19
45 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Batam Kota Batam yang berada di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu kota dengan potensi pertumbuhan terpesat di Indonesia. Letaknya yang sangat strategis, berdekatan dengan Singapura, menjadikan Kota Batam sebagai salah satu destinasi utama bisnis dan perdagangan. Awalnya, pada tahun 1970, pemerintah membangun Kota Batam dan mengembangkannya sebagai kawasan industry dan perdagangan. Saat itu kota ini dihuni sekitar 6.000-an penduduk. dan hanya dalam tempo 40 tahun saja, penduduk Batam bertambah hingga 170 kali lipat. Salah satu faktor peningkatan jumlah penduduk tersebut ditengarai sebagai dampak dahsyatnya pembangunan infrastruktur dan properti di Kota Batam. 1. Luas dan Batas Wilayah administrasi Luas wilayah Kota Batam seluas 426,463.28 Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318,298.28 Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh Sembilan) di antaranya telah bernama, termasuk didalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan: Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota …. Gambaran Umum Kota Batam . Kota Batam yang berada di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu ... 11 Pelabuhan Batu Besar 1

  • Upload
    vanthu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

45

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Kota Batam

Kota Batam yang berada di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah

satu kota dengan potensi pertumbuhan terpesat di Indonesia. Letaknya yang

sangat strategis, berdekatan dengan Singapura, menjadikan Kota Batam

sebagai salah satu destinasi utama bisnis dan perdagangan.

Awalnya, pada tahun 1970, pemerintah membangun Kota Batam dan

mengembangkannya sebagai kawasan industry dan perdagangan. Saat itu kota

ini dihuni sekitar 6.000-an penduduk. dan hanya dalam tempo 40 tahun saja,

penduduk Batam bertambah hingga 170 kali lipat. Salah satu faktor

peningkatan jumlah penduduk tersebut ditengarai sebagai dampak dahsyatnya

pembangunan infrastruktur dan properti di Kota Batam.

1. Luas dan Batas Wilayah administrasi

Luas wilayah Kota Batam seluas 426,463.28 Ha, terdiri dari luas wilayah

darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318,298.28 Ha. Kota Batam

meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh

Sembilan) di antaranya telah bernama, termasuk didalamnya pulau-pulau

terluar di wilayah perbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan

dengan:

Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia

Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga

Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional

46

Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang.38

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kota Batam

Sumber: Bapedda Kota Batam, 2011

Kedudukan Administrasi Wilayah

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 terjadi pemekaran

wilayah menjadi 12 kecamatan dan 64 kelurahan.

Tabel 3.1 Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan

No

NAMA

KECAMATAN

JMLH

KELUR

AHAN

LUAS WILAYAH

ADMINISTRASI

LUAS

TERBANGUN

Ha Thd Ha Thd

1 Belakang Padang 6 76,778.44 18.00 4,402 8.9669

2 Batu Ampar 4 4,541.63 1.06 632 1.2873

3 Bengkong 4 1,942.48 0,46 938 1.9106

38

Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kota Batam 2011-2016.

47

4 Lubuk Baja 5 3,960.61 0.93 450 0.9166

5 Batam Kota 6 4,629.53 1.09 2,352 4.7908

6 Sei Beduk 4 12,098.78 2.84 1,739 3.5422

7 Nongsa 4 32,589.55 7.64 5,554 11.3130

8 Sekupang 7 10,721.42 2.51 2,113 4.3040

9 Sagulung 6 6,429.99 1.51 3,579 7.2901

10 Batu Aji 6 6,236.77 1.46 2,119 4.3162

11 Bulang 4 46,029.11 10.79 8,967 18.2650

12 Galang 8 220,604.97 51.72 16,249 33.0977

Total 426,563.28 100.00 49,094 100

Sumber: Peta Ranperda RTRW Kota Batam 2011-2031

2. Letak dan Kondisi Geografis

a. Posisi Astronomis

Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat

strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam

berdasarkan perda nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Batam 2004-2014, terletak antara 0ᵒ 25’ 29’ “-1ᵒ 15’ 00”

Lintang Utara 103ᵒ 34’35” - 104ᵒ 26’ 04” Bujur Timur.

b. Posisi Geostrategik

Kota Batam berbatasan dengan daerah dan negara lain. Hal ini

memiliki implikasi posisi geostrategic Kota Batam, Singapura dan

Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro

memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam.

Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik Singapura untuk

merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan

lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan.

48

Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten

Lingga dan sebelah Barat dengan Kabupaten Karimun serta laut

internasional. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh

berbeda, begitu juga dari sisi sosio-kulturnya. Kabupaten Karimun

merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (Sekarang

Kabupaten Bintan) yang pembentukanya bersamaan dengan Kota Batam.

