Upload
vuongquynh
View
241
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB III
GAMBARAN UMUM PT GUDANG GARAM Tbk
III.1 Sejarah PT Gudang Garam Tbk
Perseroan, yang semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap “Gudang
Garam” Kediri (PT Gudang Garam), didirikan dengan akte Suroso SH, wakil
notaris sementara di Kediri, tanggal 30 Juni 1971 No.10, diubah dengan akte
notaris yang sama tanggal 13 Oktober 1971 No.13. Akte-akte ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/197/7 tanggal 17 November 1971,
didaftarkan di Pengadilan Negeri Kediri dengan No.31/1971 dan No.32/1971
tanggal 26 November 1971, dan diumumkan dalam Tambahan No.586 pada Berita
Negara No.104 tanggal 28 Desember 1971. Anggaran Dasar Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dalam rangka
penyesuaian dengan Undang-Undang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
dilakukan dengan akte Wachid Hasyim SH, notaris di Surabaya, tanggal 19 Juni
1997 No.58, yang antara lain merubah nama Perseroan menjadi PT Perusahaan
Rokok Tjap Gudang Garam Tbk (disingkat PT Gudang Garam Tbk). Akte ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2.1873 HT 01.04.Th.98 tanggal 19
Maret 1998, didaftarkan dengan No. TDP 13111300014 pada kantor Pendaftaran
Perusahaan Kotamadya Kediri, agenda No. 17/BH.13.11/VI/1998 tanggal 4 Juni
1998, dan diumumkan dalam Tambahan No.4426 pada Berita Negara No.62
tanggal 4 Agustus 1998.
28
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasarnya, Perseroan bergerak dibidang
industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Perseroan merupakan
kelanjutan dari perusahaan perorangan yang didirikan tahun 1958, pada tahun 1969
berubah status menjadi Firma, dan pada tahun 1971 berubah menjadi Perseroan
Terbatas. Operasi komersial dimulai pada tahun 1958.
Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Semampir
II/I, Kediri, Jawa Timur. Kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A. Yani 79, dan
Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya, Jawa Timur.
Dengan izin Menteri Keuangan No. SI-126/SHM/KMK.10/1990 tanggal 17
Juli 1990, Perseroan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat,
melalui pasar modal, sejumlah 57.807.800 lembar saham dengan nilai nominal Rp
1000 (rupiah penuh) per saham. Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No.
372/D-129/BES/VIII/90 tanggal 21 Agustus 1990, telah disetujui untuk dicatatkan
di Bursa Efek Surabaya sebanyak 96.204.400 lembar saham Perseroan sejak 27
Agustus 1990. Dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No. 204/BEJ/VI/92 tanggal 24
Juni 1992, telah disetujui untuk dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah
yang sama. Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No. 48/EMT/LIST/BES/V/94
tanggal 26 Mei 1994, dan surat Bursa Efek Jakarta No. S-359/BEJ.I.1/V/1994
tanggal 27 Mei 1994, telah dicatatkan lagi sejumlah 384.817.600 lembar saham
Perseroan di kedua bursa tersebut, sehingga seluruh saham Perseroan yang beredar
saat itu telah dicatatkan, yaitu sejumlah 481.022.000 lembar saham. Pada tahun
1996, telah dilakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 1000
(rupiah penuh) menjadi Rp 500 (rupiah penuh) per lembar saham dan pengeluaran
satu lembar saham bonus untuk setiap lembar saham yang beredar, sehingga
29
jumlah saham beredar bertambah dari 481.022.000 lembar menjadi 1.924.088.000
lembar. Dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No. S-039/BEJ.I.2/0596 tanggal 24
Mei 1996 dan surat PT Bursa Efek Surabaya No. 31/EMT/LIST/BES/V/96 tanggal
27 Mei 1996, seluruh saham Perseroan yang beredar, yaitu sebanyak
1.924.088.000 lembar saham, telah dicatatkan di kedua bursa tersebut.
