77
37 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pembuatan aplikasi ini menerapkan konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle) yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama sekaligus langkah-langkah dari setiap tahapan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season adalah sebagai berikut : 3.1 Analisis Sistem. 3.1.1 Identifikasi Masalah. Pada saat ini investor hortikultura masih mengandalkan kebiasaan dalam memilah prioritas tanaman yang ingin dikembangkan tanpa memperhitungkan kondisi harga pasar. Ketika investor telah memilih tanaman yang akan dikembangkan dan berharap harga pasca panen akan tinggi, namun kenyataannya justru harga jual menurun. Kebiasaan seperti ini masih dilakukan oleh investor di daerah Propinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra potensial bagi produksi tanaman hortikultura di Indonesia. Berbagai komoditas dapat dikembangkan di Kabupaten Malang. Beberapa contoh komoditas yang terdapat di kabupaten Malang antara lain kentang, bawang merah, dan cabe besar. Harga kentang tingkat petani di Kec. Poncokusumo Kab. Malang menurun pada Oktober 2011 yang semula Rp 6.000,- s/d Rp 7.000,- per kg menjadi Rp 3.000,-. Komoditas bawang merah juga mengalami penurunan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

37

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam pembuatan aplikasi ini menerapkan konsep Siklus Hidup

Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle) yang berfungsi untuk

menggambarkan tahapan-tahapan utama sekaligus langkah-langkah dari setiap

tahapan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Rancang

Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season

adalah sebagai berikut :

3.1 Analisis Sistem.

3.1.1 Identifikasi Masalah.

Pada saat ini investor hortikultura masih mengandalkan kebiasaan dalam

memilah prioritas tanaman yang ingin dikembangkan tanpa memperhitungkan

kondisi harga pasar. Ketika investor telah memilih tanaman yang akan

dikembangkan dan berharap harga pasca panen akan tinggi, namun kenyataannya

justru harga jual menurun. Kebiasaan seperti ini masih dilakukan oleh investor di

daerah Propinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra potensial bagi

produksi tanaman hortikultura di Indonesia.

Berbagai komoditas dapat dikembangkan di Kabupaten Malang. Beberapa

contoh komoditas yang terdapat di kabupaten Malang antara lain kentang, bawang

merah, dan cabe besar. Harga kentang tingkat petani di Kec. Poncokusumo Kab.

Malang menurun pada Oktober 2011 yang semula Rp 6.000,- s/d Rp 7.000,- per

kg menjadi Rp 3.000,-. Komoditas bawang merah juga mengalami penurunan

Page 2: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

38

harga jual yang semula Rp 7.500,- menjadi Rp 6.500,- per kg pada Bulan Mei

2012, sedangkan cabe besar pada Bulan Agustus 2012 turun menjadi Rp 5.500,-

per kg dari harga Rp 7.000,- per kg.

Bawang daun dan kubis merupakan beberapa contoh komoditas yang

terdapat di Kabupaten Probolinggo. Kedua komoditas ini pun juga mengalami

penurunan harga. Harga kubis di Desa Ledokombo Kabupaten Probolinggo yang

semula harganya Rp 8.000,- turun hingga Rp 5.000,- pada bulan Agustus 2011

dan untuk bawang daun turun menjadi Rp 2.000,- dari harga semula Rp 2.500,-.

Penurunan harga jual juga terjadi pada komoditas di Kabupaten Jember,

beberapa komoditas tersebut contohnya adalah tomat, kubis, dan semangka. Harga

tomat buah yang semula Rp 10.000,- per kg turun menjadi Rp 7.000,- per kg dan

untuk harga kubis yang semula Rp 4.000,- menjadi Rp 3.000,-, sedangkan

semangka turun harga menjadi Rp 4.000,- dari harga semula Rp 5.000,-

Penurunan harga merupakan salah satu sifat khas dari hasil komoditas on-

season akibat adanya panen raya, namun hasilnya sangatlah dibutuhkan oleh

masyarakat karena merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Kondisi demikian

mengakibatkan sebagian investor di tiga daerah tersebut mengalami kerugian

karena keputusan yang diambil tidak disertai dengan analisis sehingga investor

tersebut tidak mampu menutupi biaya produksi dari hasil penjualannya, dan ada

pula beberapa investor lain yang hanya sekedar balik modal saja. Permasalahan

seperti ini menuntut investor agribisnis hortikultura untuk dapat membaca

peluang dalam memilih komoditas yang akan dikembangkan kedepannya.

Page 3: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

39

3.1.2 Analisis Kebutuhan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibutuhkanlah beberapa informasi yang

akan menjadi input dari penentuan komoditas yang paling layak untuk

dikembangkan. Informasi tersebut antara lain adalah informasi proyeksi harga

jual, informasi perhitungan total biaya investasi, informasi perhitungan anggaran

keuangan, dan perhitungan kelayakan investasi setiap komoditas.

Informasi proyeksi harga jual yang akan dihasilkan membutuhkan data

mengenai histori harga jual komoditas untuk setiap kota dan data inisial proyek

yang terdiri dari lokasi (kota) investasi beserta macam jenis komoditasnya,

penentuan waktu (bulan) penilaian investasinya dan luas lahan yang akan

ditanami. Informasi perhitungan total biaya investasi yang akan dihasilkan

membutuhkan data berupa detail kebutuhan investasi dari luas lahan yang telah

ditentukan dan biaya penyusutan dari komponen biaya tetapnya. Informasi

perhitungan anggaran keuangan terdiri dari proyeksi rencana pendapatan, proyeksi

laba rugi, dan proyeksi aliran kas bersih. Perhitungan proyeksi rencana

pendapatan membutuhkan data resiko kegagalan tanam dan proyeksi harga jual

serta detail kebutuhan investasi berupa data total volume benih. Perhitungan

proyeksi laba rugi membutuhkan data total biaya investasi, biaya penyusutan,

proyeksi rencana pendapatan, dan pajak. Perhitungan proyeksi aliran kas bersih

membutuhkan biaya penyusutan dan data proyeksi laba rugi berupa data laba

bersih setelah pajak. Informasi perhitungan kelayakan investasi setiap komoditas

terdiri dari perhitungan BEP, ROI, NPV, IRR, dan PI. Informasi perhitungan

kelayakan investasi yang akan dihasilkan membutuhkan data berupa proyeksi

harga jual, total biaya investasi, proyeksi rencana pendapatan, proyeksi laba rugi,

Page 4: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

40

dan proyeksi aliran kas bersih serta informasi mengenai besarnya discount factor

(DF).

Pengolahan data yang telah dihitung secara keseluruhan, maka hasilnya

akan dibandingkan antar komoditas dan didapatkan output akhir berupa

rekomendasi satu komoditas yang paling layak untuk dikembangkan. Rancang

Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season

ini diharapkan dapat membantu investor dalam menentukan pilihan investasinya.

3.2 Perancangan Sistem.

Perancangan sistem dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang

berkenaan dengan aplikasi yang akan dibangun serta untuk memudahkan

pemahaman terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam perancangan

sistem adalah Data Flow Diagram (DFD) dan membuat Entity Relational

Diagram (ERD) terdiri dari Conceptual Data Model (CDM) dan Phisical Data

Model (PDM).

3.2.1 Rancangan Model.

Berdasarkan analisis kebutuhan di atas, maka dikembangkanlah suatu

Rancang Bangun Aplikasi Prototype Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis

Hortikultura On-Season.

Penginputan data dan pengolahan data dilakukan dengan cara merancang

database dan membuat sistem. Data-data tersebut nantinya akan ditampung dan

diolah oleh aplikasi sehingga dapat memberikan informasi dengan lebih

terstruktur dan bermanfaat bagi para pengguna. Secara garis besar, gambaran

Page 5: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

41

umum Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis

Hortikultura On-Season dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Rancang Bangun Aplikasi Analisis

Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura

On-Season.

Pada Gambar 3.1 terlihat jelas gambaran umum dari Rancang Bangun

Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season ini.

Dalam proses menghitung total biaya investasi, pertama kali investor akan

diminta untuk menentukan inisial proyek investasi berupa penentuan lokasi (kota)

dan komoditas yang diinginkan investor (user) beserta waktu penilaian investasi.

Waktu penilaian investasi digunakan untuk menghitung proyeksi harga jual

kedepan dengan menentukan waktu (bulan) yang diharapkan investor untuk dapat

melakukan panen, kemudian dicari rata-rata harga jual dengan merata-rata harga

jual pada bulan tersebut yang diambil dari histori harga jual 3 tahun sebelumnya.

Selanjutnya investor akan diminta untuk menentukan luas lahan berupa panjang

dan lebar lahan yang akan digunakan sebagai acuan dalam menghitung detail

kebutuhan investasi. Admin akan memberikan support data berupa perhitungan

kebutuhan investasi beserta besarnya biaya sesuai dengan ketentuan yang telah

dimasukkan oleh investor, maka dengan ini akan diketahui total biaya investasi

Page 6: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

42

yang dibutuhkan untuk satu kali masa tanam beserta perhitungan biaya

penyusutannya.

Setelah diketahui total biaya investasi untuk satu kali masa tanam, maka

selanjutnya akan dihitung proyeksi rencana pendapatan yang akan diterima

investor. Besarnya proyeksi pendapatan dapat diketahui dengan cara menghitung

banyaknya buah dari jumlah benih yang dapat dipanen dan telah dikurangi dengan

data besarnya resiko kegagalan tanam, lalu dikalikan dengan proyeksi harga

jualnya. Setelah diketahui besarnya proyeksi rencana pendapatan yang akan

diterima, dibuatlah laporan anggaran keuangan berupa laporan laba rugi dan

laporan aliran kas bersih.

Berdasarkan hasil dari proses perhitungan total kebutuhan biaya investasi,

proyeksi rencana pendapatan, dan pembuatan anggaran keuangan, selanjutnya

akan dilakukan perhitungan BEP dan ROI serta perhitungan kelayakan investasi

berupa NPV, IRR, dan PI. Hasil yang didapat setelah melakukan perhitungan

kelayakan untuk setiap komoditas, selanjutnya akan dibandingkan dan dilakukan

penilaian (skoring) dengan komoditas lainnya. Setelah dilakukan penilaian maka

akan didapatkan rekomendasi satu komoditas yang paling layak untuk

dikembangkan beserta hasil analisisnya.

3.2.2 Model Pengembangan Sistem.

Model yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah dengan

melakukan perhitungan biaya investasi atas beberapa komponen biaya, membuat

laporan keuangan dan melakukan perhitungan kelayakan investasi serta

membandingkan dengan memberikan penilaian sekaligus analisis hasil akhirnya.

Page 7: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

43

INPUT OUTPUTPROSES

PROYEKSI

HARGA JUAL

HISTORI

HARGA JUAL

KEBUTUHAN

INVESTASI

HITUNG

BIAYA INVESTASI

(Tiap Komoditas)

PROYEKSI BIAYA

INVESTASI

RESIKO SUSUT

BUAH

RESIKO RUSAK

TANAMAN

RENCANA

PENDAPATAN

PROYEKSI

RUGI / LABA

LAPORAN HASIL

ANALISIS

REKOMENDASI

KOMODITAS

INISIAL PROYEK

HITUNG

ANGGARAN

KEUANGAN

(Tiap Komoditas)

PROYEKSI BIAYA

PENYUSUTAN

HITUNG

KELAYAKAN

INVESTASI

(Tiap Komoditas)

Discount Factor

(DF)

PERBANDINGAN

KELAYAKAN

INVESTASI &

ANALISIS

(Antar Komoditas)

LAPORAN HASIL

ANALISIS

PROYEKSI

ALIRAN KAS

(CashFlow)

PROYEKSI

HARGA JUAL

PROYEKSI BIAYA

INVESTASI

PROYEKSI BIAYA

PENYUSUTAN

PAJAK

PROYEKSI

HARGA JUAL

PROYEKSI BIAYA

INVESTASI

RENCANA

PENDAPATAN

PROYEKSI

RUGI / LABA

PROYEKSI

ALIRAN KAS

(CashFlow)

Gambar 3.2 Block Diagram Rancang Bangun Aplikasi Analisis

Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura

On-Season.

Page 8: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

44

A. Input.

Secara umum investasi dalam bidang pertanian mempunyai komponen input

yang sama. Namun secara khusus setiap investor memiliki keinginan yang

berbeda-beda dalam investasinya. Komponen input yang dibutuhkan dalam

penelitian ini antara lain :

1. Data inisial proyek investasi :

a) Jenis Investasi.

Jenis investasi yang dimaksudkan adalah letak lokasi (kota) yang

diinginkan investor untuk mengimplementasikan investasinya dan jenis

komoditas yang diinginkan investor untuk diinvestasikan. Berikut macam

jenis komoditas hortikultura sayur dan buah semusim yang berkembang di

daerah Jawa Timur, dalam penelitian ini dikhususkan untuk daerah di

Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang yang

dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Macam Jenis Komoditas Hortikultura

Sayur dan Buah Semusim di 3 Kabupaten.

