24
13 BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ( daerah Klampisan, Kabupaten Wonogiri) Gambar 1. Daerah Klampisan Dalam Peta RBI Lokasi Stop Site 1 terletak pada koordinat astronomis: 07º 47’ 34,31” LS 110º 54’ 32,6” BT 183 m dpl Batas wilayah: Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo dan Gunung Lawu Sebelah Barat : Gunung Merapi dan Gunung Merbabu Sebelah Selatan : Perbukitan Plopoh dan Perbukitan Gajah Mungkur Deskripsi Geomorfologis Secara geomorfologi, bukit-bukit pada daerah ini adalah bukit linier yang awalnya merupakan suatu bukit yang terisolasi, yang dikelilngi dengan endapan. Dimana umur batuan pada bukit ini lebih tua daripada bukit di sekelilingnya. Klampisan ini merupakan suatu rangkaian perbukitan plopoh yang merupakan rangkaian dari pegunungan non-vulkanis namun batuan penyusunnya didominasi batuan vulkanik yang mana batuannya keras. Jenis batuan di daerah ini adalah Daerah Klampisan pada Peta RBI

BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

13

BAB III

DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN

A. STOP SITE 1

( daerah Klampisan, Kabupaten Wonogiri)

Gambar 1. Daerah Klampisan Dalam Peta RBI

Lokasi Stop Site 1 terletak pada koordinat astronomis:

07º 47’ 34,31” LS

110º 54’ 32,6” BT

183 m dpl

Batas wilayah:

Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo dan Gunung Lawu

Sebelah Barat : Gunung Merapi dan Gunung Merbabu

Sebelah Selatan : Perbukitan Plopoh dan Perbukitan Gajah Mungkur

Deskripsi Geomorfologis

Secara geomorfologi, bukit-bukit pada daerah ini adalah bukit linier yang

awalnya merupakan suatu bukit yang terisolasi, yang dikelilngi dengan endapan.

Dimana umur batuan pada bukit ini lebih tua daripada bukit di sekelilingnya.

Klampisan ini merupakan suatu rangkaian perbukitan plopoh yang merupakan

rangkaian dari pegunungan non-vulkanis namun batuan penyusunnya didominasi

batuan vulkanik yang mana batuannya keras. Jenis batuan di daerah ini adalah

Daerah Klampisan pada Peta RBI

Page 2: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

14

breksi vulkanik, dapat diketahui melalui ciri-ciri dari batuan breksi yaitu

ukurannya tidak seragam, ada matriks (memiliki ukuran kecil) dan juga ada

fragment (memiliki ukuran besar antara krikil hingga bongkah). Ciri khusus dari

fragment adalah bentuk butir yang menyudut.

Secara fisiografis daerah ini terletak pada perbatasan antara zone tengah

dengan zone selatan, sehingga di daerah ini dipengaruhi oleh adanya depresi

vulkanik. Hal ini dibuktikan dengan:

Adanya bukit-bukit yang semakin ke utara semakin tidak nampak/hilang yang

disebut sebagai sesar berjenjang (step fault).

Daerah ini berada pada escarpment/tebing dari pegunungan selatan.

Deskripsi Litologi

Jenis batuan yang tersingkap di daerah ini adalah batuan breksi. Batuan

breksi merupakan jenis batuan sedimen aquatis, yang memiliki ciri-ciri: memiliki

fragmen penyusunnya mulai dari batuan berukuran besar-sedang-kecil,terdiri dari

batu-batu yang bersudut-sudut tajam yang sudah direkatkan satu sama lain.

Breksi yang ada di daerah Lampisan ini, berasal dari hasil sedimentasi hasil erupsi

gunung api vulkanik bawah laut sehingga pada susunan semennya mengandung

sedikit karbonat. Kandungan karbonat ini dihasilkan dari lahar pekat dengan

kecepatan aliran yang rendah. Batuan sedimen karbonat ini termasuk kedalam

batuan sedimen non klastik . Ukuran butir batuan penyusun batuan sedimen yang

dapat teramati di wilayah Limpasan ini ada ang berukuran Bongkah (±256mm),

brangkal (±256-64 mm), dan krakal ( ±64mm-4mm). Batuan sedimen di daerah

ini juga mempunyai sifat masif sehingga kekhawatiran penduduk akan runtuhnya

bongkahan-bongkahan batuan tersebut tidak terlalu besar.

Page 3: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

15

Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan

Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya, bukit-bukit yang

ada di daerah ini termasuk bukit yang tergolong isolation hill. Isolation hill

merupakan kondisi dimana umur batuan-batuan endapan lebih muda dari batuan

induk penyusun bukit.