Daerah ini terkenal dengan industry pertambangan batu granit dan

produksi perikanan yang juga merupakan kenutuhan bagi proses

pembangunan Kota Batam.

Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah

Timur Kota Batam, kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan

kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan

ibukota Provinsi Kepulauan Riau, sehingga menjadi pusat pemerintahan

provinsi. Kota ini uga memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik

wisata bahari dan wisata sejarah.

Kabupaten Bintan selain merupakan daerah yang kaya akan

sumber daya alam, baik laut dan darat terutama bauksit, juga merupakan

kawasan yang cukup kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan.

Produksi hasil bumi ini memberikan andil bagi kebutuhan masyarakat

Kota Batam.

49

3. Kondisi Sosial-Budaya dan Ekonomi

a. Kependudukan

Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan

oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi daerah industri,

perdagangan, alih kapal dan pariwisata serta dengan terbentuknya

Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan

penduduk terus mengalami peningkataxn dimana dari hasil sensus

penduduk rata-rata per tahun selama periode 2000-2013 laju pertumbuhan

penduduk Batam rata-rata 8 persen.

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat yang heterogen

yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara

lain melayu, jawa, batak, minangkabau dan tionghoa. Dengan

berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal

Ika.

b. Kegiatan Perekonomian

Perekonomian Kota Batam setiap tahun relative mengalami

peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi Batam pada tahun 2011

mencapai 7,20 persen lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu wilayah ini dijadikan sebagai pemacu pertumbuhan

ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Adapun

sektor penggerak ekonomi yang merupakan nadi perekonomian Kota

Batam meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, serta sektor

perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan

jasa.produk yang dihasilkan tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat

50

Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara

lain.

4. Potensi dan Sebaran Bahan Galian Tambang di Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 3.2 Potensi dan Sebaran Bahan Galian Tambang di Provinsi Kepulauan

Riau

No

Jenis Bahan

Galian

Lokasi Sebaran Potensi Ket.

1 Timah Perairan kab. Karimun

dan kab. lingga

200.000 ton Ekspoitasi

2 Bauksit Kab. Bintan, kab.

Karimun, kab. Lingga

dan tanjung pinang

3.515 juta ton Ekspoitasi

3 Batu Besi Kab. Lingga dan

natuna

Ekspoitasi

4 Granit Kab.bintan, karimun

dan lingga

873 juta M Ekspoitasi

5 Pasir Darat Kab.bintan dan

karimun

16.800.000 M Ekspoitasi

6 Pasir Laut Kab. karimun 7.164.348.267

Ton

Ekspoitasi

Sumber: Bapedda Provinsi Kepulauan Riau

5. Pemetaan Pertambangan Pasir Ilegal di Kota Batam

Dari data hasil survey terhadap lahan tambang aktif dan lahan pasca

tambang, diperkirakan kegiatan penambangan telah mencakupi luasan lahan ± 83

51

ha (830.000 m2), dan terdapat lebih dari 72 spot tambang yang tersebar di

kecamatan nongsa. Kegiatan penambangan pasir dilakukan secara open pit dengan

menggunakan peralatan mekanis (pompa, back hoe, truck dll). Kedalaman fit rata-

rata 4 meter, sehingga diperkirakan volume pasir yang telah tertambang ±

3.320.000 m3

Gambar 3.2 Pemetaan Lokasi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Nongsa

Kota Batam

Sumber: Bapedal Kota Batam

Tabel 3.3 Lokasi Pertambangan Pasir Ilegal, Jumlah, dan Produksi di Kecamatan

Nongsa Kota Batam

No Lokasi Jumlah Produksi (Mᵌ)

1 KDA (belakang perum family dream 30 289

2 Teluk Mata Ikan 6 48

3 Depan Vihara Sambau 7 120

52

4 Vihara proyek 4 57

5 Dapur Arang 10 262

6 Kebun Sayur Kampung 32 1 12

7 Mergung 1 10

8 Belakang SMU 3 1 15

9 Belakang SMU 4 1 15

10 Belakang SMU 5 1 15

11 Pelabuhan Batu Besar 1 15

Jumlah 63 858

Sumber: Bapedal Kota Batam

B. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL)

1. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota

Batam

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan merupakan unsur Pelaksana

tugas Walikota dibidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(PPLH), dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai tugas

melaksanakan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, Pengawasan dan

Evaluasi Kebijakan Daerah dibidang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan

Hidup (PPLH).