No. Komoditas Kabupaten

Jember Probolinggo Malang

Buah

1. Semangka V V V

2. Melon V V V

Sayuran

3. Bawang Merah - V V

4. Bawang Putih - - V

5. Bawang Daun - V -

6. Kentang - V V

7. Kubis V V V

Page 9: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

45

No. Komoditas Kabupaten

Jember Probolinggo Malang

8. Cabe Merah V V V

9. Cabe Rawit V - V

10. Wortel - V V

11. Tomat V V V

12. Ketimun - - V

13. Terung - - V

14. Jamur - - -

15. Kembang Kol - - V

b) Waktu Penilaian Investasi.

Waktu yang dimaksudkan adalah bulan yang diharapkan investor

untuk dapat dinilai kelayakannya atau dimaksudkan bulan pada saat panen

dan dilakukan penjualan. Waktu yang digunakan adalah bulan-bulan yang

masuk dalam kategori on-season, dalam hal ini adalah musim kemarau yaitu

antara Bulan April hingga Bulan September.

2. Histori Harga Jual.

Histori harga jual komoditas digunakan sebagai acuan dasar dalam

menentukan proyeksi atau prediksi harga jual di tahun yang akan datang.

Histori harga jual akan dibedakan berdasarkan kota dan masing-masing

komoditas yang ada didalamnya, mulai dari tahun 2010-2012 dan harga jual

yang digunakan adalah harga jual tingkat petani (Harga TK.1/harga produsen).

3. Kebutuhan Investasi.

Dalam penelitian ini, kebutuhan akan dibedakan menjadi tiga, yaitu

kebutuhan operasional, kebutuhan overhead, dan kebutuhan tetap.

Page 10: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

46

a) Kebutuhan Operasional.

Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan yang dapat berubah

sesuai dengan besar kecilnya hasil panen yang diinginkan selama proses

investasi berjalan. Adapun yang termasuk dalam kebutuhan operasional

antara lain :

a.1 Benih Komoditas.

Benih merupakan cikal bakal tumbuhan yang berupa biji. Dalam

membudidayakan sebuah tanaman, biji harus dikecambahkan dulu

melalui proses pembenihan, sebelum akhirnya siap ditanam dilahan

pertanian. Benih yang telah berkecambah biasa disebut dengan bibit.

Bibit merupakan perkecambahan dari benih yang berupa tumbuhan

kecil yang memiliki minimal 3 tangkai dengan daun di setiap

tangkainya dan juga memiliki ujung tunas serta akar.

a.2 Pupuk.

Pemupukan merupakan proses penambahan unsur hara yang

diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan

maksud memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

Secara umum, pupuk yang dibutuhkan tanaman dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pupuk organik dan an-organik. Pupuk organik

bersifat memperbaiki struktur/kondisi tanah, menaikkan daya serap

tanah terhadap air, dan menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah.

Jenis pupuk organik antara lain pupuk kandang, pupuk kompos, dan

pupuk hijau. Sedangkan pupuk an-organik adalah pupuk buatan

manusia (pabrikan).

Page 11: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

47

a.3 Pestisida.

Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk

memberantas Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pestisida

diperlukan saat penanaman karena hampir semua jenis tanaman sayuran

dan buah-buahan disukai oleh organisme pengganggu. Menurut

fungsinya, pestisida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu

insektisida, akarisida, fungisida, nematisida, helisida, rodentisida, dan

bakterisida.

a.4 Perekat.

Sudah menjadi kebiasaan petani dalam satu kali proses

penyemprotan untuk mengendalikan hama penyakit tanaman,

digunakan beberapa jenis pestisida. Suatu produk yang tidak pernah

ketinggalan oleh petani setiap kali melakukan penyemprotan adalah

produk perekat (Sticker). Produk ini bukan termasuk dari jenis pestisida

yang dimaksudkan untuk mengendalikan hama atau penyakit tertentu

pada tanaman, tapi keberadaan produk ini selalu menyertai dalam

setiap aplikasi penyemprotan. Sticker berfungsi untuk merekatkan

larutan semprot pestisida pada permukaan daun atau bagian

tanaman. Sticker bekerja dengan cara meningkatkan adesi partikel ke

bidang sasaran, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya butiran

semprot pestisida luruh (roll off) atau tercuci akibat guyuran air hujan.

Beberapa diantara produk Sticker juga berfungsi mengurangi

penguapan. Kebanyakan produk perekat yang dijual di pasaran juga

merupakan bahan perata (surfaktan).

Page 12: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

48

b) Kebutuhan Overhead.

Kebutuhan overhead merupakan kebutuhan produksi selain kebutuhan

bahan baku.

b.1 Tenaga Kerja (Buruh Tani).

Tenaga kerja yang digunakan sebagai salah satu faktor produksi

dapat berupa tenaga kerja manusia, hewan, ataupun mesin. Pengaruh

paling besar terhadap keberhasilan proses produksi yaitu faktor tenaga

kerja manusia. Kebutuhan tenaga kerja bersifat musiman, artinya suatu

saat investasi memerlukan banyak tenaga kerja sedangkan di lain waktu

hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja, kondisi ini juga dilihat dari

jenis pekerjaan yang dilakukan. Macam jenis pekerjaan secara umum

yang dilakukan saat proses produksi berlangsung antara lain:

b.1.1 Pembersihan lahan dan olah lahan (bajak/traktor).

b.1.2 Pembuatan bedengan.

b.1.3 Pembibitan.

b.1.4 Pemasangan mulsa.

b.1.5 Pembuatan lubang tanam.

b.1.6 Pemasangan ajir.

b.1.7 Penanaman.

b.1.8 Pengairan.

b.1.9 Pemupukan.

b.1.10 Penyiangan dan pembumbunan.

b.1.11 Penyemprotan pestisida.

b.1.12 Pemanenan.

Page 13: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

49

b.2 Transportasi.

Transportasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

besarnya biaya kebutuhan investasi. Biaya transportasi merupakan

biaya akomodasi yang digunakan selama masa tanam, dan biasanya

baru tampak ketika pasca panen yang digunakan untuk mengangkut

hasil panen ke pasar. Besarnya biaya transportasi dipengaruhi oleh

faktor kemampuan daya angkut suatu kendaraan dibandingkan dengan

total berat dari hasil panen yang nantinya akan mempengaruhi intensitas

kendaraan tersebut digunakan, serta jauhnya jarak lokasi usaha ke pasar

ataupun pusat kota juga terkadang ikut mempengaruhi besarnya biaya

transportasi.

b.3 Pengairan.

Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan

membuat bangunan dan saluran untuk ke sawah atau ladang dengan

cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu

dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dapat juga pengairan

mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber pasokan air

bagi kehidupan tanaman. Apabila air yang terdapat dalam tanah

berlebihan maka perlu dilakukan pembuangan (drainase) agar tidak

mengganggu kehidupan tanaman. Apabila air yang terdapat dalam

tanah sedikit atau bahkan kekurangan, pemasangan pompa air dapat

menjadi solusi yang tepat.

Page 14: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

50

b.4 Lahan.

Lahan merupakan sarana yang penting untuk mendirikan sebuah

usaha tani. Bila kita menghubungkan faktor-faktor ekologi dengan jenis

tanaman buah dan sayuran yang ada disuatu daerah, akan tampak jelas

adanya syarat tertentu untuk tumbuhnya tanaman tersebut. Secara tidak

langsung dapat diartikan bahwa lahan pada setiap daerah memiliki

kondisi yang berbeda-beda. Hal ini dapat menyebabkan biaya produksi

yang ditimbulkan untuk tiap daerah berbeda pula, walaupun dengan

komoditas yang sama. Sebagai contoh faktor kelembapan tanah yang

berbeda antar daerah yang dipengaruhi oleh ketinggian daerah tersebut.

Apabila tanah memiliki kelembapan yang tidak sesuai dengan standart

yang dibutuhkan oleh tiap komoditas, maka petani perlu memberikan

pupuk tambahan hingga tingkat keasaman tanah sesuai. Penggunaan

pupuk tambahan ini nantinya akan berpengaruh pula terhadap besarnya

biaya investasi. Selain faktor topografi dari lahan itu sendiri, faktor

kepemilikan lahan juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya

biaya investasi. Biaya investasi yang timbul akibat kepemilikan lahan

pribadi lebih sedikit daripada investor yang harus menyewa lahan milik

orang lain. Biaya sewa lahan juga berbeda-beda untuk tiap daerah.

b.5 Lain-lain.

Biaya ini dialokasikan guna menutupi pengeluaran tak terduga

selama proses produksi berlangsung. Hal-hal kecil yang tidak bisa

didefinisikan secara jelas ataupun hal yang bersifat tips dan trik

berdasarkan uji coba petani, juga termasuk dalam kategori biaya lain-

Page 15: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

51

lain. Sebagai contoh pemanfaatan lampu oleh petani bawang merah di

Kabupaten Probolinggo yang bertujuan untuk menarik perhatian

serangga dimalam hari agar tidak mengganggu tanaman bawang. Dalam

penerapannya, tidak semua petani ditiap daerah menggunakan trik

lampu ini untuk menanggulangi serangan hama serangga, dimana pada

umumnya para petani lebih sering menggunakan insektisida untuk

memberantas hama serangga. Maka dari itu, biaya lain-lain ini akan

diasumsikan sebesar 15% dari total kebutuhan investasi.

c) Kebutuhan Tetap.

Kebutuhan tetap merupakan kebutuhan yang tidak dapat berubah

selama proses investasi berjalan. Adapun yang termasuk dalam biaya tetap

antara lain :

c.1 Polybag.

Polybag adalah plastik yang digunakan sebagai pengganti pot pada

saat proses pembenihan. Pembenihan merupakan proses pengubahan

benih menjadi bibit. Dipilihnya polybag sebagai media taman karena

media ini memiliki keunggulan diantaranya murah, tahan karat, dan

mudah diperoleh. Selain itu sistem aerasi, drainase, dan porous

(penyerapan air) wadah ini sangat baik sehingga tanaman dapat

tumbuh subur. Menanam dalam media polybag dapat menghindari

penyakit tular tanah.

c.2 Plastik Hitam Perak (Mulsa).

Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya, yang

dimaksudkan untuk menjaga kelembapan tanah serta menekan

Page 16: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

52

pertumbuhan gulma dan mengurangi penyebaran penyakit karena

percikan tanah yang terkena air sehingga membuat tanaman tersebut

tumbuh dengan baik. Pada musim kemarau, mulsa dapat menekan

penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak perlu terlalu sering

untuk melakukan penyiraman (pengairan).

c.3 Plastik Naungan.

Penggunaan naungan plastik/paranet sebagai pelindung tanaman

bertujuan untuk mengurangi terpaan air hujan dengan intensitas tinggi

pada saat musim hujan, atau untuk mengurangi terpaan angin yg terlalu

kencang yang dapat merusak tanaman dan sekaligus untuk

menghindarkan tanaman dari gangguan serangga pada saat musim

kemarau. Penggunaan naungan plastik bisa berbentuk rumah plastik

sederhana (green house) maupun berbentuk naungan memanjang

sepanjang bedengan tanaman. Plastik naungan ini hanya plastik

transparan biasa bukan merupakan plastik khusus seperti plastik mulsa.

c.4 Lanjaran (Ajir).

Lanjaran atau yang biasa disebut dengan ajir merupakan sebuah

penyangga yang digunakan sebagai tumpuan untuk merambatkan

tanaman sesuai arah yang diinginkan. Dalam penerapannya,

pemasangan ajir dapat menggunakan 1 buah ajir yang berdiri tegak dan

ada pula yang menggunakan 2 buah ajir sekaligus yang disilangkan

untuk 1 buah tanaman.

Page 17: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

53

c.5 Tali Rafia.

Tali rafia dipergunakan untuk mengikat lanjaran dengan sendeng.

Tali rafia ini juga digunakan sebagai media rambatan untuk tanaman

yang tidak menggunakan lanjaran, seperti misalnya pada budidaya

tanaman semangka atau melon.

c.6 Gelagar (Sendeng).

Gelagar atau yang biasa disebut dengan sendeng ini digunakan

sebagai penopang agar tanaman tersebut tidak roboh. Sendeng diikatkan

pada lanjaran atau ajir beberapa tanaman sekaligus.

c.7 Sprayer.

Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk menyemprotkan

sejumlah bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut

dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot

(hama/penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan

oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di

dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada

objek dan sasaran semprot.

c.8 Timba.

4. Resiko Kegagalan Tanam.

Resiko kegagalan pada tanaman sayuran ataupun buah-buahan dapat

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya serangan hama dan penyakit.

Untuk serangan hama biasanya dilakukan oleh OPT seperti serangga, ulat,

bekicot, tikus, dll. Cara perusakkannya dengan menggigit (memakan) atau

menghisap cairan tanaman. Sedangkan faktor serangan penyakit dapat

Page 18: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

54

disebabkan oleh banyak faktor, salah satu contoh apabila kelebihan unsur air

dapat menimbulkan jamur pada tanaman. Perbedaan serangan OPT antar

wilayah juga berpengaruh terhadap jenis pestisida yang digunakan sehingga

secara tidak langsung berpengaruh terhadap perbedaan besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk tiap daerah.

B. Proses.

Berdasarkan input yang telah diuraikan tersebut, selanjutnya akan dilakukan

proses-proses dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Proses Perhitungan Biaya Investasi.