Deskripsi Stuktur Geologi

a.) Adanya Kekar Tektonik

Kekar merupakan salah satu proses orogenesis,yaitu terangkatnya dan

terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga endogenik sehingga terjadi struktur

antiklin dan sinklin. Proses ini dapat terjadi di daerah yang relatif sempit.

Kekar (joint) adalah bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan,

dan sepanjang bidang tersebut belum terjadi pergeseran. Di samping

merupakan bidang datar, kekar dapat pula merupakan bidang lengkung.

Berdasarkan hasil pengamatan jenis kekar yang ada di wilayah limpasan

ini merupakan kekar tektonik yang terbentuk karena proses endogen, yang

berupa pasangan garis lurus. Berdasarkan gaya pembentuknya jenis kekar

yang ada di daerah ini adalah kekar gerus (Shear joint) karena memiliki ciri-

ciri lurus, tertutup rapat, bidangnya rata berpasangan, tidak berubah arah, dan

Batuan Breksi

Page 4: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

16

memotong fragmen pada batuan breksi. Sedangkan berdasarkan polanya,

kekar tektonik yang ada di wilayah ini berpola sistematik diman terdapat

sekelompok kekar yang mempunyai arah jurus yang serba sejajar atau hampir

sejajar atau hampir sejajar.

b.) Adanya Step Faulting ( Sesar yang berjenjang)

Sesar merupakan rekahan yang mengalami pergesaran yang jelas. Akibat

terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi,

mengontrol air permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan,

dan sebagainya. Di stop site 1, tepatnya di daerah Limpasan kita dapat

menjumpai adanya bentuk sesar berjenjang atau yang sering disebut step

faulting, yang dihasilkan oleh adanya gerak sesar turun (bila hanging wall

posisinya turun terhadap foot wall).

Adanya bentuk sesar berjenjang di wilayah ini dibuktikan dengan bentuk

morfologi perbukitan yang semakin ke utara bukit-bukitnya semakin hilang.

Perbukitan di bagian selatan mengalami penurunan ke arah utara.

Gambar 3. Bentuk Step Faulting ( sesar berjenjang )

Page 5: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

17

Geologi Lingkungan

a) Sumber daya geologi

Berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki wilayah ini merupakan

daerah reservoir (tampungan air) yang digunakan untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari penduduk sekitar. Air ini diambil dari Sungai

Bengawan Solo.

Sedangkan untuk penggunaan lahan (landuse) di Stop Site 1 berupa daerah

permukiman dan dengan sumber daya potensial berupa pertanian terutama

bentuk pertanian lahan kering (tegalan).

Tanah di daerah ini termasuk jenis tanah litosol dengan produktivitas

rendah serta tingkat erosi yang bekerja relative cepat. Sedangkan cirri-ciri

tanah litosol secara spesifik adalah: - Peka terhadap erosi

- Tata hara tanah rendah

Oleh karena itu daerah ini cocok untuk ditanami tanaman keras seperti jati,

mahoni, sukun, akasia. Selain itu, ditanami pula tanaman seperti jagung,

kacang tanah, dan ketela pohon terutama pada musim kemarau. Pertanian di

daerah ini juga tidak mengenal adanya sistem terasering.

Gambar 4. persawahan dengan system irigasi yang ada di daerah

Klampisan

Sumber: Peta RBI Wonogiri

Terkadang pertanian yang berbentuk persawahan juga dapat dijumpai di

daerah ini, namun keberadaannya tergantung pada sisa air di reservoir

Page 6: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

18

Limpasan. Jadi dapat disimpulkan bentuk persawahan di daerah ini

merupakan bentuk sawah irigasi.

Selain itu, di penggunaan landuse di daerah ini juga sudah mulai

mengalami banyak pergeseran. Sebelum tahun 1975-1980 banyak daerah

yang masih digunakan sebagai daerah tegalan, namun selepas tahun itu

daerah ini mulai dipadati permukiman.

Sebagai lahan yang digunakan untuk pemukiman penduduk jarak antar

rumah yang satu dengan yang lain relative dekat. Sebagian penduduk ada

yang memanfatkan lokasi rumah di pinggir jalan untuk berjualan dan

perbengkelan.

b) Bencana geologi

Bencana-bencana geologi yang harus diwaspadai dapat terjadi di daerah

ini antara lain berupa erosi, tanah longsor, dan gerakan massa dalam bentuk

rock fall. Selain itu, terdapat rumah yang terletak di bawah batuan, sehingga

sangat membahayakan jika terjadi longsor. Faktor yang menyebabkan

terjadinya longsor:

Curah hujan yang cukup tinggi

Kelerengan yang cukup terjal

Potensi yang ada adalah faktor ketinggian itu sendiri.

