25
40 BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngada Kabupaten Ngada terbentuk pada tahun 1958, melalui Undang-undang No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini merupakan gabungan 3 (tiga) buah Swapraja yaitu Swapraja Ngadha, Swapraja Nagekeo dan Swapraja Riung sehingga corak budaya dan ragam sosial yang dimiliki sangat bervariasi yang juga memberikan ciri dan corak khusus pada perilaku masyarakatnya.Dari aspek historis pemerintahan, sebelum pembentukan Desa-desa gaya baru, wilayah jenjang pemerintahan di Kabupaten Ngada dikenal Swapraja dengan membawahi beberapa hamente sebagai berikut, 1) Ngada Bawa, 2) Wogo, 3) Inerie 1, 4) Inerie 2, 5) Naru, 6) Langa, 7) Mangulewa, 8) Soa, 9) Susu, 10) Kombos. Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Ngada Tenggara Timur, Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama Khatolik, Islam, Hindu, Budha. Untuk mata pencaharian penduduk Ngada adalah nelayan, wiraswasta, pegawai negeri sipil (PNS), dsn petani seperti: (petani kopi, kakao, jambu mete, kemiri, kelapa, cengkeh, vanili, dan marica, dll). Kabupaten Ngada memiliki 9 kecamatan, pada masyarakat Ngada, terciptanya hubungan kekeluargaan yang sangat baik dan erat sekalipun ada perbedaan keyakinan diantara masyarakat Ngada tetapi hubungan kekeluargaan sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

40

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum Kabupaten Ngada

Kabupaten Ngada terbentuk pada tahun 1958, melalui Undang-undang No. 69

Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kabupaten ini merupakan gabungan 3 (tiga) buah Swapraja yaitu Swapraja

Ngadha, Swapraja Nagekeo dan Swapraja Riung sehingga corak budaya dan

ragam sosial yang dimiliki sangat bervariasi yang juga memberikan ciri dan corak

khusus pada perilaku masyarakatnya.Dari aspek historis pemerintahan, sebelum

pembentukan Desa-desa gaya baru, wilayah jenjang pemerintahan di Kabupaten

Ngada dikenal Swapraja dengan membawahi beberapa hamente sebagai berikut,

1) Ngada Bawa, 2) Wogo, 3) Inerie 1, 4) Inerie 2, 5) Naru, 6) Langa, 7)

Mangulewa, 8) Soa, 9) Susu, 10) Kombos.

Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Ngada

Tenggara Timur, Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama

Khatolik, Islam, Hindu, Budha. Untuk mata pencaharian penduduk Ngada adalah

nelayan, wiraswasta, pegawai negeri sipil (PNS), dsn petani seperti: (petani kopi,

kakao, jambu mete, kemiri, kelapa, cengkeh, vanili, dan marica, dll).

Kabupaten Ngada memiliki 9 kecamatan, pada masyarakat Ngada, terciptanya

hubungan kekeluargaan yang sangat baik dan erat sekalipun ada perbedaan

keyakinan diantara masyarakat Ngada tetapi hubungan kekeluargaan sangat

dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Page 2: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

41

B. Kabupaten Ngada Berdasarkan Letak Geografis

Ngada merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur

yang terletak di pulau Flores bagian Barat. Batas geografis Kabupaten Ngada

adalah8020’24”LS – 8057’29”LS dan 120048’29,26”BT – 121011,8’57”BT. .

Kabupaten Ngada memiliki Luas daratan 1.776,72 Km², luas perairan 708,64 Km²

dan panjang pantai 102,318 Km dengan rincian sebagai berikut: luas perairan

pantai Utara 381,58 Km2 dengan panjang pantai 58,168 Km, luas perairan pantai

Selatan 327,06 Km2 dengan panjang pantai 44,15 Km.

Wilayah Kabupaten Ngada berbatasan dengan :

Bagian utara : Laut Flores

Bagian selatan : Laut Sawu

Bagian timur : Kabupaten Nagekeo

Bagian barat : Kabupaten Manggarai Timur.

Secara administratif Kabupaten Ngada dibagi menjadi 9 kecamatan dengan

jumlah desa/kelurahan 265 yang terdiri dari 236 desa dan 29 wilayah kelurahan.

Untuk lebih jelasnya pembagian kecamatan di Kabupaten Ngada dapat dilihat

pada tabel dan gambar berikut :

Page 3: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

42

Tabel 1.Luas wilayah perkecamatan.

