25
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Iklim Kerja. Iklim kerja mempunyai beberapa pengertian, yaitu : a. Menurut Siswanto, 1991 dan Suma’mur, 1994. Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu kering dan basah, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara (angin) dan suhu radiasi. b. Menurut Kepmen No.51/MEN/1999. Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. c. Dalam SNI 16-7063-2004. Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi. Maka iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suhu lingkungan kerja. Apabila keempat faktor ini dihubungkan 4

BAB II.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Iklim Kerja.

Iklim kerja mempunyai beberapa pengertian, yaitu :

a. Menurut Siswanto, 1991 dan Suma’mur, 1994.

Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu kering dan basah,

kelembaban udara, kecepatan gerakan udara (angin) dan suhu radiasi.

b. Menurut Kepmen No.51/MEN/1999.

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,

kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran

panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.

c. Dalam SNI 16-7063-2004.

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,

kecepatan gerakan udara dan panas radiasi.

Maka iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara,

kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada

suhu lingkungan kerja. Apabila keempat faktor ini dihubungkan

dengan produksi panas tubuh (metabolisme) maka disebut tekanan

panas

Keadaan atau suasana dimana suhu udara, kelembaban udara

atau aliran udara dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa

mengganggu proses kerja, tidak menimbulkan kelelahan dan tidak

menimbulkan ketidaknyamanan pekerja pada saat bekerja di suatu

ruang kerja.

Hal-hal yang harus diketahui dalam menilai iklim kerja :

a. Beban kerja di ruang kerja.

b. Aliran udara atau (suhu ruangan).

4

Page 2: BAB II.docx

5

c. Temperatur ruangan.

d. Penataan area kerja atau (tempat kerja).

e. Proses produksi.

f. Keadaan lingkungan kerja.

g. Bentuk bangunan.

h. Jumlah tenaga kerja atau karyawan.

Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh, tubuh mengeluarkan

panas berlebih ke lingkungan sekitar secara radiasi, konduksi, konveksi dan

evaporasi. Tenaga kerja yang telah beraklimatisasi dapat mengeluarkan

keringat 6 - 8 liter dalam sehari kerja (Astrand, 1975) untuk membuang panas

yang berlebih ke lingkungan sekitar. Pada prinsipnya sumber panas berasal

dari :

a. Iklim kerja setempat.

b. Proses produksi dan mesin.

c. Kerja otot.

Contoh tempat kerja yang dapat menyebabkan sumber panas sebagai

berikut :

a. Proses produksi, misalnya : peleburan, pengeringan, pemanasan dan

penguapan.

b. Tempat kerja yang langsung kena sinar matahari.

c. Ventilasi ruang kerja tidak memadai.

d. Ruang gerak udara yang terhambat.

e. Material bangunan dari bahan penghantar panas.

f. Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas).

Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas). Dalam iklim

kerja terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengukurannya antara lain :

a. Suhu kering (dry-bulb temperature).

Adalah suhu udara yang ditunjukkan oleh suatu termometer yang

akurat (setelah panas radiasi yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan

dikoreksi).

Page 3: BAB II.docx

6

b. Suhu basah (wet-bulb temperature).

Adalah suhu yang menunjukkan udara telah jenuh dengan uap air.

c. Suhu basah alami.

Adalah suhu yang ditunjukkan oleh thermometer dimana di ujung

bagian bawahnya dibalut dengan kain katun dan termometer tersebut

dicelupkan ke dalam erlenmeyer yang berisi aquades.

d. Suhu basah psikrometrik.

Adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer berbola basah

dari suatu psychrometri.

e. Suhu Bola (globe temperature).

Adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang dipasang di

bagian tengah suatu bola yang terbuat dari tembaga dengan diameter 15

cm dan permukaan luarnya di cat hitam.

Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produktivitas

adalah antara lain air conditioning ditempat kerja. Kesalahan-kesalahan

sering dibuat dengan membuat suhu terlalu rendah yang berakibat

keluhan-keluhan dan kadang-kadang diikuti meningkatkan penyakit

pernafasan. Sebaiknya diperlukan hal-hal sebagai berikut :

a. Suhu distel pada 225 - 26˚C.

b. Penggunaan AC di tempat kerja perlu disertai pemikiran tentang

keadaan pengaturan suhu dirumah.

c. Bila perbedaan suhu didalam dan luar lebih 5˚C, perlu adanya suatu

kamar adaptasi.

