Upload
phamngoc
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
DATA PROYEK & PERHITUNGAN VOLUME
3.1 Data Umum Proyek
Lokasi penelitian berada di gedung Pusat Laboratotium Komputer Terpadu
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1. Nama proyek : Proyek UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2. Lokasi Proyek : Jl. A.H Nasution Bandung
Gambar 3.1 Lokasi Proyek
35 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Site Plan Proyek UIN Sunan Gunung Djati
3. Pemilik (owner) : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
4. Konsultan Perencana : PT. Deta Decon
5. Konsultan Pengawas : PT.Biro Insinyur Exakta
6. Kontraktor : PT Pembangunan Perumahan (Persero)
36 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Data Teknis Proyek
Gambar 3.3 Rencana Gedung H-Pusat Laboratorium Komputer Terpadu
1. Kontrak Tertanggal : September 2012
2. Luas Bangunan : 4.513 m2
3. Jumlah Lantai : 4 Lantai
4. Tipe Bangunan : Gedung Kuliah
5. Struktur Bangunan : Beton Bertulang
6. Tangga : Tangga Beton
7. Lama pekerjaan : 7 bulan
8. Mutu Beton : - Struktur : K-300
- Pondasi : K-250
9. Sistem Pelelangan : Terbuka
10. Sumber Dana : IDB , GOI
3.3 Ruang Lingkup Proyek
37 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses pelaksanaan proyek merupakan realisasi dari rangkaian kegiatan
pada tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap perekayasaan dan
perancangan (engineering and design), dan tahap pelelangan (procurement).
Selain itu juga diperlukan suatu jadwal pelaksanaan proyek yang akan
mengatur semua kegiatan-kegiatan selama pelaksanaan proyek. Hal lain yang
juga sangat penting dalam proses pelaksanaan proyek adalah penentuan
metoda pelaksanaan. Suatu metoda pelaksanaan akan menentukan cara kerja
dalam proses konstruksi yang paling tepat sehingga akan didapatkan hasil
kerja yang optimal dan baik. Metoda pelaksanaan harus dipilih dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi lapangan, jenis pekerjaan,
waktu yang tersedia, volume pekerjaan, serta biaya yang dialokasikan.
Tahap pelaksanaan ini dilakukan setelah surat perintah kerja (SPK)
dikeluarkan dan dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak. Pada tahap
pelaksanaan terjadi pengerahan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
Sebelum proyek dilaksanakan, perlu dibentuk suatu struktur organisasi
pelaksana konstruksi sehingga terlihat hubungan dan tanggung jawab
diantaranya. Dengan adanya kejelasan hubungan dan kejelasan dan tanggung
jawab maka akan memudahkan pengawasan terutama terhadap orang-orang
yang terlibat langsung di lapangan.
Sebuah proyek umumnya menghasilkan produk tunggal, tetapi produk
tersebut dapat meliputi komponen tambahan, masing-masing dengan produk
yang saling terpisah tetapi saling bergantung. Sebagai contoh, sebuah sistem
telepon baru umumnya akan mencakup empat bagian komponen – perangkat
keras, perangkat lunak, pelatihan, dan implementasi.
Penyempurnaan ruang lingkup proyek diukur terhadap rencana proyek,
tetapi penyelesaian lingkup produk diukur terhadap persyaratan produk.
Kedua jenis manajemen ruang lingkup harus terintegrasi dengan baik untuk
memastikan bahwa pekerjaan proyek akan menghasilkan penyerahan produk
tertentu.
38 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Gambar Pelaksanaan
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang
dipakai untuk acuan pelaksaan suatu pekerjaan. Tujuan dibuatnya gambar
kerja agar gambar bisa dibaca oleh pelaksana dilapangan tanpa ada kesalahan.
Gambar shop drawing meliputi pekerjaan awal, seperti : pembuatan pondasi,
sloof dan kolom sampai pekerjaan rangka atap
Tahap pembangunan gedung mengalami perubahan baik material
maupun dimensi, unuk perubahan dimensi terjadi pada pondasi, pile cap dan
tie beam ini dikarenakan adanya masalah pada kondisi tanah, untu perubahan
material hanya terjadi pada penutup atap saja,. Untuk lebih jelasnya bisa di
lihat perubahan-perubahan yang terjadi antara lain :
a. Pondasi
Pondasi Bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam.
