41
48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 1998 A. Sistem Sosial Masyarakat Arab Kampung Ampel Sistem kekerabatan masyarakat Arab kampung Ampel menganut sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah atau disebut sebagai sistem patrilineal 1 . Hal ini dilatarbelakangi dasar historis mengenai kedatangan awal imigran Hadramaut di kota Surabaya, mayoritas adalah pria. Selain bertujuan untuk berdagang di kawasan pesisir Surabaya, mereka membentuk sebuah pemukiman dengan menikahi wanita pribumi setempat 2 . Masyarakat etnis Arab dikenal memiliki dua golongan yaitu golongan Sayyid serta golongan Syekh, golongan Sayyid dikenal sebagai golongan keturunan Nabi Muhammad SAW serta memiliki status sosial lebih tinggi bila dibandingkan dengan golongan Syekh. Golongan Syekh merupakan golongan keturunan Arab namun tidak memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Kedua golongan ini cukup berpengaruh dalam dinamika kehidupan masyarakat 1 Lihat permasalahan studi penelusuran garis keturunan atau family history, Elsbeth locher-Scholten, halaman : 180 2 Orang Asli Hadramaut dipanggil sebagai wulati atau totok, sedangkan campuran Indo-Hadramaut adalah Muwallad atau peranakan. Hal ini akibat perkawinan campur dengan masyarakat pribumi. Lihat Huub de Jonge, 2004, Abdul Rahman Baswedan and The Emancipation of The Hadramis in Indonesia, Asian Jurnal of Social Sciences, Vol 32, No 3.

BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

48

BAB III

DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL

TAHUN 1955 – 1998

A. Sistem Sosial Masyarakat Arab Kampung Ampel

Sistem kekerabatan masyarakat Arab kampung Ampel menganut sistem

kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah atau disebut sebagai sistem

patrilineal1. Hal ini dilatarbelakangi dasar historis mengenai kedatangan awal

imigran Hadramaut di kota Surabaya, mayoritas adalah pria. Selain bertujuan untuk

berdagang di kawasan pesisir Surabaya, mereka membentuk sebuah pemukiman

dengan menikahi wanita pribumi setempat2.

Masyarakat etnis Arab dikenal memiliki dua golongan yaitu golongan

Sayyid serta golongan Syekh, golongan Sayyid dikenal sebagai golongan keturunan

Nabi Muhammad SAW serta memiliki status sosial lebih tinggi bila dibandingkan

dengan golongan Syekh. Golongan Syekh merupakan golongan keturunan Arab

namun tidak memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Kedua golongan ini cukup berpengaruh dalam dinamika kehidupan masyarakat

1 Lihat permasalahan studi penelusuran garis keturunan atau family

history, Elsbeth locher-Scholten, halaman : 180 2 Orang Asli Hadramaut dipanggil sebagai wulati atau totok, sedangkan

campuran Indo-Hadramaut adalah Muwallad atau peranakan. Hal ini akibat

perkawinan campur dengan masyarakat pribumi. Lihat Huub de Jonge, 2004, Abdul

Rahman Baswedan and The Emancipation of The Hadramis in Indonesia, Asian

Jurnal of Social Sciences, Vol 32, No 3.

Page 2: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

49

kampung Ampel secara keseluruhan, terutama dalam bidang sosial, ekonomi,

politik, maupun budaya.

Golongan Sayyid atau Alawi dikenali dengan ciri khas berupa pakaian serba

putih, menandakan status sosial mereka tinggi, namun kebanyakan mereka sangat

sulit bergaul dengan sebagian besar masyarakat, hanya beberapa orang saja yang

bisa bergaul dan berkomunikasi dengan golongan mereka. Sebutan laki-laki dari

golongan sayyid disebut syarif, sedangkan wanita dari golongan sayyid disebut

syarifah. Syarifah dikenali dengan pakaian bergamis hitam serta memiliki aturan

ketat dalam pergaulan untuk menjaga kehormatan maupun harga diri keluarganya.

Golongan Syekh atau non Alawi justru menunjukkan sikap sebaliknya, hal

ini ditunjukkan dengan sikap keterbukaan maupun pembauran dengan seluruh

lapisan masyarakat multietnis. Golongan syekh menganggap bahwa keterbukaan

adalah langkah awal untuk saling berbaur dan bahu membahu kehidupan masing-

masing pihak, tanpa adanya diskriminasi satu sama lain3.

Kedua golongan juga dikenal memiliki organisasi masyarakat, golongan

Sayyid dikenal memiliki organisasi Al-Jamiyat al- Khairiyah, sedangkan golongan

Syekh dikenal memiliki organisasi terkenal yaitu Al-irsyad. Organisasi ini bergerak

di bidang sosial masyarakat, terutama dikenal dalam bidang pendidikan mulai dari

tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga tingkat menengah ke atas (SMA).

Masyarakat umum juga mengenal organisasi ini menyediakan sebuah gedung untuk

3 Lihat permasalah mengenai toleransi dalam Suaidi Asy’ari (eds), 2003,

Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini, Jakarta : INIS dan Pusat Bahasa dan

Budaya UIN Syarif Hidayatullah, halaman : 175.

Page 3: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

50

disewakan kepada umum, terutama pesta perkawinan maupun acara seremonial

lainnya.

Organisasi Al-Jamiyat al-Khairiyah merupakan sebuah organisasi

masyarakat yang didirikan oleh golongan sayyid pada tahun 1905. Organisasi ini

bergerak di bidang pendidikan serta memiliki kontribusi cukup penting dalam

sejarah pergerakan nasional. Mereka mengenalkan sistem pendidikan modern

digabungkan dengan pendidikan agama, pada tahun 1913 organisasi ini juga

bergerak di bidang surat kabar maupun percetakan. Usaha percetakan mereka juga

pernah dipimpin oleh salah satu tokoh pergerakan ternama yaitu Umar Said

Tjokroaminoto4.

Organisasi Al-Irsyad adalah pecahan dari anggota organisasi Al-Khairiyah

yang tidak satu pendapat dengan mereka. Organisasi ini bergerak di bidang sosial

seperti pendidikan, persewaan gedung untuk kegiatan masyarakat, dan lain-lain.

Tahun 1914 mereka memiliki sekolah khusus untuk guru hingga sekolah agama5.

Latar belakang terbentuknya kedua organisasi tersebut tidak lepas dari

konflik internal antar kedua belah pihak, bahkan konflik ini terbawa hingga proses

terbentuknya organisasi Partai Arab Indonesia. Golongan Sayyid memandang

bahwa mereka bangga dengan identitas sebagai orang Arab maupun prestise sosial

tinggi, sedangkan golongan Syekh memandang bahwa semua orang memiliki status

4 Maslakhatul Nurul Aini, 2013, Masyarakat Arab Islam di Ampel Surabaya

dalam Struktur Kota Bawah Tahun 1816 – 1918, tidak diterbitkan, Surabaya :

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Adab, halaman : 88 5 Ibid

Page 4: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

51

sosial sama dan berhak menentukan nasibnya sendiri untuk menjadi bagian sebuah

bangsa atau negara6.

Kedua golongan berperan aktif dalam bidang ekonomi, terutama sebagai

seorang saudagar besar maupun pedagang. Keberadaan masjid Agung Sunan

Ampel beserta makam Sunan Ampel dan para pengikutnya menjadi lahan strategis

bagi mereka, hal ini tentunya menambah daya tarik tersendiri terutama para

peziarah dari berbagai lapisan masyarakat setiap tahun datang ke tempat ini untuk

berziarah maupun membeli oleh-oleh khas timur tengah di pasar yang bernama

Pasar Gubah7.

Masyarakat Arab dikenal cukup keras dalam mendidik anak-anak mereka,

sejak dari kecil mereka ditanamkan untuk fasih berbahasa Arab serta menekankan

pendidikan mengenai moral maupun kewirausahaan. Anak-anak mereka pandai

dalam bidang kesenian seperti marawis, pandai dalam hal bersyair, hingga dancing.

Memasuki usia dewasa, anak-anak mereka akan disuruh memilih untuk

meneruskan usaha orang tuanya maupun memilih jalan hidupnya sendiri Masalah

pendidikan bagi masyarakat etnis Arab memiliki tingkat kepedulian yang cukup

tinggi, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya dari mereka yang sudah

6 Sebuah suku atau masyarakat menjadi atau tidak menjadi sebagai bangsa

tergantung kepada keadaan politik pada waktu tersebut. Lihat Harold K. Issacs,

1993, Pemujaan Terhadap Kelompok Etnis : Identitas Kelompok dan Perubahan

Politik, Yayasan Obor Indonesia : Jakarta. 7 Awalnya pasar ini bernama pasar Gubah, pasar ini berdiri pada awal tahun

1900 an dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam menyediakan buah tangan

khas timur tengah. Pasar ini tidak hanya terdiri dari golongan Arab, tetapi golongan

Jawa, Madura, maupun etnis lainnya. Pengelolaan pasar tidak diatur oleh

pemerintahan Kota Surabaya karena keberadaannya muncul secara tiba-tiba.