Suhu yang tinggi mengakibatkan heat cramps, heat exhaution,

heat stroke dan malaria. Sebagai pencegah penyakit-penyakit akibat suhu

tinggi yang paling penting adalah aklimatisasi. Pekerjaan jasmani tinggi

yang berat, biarpun untuk mereka yang tubuhnya sesuai untuk pekerjaan

demikian, seharusnya dihindarkan bagi mereka yang bekerja ditempat

yang bersuhu tinggi, hal ini terutama perlu dalam minggu-minggu pertama

mulai bekerja. Suhu yang sangat rendah juga dapat menimbulkan penyakit

Page 4: BAB II.docx

7

pula. Di industri lambat-laun bertambah pekerja yang bekerja pada suhu

dingin misalnya dikamar pendingin.

Karena dalam berbagai macam keadaan lingkungan kerja dengan

temperatur yang berbeda pula, maka dalam pengukuran iklim kerja

diperlukan beberapa macam alat pengukur sebagai berikut :

a. Psychrometer

Psychometer adalah suatu alat untuk mengukur kelembaban

nisbi udara dan tekanan partikel uap air di udara. Alat ini terdiri dari

dua termometer, yang pertama digunakan untuk mengukur suhu udara

yang disebut suhu kering dan yang kedua reservoirnya atau ujungnya

dibalut dengan kain katun yang dalam penggunaanya, kain katun ini

dibasahi dengan air. Karena adanya penguapan air pada kain katun

tersebut maka terjadi penurunan suhu. Besarnya penurunan suhu

tergantung dari banyaknya penguapan yang terjadi dan ini tergantung

dari kelembaban udara. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang

kedua ini disebut suhu basah (tw). Dari perbedaan antara suhu kering

dan suhu basah diketahui kelembaban relatif dan tekanan partikel uap

air di udara. Ada beberapa jenis psychometer, antara lain :

b. Psychometer Putar

Psychometer ni terdiri dari dua termometer, satu diantaranya

dibalu dengan kain katun dan dilengkapi dengan pemutar, yang berguna

untuk membantu percepatan penguapan air pada kain katun.

c. Psychometer Hisap Arsman

Parameter Hisap Arsman ini terdiri dari termometer, satu

diantaranya di balut dengan kain katun. Alat ini dilengkapi dengan

kunci pemutar kipas (fan) untuk membantu mempercepat penguapan air

pada kain katun. Apabila pemutar kipas digunakan sebagai sumber

tenaga maka alat ini disebut motor drive psychrometer.

d. Psychometer August

Psychometer ini juga terdiri dari dua termometer, satu

diantaranya reservoirnya atau ujungnya dibalut dengan kain katun yang

Page 5: BAB II.docx

8

agak panjang dan di bawahnya diletakkan botol yang berisi air,

sehingga ada sebagian kain katun terendam dalam air. Suhu yang

ditunjukkan oleh termometer yang dibalut dengan kain menunjukkan

suhu basah alami. Panjang kain katun dari ujung termometer sampai

dengan permukaan air reservoir adalah 2,5 cm. Pengukuran suhu basah

alami dimaksudkan untuk pengukuran ”Wet Body Temperature” yaitu

perilaku termometer basah yang mempunyai kesamaan perilaku

manusia tanpa busana dalam keadaan seluruh permukaan kult basah.

Pada suhu tertentu ada aliran udara maka akan terjadi penguapan air

yang membasahi termometer sehingga suhu turun. Sedangkan terhadap

suhu yang basah juga akan mengakibatkan penguapan panas tubuh,

sehingga tubuh menjadi terasa dingin yang disebabkan oleh penguapan

air di permukaan kulit.

e. Globe Thermometer

Alat ini digunakan untuk mengukur panas radiasi, terdiri dari

sebuah bola tembaga dengan diameter 15 cm yang berwarna hitam

(tidak mengkilat). Karena sifat warna hitam yang menyerap radiasi,

maka suhu dalam bola akan naik yang ditunjukkan oleh termometer.

Suhu ini disebut bola (Globe temperatur = Tg) yang dengan suatu

perhitungan dapat ditentukan besarnya radiasi di tempat kerja.

f. Kata Thermometer

Kata Thermometer adalah suatu thermometer yang dilengkapi

oleh 2 reservoir yaitu reservoir utama (di bawah) dan reservoir

pembantu (di atas). Kedua reservoir tersebut dihubungkan oleh pipa

kapiler dan pipa kapiler ini terdapat dua garis batas suhu yang berguna

untuk mengetahui lamanya waktu pendinginan (cooling time). Cooling

time dihitung dengan menggunakan stopwatch. Kata Thermometer ini

berisi alkohol merah.

