21
26 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Pasar Festival Nusukan 1. Latar Belakang dan Sejarah Manusia hidup ingin memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya sehingga ia dapat mencapai suatu kepuasan dan kemakmuran. Kebutuhan manusia berjenis-jenis jumlahnya, sedangkan kemampuan manusia terbatas adanya. Keterbatasan manusia disebabkan oleh keadaan fisik, kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang serba terbatas, serta keadaan potensi lingkungan daerah yang amat rendah. Kebutuhan yang bermacam-macam itu, hanya dapat dipenuhi oleh manusia dalam suatu pertemuan dan dalam masyarakat. Manusia hidup selalu dibatasi oleh ruang dan waktu yang relatif. Untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan, manusia yang memiliki uang dan mengatasi kesulitannya dengan gigih, memanfaatkan alam, memanfaatkan segala tenaga dan pikiran yang ada padanya, menggunakan organisasi dan modal yang ada pada dirinya dan lingkungannya. Adapun salah satu wadah yang bisa menjawab segala sesuatu terutama kebutuhan yang bersifat ekonomi adalah pasar. Secara umum, pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya penawaran dan permintaan, yang kemudian terwujud dalam aktivitas jual-beli. Setidaknya terdapat dua jenis pasar, yakni pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional, selain menggunakan sarana dan fasilitas yang relatif sederhana, juga

BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Pasar Festival Nusukan · lebih mahal dibandingkan harga barang di pasar tradisional. Terlebih pasar ... bersih, tertib, nyaman dan sejahtera. b) Misi

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

26

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Pasar Festival Nusukan

1. Latar Belakang dan Sejarah

Manusia hidup ingin memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya

sehingga ia dapat mencapai suatu kepuasan dan kemakmuran. Kebutuhan

manusia berjenis-jenis jumlahnya, sedangkan kemampuan manusia terbatas

adanya. Keterbatasan manusia disebabkan oleh keadaan fisik, kemampuan

pengetahuan dan keterampilan yang serba terbatas, serta keadaan potensi

lingkungan daerah yang amat rendah. Kebutuhan yang bermacam-macam itu,

hanya dapat dipenuhi oleh manusia dalam suatu pertemuan dan dalam

masyarakat. Manusia hidup selalu dibatasi oleh ruang dan waktu yang relatif.

Untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan, manusia yang memiliki uang

dan mengatasi kesulitannya dengan gigih, memanfaatkan alam, memanfaatkan

segala tenaga dan pikiran yang ada padanya, menggunakan organisasi dan

modal yang ada pada dirinya dan lingkungannya. Adapun salah satu wadah yang

bisa menjawab segala sesuatu terutama kebutuhan yang bersifat ekonomi adalah

pasar.

Secara umum, pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya penawaran

dan permintaan, yang kemudian terwujud dalam aktivitas jual-beli. Setidaknya

terdapat dua jenis pasar, yakni pasar tradisional dan pasar modern. Pasar

tradisional, selain menggunakan sarana dan fasilitas yang relatif sederhana, juga

27

menerapkan sistem jual-beli interaktif. Pemilik modal umumnya memegang

langsung barang dagangannya dan tawar-menawar dimungkinkan. Sebaliknya,

pasar modern menggunakan sistem jual-beli searah. Harga ditetapkan oleh

pemilik atau penjual secara sepihak dan pembeli tidak diberi kesempatan untuk

turut menentukan harga. Sistem ini umumnya tidak melibatkan pemilik modal

secara langsung dalam aktivitas jual-beli. Di Indonesia banyak sekali kita

temukan pasar tradisional, baik yang berskala besar maupun kecil. Pasar

tradisional ini juga bukan hanya ada di desa tetapi di pinggiran –pinggiran kota.