Perhitungan volume pondasi dilakukan untuk menentukan banyaknya
tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang
diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang
diperlukan untuk pekerjaan pondasi bore pile tersebut.
Shop Drawing
39 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5 Denah Pondasi
A
B
1 4 5 7
6 7 8 9 10 11 12 131 2 3 5
B
P3-A
P2
P2 P2 P2 P2
P2
P2
P2
P2 P2P2P2P3-A
P2
P4-B
P3-B
P3-B
P3-B
P3-B P3-B P3-B P3-B P3-B P3-B
P3-B P3-B P3-BP4-B
P2 P2
14
A
P1 P1
P3-B
P3-B
P4-B P4-B P4-B
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P3-A
P7-B P3-A P3-A
P3-A P3-A P3-A P3-A P3-A
P3-A P3-A P3-A P3-A P3-A
15
P3-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P4-B
P3-A
P3-A P3-A
P3-A P3-A
P3-A P3-A
P3-A P3-A
P3-A P3-A
P7-B
1 2
34
56
108
117
1213
1415
1617
1819
2120
2322
2425
2726
28 29 30
31 32 33
34 35 36
37 38 39
40 41 42
444345 46
47
48 49
50
52 53
51
55
54
56
57 58
59
6160
6263
64
6566
67
6869
70
7172
73
7475
76
7877
79
80 81
82
83
84 85
86
87 88
89 90
91
93
94 95
96
97
9998
100
101 102
103
104
105
107106
108
110109
111
114113
112
116115
117
118119
120
121 122
92
173 174
171170
169172
168167
166165
163162
161164
159158
157160
155156
153154
150151
152149
148147
146
144 145
143
142
140 141
139
137 138
136
123 124
125
126 127
128
129
130 131
132
133 134
135
175
176
177
178 179
180
181
182 183
184
185
186
204
203
202
199198
195
200
196
201
197
194
192 193
191
190
189
187 188
205
206
207
208
209
210 211
212
213 214
215
217216
218
219
220
221
222 223
224
225
226
227
228
229
230
231232
233
234 235
236
237
238
239 240
241
242
243
244 245
246
247
248 249
250
251
252
253
254
255
257256
258259
260
261
262 263
264
265
266
267
268
269
270
40 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6 Detail Pondasi
Banyaknya pondasi
270 tiang
Diameter tulangan yang di pakai
Besi ø 13 dan besi ø 8
120 120105
PC-3B
120
70
80TB2-A
105
Double Brick Wall
(surrounding building)20
50
TB1 TB1
C-1 C-3
7
10
40
70
7
10
40
TB2 TB2TB2
Double Brick Wall
Brick Wall
104
120
120
104130
104
120
120
104
105
120
120
120
41 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
As Built Drawing
Gambar 3.7 Denah Pondasi
A
B
1 4 5 7
6 7 8 9 10 11 12 131 2 3 5
B
PS1
PS2 PS2 PS2 PS2
PS2
PS2
PS2
PS2PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1 PS1 PS1 PS1 PS1 PS1
PS1 PS1 PS1PS1
PS2 PS2
14
A
PS1
PS1
PS1 PS1 PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1 PS1 PS1
PS1 PS1 PS1 PS1 PS1
PS1 PS1 PS1 PS1 PS1
15
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1
PS1 PS1
PS1 PS1
PS1 PS1
PS1 PS1
PS1 PS1
PS1
PS1
PS2 PS2
PS1
PS1PS1 PS1
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
14
15
16 17
13
PS1
12
9
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39 40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54 55
56
57
58 59
60
62
63
64 65
66
67
61
68
69 70
71
90
72
73
74 75
76
77
78
91 92
79
80
81 82
83
84
85 86
87
88
89
A
6 7 8 9 10 11 12 131 2 3 5
PS2 PS2
14
A
15
WORK FL. T=5CM
SAND FILL T=10CM
BORED PILE Ø120CM
MAIN REBARS 10D13
CUT OF LEVEL
SOILVERY DENSE
MIN. 7 CM
STIRRUPS REBARS Ø8ADDITIONAL SPIRAL
WORK FL. T=5CM
SAND FILL T=10CM
BORED PILE Ø80CM
MAIN REBARS 10D13
CUT OF LEVEL
SOILVERY DENSE