B. STOP SITE 2

(daerah Mojopuro, Kecamatan Wuryantoro)

Lokasi Stop Site 2 terletak pada koordinat astronomis:

07º 56’ 31,2” LS

110º 51’ 06,3” BT

179 m dpl

Batas wilayah:

Sebelah Timur : Pegunungan Tengah

Sebelah Barat : Pegunungan Panggung

Sebelah Selatan : Pegunungan Seribu

Page 7: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

19

Sebelah Utara : Pegunungan Plopoh

Deskripsi Geomorfologis

Bentuk morfologi daerah pada stop site 2 secara mikro datar, sedangkan

secara makro berbukit-bergelombang. Dilihat dari kerangka tektoniknya daerah

ini termasuk daerah yang mengalami pengangkatan di zona selatan. Akibat dari

adanya pengangkatan ini terdapat bentang alam yang berselang-seling, baik

berupa horst maupun graben. Hal tersebut tercermin pada daerah Basin Baturetno,

Pegunungan Panggung, dan Basin Wonosari.

Tanah di daerah ini didominasi oleh tanah grumusol atau lempung hitam ,

sehingga jika musim penghujan tanahnya lengket, sedangkan pada saat musim

kemarau tanahnya retak-retak. Endapan lempung hitam ini berasal dari endapan

khas lingkungan reduksi. Lingkungan reduksi merupakan suatu lingkungan yang

biasanya berbentuk cekungan yang tertutup. Kemudian, untuk tingkat kesuburan

tanah di daerah ini relative baik, hal ini terbukti dari banyaknya tanaman pertanian

yang ada di daerah ini. Selain itu, daerah ini relative baik untuk pertanian karena

didukung oleh adanya endapan alluvial.

Bentang alam yang berupa perbukitan kerucut (conical hill) sudah mulai

nampak dari sini. Perbukitan kerucut ini tercermin oleh adanya hamparan

Perbukitan kerucut Gunung Sewu.

Deskripsi Stuktur Geologi

Secara umum daerah pada stop site 2 dikelilingi oleh bentang alam yang

dipengaruhi oleh proses tektonisme yang berupa pengangkatan wilayah zone

selatan Jawa. Pengangkatan ini terjadi karena daerah ini merupakan bagian dati

zone patahan . Akibat adanya proses pengangkatan di daerah ini, dapat teramati

bentuk permukaan bumi yang berupa graben (tanah turun) dan horst (tanah naik).

Graben merupakan suatu depresi yang terbentuk antara dua patahan sehingga blok

batuan yang berada di tengah patahan yang mengalami penurunan, sedangkan

Horst merupakan bagian antara dua patahan yang mengalami pengangkatan lebih

tinggi dari daerah sekitarnya.

Page 8: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

20

Bentuk permukaan bumi yang berupa graben dan horst di daerah ini

mempunyai pola yang berselang-seling. Hal ini ditunjukan oleh adanya Basin

Baturetno yang berbentuk graben, Pegunungan Panggung yang berupa horst,

kemudian diteruskan oleh adanya Basin Wonosari yang berbentuk graben. Berikut

ini penjelasan secara rincinya :

a.) Basin ( Cekungan Baturetno)

Basin atau cekungan Baturetno merupakan cekungan antar-

pegunungan (inter-montane basin) sebab terletak di antara dua jalur

pegunungan yang secara regional terdapat di Pegunungan Selatan. Di

sebelah utara Cekungan Baturetno, ada jalur pegunungan yang meliputi

Gunung Kidul-Baturagung Range, Panggung Massif, Plopoh-Kambengan

Range. Di sebelah selatannya, ada jalur plato batu gamping dan topografi

karst Pegunungan Sewu.