Saat ini, PT Gudang Garam Tbk mempunyai pangsa pasar terbesar dalam
industri rokok kretek di Indonesia, dengan jumlah produksi sebanyak 63.290 juta
batang rokok kretek pada tahun 2003, dan sebanyak 64.731 juta batang pada tahun
2004, atau mempunyai market share sebesar 35,3 % pada tahun 2003, dan sebesar
34,7 % pada tahun 2005, atau untuk sigaret kretek mesin (SKM) memiliki pangsa
pasar sebesar 48,5 % dan sebesar 12 % untuk sigaret kretek tangan (SKT).
Pada tahun 2004, PT Gudang Garam Tbk mengalami penurunan laba bersih
sebesar Rp 48.464 juta, dari sebesar Rp 1.838.673 juta pada tahun 2003, menjadi
Rp 1.790.209 juta pada tahun 2004. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh
adanya peningkatan dalam beban usaha Perseroan, yaitu berupa beban kompensasi
karyawan, dan beban untuk perbaikan dan perawatan aktiva tetap Perseroan
30
Tabel III.1
Pangsa Pasar Rokok Kretek di Indonesia
2003 2004
Batang % Batang %
Gudang Garam 63,290,000,000 35.3 64,731,000,000 34.7
H. M. Sampoerna 35,558,000,000 19.8 42,594,000,000 22.8
Djarum 36,285,000,000 20.2 39,066,000,000 20.9
Nojorono 3,775,000,000 2.1 5,974,000,000 3.2
Bentoel 3,865,000,000 2.2 4,138,000,000 2.2
Lain-lain 36,677,000,000 20.4 30,196,000,000 16.2
Jumlah 179,450,000,000 100 186,699,000,000 100
Sumber: Studi tentang industri rokok di Indonesia, PT CIC, Inc.
III.2 Kegiatan Produksi PT Gudang Garam Tbk
Dalam garis besarnya, penyelenggaraan produksi rokok dapat dibagi dalam
tiga tahap kegiatan utama, yaitu:
1. Pra produksi. Kualitas bahan baku sangat menentukan rasa rokok
yang dihasilkan, oleh karenanya bahan baku tembakau dan cengkeh
yang dibeli selalu dengan kualitas yang prima dan masih harus melalui
proses pengeringan, perajangan, pembersihan, pemilihan, dan
penyimpanan yang seksama selama sekitar 26 bulan untuk tembakau,
dan 10 bulan untuk cengkeh.
2. Produksi. Setelah melalui pemrosesan, tembakau dan cengkeh
dicampur serta diberi saus yang pas oleh “koki” yang handal, baru bisa
31
siap untuk digiling oleh tangan-tangan karyawati-karyawati yang
manis dan terampil, atau oleh mesin-mesin canggih, yang pada
akhirnya membentuk tiga jenis produksi rokok utama Perseroan, yaitu:
Sigaret Kretek Klobot (SKL), Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan
Sigaret Kretek Mesin (SKM), yang sesuai dengan selera konsumen.
3. Pasca produksi. Rokok dikemas secara rapi dan aman, hingga rasa
dan aromanya tetap terjamin. Pengemasan dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan tangan dan mesin.
Proses produksi yang dilakukan Perseroan adalah dengan mencampur
bahan baku utama dengan bahan-bahan pembantu lainnya.
1. Bahan baku. Bahan baku utama pembuatan rokok terdiri dari
tembakau, cengkeh, dan saus.
a. Tembakau. Sebagai bahan baku utama, tembakau mendapat
perhatian yang khusus dari Perseroan. Sehubungan dengan
itu, telah dilakukan penelitian-penelitian secara intensif,
melalui kerjasama dengan Pemerintah dalam bidang budidaya
penanaman tembakau, guna memperoleh hasil panen yang
optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tembakau,
pada saat dibeli, dapat berupa daun krosok dan tembakau
rajangan yang sudah dikeringkan. Pemilihan jenis tembakau
yang dibeli menuntut ketelitian yang tinggi dan penghayatan
yang mendalam dari para ahli tembakau (grader), baik dalam
aroma dan rasa, maupun ciri-ciri fisiknya.