Jmh.Desa/

Kelurahan

Luas Wilayah

NO Nama Kecamatan Administrasi Terbangun

( Km 2

) (%) thd Total ( Km2 ) (%) thd Total

1. Aimere 14 152,50 9,41 NA NA 2. Jerebuu 12 82,26 5,07 NA NA 3. Bajawa 20 133,30 8,22 NA NA 4. Golewa 29 250,72 15,47 NA NA 5. Bajawa Utara 10 167,38 10,33 NA NA 6. Soa 11 91,14 5,62 NA NA 7. Riung 12 327,94 20,23 NA NA 8. Riung Barat 9 312,49 19,28 NA NA 9. Wolomeze 6 103,19 6,37 NA NA Sumber : Ngada dlm Angka – BPS tahun 2015

Kecamatan paling luas adalah kecamatan Riung dengan luas wilayah 327,94

Km2 atau sebesar 20,23% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Ngada dan

wilayah kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Jerebuu dengan luas 82,26

km2 atau 5,07% dari luas wilayah kabupaten. Kabupaten Ngada beriklim tropis

dengan topografi pada umumnya berbukit di wilayah selatan dan agak landai di

wilayah tengah dan utara.

C. Demografi Kabupaten Ngada

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2011 memiliki jumlah penduduk

sebesar 148.459 jiwa yang terdiri dari 72.819 laki-laki dan 75.640 perempuan.

Dengan luas wilayah 1.620,92 km2 yang didiami oleh 148.459 jiwa, maka rata-

rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngada adalah 91,58 jiwa per km2.

Kecamatan paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan

Bajawa yaitu 278,81 jiwa per km2. Sedangkan yang paling rendah adalah

Kecamatan Wolomeze yakni 16,82 jiwa per km2.Laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Ngada per tahun selama sepuluh tahun terakhir rata-rata sebesar 2,1%.

Page 4: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

43

Dengan jumlah penduduk mencapai 148.459 jiwa yang hidup pada umumnya

adalah petani, kabupaten Ngada merupakan salah satu kabupaten di Flores, Nusa

Tenggara Timur yang memiliki adat budaya yang sangat unik karena pada

kabupaten ini setiap kecamatan memiliki adat yang berbeda-beda antara satu

dengan lainya, contohnya dalam hal berbahasa antara kecamatan satu dan lainya

mempunyai bahasa yang berbeda-beda. Selain itu Kabupaten Ngada itu sendiri

memiliki objek wisata alam dan budaya yang sangat menarik, yaitu Taman Laut

Tujuh Belas Pulau di Kecamatan Riung yang dapat menarik bagi wisatawan asing

maupun lokal.

D. Profil Taman Wisata Alam 17 Pulau

a. Sejarah, Dasar Penunjukan dan Luas Kawasan

Kawasan Laut di Kecamatan Riung pada awalnya ditunjuk sebagai Cagar

Alam dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 427/KptsII/1987

Tanggal 28 Desember 1987 dengan luasan 11.900 hektar. Kawasan ini

selanjutnya ditunjuk kembali menjadi 2 kawasan dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: 589/Kpts-II/1996 Tanggal 16 September 1996

menjadi Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau seluas 9.900 hektar dan

Cagar Alam Riung seluas 2.000 hektar.

b. Letak dan Batas

Wilayah Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau secara administrasi

termasuk ke dalam kecamatan Riung Kabupaten Ngada yang meliputi 6 desa

pesisir, yaitu: Desa Lengkosambi, Tadho, Latung, Sambinasi, Lengkosambi

Timur dan Lengkosambi Barat dan 2 kelurahan, yaitu Benteng Tengah dan

Page 5: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

44

Nangamese. Secara astronomis terletak pada 08⁰ – 09⁰ LS dan 121⁰45’ -

121⁰50’BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

- Bagian utara berbatasan dengan Laut Flores.

- Bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan So’a.

- Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai.

- Bagian Timur Berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo.

c. Potensi Keanekaragaman Hayati TWA Tujuh Belas Pulau

TWA Tujuh Belas Pulau memiliki tipe ekosistem pesisir dan ekosistem

daratan pulau-pulau kecil yang ada di dalamnya. Pada ekosistem pesisir

memiliki secara lengkap 3 ekosistem utama perairan dan pesisir, yaitu

mangrove, terumbu karang dan lamun sedangkan pada wilayah

daratanmerupakan ekosistem savana dan hutan tropika kering. Tipe ekosistem

yang beragam tersebut menyebabkan TWA Tujuh Belas Pulau memiliki

keragaman spesies satwa yang dilndungi baik di darat maupun di wilayah lautnya.

1) Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan daerah peralihan antara ekosistem lautan dan

daratan atau merupakan daerah ekoton. Pada wilayah ini kaya akan

keanekaragaman hayati yang berasal atau dipengaruhi oleh ekosistem daratan

dan lautan. Ekosistem ini dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah pantai

di Kecamatan Riung. Spesies bakau atau mangrove sejati yang dapat ditemui

di wilayah ini adalah Sonneratia alba, S. caseolari, Rhizophora mucronata,

Ceriops roxburghii, Brugueira parfifolia, B. gymnorrizha, Aviceniaofficinalis

(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada NTT, 2010).