Pada setiap Kata Thermometer terdapat kata faktor (F), dimana

F (faktor kalibrasi untuk tiap Kata Thermometer). Ada 3 jenis Kata

Page 6: BAB II.docx

9

Thermometer yang digunakan sesuai dengan suhu ruangan yang diukur,

misalnya :

a. Untuk suhu normal dengan daerah ukur (range) : 35o - 38oC.

b. Untuk suhu sedang dengan daerah ukur (range) : 42o- 50oC.

c. Untuk suhu tinggi dengan daerah ukur (range) : 52o - 55oC.

Sebagai dasar untuk memilih adalah waktu pendinginan

kurang dari 2 menit. Bila dalam ruangan kerja yang diukur terdapat

sumber panas radiasi maka harus digunakan kata thermometer yang

bagian bawahnya dilapisi dengan perak, untuk menahan panas radiasi

tersebut.

Rumus kecepatan gerak udara :

V = [ H

Td−0 ,200 , 40 ]

2

H =

FTc

Keterangan :

V : Kecepatan gerakan udara

H : Daya pendinginan

Td : 36,5 - t (°C)

T : Suhu ruang

F : Kata faktor

Tc : Waktu pendinginan rata-rata

H : Daya pendinginan

Jika H/td dibawah 0,6 maka V dibawah 1 m/detik.

Jika H/td di atas 0,6 maka V di atas 1 m/detik.

Catatan :

Bila suhu ruangan sangat tinggi harus menggunakan kata

thermometer untuk suhu tinggi (52°C - 55°C), maka Td = 53,0 - t atau

Td = 46,0 - t jika memakai Kata Thermometer suhu sedang.

Page 7: BAB II.docx

10

g. Heat Stress Area (Quest Temp 10o).

Heat Stress Area (Quest Temp 10o) adalah suatu thermometer

yang dilengkapi sensor listrik (baterai) yang lengkap untuk mengukur

kelembapan nisbi, panas, radiasi dan mengetahui lama pendinginan

karena dalam suatu alat ukur psychrometer, globe thermometer dan kata

thermometer sekaligus hanya dengan menekan tombol sesuai dengan

apa yang diukur.

Selain alat tersebut, diperlukan juga pengetahuan tentang panas

metabolisme yang dihasilkan oleh tenaga kerja karena memiliki sifat

pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari kerja ringan, sedang dan berat.

d. Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim Kerja.

Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja berdasarkan ISBB

(Indeks Suhu Basah Bola) dapat dilihat dalam tabel ISBB (Indeks Suhu

Basah Bola) dengan catatan :

a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 kilokalori.

b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200 - 350 kilokalori.

c. Beban kerja berat membutuhkan kalori 350 - 500 kilokalori.

Kriteria penilaian menurut ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) :

Analisis penilaian iklim kerja dapat dilakukan antara lain

dengan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola). Untuk menilai

tekanan panas dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola), dibedakan

antara keadaan di dalam ruangan dimana tidak ada pengaruh sinar

matahari dan di luar ruangan dimana terdapat pengaruh sinar matahari.

Rumus ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) :

a. Di dalam ruangan :

ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) = 0,7 tnwb + 0,3 tg

b. Di luar ruangan :

ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) = 0,7 tnwb + 0,2 tg + 0,1 ta

Keterangan :

Page 8: BAB II.docx

11

tnwb : Suhu basah alami (°C)

tg : Suhu Globe (°C)

ta : Suhu udara/suhu kering (°C)

Untuk tempat kerja dengan kondisi yang berbeda-beda selama

jam kerja, ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) rata-rata dapat dihitung

dengan rumus :

ISBB rata-rata = (ISBB1) t1 + (ISBB2) t2 + ............. + (ISBBn) tn

t1 + t2 +...............+ tn

Keterangan :

ISBB1,2,...n : ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola)pada tempat-tempat

ke 1,2,...n.

T1,2,...n : Waktu (menit) dimana tenaga kerja bekerja pada tempat ke 1,2,...n.