32
b. Cengkeh. Cengkeh, yang mempunyai nama latin “Eugenia
Caryophyllus” (Eugenia Aromatica O.K.), cukup dikenal
khasiatnya dikalangan farmasi dan para juru masak di dunia.
Sebagai bahan utama bagi rokok kretek, seperti halnya
tembakau, cengkeh juga memerlukan teknik pemilihan,
pemrosesan yang rumit, dan penyimpanan khusus selama
tidak kurang dari 10 bulan. Mengingat cengkeh adalah salah
satu bahan baku utama, maka Perseroan telah melakukan
investasi dalam mesin yang canggih, sebagai hasil eksperimen
dan inovasi selama bertahun-tahun, sehingga cengkeh dalam
negeri yang digunakan dapat mencapai kualitas yang setaraf
dengan cengkeh dari luar negeri.
c. Saus. Ibarat masakan yang lezat memerlukan bumbu
penyedap, seperti halnya tembakau dan cengkeh, saus juga
memerlukan teknik pemilihan dan pencampuran yang rumit,
serta memerlukan penghayatan yang mendalam dari juru
masak yang ahli.
2. Bahan pembantu. Bahan pembantu yang juga mempunyai andil
terhadap kualitas rokok adalah kertas sigaret (ambri), filter, dan
pengemas
3. Pembuatan rokok.
a. Sigaret Kretek Klobot (SKL), dengan menggunakan
pembungkus klobot (kulit jagung yang sudah diproses), maka
bahan baku (campuran tembakau dan cengkeh) tersebut
33
digulung secara manual oleh tangan-tangan yang terampil dan
telaten. Jenis rokok ini pada umumnya dikenal oleh
masyarakat sebagai rokok klobot.
b. Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan bantuan alat giling
tradisional, maka bahan baku (campuran tembakau dan
cengkeh) digulung secara rapi dengan kertas “ambri”. Jenis
rokok ini pada umumnya dikenal oleh masyarakat sebagai
rokok kretek.
c. Sigaret Kretek Mesin (SKM), dengan menggunakan mesin-
mesin berteknologi tinggi yang dikendalikan oleh komputer,
maka bahan baku (campuran tembakau dan cengkeh) digulung
dengan “ambri” dan dipasangi filter. Jenis rokok ini pada
umumnya dikenal oleh masyarakat sebagai rokok kretek filter.
4. Pengemasan.
a. Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan bantuan peralatan, yang
sudah didesain secara khusus, dan kertas pengemas yang
tersedia, maka batangan rokok dibungkus dengan rapi secara
manual. Fungsi pengemasan disini selain berguna untuk
menjamin dan menjaga mutu rokok, juga untuk memberikan
citra terhadap rokok Perseroan
b. Sigaret Kretek Mesin (SKM), dengan bantuan mesin-mesin
yang canggih dan berkecepatan tinggi, maka batangan rokok
dibungkus secara otomatis dan rapi.
34
5. Sarana penunjang produksi dan teknik. Untuk menunjang
kepentingan penelitian dan pengembangan, Perseroan melengkapi diri
dengan laboratorium yang modern. Disini para ahli menganalisis
tembakau, cengkeh, saus, kertas, filter, bahan pembantu lainnya, dan
produk yang sudah jadi, untuk diuji agar kualitasnya dapat
dipertanggungjawabkan kepada konsumen. Untuk menunjang citra
dan mutu produk di masyarakat, Perseroan juga melengkapi diri
dengan unit-unit “corrugating box” dan percetakan
etiket/pembungkus yang dibangun di Surabaya. Mesin-mesin
tersebut adalah salah satu yang termodern dan terbesar di Asia
Tenggara. Untuk lebih meningkatkan terjaminnya kualitas produk
yang prima, maka Perseroan melengkapi diri dengan unit laminating
(proses pelapisan kertas dengan alumunium foil) dan unit mesin
penghasil filter. Selain itu, disediakan pula pembangkit listrik, unit
bangunan, dan bengkel teknik yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan modern untuk menunjang kelancaran proses produksi.