Page 5: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

52

mengenyam pendidikan tinggi8. Salah satu masalah lain yang cukup sensitif bagi

masyarakat Arab adalah masalah perkawinan, terutama perkawinan antaretnis

dianggap suatu aib atau momok bagi sebagian golongan keluarga ata fams di

kampung Ampel9.

Perkawinan merupakan salah satu sarana efektif dalam mempertahankan

suatu garis keturunan maupun status sosial dalam struktur sosial masyarakat Arab.

Mayoritas pemuda Arab bebas untuk memilih wanita yang ingin dinikahi, terutama

wanita yang berasal dari etnis Jawa. Hal ini dikarenakan bahwa menikah dengan

wanita Jawa lebih mudah bila dibandingkan menikah dengan sesama etnis Arab.

Pemudi etnis Arab dituntut selektif dalam memilih pasangan hidup, hal ini

didasarkan untuk menjaga kemurnian garis keturunan atau fams. Sebagian keluarga

menganggap bahwa wanita Arab tidak boleh sembarangan menikahi laki-laki,

terutama laki-laki Jawa yang dikenal sebagai masyarakat kelas dua. Alasan lain

yaitu mempertimbangkan status, pendidikan, dan asal-usul ia berasal.

Beberapa kasus mencatat bahwa tidak jarang ada sebagian orang melanggar

aturan tersebut baik dari golongan Sayyid maupun Syekh, siapapun yang melanggar

8 Dahulu, ada tradisi atau kebiasaan di masyarakat Arab yang bermukim di

Nusantara untuk mengirimkan anak-anaknya ke Hadramaut, tradisi tersebut disebut

inisiasi. Tradisi ini mulai menghilang semenjak akhir tahun 1960 an karena

kemajuan pendidikan modern di Indonesia. Lihat Zefri Al-Katiri, 2013,

Menghilangnya Tradisi Bersyair pada Masyarakat Keturunan Arab di Pesisir

Utara Pulau Jawa, Volume 1, No, 2, Jurnal Susur Galur : Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Indonesia. 9 Lihat polemik pernikahan etnis Arab dengan etnis lain, Nunung Hidayati,

2014, Pernikahan Antar Etnis Arab dan Jawa di Kelurahan Ampel Kecamatan

Semampir Kota Surabaya, Skripsi, Tidak Diterbitkan, Surabaya : Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Page 6: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

53

akan mendapatkan sanksi sosial berupa dikucilkan dari keluarga besar serta dicoret

dari daftar ahli waris10. Kasus ini terjadi oleh beberapa keluarga yang memiliki

pemikiran kolot maupun tradisi kuat. Selain itu, tidak beberapa keluarga memiliki

alasan rasional untuk menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki non Arab

karena alasan ekonomi cukup, pendidikan tinggi, dan lain-lain.

Masyarakat etnis Arab memiliki pandangan tersendiri terhadap etnis lain,

terutama dalam menyebut panggilan terhadap etnis lain. Berdasarkan wawancara

dengan Bapak Khatib selaku ketua Pokdwaris Ampel, beliau menjelaskan

mengenai sebutan panggilan bagi beberapa suku etnis di kampung Ampel :

“Kalau mereka menyebut sesamanya itu adalah ‘jamaah, kalau orang

Tionghoa disebut ‘Baudeh’, kalau orang Jawa istilahnya Ahwal. Ahwal itu

adalah sebutan saudara dari ibu11.”

Bentuk panggilam semacam ini tentunya merupakan sebuah bentuk dari

asimilasi kebudayaan Arab terhadap kebudayaan lokal setempat, hal ini tidak

dipermasalahkan bagi masyarakat kampung Ampel secara keselurahan. Bahasa

pergaulan atau slang juga memiliki bentuk khas tersendiri di kampung Ampel,

seperti yang diutarakan oleh Bapak Khatib :

“Lucunya lagi, kampung ini punya slang dengan dasar bahasa Arab,

bahasanya kalau menurut saya sendiri tidak mengindahkan grammar atau

tata bahasa, ndak lanang ndak wedok ente semua, mbuh iku Arab, Jawa,

Madura, Tionghoa, India. Saya menemukan sekitar 300 kata slang dan

masih terus bertambah dari waktu ke waktu12.

Bentuk ciri khas budaya semacam ini menambah keragaman budaya dari

antaretnis untuk saling menunjukkan identitas mereka dalam sebuah ikatan

bernama ‘kampung’ dalam budaya perkotaan. Fungi dari identitas kelompok dasar

berhubungan erat dengan dua unsur pokok yang amat penting yaitu kepribadian

10 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016 11 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016 12 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016

Page 7: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

54

individu dan pengalaman hidup. Pada akhirnya rasa memiliki serta kualitas rasa

harga diri masing-masing etnis mampu menciptakan sebuah kerukunan perilaku

diantara anggota kelompok maupun antar kelompok etnis13.

B. Dinamika Masyarakat Arab Ampel Tahun 1955 – 1998

1. Munculnya Front Anti Komunisme Ampel (Tahun 1955 – 1966)

a. Perkembangan Komunisme di Kota Surabaya

Kawasan Jawa Timur dikenal sebagai kawasan santri, mayoritas

penduduk Jawa Timur memiliki matapencaharian sebagai petani. Islam

berkembang pesat semenjak berdirinya pesantren seperti Tebuireng maupun

Lirboyo. Namun, semenjak peristiwa kudeta PKI tahun 1948 di Madiun14,

Komunisme mulai menyasar masyarakat pedesaan dengan memanfaatkan

isu ‘7 Setan Desa’15. Komunisme mulai menyasar kawasan perkotaan,

karena gerakan kiri tumbuh subur di daerah pusat industri, terutama

13 Suaidi Asy’ari (eds), 2003, Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini,

Jakarta : INIS dan Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah, halaman :

52 14 Setelah peristiwa Madiun 1948, PKI mulai bangkit tahun 1951 dengan

mengadakan sidang pleno 7 Januari 1951. D.N Aidit berhasil menjadi pimpinan

PKI menggeser kepemimpinan golongan tua seperti Alimin. D.N Aidit terpilih

karena masih sejalan dengan prinsip ‘Jalan Baru Musso’. Lihat Soegiarso Soerojo,

1988, Siapa Menabur Angin Ia Menuai Badai : G30S/PKI & Peran Bung Karno,

CV Sri Murni : Jakarta, halaman : 51. 15 7 Setan Desa terdiri dari : tuan tanah jahat, lintah darat, tengkulak jahat,

tukang ijon, penguasa jahat, kapitalis birokrat dan bandit-bandit desa.

Page 8: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

55

kawasan pesisir. Gerakan kiri di kawasan pusat industri didominasi oleh

golongan buruh kerja maupun pekerja lepas.

Kawasan pusat industri seperti Surabaya tidak terlepas dari

penyebaran ideologi komunisme. Keadaan kota Surabaya pascarevolusi 10

November 1945 mulai di dominasi oleh golongan kiri dalam spektrum

politik. Frederick menyebut bahwa Surabaya tidak pernah menjadi pusat

aktivitas politik radikal hingga menjelang revolusi fisik meletus16.

Permasalahan konflik agraria di kota Surabaya, termasuk UUPA

Agraria tahun 1960 berhasil dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan

propaganda. Hampir sebagian daerah merupakan basis-basis massa PKI,

seperti daerah Kupang, Kranggan, dan Nyamplungan17. Pengaruh PKI

dalam bidang politik lokal di Surabaya terlihat dari terpilihnya dua

simpatisan partai sebagai walikota Surabaya yaitu : D.R Satrio (1958 –

1963) dan Moerrachman S.H (1963 – 1965)18. PKI memanfaatkan kekuatan

pemerintah untuk menghapus citra buruk mengenai kudeta Madiun tahun

1948. PKI berhasil menduduki peringkat kedua Pemilu 1955 di Jawa Timur

16 Pradipto Niwandhono, 2014, Palu Arit di Kota Pahlawan : Peran Politik

Golongan Komunis di Surabaya Masa Demokrasi Terpimpin 1957 – 1966, Jurnal

Mozaik, Vol 14, No 2, Pendidikan Sejarah Unesa : Surabaya, halaman 220. 17 Arya W. Wirayuda, Dari Klaim Sepihak hingga Land Reform : Konflik

Penguasaan Tanah di Surabaya 1959 – 1967, STPN Press : Surabaya.

Halaman : 70. 18 Purnawan Basundoro, 2012, Sejarah Pemerintahan Kota Surabaya Sejak

Masa Kolonial sampai Masa Reformasi 1906 – 2012, Departemen Sejarah UNAIR

: Surabaya, halaman 223.

