Upload
rizky-rahman
View
54
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Iklim Kerja.
Iklim kerja mempunyai beberapa pengertian, yaitu :
a. Menurut Siswanto, 1991 dan Suma’mur, 1994.
Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu kering dan basah,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara (angin) dan suhu radiasi.
b. Menurut Kepmen No.51/MEN/1999.
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
c. Dalam SNI 16-7063-2004.
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi.
Maka iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada
suhu lingkungan kerja. Apabila keempat faktor ini dihubungkan
dengan produksi panas tubuh (metabolisme) maka disebut tekanan
panas
Keadaan atau suasana dimana suhu udara, kelembaban udara
atau aliran udara dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa
mengganggu proses kerja, tidak menimbulkan kelelahan dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan pekerja pada saat bekerja di suatu
ruang kerja.
Hal-hal yang harus diketahui dalam menilai iklim kerja :
a. Beban kerja di ruang kerja.
b. Aliran udara atau (suhu ruangan).
4
5
c. Temperatur ruangan.
d. Penataan area kerja atau (tempat kerja).
e. Proses produksi.
f. Keadaan lingkungan kerja.
g. Bentuk bangunan.
h. Jumlah tenaga kerja atau karyawan.
Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh, tubuh mengeluarkan
panas berlebih ke lingkungan sekitar secara radiasi, konduksi, konveksi dan
evaporasi. Tenaga kerja yang telah beraklimatisasi dapat mengeluarkan
keringat 6 - 8 liter dalam sehari kerja (Astrand, 1975) untuk membuang panas
yang berlebih ke lingkungan sekitar. Pada prinsipnya sumber panas berasal
dari :
a. Iklim kerja setempat.
b. Proses produksi dan mesin.
c. Kerja otot.
Contoh tempat kerja yang dapat menyebabkan sumber panas sebagai
berikut :
a. Proses produksi, misalnya : peleburan, pengeringan, pemanasan dan
penguapan.
b. Tempat kerja yang langsung kena sinar matahari.
c. Ventilasi ruang kerja tidak memadai.
d. Ruang gerak udara yang terhambat.
e. Material bangunan dari bahan penghantar panas.
f. Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas).
Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas). Dalam iklim
kerja terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengukurannya antara lain :
a. Suhu kering (dry-bulb temperature).
Adalah suhu udara yang ditunjukkan oleh suatu termometer yang
akurat (setelah panas radiasi yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan
dikoreksi).
6
b. Suhu basah (wet-bulb temperature).
Adalah suhu yang menunjukkan udara telah jenuh dengan uap air.
c. Suhu basah alami.
Adalah suhu yang ditunjukkan oleh thermometer dimana di ujung
bagian bawahnya dibalut dengan kain katun dan termometer tersebut
dicelupkan ke dalam erlenmeyer yang berisi aquades.
d. Suhu basah psikrometrik.
Adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer berbola basah
dari suatu psychrometri.
e. Suhu Bola (globe temperature).
Adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang dipasang di
bagian tengah suatu bola yang terbuat dari tembaga dengan diameter 15
cm dan permukaan luarnya di cat hitam.
Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produktivitas
adalah antara lain air conditioning ditempat kerja. Kesalahan-kesalahan
sering dibuat dengan membuat suhu terlalu rendah yang berakibat
keluhan-keluhan dan kadang-kadang diikuti meningkatkan penyakit
pernafasan. Sebaiknya diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a. Suhu distel pada 225 - 26˚C.
b. Penggunaan AC di tempat kerja perlu disertai pemikiran tentang
keadaan pengaturan suhu dirumah.
c. Bila perbedaan suhu didalam dan luar lebih 5˚C, perlu adanya suatu
kamar adaptasi.
Suhu yang tinggi mengakibatkan heat cramps, heat exhaution,
heat stroke dan malaria. Sebagai pencegah penyakit-penyakit akibat suhu
tinggi yang paling penting adalah aklimatisasi. Pekerjaan jasmani tinggi
yang berat, biarpun untuk mereka yang tubuhnya sesuai untuk pekerjaan
demikian, seharusnya dihindarkan bagi mereka yang bekerja ditempat
yang bersuhu tinggi, hal ini terutama perlu dalam minggu-minggu pertama
mulai bekerja. Suhu yang sangat rendah juga dapat menimbulkan penyakit
7
pula. Di industri lambat-laun bertambah pekerja yang bekerja pada suhu
dingin misalnya dikamar pendingin.