Proses awal sebelum menghitung biaya investasi yaitu menentukan

proyeksi harga jual kedepan. Langkah pertama adalah menentukan inisial

proyek investasi dengan menentukan letak lokasi (kota) dan jenis komoditas

yang diinginkan investor. Setelah ditentukan kota beserta komoditasnya,

kemudian investor harus menentukan waktu (bulan panen) penilaian

investasi, untuk dihitung rata-rata dari histori harga jual pada bulan tersebut

di 3 tahun kebelakang untuk mendapatkan proyeksi harga jual kedepan.

{(HJ Thn1 + HJ Thn2 + HJ Thn3)} / 3 ......................................................(3.1)

Kemudian untuk mengetahui total biaya investasi yang dibutuhkan, maka

perlu diketahui luas lahan berupa panjang dan lebar lahan yang akan

digunakan sebagai acuan dalam menghitung total kebutuhan dari setiap

komponen kebutuhan invetasi yang nantinya akan dikalikan dengan biaya

untuk masing-masing variabel di tiap komponen kebutuhan investasi tersebut.

Page 19: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

55

Cara menghitung total kebutuhan biaya investasi yaitu :

(Total Biaya Kebutuhan Operasional) + (Total Biaya

Kebutuhan Overhead) + (Total Biaya Kebutuhan Tetap) ..........................(3.2)

Komponen dari perhitungan tersebut di dapatkan dari identifikasi

variabel setiap biaya-biaya yang timbul akibat kegiatan produksi. Dalam

menghitung kebutuhan tanam, langkah awal yang perlu diketahui adalah luas

lahan berupa panjang dan lebar lahan. Selanjutnya dapat dilakukan proses

sebagai berikut:

a) Subproses Menghitung Biaya Operasional.

Biaya operasional merupakan biaya yang timbul akibat adanya

akumulasi antara jumlah kebutuhan operasional dengan biaya untuk

masing-masing variabel didalamnya. Adapun yang termasuk dalam biaya

operasional adalah:

a.1 Benih.

Dalam menghitung benih, terlebih dahulu akan dihitung

banyaknya bedengan yang dibuat. Bedengan adalah tanah gembur

yang ditinggikan sebagai pematang, dan biasa disebut sebagai

guludan.

Banyak bedengan kebawah (sesuai lebar lahan):

Lebar Lahan / (Lebar Bedengan + Jarak Parit) ..........................(3.3)

Banyak bedengan kesamping (sesuai panjang lahan):

Panjang Lahan / (Panjang Bedengan + Jarak Parit) ...................(3.4)

Page 20: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

56

Maka jumlah bedengan didapatkan :

Banyak Bedengan Kebawah x Banyak Bedengan

Kesamping .................................................................................(3.5)

Setelah didapatkan total bedengan dalam satu luasan lahan,

kemudian mencari banyaknya benih dalam setiap bedengan dengan

cara :

Banyak benih kebawah (sesuai lebar bedengan):

Lebar Bedengan / (Lebar Lubang Tanam + Jarak

Antar Tanaman) .........................................................................(3.6)

Banyak benih kesamping (sesuai panjang bedengan):

Panjang Bedengan / (Panjang Lubang Tanam + Jarak

Antar Tanaman) .........................................................................(3.7)

Maka jumlah benih dalam satu bedengan didapatkan :

Banyak Benih Kebawah x Banyak Benih Kesamping ...............(3.8)

Jumlah benih dalam satu luasan lahan (m2) didapatkan :

Jumlah Benih Dalam Satu Bedengan x Jumlah Bedengan

Dalam Satu Luasan Lahan .........................................................(3.9)

Jumlah benih dalam satuan berat (kg) untuk satu luasan lahan :

Berat Tiap Benih x Total Bibit Dalam Satu Luasan

Lahan .......................................................................................(3.10)

Untuk menanggulangi kekurangan benih akibat adanya resiko

kegagalan tanam, maka diperlukan penambahan jumlah benih yang

dapat diperoleh dengan cara :

Page 21: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

57

Jumlah Benih Dalam Satu Luasan Lahan + (% Resiko

Kegagalan Tanam x Jumlah Benih Dalam Satu Luasan

Lahan) ......................................................................................(3.11)

Jadi total biaya kebutuhan benih didapatkan :

(Total Kebutuhan Benih / Banyak Benih Per Pack) x

Harga Bibit Per Pack ................................................................(3.12)

Total Benih Dalam Satuan Berat (kg) Untuk Satu Luasan

Lahan x Harga Benih Per Kg ...................................................(3.13)

a.2 Pupuk.

Proses pemupukkan terbagi menjadi dua tahap, yaitu

pemupukkan dasar yang harus disediakan pada awal produksi dan

pemupukkan lanjutan yang penyediaannya dapat dilakukan pada

saat akan diperlukan. Pemupukkan dasar diberikan untuk tanah

yang bertujuan agar tanah menjadi lebih subur dan agar mikro

organisme positif yang terdapat didalam tanah dapat tumbuh

dengan baik. Mikro organisme positif yang dimaksudkan adalah

mikro organisme yang tidak bersifat merusak tumbuh kembang

tanaman yang akan ditanam nantinya dan justru membantu

penyuburan tanah.

Untuk menghitung total biaya kebutuhan pupuk, dapat

dilakukan dengan cara :

(Dosis Pupuk Tiap Tanaman x Total Bibit Dalam Satu

Luasan Lahan) x Harga Pupuk .................................................(3.14)

Page 22: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

58

Pemupukkan lanjutan diberikan untuk tanaman yang telah

ditanam yang bertujuan untuk memberikan nutrisi tambahan bagi

tanaman selain makanan yang telah terkandung dalam unsur-unsur

tanah tersebut. Pemupukkan lanjutan sendiri diberikan sesuai

dengan kebutuhan, dan terkadang bisa diberikan 2 sampai 3 kali

dalam satu kali musim tanam.

Apabila menggunakan pupuk susulan, maka biayanya dapat

diketahui dengan cara :

{(Dosis Pupuk Tiap Tanaman x Total Bibit Dalam Satu

Luasan Lahan) x (Banyaknya Susulan)} x Harga Pupuk ........(3.15)

a.3 Pestisida dan Perekat.

Penggunaan jenis pestisida dapat dilihat dari jenis OPT yang

menyerang, misalnya insektisida digunakan apabila kerusakan

tanaman tersebut berasal dari OPT jenis serangga. Pemberian

perekat selalu dibarengi pada saat proses penyemprotan pestisida

dengan cara dicampurkan.

Pada dasarnya untuk menghitung total kebutuhan pestisida,

dapat dilakukan dengan cara :

(Luas Lahan / Dosis Pestisida + Perekat Tiap Satu Luasan

Lahan) x Harga Pestisida .........................................................(3.16)

b) Subproses Menghitung Biaya Overhead.

Biaya overhead merupakan biaya yang timbul akibat adanya

akumulasi antara jumlah kebutuhan overhead dengan biaya untuk

masing-masing variabel didalamnya. Biaya Overhead dapat berubah

Page 23: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

59

sesuai dengan kondisi yang terjadi selama proses investasi berjalan,

tetapi lebih bersifat administratif.

Adapun yang termasuk dalam biaya overhead adalah:

b.1 Tenaga Kerja.

Pembayaran upah tenaga kerja dapat dilakukan tergantung

perjanjian kerja antara pengusaha dan tenaga kerja yang

bersangkutan. Dalam hal pembayaran upah, ada dua sistem

pembayaran yang biasa dilakukan. Sistem pembayaran yang

pertama adalah dengan menggunakan sistem harian jam kerja, yaitu

dengan menghitung total jam kerja setiap harinya. Sistem

pembayaran yang kedua yaitu dengan menerapkan sistem

borongan. Sistem borongan ini juga dibedakan menjadi 2 sistem

upah borongan, yang pertama dengan memberikan langsung total

biaya beberapa jenis pengerjaan tanpa memperhitungkan

banyaknya pekerja dan lama waktu penyelesaiannya, sedangkan

yang kedua dengan menggunakan prosentase bagi hasil dari panen

yang telah disepakati antara pekerja tersebut dengan pemilik.

Dalam menghitung biaya tenaga kerja, didasarkan pada jumlah

jam harian kerja. Terdapat dua sistem jam kerja untuk para petani,

ada yang bekerja hanya setengah hari dengan total jam kerja 5 jam

dimulai pukul 06.00 – 11.00 dan ada pula yang satu hari kerja

dengan total jam kerja 8 jam hingga pukul 16.00, sedangkan tiap

bulannya hari efektif untuk berkerja di asumsikan selama 24 hari.

Page 24: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

60

Cara untuk menghitung total biaya tenaga kerja adalah:

Estimasi Jumlah HOK x Biaya Per HOK ............................... (3.17)

Sedangkan untuk menghitung banyak tenaga kerja yang

dibutuhkan dengan menggunakan sistem borongan pertama adalah:

Total Biaya Borongan : Biaya Per HOK .................................(3.18)

Sedangkan untuk menghitung banyak tenaga kerja yang

dibutuhkan apabila menggunakan sistem borongan kedua adalah :

Prosentase Hasil Panen (%) x Hasil Panen ..............................(3.19)

Sudah menjadi kenyataan umum pula bahwa upah buruh antar

daerah tidaklah sama. Perbedaan ini terjadi karena variasi dalam

biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan komposisi kegiatan ekonomi

wilayah. Upah yang dimaksud dalam hal ini bukanlah upah

nominal, tetapi upah riil setelah diperhitungkan produktifitas tenaga

kerja

b.2 Transportasi.

Biaya transportasi diestimasikan sebesar Rp 500.000,-.

b.3 Pengairan.

Untuk menghitung biaya kebutuhan pengairan, dapat diketahui

dengan cara :

Jumlah Pengairan x Biaya Setiap Kali Pengairan ....................(3.20)

Beberapa daerah menggunakan sistem perhitungan kebutuhan

pengairan dengan sistem swadaya, dengan cara menentukan

Page 25: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

61

persentase pembayaran melalui musyawarah dengan pemilik lahan

sekitar.

Persentase Bayar (%) x Harga Sewa Lahan .............................(3.21)

b.4 Lahan.

Biaya yang timbul diakibatkan oleh kebutuhan sewa lahan.

Adapun cara untuk menghitung total biaya lahan adalah :

Ketentuan Harga Sewa Lahan x Luas Lahan ...........................(3.22)

b.5 Lain-lain.

Biaya lain-lain merupakan asumsi biaya tak terduga yang

terjadi sewaktu-waktu selama masa tanam berlangsung. Biaya ini

di estimasikan sebesar 15% dari total biaya kebutuhan operasional.

15% x Total Biaya Kebutuhan Operasional .............................(3.23)

c) Subproses Menghitung Kebutuhan Tetap.

Biaya tetap merupakan biaya yang timbul akibat adanya akumulasi

antara jumlah kebutuhan tetap dengan biaya untuk masing-masing

variabel didalamnya. Biaya tetap ini nantinya akan mengalami

pengurangan nilai barang berupa penyusutan akibat adanya pengurangan

nilai ekonomis suatu barang dalam jangka waktu tertentu. Adapun yang

termasuk dalam biaya tetap adalah:

c.1 Mulsa.

Plastik mulsa memiliki panjang 500 meter. Untuk mengetahui

banyak jumlah kebutuhan plastik mulsa dapat diketahui dengan

cara :

Page 26: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

62

{(Luas Setiap Bedengan x Banyak Bedengan) / 500m}

x Harga Plastik Mulsa ..............................................................(3.24)

c.2 Lanjaran (Ajir).

Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat

tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini

untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman sewaktu

memasang (menancapkan) ajir. Maka jumlah kebutuhan ajir dapat

diketahui dengan cara :

(Jumlah Kebutuhan Tanaman Tiap Satuan Luasan

Lahan x Jumlah Lanjaran Tiap Tanaman)

x Harga Ajir .............................................................................(3.25)

c.3 Gelagar (Sendeng).

Untuk mengetahui kebutuhan sendeng, dapat diketahui dengan

cara :

{(Panjang Bedengan x Jumlah Bedengan Dalam Satu

Luasan Lahan) / Panjang Sendeng} x Harga Sendeng ............(3.26)

c.4 Tali Rafia.

Untuk mengikat ajir dan sendeng di setiap tanaman,

diestimasikan panjang tali rafia yang diperlukan yaitu 50cm. Maka

kebutuhan tali rafia dapat diketahui dengan cara :

(Jumlah Kebutuhan Tali Rafia Tiap Tanaman x

Jumlah Ajir) x Harga Tali Rafia ..............................................(3.27)

Page 27: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

63

c.5 Timba.

Kebutuhan rata-rata timba diestimasikan untuk setiap hektar

nya yaitu 7 timba.

Ketentuan Estimasi Timba x Luas lahan .................................(3.28)

d) Subproses Perhitungan Penyusutan.

Perhitungan penyusutan didapatkan dari penyusutan variabel yang

terdapat pada komponen biaya tetap. Untuk mengetahui besarnya

penyusutan, dapat diketahui dengan menggunakan metode penyusutan

garis lurus, yaitu :

(Nilai Perolehan / lama pakai) – Residu ..............................................(2.1)

2. Proses Perhitungan Anggaran Keuangan.

Dalam menghitung anggaran keuangan, terdapat beberapa subproses

didalamnya, antara lain :

a) Subproses Perhitungan Rencana Pendapatan.