Cekungan Baturetno berisi endapan Kuarter sebab cekungan ini

terbentuk selama Plistosen. Bagaimana pembentukan cekungan ini adalah

terkait secara regional dengan pengangkatan "tulang punggung" Jawa di

wilayah ini yang sekarang lokasinya masuk ke Zone Solo di sebelah utara

Gawir Baturagung. Pada Plio-Pleistosen, seluruh geantiklin (tulang

punggung) Jawa terangkat membusur akibat efek kompresi dari selatan

(penunjaman kerak Samudra Hindia di bawah kerak Jawa). Pegunungan

Selatan, yang telah terbentuk sejak Oligo-Miosen, karena efek pengangkatan

ini mengalami peretakan dan penyesaran serta runtuh sebagian sisi utaranya

ke utara, termasuk pembentukan Gawir Baturagung. Sedangkan, sisi

selatannya menjadi miring secara regional ke selatan. Pemiringan regional

ke selatan ini juga disertai dengan beberapa pembentukan step faults dan

flexure. Dengan cara pematahan dan flexure inilah Cekungan Baturetno

terbentuk. Karena pembentukan cekungan melalui proses patahan

yang terjadi bersamaan dengan pemiringan regional bagian selatan

Pegunungan Selatan, maka terjadi blocking sungai-sungai yang semula

mengalir ke selatan (sesuai kemiringan regionalnya) menjadi berbalik ke

utara. Hal ini mengakibatkan penanggulan alam dan membentuk lingkungan

Page 9: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

21

tertutup yang reduksi di beberapa wilayah cekungan. Dari lingkungan inilah

endapan danau dan lempung hitam berasal , yang merupakan suatu endapan

khas lingkungan reduksi.

b.) Basin atau Cekungan Wonosari

Wonosari basin terletak di Desa Karangduwet, Kecamatan

Karangduwet. Di sebelah selatan titik ini masih bisa terlihat kerucut-kerucut

karst dan di sebalah utara titik ini merupakan rangkaian perbukitan

struktural Baturagung . Hal ini menandakan bahwa di titik ini merupakan

peralihan antara daerah perbukitan karst dengan Ledok Wonosari.

Kondisi topografi ledok Wonosari adalah seperti piring. Ledok ini

dikelilingi oleh perbukitan. Bentuklahan yang mendominasi di daerah ini

antara lain di sebelah selatan merupakan perbukitan karst), sedangkan di

tengah merupakan ledok atau basin, dan di sebelah utara adalah perbukitan

struktural.

Gambar 5. Perbukitan Karst di Sebelah Selatan Wonosari Basin

(Foto oleh Munawaroh, 2009)

Sumber: http://iagi.or.id

Perbukitan kerucut Gunung Sewu

Page 10: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

22

Gambar 6. Perbukitan Struktural Baturagung di Sebelah Utara Wonosari Basin

(Foto oleh Munawaroh, 2009)

Sumber: http://iagi.or.id

Batuan di wilayah ini di dominasi oleh lempung yang berasal dari

pelapukan batu gamping yang berasal dari perbukitan karst di sebelah

selatan ledok ini. Perbukitan di karst di sebelah selatan, dahulu mengalami

pengangkatan sehingga membentuk topografi yang lebih tinggi daripada

sekitarnya. Begitu juga dengan di sebelah utara yang mengalami

pengangkatan sehingga ledok ini mempunyai relief yang cekung seperti

piring.

Proses geomorfologi yang terjadi di daerah ini adalah terjadinya

kembang kerut tanah yang besar saat musim kemarau tiba. Tidak hanya itu,

di sebelah utara yang merupakan perbatasan atau peralihan antara

perbukitan struktural Baturagung dan ledok Wonosari berpotensi terjadi

longsor.

Perbukitan Struktural Baturagung

Page 11: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

23

Gambar 7. Profil Basin Wonosari

Jenis tanah di ledok Wonosari ini adalah mediteran atau terarosa

yang berwarna merah. Lapisan tanahnya relatif tebal dan subur karena

terletak di ledok. Tanah di daerah ini mempunyai kembang kerut yang besar

karena berasal dari lempung monmolironit. Kandungan gamping di dalam

tanah ini tinggi karena tanahnya ini merupakan hasil dari pelapukan

sedimentasi material aluvial dan kolluvial. Konservasi air dan tanah buruk,

sehingga digunakan untuk pertanian musiman dan pertanian kering. Sumber

air daerah ini adalah dari rainfall atau air hujan sedangkan air tanahnya

bersifat tawar. Flora yang dapat ditemui di sekitar titik ini adalah tanaman

pertanian semusim, ketela pohon, kacang, pisang dan lain-lain. Fauna yang

dapat ditemui adalah serangga kecil karena di titik ini merupakan areal

pertanian semusim.

Fenomena dan masalah lingkungan fisik di daerah ini adalah

jenis tanah yang mempunyai kembang kerut yang besar. Apalagi saat musim

kemarau tanah di sekitar ledok ini akan mengerut, dan saat musim

penghujan tanah ini akan mengembang sehingga jalan yang melintasi daerah

ini sering rusak. Kekurangan air di daerah ini juga bisa menjadi suatu

masalah sebab penduduk sekitar hanya mengandalkan dari air hujan

saja.

Ditinjau dari bentuk penggunaan lahannya (landuse) daerah ledok

Wonosari, daerah ini merupakan daerah pertanian semusim, sehingga

penduduk jarang ditemui di area ini. Kondisi permukimannya pada

Page 12: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

24

umumnya masih tradisional, tetapi ada juga yang rumah semi modern.