Karena dalam berbagai macam keadaan lingkungan kerja dengan
temperatur yang berbeda pula, maka dalam pengukuran iklim kerja
diperlukan beberapa macam alat pengukur sebagai berikut :
a. Psychrometer
Psychometer adalah suatu alat untuk mengukur kelembaban
nisbi udara dan tekanan partikel uap air di udara. Alat ini terdiri dari
dua termometer, yang pertama digunakan untuk mengukur suhu udara
yang disebut suhu kering dan yang kedua reservoirnya atau ujungnya
dibalut dengan kain katun yang dalam penggunaanya, kain katun ini
dibasahi dengan air. Karena adanya penguapan air pada kain katun
tersebut maka terjadi penurunan suhu. Besarnya penurunan suhu
tergantung dari banyaknya penguapan yang terjadi dan ini tergantung
dari kelembaban udara. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang
kedua ini disebut suhu basah (tw). Dari perbedaan antara suhu kering
dan suhu basah diketahui kelembaban relatif dan tekanan partikel uap
air di udara. Ada beberapa jenis psychometer, antara lain :
b. Psychometer Putar
Psychometer ni terdiri dari dua termometer, satu diantaranya
dibalu dengan kain katun dan dilengkapi dengan pemutar, yang berguna
untuk membantu percepatan penguapan air pada kain katun.
c. Psychometer Hisap Arsman
Parameter Hisap Arsman ini terdiri dari termometer, satu
diantaranya di balut dengan kain katun. Alat ini dilengkapi dengan
kunci pemutar kipas (fan) untuk membantu mempercepat penguapan air
pada kain katun. Apabila pemutar kipas digunakan sebagai sumber
tenaga maka alat ini disebut motor drive psychrometer.
d. Psychometer August
Psychometer ini juga terdiri dari dua termometer, satu
diantaranya reservoirnya atau ujungnya dibalut dengan kain katun yang
8
agak panjang dan di bawahnya diletakkan botol yang berisi air,
sehingga ada sebagian kain katun terendam dalam air. Suhu yang
ditunjukkan oleh termometer yang dibalut dengan kain menunjukkan
suhu basah alami. Panjang kain katun dari ujung termometer sampai
dengan permukaan air reservoir adalah 2,5 cm. Pengukuran suhu basah
alami dimaksudkan untuk pengukuran ”Wet Body Temperature” yaitu
perilaku termometer basah yang mempunyai kesamaan perilaku
manusia tanpa busana dalam keadaan seluruh permukaan kult basah.
Pada suhu tertentu ada aliran udara maka akan terjadi penguapan air
yang membasahi termometer sehingga suhu turun. Sedangkan terhadap
suhu yang basah juga akan mengakibatkan penguapan panas tubuh,
sehingga tubuh menjadi terasa dingin yang disebabkan oleh penguapan
air di permukaan kulit.
e. Globe Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur panas radiasi, terdiri dari
sebuah bola tembaga dengan diameter 15 cm yang berwarna hitam
(tidak mengkilat). Karena sifat warna hitam yang menyerap radiasi,
maka suhu dalam bola akan naik yang ditunjukkan oleh termometer.
Suhu ini disebut bola (Globe temperatur = Tg) yang dengan suatu
perhitungan dapat ditentukan besarnya radiasi di tempat kerja.
f. Kata Thermometer
Kata Thermometer adalah suatu thermometer yang dilengkapi
oleh 2 reservoir yaitu reservoir utama (di bawah) dan reservoir
pembantu (di atas). Kedua reservoir tersebut dihubungkan oleh pipa
kapiler dan pipa kapiler ini terdapat dua garis batas suhu yang berguna
untuk mengetahui lamanya waktu pendinginan (cooling time). Cooling
time dihitung dengan menggunakan stopwatch. Kata Thermometer ini
berisi alkohol merah.