Hasil dari perhitungan dengan rumus tersebut diatas

dibandingkan dengan tabel dibawah ini :

VARIASI KERJAISBB (°C)

Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat

Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0

Kerja 75% - istirahat 25% 30,6 28,0 25,9

Kerja 75% - istirahat 25% 31,4 29,4 27,9

Kerja 75% - istirahat 25% 32,2 31,1 30,0

Keterangan :

a. Kerja terus menerus berarti tidak diperlukan istirahat yang disebabkan

tekanan panas selama waktu bekerja.

b. Kerja 75% - istirahat 25% berarti dalam 1 jam kerja, orang tersebut

boleh bekerja selama 45 menit diselingi istirahat 15 menit di tempat

kerja, kemudian bekerja lagi selama 45 menit dan istirahat lagi selama

15 menit dan seterusnya.

c. Bila ada tempat istirahat khusus dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan

Bola) kurang dari 24°C maka waktu istirahat dapat diperpendek

sebanyak 25%.

Page 9: BAB II.docx

12

Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan

mempunyai efek-efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada

hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup

besar. Misalnya tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas,

tanur dan sebagainya.

b. Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah

tempat atau lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan

suhu lebih dari 5% harus mendapat perhatian khusus meskipun suhu

basahnya tidak menyimpang dari persyaratan NAB (Nilai Ambang

Batas).

Indeks tekanan panas atau Heat Stress Index (HSI)

dikembangkan oleh Belding and hatch di University of Pittsburg. Indeks

ini mengkombinasikan lingkungan (panas radiasi dan konveksi) dengan

panas metabolisme dalam tekanan yang ditunjukkan dalam waktu

kebutuhan untuk penguapan keringat (Ereq). Rumus keseimbangan panas :

M + C + R – E = 0

Dimana :

M : panas yang dihasiklkan oleh proses metabolik.

C : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan konveksi.

R : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan radiasi.

E : panas yang dipancarkan oleh penguapan keringat.

Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa panas badan yang dihasilkan oleh setiap orang

dengan berat + 154 pound dan tinggi 172 cm, serta luas permukaan kulit

1,85 m2, penyesuaian terhadap panas dapat diperkirakan untuk tiap

derajat kegiatan berbeda-beda, contoh :

Pekerjaan Panas yang dihasilkan (BTU/jam)

Orang dalam keadaan tiduran 250

Orang dalam keadaan duduk 400

Bersambu

ng

Page 10: BAB II.docx

13

Orang mengerjakan pekerjaan berat 450 – 650

Orang mengerjakan pekerjaan sedang 650 – 1400

Orang mengerjakan pekerjaan berat 1400 – 2000

BTU : British Thermal Unit

1000 BTU = 252 kal

Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO (World Healt

Organization) terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Kerja Ringan

1) Laki-laki : kerja kantor, dokter, guru, perawat, pengangguran.

2) Wanita : kerja kantor, dokter, guru, perawat.

b. Kerja Sedang

1) Laki-laki : industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan.

2) Wanita : industri ringan, mahasiswi, kerja toko.

c. Kerja Berat

1) Laki-laki : petani (tanpa mesin), kuli, tukang kayu (tanpa mesin),

tukang besi, kerja tambang.

2) Wanita : petani (tanpa mesin), penari, atlet.

Adapun cara untuk mempertahankan suhu tubuh antara lain :

a. Peningkatan aliran darah ke kulit.

b. Peningkatan sekresi (pengeluaran) keringat.

c. Peningkatan produksi panas oleh tubuh dengan cara menggigil.

Tenaga kerja yang telah beraklimatisasi dapat mengeluarkan

keringat 6 - 8 liter dalam sehari kerja (Astrand, 1975) untuk membuang

panas yang berlebih ke lingkungan sekitar.

Pada prinsipnya sumber panas dapat berasal dari :

a. Iklim kerja setempat.

b. Proses produksi dan mesin.

c. Kerja otot.

Sambungan

Page 11: BAB II.docx

14

Penyesuaian tubuh dengan panas berbeda-beda, misalnya :

No. Benda Suhu (oC)

1 Permukaan luar tanur 500

2 Permukaan dalam tanur atau metal panas 1200

3 Logam pijar 1850

4 Nyala busur las 2000

Dalam British Thermal Unit (BTU) yaitu banyaknya panas yg

diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound air 1oF. Untuk nilai 1.000 BTU =

252 Kcal. Panas karena proses metabolisme dari orang dengan BB ± 154

pound, TB ± 172 cm, luas permukaan kulit 1,85 m2, beraklimatisasi terhadap

panas.