Page 6: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

45

2) Terumbu Karang

Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium karbonat

(CaCO3 yang dihasilkan oleh organism karang pembentuk terumbu (karang

hermatipik) dari filum cnidaria, ordo schlerectinia yang hidup bersimbiosis

dengan zooxanthellae dan alga berkapur serta organisme lain yang menskresi

kalsium karbonat. Prosentase penutupan karang berkisar antara 30,32 –

97,15%. Sebanyak 37% dalam kondisi sangat baik dan 44% dalam kondisi

baik (Fakultas Perikanan IPB, 1997). Hal serupa didapati pada penelitian

WWf Indonesia (2001) bahwa secara umum areal terumbu karang dalam

kawasan Teluk Riung ini berada pada status sangat baik hingga kurang baik

dengan penutupan substrat dasar oleh karang batu berkisar antara 35,33%

hingga 88,34% dan tidak ada penutupan karang dengan status buruk.

Terumbu karang yang dimiliki oleh TWA Tujuh Belas Pulau memiliki bentuk

karang tepi (fringing reef) dan karang penghalang (barrier reef).Karang tepi

dapat ditemukan di hampir seluruh tepi pulau-pulau di wilayah Riung dan juga

pada wilayah tepi Pulau Flores. Karang penghalang dapat ditemukan di 3

lokasi, yaitu sebelah timur kawasan TWA, sebelah utarakawasan dan yang

ketiga di sebelah timur laut Pulau Dua. Di TWA Tujuh Belas Pulau dapat

ditemukan 183 spesies karang dalam 54 genus dan 16 famili dari empat Ordo

Class Anthozoa dan enam Subordo dari kelas Hydrozoa. Spesies karang yang

umum ditemui antara lain adalah: Porites cylindrica, P. lutea, Seriatopora

caliendrum, Acropora nobilis,A. Samoensis A. Formosa, A. fenuis A.

longicyatlaus dan Pectinia paeonia (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.

Ngada NTT, 2009).

Page 7: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

46

3) Lamun

Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga

(Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang

salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki

rhizoma, daun, dan akar sejati. Spesies yang dapat ditemui di wilayah

TWA Tujuh Belas Pulau sebanyak 6 spesies yaitu: Thallasia hemprichii,

Enhalus accoroides, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, Cymodocea

rotundata dan Halodule uninervis (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada

NTT, 2003). Penutupan lamun di wilayah Riung diperkirakan sebesar 48,93%

yang didominasi oleh Thallasia hemprichii dan Enhalus accoroides. Hal ini

disebabkan oleh adanya bahan pembentuk substrat dasar berasal dari sand

shell yang keras yang hanya memungkinkan pertumbuhan lamun yang

memiliki sistem pengakaran yang kuat (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.

Ngada NTT, 2003).

4) Savana

Savana atau padang rumput meliputi hampir seluruh 24 pulau di

kawasan TWA Tujuh Belas Pulau. Spesies rumput yang dapat ditemukan di

wilayah ini adalah Cyperus rotundus, Ageratum conizoides, Paspalum

conjugatum, Imperata cylindrica. Pada wilayah pantai biasa ditemukan

pohon kelapa (Cocos nucifera) dan asam (Tamarindus indica). Beberapa

spesies pohon dengan pertumbuhan yang jarang dapat ditemukan di wilayah

ini, yaitu dari spesies pohon asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera

oleosa), lontar (Borrassus flabeifer) dan beberapa spesies lainnya yang jarang

Page 8: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

47

ditemukan seperti: ure (Cagenaria sicecaria), Neonauclea calycina, Homalium

tomentosa, Ziziphus nummularia dan pterocarpus indicus (Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kab. Ngada NTT, 1999).

5) Hutan Tropika Kering

Pada beberapa wilayah yang sempit di tengah savana atau di puncak-

puncak bukit lebih memungkinkan untuk selalu mendapatkan air melalui

pengembunan akan ditemukan hutan tropika kering gugur daun diatas batuan

kapur. Di wilayah ini dapat ditemukan spesies 69 spesies pohon. Kondisi

lantai hutan berbatu-batu dengan guguran daun diatasnya serta tanah berkapur.

Habitat ini spesifik dan terbilang langka yang hanya terdapat di wilayah Riung

karena tidak terwakili di tempat lain di wilayah Flores (Trainor, dkk 2000).

Hal serupa disampaikan oleh Hermawan (2007), bahwa wilayah Riung

merupakan wilayah karst yang merupakan salah satu bentuk Geodiversity

yang merupakan bentuk berbagai spesies flora dan fauna yang khas.

