojo, 2005).

Prilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Adapun kerangka teori

yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Factor Predisposisi :

Umur

Pengetahuan

Pendidikan

Pekerjaan

Sikap

Factor Pendukung :

Sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan

Tempat tinggal Prilaku

Kesehatan

Factor Pendorong :

Sikap dan prilaku

Tokoh masyarakat

19

Page 15: BAB II.doc

Gambar 2.1 L. Green dalam Notoatmodjo, 2005

2.6 Penelitian terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Riska Puja Kesuma (2002) tentang infeksi luka tali

pusat menggunakan analisa univarian, pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka tali

pusat di RB Puri Betik Hati dengan menggunakan sample 15 orang yang tersedia.

Kategori baik (60%) atau 18 responden yang menjawab dengan benar, kategori

sedang (23,3%) atau 7 responden yang menjawab dengan benar, dan kategori kurang

(16,7%) atau 5 responden menjawab dengan benar.

20