Pada setiap Kata Thermometer terdapat kata faktor (F), dimana
F (faktor kalibrasi untuk tiap Kata Thermometer). Ada 3 jenis Kata
9
Thermometer yang digunakan sesuai dengan suhu ruangan yang diukur,
misalnya :
a. Untuk suhu normal dengan daerah ukur (range) : 35o - 38oC.
b. Untuk suhu sedang dengan daerah ukur (range) : 42o- 50oC.
c. Untuk suhu tinggi dengan daerah ukur (range) : 52o - 55oC.
Sebagai dasar untuk memilih adalah waktu pendinginan
kurang dari 2 menit. Bila dalam ruangan kerja yang diukur terdapat
sumber panas radiasi maka harus digunakan kata thermometer yang
bagian bawahnya dilapisi dengan perak, untuk menahan panas radiasi
tersebut.
Rumus kecepatan gerak udara :
V = [ H
Td−0 ,200 , 40 ]
2
H =
FTc
Keterangan :
V : Kecepatan gerakan udara
H : Daya pendinginan
Td : 36,5 - t (°C)
T : Suhu ruang
F : Kata faktor
Tc : Waktu pendinginan rata-rata
H : Daya pendinginan
Jika H/td dibawah 0,6 maka V dibawah 1 m/detik.
Jika H/td di atas 0,6 maka V di atas 1 m/detik.
Catatan :
Bila suhu ruangan sangat tinggi harus menggunakan kata
thermometer untuk suhu tinggi (52°C - 55°C), maka Td = 53,0 - t atau
Td = 46,0 - t jika memakai Kata Thermometer suhu sedang.
10
g. Heat Stress Area (Quest Temp 10o).
Heat Stress Area (Quest Temp 10o) adalah suatu thermometer
yang dilengkapi sensor listrik (baterai) yang lengkap untuk mengukur
kelembapan nisbi, panas, radiasi dan mengetahui lama pendinginan
karena dalam suatu alat ukur psychrometer, globe thermometer dan kata
thermometer sekaligus hanya dengan menekan tombol sesuai dengan
apa yang diukur.
Selain alat tersebut, diperlukan juga pengetahuan tentang panas
metabolisme yang dihasilkan oleh tenaga kerja karena memiliki sifat
pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari kerja ringan, sedang dan berat.
d. Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim Kerja.
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja berdasarkan ISBB
(Indeks Suhu Basah Bola) dapat dilihat dalam tabel ISBB (Indeks Suhu
Basah Bola) dengan catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 kilokalori.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200 - 350 kilokalori.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori 350 - 500 kilokalori.
Kriteria penilaian menurut ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) :
Analisis penilaian iklim kerja dapat dilakukan antara lain
dengan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola). Untuk menilai
tekanan panas dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola), dibedakan
antara keadaan di dalam ruangan dimana tidak ada pengaruh sinar
matahari dan di luar ruangan dimana terdapat pengaruh sinar matahari.
Rumus ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) :
a. Di dalam ruangan :
ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) = 0,7 tnwb + 0,3 tg
b. Di luar ruangan :
ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) = 0,7 tnwb + 0,2 tg + 0,1 ta
Keterangan :
11
tnwb : Suhu basah alami (°C)
tg : Suhu Globe (°C)
ta : Suhu udara/suhu kering (°C)
Untuk tempat kerja dengan kondisi yang berbeda-beda selama
jam kerja, ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) rata-rata dapat dihitung
dengan rumus :
ISBB rata-rata = (ISBB1) t1 + (ISBB2) t2 + ............. + (ISBBn) tn
t1 + t2 +...............+ tn
Keterangan :
ISBB1,2,...n : ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola)pada tempat-tempat
ke 1,2,...n.
T1,2,...n : Waktu (menit) dimana tenaga kerja bekerja pada tempat ke 1,2,...n.