Page 9: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

56

dengan perolehan 2.274.523 suara19. PKI memperoleh kemenangan nyaris

mutlak di kota Surabaya, kecuali di sejumlah wilayah dimana komunitas

Islam modernis lebih dominan seperti di kawasan Ampel, Surabaya Utara20.

Kemenangan PKI di berbagai kawasan kota Surabaya rupanya

mengundang perhatian dari kalangan Islam seperti Masyumi dan NU.

Muktamar Masyumi VII 3-7 Desember 1954 menghasilkan fatwa mengenai

ideologi komunisme, majelis syuro pusat Masyumi menagnggap bahwa

penggunaan kekerasan sebagai implementasi dari tujuan ‘menghalalkan

segala cara’ oleh penganut komunis dinilai membahayakan seluruh

golongan masyarakat21.

Semenjak fatwa tersebut ditetapkan, organisasi massa PKI dan NU

sering konflik dalam menegakkan ideologi masing-masing. NU

menggunakan khotbah Jum’at sebagai wahana propaganda politik dalam

membendung ideologi komunis22, sedangkan PKI menggunakan kesenian

19 Soegiarso Soerojo, 1988, Siapa Menabur Angin Ia Menuai Badai :

G30S/PKI & Peran Bung Karno, CV Sri Murni : Jakarta, halaman : 91. 20 Op. Cit, halaman : 225. 21 Samsuri, 2001, Komunisme dalam Pergumulan Wacana Ideologi

Masyumi, Millah : Jurnal Studi Agama, Vol 1, No 1, UIN Sunan Ampel : Surabaya,

halaman 113. 22 Ketegangan NU vs PKI kian memuncak semenjak penguasaan tanah oleh

PKI di Banyu Urip, konflik Kembang Kuning antara NU vs PKI, hingga masa

pemerintahan Walikota Surabaya Murrachman (1963 – 1965) semenjak dilantik

tahun 1963. Lihat Arya W. Wirayuda, Dari Klaim Sepihak hingga Land Reform :

Konflik Penguasaan Tanah di Surabaya 1959 – 1967, STPN Press : Surabaya.

Page 10: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

57

rakyat (Lekra) untuk tujuan serupa dengan menggunakan kesenian

Ludruk23.

Kampung Ampel sebagai kawasan Islam modernis adalah garda

terdepan dalam membendung ideologi komunisme, hal ini ditunjukkan

dengan berdirinya sebuah organisasi massa bernama Front Anti Komunisme

atau FAK. Organisasi FAK didirikan dengan dasar doktrin jihad dalam

memberikan pengaruh masif membendung pengaruh komunisme, FAK juga

didukung oleh organisasi massa seperti GP Anshor NU. Operasi ‘Pertanu’

di Jawa Timur dilakukan untuk membendung ideologi komunisme24.

b. Hasan Aidid : Pendiri Front Anti Komunisme (FAK)

Hasan Aidid lahir di Kepulauan Bonerate, Makaasar, Sulawesi

Selatan tahun 1910. Ia memiliki garis keturunan campuran Arab dari ayah

dan ibu dari Sulawesi Selatan. Isterinya, Hj. Zubaidah Daeng Sikati adalah

keturunan bangsawan Bugis. Terakhir beliau tinggal di Jl. Malik Ibrahim

(Embong Arab/ Gapuro) kota Gresik. Ketika pertama kali datang ke Pulau

Jawa beliau sempat tinggal di kota Tegal, kemudian hijrah ke kawasan

Kampung Ampel Surabaya.

23 Purnawan Basundoro, 2012, Sejarah Pemerintahan Kota Surabaya Sejak

Masa Kolonial sampai Masa Reformasi 1906 – 2012, Departemen Sejarah

UNAIR : Surabaya, halaman 225. 24 Operasi Pertanu merupakan operasi pembersihan orang-orang PKI di

Jawa Timur, dilakukan oleh organisasi masyarakat GP Anshor. GP Anshor

melatarbelakangi lahirnya algojo di Jawa Timur, termasuk Surabaya. Lihat Arya

W. Wirayuda, Dari Klaim Sepihak hingga Land Reform : Konflik Penguasaan

Tanah di Surabaya 1959 – 1967, STPN Press : Surabaya, halaman : 83.

Page 11: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

58

Gambar 4

Hasan Aidid, Pendiri Front Anti Komunisme Jawa Timur

Sumber : Dokumentasi Pribadi Bapak Khatib

Beliau dikenal sebagai aktivis Islam serta politikus partai Masyumi.

Semangat berapi-api beliau ketika berpidato di mimbar hingga menarik

perhatian masyarakat umum membuat beliau dikenal sebagai ‘Singa

Podium, bersama K.H. Annur Rofiq (Anak K.H Mas Mansur), dan K.H. Isa

Anshori dikenal sebagai ‘tiga serangkai’.

Hasan Aidid pernah melawan salah satu tulisan dari seorang atheis

asal Malang, Muhammad Ahsan. Ia menulis secara terbuka di Surat Kabar

Harian Rakyat, 9 Agustus 1955. Ahsan menanggap bahwa sosok Tuhan itu

tidak ada serta menanggap segala sesuatu di dunia ini terbentuk dari proses

evolusi seperti teori evolusi Darwin mengenai asal mula manusia, Hasan

menanggapi hal ini dengan tegas bahwa “Islam mengajarkan kepada umat

Page 12: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

59

manusia bahwa Tuhan itu memang tidak berbentuk, namun ada di dalam

hati nurani setiap manusia. Segala sesuatu hal di dunia adalah kehendak

dari-Nya serta mengakui Tuhan itu Esa”25. Hubungan erat antara agama dan

ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan, keduanya adalah dua sisi koin

yang berbeda namun saling membutuhkan satu sama lain.

Memasuki era demokrasi terpimpin, Hasan Aidid mendirikan

sebuah organisasi massa bernama Front Anti Komunisme atau FAK.

Organisasi tersebut berdiri pada tahun 1955 dan memiliki kantor sekretariat

di depan Kali Pegirian. Salah satu tujuan dari gerakan ini adalah upaya

untuk menangkal paham radikalisme atau komunisme yang cenderung

menempatkan materi di atas segalanya.

Selain menulis di kolom surat kabar, beliau berhasil membubarkan

rapat PKI yang dipimpin oleh D.N Aidit pada tahun 1962 di kota Malang.

Bersama dengan An-Nur Rofiq serta Isa Anshori menghentikan secara

paksa rapat tersebut dan meminta D.N Aidit turun dari mimbar pidato.

Setelah kejadian tersebut, PKI melancarkan fitnahnya dengan menuduh

Hasan Aidid dan kawan-kawan melakukan aksi anarkis dan brutal dalam

rapat tersebut, namun hal tersebut tidak dapat terbukti kebenarannya.

25 Wisata Ampel Surabaya dalam tulisan Mengenang Tokoh Ampel : Hasan

Aidid (1910 – 1979)

Page 13: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

60

Gambar 5

D.N Aidit Berorasi di Kota Malang

Sumber : Dokumentasi Pribadi Bapak Khotib

Hasan Aidid mengakui bahwa D.N Aidit memiliki garis keturunan

Arab sehingga Aidit menganti nama fams dengan nama Aidit. Bahkan awal

nama dari seorang D.N Aidit adalah Djafar Nur dan bukan Dipo

Nusantara26, hal ini diperkuat oleh informasi yang didapat oleh bapak

Khotib secara langsung dari Hasan Aidid.

Setelah berhasil menumpas gerakan PKI di kawasan Kampung

Ampel, beliau kembali aktif dalam dunia dakwah dan keislaman dengan

aktif dalam study club maupun acara debat mengenai bab keislaman. Beliau

tergabung dalam Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDI) pimpinan M.

26 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016

Page 14: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

61

Natsir di Jakarta serta aktif di dalam kegiatan dakwah. Beliau menutup usia

pada tahun 1979 ketika melakukan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi.

2. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Arab (Tahun 1967)

a. Munculnya Tren Budaya Musik Rock & Dansa Tahun 70 an

Memasuki tahuh 70 an, dunia memasuki era baru dalam musik

seperti berkembangnya gaya dancing terbaru, musik rock n roll, hingga

mode pakaian anak muda saat itu. Indonesia mulai mengikuti tren semenjak

dibukanya kembali hubungan kerjasama dengan negara-negara lain di

dunia, terutama dalam bidang ekonomi.

Semenjak terbukanya kembali Indonesia dalam arus global,

berbagai jenis genre musik maupun mode pakaian tumbuh menjamur di

kalangan anak muda. Genre musik pop dan rock adalah salah satu jenis

musik favorit yang disukai oleh anak muda pada waktu itu, gaya pakaian

ala 70 an juga ikut mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat umum,

termasuk masyarakat Arab Kampung Ampel Surabaya.