Tingkat

Pekerjaan

Kegiatan BTU/jam

1. Ringan Tidur 250

Duduk 400

Duduk tenang 450 – 550

Duduk, gerakan-gerakan

tubuh dan lengan sedang

(misalnya mengetik).

550 – 650

Duduk, gerakan-gerakan

kaki dan lengan sedang

(misalnya main piano,

menyetir mobil).

550 – 650

Berdiri, kerja ringan pada

mesin atau bongkar

terutama lengan.

650 – 800

2. Sedang Duduk, gerakan-gerakan

kuat tangan dan kaki.

650 - 750

Bersambung

Page 12: BAB II.docx

15

Berdiri, kerja ringan pada

mesin atau bongkar, serta

jalan.

750 - 1.000

Jalan-jalan, dengan

mengangkat atau

mendorong beban yang

sedang beratnya.

1.000 - 1.400

3. Berat Mengangkat, mendorong

dan menaikkan benda-

benda berat secara

terputus-putus (misalnya

menyekopi).

1.500 - 2.000

Berat terus-menerus. 2.000 - 2.400

Penyakit akibat tekanan panas diakibatkan karena naik atau

turunnya suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar anatara 37o - 38oC (99o

- 100oF) (NCDOOL, 2001). Perubahan suhu inti tubuh naik atau turun

2oC dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Berikut ini adalah

temperatur normal tubuh manusia dari berbagai usia :

Umur Core Body Temperature oF/oC

0 - 3 month 99,4oF/37,40oC

3 - 6 month 99,5oF/37,5oC

0,5 - 1 year 99,7oF/37,6oC

1 - 3 year 99,0oF/37,2oC

3 - 5 year 98,6oF/37,0oC

5 - 9 year 98,3oF/36,8oC

9 - 13 year 98,0oF/36,6oC

> 13 year 97,8 - 99,1oF/36,5 - 37,2oC

Sambungan

Page 13: BAB II.docx

16

e. Langkah-Langkah Perhitungan

a. Pencatatan hasil-hasil pengukuran.

ta = dari Arsman Psychrometer

Tw = dari Arsman Psychrometer

Tg = dari Termometer Globe

Tc = dari Kata Termometer

F = Kata Faktor, dari Kata Termometer

Tnwb = dari August Psychrometer

b. Mengitung cooling power.

H =

FTc

c. Menghitung Kecepatan Gerakan Udara.

V = [ H

Td−0 ,200 , 40 ]

2

Kecepatan di bawah 1 m/detik.

V = [ H

Td−0 ,130 , 40 ]

2

Kecepatan di atas 1 m/detik.

d. Menghitung Panas Konveksi.

C = 6 V0,6 (ta – 35)...................Kcal/jam.

Harga C bisa positif (+) atau negatif (-).

V = Kecepatan angin dalam m/detik.

Ta = Suhu ruangan.

e. Menghitung Panas Radiasi (R).

R = 11 (tr – 35)........................Kcal/jam.

tr = tg + 14,4 V0,5 (tg-ta)oC

tg = suhu globe.

f. Menghitung Panas Penguapan Maksimum (Emax).

Emax = 12 V0,6 (42 - pa)

Page 14: BAB II.docx

17

g. Menghitung panas yang dibutuhkan untuk menetralisir panas yang

panas penguapan (Ereq) : diderita panas radiasi, panas

konveksi<panas metabolisme disebut panas penguapan (E req).

Ereq = M + C + R

M = disesuaikan dengan beban kerja.

h. Menghitung Indeks Tekanan Panas (ITP) atau Heat Stress Index

(HSI).

Dari hasil Heat Stress Index (HSI) yang didapat, kita coba

menafsirkan besar kecilnya pengaruh panas terhadap tubuh tenaga kerja :

1) Heat Stress Index (HSI) kurang dari 0% :

Tidak ada perubahan panas.

2) Heat Stress Index (HSI) 10% - 30% :

Tidak ada perubahan panas dan keadaan ini sesuai unutk

pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pikiran, kecepatan dan

ketelitian.

3) Heat Stress Index (HSI) 40 % - 60 % :

Keadaan lingkungan ada perubahan panas untuk tenaga

kerja yang sehat masih mampu menahannya.