Hasil dari perhitungan dengan rumus tersebut diatas
dibandingkan dengan tabel dibawah ini :
VARIASI KERJAISBB (°C)
Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat
Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0
Kerja 75% - istirahat 25% 30,6 28,0 25,9
Kerja 75% - istirahat 25% 31,4 29,4 27,9
Kerja 75% - istirahat 25% 32,2 31,1 30,0
Keterangan :
a. Kerja terus menerus berarti tidak diperlukan istirahat yang disebabkan
tekanan panas selama waktu bekerja.
b. Kerja 75% - istirahat 25% berarti dalam 1 jam kerja, orang tersebut
boleh bekerja selama 45 menit diselingi istirahat 15 menit di tempat
kerja, kemudian bekerja lagi selama 45 menit dan istirahat lagi selama
15 menit dan seterusnya.
c. Bila ada tempat istirahat khusus dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) kurang dari 24°C maka waktu istirahat dapat diperpendek
sebanyak 25%.
12
Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan
mempunyai efek-efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada
hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup
besar. Misalnya tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas,
tanur dan sebagainya.
b. Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah
tempat atau lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan
suhu lebih dari 5% harus mendapat perhatian khusus meskipun suhu
basahnya tidak menyimpang dari persyaratan NAB (Nilai Ambang
Batas).
Indeks tekanan panas atau Heat Stress Index (HSI)
dikembangkan oleh Belding and hatch di University of Pittsburg. Indeks
ini mengkombinasikan lingkungan (panas radiasi dan konveksi) dengan
panas metabolisme dalam tekanan yang ditunjukkan dalam waktu
kebutuhan untuk penguapan keringat (Ereq). Rumus keseimbangan panas :
M + C + R – E = 0
Dimana :
M : panas yang dihasiklkan oleh proses metabolik.
C : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan konveksi.
R : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan radiasi.
E : panas yang dipancarkan oleh penguapan keringat.
Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa panas badan yang dihasilkan oleh setiap orang
dengan berat + 154 pound dan tinggi 172 cm, serta luas permukaan kulit
1,85 m2, penyesuaian terhadap panas dapat diperkirakan untuk tiap
derajat kegiatan berbeda-beda, contoh :
Pekerjaan Panas yang dihasilkan (BTU/jam)
Orang dalam keadaan tiduran 250
Orang dalam keadaan duduk 400
Bersambu
ng
13
Orang mengerjakan pekerjaan berat 450 – 650
Orang mengerjakan pekerjaan sedang 650 – 1400
Orang mengerjakan pekerjaan berat 1400 – 2000
BTU : British Thermal Unit
1000 BTU = 252 kal
Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO (World Healt
Organization) terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kerja Ringan
1) Laki-laki : kerja kantor, dokter, guru, perawat, pengangguran.
2) Wanita : kerja kantor, dokter, guru, perawat.
b. Kerja Sedang
1) Laki-laki : industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan.
2) Wanita : industri ringan, mahasiswi, kerja toko.
c. Kerja Berat
1) Laki-laki : petani (tanpa mesin), kuli, tukang kayu (tanpa mesin),
tukang besi, kerja tambang.
2) Wanita : petani (tanpa mesin), penari, atlet.
Adapun cara untuk mempertahankan suhu tubuh antara lain :
a. Peningkatan aliran darah ke kulit.
b. Peningkatan sekresi (pengeluaran) keringat.
c. Peningkatan produksi panas oleh tubuh dengan cara menggigil.
Tenaga kerja yang telah beraklimatisasi dapat mengeluarkan
keringat 6 - 8 liter dalam sehari kerja (Astrand, 1975) untuk membuang
panas yang berlebih ke lingkungan sekitar.
Pada prinsipnya sumber panas dapat berasal dari :
a. Iklim kerja setempat.
b. Proses produksi dan mesin.
c. Kerja otot.
Sambungan
14
Penyesuaian tubuh dengan panas berbeda-beda, misalnya :
No. Benda Suhu (oC)
1 Permukaan luar tanur 500
2 Permukaan dalam tanur atau metal panas 1200
3 Logam pijar 1850
4 Nyala busur las 2000
Dalam British Thermal Unit (BTU) yaitu banyaknya panas yg
diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound air 1oF. Untuk nilai 1.000 BTU =
252 Kcal. Panas karena proses metabolisme dari orang dengan BB ± 154
pound, TB ± 172 cm, luas permukaan kulit 1,85 m2, beraklimatisasi terhadap
panas.