MIN. 7 CM
STIRRUPS REBARS Ø8ADDITIONAL SPIRAL
18D16 10D1618D16 10D16
1
2
3
4
SP Ø 8 - 125 SP Ø 8 - 200
SP Ø 8 - 125 SP Ø 8 - 200
42 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8 Detail pondasi
Pembesian
Besi yang di pakai untuk pondasi ini berukuran ø 8 dan ø 16
b. Pile Cap dan Tie Beam
Pile cap merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai
penyalur beban atas (kolom, balok, & pelat) ke beban bawah (pondasi),
sedangkan tie beam merupakan komponen struktur yang berfungsi
sebagai pengikat antar pile cap. Perhitungan volume pile cap dan tie
beam dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang
dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam(
m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan
untuk pekerjaan pile cap dan tie beam tersebut.
Pembangunan Gedung Pusat Laboratotium Komputer Terpadu
UIN Sunan Gunung Djati menggunakan 1 bentuk pile cap, yaitu bentuk
persegi/kotak, dan persegi panjang yang besarnya disesuaikan dengan
beban-beban yang akan dipikulnya, poer ini disambungkan langsung
dengan pondasi dengan cara menggali terlebih dahulu pondasi tiang
pancang sampai kedalaman poer yang telah ditentukan dengan ukuran
yang telah ditentukan pula, dimana satu poer ini dapat terdiri dari
beberapa titik pondasi yang akan memikul beban yang disalurkan
diatasnya. Setelah penggalian dan pembongkaran sisa pondasi tiang
pancang selesai maka dipasanglah bekisting menggunakan pasangan
batako. Tulangan D-13, D-16 D-19 (Pile Cap ) dan Tulangan D-12,
D-13 (Tie Beam )
43 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shop Drawing
As Built Drawing
40
Structural Dilatation 5 cm
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-3 TB-2
PC2 PC2 PC2PC2
TB-2 TB-3 TB-2
TB
-1T
B-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2
TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
PC
2
TB-1
TB-1
TB-1T
B-2
PC
2
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
PC
-7B
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2
TB
-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2
TB
-2P
C-3
AP
C-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
PC
2P
C2
TB
-2T
B-2
PC
2P
C2
PC
2P
C2
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1 TB-1
TB-1 TB-1
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
PC-3B
PC2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-4
TB-1
TB-1
TB
-1
TB-2 TB-2
PC1
PC-3B
PC-3B
PC-4B
TB-1
PC-3B
PC
-4B
PC
-3B
PC
-3B
PC
2T
B1
TB
1
PC
-3B
TB-3
TB-3
TB-3
TB-3
TB-3
185
TB-2
TB
-2
TB
-2T
B-2
TB
-2
TB
-1
TB-1
TB
-1
TB-1
PC
1
PC
1
TB
-3
185
PC
-2
TB
-1
Structural
Dilatation 5 cm
Strairs
Wall
TB-4
TB-4
TB-4
TB-4
TB-1 TB-1
TB
-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
PC
2
TB-2
PC
-3B
TB-1TB-1TB-1TB-1TB-1 TB-1
PC-3B PC-3B PC-3B PC-3B PC-3BTB-1TB-1TB-1TB-1TB-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1
A
300
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
300
165
165
800
300
165
800
200400400 400400400 400 400400400 400 400300165
145
A
B B
165 800 300 165800
1 4 5 7
A
145
6 7 8 9 10 11 12 131 2 3 5 14
120 105
Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)
PC
-2
PC
-2
TB
-1
PC
-2
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB140