6) Satwa Dilindungi

TWA Tujuh Belas Pulau memiliki beragam spesies yang dilindungi,

salah satu yang paling familiar adalah komodo (Varanus komodoensis).

Satwa ini dapat ditemukan di Pulau Ontoloe, pulau terbesar di wilayah barat

kawasan. Menurut Auffenberg (1981) komodo Riung (mbou) memiliki DNA

yang sama dengan komodo namun memiliki fenotip yang relatif berbeda.

Mbou memiliki badan yang lebih ramping dan warna tubuh yang lebih cerah

dibandingkan komodo.

Page 9: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

48

Gambar 1.Satwa komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Ontoloe

Sumber: Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada NTT 2011

Satwa yang dilindungi lainnya adalah burung-burung seperti: Elang laut

perut putih (Haliaetus leucogaster), bangau hitam (Ciconia episcopus) dan

bangau putih (Egretta sacra). Mamalia laut dilindungi seperti duyung

(dugong-dugong), lumba-lumba dan paus. Reptilia laut seperti: penyu sisik

(Erectmohelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas), biota laut lainnya

seperti: kima raksasa (Tridacna gigas), nautilus berongga (Nautilus popillius),

lola susu bundar (Trochus niloticus), kepala kambing (Cassis cornuta) dan triton

terompet (Charonia tritonis).

Gambar 2.Elang laut (Haliaetus leucogaster) &bangau putih (Egretta sacra)

Sumber: Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada 2011

Page 10: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

49

d. Potensi Wisata Alam

Nomenklatur kawasan ini adalah TWA 17 Pulau walaupun sebenarnya

vmemiliki 24 buah pulau. Penamaan 17 Pulau untuk menggambarkan

bahwa kawasan ini sangat indah dan cantik seperti gadis yang berumur 17

tahun. Informasi wisata alam di beberapa lokasi pulau – pulau sebagai berikut:

1. Pulau Batang Kolong

Hamparan koral terdapat di sebelah barat pulau ini pada kedalaman 10

meter. Pada kedalaman ini terdapat pula mawar laut, organisme unik yang

melekat pada karang masif besar berbentuk rumbaian seperti pita rambut

berwarna merah menyala yang sebenarnya merupakan kumpulan telur kelinci

laut (Hexabranchus sanguineus). Telur-telur ini menyatu dan terikat oleh

lendir membentuk rumbaian berwarna merah menyala. Sering dijumpai penyu

sisik (Erectmochelys imbricata) besar yang tertarik oleh banyaknya sponge di

wilayah ini. Kondisi karang di wilayah timur memiliki profil tegak dan celah-

celahnya didominasi oleh karang submasif serta karang dari genus Acropora.

2. Pulau Meja

Hamparan karang Acropora berselang-seling dengan karang lunak dan

kipas laut hidup di hamparan perairan yang jernih. Yang mengagumkan

adalah adanya kipas laut raksasa yang sangat indah berbentuk meja sering

ditemukan bersama gerombolan ikan karang Dakocan yang hidup menetap

diantara cabang-cabang karang batu.

Page 11: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

50

Gambar 3. Pulau Meja

Sumber: Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada 2011

3. Pulau Tangil

Karang di sekitar pulau ini didominasi oleh spesies Acropora Formosa,

jenis karang batu dengan cabang yang panjang. Pada wilayah ini terdapat

termoklin, yaitu perbedaan suhu air secara mendadak, di permukaan hangat

sedangkan di bawah 1 meter secara mendadak akan merasakan dingin. Ikan

paus terkadang melintas di wilayah ini diantara Pulau Tangil dan sebelah utara

Pulau Pata. Ikan Paus ini memang sering terlihat di perairan Flores yang lebih

hangat pada musim pancaroba.

4. Pulau Lainjawa

Di sebelah timur perairan ini dapat ditemui ikan napoleon (Cheilinus

undulatus) sepanjang 1 meter, belut raksasa yang panjangnya dapat

mencapai 2 meter dengan diameter kepala 10 cm. Terumbu karang di

wilayah ini sebagian besar merupakan karang mati dan banyak terdapat ikan

butane (surgeon fish) dan kambing-kambing (angel fish) berenang di wilayah ini.

Page 12: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

51

5. Pulau Tiga (Bampa Timur)

Disebut Pulau Tiga karena dari kejauhan Nampak seperti 3 buah pulau

namun sebenarnya satu pulau yang terdiri dari 3 bukit yang terpisah oleh pasir dan

rumput. Pada kedalaman 10 meter di sebelah timur dapat ditemui mawar laut.