Barang atau produk yang di jual di pasar tradisional sangat beragam mulai

dari kebutuhan rumahtangga seperti beras, ikan, sayur pakaian hasil kerajinan

maupun kebutuhan lainya. Meskipun latar belakang komunitas yang ada di pasar

tradisional berasal dari berbagai kalangan tidak tampak terlihat perbedaan yang

jauh antara kaya atau miskin, pejabat atau petani,dosen atau pedagang semua

pada posisi seperti dua sisi mata uang yaitu penjual dan pembeli.Selain memiliki

persamaan simbol untuk saling beinteraksi seperti bahasa atau dialek yang

sama,cara bertegur sapa sesuai budaya mereka,masyarakat pasar tradisional

memiliki kesamaan tujuan ekonomi yakni kebutuhan membeli atau kebutuhan

menjual barang yang sama. Mereka umumnya datang dari daerah sekitar pasar

atau masyarakat yang tinggal di sekitar pasar tersebut sehingga sangat muda

bagi mereka untuk berkomunikasi satu sama lain.

Akan tetapi tidak jarang pula yang datang dari luar daerah, baik sebagai

pedagang maupun pembeli yang memiliki kultur,bahasa berbeda namun satu

tujuan yakni melakukan transaksi jual beli. Dan pada hakikatnya semua yang

terlibat di pasar tradisional sepakat menjalankan kultur budaya yang ada meski

28

ada produk impor namun tetap tindakan mereka lokal. Artinya tidak mentang-

mentang barang impor si penjual seenaknya menawarkan harga tinggi. Sehingga

keragaman,suasana dan lingkungan social di pasar tradisional sangat indah dan

perlu di lestarikan keberadaanya di Indonesia.

Disadari atau tidak, persepsi masyarakat terhadap pasar tradisional adalah

kumuh, semrawut, becek, kotor dan minimnya fasilitas seperti terbatasnya

tempat parkir, tempat sampah yang bau dan kotor, lorong yang sempit dan

sebagainya. Kondisi ini yang seringkali menyebabkan masyarakat cenderung

memilih berbelanja di pasar modern walaupun harga barang di pasar modern

lebih mahal dibandingkan harga barang di pasar tradisional. Terlebih pasar

modern memiliki tempat berbelanja yang lebih bersih dan praktis.

Pencitraan negatif pada pasar tradisional ini tidak terlepas dari lemahnya

manajemen dari pasar tradisional itu sendiri, antara lain masih rendahnya

kesadaran terhadap kedisiplinan pada aspek kebersihan dan ketertiban sehingga

kurang memperhatikan pemeliharaan sarana fisik, adanya premanisme, tidak ada

pengawasan terhadap barang yang dijual dan standarisasi ukuran dan timbangan,

terbatasnya masalah fasilitas umum, pemahaman rendah terhadap perilaku

konsumen, dan penataan los/kios/lapak yang tidak teratur. Manajemen pasar

yang lemah ini disebabkan karena pengelola pasar belum berfungsi dan bertugas

secara efektif dan belum didukung Standard Operation Procedure (SOP) yang

jelas. Kondisi semacam ini menggambarkan bahwa pasar tradisional di

Indonesia masih cukup memprihatinkan. Di balik beberapa kelemahan, pasar

tradisional menyimpan peran penting bagi masyarakat luas yang tidak dapat

sepenuhnya digantikan oleh pasar-pasar modern.

29

Pasar tradisional oleh sebagian konsumen dianggap memiliki 3 (tiga)

karakteristik yang khas yaitu pertama, suasana dimana adanya proses tawar-

menawar harga yang dapat menjalin kedekatan personal dan emosional antara

penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di pasar

modern. Dalam proses tawar-menawar ini ada rasa “trust” di antara pembeli dan

pelanggan yang terbangun baik. Kedua, para pedagang di pasar tradisional sudah

mengetahui persis keinginan pelanggan terhadap barang yang dibelinya. Ketiga,

pasar tradisional mampu menawarkan produk yang diinginkan masyarakat

dengan harga yang menarik pada barang/produk khusus yang tidak didapatkan

di pasar-pasar modern.