Bahan dasar sebagian besar rumah penduduk di sekitar Ledok Wonosari

adalah material bangunan dan kayu. Selain itu, bentuk penggunaan lahan

atau pemanfaatan ruang di daerah ini, juga digunakan untuk tegalan,

pertanian sistem tumpangsari, pertanian semusim, dan lain-lain.

Geologi Lingkungan

a) Sumber daya geologi

Gambar 8. Penggunaan lahan di daerah Stop site 2 yang digunakan

sebagai lahan pertanian

Berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki, Pada stop site II

ini lahan digunakan sebagai pemukiman dan pertanian. Sebagai lahan yang

digunakan untuk pemukiman penduduk jarak antar rumah yang satu dengan

yang lain relative jauh. Sebagian penduduk ada yang memanfatkan lokasi

rumah di pinggir jalan untuk berjualan dan perbengkelan. Sedangkan di

bidang pertanian, vegetasi yang dikembangkan pada bagian ini adalah

vegetasi untuk persawahan, misalnya saja sawah dengan dasar tegalan dan

disekitar untuk persawahan dibuat tegalan, misalnya saja tanaman kacang

panjang yang bertujuan untuk mengurang erosi yang terjadi didaerah ini.

Page 13: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

25

Selain itu pada daerah ini juga banyak di temukan pohon jati, yang akarnya

digunakan untuk menahan tanah supaya tidak terjadi erosi yang besar pada

lereng-lereng yang ada pada daerah ini.

Dari segi topografinya, daerah ini mempunyai potensi sumber

sebagai daerah cekungan air, sehingga pada daerah ini air banyak mengalir

dan akan terkosentrasi pada wilayah ini.

b) Bencana geologi

Dilihat dari segi jenis tanahnya, akan mengakibatkan tanah pada

musim kemarau akan sulit sekali dijumpai air sedangkan saat musim hujan air

akan sangat melimpah, karena sifat kembangkerut tanah yang ekstrim inilah

yang menyebabkan terjadinya bencana kekurangan air diwilayah ini,

sehingga tanah akan berfungsi baik untuk pertanian yaitu saat musim

penghujan saja, biasa disebut dengan sawah tadah hujan. Untuk

pencegahannya biasanya dibuat paku bumi atau pada bangunan rumah dibuat

pondasi cakar ayam dan pada pembuatan jalannya biasanya dicampurkan

dengan bahan berupa pasir dan krikil.

C. STOP SITE 3

(Jembatan Kalicinung, Desa Suci, Pracimantoro)

Lokasi Stop Site 3 terletak pada koordinat astronomis:

08º 04’ 48,9” LS

110º 51’ 26,8” BT

211 m dpl

Batas wilayah :

Sebelah Timur : Giri Belah

Sebelah Utara : Basin Baturetno

Page 14: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

26

Deskripsi Geomorfologis

Gambar 9. Gambaran umum lokasi stop site 3

Secara geomorfologis, daerah Stop Site 3 merupakan sebagian Lembah

Kering Giritontro. Keberadaan Lembah kering Giritontro di diasumsikan sebagai

Lembah Bengawan Solo Purba. Kandungan sepanjang alur lembah kering

Giritontro juga paling tidak bisa diperkirakan mengandung bahan rombakan dan

endapan dari hulu atau justru berasal dari batuan di sekitar alur lembah itu sendiri.

Daerah ini mempunyai jenis tanah grumosol dan batuan vulkanik. Namun tanah

grumosol di daerah ini berbeda dengan tanah grumosol di daerah lain. Tanah

grumosol di daerah ini sudah tercampur dengan material-material hancuran batu

gamping.

Disini kita dapat mengamati adanya Formasi Kepek, sehingga daerah ini

didominasi oleh batuan gamping berlapis yang perlapisannya miring kearah barat.

Deskripsi Stuktur Geologi

Berdasarkan struktur geologinya, daerah Stop Site 3 merupakan daerah

pengangkatan Pegunungan Selatan. Dulunya daerah ini merupakan tepian laut

Bengawan Solo Purba. Akibat adanya proses pengangkatan tersebut, kita dapat

mengamati sejarah adanya Bengawan Solo Purba yang meninggalkan jejak undak-

Page 15: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

27

undak sungai pada kedua dinding lembahnya. Material sedimen penyusun undak

pertama pada umumnya telah mengalami pelapukan menjadi bahan tanah

berwarna merah kecoklatan belum memperlihatkan morfologi tanah secara

sempurna, didalamnya banyak mengandung fragmen batuan beku, rijang dan

batugamping. Endapan undak kedua tersusun atas perselingan antara batulempung

berwarna coklat kehitaman dengan batupasir. Lembah Giritontro dapat digunakan

untuk analisis sesar kekar yang kemudian dapat memberikan gambaran arah

pengangkatan dan keberadaan gua. Pengangkatan dominan menuju ke barat laut

tenggara.