6. Pulau Sui

Keanekaragaman karang dan ikan cukup tinggi di wilayah ini. Di

sebelah barat laut terdapat banyak celah dan tebing yang diselingi oleh

Acropora berbentuk meja. Wilayah ini sangat baik untuk pengambilan

gambar video bawah air.

7. Pulau Ontoloe

Pulau ini merupakan pulau terbesar di wilayah TWA 17 Pulau yang terletak

di daerah barat dekat Tanjung Torong Padang. Kondisi terumbu karang kurang

menarik namun pada wilayah ini terdapat ribuan kelelawar yang hidup di hutan

bakau. Kelelawar ini mulai aktif bergerak pada senja hari sehingga menimbulkan

pemandangan yang unik di wilayah pantai dan bakau yang indah menarik . Di

wilayah ini hidup pula monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan burung

elang (Haliaetus leucogaster) pada pucuk pohon tertinggi. Teluk Tule di

sebelah timur pulau ini pada saat surut pagi hari anda akan menemukan

hamparan terumbu karang yang sangat dangkal sedalam mata kaki. Begitu

dangkalnya bahkan karang Acropora menyembul keluar dari air.

Pemandangan indah ini dapat anda nikmati pada pagi hari saat surut terendah.

Begitu juga akan nampak ikan karang yang bermain di perairan yang dangkal

saat surut. Kurang lebih sejauh 100 meter dari wilayah rata ini akan anda

temui tubir yang sangat dalam.

Page 13: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

52

Gambar 4. Pulau Ontoloe

Sumber: Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada

NTT 2011

8. Pulau Wire

Pulau ini terletak tepat di depan Kampung Oting Bajo di Desa Tadho.

Kondisi bakau di wilayah ini sangat bagus, terdapat pula sedimentasi bakau

di wilayah barat yang membuat kondisi perairan agak keruh dan tidak

ditemukan terumbu karang pada kedalaman 10 meter.

9. Pulau Wongkoroe

Pulau ini terletak antara Ontoloe dan Tanjung Torong Padang. Pada

kedalaman 3 meter akan ditemui taman karang lunak dan Acropora. Terdapat

patahan membentuk jalur selebar 10 meter yang mirip seperti yang terdapat

pada Barrier Timur.

10. Pulau Pata

Terletak di depan Desa Nangamese hanya berjarak 200 meter dari

Dermaga. Wilayah penyelaman sekitar pulau landai pada kedalaman 3 meter

dan banyak terdapat karang lunak dan Acropora.

11. Pulau Rutong

Page 14: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

53

Terletak tepat didepan pulau meja pulau Rutong. Pada kedalam 2 sampai 3

meter terdapat taman karang lunak dan bintang laut sedangkan dipesisirnya

merupakan bentangan pantai pasir putih yang sangat indah.

Gambar 5. Pulau Rutong

Sumber : Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada

2011

12. Pulau Halima

13. Pulau Besar

14. Pulau Dua

15. Pulau Borong

16. Pulau Pau

17. Pulau Taor

Keindahan ketujuh belas pulau ini rata-rata terletak pada taman bawah

lautnya. Disetiap taman laut dari beberapa pulau ini terdapat tanaman laut dan

binatang laut yang sangat indah. Untuk dapat menyaksikan keindahan taman laut

17 Pulau ini pengunjung disarankan untuk mengunjungi pulau-pulau ini pada

waktu pagi hari disaat air laut masih jernih sehingga pemandangan taman laut bisa

dilihat dengan mata telanjang.

Page 15: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

54

Pulau-pulau ini semuanya tidak berpenghuni.Pada masa orde lama pulau-

pulau ini sempat menjadi wilayah pemukiman masyarakat riung namun karena

tidak adanya kemajuan pada masyarakat dan juga lingkungannya maka

pemerintah memindahkan masyarakat yang tinggal di beberapa pulau itu ke lahan

kosong di daratan yang berada di sekitar pulau-pulau tersebut.

Sesuai dengan peruntukannya kawasan Taman Wisata Alam17 Pulau

merupakan kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk

pariwisata dan rekreasi alam dengan memperhatikan kelestarian

keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya terutama satwa langka

dilindungi komodo (Varanus komodoensis), mamalia laut, reptilia laut dan

satwa dilindungi lainnya. Kawasan ini merupakan perwakilan tipe ekosistem

yang cukup lengkap yang mewakili 3 ekosistem utama pesisir, yaitu: hutan

mangrove, terumbu karang dan padang lamun serta ekosistem daratan ,

yaitu: ekosistem savana, hutan tropika kering diatas batuan kapur dan pulau-

pulau kecil.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Taman Wisata Alam 17 Pulau yang telah disediakan

untuk para pengunjung dari berbagai wilayah atau yang disebut dengan Wisnus

dan Wisman, dengan adanya sarana yang disediakan adalah sebagai berikut:

1. Transportasi

a. Jalan Raya

Jalan menuju Taman Wisata Alam 17 Pulau bisa dikatakan masih

belum terlalu bagus karena masih beraspal kasar.Untuk kendaraan

Page 16: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

55

yang melewati jalan ini adalah kendaraan roda dua dan roda

empat.Jalan menuju Taman Wisata Alam 17 pulau bisa dilihat

digambar dibawah ini.