Peristiwa yang terjadi di pasar tradisional sangat berbeda seperti di pasar

modern (supermarket, mall, hypermarket) dimana peristiwa peristiwa social

sangat jarang terjadi interaksi antara pembeli (masyarakat konsumen) dan

penjual. Seolah-olah para pembeli tidak lagi memiliki kesempatan untuk

melakukan penawaran. Interaksi yang terjadi justru hanya sebatas melakukan

pembayaran,karena pembeli tinggal mencari barang atau produk yang sudah

tersedia di toko dan kemudian membayarnya di kasir sesuai harga yang telah

tercantum di barang atau produk yang di jual.

Konsumen di pasar tradisional yang dikelola Dinas Pengelola Pasar

Surakarta lambat laun tersedot ke pasar modern. Kondisi itu mengakibatkan

berkurangnya sebagian pedagang di pasar tradisional. Pedagang di pasar

tradisional tersebut ada yang pindah ke mal terdekat tetapi ada juga yang

bangkrut karena kalah bersaing dengan pedagang lain baik yang di pasar

tradisional maupun yang di pasar modern. Keberadaan pasar modern itu

30

mengambil alih konsumen pasar tradisional. beberapa pasar tradisional yang ada

di Kota Surakarta misalnya Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Nusukan semuanya

hampir berdekatan dengan pasar modern.

Pasar modern mencari konsumen dengan cara memilih lokasi usaha yang

berdekatan dengan pasar tradisional. Pengurangan konsumen pasar tradisional

terjadi karena mereka ingin mencari produk lain. Salah satu barang yang mereka

cari adalah tekstil yang lebih banyak tersedia di pasar modern. Apalagi, lokasi

pasar tradisional berdekatan dengan pasar modern. Buruknya penataan kota

memperburuk perkembangan kedua pasar itu. Sebaliknya penataan kota yang

baik akan menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat antara pasar

tradisional dan modern, maupun sesama pasar modern.

Persaingan yang di hadapi pasar tradisional dengan pasar

modern,sebagaimana kita ketahui sudah banyak pasar-pasar modern yang

bermunculan saat ini,tidak sulit untuk mencari swalayan – swalayan, toserba,dan

lain-lain yang semakin menjamur akhir-akhir ini.Namun demikian buakn berarti

dengan menjamur nya pasar modern ini bukan berarti pasar tradisional merosot

begitu saja sehingga para konsumen ber alih ke pasar modern.

Pasar Nusukan yang berlokasi di Jl. Kapten P. Tendean., Kelurahan

Nusukan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ini didirikan pada tahun 1958.

Setelah mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1986 ada perubahan luas

lahan dari hasil pembebasan tanah kantor Kelurahan dan Gedung Bioskop

Nusukan. Pada tahun 2004 Pasar Nusukan mengalami musibah kebakaran yang

menghanguskan pasar dan kemudian dibangun kembali pada tahun 2006 dan

31

selesai dibangun tahun 2007. Pada tahun ini juga Pemerintah Kota Surakarta

mengalokasikan dana yang diperuntukkan sebagai bantuan subsidi kepada

pedagang lama Pasar sehingga pedagang lama dapat menempati kios baru tanpa

mengeluarkan biaya. Dan setelah itu Pasar Nusukan kembali bangkit dan

menjadi pasar tradisional yang lebih baik dari segi infrastruktur.

Pasar Nusukan menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari, baik

kebutuhan pangan maupun sandang. Ativitas pasar dimulai dari dini hari hingga

malam. Pedagang sayur-mayur kebanyakan datang dari luar kota Solo seperti

Boyolali, Sragen, Purwodadi dan Karanganyar. Pasar ini beraktifitas 24 jam,

karena selalu ada aktifitas jual beli tanpa henti mulai dari pagi hingga dini hari.

Pada waktu pagi sampai sore adalah untuk pasar tradisionalnya , sore

hingga tengah malam sebagai tempat kuliner yaitu dibagian depan atau disekitar

pasar, sedangkan pada malam hingga subuh sebagai pasar ikan yang menjual

segala jenis ikan, ini cukup menarik karena menjadi icon pasar ikan terbesar

sekaresidenan Surakarta dan satu-satunya se-Surakarta. Ikan-ikan yang dijual

berasal dari berbagai daerah diantaranya, Jepara, Rembang dan Semarang.