4) Heat Stress Index (HSI) 70% - 90% :

Untuk mengerjakan pekerjaan dalam keadaan semacam ini,

dibutuhkan tenaga kerja yang betul-betul fit dan kualifiet, sebaiknya

pekerjaan diseleksi :

a) Pemeriksaan kesehatan.

b) Mencoba dengan pekerjaan tersebut (aklimatisasi)

5) Heat Stress Index (HSI) lebih dari 100% :

Tenaga yang bekerja di lingkungan semacam ini akan

terganggu kesehatanya.

Semua contoh di atas hanya berlaku salama shift (8jam/hari).

Untuk lingkungan kerja dimana harga Heat Stress Index (HSI) = 100%

sebaiknya harus diperhitungkan sampai berapa lama tenaga kerja

diperkenankan ekspose terhadap panas tersebut (lingkungan pekerjaan)

Page 15: BAB II.docx

18

dan beapa lama waktu minimum yang diharuskan pekerja tersebut harus

istirahat di tempat-tempat yang betul-betul netral. Bila harga Heat Stress

Index (HSI) lebih dari 100% berarti tenaga kerja tidak diperkenankan

bekerja di tempat tersebut selam 8 jam/hari. Untuk itu harus

diperhitungkan waktu lamanya tenaga kerja diperkenankan ekspose.

i. Waktu pemaparan maksimum yang diperkenankan.

=

62 ,5E max−Ereq

Di samping itu juga harus diperhitungkna waktu lamanya tenaga

kerja boleh beristirahat.

j. Waktu pemulihan minimum.

=

250E max−Ereq

Catatan :

a. Ruang istirahat harus berbeda dari kondisi lingkungan tempat kerja.

b. Pengertian Heat Stress Index (HSI) untuk Indonesia masih diteliti

terus dan diperkirakan, perlu dikoreksi ± 40%. Mengingat kondisi

iklim dan tenaga kerja di Indonesia.

Beban tambahan akibat kerja yang berupa panas dapat

menimbulkan gangguan kesehatan pada tenaga kerja, diantaranya ialah

Heat Stroke, Heat Exhaustion, Dehidrasi, Heat Syncope, kelainan kulit

dan lain-lain. Agar tenaga kerja dapat terhindar dari gangguan kesehatan,

maka telah ditentukan batasan untuk tenaga kerja bekerja pada suatu

tempat kerja

Selain gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan

panas yang berlebih seperti yang tersebut diatas. Adapula dampak negatif

lain, menurut Pulat (1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain)

oleh karena peningkatan temperatur udara diluar comfort zone yaitu :

a. Vasolidasi.

b. Denyut jantung meningkat.

c. Temperatur kulit meningkat.

Page 16: BAB II.docx

19

d. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan

lain-lain

Dengan demikian jelas bahwa tekanan panas ditempat kerja

sangatlah berpengaruh terhadap tenaga kerja karena dengan adanya

tekanan panas yang berlebihan akan menyebabkan dampak-dampak

negatif seperti yang dipaparkan diatas.

f. Pengendalian Tekanan Panas.

a. Engineering Control meliputi :

i. Isolasi sumber panas.

ii. Insulation → dibalut.

iii. Radiation shielding.

b. Supervisi medis yang terdiri dari pemeriksaan awal, pemeriksaan

berkala dan pemeriksaan khusus.

c. Fasilitas sanitasi, contohnya penyediaan kamar mandi dan air minum.

d. Pelatihan dan pendidikan seperti aklimatisasi, sering minum,

konsumsi garam dapur, pengenalan tanda dan gejala.

e. Pengaturan lama kerja dan istirahat

f. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron

overalis dilapisi aluminium, sarung tangan dan sepatu kerja.

B. Perundang-undangan

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 13,

“Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan menaati

semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri

yang diwajibkan”.

2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3

ayat 1 huruf g, “Mencegah dan mengendalikan timbul atau

menyebarluasnya suhu, kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas,

hembusan angin, sinar radiasi, suara dan getaran”.

Page 17: BAB II.docx

20

3. Kepmenaker No Kep. 51/ MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor

fisika di tempat kerja, Pasal 9, ”Peninjauan Nilai Ambang Batas faktor

fisik ditempat kerja dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi”.

4. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga

Kerja.

a. Tiap tenaga kerja berhak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan,

moral kerja, kesusilaan sesuai martabat dan moral agama.

b. Pemerintah membina perlindungan kerja.

.