Untuk mengetahui proyeksi rencana pendapatan, langkah

perhitungan yang harus dilakukan :

Menghitung banyaknya rumpun yang dapat dipanen :

Jumlah Benih x (100% - Resiko Rusak Tanaman) ............................(3.29)

Menghitung banyaknya kilogram buah basah :

Banyaknya Rumpun x Berat Buah Per Tanaman ..............................(3.30)

Menghitung banyaknya kilogram buah kering :

Banyaknya Buah Basah x (100% - Resiko Susut Buah) ...................(3.31)

Page 28: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

64

Menghitung rencana pendapatan :

Volume Produksi x Proyeksi Harga Jual ...........................................(3.32)

b) Subproses Perhitungan Laba Rugi.

Perhitungan laba/rugi ini digunakan untuk mengetahui laba bersih

setelah pajak. Dalam menghitung proyeksi laba rugi, digunakan rumus :

(Rencana Pendapatan – Modal Investasi) –Total Biaya

Penyusutan Selama 6 Bulan – Pajak .................................................(3.33)

c) Subproses Perhitungan Aliran Kas Bersih.

Untuk mengetahui proyeksi aliran kas bersih, didapatkan melalui

perhitungan :

Laba Bersih Setelah Pajak + Beban Penyusutan .................................(2.2)

3. Proses Analisis Kelayakan Investasi.

Dalam menghitung dan menganalisis kelayakan investasi, terdapat

beberapa subproses didalamnya, antara lain :

a) Subproses Menghitung BEP

Dalam menghitung BEP, ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu :

Menghitung BEP Volume :

Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel

Per Unit) ..............................................................................................(2.3)

Menghitung BEP dalam Rupiah :

Biaya Tetap / {1 - (Biaya Variabel Per Unit / Harga Jual

Per Unit)} ............................................................................................(2.4)

Page 29: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

65

b) Subproses Menghitung ROI.

Laba Bersih Setelah Pajak / Modal Investasi ......................................(2.5)

Diasumsikan tingkat ROI minimal agar dinyatakan layak adalah

100%, yang berarti bahwa investasi tersebut dapat kembali dalam satu

kali masa/musim tanam (6 bulan).

c) Subproses Menghitung NPV.

Proses perhitungan NPV adalah menentukan layak tidaknya suatu

usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang arus kas bersih yang akan

diterima dikurangi dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang

dikeluarkan.

Untuk menghitung PV.AKB [1], didapatkan melalui rumus :

..................................................................................................(2.7)

Diasumsikan persentase diskonto rate pertama (i1) adalah 6,75 %

pertahun (suku bunga deposito Bank Indonesia), karena investasi berjalan

selama 6 bulan, maka suku bunga yang digunakan (6,75% / 2) = 3,38%.

Kemudian menghitung NPV [1] dengan rumus :

NPV = PVAKB - PV .....................................................................(2.6)

PVAKB : Merupakan nilai arus kas bersih sekarang yang telah

dihitung dengan perkalian Diskonto Faktor sehingga

mendapatkan hasil PVAKB yang nantinya digunakan

untuk menghitung NPV.

PV : Merupakan total nilai investasi sekarang yang

nantinya akan dimasukkan untuk perhitungan NPV.

Page 30: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

66

d) Subproses Menghitung IRR

Proses menghitung IRR digunakan untuk membandingkan

kelayakan antara menjalankan investasi dengan menanamkan modal

berupa deposito di bank.

Untuk menghitung IRR, pola yang dilakukan hampir sama dengan

cara menghitung NPV. Langkah awal yang dilakukan adalah mencari

nilai NPV [2] dengan menghitung nilai PVAKB [2] terlebih dahulu.

Rumus yang digunakan untuk menghitung PVAKB [2] sama dengan saat

menghitung PVAKB [1], yaitu :

..........................................(2.8)

Untuk mencari diskonto rate kedua (i2), dapat dilakukan dengan

menggunakan pola trial and error.

Kemudian menghitung NPV [2] dengan rumus :

NPV = PVAKB - PV .....................................................................(2.6)

Kemudian menghitung menggunakan interpolasi, dengan rumus :

....................................................(2.9)

e) Subproses Menghitung PI

Proses perhitungan PI hanya merupakan suatu perbandingan antara

PVAKB [1] dari proses perhitungan NPV [1] dengan total biaya

investasi.

Profitability Index = PVAKB ......................................(2.10)

Modal Investasi

Page 31: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

67

4. Proses Perbandingan Hasil Analisis.

Dalam proses ini, seluruh perhitungan kelayakan yang dilakukan untuk

tiap komoditas akan dibandingkan. Proses perbandingan ini dilakukan dengan

memberikan skoring (penilaian) untuk setiap metode kelayakan. Penentuan

ranking pertama dari hasil analisis kelayakan antar komoditas di 3 daerah

diambil berdasarkan akumulasi skoring tertinggi dengan kriteria untuk

masing-masing metode kelayakan sebagai berikut :

a) Syarat kelayakan investasi dari tiap metode :

1) NPV.

i. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima.

ii. Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak.

iii. Jika NPV = 0, nilai proyek impas (BEP).

2) IRR.

Dikatakan layak apabila nilai suku bunga kedua lebih besar dari

suku bunga pertama yang telah ditentukan berdasarkan tingkat suku

bunga deposito 3,38% :

i. Jika IRR > suku bunga deposito 3,38%, maka usulan proyek

diterima.

ii. Jika IRR < suku bunga deposito 3,38%, maka usulan proyek

ditolak.

iii. Jika IRR = suku bunga deposito 3,38%, nilai proyek impas

(BEP).

Page 32: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

68

3) PI.

i. PI > 1, maka usulan proyek diterima.

ii. PI < 1, maka usulan proyek ditolak.

iii. PI = 1, maka usulan proyek impas (BEP).

b) Besar nilai skor dari nilai tak terbatas (+) hingga paling kecil nilai nol.

c) Besarnya nilai skor tergantung dari banyaknya jumlah komoditas yang

dibandingkan, misalnya ada 4 komoditas dengan hasil yang bervariasi,

maka nilai terbesar 4 sampai terkecil nilai nol (0).

d) Nilai skor akan dikalikan dengan besarnya pembobotan untuk setiap

metode. Untuk NPV akan diberikan bobot sebesar 4,5, IRR berbobot 3,5,

dan PI berbobot 2. Hasil dari perkalian skor dengan bobot inilah yang

akan dipakai sebagai acuan untuk menetapkan peringkat tertinggi

berdasarkan nilai terbesar.

C. Output.

Output yang dihasilkan oleh sistem adalah hasil perbandingan dari seluruh

komoditas, dan menghasilkan informasi mengenai satu komoditas yang paling

layak untuk dikembangkan. Detail informasi tentang komoditas tersebut antara

lain berisikan informasi mengenai :

1) Proyeksi Harga Jual.

Informasi ini digunakan sebagai acuan prediksi harga jual bagi investor

pada saat melakukan penjualan pasca panen nantinya.

2) Detail Kebutuhan dan Total Biaya Investasi.

Informasi ini merupakan hasil perhitungan dan penjumlahan 3

komponen kebutuhan dengan biaya investasinya.

Page 33: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

69

3) Proyeksi Biaya Penyusutan.

Informasi ini digunakan agar investor mengetahui besarnya nilai

penyusutan untuk masing-masing variabel kebutuhan tetap setiap bulannya.

4) Detail Rencana Pendapatan Beserta Resiko Kegagalan Tanam.

Informasi ini berisikan prediksi pendapatan yang akan diterima investor

berupa hasil penjualan panen. Hasil penjualan panen telah dihitung dengan

mempertimbangkan resiko-resiko kegagalan dan telah diproyeksikan dengan

harga jual kedepan. Sifat dari rencana pendapatan ini belum sepenuhnya fix

karena hasil pendapatan sebenarnya terdapat pada rincian present value

aliran kas bersih pada saat menghitung nilai NPV, karena aliran kas bersihnya

sudah lebih riil dengan menerapkan discount factor (penyusutan nilai uang).

5) Proyeksi Laba Rugi.

6) Proyeksi Aliran Kas.

7) Detail Laporan Hasil Analisis.

Detail dari laporan hasil analisis ini berupa laporan BEP yang bertujuan

sebagai indikator tingkat penjualan bagi investor agar diketahui jumlah hasil

panen yang dibutuhkan, laporan ROI yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan pengembalian investasi terhadap lama masa tanam agar dapat

dinyatakan layak, laporan NPV digunakan oleh investor sebagai informasi

proyeksi penerimaan laba bersih saat ini terhadap modal yang di tanam pada

saat awal investasi, dan laporan IRR digunakan untuk mengetahui kelayakan

modal untuk diinvestasikan atau depositokan di bank. Hasil analisis

dinyatakan dalam kondisi Break Event apabila NPV = 0, persentase discount

factor [2] IRR = NPV, dan PI = 1.

Page 34: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

70

8) Rekomendasi Komoditas.

Informasi ini berisikan data perhitungan kelayakan dan terdapat hasil

analisis dari komoditas tersebut didalamnya. Informasi ini yang nantinya akan

dipakai oleh investor sebagai acuan dalam menentukan pilihan investasinya.

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD).

A. Context Diagram.

Context Diagram merupakan suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi

untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat

membantu untuk memahami sistem secara logika.

Gambar 3.3 Context Diagram Rancang Bangun Aplikasi Analisis

Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura

On-Season.

Data Discount Factor

Data Pajak

Satuan

Berat Buah

Lebar Lahan

Panjang Lahan

Laporan Rekomendasi Komoditi

laporan Proyeksi Aliran Kas Bersih

Laporan Proyeksi Rug i Laba

Laporan Proyeksi Biaya Investasi

Laporan Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi

Laporan Proyeksi Harg a Jual

Laporan Proyeksi Biaya Penyusutan

Laporan Proyeksi Pendapatan

Data Histori Harga

Data Komoditas

Data Kota

Ukuran Jarak Bedeng an

Ukuran Jarak Tanam

Waktu Pilihan

Kota Piliihan

Komoditas Pili ihan

Data Resiko

Data Peralatan

Data Estimasi Kebutuhan

Data Pekerjaan

Data Pestisida

Data Jarak Bedengan

Data Jarak Tanam

Data Pupuk

Data Benih

0

RANCANG BANGUN ANALISIS KELAYAKAN

INVESTASI AGRIBISNIS HORTIKULTURA

ON SEASON

+

PENYULUH PERTANIAN

Investor

DINAS PERTANIAN

Page 35: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

71

Pada context diagram diatas, terdapat satu proses utama yaitu Rancang

Bangun Aplikasi Prototype Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura

On-Season dan memiliki tiga entitas yaitu :

1. Investor (User).

Investor berfungsi sebagai pengguna sistem yang dapat mengakses

aplikasi ini dimana pun. Investor dapat memberikan inputan pada sistem

berupa data inisial proyek. Sistem akan memberikan informasi kepada

investor tentang 1 komoditas yang paling layak untuk dikembangkan beserta

laporan-laporan hasil perhitungannya.

2. Dispertan (Admin).

Dispertan akan memberikan support data mengenai macam-macam

komoditas komoditas sayur dan buah semusim (on-season) yang terdapat

pada Kabupaten Malang, Probolinggo, dan Jember beserta data histori harga

jual dari 3 tahun kebelakang untuk setiap komoditas.

3. Penyuluh Pertanian (Admin).

Penyuluh pertanian disini juga bertugas memberikan support data

seperti Dispertan, hanya saja bedanya data yang diberikan oleh penyuluh

pertanian lebih secara teknis yaitu data-data yang berhubungan dengan

kebutuhan budidaya selama satu musim tanam yang telah disesuaikan

dengan kebiasaan para petani dalam bertanam di daerahnya masing-masing.

B. DFD Level 0.

Pada DFD level 0 ini, terdapat enam proses utama yang telah dijabarkan dari

proses tunggal pada context diagram. Proses tersebut akan digambarkan lebih

rinci pada Gambar 3.4.

Page 36: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

72

Gambar 3.4 DFD Level 0 Rancang Bangun Analisis Kelayakan

Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season.