Anak-anak etnis Arab dikenal memiliki darah seni tinggi sejak lahir,

beberapa diantara memiliki sebuah bakat atau talent yang diwariskan oleh

orang tua maupun garis keturunannya. Bentuk-bentuk keahlian dalam

bidang seni ditunjukan dalam bentuk menulis syair, seni gambus, maupun

Page 15: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

62

gaya dancing dengan gerakan luwes dan enak dilihat27. Keahlian tersebut

hanya dapat dimiliki oleh beberapa orang tertentu.

Keahlian menulis syair lagu dimiliki oleh artis keturunan Arab yang

bersinar di era tahun 70 an, beliau dikenal dengan nama Ahmad Albar. Ia

adalah vokalis Godbless sekaligus anak dari penyair lagu terkenal abad – 20

yaitu Syekh Albar, bakat menulis syair diturunkan oleh ayahnya karena

memiliki kepiawaian dalam merangkai kata-kata untuk menunjukkan

sebuah ekspresi jiwa, luapan emosi manusia, maupun bentuk kritik sosial.

Warna musik Godbless lebih cenderung kepada bentuk kritik sosial

maupun ekspresi diri seorang Achmad Albar dalam mewarnai tren musik

pop maupun rock dari tahun 70 hingga 80 an., lagu terkenal seperti : syair

kehidupan, semut hitam, hingga kehidupan menjadi lagu unggulan pada

waktu tersebut.

Sejalan dengan pemikiran Jalaludin Rummi, ia berpendapat

mengenai hubungan antara Islam dan musik, “Terdapat aneka ragam dan

jalan menuju Tuhan, pilihanku adalah musik dan tari”. Hal ini kemudian

dibenarkan oleh Ibn Arabi bahwa mendengarkan musik dapat mengantarkan

seseorang kepada suatu pengalaman spiritual tinggi28. Musik memiliki

pengaruh cukup besar terhadap realitas kehidupan sosial manusia. Musik

27 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016 28 Alwi Shihab, 1998, Islam Inklusif : Menuju Sikap Terbuka dalam

Beragama, Mizan : Bandung, halaman : 232

Page 16: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

63

tidak hanya menyentuh, tetapi juga meresap dan merasuki jiwa dan hati

pendengarnya.

Musik juga memiliki efek negatif apabila mengandung lirik yang

bernuansa keburukan maupun pendangkalan spiritual, apalagi mengenai

pelanggaran moral dan agama. Berbagai tema-tema lagu berkembang di

tahun 70-80 an adalah bertema kriminal, percintaan, obat terlarang dan

masih banyak lagi29. Pengaruh buruk dari musik harus bisa dicegah dan

dihindari oleh pendengarnya karena akan memberikan dampak buruk di

kemudian hari baik kepada diri sendiri maupun lingkungn sosialnya.

Masuknya tren budaya pop maupun rock dari luar membawa

pengaruh besar dalam munculnya radio-radio amatir, termasuk kota

Surabaya30. Anak-anak muda mulai akrab dengan radio sebagai sarana

komunikasi dan hiburan efektif pada waktu tersebut karena minimnya

saluran acara televisi.

Selain bidang musik, mereka juga pandai dalam bidang dansa atau

dancing. Budaya dansa atau dancing sudah menjadi bagian hidup etnis Arab

baik dari Hadramaut maupun di Indonesia. Menurut penuturan bapak

Khotib, anak-anak dengan talenta semacam ini hanya dimiliki oleh keluarga

dengan bakat seni tinggi31. Mereka berdansa dengan gerakan luwes dan

sehingga orang-orang melihatnya ingin ikut berdansa dengan gaya rock n

29 Ibid halaman : 234. 30 Wawancara dengan Achmad Affandi, tanggal 18 Agustus 2016. 31 Wawancara dengan Umar Askari, tanggal 27 Juni 2016.

Page 17: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

64

roll, blues, maupun gaya lainnya dengan diiringi musik32. Bahkan ada

beberapa diantara mereka menjadi juara nasional dan menjadi pelatih dansa,

sangat disayangkan bahwa masyarakat etnis Arab Ampel Surabaya tidak

memiliki komunitas dansa atau musik gambus selengkap masyarakat etnis

Arab Pasar Kliwon di Kota Surakarta33.

Keberadaan mereka sangat susah untuk ditemukan, berikut adalah

pernyataan Pak Khatib mengenai dancing :

“Untuk menemukan mereka sangat susah, bahkan mereka tampil

apabila memenuhi bentuk undangan semacam pernikahan maupun

syukuran. Rata-rata mereka menetap dan hidup di kota-kota besar

selain Surabaya, hal-hal semacam tentu lebih baik apalagi memiliki

komunitas untuk mewadahi bakat seni semacam dansa. Tahun 70 an,

kampung Ampel membuktikan dirinya bahwa stigma masyarakat

non Ampel yang menyebut bahwa orang Ampel hanya gambusan,

ngaji Qur’an, dan lebih ke arah keagamaan semacam itu hanyalah

sebuah omong kosong besar karena masyarakat menilai hanya dari

luarnya saja, karena di dalam kampung ini menyimpan banyak

sekali khasanah kebudayaan antaretnis”34.

b. Asy-Syabaab : Nasionalisme dalam Sepakbola

1. Sejarah Awal Klub Asy-Syabaab

Sepakbola menjadi bagian penting dalam budaya urban, terutama

kampung Ampel. Kampung yang dikenal sebagai kampung Arab Surabaya

dikenal melahirkan banyak tokoh-tokoh terkenal dalam bidang sepakbola.

Berawal dari perkumpulan pemuda Arab maupun etnis lainnya, mereka

32 Wawancara dengan Umar Askari, tanggal 27 Juni 2016. 33 Wawancara dengan Umar Askari, tanggal 27 Juni 2016. 34 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016.

Page 18: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

65

kemudian mendirikan sebuah klub bernama Asy-Syabaab atau dalam

bahasa Arab yaitu shohib atau sahabat.

Klub ini berdiri semenjak era pemerintah kolonial Hindia Belanda

atau tahun 1930 an. Sebelum bernama Asy-Syabaab, klub ini memiliki

nama An-Naser yang didirikan oleh Muhammad bin Said Martak,

Muhammad Bahmar yaitu kakek dari Fuad Al-Katiri, dan Salim Barmen

yaitu ayah dari Muhammad Barmen.35 Awal mula berdirinya klub adalah

keinginan jamaah warga Ampel untuk membentuk sebuah wadah dalam

menyalurkan hobi di bidang sepakbola.

Tahun 1942, klub An-Nasr mengalami pergantian nama menjadi Al-

Faouz yang berarti kemenangan. Memasuki era kemerdekaan, tanggal 16

Juni 1948 klub ini resmi berganti nama menjadi Asy-Syabaab hingga saat

ini. Pendiri klub Asy-Syabaab antara lain : Zein bin Agil sebagai ketua, Ali

Bahalwan (ayah Rusdy Bahalwan), Mochtar, Ali Salim, Ibrahim sebagai

sekretaris dan Bobsaid yang menjabat sebagai captain Arab. Klub memiliki

sekretariat atau markas di Jalan Ketapang Besar No. 28 Surabaya.

35 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016.

Page 19: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

66

Gambar 6

Pemain An-Nasr tahun 1930 an

Sumber : My Asyabaab

Masa awal perkembangan klub asy-syabaab ditandai dengan

mengikuti kompetisi amatir dan komposisi pemain sepenuhnya dari

kampung Ampel. Tahun 1948 – 1960 adalah masa sulit klub karena kalah

bersaing dengan klub etnis Tionghoa yaitu Suryanaga. Suryanaga dikenal

sebagai rival abadi dari klub Asy-syabaab, kedua klub berperan besar

terhadap perkembangan sepakbola kota Surabaya maupun tim nasional.

Para pemain yang berkontribusi dalam tim nasional adalah Fauzi

Hasan (Saudara mantan Mendikbud Fuad Hasan), Alwi bin Syekh

Abubakar, Husin bin Agil, dan Saleh Mahri. Selain timnas, klub Persebaya

Surabaya berhasil menggaet pemain seperti Achmad Barajak, Amak Guk

Page 20: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

67

Al-Jufri, Amak Bazrawan, dan lain-lain36. Komposisi pemain mayoritas

berasal dari kampung Ampel.

Masa transisi awal klub tersebut juga diwarnai oleh kisruh

pergantian nama antara kubu dr. Thalib Bobsaid dan Muhammad Barmen.

Kubu Thalib menginginkan nama Asy-syabaab diganti menjadi Pemuda

Indonesia akibat berbau SARA, namun kubu Muh. Barmen tetap

mempertahankan nama Asy-Syabaab karena sudah menjadi identitas

maupun ciri khas dari klub37. kisruh ini sampai ke tingkat menteri hingga

akhirnya berhasil memenangkan kubu Muhammad Barman karena

kecintaan beliau terhadap kampung Ampel maupun klub.