5
TB1
TB-1
PC-3B
PC-3B
TB
-2
TB-1
TB-1
7
10
40
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-7B
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
15
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
PC
-3A
TB-1
PC
-4B
PC
-4B
PC
-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
TB
-1
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-4B
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
PC-3A
ST.H-02
BST.H-02
SOIL
Brick Wall
18D16 10D1618D16 10D16
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-3 TB-2
PC2 PC2 PC2PC2
TB-2 TB-3 TB-2
TB
-1T
B-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2
TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2 TB-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
PC
2
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2P
C2
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2
TB
-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
PC
-1
PC-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB
-2T
B-2
PC2
TB
-2T
B-2
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1
TB-1TB-1
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-3
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
PC-1A
PC1
TB-1
TB-1
TB-1
TB-4
TB-1
TB-1
TB
-1
TB-2 TB-2
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1A
TB
1
TB
1
TB-3
TB-3
TB-3
TB-3
TB-3
TB-2
TB
-2
TB
-2T
B-2
TB
-2
TB
-1
TB-1
TB
-1
TB-1
PC2
TB
-3
PC-1
TB
-1
Structural
Dilatation 5 cm
Strairs
Wall
TB-4
TB-4
TB-4
TB-4
TB-1 TB-1
TB
-2
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB
-1
TB-2TB-1TB-1TB-1TB-1TB-1 TB-1
PC-1A PC-1A PC-1A PC-1A PC-1ATB-1TB-1TB-1TB-1TB-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1
A
B B
1 4 5 7
A
6 7 8 9 10 11 12 131 2 3 5 14
Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)
Double Brick Wall
(surrounding building)
PC-1 PC-1
TB
-1
PC-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB
-1T
B-1
TB-1
PC-1A
PC-1A
TB
-2
TB-1
PC
-1
PC
-1
PC-1
PC
-1
15
TB-1
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1A
TB
-1
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1A
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
B
PC-1 PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1
PC-1 PC-1
PC-1 PC-1PC-1 PC-1 PC-1 PC-1 PC-1PC-1 PC-1 PC-1 PC-1
PC-1 PC-1
PC-2A PC-2A
PC2
PC-1A PC-1A PC-1A PC-1A PC-1A PC-1A PC-1A
PC-1
TB-1
PC-1
PC2
PC2
PC2
PC1
PC3
SR-H 001D
CSR-H 001C
ASR-H 001D
DSR-H 001C
PC3
44 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.9 Detail Pile Cap dan Tie Beam
3.5 Perhitungan Volume Pondasi
a. Perhitungan volume cor
Perhitungan volume cor beton pada pekerjaan pondasi bore pile
yaitu dengan menggunakan (Persamaan 2.2). berikut perhitungan cor
beton pada pekerjaan pondasi bore pile :
Data yang di dapat dari lapangan :
Diameter pondasi = 1,2 m
Tingggi pondasi = 2,5 m
Jumlah = 89 titik pondasi
Volume beton = 3,14 x 0,62 x 2,5 x 89 = 251,514 m
3
b. Perhitungan Volume Tulangan pada Pekerjaan Pondasi
Perhitungan volume tulangan pada pekerjaan pondasi bore pile
yaitu dengan menggunakan (persamaan 2.3). berikut perhitungan tulangan
pada pekerjaan pondasi bore pile (lampiran 1. lembar gambar: pile layout
detail pile)..