Info Lab a Ber sih Setelah Paja k

Info Tah un

Info Sko ring

Info NPV

Info ROI

Info BEP

Info Alira n Kas Ber sih

Info Rug i Lab a

Info Ren cana Pen dapa tan

Info Biay a Pen yus utan

Info Mod al

Info Proy eksi Harg a

Re cord Skor ing

PI

IRR

NPV

ROI

BEP

Re cord PI

Re cord IRR

Info PV Kas Masuk

Re cord NPV

Re cord ROI

Info Lab a Ber sih Setelah Paja k

Re cord BEP

Info Tota l Mod al

Info Alira n Kas Ber sih

Info Proy eksi Harg a

Info Jumlah Buah Panen

Info Biay a Tetap

Info Biay a Ov erhe ad

Info Biay a Op eras ional

[Da ta Discou nt Fa ctor]

Re cord Aliran Kas bers ih

Re cord Rugi Laba

Info Ren cana Pen dapa tan

Re cord Renc ana Pend apatan

Info Keb utuha n Te tap

Info Komodita s Kota

Info Proy eksi

To tal Mo dal

Bia ya Pe nyus utan

Pro yeks i Har ga

To tal Be nih

Re siko Kega galan

[Da ta Pa jak]

Re cord Proy eksi Harg a

Re cord Total Peny usutan

Re cord Total Mod al

Be rat Bu ah

Re cord Biaya Teta p

Re cord Biaya Ove rhea d

Re cord Biaya Ope rasio nal

Re cord Data

Re cord Komo ditas Kota Terp ilih

Re cord Komo ditas Kota

Re cord Tahu n

Re cord Satua n

Re cord Bera t Bua h

[Sa tuan]

[Be rat Bu ah]

[Pa njang Lah an]

[Le bar L ahan ]

[La pora n Rek ome ndas i Komoditi]

[lap oran Proy eksi Aliran Kas Bers ih]

[La pora n Pro yeks i Biay a Inv estas i]

[La pora n Pro yeks i Rug i Lab a]

[La pora n Pro yeks i Pen dapa tan]

[La pora n Pro yeks i Har ga Ju al]

[La pora n Pro yeks i Biay a Pe nyus utan]

[La pora n Has il Pe rhitun gan Kelay akan Inve stasi]

[Da ta Histori H arg a]

[Da ta Ko ta]

[Da ta Ko moditas]

[Da ta Re siko ]

[Uk uran Jara k Be deng an]

[Uk uran Jara k Ta nam]

[W aktu Pilihan ]

[Ko ta Pili ihan]

[Ko moditas Piliihan ]

Pe ralata n

Es timas i Kebu tuha n

Pe kerja an

Pe stis id a

Pu puk

Be nih

Ja rak Beden gan

Ja rak Tanam

His tori H arga

Ko ta

Ko moditas

Re cord komo ditas

Re cord Kota

Re cord Harg a

Re cord Jara k Tan am

Re cord Jara k Bed enga n

Re cord Resiko

Re cord Pera latan

Re cord Estimasi Kebutu han

Re cord Peke rjaan

Re cord Pestis ida

Re cord Benih

Re cord Pupu k

[Da ta Pe ralata n]

[Da ta Es timas i Keb utuha n]

[Da ta Pe kerja an]

[Da ta Pe stis id a]

[Da ta Pu puk]

[Da ta Be nih]

[Da ta Ja rak Beden gan]

[Da ta Ja rak Tanam]

PENYUL UH

PERTAN IAN

Inv estor

1

Ma inten ance Data

+

80 1 Ko moditas

80 2 Ko ta

80 4 Ha rga

80 6 Ja rak Tanam

80 7 Ja rak Beden gan

80 9 Be nih

81 0 Pu puk

81 1 Pe stis id a

81 2 Pe kerja an

81 3Es timas i

Ke butuh an

81 4 Pe ralata n

81 5 Re siko

2

Me nghitung Biaya Inves tasi

+

3

Me nghitung Angga ran Keua ngan

+

4

Me nghitung Kelay akan Inve stasi

+

5

Me mban ding kan H asil Perh itunga n Ke layak an

+

6

Pe mbua tan L apor an

+

DIN AS

PERTAN IA

N

81 6 Be rat bu ah

80 8 Sa tuan

80 5 Ta hun

80 3 Ko moditas Ko ta

81 8Ko modiitas Ko ta

Pilihan

81 9 Pe rhitun gan

81 7 Pro yeks i

81 6 Be rat bu ah

DIN AS

PERTAN IAN

81 5 Re siko

DIN AS

PERTAN IAN

81 9 Pe rhitun gan

81 9 Pe rhitun gan

80 5 Ta hun

Page 37: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

73

C. DFD Level 1 Maintenance Data Master.

Pada DFD level 1 maintenance data master ini terlihat bahwa terdapat dua

entitas yang terlibat dalam maintenance data master ini, yaitu entitas

DISPERTAN dan Penyuluh Pertanian seperti pada Gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 DFD Level 1 Maintenance Data Master.

Info Komoditas

Info Kota

[Record Komoditas Kota]

[Record Berat Buah]

Info Komoditas

Info KomoditasInfo Satuan

Info Satuan

Info Komoditas

Flow_4003

Info Satuan

Info Komoditas

Info Kota

Info Satuan

Info Satuan

Info Kota

Info Komoditas

[Berat Buah]

Info Satuan

Info Kota

Info Kota

Info Kota

Info Komoditas

Info Komoditas

Info Komoditas

[Satuan]

Info Satuan

Info Kota

Info Komoditas

Info Satuan

[Record Satuan]

Info Kota

Info Komoditas

[Record Tahun]

Info Komoditas

Info Kota

Info Kota

[Data Resiko]

[Data Histori Harg a]

[Data Kota]

[Data Komoditas]

[Record Pestis ida]

[Record Resiko]

[Record Peralatan]

[Record Estimasi Kebutuhan]

[Record Pekerjaan]

[Record Pupuk]

[Record Benih]

[Record Harg a]

[Record Kota]

[Record Jarak Bedeng an]

[Record Jarak Tanam]

[Data Peralatan]

[Data Estimasi Kebutuhan]

[Data Pekerjaan]

[Data Pestis ida]

[Data Pupuk]

[Data Benih]

[Data Jarak Bedeng an]

[Data Jarak Tanam]

[Record komoditas]

PENYULUH

PERTANIAN

810 Pupuk

809 Benih

811 Pestisida

812 Pekerjaan

813Estimasi

Kebutuhan

814 Peralatan

815 Resiko

807Jarak

Bedeng an

806 Jarak Tanam

804 Harg a

802 Kota

801 Komoditas

1.1

Maintenance

Data Komoditas

1.2

Maintenance

Kota

1.4

Maintenance

Data Histori

Harg a

1.5

Maintenance

Data Jarak

Tanam

1.6

Maintenance

Data Jarak

Bedeng an

1.8

Maintenance

Data Benih

1.9

Maintenance

Data Pupuk

1.10

Maintenance

Data Pestisida

1.11

Maintenance

Data Pekerjaan

1.12

Maintenance

Data Estimasi

Kebutuhan

1.13

Maintenance

Data Peralatan

1.14

Maintenance

Data Resiko

1.7

Maintenance

Data Satuan

DINAS

PERTANIAN

802 Kota801 Komoditas

816 Berat buah

808 Satuan

805 Tahun

803 Komoditas Kota

1.3

Maintenance

Data Komoditas

Kota

1.15

Maintenance

Data Berat Buah

801 Komoditas

802 Kota

808 Satuan

801 Komoditas

802 Kota

808 Satuan

Page 38: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

74

D. DFD Level 1 Menghitung Total Biaya Investasi.

DFD level ini menjelaskan detail proses menghitung biaya yang dibutuhkan

selama investasi. Dalam level ini terdapat satu entitas yang terlibat yaitu investor

dan tiga proses.

Gambar 3.6 DFD Level 1 Menghitung Total Biaya Investasi.

E. DFD Level 1 Menghitung Anggaran Keuangan.

DFD level ini menjelaskan detail proses menghitung anggaran keuangan.

Dalam level ini terdapat tiga proses, yaitu proses menghitung proyeksi

pendapatan, menghitung proyeksi laba rugi, dan menghitung proyeksi aliran kas.

[Info Kebutuhan Tetap]

[Record Biaya Overhead]

[Info Tahun]

[Info Komoditas Kota]

Info Komoditas Kota Pil ihan

[Record Komoditas Kota Terpilih]

[Info Proyeksi]

[Record Proyeksi Harg a]

[Record Biaya Operasional]

[Record Biaya Tetap]

[Record Total Modal]

[Record Data]

[Record Total Penyusutan]

[Panjang Lahan]

[Lebar Lahan]

[Komoditas]

[Peralatan]

[Estimasi Kebutuhan]

[Pekerjaan]

[Pestis ida]

[Pupuk]

[Benih]

[Jarak Bedeng an]

[Jarak Tanam]

[Histori Harg a]

[Kota]

[Ukuran Jarak Bedeng an]

[Ukuran Jarak Tanam]

[Waktu Pil ihan]

[Kota Pili ihan]

[Komoditas Pil i ihan]

Investor

801 Komoditas

802 Kota

804 Harg a

806 Jarak Tanam

807 Jarak Bedengan

809 Benih

810 Pupuk

811 Pestisida

812 Pekerjaan

813Estimasi

Kebutuhan

814 Peralatan

2.1

Menentukan Harg a

Berdasarkan Histori

2.3

Meng hitung Total Biaya Investasi

+

2.2

Meng hitung Penyusutan

818Komodiitas Kota

Pil ihan

817 Proyeksi

819 Perhitung an

803 Komoditas Kota

805 Tahun

Page 39: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

75

[Info Laba Bersih Setelah Pajak]

[Record Aliran Kas bersih]

[Total Benih]

[Proyeksi Harga]

[Biaya Penyusutan]

[Total Modal]

[Record Rencana Pendapatan]

[Info Rencana Pendapatan]

[Berat Buah]

[Resiko Kegagalan]

[Record Rug i Laba]

[Data Pajak]

3.1

Menghitung Proyeksi

Pendapatan

3.2

Menghitung Proyeksi Rugi

Laba

3.3

Menghitung Proyeksi

Aliran Kas

816 Berat buah

DINAS

PERTANIA

N

815 Resiko

819 Perhitungan

[Info PV Kas M asuk]

[Info Laba Bersih Setelah Pajak]

[Info Proyeksi Harga]

[Record PI]

[Info Aliran Kas Bersih]

[Record ROI]

[Record IRR]

[Record NPV]

DF2

[Data Discount Factor]

[Record BEP]

[Info Total Modal]

[Info Biaya Operasional]

[Info Biaya Overhead]

[Info Biaya Tetap]

[Info Jumlah Buah Panen]

4.1

Menghitung BEP

+

4.2

Menghitung ROI

4.3

Menghitung NPV

4.4

Menghitung IRR

4.5

Menghitung PI

DINAS

PERTANIA

N

819 Perhitungan

Gambar 3.7 DFD Level 1 Menghitung Anggaran Keuangan.

F. DFD Level 1 Menghitung Kelayakan Investasi.

DFD level ini menjelaskan detail proses perhitungan kelayakan investasi.

Dalam level ini terdapat lima proses, yaitu :

Gambar 3.8 DFD Level 1 Menghitung Kelayakan Investasi.

Page 40: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

76

Rekomendasi Komoditas Terlayak

Info Skoring

[Record Skoring]

[BEP]

[ROI]

[NPV]

[IRR]

[PI]

5.1

Skoring Hasil Perhitung an

Kelayakan Tiap Komoditas

5.2

Meng analisis Hasil Skoring

Perhitung an Kelayakan

819 Perhitung an

G. DFD Level 1 Membandingkan Hasil Perhitungan Kelayakan.

DFD level ini menjelaskan detail proses membandingkan hasil perhitungan

kelayakan antar komoditas. Dalam level ini terdapat dua proses, yaitu menghitung

skoring dari hasil perhitungan kelayakan untuk setiap komoditas dan menganalisi

hasil skoring tersebut.

Gambar 3.9 DFD Level 1 Membandingkan Hasil

Perhitungan Kelayakan.

H. DFD Level 1 Membuat Laporan.

DFD level ini menjelaskan detail proses pembuatan laporan. Dalam level ini

terdapat delapan proses pembuatan laporan, yaitu membuat laporan proyeksi

harga jual, membuat laporan biaya investasi, membuat laporan biaya penyusutan,

membuat laporan proyeksi pendapatan, membuat laporan proyeksi laba rugi,

membuat laporan proyeksi aliran kas, membuat laporan perhitungan kelayakan

investasi, dan membuat laporan perbandingan kelayakan antar komoditas.

Page 41: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

77

[Info Skoring ]

[Info Rencana Pendapatan]

[Info M odal]

[Info BEP]

[Info Aliran Kas Bersih]

[Info NPV]

[Info ROI]

[Info Rugi Laba]

[Info Biaya Penyusutan]

[Info Proyeksi Harga]

[laporan Proyeksi Aliran Kas Bersih]

[Laporan Rekomendasi Komoditi]

[Laporan Proyeksi Rugi Laba]

[Laporan Proyeksi Biaya Investasi]

[Laporan Proyeksi Pendapatan]

[Laporan Proyeksi Biaya Penyusutan]

[Laporan Proyeksi Harga Jual]

[Laporan Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi]

Investor

6.1

Membuat

Laporan Proyeksi

Harga Jual

6.5

Membuat

Laporan Proyeksi

Rug i Laba

6.2

Membuat

Laporan Biaya

Investasi

6.4

Membuat

Laporan Rencana

Pendapatan

6.6

Membuat

Laporan Proyeksi

Aliran Kas

6.3

Membuat

Laporan Biaya

Penyusutan

6.7

Membuat laporan

Perhitungan

Kelayakan Investasi

6.8

Membuat Laporan

Perbanding an

Kelayakan Investasi

819 Perhitungan

Gambar 3.10 DFD Level 1 Membuat Laporan.

I. DFD Level 2 Menghitung BEP.

DFD level ini menjelaskan detail proses dari perhitungan Break Event Point

(BEP). Dalam menghitung BEP, terdapat 3 proses didalamnya yaitu menghitung

biaya variabel, menghitung BEP dalam jumlah (unit), dan menghitung BEP dalam

nominal uang (Rupiah).

Page 42: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

78

Record BEP (Rupiah)

Record BEP (Volume)

Info BEP

Info Biaya Tetap

Info Proyeksi

Info BEP

[Info Biaya Operasional]

[Info Biaya Overhead]

[Info Proyeksi Harga]

[Info Biaya Tetap]

[Record BEP]

[Info Jumlah Buah Panen]

819 Perhitungan

4.1.1

Menghitung

Biaya Variabel

4.1.2

Menghitung BEP

(Volume)

4.1.3

Menghitung BEP

(Rupiah)

Gambar 3.11 DFD Level 2 Menghitung BEP.

J. Entity Relationship Diagram (ERD).

Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan basis data yang ada

pada Rancang Bangun Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-

Season. ERD dalam perancangan sistem ini akan dibagi menjadi 2, yakni

Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM). Berikut

penjelasan dari masing-masing jenis ERD tersebut.

J.1.1 Conceptual Data Model (CDM).

CDM pada Rancang Bangun Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis

Hortikultura On-Season ini, merupakan gambaran dari struktur database yang

akan digunakan dalam pembuatan sistem. Dalam CDM ini terdapat 19 tabel

yang terdiri dari 18 tabel master dan 1 tabel transaksi.

Page 43: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

79

Gambar 3.12 CDM Rancang Bangun Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season.

Relationship_2

Relationship_3

Relationship_4

Relationship_5

Relationship_6

Relationship_7

Relationship_8

Relationship_9

Relationship_10

Relationship_11

Relationship_12

Relationship_13

Relationship_14

Relationship_15

Relationship_16

Relationship_17

Relationship_18

Relationship_19Relationship_20

Relationship_21

Relationship_22

Relationship_23

Relationship_24

Relationship_26 Relationship_27

Relationship_28

Relationship_33

Relationship_31

Relationship_32

Relationship_37

Relationship_38

Relationship_39

Relationship_40

Relationship_34

Relationship_35

Relationship_36

Relationship_41

Relationship_42

Relationship_43

Relationship_44

Relationship_45

Relationship_46

Relationship_47

Relationship_48

kota

id_kota

nama_kota

<pi> Integer

Variable characters (50)

<M>

Identifier_1 <pi>

komoditas

id_komoditas

nama_komoditas

<pi> Integer

Variable characters (50)

<M>

Identifier_1 <pi>

harga

id_harga

bulan_1

bulan_2

bulan_3

bulan_4

bulan_5

bulan_6

bulan_7

bulan_8

bulan_9

bulan_10

bulan_11

bulan_12

<pi> Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

satuan

id_satuan

nama_satuan

deskripsi_satuan

<pi> Integer

Variable characters (50)

Variable characters (50)

Identifier_1 <pi>

tahun

id_tahun

nama_tahun

<pi> Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

komoditas_kota

id_komoditas_kota <pi> Integer <M>

Identifier_1 <pi>

jarak_tanam : 1

id_jarak_tanam

panjang_tanam

lebar_tanam

<pi> Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

jarak_bedengan : 1

id_jarak_bedengan

panjang_bedengan

lebar_bedengan

<pi> Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

benih

id_benih

nama_benih

harga_satun_benih

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

pupuk

id_pupuk

nama_pupuk

dosis_pupuk

harga_satuan_pupuk

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

Integer

pestisida

id_pestisida

nama_pestisida

dosis_pestisida

harga_satuan_pestisida

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

pekerjaan

id_pekerjaan

nama_pekerjaan

kebutuhan_pekerjaan

biaya_per_hok

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

Integer

Identifier_1 <pi>

peralatan

id_peralatan

nama_peralatan

<pi> Integer

Variable characters (50)

<M>

Identifier_1 <pi>

estimasi_kebutuhan

id_estimasi_kebutuhan

nama_estimasi_kebutuhan

kebutuhan_pekerjaan

biaya_estimasi_kebutuhan

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

resiko

id_resiko

nama_resiko

prosentase_resiko

<pi> Integer

Variable characters (50)

Integer

<M>

Identifier_1 <pi> proyeksi

idproyeksi

nama_proyeksi

panjang_lahan

lebar_lahan

bulan

persen_borongan

<pi> Integer

Variable characters (50)

Float

Float

Short integer

Float (2)

<M>

Identifier_1 <pi>

kmd_kota_pilihan

idkmd_kota_pilihan <pi> Integer <M>

Identifier_1 <pi>

berat_buah

id_berat_buah

berat_buah

<pi> Integer

Float

<M>

Identifier_1 <pi>

perhitungan

id_perhitungan

total_benih

total_pupuk

total_pestisida

total_peralatan

total_estimasi

total_pekerjaan

total_modal

total_penyusutan

total_proyeksi_harga

jumlah_benih_panen

jumlah_buah_panen

rencana_pendapatan

total_laba_kotor

total_laba_bersih

total_laba_bersih_setelah_pajak

arus_kas_bersih

total_arus_kas_bersih

biaya_variabel

bep_vol

bep_rupiah

roi

df1

pv1

total_pv1

npv1

df2

pv2

total_pv2

npv2

irr

pi

<pi> Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

jarak_tanam : 2

id_jarak_tanam

panjang_tanam

lebar_tanam

<pi> Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

jarak_bedengan : 2

id_jarak_bedengan

panjang_bedengan

lebar_bedengan

<pi> Integer

Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

Page 44: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

80

J.1.2 Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) pada proses Rancang Bangun Analisis

Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season ini, merupakan

gambaran dari struktur database yang akan digunakan dalam pembuatan sistem

beserta hasil relasi dari hubungan antar tabel yang terkait.

Page 45: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

81

Gambar 3.13 PDM Rancang Bangun Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-Season.

kota

id_kota

nama_kota

integer

varchar(50)

<pk>

komoditas

id_komoditas

nama_komoditas

integer

varchar(50)

harga

id_harga

id_kota

id_komoditas

id_tahun

bulan_1

bulan_2

bulan_3

bulan_4

bulan_5

bulan_6

bulan_7

bulan_8

bulan_9

bulan_10

bulan_11

bulan_12

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

<pk>

<fk3>

<fk1>

<fk2>

satuan

id_satuan

nama_satuan

deskripsi_satuan

integer

varchar(50)

varchar(50)

<pk>

tahun

id_tahun

nama_tahun

integer

integer

<pk>

komoditas_kota

id_komoditas_kota

id_kota

id_komoditas

integer

integer

integer

<pk>

<fk2>

<fk1>

jarak_tanam

id_jarak_tanam

id_kota

id_komoditas

id_satuan

panjang_tanam

lebar_tanam

integer

integer

integer

integer

integer

integer

<pk>

<fk1>

<fk2>

<fk3>

jarak_bedengan

id_jarak_bedengan

id_kota

id_komoditas

id_satuan

panjang_bedengan

lebar_bedengan

integer

integer

integer

integer

integer

integer

<pk>

<fk2>

<fk1>

<fk3>

benih

id_benih

id_komoditas

id_kota

id_satuan

nama_benih

harga_satun_benih

integer

integer

integer

integer

varchar(50)

integer

<pk>

<fk2>

<fk1>

<fk3>pupuk

id_pupuk

id_satuan

id_kota

id_komoditas

nama_pupuk

dosis_pupuk

harga_satuan_pupuk

integer

integer

integer

integer

varchar(50)

integer

integer

<pk>

<fk3>

<fk1>

<fk2>

pestisida

id_pestisida

id_satuan

id_komoditas

id_kota

nama_pestisida

dosis_pestisida

harga_satuan_pestisida

integer

integer

integer

integer

varchar(50)

integer

integer

<pk>

<fk3>

<fk2>

<fk1>

pekerjaan

id_pekerjaan

id_kota

id_komoditas

id_satuan

nama_pekerjaan

kebutuhan_pekerjaan

biaya_per_hok

integer

integer

integer

integer

varchar(50)

integer

integer

<pk>

<fk2>

<fk3>

<fk1>

peralatan

id_peralatan

id_kota

id_satuan

id_komoditas

nama_peralatan

integer

integer

integer

integer

varchar(50)

<pk>

<fk2>

<fk1>

<fk3>

estimasi_kebutuhan

id_estimasi_kebutuhan

id_satuan

id_kota

nama_estimasi_kebutuhan

kebutuhan_pekerjaan

biaya_estimasi_kebutuhan

integer

integer

integer

varchar(50)

integer

integer

<pk>

<fk2>

<fk1>

resiko

id_resiko

id_komoditas

nama_resiko

prosentase_resiko

integer

integer

varchar(50)

integer

<pk>

<fk> proyeksi

idproyeksi

id_tahun

nama_proyeksi

panjang_lahan

lebar_lahan

bulan

persen_borongan

integer

integer

varchar(50)

float

float

smallint

float(2)

<pk>

<fk>

kmd_kota_pilihan

idkmd_kota_pilihan

id_komoditas_kota

idproyeksi

integer

integer

integer

<pk>

<fk2>

<fk1>

berat_buah

id_berat_buah

id_komoditas

berat_buah

integer

integer

float

<pk>

<fk>

perhitungan

id_perhitungan

idkmd_kota_pilihan

id_jarak_bedengan

id_jarak_tanam

id_pupuk

id_peralatan

id_benih

id_estimasi_kebutuhan

id_resiko

id_pestisida

id_pekerjaan

id_berat_buah

total_benih

total_pupuk

total_pestisida

total_peralatan

total_estimasi

total_pekerjaan

total_modal

total_penyusutan

total_proyeksi_harga

jumlah_benih_panen

jumlah_buah_panen

rencana_pendapatan

total_laba_kotor

total_laba_bersih

total_laba_bersih_setelah_pajak

arus_kas_bersih

total_arus_kas_bersih

biaya_variabel

bep_vol

bep_rupiah

roi

df1

pv1

total_pv1

npv1

df2

pv2

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

integer

<pk>

<fk9>

<fk11>

<fk10>

<fk7>

<fk2>

<fk6>

<fk3>

<fk5>

<fk1>

<fk4>

<fk8>

Page 46: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

82

3.2.4 Struktur Basis Data

Struktur Tabel merupakan penjabaran dan penjelasan dari suatu database.

Dalam Struktur Tabel, dijelaskan fungsi dari masing-masing tabel hingga fungsi

masing-masing field yang ada di dalam tabel. Selain itu juga terdapat tipe data

dari setiap field beserta konstrainnya.

A. Tabel Komoditas.

Fungsi : Menyimpan Data Komoditas.

Primary Key : id_komoditas.

Foreign Key : -

Tabel 3.2 Komoditas.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Primary Key

nama_komoditas VarChar 50 Nama Komoditas -

B. Tabel Kota.

Fungsi : Menyimpan Data Kota.

Primary Key : id_kota.

Foreign Key : -

Tabel 3.3 Kota.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_kota Integer - Kode Kota Primary Key

nama_kota VarChar 50 Nama Kota -

Page 47: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

83

C. Tabel Komoditas_Kota.

Fungsi : Menyimpan Data Komoditas_Kota.

Primary Key : id_komoditas_kota.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota.

Tabel 3.4 Komoditas_Kota.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_komoditas_kota Integer - Kode

Komoditas_Kota Primary Key

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

D. Tabel Harga.

Fungsi : Menyimpan Data Histori Harga.

Primary Key : id_harga.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_tahun.

Tabel 3.5 Harga.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_harga Integer - Kode Komoditas Primary Key

Januari Integer - Histori Harga -

Februari Integer - Histori Harga -

Maret Integer - Histori Harga -

April Integer - Histori Harga -

Mei Integer - Histori Harga -

Juni Integer - Histori Harga -

Page 48: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

84

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

Juli Integer - Histori Harga --

Agustus Integer - Histori Harga -

September Integer - Histori Harga -

Oktober Integer - Histori Harga -

November Integer - Histori Harga -

Desember Integer - Histori Harga -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Tahun Integer - Kode Tahun Foreign Key

E. Tabel Tahun.

Fungsi : Menyimpan Data Tahun.

Primary Key : id_tahun.

Foreign Key : -

Tabel 3.6 Tahun.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_tahun Integer - Kode tahun Primary Key

nama_tahun VarChar 50 Nama tahun -

F. Tabel Jarak Tanam.

Fungsi : Menyimpan Data Jarak Tanam.

Primary Key : id_jarak_tanam.

Page 49: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

85

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.7 Jarak Tanam.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_jarak_tanam Integer - Kode Jarak tanam Primary Key

Panjang_tanam Integer - Ukuran Panjang

jarak tanam -

Lebar_tanam Integer - Ukuran Lebar

jarak tanam -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan integer - Kode Satuan Foreign Key

G. Tabel Jarak Bedengan.

Fungsi : Menyimpan Data Jarak Bedengan.

Primary Key : id_jarak_bedengan.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.8 Jarak Bedengan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_jarak_bedengan Integer - Kode Jarak

bedengan Primary Key

Panjang_ bedengan Integer - Ukuran Panjang

jarak bedengan -

Lebar_ bedengan Integer - Ukuran Lebar

jarak bedengan -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan integer - Kode Satuan Foreign Key

Page 50: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

86

H. Tabel Satuan.

Fungsi : Menyimpan Data Satuan.

Primary Key : id_satuan.

Foreign Key : -

Tabel 3.9 Satuan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_satuan Integer - Kode

Komoditas_Kota Primary Key

Nama_satuan VarChar 50 Nama satuan benda -

Diskripsi_satuan VarChar 50 Penjelasan tentang

satuan -

I. Tabel Benih.

Fungsi : Menyimpan Data Benih.

Primary Key : id_benih.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.10 Benih.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_benih Integer - Kode benih Primary Key

Nama_benih VarChar 50 Nama benih -

Harga_satuan_benih Integer - Harga satuan benih -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan Integer - Kode Satuan Foreign Key

Page 51: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

87

J. Tabel Pupuk.

Fungsi : Menyimpan Data Pupuk.

Primary Key : id_pupuk.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.11 Pupuk.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_pupuk Integer - Kode Pupuk Primary Key

Nama_pupuk VarChar 50 Nama pupuk -

Dosis_pupuk Integer - Dosis pupuk -

Harga_satuan_pupuk Integer - Harga satuan pupuk -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan integer - Kode Satuan Foreign Key

K. Tabel Pestisida.

Fungsi : Menyimpan Data Pestisida.

Primary Key : id_pestisida.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.12 Pestisida.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_pestisida Integer - Kode pestisida Primary Key

Nama_ pestisida VarChar 50 Nama pestisida -

Dosis_ pestisida Integer - Dosis pestisida -

Page 52: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

88

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

Harga_satuan_

pestisida Integer -

Harga satuan

pestisida -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan Integer - Kode Satuan Foreign Key

L. Tabel Pekerjaan.

Fungsi : Menyimpan Data Pekerjaan.

Primary Key : id_ Pekerjaan.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.13 Pekerjaan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_ Pekerjaan Integer - Kode Pekerjaan Primary Key

Nama_ Pekerjaan VarChar 50 Nama Pekerjaan -

Kebutuhan_

Pekerjaan Integer - Jumlah pekerjaan -

Biaya_per_HOK Integer - Harga satuan

pekerjaan -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan Integer - Kode Satuan Foreign Key

M. Tabel Estimasi Kebutuhan.

Fungsi : Menyimpan Data Estimasi Kebutuhan.

Primary Key : id_ Estimasi_Kebutuhan.

Page 53: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

89

Foreign Key : id_kota, id_satuan.

Tabel 3.14 Estimasi Kebutuhan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_

Estimasi_Kebutuhan Integer - Kode kebutuhan Primary Key

Nama_

Estimasi_Kebutuhan VarChar 50 Nama kebutuhan -

Kebutuhan_

Pekerjaan Integer - Jumlah kebutuhan -

Biaya_

Estimasi_Kebutuhan Integer -

Harga satuan

kebutuhan -

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan Integer - Kode Satuan Foreign Key

N. Tabel Peralatan.

Fungsi : Menyimpan Data Peralatan.

Primary Key : id_ Peralatan.

Foreign Key : id_komoditas, id_kota, id_satuan.

Tabel 3.15 Peralatan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_ Peralatan Integer - Kode Peralatan Primary Key

Nama_ Peralatan VarChar 50 Nama Peralatan -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

id_kota Integer - Kode Kota Foreign Key

Id_satuan Integer - Kode Satuan Foreign Key

Page 54: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

90

O. Tabel Resiko.

Fungsi : Menyimpan Data Resiko.

Primary Key : id_resiko.

Foreign Key : id_komoditas.

Tabel 3.16 Resiko

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_resiko Integer - Kode resiko Primary Key

nama_resiko VarChar 50 Nama resiko -

Prosentase_resiko Integer - Besarnya resiko -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

P. Tabel Berat Buah.

Fungsi : Menyimpan Data Berat Buah.

Primary Key : id_berat_buah.

Foreign Key : id_komoditas.

Tabel 3.17 Berat Buah

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_berat_buah Integer - Kode Berat Buah Primary Key

Berat_buah float - Ukuran Berat Bauh -

id_komoditas Integer - Kode Komoditas Foreign Key

Page 55: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

91

Q. Tabel Proyeksi.

Fungsi : Menyimpan Beberapa Data Input Dari Investor.

Primary Key : id_proyeksi.

Foreign Key : id_tahun.

Tabel 3.18 Proyeksi.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_ proyeksi Integer - Kode Proyeksi Primary Key

Nama_proyeksi VarChar 50 Nama Proyeksi -

Panjang_lahan float - Panjang Lahan

Investor -

Lebar_lahan float - Lebar Lahan

Investor -

Bulan smallint - Bulan Pilihan

Investor -

Prosentase_borongan Float

(2) -

Prosentase

borongan pekerja -

id_tahun Integer - Kode tahun Foreign Key

R. Tabel Komoditas_Kota_Pilihan.

Fungsi : Menyimpan Komoditas_Kota_Pilihan.

Primary Key : idkmd_kota_pilihan.

Foreign Key : id_komoditas_kota, id_proyeksi.

Tabel 3.19 Komoditas_Kota_Pilihan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

idkmd_kota_pilihan Integer - Kode Proyeksi Primary Key

id_komoditas_kota Integer - Kode

Komoditas_Kota Foreign Key

id_ proyeksi Integer - Kode Proyeksi Foreign Key

Page 56: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

92

S. Tabel Perhitungan.

Fungsi : Menyimpan Data Perhitungan.

Primary Key : id_perhitungan.

Foreign Key : id_jarak_tanam, id_jarak_bedengan, id_benih,

id_pupuk, id_pestisida, id_ Pekerjaan,

id_ Estimasi_Kebutuhan, id_Peralatan, id_resiko,

id_berat_buah, id_kmd_kota_pilihan.

Tabel 3.20 Perhitungan.

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

Id_perhitungan Integer - Kode Perhitungan Primary Key

Total_benih Integer - Total biaya benih -

Total_pupuk Integer - Total biaya pupuk -

Total_pestisida Integer - Total biaya

pestisida -

Total_peralatan Integer - Total biaya

peralatan -

Total_estimasi Integer - Total biaya

estimasi -

Total_pekerjaan Integer - Total biaya

pekerjaan -

Total_modal Integer - Total kebutuhan

modal investasi -

Total_penyusutan Integer - Total kebutuhan

biaya penyusutan -

Total_proyeksi_harga Integer - Proyeksi harga jual -

Jumlah_benih_panen Integer - Total Benih yang

dapat dipanen -

Jumlah_buah_panen Integer - Total buah yang

dapat dipanen -

Rencana_pendapatan Integer - Total rencana

pendapatan -

Total_laba_kotor Integer - Total biaya laba

kotor -

Page 57: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

93

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

Total_laba_bersih Integer - Total biaya laba

bersih -

Total_laba_bersih_stlh_pajak Integer -

Total biaya laba

bersih dikurangi

pajak pendapatan

-

Arus_kas_bersih Integer - Aliran kas bersih -

Total_arus_kas_bersih Integer - Tatal aliran kas

bersih -

Biaya_variabel Integer - Biaya variabel per

unit -

BEP_vol Integer - BEP unit -

BEP_rupiah Integer - BEP dalam rupiah -

ROI Integer - Prosentase ROI -

DF1 Integer - Suku bunga bank -

PV1 Integer - Aliran kas masuk

saat panen (1) -

Total_PV1 Integer - Total PV.AKB (1) -

NPV1 Integer - Nilai Keuntungan

saat panen (1) -

DF1 Integer - Suku bunga

Investor -

PV1 Integer - Aliran kas masuk

saat panen (2) -

Total_PV1 Integer - Total PV.AKB (2) -

NPV1 Integer - Nilai Keuntungan

saat panen (2) -

IRR Integer - Hasil interpolasi

NPV1 dgn NPV2 -

PI Integer - Indeks Nilai

Probabilitas -

id_jarak_tanam Integer - Kode Jarak tanam Foreign Key

id_jarak_bedengan Integer - Kode Jarak

bedengan Foreign Key

id_benih Integer - Kode benih Foreign Key

id_pupuk Integer - Kode Pupuk Foreign Key

Page 58: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

94

Nama Field Type Field

Size Keterangan Constraint

id_pestisida Integer - Kode pestisida Foreign Key

id_ Pekerjaan Integer - Kode Pekerjaan Foreign Key

id_ Estimasi_Kebutuhan Integer - Kode kebutuhan Foreign Key

id_ Peralatan Integer - Kode Peralatan Foreign Key

id_resiko Integer - Kode resiko Foreign Key

id_berat_buah Integer - Kode Berat Buah Foreign Key

Id_kmd_kota_pilihan Integer - Kode Proyeksi Foreign Key

3.2.5 Perancangan Input dan Output (I/O).

Perancangan input dan output merupakan tahap akhir perancangan sistem

dengan membuat sketsa desain antar muka dalam bentuk halaman input dan

output. Perancangan input dibedakan menjadi dua, yaitu rancangan input untuk

akses administrator yaitu berupa akses i/o untuk tabel master dan rancangan input

untuk akses investor yaitu berupa akses i/o untuk tabel transaksi. Berikut ini

penjelasan desain input dan output akses admin dan pengguna.

A. Desain Input Master Kota.

Form Master Kota merupakan desain input yang digunakan untuk

mengelolah data kota lokasi investasi oleh admin.

Gambar 3.14 Desain Input Master Kota.

Page 59: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

95

B. Desain Input Master Komoditas.

Form Master Komoditas merupakan desain input yang digunakan untuk

mengelolah data master macam komoditas investasi oleh admin.

Gambar 3.15 Desain Input Master Komoditas.

C. Desain Input Master Histori Harga.

Form Master Histori Harga merupakan desain input yang digunakan oleh

admin untuk mengelolah data master histori harga investasi tiap kota untuk

masing-masing komoditas.

Gambar 3.16 Desain Input Master Histori Harga.

Page 60: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

96

D. Desain Input Master Jarak Tanam.

Form Master Jarak Tanam merupakan desain input yang digunakan oleh

admin untuk mengelolah data jarak tanam antar tanaman.

Gambar 3.17 Desain Input Master Jarak Tanam.

E. Desain Input Master Jarak Bedengan.

Form Master Jarak Bedengan merupakan desain input yang digunakan

oleh admin untuk mengelolah data jarak bedengan.

Gambar 3.18 Desain Input Master Jarak Bedengan.

F. Desain Input Master Benih.

Form Master Benih merupakan desain input yang digunakan oleh admin

untuk mengelolah data macam benih komoditas investasi.

Page 61: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

97

Gambar 3.19 Desain Input Master Benih.

G. Desain Input Master Pupuk.

Form Master Pupuk merupakan desain input yang digunakan oleh admin

untuk mengelolah data jenis pupuk untuk komoditas.

Gambar 3.20 Desain Input Master Pupuk.

H. Desain Input Master Pestisida.

Form Master Pestisida merupakan desain input yang digunakan oleh

admin untuk mengelolah data jenis pestisida untuk komoditas.

Gambar 3.21 Desain Input Master Pestisida.

Page 62: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

98

I. Desain Input Master Pekerjaan.

Form Master Pekerjaan merupakan desain input yang digunakan oleh

admin untuk mengelolah data jenis pekerjaan selama investasi berlangsung.

Gambar 3.22 Desain Input Master Pekerjaan.

J. Desain Input Master Estimasi Kebutuhan.

Form Master Estimasi Kebutuhan merupakan desain input yang digunakan

oleh admin untuk mengelolah data estimasi kebutuhan yang diperlukan selama

investasi.

Gambar 3.23 Desain Input Master Estimasi Kebutuhan.

K. Desain Input Master Peralatan.

Form Master Peralatan merupakan desain input yang digunakan oleh

admin untuk mengelolah data peralatan yang diperlukan selama investasi.

Page 63: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

99

Gambar 3.24 Desain Input Master Peralatan.

L. Desain Input Master Resiko.

Form Master Resiko merupakan desain input yang digunakan oleh admin

untuk mengelolah data macam-macam resiko yang terjadi selama investasi.

Gambar 3.25 Desain Input Master Resiko.

M. Desain Input/Output Proyeksi Harga Jual.

Form Input/Output Proyeksi Harga Jual merupakan desain input/output

yang digunakan oleh investor (user) untuk memasukkan inisial proyek sesuai

dengan keinginan investor.

Gambar 3.26 Desain Input/Output Proyeksi Harga Jual.

Page 64: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

100

N. Desain Output Biaya Investasi.

Form Output Biaya Investasi merupakan desain output yang digunakan

oleh investor (user) untuk melihat total kebutuhan dan biaya investasi.

Gambar 3.27 Desain Output Biaya Investasi.

O. Desain Input Edit Jarak.

Form Input Edit Jarak merupakan desain input yang digunakan oleh

investor (user) untuk mengubah jarak tanam dan jarak bedengan yang nantinya

akan mempengaruhi total kebutuhan investasi beserta biayanya. Apabila

investor memberikan perubahan pada jarak, maka sistem akan otomatis

mengulang perhitungan biaya investasi.

Page 65: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

101

Gambar 3.28 Desain Input Edit Jarak.

P. Desain Output Biaya Penyusutan.

Form Output Biaya Penyusutan merupakan desain output yang digunakan

oleh investor (user) untuk melihat besarnya penyusutan.

Gambar 3.29 Desain Output Biaya Penyusutan.

Q. Desain Output Rencana Pendapatan.

Form Output Rencana Pendapatan merupakan desain output yang

digunakan oleh investor (user) untuk melihat besarnya rencana pendapatan

yang akan diterima.

Page 66: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

102

Gambar 3.30 Desain Output Rencana Pendapatan.

R. Desain Output Proyeksi Laba Rugi.

Form Output Proyeksi Laba Rugi merupakan desain output yang

digunakan oleh investor (user) untuk melihat besarnya penerimaan laba bersih

setelah pajak.

Gambar 3.31 Desain Output Proyeksi Laba rugi.

S. Desain Output Proyeksi Aliran Kas bersih.

Form Output Proyeksi Aliran Kas merupakan desain output yang

digunakan oleh investor (user) untuk melihat besarnya penerimaan aliran kas

bersih.

Page 67: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

103

Gambar 3.32 Desain Output Proyeksi Aliran Kas Bersih.

T. Desain Output BEP.

Form Output BEP merupakan desain output yang digunakan oleh investor

(user) untuk melihat volume unit yang harus diproduksi ataupun penjualan

yang harus dihasilkan dalam bentuk satuan uang (Rupiah) oleh investor.

Gambar 3.33 Desain Output BEP.

U. Desain Output ROI.

Form Output ROI merupakan desain output yang digunakan oleh investor

(user) untuk melihat besarnya ROI.

Page 68: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

104

Gambar 3.34 Desain Output ROI.

V. Desain Output NPV.

Form Output NPV merupakan desain output yang digunakan oleh investor

(user) untuk melihat besarnya NPV.

Gambar 3.35 Desain Output NPV.

W. Desain Output IRR.

Form Output IRR merupakan desain output yang digunakan oleh investor

(user) untuk melihat besarnya IRR.

Gambar 3.36 Desain Output IRR.

Page 69: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

105

X. Desain Output PI

Form Output PI merupakan desain output yang digunakan oleh investor

(user) untuk melihat besarnya persentase PI.

Gambar 3.37 Desain Output PI.

Y. Desain Output Skoring dan Rekomendasi.

Form Output Skoring dan Rekomendasi merupakan desain output yang

digunakan oleh investor (user) untuk melihat hasil perbandingan dan skoring

kelayakan investasi antar komoditas.

Gambar 3.38 Desain Output Skoring dan Rekomendasi.

3.2.6 Desain Uji Coba.

Desain uji coba bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi telah dibuat

dengan benar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang diharapkan. Kekurangan

Page 70: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

106

atau kelemahan sistem pada tahap ini akan dievaluasi. Proses pengujian

menggunakan black box testing yaitu aplikasi akan diuji dengan melakukan

berbagai percobaan untuk membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat sudah

sesuai dengan tujuan. Uji coba yang akan dilakukan antara lain:

A. Uji coba fungsi aplikasi.

B. Uji coba fungsi perhitungan.

C. Uji coba kompatibilitas aplikasi.

A. Uji Coba Fungsi Aplikasi.

Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi dari aplikasi

web Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis

Hortikultura On-Season telah berjalan dengan baik. Setiap fitur yang disediakan

akan diuji hasilnya sesuai dengan tabel test case. Desain uji coba fungsi aplikasi

adalah sebagai berikut :

1. Desain Uji Coba Fungsi Rencana Pendapatan.

Fungsi rencana pendapatan digunakan untuk mengetahui bisa atau

tidaknya suatu sistem dalam menghasilkan laporan rencana pendapatan. Pada

uji coba fungsi rencana pendapatan dapat dilakukan dengan cara memasukkan

beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba fungsi rencana

pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21 Desain Uji Coba Fungsi Rencana Pendapatan.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

1

Memastikan aplikasi dapat

menampilkan hasil

perhitungan anggaran

Memasukan data kota

pilihan, komoditi

pilihan, lebar lahan,

Tampilnya

laporan rencana

pendapatan

Page 71: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

107

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

keuangan berupa laporan

rencana pendapatan

panjang lahan, bulan

dan tahun investasi

2. Desain Uji Coba Fungsi Proyeksi Laba Rugi.

Fungsi proyeksi laba rugi digunakan untuk mengetahui bisa atau

tidaknya suatu sistem dalam menghasilkan laporan proyeksi laba rugi. Pada

uji coba fungsi proyeksi laba rugi dapat dilakukan dengan cara memasukkan

beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba proyeksi laba

rugi dapat dilihat pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22 Desain Uji Coba Fungsi Proyeksi Laba Rugi.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

2

Memastikan aplikasi dapat

menampilkan hasil

perhitungan anggaran

keuangan berupa laporan

proyeksi laba rugi

Memasukan data kota

pilihan, komoditi

pilihan, lebar lahan,

panjang lahan, bulan dan

tahun investasi

Tampilnya

laporan

proyeksi laba

rugi

3. Desain Uji Coba Fungsi Proyeksi Aliran Kas.

Fungsi proyeksi aliran kas digunakan untuk mengetahui bisa atau

tidaknya suatu sistem dalam menghasilkan laporan proyeksi aliran kas. Pada

uji coba fungsi proyeksi aliran kas dapat dilakukan dengan cara memasukkan

beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba fungsi proyeksi

aliran kas dapat dilihat pada Tabel 3.23.

Page 72: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

108

Tabel 3.23 Desain Uji Coba Fungsi Proyeksi Aliran Kas.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

3

Memastikan aplikasi dapat

menampilkan hasil

perhitungan anggaran

keuangan berupa laporan

proyeksi aliran kas

Memasukan data kota

pilihan, komoditi

pilihan, lebar lahan,

panjang lahan, bulan

dan tahun investasi

Tampilnya

laporan proyeksi

aliran kas

4. Desain Uji Coba Fungsi Kelayakan Investasi.

Fungsi kelayakan investasi digunakan untuk mengetahui bisa atau

tidaknya suatu sistem dalam menghasilkan laporan kelayakan investasi. Pada

uji coba fungsi kelayakan investasi dapat dilakukan dengan cara memasukkan

beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba fungsi

kelayakan investasi dapat dilihat pada Tabel 3.24.

Tabel 3.24 Desain Uji Coba Fungsi Kelayakan Investasi.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

4

Memastikan aplikasi dapat

menampilkan hasil

perhitungan kelayakan

investasi berupa laporan

kelayakan investasi

Memasukan data kota

pilihan, komoditi

pilihan, lebar lahan,

panjang lahan, bulan

dan tahun investasi

Tampilnya

laporan

kelayakan

investasi

5. Desain Uji Coba Fungsi Perbandingan Kelayakan.

Fungsi perbandingan kelayakan digunakan untuk mengetahui bisa atau

tidaknya suatu sistem dalam menghasilkan laporan rekomendsai komoditas.

Pada uji coba perbandingan kelayakan dapat dilakukan dengan cara

Page 73: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

109

memasukkan beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba

fungsi perbandingan kelayakan dapat dilihat pada Tabel 3.25.

Tabel 3.25 Desain Uji Coba Fungsi Perbandingan Kelayakan.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

5

Memastikan aplikasi dapat

menampilkan hasil

perhitungan kelayakan

investasi berupa laporan

rekomendasi komoditas

Memasukan data kota

pilihan, komoditi

pilihan, lebar lahan,

panjang lahan, bulan

dan tahun investasi

Tampilnya

laporan

rekomendasi

komoditas

B. Uji Coba Fungsi Perhitungan.

Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi dari aplikasi

web Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis

Hortikultura On-Season telah berjalan dengan benar. Setiap fitur yang disediakan

akan diuji hasilnya sesuai dengan tabel test case. Desain uji coba fungsi aplikasi

adalah sebagai berikut :

1. Desain Uji Coba Perhitungan Rencana Pendapatan.

Perhitungan rencana pendapatan digunakan untuk mengetahui

kesesuaian suatu sistem dalam menghasilkan laporan rencana pendapatan.

Pada uji coba perhitungan rencana pendapatan dapat dilakukan dengan cara

memasukkan beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba

perhitungan rencana pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3.26.

Page 74: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

110

Tabel 3.26 Desain Uji Coba Perhitungan Rencana Pendapatan.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

6 Tambah

Perhitungan

Memasukan data kota

pilihan, komoditi pilihan,

lebar lahan, panjang

lahan, bulan dan tahun

investasi

Hasil perhitungan pada

laporan rencana

pendapatan yang

tertampil telah sesuai

7 Merubah Data

(Update/Edit)

Merubah salah satu data

inisial proyek

Hasil perhitungan pada

laporan rencana

pendapatan yang

tertampil telah berubah

dan sesuai

2. Desain Uji Coba Perhitungan Proyeksi Laba Rugi.

Perhitungan laba rugi digunakan untuk mengetahui kesesuaian suatu

sistem dalam menghasilkan laporan proyeksi laba rugi. Pada uji coba

perhitungan proyeksi laba rugi dapat dilakukan dengan cara memasukkan

beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba perhitungan

proyeksi laba rugi dapat dilihat pada Tabel 3.27.

Tabel 3.27 Desain Uji Coba Fungsi Proyeksi Laba Rugi.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

8 Tambah

Perhitungan

Memasukan data kota

pilihan, komoditi pilihan,

lebar lahan, panjang lahan,

bulan dan tahun investasi

Hasil perhitungan pada

laporan proyeksi laba

rugi yang tertampil telah

sesuai

9 Merubah Data

(Update/Edit)

Merubah salah satu data

inisial proyek

Hasil perhitungan pada

laporan proyeksi laba

rugi yang tertampil telah

berubah dan sesuai

Page 75: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

111

3. Desain Uji Coba Perhitungan Proyeksi Aliran Kas.

Perhitungan proyeksi aliran kas digunakan untuk mengetahui

kesesuaian suatu sistem dalam menghasilkan laporan proyeksi aliran kas.

Pada uji coba perhitungan proyeksi aliran kas dapat dilakukan dengan cara

memasukkan beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba

perhitungan proyeksi aliran kas dapat dilihat pada Tabel 3.28.

Tabel 3.28 Desain Uji Coba Perhitungan Proyeksi Aliran Kas.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

10 Tambah

Perhitungan

Memasukan data kota

pilihan, komoditi pilihan,

lebar lahan, panjang

lahan, bulan dan tahun

investasi

Hasil perhitungan pada

laporan proyeksi aliran

kas yang tertampil telah

sesuai

11 Merubah Data

(Update/Edit)

Merubah salah satu data

inisial proyek

Hasil perhitungan pada

laporan proyeksi aliran

kas yang tertampil telah

berubah dan sesuai

4. Desain Uji Coba Perhitungan Kelayakan Investasi.

Perhitungan kelayakan investasi digunakan untuk mengetahui

kesesuaian suatu sistem dalam menghasilkan laporan kelayakan investasi.

Pada uji coba perhitungan kelayakan investasi dapat dilakukan dengan cara

memasukkan beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba

perhitungan kelayakan investasi dapat dilihat pada Tabel 3.29.

Page 76: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

112

Tabel 3.29 Desain Uji Coba Perhitungan Kelayakan.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

12 Tambah

Perhitungan

Memasukan data kota

pilihan, komoditi pilihan,

lebar lahan, panjang

lahan, bulan dan tahun

investasi

Hasil perhitungan pada

laporan kelayakan

investasi yang tertampil

telah sesuai

13 Merubah Data

(Update/Edit)

Merubah salah satu data

inisial proyek

Hasil perhitungan pada

laporan kelayakan

investasi yang tertampil

telah berubah dan sesuai

5. Desain Uji Coba Perhitungan Perbandingan Kelayakan.

Perhitungan perbandingan kelayakan digunakan untuk mengetahui

kesesuaian suatu sistem dalam menghasilkan laporan rekomendsai komoditas.

Pada uji coba perbandingan kelayakan dapat dilakukan dengan cara

memasukkan beberapa kriteria inisial proyek oleh investor. Desain uji coba

perhitungan perbandingan kelayakan dapat dilihat pada Tabel 3.30.

Tabel 3.30 Desain Uji Coba Perhitungan

Perbandingan Kelayakan.

Test

Case

ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

14 Tambah

Perhitungan

Memasukan data kota

pilihan, komoditi pilihan,

lebar lahan, panjang

lahan, bulan dan tahun

investasi

Hasil perhitungan pada

laporan rekomendasi

komoditas yang tertampil

telah sesuai

15 Merubah Data

(Update/Edit)

Merubah salah satu data

inisial proyek

Hasil perhitungan pada

laporan rekomendasi

komoditas yang tertampil

telah berubah dan sesuai

Page 77: BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMrepository.dinamika.ac.id/id/eprint/1600/5/BAB_III.pdf · dikembangkan beserta hasil analisisnya. 3.2.2 Model Pengembangan Sistem. Model yang

113

C. Uji Coba Kompatibilitas Aplikasi.

Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompatibilitas

aplikasi. Uji coba ini akan dilakukan dengan menjalankan aplikasi ini pada

beberapa tipe browser yang telah ditentukan dan database server Rancang

Bangun Aplikasi Analisis Kelayakan Investasi Agribisnis Hortikultura On-

Season. Browser yang digunakan yaitu, Mozilla firefox v35.0, Google Chrome

v39.0, dan Internet Explorer v11. Versi browser yang digunakan tersebut adalah

versi update terbaru per tanggal 14 Januari 2015 sesuai dengan tipe browser

masing-masing. Desain test case dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 3.31.

Tabel 3.31 Desain Test Case Kompatibilitas Aplikasi

Test

Case ID Tujuan Input Output yang diharapkan

16

Mengetahui

tingkat

kompatibilitas

aplikasi

Menjalankan proses

yang ada pada aplikasi

pada beberapa tipe web

brwoser yang telah

ditentukan

Semua proses yang ada

dapat dijalankan dengan

baik pada beberapa tipe

web brwoser yang

diujikan