Kemudian, berdasarkan bukti-bukti geologis menyebutkan Sungai

Bengawan Solo Purba dulunya bermuara ke Teluk Sadeng, Gunung Kidul,

Yogyakarta. Sedangkan hulunya berpangkal di Lembah Giritontro, sebuah

kawasan pegunungan karst di Wonogiri, Jawa Tengah. Namun, proses tektonik

berupa pengangkatan dan geliat sesar pegunungan di sebelah selatan membuat

arus berbalik arah. Bengawan Solo jadi terbendung dan terbentuk lingkaran danau

di sekitar Batureto sampai Eromoko, Wonogiri. Karena arah arus sungai berbalik,

badan sungai purba kini beralih rupa menjadi lembah kering abadi yang dikenal

dengan Lembah Giritontro. Lembah itu terungkap pertama kali di lereng Gunung

Sewu bagian tengah pada 1936. Lembah sepanjang 20 kilometer itu memotong

pegunungan selatan di Kabupaten Wonogiri sebelah selatan.

Lembah Giritontro berkembang menjadi kawasan yang langka. Proses

pembentukannya yang memakan waktu hingga 7 juta tahun itu menyimpan

banyak bukti sifat bumi, seperti pengangkatan hingga beberapa kali serta

pembentukan gua-gua yang sempat menjadi hunian manusia prasejarah.

Geologi Lingkungan

a) Sumber daya geologi

Berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki, wilayah ini penggunaan

lahannya digunakan sebagai lahan permukiman. Pola permukiman didaerah

ini adalah mengelompok atau penduduknya membentuk suatu komunitas.

Page 16: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

28

Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain cukup dekat, sehingga mudah

terjadi interksi dan komunikasi.

Sedangkan penggunaan lahan untuk pertanian di daerah ini tidak cocok

ditanami padi disebabkan lokasi di daerah ini adalah lahan kering, adapun

padi yang mungkin tumbuh di daerah ini adalah jenis padi Gogo. Tanaman

yang cocok hidup di daerah ini adalah tanaman yang tahan air, seperti halnya

tanaman keras seperti jati dan tanaman musiman seperti kedelai dan jagung.

Gambar 10. vegetasi tanaman keras yang ada di stop site 3

Gambar 11. vegetasi yang berupa tanaman musiman seperti kacang tanah dan

jagung yang ada pada stop site 3

Pohon Jati

Page 17: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

29

b) Bencana geologi

Gambar 12. kekeringan pada daerah stop site 3 pada musim kemarau

Kekeringan pada daerah Stop Site 3 merupakan masalah yang cukup

kompleks, Hal ini terlihat pada kondisi tata air didaerah ini. Sebagian besar

penduduk telah memiiki sumur walaupun airnya tidak begitu banyak. Didaerah ini

juga terdapat sungai tetapi kalau musim kemarau airnya dangkal dan kering.

Sehingga sumurlah yang paling dominan didaerah ini. Hal ini disebabkan karena

didaerah ini salah satu batuan penyusunnya adalah batu gamping. Batu Gamping

bukan merupakan akuiver yang baik, air yang mengalir ke daerah ini meresap

melalui retakan-retakan dan pada akhirnya meresap melalui bawah tanah.

D. STOP SITE 4

(Goa Tabuhan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan.)

Lokasi Stop Site 4 terletak pada koordinat astronomis:

08º 07’ 33,1” LS

110º 58’ 59,1” BT

380 m dpl

Page 18: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

30

Deskripsi Geomorfologis

Gambar 13. Gambaran umum kondisi morfologi Gua Tabuhan

Goa Tabuhan berasal dari proses pelarutan. Goa ini tergolong masih muda, hal

ini dibuktikan oleh adanya beberapa hal, diantaranya : tidak adanya sungai bawah

tanah, dan adanya stalaktit dan stalakmit yang masih berkembang.