Dalam pelaksanaan tugasnya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut (SKPD Kota Batam, 2016):

53

a. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang Perlindungan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

sesuai lingkup tugasnya.

c. Pembinaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi

tugas sesuai lingkup tugasnya.

d. Melakukan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup pada tingkat

Daerah; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai lingkup

tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut diatas, Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam terdiri dari:

a. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai fungsi

penyusunan rencana kegiatan, perencanaan, monitoring, evaluasi, dan

pelaporan, pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah

tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta

memberikan peayanan administratif.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sekretariat

terdiri dari:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi

2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

54

b. Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan

Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan di pimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di

bidang analisis pencegahan dampak lingkungan, dengan tugas:

a. Menyususn rencana Kegiatan Bidang Analisis Pencegahan Dampak

Lingkungan;

b. Merumuskan kebijakan umum di bidang analisis pencegahan

dampak lingkungan;

c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidang

analisis pencegahan dampak lingkungan;

d. Melaksanakan koordinasi pengembangan penilaian dan

kemampuan teknis komisi penilai analisis mengenai dampak

lingkungan;

e. Mnerapkan pelaksanaan teknis Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan;

f. Menerapkan pelaksanaan teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan

(UKL);

g. Menerapkan pelaksanaan teknis Upaya Pemantauan Lingkungan

(UPL)

h. Melaksanakan pembinaan penerapan sistem manajemen

lingkungan ekolabel, produksi bersih dan teknologii ramah

lingkungan;

55

i. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan

petunjuk operasional di bidang analisis pencegahan dampmak

lingkungan;

j. Melaksanakann monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang

Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan terdiri dari:

1) Sub Bidang Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

2) Sub Bidang Evaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

c. Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup

Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pelestarian

lingkungan hidup dengan tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan bidang pelestarian lingkungan hidup;

b. Merumuskan kebijakan umum dii bidang pelestarian lingkungan

hidup;

c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidang

pelestarian lingkungan hidup;

d. Melaksanakan pemetaan kondisi eksisting lingkungan hidup serta

upaya untuk melakukann pemantauan dann pelestarian lingkungan

hidup;

56

e. Melaksanakan pengembangan perangkat ekonomi lingkungan

dalam rangka pelestarian lingkungan hidup;

f. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman, dan

petunjuk operasional di bidang pelestarian lingkungan hidup;

g. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang

pelestarian lingkungan hidup; dan

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang

Pelestarian Lingkungan Hidup terdiri dari:

1) Sub Bidang Pelestarian Ekosistem Darat, Pesisir dan Laut;

2) Sub Bidang Pemantauan Lingkungan.

d. Bidang Pengendalian Lingkungan

Bidang Pengendalian Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang

pengendalian lingkungan, dengan tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pengendalian Lingkungan;

b. Merumuskan kebijakan umum di bidang pengendalian lingkungan;

c. Menyusun rencana dan melaksnakan penetapan kinerja bidang

pengendalian lingkungan;

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengelolaan baha

berbahaya berascun (B3), limbah bahan berbahaya beracun, limbah

cair, pencemaran udara dan kebisingan, serta sarana dan prasarana

pengelolaan limbah (B3)

57

e. Melaksanakan koordinasi dan pemberian pembinaan pengendalian

pencemaran lingkungan hidup pada kegiatan usaha;

f. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan penangan

pengendalian pencemaran lingkungna hidup;

g. Mengendalikan dan melaksanakann norma, standar, pedoman dan

petunjuk operasional di bidang pengendalian lingkungan;

h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Bidang

Pengendalian Lingkungan, dan melaksanakan tugas lain yang

diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang

Pengendalian Lingkungan terdiri dari:

1) Sub Bidang Pengendalian Lingkungan;

2) Sub Bidang Pengendalian Usaha Lingkungan

e. Bidang Penegakan hukum Lingkungan

Bidang Penegakan hukum Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang penegakann

hukum lingkungan dengan tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Penegakan Hukum

Lingkungan;

b. Merumuskan kebbijakan umum di bbidang penegakan hukum

lingkungan;

c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidangn

penegakan hukum lingkugan;

58

d. Melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan penanganan kasus

pencemaran dan atau perusakan lngkungan hidup yang berkaitan

dengan hukum administrasi/perdata dan pidanan lingkungan;

e. Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan penyidikan

dalam kasus ppencemaran dan kerusakan lingkungan dan atau

kerusakan lingkungan hidup;

f. Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan penyidikan

dalam kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan dan atau

kerusakanlingkungan hidup;

g. Melaksanakan penyelesaian sengketa lingkungan di luar

pengadilanl

h. Melaksanakan kkoordinasi pelaksanaan upaya pemulihan kualitas

lingkungan hidup;

i. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan

petunjuk operasional di bidang pengekan hukm lingkungan;

j. Memlaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaopran kegiatan

Bidang Pengakan Hukum Lingkungan; dan melaksanakan tugas

lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan

fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang

Penegakan Hukum Lingkungan terdiri dari:

1) Sub Bidang Penaatan Lingkungan;

2) Sub Bidang Pemulihan Lingkungan;

f. Unit Pelaksana Teknis

59

g. Kelompok Jabatan Fungsional39

Berikut adalah struktur organisasi Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan (BAPEDAL) Kota Batam:

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGENDALIAN DAMPAK

LINGKUNGAN (BAPEDAL) KOTA BATAM

Gambar 3.3 Struktur Organisasi

Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam

39

SKPD Batam Online http://skpd.batamkota.go.id/dampaklingkungan/download/peraturan-

pemerintah-ri/ diakses pada tanggal 7 agustus, pukul 18.00 WIB.

60

2. Rencana, Strategi dan Kebijakan Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Kota Batam

Tujuan rencana strategis Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota

Batam Tahun 2011 – 2016 adalah terwujudnya pembangunan Kota Batam yang

harmonis, berkelanjutan dan lestari dengan penekanan pada ketercukupan tutupan

lahan, ketersediaan sumber air pada kuantitas dan kualitas, keanekaragaman

hayati, menahan laju pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Adapun sasaran, strategi dan arah kebijakan yang hendak dicapai Bapedal

Kota Batam berdasarkan RPJMD Kota Batam Tahun 2011 – 2016 adalah

sebagai berikut:

a. Sasaran

1) Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup oleh industri /

perusahaan.

2) Terlindunginya kelestarian lingkungan, keanekaragaman hayati dan

ekosistem lingkungan.

3) Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material

bahan berbahaya dan beracun

4) Meningkatnya ketaatan dan kepedulian pemangku kepentingan

dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.

5) Meningkatnya kepedulian pemangku kepentingan dalam

menjalankan pembangunan berkelanjutan.

6) Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam

mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan baik.

61

7) Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair permukiman dan

industri.

8) Meningkatnya penataan kelembagaan dan peningkatan kinerja

aparatur.

b. Strategi

1) Peningkatan pengawasan pengelolaan Lingkungan Hidup pada

industri / usaha kegiatan.

2) Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten.

3) Mengoptimalkan sarana dan prasarana perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan)

dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang

baik dan sehat.

4) Peningkatan informasi lingkungan kepada masyarakat dan

pemangku kepentingan (stakeholder) dalam perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

5) Peningkatan kajian lingkungan sebagai acuan pengambilan

keputusan / kebijakan lingkungan hidup dengan memanfaatkan isu

lingkungan global dalam rangka menjalankan pembangunan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

6) Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan yang relevan dan sesuai kebutuhan.

7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dengan baik.

c. Kebijakan

62

1) Mengendalikan tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan

dengan menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan

hidup yang memadai.

2) Mengendalikan pencemaran kerusakan lingkungan waduk, pesisir

dan laut.

3) Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan serasi, selaras dan

seimbang.

4) Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara kosisten.

3. Program dan Kegiatan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota

Batam

Arah kebijakan akan diwujudkan dalam pelaksanaan program Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan, yang terdiri dari 5 (lima) program dengan

kegiatan sebagai berikut (SKPD Kota Batam, 2016):

a. Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah, terdiri atas satu

kegiatan, yaitu: Kegiatan Peningkatan Pelayanan Administrasi

Perkantoran.

b. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas Sarana

dan Prasarana Perkantoran Pemerintah, terdiri atas satu kegiatan,

yaitu: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

c. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur terdiri atas satu

kegiatan, yaitu: Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan Disiplin

Aparatur.

d. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan, meliputi 8 (delapan) kegiatan, yaitu:

63

a. Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kota Batam.

b. Pengawasan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan

Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3.

c. Penyelenggaraan Komisi Penilai AMDAL dan Rapat Tim Teknis

Kota Batam.

d. Pengawasan Izin Gangguan (HO) dan Air Limbah di Kota Batam.

e. Pelayanan Pos Pengaduan Lingkungan Hidup.

f. Operasi Penaatan Lingkungan.

g. Evaluasi Pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL.

h. Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Batam.

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu:

1) Penyusunan Status Lingkungan Hidup Kota Batam.

2) Reprogramming Sistem Informasi Lingkungan (SIL).

3) Sosialisasi dan Rapat Koordinasi Lingkungan Hidup.

4) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan dan

Operasional Laboratorium.