Di dapat data dari lapangan sebagai berikut :
Diameter pondasi = 1,2 m
Tingggi pondasi = 2,5 m
Jumlah = 89 titik pondasi
Decking beton = 7 cm
Kait = 6D
Overlap tulangan = 35 D
Koefisien berat = SNI SNI 07-2052-2002
45 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip / Ulir
(Sumber: SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton)
Panjang tulangan
∅ 16
Overlap tulangan = 35 x 0,016 = 0,56 m
Jumlah = 18 buah tulangan pada 1 buah pondasi
Koefisien berat = 1,578
Panjang tulangan = (2,5 + 0,56) x 18 x 89 = 4902,12 m
Volume tulangan = 4902,12 x 1,578 =7735,54 Kg
∅ 8
2,5 m
46 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Decking beton = 0,07 m
Koefisien berat = 0,395 m
Jarak sengkang
atas = 100 cm = ∅8-125
bawah = 150 cm = ∅8-200
Jumlah sengkang = atas = = 8
= bawah = = 7,5
Jumlah sengkang = 8 + 7,5 = 15 buah
Diameter sengkang = 1,2 – (2 x 0,7) = 1,06 m
Panjang sengkang = 2.π.r
= 2 x 3,14 x 0,53 = 3,3284 m
Panjang tulangan = 3,3284 x 15 x 89 = 4443,414 m
Volume tulangan = 4443,414 x 0,395 =1755,1 kg
3.6 Perhitungan Volume Pile Cap
a. Pile Cap
Pile Cap adalah elemen konstruksi yang berfungsi menyatukan antara
pondasi satu dengan pondasi lainya sehingga beban yang di pikul untuk
tiap pondasi merata. Pada proyek ini terdapat beberapa tipe pile cap yang
digunakan (lampiran 1. Lembar gambar: denah pile cap & tie beam plan
dan lembar gambar: section pile cap & detail tie beam), yaitu:
Tipe Pc -1 = 155 X 155 X 70 cm
Tipe Pc -2 = 200 x 80 x 80 cm
Tipe Pc-3a = 200 x 184 x 80 cm
Pc-3b = 305 x 80 x 80 15 cm
Pc-4b = 314 x 200 x 80 cm
Pc-7b = 409 x 200 x 80 cm
47 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Perhitungan Volume Bekisting pada Pekerjaan Pile Cap
Perhitungan volume bekisting pada pekerjaan pile cap yaitu dengan
menggunakan (persamaan 2.4). berikut perhitungan bekisting pada
pekerjaan pile cap :
Sampel : perhitungan pile cap tipe PC-1
Panjang pile cap = 1,55 m
Lebar pile cap = 1,55 m
Tinggi pile cap = 0,7 m
Jumlah = 40 buah pile cap
Volume bekisting = 1,55 x [1,55 + (40 x 0,7)] + (1,55 x 1,55)
x 40 = 141,9025 m2
c. Perhitungan Volume Beton pada Pekerjaan Pile cap
Berikut perhitungan cor beton pada pekerjaan pile cap :
Sampel : perhitungan pile cap tipe PC-1
Panjang pile cap = 1,55 m
Lebar pile cap = 1,55 m
Tinggi pile cap = 0,7 m
Jumlah = 40 buah pile cap
Volume beton = 1,55 x 1,55 x 0,7 x 40 = 67,27 m3
d. Perhitungan Volume Tulangan pada Pekerjaan Pile Cap
Berikut perhitungan tulangan pada pekerjaan pile cap :
Sampel : perhitungan pile cap tipe PC-1, 155 x 155 x 70 cm
Panjang pile cap = 1,55 m
Lebar pile cap = 1,55 m
Tinggi pile cap = 0,7 m
Jumlah = 40 buah pile cap
Decking beton = 5 cm
Kait = 6 D
48 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.7
0.6
3
Overlap tulangan = 35 D
Koefisien berat = 1,578
a = 2,5 D
LA = 35 D
Panjang tulangan
∅ 16
Jumlah = 20 buah tulangan pada 1 buah pile cap
Koefisien berat = 1,578
a = 0,0325 m
Tinggi = 2 x [ x tpile cap + a – decking beton]
= 2 x [ x 0,7 + 0,0325– 0,05 ] = 0,665 m
Lebar = lpile cap – decking beton
= 1,55 – (2x0,05)
= 1,45 m
Panjang tulangan = (0,665 + 1,45) x 20 x 40 = 1692 m
Volume tulangan = 1692 x 1,578 = 2669,976 Kg
∅ 19
Jumlah = 20 buah tulangan pada 1 buah pile cap
Koefisien berat = 2,226
LA = 0,38 m
Tinggi = 2 x [ x tpile cap + LA – decking beton]
1,45
0,3325
49 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.7
= 2 x [ x 0,7 + 0,38 – 0,05 ] = 1,36 m
Lebar = lpile cap – decking beton
= 1,55 – 0,05
= 1,5 m
Panjang tulangan = (1,36 + 0,7) x 20 x 40 = 1648 m
Volume tulangan = 1648 x 2,226 = 3668,448 Kg
∅12
Jumlah = 4 buah tulangan pada 1 buah pile cap
Koefisien berat = 0,888
Lebar = lpile cap – deging beton
= 0,8 – 0,05 = 0,7 m
Panjang tulangan = 0,7 x 4 x 2 = 5,6 m
Volume tulangan = 5,6 x 0,888 = 4,97 Kg
3.7 Perhitungan Volume Tulangan Tie Beam
Tie beam adalah elemen konstruksi yang berfungsi sebagai penyalur
beban bangunan sekaligus sebagai pendukung beban-beban yang ada
diatasnya, yaitu berat sendiri kolom, beban balok, beban plat lantai, serta
beban atap. Tie beam berfungsi untuk menyalurkan beban ke pondasi yang
untuk kemudian diteruskan ke tanah keras secara merata.
TB 1 = 25 x 40cm
TB 2 = 40 x 60 cm
TB 3 = 40 x 50 cm
TB 4 = 20 x 30 cm
Tb 5 = 15 x 25 cm
50 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Perhitungan Volume Bekisting pada pekerjaan Tie Beam
Berikut perhitungan bekisting pada pekerjaan tie beam :
Sampel : perhitungan tie beam tipe TB-1
Panjang tie beam = 5 m
Lebar tie beam = 0,25 m
Tinggi tie beam = 0,40 m
Jumlah = 52 panjang tie beam yang sama
Volume bekisting = 5 x [ 0,25 + (2 x 0,40) ] = 5,25 m2
b. Perhitungan Volume Beton pada Pekerjaan Tie Beam
Berikut perhitungan cor beton pada pekerjaan tie beam :
Sampel : perhitungan tie beam tipe TB-1
Panjang tie beam = 5 m
Lebar tie beam = 0,25 m
Tinggi tie beam = 0,40 m
Jumlah = 118 panjang tie beam yang sama
Volume beton = 5 x 0,25 x 0,40 x 118 = 4 m3
c. Perhitungan Volume Tulangan pada pekerjaan Tie Beam
Berikut perhitungan tulangan pada pekerjaan tie beam :
Sampel : perhitungan tie beam tipe TB-1
Panjang tie beam = 4 m
Lebar tie beam = 0,25 m
Tinggi tie beam = 0,40 m
Jumlah = 118 panjang tie beam yang sama
Decking beton = 3 cm
Kait = 6 D
51 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.54
0.34
0.4
4
0.06
Overlap tulangan =35 D
Koefisien berat = 1,578
∅ 16
Jumlah = 8 buah tulangan pada 1 bentang tie beam
Koefisien berat = 1,578
Overlap tulangan = 0,77 m
Panjang tie beam = 4 m
Panjang tulangan = [4 + (2 x 0,77)] x 8 x 118 = 5229,76 m
Volume tulangan = 2304,64 x 1,578 = 8252,56 Kg
∅ 10
Koefisien berat = 0,627
Panjang tie beam = 4 m
Kait = 0,06 m
Jarak sengkang = ∅10-150
Jumlah sengkang = = 26 buah
Tinggi = 2 x [ttie beam – (2 x decking beton)]
= 2 x [0,4 - (2 x 0,03) ]
= 0,68 m
Lebar = 2 x [ltie beam – (2 x decking beton)]
= 2 x [0,25 - (2 x 0,03) ]
= 0,38 m
52 Asep Kurniawan, 2014 STUDI EVALUASI PERUBAHAN VOLUME RENCANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Panjang tulangan = [0,68 + 0,38 + (2 x 0,06)] x 26 x 118
= 3288,896 m
Volume tulangan = 3288,896 x 0,627 =2062,137 Kg