III.3 Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk
Anggaran dasar Perseroan menetapkan bahwa Perseroan diurus oleh suatu
direksi di bawah pengawasan dewan komisaris yang semuanya diangkat oleh rapat
umum pemegang saham, untuk jangka waktu lima tahun, dan dapat diangkat
kembali. Tugas dan wewenang dewan komisaris dan direksi diatur dalam
anggaran dasar Perseroan. Susunan pengurus Perseroan pada akhir tahun 2005
adalah:
Presiden Komisaris Tn. Rachman Halim Komisaris-komisaris Tn. Frank Willem van Gelder Tn. Yudiono Muktiwidjojo Tn. Hadi Soetirto Ny. Juni Setiawati Wonowidjojo Presiden Direktur Tn. Djajusman Surjowijono Wakil Presiden Direktur Tn. Mintarya Tn. Susilo Wonowidjojo
Tn. Sumarto Wonowidjojo Direktur-direktur Tn. H. Rinto Harno Tn. Heru Budiman Tn. Mintarjo Widya Tn. Djohan Harijono Tn. Widijanto Tn. Edijanto
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT Gudang Garam Tbk
Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal
36
III.4 Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk
Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah
dengan cara melakukan analisis atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh
perusahaan tersebut. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan PT Gudang
Garam Tbk yang berupa neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2005, 2004,
dan 2003, dan laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas
konsolidasi, dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2005, 2004, 2003.
37
Tabel III.2 PT Gudang Garam Tbk
Neraca Konsolidasi (audited) 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) AKTIVA 2005 2004 2003
AKTIVA LANCAR KAS DAN SETARA KAS PIUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PIUTANG LAIN-LAIN PERSEDIAAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA BIAYA DIBAYAR DIMUKA AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA INVESTASI JANGKA PANJANG AKTIVA TETAP Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.439.919 juta pada tahun 2005, Rp 2.006.494 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 1.694.691 juta pada tahun 2003 GOODWILL Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 3.706 juta pada tahun 2005, Rp 3.397 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 3.088 juta pada tahun 2003 AKTIVA TIDAK LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA
420.471 139.271 1.809.962 52.84612.043.159 40.307 76.189 127.260 14.709.465- - - - - - - - 9.454 6.439 7.314.532 2.471 86.940 7.419.386- - - - - - - - 22.128.851========
540.136 188.259 1.568.917 55.368 10.875.860 64.952 71.084 125.882 13.490.458 - - - - - - - - 7.103 6.439 6.927.897 2.780 156.712 7.100.931 - - - - - - - - 20.591.389 ========
413.718 95.388 1.591.674 44.122 9.528.579 36.500 41.156 172.526 11.923.663- - - - - - - - 15.280 6.439 4.936.413 3.089 454.015 5.415.236- - - - - - - - 17.338.899========
38
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 2004 2003
KEWAJIBAN LANCAR PINJAMAN JANGKA PENDEK HUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa HUTANG PAJAK HUTANG CUKAI DAN PPN ROKOK BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR KEWAJIBAN LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN, bersih JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR HAK MINORITAS EKUITAS MODAL SAHAM, nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) per saham: Modal dasar: 2.316.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1.924.088.000 saham AGIO SAHAM SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP SALDO LABA Tahun sebelumnya Tahun berjalan JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
5.681.893 176.183 20.967 12.441 2.387.154 151.781 58.130 8.488.549- - - - - - - - 227.897 1.755 283.495 513.147- - - - - - - - 15.700- - - - - - - - 962.044 53.700 93.129 10.112.936 1.889.646 13.111.455- - - - - - - - 22.128.851========