Goa ini sudah terbentuk cukup lama, namun baru ditemukan karena adanya

runtuhan dalam goa. Di goa tabuhan banyak stalaktit dan stalakmit yang

menentukan adanya suatu gejala Karst. Terbentuknya stalagtit dan stalagmit di

gua Tabuhan akibat dari proses kerja air hujan ditambah dengan karbondioksida

yang bereaksi dengan atap goa. Akibat tetesan air hujan yang terus menerus maka

atap goa terjadi retakan-retakan yang membentuk lubang-lubang. Dan terdapat

endapan dari larutan berair yang tertinggal masuk kedalam goa, itu terjadi terus

menerus dan membentuk stalagtit. Stalagtit cenderung mengarah keluar

disebabkan oleh sinar matahari yang lebih besar daripada air hujan yang jatuh

kepermukaan bumi. Biasanya stalagtit itu bila dipotong ada salurannya. Stalagtit

yang ada digoa Tabuhan ini bila dipukul akan terdengar suara atau bunyi-bunyian

yang sangat indah dan enak didengar.

Page 19: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

31

Gambar 14. Larangan bagi para pengunjung untuk memukul dinding gua

Sedangkan sisa air yang menetes kebawah lantai goa akan mengendap secara

terus menerus menumpuk sehingga membentuk stalagmit. Stalagmit terletak di

bagian bawah goa apa bila dipotong tidak ada lubang salurannya.

Stalagtit dan stalagmit dapat tergabung menjadi satu, dan gabungan tersebut

membentuk tiang karst (tiang massive). Semua stalaktit dan stalagmite di gua ini

cenderung condong kea rah pintu gua, karena menaati hukum alam, dimana setiap

bagian dalam gua yang kondisinya lebih lembab dan bagian gua yang kondisinya

lebih panas akan memicu stalagmite dan stalaktit gua yang mengarah keluar lebih

cepat mengeras.

Page 20: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

32

Gambar 15. stalaktit dan stalakmit yang ada di Gua Tabuhan

Deskripsi Struktur Geologi

Batuan yang ada pada stop site 4 ini adalah Batuan gamping yang pada

umumnya di dominasi oleh batuan gamping nonklasik, tidak berlapis dan sangat

tebal. Batuan ini di dasari oleh batuan yang bersifat kedap air. Baik batuan

sedimen atau batuan beku yang mengakibatkan air yang meresap masuk dari

permukaan akan terkumpul di atas lapisan kedap air,akan mengakir ke menuju ke

bagian yang lebih rendah dan mengakibatkan terbentuknya sungai bawah tanah.

Tanah didaerah goa Tabuhan ini termasuk tanah kapur. Tanah kapur hanya

terdapat pada daerah bukit-bukit kapur. Daerah kapur ini nampaknya selalu

banyak puncaknya dan permukaan tanahnya berupa formasi karst.

Kita mengenal tanah kapur ini bila warna tanah merah dan langsung terletak

diatas lapisan kapur tidak ada konkresi kapur dan kadang-kadang tanah yang

berwarna merah biasanya jernih dan terdapat didalam lubang-lubang.

Batuan induk batu kapur berbentuk kristal, keras dan bila diketuk nyaring

bunyinya yang pada umumnya berasal dari batu kapur.

Ciri-ciri batu kapur antra lain:

- Susunan dan sifatnya sama dengan laterit, hanya profilnya yang berbeda

Page 21: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

33

- Sifat fisiknya baik bila lapisannya tebal.

- Bila lapisannya tipis mudah terkikis karena bagian bawahnya terlalu

longgar.

- Keadaan chemis tidak tentu.

- Bercampur dengan abu gunung berapi.

Proses terbentuknya goa dapat dikaji berdasar sebab akibat proses pelarutan

unsure karbonat oleh air yan gmasuk kedalam batuan gamping. Pola aliran air

dibawah permukaan wilayah berbatuan gamping dapat dipelajari sendiri karena

sangat khas (geohidrologi). Jadi proses geomorfik yang berperan didaerah goa

Tabuhan adalah air.

Geologi Lingkungan

a) Sumber daya geologi

Pada daerah sekitar goa Tabuhan lahannya digunakan sebagai areal

permukiman, tegalan atau lahan kering. Selain itu, juga digunakan untuk lokas

pariwisata. Dengan potensi pariwisata yang dimiliki maka penduduk

memanfaatkannya untuk mendapatkan penghasilan seperti:

1. Berjualan oleh-oleh khas Pacitan seperti sale, dan sebagai makanan lain

yang di buat dari pisang.

2. Penyediaan fasilitas kamar amndi, WC, tempat parkir, serta mushola.

3. Berjualan cindera mata berupa kerajinan batu akik, gelang ,dan lain-lain.

Gambar 16. para penjual cinderamata di kawasan wisata gua gong

Page 22: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

34

4. Penyediaan warung makanan.

5. Jasa pemandu masuk gua.

6. Hiburan berupa lagu-lagu langgam Jawa, iringan musik yang ditabuh

(dipukul ) dari stalagmit yang ada di dalam gua.

b). Bencana geologi

Bencana yang mungkin terjadi didaerah goa Tabuhan adalah:

1. Tanah ambles atau Subsidance yang disebabkan oleh subjantive doline atau

collapse doline.