Tingkat
Pekerjaan
Kegiatan BTU/jam
1. Ringan Tidur 250
Duduk 400
Duduk tenang 450 – 550
Duduk, gerakan-gerakan
tubuh dan lengan sedang
(misalnya mengetik).
550 – 650
Duduk, gerakan-gerakan
kaki dan lengan sedang
(misalnya main piano,
menyetir mobil).
550 – 650
Berdiri, kerja ringan pada
mesin atau bongkar
terutama lengan.
650 – 800
2. Sedang Duduk, gerakan-gerakan
kuat tangan dan kaki.
650 - 750
Bersambung
15
Berdiri, kerja ringan pada
mesin atau bongkar, serta
jalan.
750 - 1.000
Jalan-jalan, dengan
mengangkat atau
mendorong beban yang
sedang beratnya.
1.000 - 1.400
3. Berat Mengangkat, mendorong
dan menaikkan benda-
benda berat secara
terputus-putus (misalnya
menyekopi).
1.500 - 2.000
Berat terus-menerus. 2.000 - 2.400
Penyakit akibat tekanan panas diakibatkan karena naik atau
turunnya suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar anatara 37o - 38oC (99o
- 100oF) (NCDOOL, 2001). Perubahan suhu inti tubuh naik atau turun
2oC dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Berikut ini adalah
temperatur normal tubuh manusia dari berbagai usia :
Umur Core Body Temperature oF/oC
0 - 3 month 99,4oF/37,40oC
3 - 6 month 99,5oF/37,5oC
0,5 - 1 year 99,7oF/37,6oC
1 - 3 year 99,0oF/37,2oC
3 - 5 year 98,6oF/37,0oC
5 - 9 year 98,3oF/36,8oC
9 - 13 year 98,0oF/36,6oC
> 13 year 97,8 - 99,1oF/36,5 - 37,2oC
Sambungan
16
e. Langkah-Langkah Perhitungan
a. Pencatatan hasil-hasil pengukuran.
ta = dari Arsman Psychrometer
Tw = dari Arsman Psychrometer
Tg = dari Termometer Globe
Tc = dari Kata Termometer
F = Kata Faktor, dari Kata Termometer
Tnwb = dari August Psychrometer
b. Mengitung cooling power.
H =
FTc
c. Menghitung Kecepatan Gerakan Udara.
V = [ H
Td−0 ,200 , 40 ]
2
Kecepatan di bawah 1 m/detik.
V = [ H
Td−0 ,130 , 40 ]
2
Kecepatan di atas 1 m/detik.
d. Menghitung Panas Konveksi.
C = 6 V0,6 (ta – 35)...................Kcal/jam.
Harga C bisa positif (+) atau negatif (-).
V = Kecepatan angin dalam m/detik.
Ta = Suhu ruangan.
e. Menghitung Panas Radiasi (R).
R = 11 (tr – 35)........................Kcal/jam.
tr = tg + 14,4 V0,5 (tg-ta)oC
tg = suhu globe.
f. Menghitung Panas Penguapan Maksimum (Emax).
Emax = 12 V0,6 (42 - pa)
17
g. Menghitung panas yang dibutuhkan untuk menetralisir panas yang
panas penguapan (Ereq) : diderita panas radiasi, panas
konveksi<panas metabolisme disebut panas penguapan (E req).
Ereq = M + C + R
M = disesuaikan dengan beban kerja.
h. Menghitung Indeks Tekanan Panas (ITP) atau Heat Stress Index
(HSI).
Dari hasil Heat Stress Index (HSI) yang didapat, kita coba
menafsirkan besar kecilnya pengaruh panas terhadap tubuh tenaga kerja :
1) Heat Stress Index (HSI) kurang dari 0% :
Tidak ada perubahan panas.
2) Heat Stress Index (HSI) 10% - 30% :
Tidak ada perubahan panas dan keadaan ini sesuai unutk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pikiran, kecepatan dan
ketelitian.
3) Heat Stress Index (HSI) 40 % - 60 % :
Keadaan lingkungan ada perubahan panas untuk tenaga
kerja yang sehat masih mampu menahannya.