Gambar 6. Jalan Raya

Sumber: Dokumen peneliti saat observasi di Jalan Raya dari desa

Nangamese ke pintu masuk Taman Wisata Alam 17 Pulau, 02

April 2016

b. Dermaga Jetti

Dermaga Jetti merupakan satu-satunya jembatan yang digunakan

para wisatawan untuk naik ke perahu motor yang akan mengantarkan

para wisatawan mengunjungi dan menikmati keindahan alam 17

pulau tersebut.

Page 17: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

56

Gambar 7. Dermaga Jetti

Sumber: Dokumen peneliti saat observasi di Dermaga Jetti 02

April 2015

c. Perahu Motor

Perahu motor ini digunakan untuk mengantar para wisatawan

mengunjungi dan menikmati 17 pulau yang ada tengah laut.

Perlu kita ketahui bahwa perahu motor adalah milik para nelayan

yang ada di kampung Nangamese, agar bisa kita gunakan perahu

tersebut maka wisatawan harus membayar sewa sebesar Rp.

400.000,00 – Rp. 500.000,00.

Gambar 8. Perahu Motor

Sumber: Dokumen peneliti saat observasi Perahu Motor Laut 02

April 2016

Page 18: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

57

2. Loket Taman Wisata Alam

Loket Taman Wisata Alam terletak disisi kanan jalan sebelum memasuki

Dermaga Jetti. Di loket ini para wisatawan membeli karcis masuk Tman

Wisata Alam 17 Pulau yang seharga Rp. 5000,00 untuk setiap wisnus

dari usia belia hingga dewasa sedangkan untuk wisman seharga Rp.

100.000,00.

Gambar 9. Loket Pembelian Tiket Taman Wisata Alam 17 Pulau

Sumber: Dokumen peneliti saat observasi loket pembelian tiket 02 April

2016

Sejauh ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Taman Wisata Alam 17

pulau masih sangat kurang.Masih banyak yang harus disediakan pengelola objek

wisata tersebut.Sarana dan prasarana yang terdapat di Taman Wisata Alam 17

Pulau dinilai masih sangat kurang sehingga perlu adanya penambahan fasilitas

yang mendukung kegiatan wisata dan perbaikan fasilitas yang sudah ada. Sarana-

prasarana wisata yang terdapat di Taman Wisata Alam 17 Pulau antara lain, satu

unit pos jaga, dan satu kapal patrol. Papan informasi/pengumuman juga masih

kurang hanya berupa papan larangan dan himbauan untuk tidak berburu dan

Page 19: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

58

menebang pohon dengan kondisi yang tidak terlalu baik dan ada yang roboh

bahkan sudah tidak dapat dibaca lagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid

Pengembangan Pariwisata Bapak Jae, beliau mengatakan sebagai berikut :

“begini nona, sarana prasarana yang dimiliki TWA Tujuh Belas Pulau saat ini adalah, satu unit pos jaga, dan satu kapal patrol yang sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Diperlukan beberapa tambahan bangunan dalam bentuk satu unit pusat pengunjung (visitor center), lima unit pos jaga dan satu buah kapal patroli untuk menunjang kelancaran pengelolaan kawasan. Pembangunan pos jaga diutamakan pada lokasi strategis yang dapat menjaga keutuhan kawasan dan jenis serta pemantauan aktivitas mbou. Pembangunan pos di wilayah Pulau Ontoloe menjadi salah satu prioritas mengingat merupakan pulau terbesar dan satu-satunya pulau di wilayah Taman Wisata Alam 17 Pulau yang dihuni komodo atau mbou.”

Kesimpulan dari hasil wawancara diatas adalah sarana dan prasarana yang

terdapat di Taman Wiasata Alam 17 pulau masih kurang memadai. Sejauh ini

pemerintah masih berusaha untuk melakukan penambahan bangunan dalam

bentuk satu unit pusat pengunjung (visitor center), lima unit pos jaga dan satu

buah kapal patrol untuk menunjang kelancaran pengelolaan kawasan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengunjung Taman Wisata

Alam 17 Pulau yang bernama Aljufrin, beliau mengatakan sebagai berikut :

“iya ade, sarana prasarana di tempat wisata ini kalo menurut saya tu masih sangat kurang. Contohnya saja ew ade kita mau snorkling saja tidak bisa karena alat-alatnya tidak ada kecuali alat-alatnya kita bawa sendiri, terus kalo kita lagi berada dipulau tiga itu kita cape dan mau istrahat tempat istrahat seperti pondok juga tidak ada. Sebenarnya Taman Wisata Alam 17 Pulau ini petonsi wisatanya luar biasa ade nona tapi menurut saya pihak pengelola belum terlalu memperhatikan hal-hal yang menunjang ketertarikan pengunjung ke tempat wisata ini.”