Klub Asy-Syabaab pernah kehilangan salah satu pemain terbaiknya

yaitu Mochammad Oesman, ketika Asy-syabaab melawan klub PSAL. Ia

meninggal dunia saat pertandingan akibat pelanggaran keras yang dilakukan

oleh salah satu pemain PSAL hingga membuat cedera parah di bagian

selangkangan. Tragedi tersebut membuat para pemain seperti kehilangan

semangat bermain, namun kedua tim saling bermain sportif hingga akhir

pertandingan dan tidak ada dendam diantara kedua belah pihak akibat

tragedi tersebut.

36 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016 37 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016

Page 21: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

68

Gambar 7

Pertandingan Terakhir Oesman Muhammad Melawan PSAL

Sumber : My Asyabaab

2. Masa Keemasan klub Asy-Syabaab

Era keemasan klub Asy-Syabaab diraih ketika posisi ketua klub

diambil alih oleh Muhammad Barman, seorang pengusaha kain kiloan yang

berlokasi di kawasan Kampung Ampel atau Jalan K.H Mas Mansur. Sosok

Muhammad Barman digambarkan oleh Bapak Umar Askari sebagai berikut

“dia itu orang gila bola, sampai orang-orang bilang turu wae

nganggo bantal e bal (Tidur saja dia memakai bantal bola). Dia

mencintai sepakbola untuk menghidupkan bola sehingga dia pandai

mengelola klub dengan baik, sepakbola sebagai alat persatuan.

Kalau sampai pak Mubarman meninggal dunia, klub ini juga ikut

bubar.38”

38 Wawancara dengan Umar Askari, tanggal 27 Juni 2016

Page 22: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

69

Muhamamad Barman memiliki filosofi sukses dalam mengelola klub yaitu

: 1. Menerapkan DPR (Disiplin, Pandai, Rajin), 2. Kejujuran, 3.

Kekompakan dan kekeluargaan, 4. Berani melakukan eksperimen, 5. Serius

dalam berlatih. Karir klub menanjak drastis semenjak berhasil mencari

bakat-bakat muda hingga ke pelosok negeri, terutama lawatan ke Ambon

saat berhasil mendapatkan Jacob Sihale39.

Masa keemasan klub Asy-syabaab diawali dengan menjadi juara

kompetisi Persebaya tahun 1974, di tingkat nasional kalah secara

kontroversial saat melawan Jayakarta tahun 1975 akibat gol tangan Tuhan

Andi Lala hingga mengakibatkan kerugian berupa kekalahan 6-5 ketika adu

penalti40. Klub Asy-syabaab hanya menjadi runner up dan seluruh pemain

gagal naik haji akibat otoritas Arab Saudi membatalkan turnamen tingkat

Asia atau AFC Cup. Tingkat internal klub kembali mengalami konflik

serupa pergantian nama yaitu AFC yaitu Asy-Syabaab Football Club. Nama

tersebut tidak menggambarkan identitas Asy-Syabaab, masalah tersebut

hanya menjadi angin lalu karena pengaruh kuat dari sosok Muhamamd

Barman.

Pada masa tersebut, klub dihuni para pemain bintang seperti Abdul

Kadir (Salim Kancil), Rusdy Bahalwan, Subodro, Jacob Sihale, Rustam

39 Lihat lampiran mengenai perkembangan Asy-Syabaab dalam lawatan ke

Ambon Tahun 1970 an 40 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016

Page 23: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

70

Effendi dan lain-lain. Abdul Kadir dikenal karena kelincahannya41, Jacob

Sihale dikenal sebagai striker haus gol namun fobia kegelapan, dan Rusdy

Bahalwan dikenal sebagai pemain loyal dan berperan penting terhadap klub

Asy-Syabaab menjadi juara di tahun 80 an.

3. Masa Kemunduran Klub Asy-Syabaab

Prestasi klub tetap berada di posisi teratas walaupun ditinggalkan

oleh sejumlah pemain bintang ke klub Galatama sekitar 18 orang. Hanya

Rudsy Bahalwan dan Soebodro yang tetap bertahan di klub Asy-Syabaaab,

dan berhasil membawa klub tersebut juara nasional di Yogyakarta tahun

198142. Memasuki era Galatama, klub mulai berpartisipasi dalam liga

professional dan mengganti nama mereka menjadi Asy-Syabaab Galatama

Salim Group43. Nama Salim Group berasal dari penyokong dana terbesar

dalam membiayai dana operasional klub dalam bertanding maupun

mengurusi manajamen klub. Setelah proses akusisi klub dilakukan tahun

1991, klub mampu bersaing dengan klub papan atas seperti Kramayudha

Tiga Berlian, Petrokimia Gresik, Arsetto Solo, Persib Bandung, dan masih

banyak lagi.

41 Lihat lampiran mengenai Masa Keemasan Asy-Syabaab dalam

menghasilkan pemain nasional berkualitas. 42 Lihat lampiran Akhir Masa Kejayaan Asy-Syabaab mengenai Kejuaran

Nasional tahun 1981 di Yogyakarta. 43 Lihat lampiran Akhir Masa Kejayaan Asy-Syabaab mengenai Akusisi

Klub oleh Salim Group.

Page 24: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

71

Prestasi terakhir klub adalah saat kompetisi Liga Galatama tahun 94-

95 dan hanya mampu menembus semifinal saat dikalahkan Persib Bandung

3-0 hingga menjadi kampiun pada waktu tersebut. Klub mulai mengalami

masa kemunduran akibat krisis multidimensional hingga memaksa Salim

Group menarik diri sebagai sponsor utama Asy-Syabaab, klub memutuskan

keluar dari kompetisi Liga Indonesia pada tahun 1996 – 1997.

4. Muhammad Attuwy : Kisah Pembuat Badge Asy-Syabaab

Muhammad Attuwy dikenal sebagai pemain sekaligus pengurus

Asy-Syabaab antara tahun 1965 – 1977. Saat menjadi pemian, ia menempati

posisi kiri luar atau kanan luar. Beliau dikenal sebagai tangan kanan

Muhammad Barmen dan menjadi pemain yang pernah bermain bersama

Rusdy Bahalwan maupun pemain hebat lainnya.

Beliau menjelaskan mengenai keberhasilan Muhammad Barman

dalam mengelola klub hingga menjadi klub disegani pada waktu tersebut :

“Manajemen itu penting, sehingga klub akan berjalan dengan baik

apabila manajemen juga dikelola secara betul dan baik, saya juga

kagum dengan manajemen Persib Bandung yang kuat sejak awal

hingga saat ini. ketika mencari bibit pemain berkualitas, kami

menyempatkan untuk turun langsung ke desa. Bahkan pak Barman

menyamar menggunakan wig, dananya juga berasal dari kantong

pribadi masing-masing.44”

Ia juga menjelaskan mengenai sepakbola sebagai alat propaganda.

Bardosono sebagai pengurus PSSI, pada waktu tersebut dikenal sebagai

sepakbola Pancasila sekaligus sebagai alat propaganda pemerintah orde

44 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016

Page 25: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

72

baru pada waktu tersebut45. Sampai saat ini, dunia sepakbola nasional

berkaitan erat dengan kepentingan politik antargolongan didalamnya.

Gambar 8

Potret Muhammad Attuwy dalam Asy-Syabaab tahun 1970 an

sSumber : Dokumentasi Pribadi Muhammad Attuwy

Ia juga dikenal sebagai penggagas pembuatan Badge Asy-Syabbab

bersama dengan Muhammad Barman, proses pembuatan badge berlangsung

selama satu bulan. Hal ini ia lakukan karena kecintaan terhadap klub Asy-

Syabaab, kebiasannya membuat TTS menjadikan dirinya sama sekali tidak

mengalami kesulitan ketiika harus menyelesaikan badge tersebut46.

45 Wawancara dengan Muhammad Attuwy, tanggal 4 Agustus 2016. 46 Fuad Al-Katiri, dkk. My Asy-Syabaab, PO Asy-Syabaab : Surabaya,

halaman : 65

Page 26: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

73

Prestasi yang pernah diraih beliau adalah ketika mengikuti Suratin

Cup dengan memperkuat Persebaya Jr. Namun ia kecewa akibat klub

Persebaya Jr kalah dari Persid Jember dengan skor 2-1. Tahun 1977 bersama

Zein bin Agil menjadi sekretaris dan tahun 1979 bersama Cholid Ghoromah

juga nenjabat sebagai sekretaris klub47. Setelah pensiun, ia kini mendirikan

usaha bahan-bahan kimia di Jalan Panggung No. 150 Surabaya.

5. Rusdy Bahalwan : Integritas dan Loyalitas

Salah satu tokoh sepakbola yang dikenal masyarakat Surabaya

maupun Indonesia adalah Rusdy Bahalwan. Beliau lahir di Surabaya, 7 Juni

1947 dari pasangan Ali Bahalwan dan Rugaiyah Baadilah. Bakat beliau

terlihat ketika masih kecil, ia sering bermain sepakbola bersama teman-

teman akrabnya. Hingga akhirnya beliau ikut klub Asy-Syabaab. Kediaman

beliau dekat dengan stadion Gelora 10 November menjadi salah satu alasan

kuat dalam mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepakbola. Kecintaan

kepada klub Asy-Syabaab maupun Persebaya menjadi bukti loyalitas beliau

terhadap sepakbola kota Surabaya.

Ia kemudian meneruskan sekolah di SMA 6 Surabaya tahun 1966

dan diterima di S-1 Fakultas Ekonomi Unair tahun 1967. Kecintaan beliau

terhadap beliau rupanya mengalahkan pendidikan beliau di bangku kuliah

dan memutuskan keluar untuk menekuni karirnya di Sepakbola. Setelah

keluar, ia fokus untuk menekuni sepakbola. Bersama Zein bin Agil,

47 Ibid.

Page 27: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

74

Soebodro, Abdullah Ghoromah, dan Jacob Sihale. Ia tumbuh menjadi

pemain hebat di bawah tangan dingin seorang Muhammad Barmen.

Perjalanan karir sepakbola Rusdy Bahalwan dimulai ketika usia 14

tahun dan bergabung dengan klub Asy-Syabaab dari kampung Ampel. Ia

bertemu dengan kawan tandem yaitu Soebodro, hingga keduanya menjadi

duet andalan Asy-Syabaab di lini belakang48. Bersama Asy-Syabaab, ia

sukses memberikan gelar berupa Juara Kompetisi Persebaya 1973/1974.

Kemampuan Rusdy Bahalwan dalam mempertahankan lini belakang

rupanya membuat Persebaya tertarik untuk merekrut. Hal ini kemudian

membawa dampak positif berupa Persebaya menjadi juara I kompetisi

Divisi Utama Perserikatan 1977 – 1978. Puncaknya, ia dipanggil masuk

skuad tim nasional tahun 1972 – 1975. Bersama tim nasional, Rusdy

berhasil mengantarkan timnas menjadi juara piala Sukan (Piala Tiger) di

Singapura tahun 1972. Laga paling dikenang beliau adalah ketika Persebaya

melawan Ajax Amsterdam di stadion gelora 10 November. Pertandingan

yang digelar tahun 1975 berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan

Ajax49.

Semenjak memutuskan gantung sepatu, ia kemudian menjalani karir

sebagai pelatih dan mendapatkan sertifikat pelatih S-1 di tahun 1984. Ia

berhasil menembus posisi tiga besar beserta pelatih lainnya yaitu Edy

48 Inko Sakti Dewanto, 2011, Rusdy Bahalwan: Bola itu Bundar, Gramedia

Printing Group : Surabaya, halaman : 20. 49 Ibid halaman 37

Page 28: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

75

Sofyan dan Sarman Panggabean50. Ia juga rela digaji 200 ribu rupiah saja

setiap bulannya. Ia melatih tim PON XII tahun 1996 dan mengantarkan tim

sepakbola Jawa Timur meraih medali emas untuk pertama kalinya51. Ia juga

pernah menjadi pelatih Persebaya tahun 1997-1998 dan berhasil membawa

Persebaya juara Ligina III. Selain itu, ia juha mencicipi atmosfer piala dunia

tahun 1990 dan menimba ilmu sepakbola di Brazil tahun 1991.

Setelah memutuskan pensiun, ia kemudian melanjutkan kembali

kuliah di UNTAG hingga S-2. Suami dari Ramadhani52 dikenal sebagai

sosok pekerja keras, kalem dan pendiam. Ia juga bekerja di pemkot

Surabaya bagian dinas perpajakan dan terjun ke dalam dunia politik tahun

2003.

Sosok Rusdy Bahalwan digambarkan sang istri sebagai berikut :

“Beliau di mata keluarga adalah sosok pekerja keras, pendiam, dan

jujur. Ia sangat bersikeras untuk membangun sepakbola di Jawa

Timur dan ia tidak mau melatih selain Persebaya maupun klub-klub

yang ada di Jawa Timur. Sosok bapak juga lebih dekat dengan

ayahnya, bakatnya dalam dunia dakwah muncul karena ayahnya

adalah seorang organisatoris aktif di Masyumi dan mendapatkan

pendidikan agama yang sangat matang”53.

Dalam benak suaminya, ia yakin bahwa banyak orang mampu berdakwah

namun masih banyak yang belum memiliki keberanian untuk

menyampaikan. Lantaran prinsip agama yang ia pegang begitu kuat, ia

50 Ibid halaman 44. 51 Wawancara dengan Ramadhani Bahalwan, tanggal 6 Agustus 2016. 52 Beliau adalah cucu dari Anwar Luthan, salah satu pemain yang ikut andil

dalam menghantarkan tim Hindia Belanda lolos ke putaran Piala Dunia 1938

sebelum dikandaskan Hongaria 6-0. 53 Wawancara dengan Ramadhani Bahalwan, tanggal 6 Agustus 2016.

Page 29: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

76

sangat menentang adanya permainan kotor seperti pengaturan skor dan judi

bola yang merajarela pada waktu tersebut.

Kondisi kesehatan beliau mulai menurun tahun 2004 hingga

membuat dirinya hanya bisa berbicara dengan bahasa isyarat, hingga pada

tahun 2011 beliau meninggal dunia akibat melawan penyakit. Sampai detik

ini, sosok beliau akan dikenal sebagai tokoh sepakbola nasional dengan

dedikasi tinggi membangun sebuah tim dengan kesatuan solid dan

memberangus praktik suap maupun obat-obatan di dalam sebuah klub54.

Bagi beliau “Sepakbola adalah sebuah ibadah”.

3. Munculnya Makelar dari Pasar Sarkam (Tahun 1974 – 1990)

Munculnya pasar-pasar tradisional di kota Surabaya tidak lepas dari

peran pemerintah Hindia Belanda, terutama semenjak Surabaya menjadi

gementee atau kotamadya pada awal tahun 1900 an. Pemerintah berusaha

agar masyarakat umum dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama

dalam menggerakan roda perekonomian setempat. Rencana pembangunan

pasar di kotamadya Surabaya berjumlah 19 pasar baik dalam skala kecil

hingga pasar induk atau mother of the market55.

Kampung Ampel turut serta dalam rencana pembangunan pasar

tradisional pada waktu tersebut, terutama karena posisi strategis yang

berada di kawasan Surabaya utara dan diapit oleh dua sungai besar yaitu

54 Wawancara dengan Ramadhani Bahalwan, tanggal 6 Agustus 2016. 55 Wawancara dengan Muhammad Khotib, tanggal 1 Agustus 2016.

Page 30: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

77

Kali Pegirian maupun Kalimas. Dahulu, sebuah pos penjaga dibangun oleh

pemerintah kolonial dalam menghalau serangan dari luar, terutama

melewati kali Pegirian56.

Pembangunan pasar di kawasan Ampel diawali dengan

menggunakan bangunan tipikal Belanda atau Eropa dengan ciri khas rumah

besar, kokoh, kayu berkualitas tinggi, hingga kaca menggunakan kasa57.

Sedangkan pembangunan pasar Pabean menggunakan konstruksi baja,

semua lantai pasar di kawasan Surabaya Utara menggunakan tipe porselin

sebagai alas kaki pengunjung. Namun seiring perkembangan waktu, tanah

mulai menggunduk dan menutupi sebagian besar lantai porselin tersebut.

Gambar 9

Pasar Kambing atau Sarkam tahun 1940

Sumber : Pokdarwis Ampel Surabaya

56 Wawancara dengan Rintoko B. Basuki, tanggal 17 Agustus 2016. 57 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016.

Page 31: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

78

Sarkam atau Pasar Ampel juga memiliki keunikan tersendiri

didalamnya, sebuah fenomena munculnya para makelar. Hal ini ditandai

dengan berdirinya warung kopi yang didatangi oleh warga Ampel sendiri,

dalam kelanjutannya pembicaraan mereka mulai mengarah dalam

memberikan jasa perantara berupa makelar58. Munculnya makelar sendiri di

kawasan kampung Ampel dimulai pada tahun 1960.

Menurut bapak Khotib, beliau adalah salah satu makelar yang saat

ini masih aktif dalam hal memberikan jasa perantara. Beliau memulai

usahanya dari bangku sekolah menengah atas dengan menawarkan radio

transistor merk philips, memasuki tahun 1970 semenjak inflasi meninggi

dan menerjang perekonomian nasional, makelar menjamur tumbuh subur

hingga memberikan keuntungan berkali-kali lipat bagi sang makelar. Jasa

makelar mulai bermunculan dan menawarkan berbagai jasa mulai dari

barang elektronik, kendaraan, rumah, hingga tanah59. Sebagian besar

masyarakat etnis Arab juga ikut serta menjadi makelar hingga saat ini.

seiring perkembangan waktu, para makelar asli dari kampung Ampel juga

ikut berkurang akibat bertambahnya jumlah pendatang dari luar kota

Surabaya60.

58 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016. 59 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016. 60 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016.