2. Bencana kekeringan yang disebabkan karena batu gamping bukan

merupakan akuiver yang baik sengga akan meresap melalui retakan-retakan

yang ada.

E. STOP SITE 5

(Teluk Pacitan , Pantai Teleng Ria yang terletak di, Kecamatan Pacitan,

Kabupaten Pacitan,) Propinsi Jawa Timur sebelah selatan.

Lokasi Stop Site 5 terletak pada koordinat astronomis:

08º 13’ 16,9” LS

110º 04’ 42,7” BT

45 m dpl

Deskripsi Geomorfologis

Gambar 17. Gambaran umum wilayah Teluk Pacitan

Page 23: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

35

Material berasal dari sungai dari grindolo dimasukkan ke laut dan laut

dimuntahkan kembali. Daerah pantai ini terjadi karena proses marine/ air laut.

Pantai ini merupakan pantai dengan lapisan karst ayng berupa pantai Clift. Pantai

Clift terjadi pada daerah pegunungan yang ombaknya selalu bergelombang.

Sehingga terjadi penasakan pada batu-batuan dan akhirnya terbentuklah pantai

yang bertebing. Dibawah tebing yang curam itu kadang-kadang tertumbuk

rombakan batu-batuan karena bukit itu terdiri atas karang/ batu gamping. Maka

batu karanglah yang bertumpuk-tumpuk dikaki tebing. Disebelah selatan terdapat

tebing yang puncaknya terjadi karena proses intrisi. Bentuk pantai ini berupa

teluk. Teluk adalah laut yang menjorok ke daratan.

Teluk Pacitan merupakan zone selatan yang mengalami penenggelaman/

subsidence. Disebelah barat merupakan bidang patahan yang sangat baik.

Disepanjang pantai ini terdapat bukit-bukit yang semakin lama semakin miring.

Gambar 18. adanya bukit-bukit yang mengelilingi Teluk Pacitan

Angin di pantai ini bertiup pada siang dan malam hari saja karena dipengaruhi

angin pusat yaitu angin yang bergerak antara lintang kuda (30o

LU – 30o

LS)

sedang pola umum angin adalah pada siang hari bertiup kedarat sehingga terjadi

angin laut dan pada malam hari angin bertiup kearah laut sehingga terjadi angin

darat. Sedangkan arah angin pada kawasan ini adalah tidak terarah.

Bukit-bukit Karst

Page 24: BAB III DISKRIPSI LOKASI PENGAMATAN A. STOP SITE 1 ... · PDF file15 Gambar 2. Batuan breksi yang ada di daerah Klimpasan Selain itu, jika dilihat dari kondisi litologi penyusunnya,

36

Deskripsi Struktur Geologi

Batuan pada bukit-bukit yang ada di sekitar Teluk Pacitan adalah lapisan

gamping Wonosari yang kemiringannya kearah selatan semakin rendah. Dibawah

batuan gamping pada formasi Wonosari adalah batuan intrusi (batuan beku

dalam) yang terbentuk Karena magma yang keluar sebelum ke permukaan.

Proses geomorfik yang berperan di daerah teluk Pacitan adalah angin dan air.

Geologi Lingkungan

a.) Sumber Daya Lingkungan

Sebagian lahan yang digunakan untuk permukiman penduduk dan

digunakan sebagai tempat usaha perdagangan dan penyediaan fasilitas bagi

wisatawan seperti tempat pemandian. Selain itu wilayah ini juga digunakan

sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan setempat. Lahan di daerah ini juga

dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, karena tanah di daerah ini

tergolong jenis tanah alluvial. Pertanian tanaman yang banyak dijumpai di

daerah ini antara lain kacang tanah, padi, pohon kelapa.

b.) Bencana Geologi

Bencana yang mungkin terjadi di daerah ini diantaranya adalah

1. Bencana di sekitar tebing

Adanya suatu gerakan massa yang sebetulnya perlahan tidak nampak,

yaitu adanya rayapan. Jika rayapan terus menerus melewati titik jenuh

maka timbul adanya longsoran atau jatuhan batu

2. Bencana tsunami

c.). Pengembangan kawasan

Kendalanya adalah letaknya yang terpencil. Meskipun sekarang sudah dibuka

seluas – luasnya oleh Pemkab Pacitan, mulai dari aksesibilitas jalan, ataupun

lewat media poster, internet, dan lain sebagainya, dikarenakan tidak ada

potensi yang muncul untuk dijual / tidak ada yang spesifik, maka

pengembangan potensi wisata di pantai teleng ini tidak begitu maju.