5.361.046 146.750 21.747 22.241 1.878.244 217.908 358.837 8.006.773 - - - - - - - - 158.935 1.264 227.089 387.288 - - - - - - - - 13.475 - - - - - - - - 962.044 53.700 93.129 9.284.771 1.790.209 12.183.853 - - - - - - - - 20.591.389 ========
3.595.336 106.584 46.029 116.250 1.758.196 211.763 223.353 6.057.693- - - - - - - - 82.343 367 227.615 310.325- - - - - - - - 10- - - - - - - - 962.044 53.700 93.129 8.023.325 1.838.673 10.970.871- - - - - - - - 17.338.899========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
39
Tabel III.3 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (audited) Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2005 2004 2003 PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA: Beban penjualan Beban umum dan administrasi LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN: Laba penjualan aktiva tetap Pendapatan bunga Beban bunga Laba (Rugi) kurs, bersih Laba penjualan saham tersedia untuk dijual Rugi pelepasan anak perusahaan-PT Pandya Perkasa Pendapatan lainnya, bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK: Pajak kini Pajak tangguhan LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH Laba per saham (dalam rupiah penuh): Laba usaha Laba bersih
24.847.345 (19.704.705) 5.142.640 (1.316.808) (677.140) (1.993.948) 3.148.692 4.023 14.927 (520.855) 42.182
-
- 21.495 (438.228) 2.710.464 (763.186) (56.405) (819.591) 1.890.873 (1.227) 1.889.646 ========= 1.636 982
24.291.692 (19.457.427) 4.834.265 (1.309.479) (606.526) (1.916.005) 2.918.260 3.212 11.182 (329.208) (58.193)
- (720) 25.747 (347.980) 2.570.280 (779.624) 526 (779.098) 1.791.182 (973) 1.790.209 ========= 1.517 930
23.137.376 (18.615.630) 4.521.746 (1.023.296) (567.803) (1.591.099) 2.930.647 3.944 12.273 (338.744) (19.683) 3.710
- 37.720 (301.230) 2.629.417 (778.436) (12.306) (790.742) 1.838.675 (2) 1.838.673 ========= 1.523 956
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
40
Tabel III.4 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi (audited) Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2004 dan 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Modal saham
Agio saham
Laba (Rugi) belum
direalisasi atas saham tersedia
untuk dijual
Selisih
penilaian kembali
aktiva tetap
Saldo laba
Jumlah ekuitas
Saldo 31 Desember 2002 Laba bersih tahun 2003 Penjualan saham tersedia untuk dijual Deviden kas Saldo 31 Desember 2003 Laba bersih tahun 2004 Deviden kas Saldo 31 Desember 2004
962.044 - - -
962.044
- -
_________ 962.044 ========
53.700 - - -
53.700
- -
_________ 53.700 ========
276 -
(276) -
- - -
_______________ -
=============
93.129 - - -
93.129
- -
___________ 93.219 ==========
8.600.552 1.838.673
- (577.227) 9.861.998 1.790.209 (577.227) _________11.074.980========
9.709.701 1.838.673 (276) (577.227) 10.970.871 1.790.209 (577.227) _________ 12.183.853 ========
Sumber:Annual reports PT Gudang Garam Tbk
41
Tabel III.5
PT Gudang Garam Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi (audited)
Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005 dan 2004
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Modal
saham
Agio
saham
Selisih
penilaian
kembali
aktiva
tetap
Saldo laba
Jumlah
ekuitas
Saldo 31 Desember 2003
Laba bersih tahun 2004
Deviden kas
Saldo 31 Desember 2004
Laba bersih tahun 2005
Deviden kas
Saldo 31 Desember 2005
962.044
-
-
______
962.044
-
-
______
962.044
======
53.700
-
-
_______
53.700
-
-
_______
53.700
======
93.129
-
-
________
93.129
-
-
________
93.129
=======
9.861.998
1.790.209
(577.227)
_________
11.074.980
1.889.646
(962.044)
_________
12.002.582
========
10.970.871
1.790.209
(577.227)
_________
12.183.853
1.889.646
(962.044)
_________
13.111.455
========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
42
Tabel III.6 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Arus Kas Konsolidasi (audited) Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2005 2004 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aktiva tetap Hasil penjualan aktiva tetap Hasil penjualan saham tersedia untuk dijual Penyetoran modal saham anak perusahaan oleh pemegang saham minoritas Pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran deviden kas Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Laba (Rugi) kurs atas kas dan setara kas Kenaikan (Penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun
24.657.322 (21.788.515) 2.868.807 14.882 (515.793) (785.013) 1.582.883 - - - - - - - - - (790.565) 20.933
-
- (293.171) (1.062.803)- - - - - - - - - 2.420.847 (2.100.000) (962.044) (641.197)- - - - - - - - - 1.452 - - - - - - - - - (119.665) 540.136 420.471 =========
24.223.707 (22.207.404) 2.016.303 11.201 (320.486) (872.336) 834.682 - - - - - - - - - (1.268.541) 7.742
- 12.500 (655.188) (1.903.487) - - - - - - - - - 2.307.142 (541.432) (577.232) 1.188.478 - - - - - - - - - 6.745 - - - - - - - - - 126.418 413.718 540.136 =========
22.889.388 (19.616.924) 3.272.464 12.468 (345.986) (826.417) 2.112.529 - - - - - - - - - (1.851.623) 4.200 6.571
- (310.583) (2.151.435)- - - - - - - - - 1.181.162 (614.205) (577.227) (10.270)- - - - - - - - - (2.088)- - - - - - - - - (51.264) 464.982 413.718 =========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
43
III.5 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Perseroan dan anak
perusahaan menganut kebijakan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara
konsisten dalam pelaporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember
2005, 2004, dan 2003, adalah sebagai berikut:
1. Dasar penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan, yang disajikan dalam
jutaan rupiah, disusun atas dasar akrual dengan konsep harga perolehan/nilai
historis, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan
arus kas menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Untuk memenuhi definisi kas dan setara kas,
Perseroan dan anak perusahaan memperhitungkan deposito berjangka yang jatuh
temponya tidak lebih dari tiga bulan dari tanggal perolehannya. Laporan arus
kas disusun dengan metode langsung (direct method).
2. Prinsip konsolidasi. Laporan keuangan merupakan konsolidasi dari laporan
keuangan induk perusahaan, PT Gudang Garam Tbk, laporan keuangan anak
perusahaan PT Surya Pamenang, dengan persentase kepemilikan 100% kurang
satu lembar saham, dan laporan keuangan anak perusahaan PT Surya
Madistrinda dengan persentase kepemilikan 75%. Pada tanggal 25 Juni 2004, PT
Surya Pamenang menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Pandya Perkasa,
sehingga PT Surya Pamenang tidak mengkonsolidasikan laporan keuangan PT
Pandya Perkasa sejak tanggal tersebut. Transaksi dan saldo antar perusahaan
tersebut diatas, dieliminasi dalam konsolidasi, sehingga laporan keuangan
konsolidasi hanya menyajikan transaksi/saldo dengan pihak selain perusahaan
44
tersebut diatas. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas anak
perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba
(rugi) bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut. Transaksi dan saldo antar
perusahaan yang dieliminasi terdiri atas:
a. Piutang dan hutang antar perusahaan
b. Penjualan dan pembelian antar perusahaan
c. Pendapatan dan beban antar perusahaan
d. Laba antar perusahaan dalam persediaan awal dan akhir
3. Pengakuan pendapatan. Pendapatan penjualan/jasa dibukukan berdasarkan
pengiriman barang atau penyerahan jasa kepada pembeli, sesuai dengan syarat
penjualannya.
4. Penilaian persediaan. Persediaan dinilai menurut harga yang lebih rendah antara
harga perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value).
5. Penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu dilakukan
berdasarkan penelaahan manajemen atas status masing-masing debitur pada
akhir tahun. Piutang yang tidak tertagih dihapuskan.
6. Investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang dalam saham dengan
kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan metode biaya (cost method),
sedangkan yang kepemilikannya antara 20%-50% dicatat dengan metode ekuitas
(equity method). Untuk yang kepemilikannya lebih dari 50% telah
dikonsolidasikan.