Page 32: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

79

4. Polemik Pemugaran Masjid Agung Sunan Ampel (1987 - 1995)

Masjid Agung Ampel dikenal sebagai pusat keislaman terbesar di

Jawa Timur semenjak runtuhnya kerajaan Majapahit, sosok Sunan Ampel

menjadikan kampung Ampel sebagai kampung multietnis dan multikultur

dengan berbagai bentuk keragaman budaya. Bentuk keragaman budaya

ditunjukkan dalam model pemukiman warga dengan bangunan kuno khas

dari berbagai jenis arsitektur di dalamnya.

Ketenangan penduduk kampung Ampel terusik ketika muncul isu

proyek pemugaran Masjid Agung Sunan Ampel dengan menggusur

pemukiman penduduk di sekitarnya. Menurut penuturan Bapak Khotib,

penggusuran pemukiman penduduk Kampung Ampel hanya dianggap

isapan jempol. Lama kelamaan setelah mendengar keluh kesah dari warga

setempat hingga tokoh kampung Ampel, hal ini tidak bisa dibiarkan

mengingat kampung Ampel sudah berdiri hampir 500 tahun lamanya

dengan berbagai jenis keragaman dan keunikan budaya di dalamnya61.

Program pemugaran masjid Ampel diprakarsai oleh Dr. Saleh Al-

Djufri (Ketua LPLI Sunan Ampel) dan membentuk sebuah Panitia

Pemugaran Masjid Agung Sunan Ampel dengan susunan : H.R.P

Muhammad Said (Sesepuh Masyarakat Jawa Timur), H. Misbach (Ketua

MUI Jawa Timur), K.H Nawawi Muhammad (Takmir Masjid Agung

61 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 22 Juni 2016.

Page 33: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

80

Ampel), Drs Bisri Affandi, MA (Rektor IAIN Sunan Ampel), serta Ir. Zein

M.W.P sebagai ketua tim teknik62.

Pemugaran masjid dilakukan agar memperluas masjid dengan

menambah bangunan-bangunan tambahan di dalamnya, Saleh Al-Djufri

mengemukakan bahwa program pemugaran belum tergambar namun baru

dikonsultasikan dengan Gubernur dan Walikotamadya. Pihak panitia juga

mendapatkan Banpres sebesar 10 Milyar untuk biaya pemugaran masjid

Agung63.

Saleh Al-Djufri memandang bahwa wajah dari masjid Ampel tahun

2000 akan menjadi megaproyek pusat Islam terbesar di Asia Tenggara,

menurut Bapak Khatib, ia berkata :

“Pembangunan masjid Ampel ini berdasarkan mimpi beliau dan itu

tidak masuk akal, pembangunan masjid juga ditandai dengan

penambahan 8 masjid disekitarnya, katanya seperti Walisongo gitu,

bahkan saya melihat dulu itu lebih ke kepentingan komersil,

pembodohan umat. Mulai dari gang RW 2 sampai Jl. Nyamplungan

akan hancur lebur dan dijadikan fasilitas umum penunjang obyek

wisata Masjid Ampel64”

Saleh berpendapat bahwa ini akan menjadi sebuah proyek

mercusuar besar seperti Jakarta dengan Monas dan Masjid Istiqlal, Surabaya

juga memiliki Ampel sebagai kebanggaan dunia Islam abad ke – 2165.

62 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016. 63 Surabaya Post, Peroleh Banpres, Masjid Agung Sunan Ampel Segera

Dipugar, tanggal 16 Februari 1988. 64 Wawancara dengan Muhammad Khatib tanggal 1 Agustus 2016. 65 Surabaya Post, Peroleh Banpres, Masjid Agung Sunan Ampel Segera

Dipugar, tanggal 16 Februari 1988.

Page 34: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

81

Pernyataan beliau di salah satu surat kabar rupanya menyulut

amarah dari Muhammad Nur selaku anggota panitia Pemugaran Masjid

Ampel, dalam salah satu suratnya kepada Saleh Al-Djufri. Isi dari surat

tersebut adalah bahwasanya pengumuman mengenai keputusan pemugaran

masjid Ampel sepeunuhnya berada pada ketua panitia, bukan dari pribadi

Saleh Al-Djufri66.

Semenjak keluarnya Muh. Nur dari struktur kepanitiaan, para warga

dan tokoh kampung Ampel mendirikan sebuah tim independen dalam

melawan mega proyek Masjid Ampel. Organisasi Tim Koordinasi Warga

Ampel atau TKWA beranggotakan warga Ampel maupun tokoh

berpengaruh dari warga Ampel. Tim ini diketuai oleh H. Saleh Bachmid,

tokoh sekaligus ketua RW 3 Kampung Ampel tahun 198967.

TKWA dibentuk dalam rangka membantu memberikan informasi

mengenai kebenaran proyek pemugaran Masjid Ampel hingga melindungi

hak warga Ampel. Disamping itu, kampung Ampel merupakan sebuah

pemukiman historis di kawasan Surabaya Utara, sebuah pemukiman awal

bagi terbentuknya kota Surabaya modern.

66 Surat Pengunduran Diri Muhammad Nur dari Panitia Pemugaran Masjid

Ampel, Koleksi Tim Koordinasi Warga Ampel. 67 Lampiran AD ART Tim Koordinasi Warga Ampel, Koleksi Tim

Koordinasi Warga Ampel.

Page 35: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

82

5. Munculnya Tim Koordinasi Warga Ampel (Tahun 1991 – 1998)

Tim Koordinasi Warga Ampel atau TKWA dibentuk untuk

mengatasi masalah mengenai proses pemugaran Masjid Ampel, terutama

mengenai dampak proyek tersebut bagi masyarakat Ampel68. Salah satunya

adalah masalah salah satu pihak yang menginginkan agar pemukiman warga

di sekitar masjid ditertibkan namun tanpa kejelasan mengenai ganti rugi

atau solusi tepat, sedangkan pihak lain menginginkan agar keputusan

pemugaran masjid Ampel menunggu keputusan resmi dari walikotamadya

atau gubernur agar segera diteken oleh Presiden Soeharto setelah selesainya

PEMILU tahun 1992.

TKWA menempuh beragam cara baik secara diplomatik maupun

hukum agar mengetahui kebenaran informasi mengenai kejelasan proyek

pemugaran Masjid Agung Ampel. Menurut Bapak Khatib, ia mulai

melakukan provokasi terhadap warga selama 4 jam, berisi dari awal sejarah

Masjid Ampel hingga rencana pemugaran Masjid Agung Ampel69. Selain

itu, beliau juga bertugas sebagai juru ketik dalam menggempur media

bayaran pihak panitia agar menghapus berita bohong maupun fitnah

terhadap warga kampung Ampel70.

68 Organisasi civil society mulai mengalami perkembangan tahun 1990 dan

bersifat sekuler. Lihat Suprapto, 2013, Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid :

Konstelasi, Integrasi dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim, Kencana : Yogyakarta. 69 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016. 70 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016.

Page 36: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

83

Kedua belah pihak pernah melakukan upaya mediasi untuk

mendapatkan jalan tengah mengenai permasalah pemugaran masjid Agung

Sunan Ampel. Pihak panitia bersama rombongan DPR maupun DPRD

menjelaskan mengenai masterplan proyek pemugaran Masjid Ampel

disertai tiga pilihan yaitu : 1. Tidak mendapat ganti rugi, 2. Mendapat ganti

rugi dengan harga tanah yang tidak sesuai, 3. Warga dipindahkan ke tempat

lain atau bedhol desa. Pihak panitia menginginkan agar masjid Ampel

dipugar sesuai keinginan Saleh Al-Djufri.

Pihak warga Ampel diwakili oleh bapak Khatib, ia menjelaskan

bagaimana pemugaran dilakukan tanpa melakukan studi banding terlebih

dahulu. Ia mulai membandingkan pengalaman beliau ketika mengunjungi

Belgia tahun 1986, dimana gereja St. Petrus dapat berdiri kokoh disamping

pemukiman warga71. Pemerintah Belgia sudah merancang sedemikian rupa

untuk dijadikan kawasan wisata religi maupun sejarah.

Proses mediasi terus berjalan, namun kekhawatiran warga berujung

tidak adanya kejelasan ganti rugi mengenai proyek pemugaran Masjid

Ampel, semenjak bergulir tahun 1987. Menurut Saleh Bachmid, ia

menyebutkan bahwa proses pembebasan tanah harus diketahui Lurah dan

Camat sehingga membuat warga menjadi resah dan cemas akibat

ketidakjelasan mengenai proyek tersebut.

71 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016.

Page 37: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

84

Hal lain dikemukakan oleh Saleh Al-Djufri setelah tidak menjabat

sebagai ketua pelaksana, ia menjelaskan bahwa pemugaran masjid Ampel

akan ditunda hingga tahun 1992 serta menghabiskan dana 49,9 miliar

rupiah. Ia menjelaskan bahwa proyek tersebut memiliki 8 tahapan, salah

satunya adalah menghabiskan rumah sebelah timur dan sebagian sebelah

barat sehingga akan terlihat dari Jalan Nyamplungan dan jamaah bisa

leluasa masuk72.