Kesimpulan dari hasil wawancara diatas adalah pengunjung yang bernama

Aljufrin, beliau mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di objek wisata

Page 20: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

59

tersebut belum memadai, dan pengunjung tersebut menyampaikan beberapa hal

tentang potensi yang dimiliki oleh objek wisata tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengunjung Taman Wisata

Taman 17 Pulau yang bernama Yusman, beliau mengatakan sebagai berikut :

“kalo yang saya lihat ne ade sarana dan prasarana disini sama sekali belum memadai, jangan yang lain-lain dulu ade saya lihat kapal laut yang kita sewa untuk keliling pulau saja tidak ada yang dari pengelola tempat wisata ini, semuanya tu punya nelayan yang tinggal disekitar objek wisata ini.”

Kesimpulan dari hasil wawancara diatas adalah pengunjung yang bernama

Yusman beliau mengatakan sarana dan prasana yang ada ditempat wisata tersebut

belum memadai seperti kapal laut yang digunakan untuk mengunjungi pulau-

pulau tidak ada yang disediakn oleh pengelola objek wisata tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengunjung Taman Wisata

Alam 17 Pulau yang bernama Lusia, bliau mengatakan sebagai berikut :

“iya kaka saya sudah sering datang ke tempat wisata ini, tapi dari dulu sarana dan prasananya tetap begini-begini saja. Pondok yang ada dipulau tiga tu yang sudah rusak belum diperbaiki juga sampai sekarang. Motor laut saja yang dari pihak pengelola tidak disediakn jadi kita sewa punya nelayan disini. Yang saya lihat disini yang berubah hanya dermaga saja kaka, tahun 2013 kemarin saya kesini masih pake dermaga kayu tapi sekarang sudah pake dermaga semen, hanya itu sa kaka yang berubah setau saya”

Kesimpulan dari hasil wawancara diatas adalah pengunjung yang bernama

Lusia beliau mengatakan bahwa sarana dan prasarana tetap begini-begini saja

maksudnya yaitu tidak adanya perubahan dari tahun ketahun. Menurutnya yang

berubah dari tempat wisata tersebut hanyalah sebuah jembatan yang digunkan

pengunjung untuk naik ke prahu motor yang dulunya dermaga tersebut terbuat

pleh kayu namun sekarang sudah direnovasi oleh pihak pengelola.

Page 21: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

60

E. Data Pengunjung Taman Wisata Alam 17 Pulau

Untuk pengunjung kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau

hampir separuh dari total jumlah pengunjung yaitu sebesar 7.719 orang

adalah wisatawan mancanegara. Hal ini menunjukkan kondisi kawasan TWA

masih unik dan menarik dan merupakan memiliki potensi pariwisata yang cukup

tinggi. Jumlah pengunjung taman wisata alam dalam waktu 5 tahun terakhir bisa

dilihat melalui tabel dibawah ini.

Tabel 3. Jumlah Pengunjung di Taman Wisata Alam 17Pulau Tahun 2011

s/d 2015

TAHUN PENGUNJUNG JUMLAH

WISMAN WISNUS

2011 2.323 2.443 4.766

2012 2.683 4.558 7.241

2013 4.331 5.196 9.527

2014 3.746 5.248 8.994

2015 2.729 4.942 7.671

JUMLAH 15.812 22.387 38.199

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngada Tahun 2015

Dari tahun-tahun sebelumnya pengunjung taman wisata alam ini cukup banyak

peminatnya, dan mengalami peningkatan dan penurunan, dari tahun 2011 hingga

tahun 2015 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2013 pengunjung

Taman Wisata Alam 17 Pulau mengalami peningkatan, dan pada tahun 2014

mengalami penurunan sampai tahun 2014 juga mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala objek dan daya tarik wisata

Ibu Beti, beliau mengatakan sebagai berikut:

Page 22: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

61

“iya nona, kenapa pengunjung tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan karena pada dua tahun terakhir Taman Wisata Alam 17 Pulau sedang melakukan renovasi dermaga Jetti, dan perbaikan jalan-jalan yang berlubang.Sejauh ini pemerintah sedang berupaya melakukan perbaikan-perbaikan terhadap jalur-jalur transportasi untuk menuju ke Taman Wisata Alam 17 Pulau tersebut. kenapa saya bilang renovasi dermaga Jetti ini berpengaruh terhadap penurunan jumlah pengunjung, karena dermaga Jetii adalah satu-satunya dermaga yang digunakan pengunjung untuk naik ke motor laut yang akan membawa para pengunjung melihat pemandangan Taman Wisata Alam 17 Pulau tersebut. ”

Kesimpulan dari wawancara diatas adalah penurunan pengunjung Taman

Wisata Alam 17 Pulau dikarenakan pemerintah sedang melakukan perbaikan atau

renovasi dermaga Jetti yang satu-satunya jembatan yang digunakan pengunjung

untuk naik ke motor laut.

Gambar 10. Wisatawan Mancanegara

Sumber: Dokumentasi Penelitian

Page 23: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

62

Gambar 11.Wisatawan Nusantara

Sumber: Dokumentasi Penelitian

F. Sistem Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada

NTT

a. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada

Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada NTT

terletak di Bajawa Jl. Ade Irma Suryani No 01 Kabupaten Ngada NTT.

b. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada

Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau

terdiri dari :

1. KEPALA DINAS

2. SEKRETARIAT

SEKRETARIS, membawahi :

a. Kasubbag Penyusunan Program

b. Kasubbag Keuangan

c. kasubbag Umum dan Kepegawaian

Page 24: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

63

3. BIDANG KEBUDAYAAN

KABID KEBUDAYAAN, membawahi :

a. Kasi Pengembangan Seni dan Nilai – Nilai Tradisional

b. Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan

c. Kasi Permuseuman dan Benda Cagar Budaya

4. BIDANG PEMASARAN DAN PENYULUHAN PARIWISATA

KABID PEMASARAN, membawahi :

a. Kasi Informasi dan Analisa Pasar

b. Kasi Pemasaran Pariwisata

c. Kasi Promosi dan Penyuluhan Pariwisata

5. BIDANG PENGEMBANGAN PARIWISATA

KABID PENGEMBANGAN PARIWISATA, membawahi :

d. Kasi Obyek dan Daya Tarik Wisata

e. Kasi Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata

f. Kasi Kerjasama dan Pengembangan Pariwisata

c. Kebijakan Pembangunan Daerah Bidang Pariwisata

Sejalan dengan arahan RPJMD Provinsi NTT, maka pembangunan

Kebudayaan dan Pariwisata NTT dikembangkan dengan VISI :Terwujudnya NTT

sebagai destinasi unggulan pariwisata berbasis bahari dengan menjunjung tinggi

nilai budaya yang memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Visi tersebut kemudian dicapai dalam beberapa misi, yaitu:

a. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah sebagai

nilai luhur dan jati diri bangsa.

Page 25: BAB III DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Ngadaeprints.umm.ac.id/44203/4/jiptummpp-gdl-astutyachm-48628... · 2019-02-12 · 40 BAB III DESKRIPSI LOKASI. A. Gambaran Umum

64

b. Mengembangkan destinasi pariwisata berbasis bahari yang berdaya

saing.

c. Mengembangkan system informasi/pemasaran kebudayaan dan pariwisata.

d. Meningkatkan kualitas SDM, kelembagaan dan partisipas masyarakat

dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

Visi tersebut selanjutnya dituangkan dalam tujuan pembangunan Pariwisata

sebagaiberikut:

a. Meningkatkan apresiasi dan aktualisasi peran nilai budaya dan tradisi

sebagai jati diri bangsa.

b. Meningkatkan kualitas daya tarik wisata terutama wisata bahari.

c. Meningkatkan kualitas pemasaran wisata.

d. Meningkatkan kualitas SDM kepariwisataan, kemitraan, kelembagaan

dan profesionalisme usaha pariwisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Ngada NTT Bapak Sidhu Paulinus, beliau mengatakan

sebagai berikut:

“sejauh ini kami berusaha menjalankan tugas kami dengan menerapkan visi misi yang sudah dibuat bersama pemerintahan di tingkat Provinsi nona, iya nona kami berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pelestarian dan pengembangan pariwisata dan kebudayaan yang ada di daerah Kabupaten Ngada serta kami berupaya untuk mengenalkan berbagai potensi wisata dan kebudayaan yang ada dikabupaten Ngada ini agar dikenal oleh semua masyarakat diseluruh penjuru dunia”.

Kesimpulan dari hasil wawancara diatas dengan Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Bapak Sidhu Paulinus adalah pemerintah Dinas kebudayaan dan

Pariwisata kabupaten Ngada NTT melakukan pelestarian dan pengembangan

pariwisata di daerah kabupaten Ngada NTT berpegang teguh pada visi misi

tersebut