7. Aktiva tetap, diluar tanah, yang dimiliki oleh Perseroan disajikan dengan harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung sejak tahun
45
aktiva digunakan, dengan metode garis lurus untuk bangunan, jalan, dan
jembatan, dan dengan metode saldo menurun untuk aktiva tetap lainnya.
8. Biaya dibayar dimuka. Biaya dibayar dimuka diamortisasi sesuai dengan masa
manfaat beban yang bersangkutan.
9. Goodwill. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus (straight line
method) selama 20 tahun.
10. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing
dijabarkan dalam rupiah dengan kurs tanggal transaksi. Sisa akhir tahun aktiva
moneter dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam rupiah
dengan kurs tengah Bank Indonesia.
11. Perhitungan beban pajak. Perseroan dan anak perusahaan menetapkan metode
aktiva dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini,
aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan
sebesar perbedaan temporer dalam pencatatan aktiva dan kewajiban untuk tujuan
akuntansi dan perpajakan.
12. Laba per saham. Laba per saham dihitung berdasarkan jumlah rata-rata
tertimbang saham beredar/ditempatkan dalam tahun yang bersangkutan.
13. Informasi segmen. Perseroan dan anak perusahaan mengidentifikasikan segmen
operasi berdasarkan segmen usaha, yaitu rokok, kertas karton, dan perdagangan
dan jasa. Ketiga segmen industri tersebut dikelola secara terpisah melalui tiga
perusahaan yang berbeda, karena masing-masing perusahaan menghasilkan
produk dan melayani pangsa pasar yang berbeda. Harga antar segmen
ditentukan secara wajar (arm’s length basis). Beban yang timbul akan
dibebankan kepada setiap segmen pada saat terjadi. Kebijakan akuntansi yang
46
diterapkan oleh setiap segmen sama dengan yang diungkapkan dalam ikhtisar
kebijakan akuntansi yang penting. Seluruh transaksi antar segmen telah
dieliminasi.
14. Imbalan pasca-kerja. Kewajiban Perseroan dan anak perusahaan atas imbalan
pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah kewajiban imbalan
pasca-kerja di masa depan, yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh
karyawan pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris
independen dengan metode projected unit credit. Imbalan pasca-kerja karyawan
dibebankan dalam laporan laba rugi dengan metode garis lurus (straight line
method) selama estimasi masa kerja rata-rata karyawan, hingga imbalan pasca-
kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi
hak karyawan diakui segera sebagai beban pada saat terjadinya. Pada tahun
2005, Perseroan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Pengaruh penerapan standar
ini tidak signifikan pada laporan keuangan konsolidasi pada tahun-tahun
sebelumnya.
15. Penggunaan taksiran. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum menyebabkan manajemen perlu membuat
taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan
kewajiban yang dilaporkan, serta pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi
pada tanggal laporan keuangan, dan jumlah pendapatan dan beban yang
dilaporkan selama periode pelaporan. Hasil aktual dapat berbeda dari taksiran-
taksiran tersebut.
47
16. Pengertian hubungan istimewa dan kebijakan akuntansinya. Dalam laporan ini,
istilah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai
dengan perumusan dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan”, sebagai berikut:
a. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan,
perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan
fellow subsidiaries).
b. Perusahaan asosiasi (associated companies).
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung,
suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor, yang berpengaruh
secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut
(yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang
dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut
dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor).
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan
kegiatan perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris,
direksi, dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat dari
orang-orang tersebut.
e. Perusahaan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap orang
yang diuraikan dalam huruf (c) atau (d) diatas, atau setiap orang tersebut
48
mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup
perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi,
atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-
perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan perusahaan pelapor.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik
yang dilakukan dengan, maupun tidak dengan syarat dan kondisi yang wajar
dibandingkan dengan transaksi serupa yang dilakukan dengan pihak lain yang
tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan.