Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IIIGAMBARAN UMUM AKUNTAN PUBLIK
l.TIMBUL DAN BERKEMBANGNYA PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI
INDONESIA
Untuk mengetahui bagaimana suatu profesi akuntan publik itu ada, dapat
dilihat dari perkembangan perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
perusahaan di suatu negara. Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam
suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya
sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa akuntan publik belum diperlukan oleh
perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian besar perusahaan
berbadan hukum selain perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di negara
tersebut jasa profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha.
Dalam perusahaan kecil yang berbentuk perusahaan perorangan, yang
pemiliknya merangkap sebagai pemimpin perusahaan, loporan keuangan yang
dihasilkannya biasanya digunakan oleh pemilik perusahaan. Laporan keuangan
tersebut digunakan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan
perusahaannya. Begitu pula dalam perusahaan berbentuk firma, laporan keuangan
yang dihasilkanya hanya dimanfaatkan oleh para sekutu, yang sekaligus sebagai
pemimpin perusahaan. Selama kedua bentuk perusahaan tersebut hanya
menggunakan modal yang berasal dari pemyertaan pemilik yang sekaligus menjadi
pemimpin perusahaan, selama itu pula laporan keuangan mereka hanya dibuat
untuk memenuhi kepentingan intern saja. Dalam kondisi semacam ini jasa akuntan
Bab HI Gambaran Umum Akuntan Publik • 40
publik belum diperlukan, baik oleh para pemimpin perusahaan maupun oleh pihak
luar perusahaan.
Dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat
terbuka (PT terbuka), saham dijual kepada masyarakat umum, dan pemengang
saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari pemimpin perusahaan. Dalam
bentuk badan usaha ini, pemilik perusahaan menanamkan dana mereka di dalam
perusahaan dan pemimpin perusahaan berkewajiban mempertanggungjawabkan
dana yang dipercayakan kepada mereka Laporan keuangan perusahaan ini,
disamping digunakan untuk keperluan pimpinan perusahaan, juga dimanfaatkan
oleh pemilik perusahaan untuk menilai pengelolahan dana yang dilakukan oleh
pemimpin perusahaan.
Dalam perusahaan berbentuk CV (comanditaire vennootschap), sebagian
sekutunya bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan sebagian yang lain
bertindak sebagai sekutu diam. Laporan keuangan dalam perusahaan berbadan
hukum CV, disamping diperlukan oleh seVutu aktif, juga diperlukan oleh sekutu
diam untuk menilai pengelolahan dana yang dilaksanakan oleh sekutu aktif
tersebut.
Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perorangan maupun
berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain, tidak dapat menghindarkan
diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk pernyataan
modal dari pemilik, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan
demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporaan keuangan
perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan saja, tetapi
Bab III Gambaran Vmum Akuntan Publik • 41
meluas kepada para investor dan kreditur serta calon-calon investor dan calon
kreditur.
Pihak-pihak luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Umumnya mereka mendasarkan keputusan yang mereka ambil berdasarkan
informasi yang disajikan oleh perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua
kepentingan yang berlawanan dalam siruasi seperti diuraikan di atas. Di satu pihak,
pimpinan ingin memperoleh informasi yang dapat dipercaya dari pimpinan
perusahaan membutuhkan pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan.
Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik.
Pimpinan perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggung
jawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan
pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan
bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh pimpinan perusahaan dapat dipercaya
sebagai dasar keputusan-keputusan yang mereka ambil. Baik pimpinan perusahaan
maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan
memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa
akuntan publik, pimpinan perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar
perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat
dipercaya, karena dari sudut pandangan pihak luar, pimpinan perusahaan
mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan yang
lain.
Bab 111 Gambaran Umum Akuntan Publik 42
Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk menilai
keandalan pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam
laporan keuangannya, maka timbul profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan
profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan pertanggungjawaban
keuangan.
Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan
terbatas tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi
akuntan publik, karena hampir semua perseroan terbatas di Indonesia merupakan
PT tertutup yang sahamnya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan terbatas
saja. Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami perkembangan yang berarti
sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan
kepada perusahaan. Bank-bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit
dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan-perusahaan swasta di
Indonesia baru memerlukan jasa akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka
menyerahkan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik.
Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari
pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya
Keputusan Menteri Keuangan nomor 108/KMK07/1979 tentang Penggunaan
Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk memperoleh keringanan dalam
Penentuan Pajak Perseroan. Dalam peraturan ini, inspeksi pajak menetapkan pajak
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 43
pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh akuntan publik. Keputusan Menteri Keuangan tersebut menjadi tidak berlaku
pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang-undang Pajak Penghasilan
1984. Pada awal tahun 1992, kembali profesi akuntan publik diberi kepercayaan
dari pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan verifikasi
pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah
(PPnBM) yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak (PKP).
Pada akhir Pelita V pemerintah bertekad menyiapkan negara Indonesia
untuk mulai tahap lepas landas dalam pembangunan nasionalnya Pada masa lepas
landas tersebut masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk menyiapkan dana
dalam mengelola sumber-sumber ekonomi, karena hal itu maka masa lepas landas
tersebut diperkirakan akan meningkatkan perputaran arus keuangan dalam
masyarakat. Sebagian masyarakat akan menyediakan dana kepada masyarakat yang
menggunakan dana tersebut untuk investasi, inovasi dan lain sebagainya. Oleh
karena itu masyarakat memerlukan alat untuk mengawasi pelaksanaan perputaran
dana tersebut. Hal ini menimbulkan peluang dan ancaman atau hambatan bagi
profesi akuntan publik di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Peluang bagi profesi akuntan publik di Indonesia
a. Berkembangnya pasar modal di Indonesia menimbulkan kebutuhan akan
jasa lain, disamping jasa pemeriksaan akuntan (financial - audit) yang sudah
ada selama ini.
b. Karena kebutuhan akan suplemen Norma Pemeriksaan Akuntan yang lebih
dikhususkan untuk keperluan perpajakan dan pedoman tentang prosedur
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 44
audit yang disepakati oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik tidak memenuhi kebutuhan fiskus maka pihak
fiskus mengharapkan peranan akuntan publik yang lebih besar.
c. Timbulnya kesadaran dalam masyarakat tentang pentingnya lembaga
pelaporan keuangan sehingga upaya untuk membina tertib administrasi
keuangan dalam pengendalian dana masyarakat, akan semakin besar
menjelang masa lepas landas.
d. Berkembangnya teknologi dan sistem informasi akan menuntut akuntan
publik supaya lebih meningkatkan keahliarinya dan sekaligus akan
membuka peluang perluasan jasa yang dapat diberikan bagi kliennya.
2. Hambatan yang dihadapi profesi akuntan publik di Indonesia
a. Perkembangan akuntansi tidak ditunjang oleh lingkungan usaha di
sekelilingnya. Penggunaan informasi akuntansi dalam proses
pengendalian keputusan belum banyak dikenal.
b. Berkembangnya sistem komunikasi mengakibatkan makin cepat dan
padatnya * lalulintas investasi perdagangan, modal. Sehingga masalah
masalah akuntansi yang dihadapi akuntan publik juga semakin kompleks.
c. Hasil riset Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (Pada tahun 1988)
menunjukkan bahwa kebutuhan audit atas laporan keuangan lebih banyak
timbul karena kewajiban memenuhi peraturan. Tingkat kesadaran pemakai
atau klien masih belum memadai.
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 45
Dari gambaran situasi yang dihadapi, profesi akuntan publik harus
memikirkan strategi pengembangan profesi akuntan publik lebih jelas, yaitu dengan
mengarahkan pengembangan profesi akuntan publik di Indonesia untuk: -
a. Menerapkan sanksi yang lebih tegas bagi pelanggaran kode etik maupun
Norma Pemeriksaan Akuntan.
b. Memberikan program penataran yang teratur bagi setiap staf Kantor Akuntan
Publik.
c. Mengupayakan adanya tenaga profesional penuh waktu yang mendukung
pengelolaan organisator profesi akuntan publik.
d. Mengembangkan sistem pengendalian mutu, baik internal maupun eksternal
yang dapat meningkatkan integritas akuntan publik.
Dari sejarah timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia
dapat dilihat bahwa masih di harapkan meningkatnya komitmen seluruh akuntan
publik sendiri terhadap tanggung jawab profesionalisme dan menanggapi komitmen
pemerintah tersebut serta dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
kepada masyarakat pemakai informasi keuangan.
2. TIPE AKUNTAN
Orang atau kelompok orang yang melaksanakan pemeriksaan akuntan
dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu akuntan publik, akuntan
pemerintah, akuntan intern, dan akuntan sebagai tenaga pendidik.
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 46
2.1 Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada
masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan
yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan para kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan
instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Di samping itu akuntan publik juga
menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultasi pajak, konsultasi bidang
manajemen, penyusunan sistem akuntansi, dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk berpraktik sebagai akuntan publik, seseorang harus memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Akuntan publik harus telah
lulus dan jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijasah yang
disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijasah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari Menteri Keuangan.
Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain
(seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi dokter dan pengacara dalam
menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka
berpihak pada kliennya. Profesi akuntan publik memperoleh honorarium dari
kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akuntan publik harus
independen, tidak memihak kepada kliennya. Yang memanfaatkan jasa akuntan
publik terutama adalah pihak lain selain kliennya. Oleh karena itu independensi
akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal pokok, meskipun akuntan
tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 47
2.2 Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja pada instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung
jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau
pertanggungjawaban yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat
banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umunya yang disebut
akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada di Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (Bapeka),
dan instansi pajak BPKP adalah instansi pemerintah, yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Akuntan yang
bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan terhadap
laporan keuangan instansi pemerintahan, proyek-proyek pemerintah, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), badan Usaha Milik Daerah, dan perusahaan-perusahaan
swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar didalamnya.
Bepeka adalah unit organisasi di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan
Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut. Instansi pajak adalah unit
organisasi di bawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah
mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Tugas pokok
akuntan yang bekerja di instansi pajak adalah memeriksa pertanggungjawaban
keuangan wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk memverifikasi
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik . 48
apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan pasal-pasal
yang tercantum dalam undang-undang pajak yang berlaku.
2.3 Akuntan Intern
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan
negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah
dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
2.4 Akuntan Sebagai Tenaga Pendidik (Dosen)
Akuntan sebagai tenaga pendidik adalah akuntan yang bekerja dalam suatu
universitas yang lebih dikenal sebagai dosen. Sebagai seorang dosen, akuntan
sering memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian, konsultasi dan menulis
buku, serta mengembangkan keahlian yang dimilikinya. Akuntan sebagai pendidik
bisa memiliki profesi yang lebih dari satu contohnya: menjadi guru dan bekerja
dikantor akuntan sebagai akuntan publik.
3. TIPE PEMERIKSAAN AKUNTAN
Pemeriksaan akuntan umumnya digolongkan menjadi 3 golongan:
1. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Bab III dambaran Vnium Akuntan Publik 49
Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
akuntan publik terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam
pemeriksaan laporan keuangan ini, akuntan publik menilai kewajaran laporan
keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang lazim. Hasil
pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk
tertulis berupa laporan akuntan, Laporan akuntan ini dibagikan kepada pihak luar
perusahaan seperti pemegang saham, kreditur, dan Kant or Pelayanan Pajak.
2. Pemeriksaan Kepatuhan (Compliance Audit)
Pemeriksaan kepatuhan adalah pemeriksaan yang tujuannya untuk
menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu
Hasil pemeriksaan kepatuhan umumnya dilaporkan kepada penguasa yang
membuat kriteria. Pemeriksaan kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
3. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit)
Pemeriksaan operasional merupakan penelahaan secara sistematik kegiatan
organisasi, atau bagian darinya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Tujuan pemeriksaan operasional adalah untuk:
1. Menilai prestasi
2. Mengindentifikasi kesempatan untuk perbaikan
3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Pihak yang memerlukan pemeriksaan operasional adalah manajemen atau pihak
ketiga. Hasil pemeriksaan operasional diserahkan kepada pihak yang meminta
dilaksanakannya pemeriksaan tersebut.
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 50
4. LAPORAN AKUNTAN (AUDIT REPORT)
Untuk mempelajari prosedur pemenksaan secara mendalam perlu dipahami
lebih dahulu isi laporan akuntan agar dapat diikuti ke mana pemenksaan akuntan
diarahkan. Isi akuntan bentuk pendek biasa terikat pada bentuk standar yang telah
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Gambar 3.1 menyajikan laporan
tersebut yang akan dipakai untuk menjelaskan makna setiap kalimat yang ada
didalamnya
Tanggallaporan
Alamat
Alinealuaspemenksaan
Alineapcndapat
: Yogyakarta, 20 Maret 19X2
: KepadaYth. Direktur PT XJI. Sawa CT 8/94Yogyakarta
: Kami telah memeriksa ncraca PT X tanggal 31 Desember 19X2 dan 19X1,serta laporan rugi-laba, laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahanposisi keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.Pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan danoleh karenanya meliputi pengujian terhadap catatan akuntansi dan prosedurpemeriksaan lainnya yang kami pandang perlu sesuai dengan keadaan.
: Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikansecara wajar posisi keuangan PTX tanggal 31 Desember 19X2 dan 19X1,serta hasil usaha, perubahan laba yang ditahan, dan perubahan posisikeuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuaidengan prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten.
Akuntan Publik Rimendi dan Rekan
Tanda tanganakuntan
Drs. Rimendi. AkuntanRegister Negara D-643
Gambar 3.1 Laporan Akuntan
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 51
Laporan akuntan merupakan media yang dipakai oleh akuntan dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut akuntan
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan yang
diperiksanya. Pendapat akuntan tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis
yang umumnya berupa laporan akuntan bentuk pendek (short-form audit report).
Dalam bentuk standar, laporan akuntan bentuk pendek tersebut terdiri dari dua
alinea: alinea luas pemeriksaan (scope paragraph) dan alinea pendapat (opinion
paragraph). Alinea luas pemeriksaan berisi pernyataan ringkas mengenai luas
pemeriksaan yang dilaksanakan oleh akuntan, sedangkan alinea pendapat berisi
pernyataan ringkas mengenai pendapat akuntan tentang kewajaran laporan
keuangan yang diperiksanya.
4.1 Analisis Terhadap Laporan Akuntan
Dalam laporan tersebut terdapat 5 unsur penting: tanggal laporan, alamat,
alinea luas pemeriksaan, alinea pendapat, dan tanda tangan akuntan. Berikut :ni
dijelaskan makna dua unsur penting: alinea luas pemeriksaan dan alinea pendapat
akuntan. Alinea pertama laporan akuntan tersebut merupakan alinea luas
pemeriksaan (scope paragraph). Dalam alinea ini terdapat dua kalimat; kalimat
pertama menjelaskan objek yang menjadi sasaran pemeriksaan akuntan, sedangkan
kalimat kedua menjelaskan bagaimana pemeriksaan akuntan tersebut dilaksanakan.
Kalimat pertama yang berbunyi: "Kami telah memeriksa neraca PT X
tanggal 31 Desember 19X2 dan 19X1 serta laporan rugi-laba, laporan laba yang
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 52
ditahan, serta laporan pembahan posisi keuangan untuk tahun yang terakhir pada
tanggal-tanggal tersebut" berisi 3 hal penting berikut ini.
1. Akuntan memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan
pemeriksaan terhadapnya.
2. Objek yang diperiksa oleh akuntan bukanlah catatan akuntansi melainkan
laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporan
laba yang ditahan, dan laporan pembahan posisi keuangan.
3. Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan bukanlah terletak di tangan
akuntan, melainkan ditangan manajemen.
Berikut ini diuraikan maksud tiap-tiap butir makna yang terkandung dalam kalimat
pertama tersebut.
Akuntan memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan
pemeriksaan terhadapnya Dalam kalimat pertama tersebut terdapat kata-kata:
"Kami telah memeriksa... dan seterusnya." Pernyataan ini bermaksud, akuntan
tidak melakukan penyusunan laporan keuangan kliennya, tetapi melakukan
pemeriksaan terhadap laporan tersebut, dengan tujuan untuk memberikan pendapat
atas laporan keuangan tersebut. Memang, adakalanya dalam pekerjaannya akuntan
membantu klien menyusun laporan keuangan kliennya, tetapi hams dibedakan
antara tugas penyusunan laporan keuangan kliennya, tetapi hams dibedakan antara
tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan.
Objek yang diperiksa oleh akuntan bukanlah cacatan akuntansi kliennya,
melainkan laporan keuangan perusahaan, yang meliputi neraca, laporan
rugi-laba, laporan laba yang ditahan, serta laporan pembahan posisi
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 53
keuangan. Akuntan melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan kliennya. la mengumpulkan bukti-bukti tentang kewajaran
inforraasi yang tercantum dalam laporan keuangan dengan cara memeriksa catatan-
catatan akuntansinya. Di samping itu, akuntan juga mengumpulkan secara langsung
bukti dari pihak luar (seperti dari bank, debitur, dan kreditur), dan bukti-bukti fisik,
serta bukti-bukti lainnya. Oleh karena dalam membuktikan kewajaran laporan
keuangan kliennya, akuntan tidak hanya memeriksa catatan akuntansi kliennya,
maka tidaklah benar jika dikatakan bahwa objek pemeriksaan akuntan adalah
cacatan akuntansi kliennya.
Laporan keuangan yang menjadi objek pemeriksaan akuntan tidak hanya
terdiri dari neraca, namun meliputi pula laporan rugi-laba, lapran laba yang ditahan
(misalnya untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas), dan laporan perubahan
posisi keuangan. Pada masa permulaan profesi akuntan publik, laporan akuntan
terutama hanya diperuntukan bagi para kreditur jangka pendek. Ketika itu banyak
perusahaan yang berpendapat bahwa laporan rugi-laba merupakan laporan rahasia
yang tidak diperuntukkan bagi pihak luar perusahaan. Para kreditur dalam masa itu
hanya membatasi analisisnya pada neraca saja. Oleh karena itu, akuntan publik
pada masa itu juga membatasi objek pemeriksaannya pada neraca saja. Pada masa
sekarang investor justru memerlukan informasi laba tahunan dalam
mempertimbangkan penanaman dananya. Perkembangan yang terakhir
menunjukkan bahwa objek pemeriksaan akuntan meliputi laporan posisi keuangan.
Dengan demikian, objek pemeriksaan akuntan publik sekarang ini meliputi.
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 54
1. Neraca
2. Laporan rugi-laba
3. Laporan laba ditahan
4. Laporan posisi keuangan (statement of changes in financial position).
Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak ditangan
manajemen, bukan di tangan akuntan. Di atas telah disebutkan bahwa klienlah
yang menyusun laporan keuangan, sedangkan akuntan yang melakukan
pemeriksaan terhadap kewajaran laporan keuangan tersebut. Oleh karena
itu,manajemenlah yang bertanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan yang
dibuatnya dan hanya manajemen yang mempunyai wewenang untuk mengubah apa
yang dicantumkan dalam laporan keuangannya
Jika dalam pemeriksaan, akuntan tidak menyetujui penyajian unsur tertentu
yang disajikan dalam laporan keuangan yang material jumlahnya, langkah pertama
yang harus ditempuh oleh akuntan adalah membicarakan hal tersebut dengan
manajemen, disertai penjelasan mengenai dasar pemikiran atau alasan ketidak
setujuan akuntan tehadap penyajian unsur tersebut. Apabila manajemen menyetujui
alasan akuntan,masalah tersebut selesai, dan unsur tersebut disajikan dalam laporan
keuangan sesuai saran akuntan. Jika manajemen tidak setuju, maka akuntan sama
sekali tidak mempunyai wewenang untuk mengubah informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan sesuai dengan pendapatnya, tetapi akuntan mungkin akan
memberikan pengecualian dalam pendapatnya. Dalam laporannya, akuntan
mungkin memberikan pendapat bahwa laporan keuangan yang diperiksanya
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, kecuali unsur
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 55
tertentu yang dikecualikan. Manajemenlah yang bertanggung jawab atas kewajaran
laporan keuangan, sedangkan akuntan bertanggung jawab atas pendapat yang
diberikan terhadap laporan keuangan yang diperiksanya
4.2 Norma Pemeriksaan Akuntan
Kalimat kedua dalam laporan akuntan bentuk pendek berbunyi sebagai
berikut: "Pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan norma pemeriksaan
akuntan...dan seterusnya." Dalam kalimat ini akuntan menyatakan bahwa
pemeriksaan yang dilakukan terhadap laporan keuangan bukan sembarang
pemeriksaan, melainkan pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan norma-
norma yang berlaku umum dalam pemeriksaan akuntan.
Norma pemeriksaan akuntan dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntan Di
Indonesia, norma pemeriksaan akuntan ini dikeluarkan oleh I.A.I. Norma
pemeriksaan akuntan terdiri dari 10 norma yang dibagi dalam tiga kelompok:
1. Norma umum,mengatur syarat-syarat diri akuntan tardiri atas:
1. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang akuntan
publik yang memiliki keahlian dalam bidangnya dan telah menjalani latihan
teknis yang cukup.
2. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasan yang diberikan
kepadanya, akuntan publik harus senantiasa mempertahankan sikap mental
independen.
3. Dalam pelaksanaan pemeriksaan dan penyusunan laporannya, akuntan
Bab III Gambaran Umum Akuntan Publik 56
publik wajib mempergunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
2. Norma pelaksanaan pemeriksaan, mengatur mutu pelaksaan pemeriksaan
akuntan terdiri dari:
1 Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus dipimpin dan diawasi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan pemeriksaan dan menentukan jenis, saat,
dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
3. Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan
tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa.
3. Norma pelaporan, mengatur mutu akuntan dalam pembuatan laporan akuntan
terdiri atas:
• 1. Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia.
2. Laporan akuntan harus menyatakan apakah prinsip akuntansi tersebut
dalam periode berjalan telah dilaksanakan secara konsisten dibanding
dengan periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan akuntan.
4. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
Bab HI Gambaran Umum Akuntan Publik 57
laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu penegasan,
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan.
Dalam hal nama akuntan dihubungkan dengan laporan keuangan , maka
laporan akuntan harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pemeriksaan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab akuntan yang
bersangkutan.
Tidak setiap akuntan yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan
kliennya dapat memberikan pernyataan bahwa pemeriksaannya dilakukan sesuai
dengan norma pemeriksaan akuntan. Ada kemungkinan salah satu atau beberapa
norma tersebut diatas (norma umum yang ketiga misalnya) tidak dapat dipenuhi.
5. HIRARKHI AKUNTAN DALAM ORGANISASI KANTOR AKUNTAN
PUBLIK
Umumnya hirarkhi akuntan dalam organisasi kantor akuntan publik dibagi
menjadi:
Partner, menduduki jabatan tertinggi dalam pekerjaan pemeriksaan, bertanggung
jawab atas hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyeluruh
mengenai pemeriksaan akuntan. Partner menandatangani laporan akuntan dan
management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee pemeriksaan
klien.
Manajer, bertindak sebagai pengawas pemeriksaan, bertugas untuk membantu
akuntan senior dalam merencanakan program pemeriksaan dan wakru
Bab HI Gambaran Umum Akuntan Publik 58
pemeriksaan, menelaah kertas keria, laporan akuntan dan management letter.
Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa akuntan
senior. Pekerjaan manajer tidak berada dikantor klien, melainkan di kantor
akuntan, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para
akuntan senior.
Akuntan senior, bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan, bertanggung jawab
untuk mengusahakan biaya pemeriksaan dan waktu pemeriksaan sesuai dengan
rencana, bertugas untuk mengarahkan dan menelaah pekerjaan akuntan junior.
Akuntan senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur
pemeriksaan dilaksanakan. Umumnya akuntan senior melakukan pemeriksaan
terhadap satu objek pada saat tertentu.
Akuntan junior, melaksanakan prosedur pemeriksaan secara rinci, membuat
kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan pemeriksaan yang telah
dilaksanakan.Pekerjaan ini biasanya dipengang oleh akuntan yang baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai akuntan junior, seorang akuntan harus belajar secara rinci
mengenai pekerjaan pemeriksaan. Biasanya ia melaksanakan pemeriksaan di
berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan pemeriksaan di lapangan
dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman banyak dalam
manangani berbagai masalah pemeriksaan akuntan.