Pernyataan dari Saleh Al-Djufri seketika mengundang kecemasan

dan kemarahan baik dari TKWA maupun warga setempat karena kampung

Ampel sudah menjadi bagian penting terbentuknya kota Surabaya modern

hingga saat ini dan menjadi contoh kerukunan beragama maupun etnis yang

telah berjalan ratusan tahun lamanya.

Gubernur Jawa Timur yaitu Soelarso menjelaskan bahwa rencana

pemugaran Masjid Agung Sunan Ampel belum tentu menggusur semua

banguna warga dan bahkan rencana perluasan dengan menghabiskan

seluruh pemukiman mulai ditarik kembali menyusul penundaan akibat

proyek pembangunan Rumah Sakit Syuhada Mina bernilai 1 milyar rupiah

sehingga anggaran pemugaran Masjid Ampel baru bisa dilakukan pada

tahun anggaran 1992/199373.

72 Memorandum, Puluhan Warga RW 03 Ampel Kini Resah, tanggal 26 Juni

1991. 73 Memorandum, Rencana Pemugaran Masjid Agung Sunan Ampel : Belum

Tentu Menggusur Semua Bangunan Warga, tanggal 28 Juni 1991.

Page 38: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

85

Berita mengenai permintaan warga mengenai keikutsertaan dalam

proyek pemugaran masjid dimuat dalam Surabaya Post tanggal 22 Juli 1991

yang berisi perwakilan tiga ketua RW mengenai kejelasan pemerintah

daerah maupun pemerintah provinsi. Bahkan menurut Saleh Bachmid

selaku ketua RW 3, ia hendak mengurus IMB bersama warga lainnya namun

ditolak oleh Dinas Pengawasan Pembangunan. Lebih parahnya lagi harga

rumah para warga juga ikut jatuh akibat tersiar kabar mengenai rencana

penggusuran74.

Keberadaan calo tanah di kawasan kampung Ampel juga semakin

meresahkan warga Ampel akibat pembangunan masjid Ampel akan

dilaksanakan setelah PEMILU75. TKWA kemudian bergegas mengirim

surat kepada Gubernur Jatim dan Walikotamadya dan Muhamamd Nur yang

disebut sebagai ketua panitia. Muhammad Nur dalam 9balasan tanggal 10

Februari menjelaskan bahwa warga harus mendapatkan kejelasan informasi

dan keputusan dari pihak panitia yaitu Gubernur Jatim, Pemda Surabaya

hingga pihak terkait. Hingga saat itu, calo mulai berkeliaran untuk

menawarkan harga tanah yang sesuai kepada para investor maupun

pengembang jika proyek tersebut jadi dilaksanakan.

Gubernur Soelarso memiliki pandangan tersendiri terhadap kawasan

Kampug Ampel, dalam surat kabar Jawa Pos ia menjelaskan bahwa setelah

74 Surabaya Post, Pemugaran Masjid Ampel Agar Melibatkan Warga

,tanggal 22 Juli 1991. 75 Memorandum, Warga di Kawasan Masjid Agung Ampel Kebingungan,

tanggal 29 Februari 1992.

Page 39: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

86

menghadiri Haul Agung Ke 542, ia tegas menata kawasan tersebut agar

tidak semrawut. Hal itu tidak mempertegas rencana penggusuran seperti

informasi yang beredar. Humas Pemda Jatim yaitu Drs. Soesanto

menyebutkan bahwa kunjungan gubernur ke kawasan Ampel tidak ada

niatan sedikitpun bagi pemda untuk melakukan penggusuran76. Pemerintah

Daerah dalam waktu dekat akan melakukan pemugaran bangunan induknya

untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak, hingga kembali pada rencana

penataan tersebut akan dibicarakan kembali kepada masyarakat setempat

terlebih dahulu.

Kegigihan TKWA dalam menghadapi berbagai macam gempuran

baik media lokal maupun nasional akhirnya membuahkan hasil. Gus Dur

dikabarkan siap memimpin demonstrasi apabila proyek perluasan masjid

dengan menggusur rumah-rumah warga jadi dilaksanakan. Dalam harian

Jawa Pos, Gus Dur saat masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU

berniat menggerakan massa untuk menentang penggusuran, “Saya akan

menggerakan warga untuk menentang penggusuran”, kata tokoh

kontroversial yang biasa dipanggil Gus Dur kepada harian Jawa Pos77. Hal

ini dilakukan karena familiar dengan warga Kampung Ampel serta rutin

berziarah ke makam. Kedekatan Gus Dur dengan sosok K.H Nawawi

76 Jawa Pos, Kawasan Masjid Ampel Akan Ditata, tanggal 24 Februari 1992. 77 Jawa Pos, Gus Dur Siap Pimpin Demonstrasi Kalau Warga Ampel

Digusur untuk Perluasan Masjid, tanggal 3 Oktober 1992.

Page 40: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

87

Muhammad (Takmir Masjid Agung Sunan Ampel) dimanfaatkan agar

menunda hingga menggagalkan proyek penggusuran rumah warga Ampel.

Bantuan lain dikerahkan kepada pengusaha nasional H. Probosutejo,

ia merasa simpatik dengan keresahan warga Ampel terhadap proyek

tersebut. Probosutejo merupakan adik berbeda ayah atau istilah Jawa

dulurasu, riwayat hidup beliau dimulai dari bawah hingga sukses menjadi

pengusaha nasional dengan mendirikan yayasan Mercubuana yang bergerak

di bidang sosial kemasyarakatan. Bapak Khotib menjelaskan mengenai

sumbangsih beliau terhadap Masjid Ampel :

“Probosutejo itu pengusaha sukses, adiknya pak Harto. Dia sukses

karena kerja keras di daerah Sumatra, hingga mendirikan yayasan

Mercubuana. Saya masih ingat ketika pak Probo menyumbang uang

sebesar 500 juta untuk pembangunan Masjid Ampel. Sekarang

masyarakat bisa menikmati keindahan dalam masjid dengan

kaligrafi dan cat berkualitas tinggi untuk melindungi sokoguru atau

tiang-tian penyangga masjid78”

Hasil dari perjuangan TKWA, warga Ampel hingga semua pihak

menemui titik terang dengan gagalnya perluasan Masjid Ampel. Perluasan

dari 5.976,09 menjadi 93.368 m2 dengan biaya 37, 176 milyar rupiah batal

dilaksanakan dan hanya dipugar dengan dana 10 Milyar rupiah79. Hal ini

dipertegas oleh keputusan gubernur mengenai keterbatasan dana serta hal

realistis dalam mengembangkan potensi wisata religi Kampung Ampel.

Mediasi antara ketua DPRD Jatim Trimarjono dengan lima tokoh dari LPLI

78 Wawancara dengan Muhammad Khatib, tanggal 1 Agustus 2016. 79 Jawa Pos, Perluasan Ampel Batal Dilaksanakan, tanggal 13 September

1992.

Page 41: BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512054_bab3.pdf · 48 BAB III DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ARAB AMPEL TAHUN 1955 – 1998 A

88

atau Lembaga Peneranngan dan Laboratorium Islam) Sunan Ampel

menghasilkan keputusan untuk memugar masjid Ampel tanpa menggusur

kawasan pemukiman di sektiar masjid. Karena menurut Trimarjono,

pemugaran masjid harus disesuaikan dengan dana serta tidak mencampuri

kepentingan warga sekitar.

Euforia warga Ampel dimuat dalam harian Memorandum tanggal 15

September 1992. warga kampung Ampel mengucapkan terima kasih dan

rasa simpati atas kepedulian H. Probosutejo terhadap pemugaran Masjid

Ampel, berita tersebut dimuat dalam tajuk “Warga Ampel dukung

Pemugaran Masjid tanpa Merombak Total : Terima Kasih Pak Probo”80.

“Gubernur Larso menegaskan bahwa pemugaran tidak mengakibatkan

penggusuran rumah penduduk”, tegas Shaleh Bachmid dalam menanggapi

sambutan Gubernur Jatim pada acara Khaul beberapa waktu lalu.

Proyek Pemugaran Masjid Ampel dibagi menjadi 4 tahap dari tahun

1992 – 1998, tim arsitektur dari ITS Surabaya sebagai perancang pemugaran

Masjid Ampel. Tahun 1995, surat kabar harian Memorandum menjelaskan

bahwa Kelurahan Ampel akan dijadikan pilot proyek sentra agama Islam.81

80 Memorandum, Warga Ampel Dukung Pemugaran Masjid Tanpa

Merombak Total, tanggal 15 September 1992. 81 Memorandum, Kelurahan Ampel akan Dijadikan Pilot Proyek Sentra

Agama Islam, tanggal 22 Maret 1995.