4) Heat Stress Index (HSI) 70% - 90% :
Untuk mengerjakan pekerjaan dalam keadaan semacam ini,
dibutuhkan tenaga kerja yang betul-betul fit dan kualifiet, sebaiknya
pekerjaan diseleksi :
a) Pemeriksaan kesehatan.
b) Mencoba dengan pekerjaan tersebut (aklimatisasi)
5) Heat Stress Index (HSI) lebih dari 100% :
Tenaga yang bekerja di lingkungan semacam ini akan
terganggu kesehatanya.
Semua contoh di atas hanya berlaku salama shift (8jam/hari).
Untuk lingkungan kerja dimana harga Heat Stress Index (HSI) = 100%
sebaiknya harus diperhitungkan sampai berapa lama tenaga kerja
diperkenankan ekspose terhadap panas tersebut (lingkungan pekerjaan)
18
dan beapa lama waktu minimum yang diharuskan pekerja tersebut harus
istirahat di tempat-tempat yang betul-betul netral. Bila harga Heat Stress
Index (HSI) lebih dari 100% berarti tenaga kerja tidak diperkenankan
bekerja di tempat tersebut selam 8 jam/hari. Untuk itu harus
diperhitungkan waktu lamanya tenaga kerja diperkenankan ekspose.
i. Waktu pemaparan maksimum yang diperkenankan.
=
62 ,5E max−Ereq
Di samping itu juga harus diperhitungkna waktu lamanya tenaga
kerja boleh beristirahat.
j. Waktu pemulihan minimum.
=
250E max−Ereq
Catatan :
a. Ruang istirahat harus berbeda dari kondisi lingkungan tempat kerja.
b. Pengertian Heat Stress Index (HSI) untuk Indonesia masih diteliti
terus dan diperkirakan, perlu dikoreksi ± 40%. Mengingat kondisi
iklim dan tenaga kerja di Indonesia.
Beban tambahan akibat kerja yang berupa panas dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada tenaga kerja, diantaranya ialah
Heat Stroke, Heat Exhaustion, Dehidrasi, Heat Syncope, kelainan kulit
dan lain-lain. Agar tenaga kerja dapat terhindar dari gangguan kesehatan,
maka telah ditentukan batasan untuk tenaga kerja bekerja pada suatu
tempat kerja
Selain gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan
panas yang berlebih seperti yang tersebut diatas. Adapula dampak negatif
lain, menurut Pulat (1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain)
oleh karena peningkatan temperatur udara diluar comfort zone yaitu :
a. Vasolidasi.
b. Denyut jantung meningkat.
c. Temperatur kulit meningkat.
19
d. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan
lain-lain
Dengan demikian jelas bahwa tekanan panas ditempat kerja
sangatlah berpengaruh terhadap tenaga kerja karena dengan adanya
tekanan panas yang berlebihan akan menyebabkan dampak-dampak
negatif seperti yang dipaparkan diatas.
f. Pengendalian Tekanan Panas.
a. Engineering Control meliputi :
i. Isolasi sumber panas.
ii. Insulation → dibalut.
iii. Radiation shielding.
b. Supervisi medis yang terdiri dari pemeriksaan awal, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus.
c. Fasilitas sanitasi, contohnya penyediaan kamar mandi dan air minum.
d. Pelatihan dan pendidikan seperti aklimatisasi, sering minum,
konsumsi garam dapur, pengenalan tanda dan gejala.
e. Pengaturan lama kerja dan istirahat
f. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron
overalis dilapisi aluminium, sarung tangan dan sepatu kerja.
B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 13,
“Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan menaati
semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan”.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3
ayat 1 huruf g, “Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, sinar radiasi, suara dan getaran”.
20
3. Kepmenaker No Kep. 51/ MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor
fisika di tempat kerja, Pasal 9, ”Peninjauan Nilai Ambang Batas faktor
fisik ditempat kerja dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi”.
4. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga
Kerja.
a. Tiap tenaga kerja berhak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan,
moral kerja, kesusilaan sesuai martabat dan moral agama.
b. Pemerintah membina perlindungan kerja.
.