Untuk tetap melestarikan pasar tradisional ini supaya dapat bersaing

dengan pasar modern maka diperlukan sebuah identitas baru untuk pasar ini,

sebuah identitas yang memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan

pasar lainya. Maka dari itu penulis mempunyai gagasan untuk menamai pasar ini

dengan identitas baru yaitu Pasar Festival Nusukan. Karena kegiatan di pasar

tersebut nantinya akan banyak dilaksanakan berbagai acara Festival seperti

festival kesenian, festival musik, festival gambar, festival kuliner dan festival

lainya.

32

Kegiatan itu diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk

mengunjungi Pasar Festival Nusukan untuk datang dan berbelanja di pasar

tersebut, sehingga terwujudlah tujuan untuk melestarikan pasar tradisional

karena mampu bersaing dengan pasar modern.

Gambar 3.1 Pasar Nusukan

Sumber : Koleksi pribadi

2. Visi dan Misi

a) Visi

Terwujudnya Pasar Nusukan sebagai pasar tradisional yang rapi, sehat,

bersih, tertib, nyaman dan sejahtera.

b) Misi

1. Meningkatkan kebersihan, keamanan, ketertiban dan kenyamanan di

Pasar Nusukan.

2. Memberikan pelayanan serta perhatian terbaik kepada para

pedagang dan pembeli.

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) para pedagang serta

mengubah pada pola pikir dalam mewujudkan pasar yang bersih,

33

sehat, rapi, tertib, aman, nyaman dan sejahtera sebagai karakter

Pasar Nusukan.

4. Menghimbau kepada para pedagang dalam menata (mendisplai)

barang daganganya guna menciptakan kondisi pasar yang lebih rapi

tertata, menarik, serta higienis.

5. Meningkatkan daya saing jual di Pasar Nusukan terhadap pasar

modern.

3. Tujuan

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi seluruh pedagang Pasar

Nusukan serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar dan

Pemerintah demi terwujudnya Pasar Nusukan sebagai Pasar Tradisional yang

berkarakter bersih, sehat, rapi, tertib, aman, nyaman dan sejahtera.

4. Struktur Pengelolaan Pasar

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pasar Nusukan

Kepala Pasar : Slamet

Keaman :

1. S. Subandriyo

2. Kusaini

3. Wisnu

4. Adiyatna

5. Mulyono

6. Suwarno

7. Aditya

34

Pemungut Retribusi :

1. Rahmadi

2. Suryo

3. Jumbawa

4. Mudo Utomo

5. S. Mulyono

Administrasi : Diah Ayu S

Kebersihan :

1. Slamet R

2. Ramelan

3. Agus S

4. Suryadi

5. Maryoto

6. Eko

Teknisi : Budi P

5. Struktur Organisasi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Gugus Kendali Mutu (GKM) Pasar Nusukan

Fasilitator :

1. Slamet

2. Ganto Suaro

35

Koodinator :

1. Rahmadi

2. Aris

Sub Gugus Kebersihan : Slamet

Anggota :

1. Sulasno

2. Jumbawan

3. Mulyono

4. Suryo

5. Ramelan

6. Agus

7. Suryadi

8. Mudo Utomo

9. Fredy

Sub Gugus Keamanan : Mustofa

Anggota :

1. Pujianto

2. Ariyanto

3. Wisnu

4. Ali Amran

5. Rohani

6. Suwarno

7. Haryanto

8. Sigit

9. Tri

10. Bumi S

11. Giarso

Sub Gugus Administrasi dan Retribusi : Rahmadi

Anggota :

1. Tri Wulan

2. Sri Rejeki

36

3. Sulasno

4. Jumbawan

5. Suryo

6. Slamet R

7. Mulyono

8. Mudo utomo

Sub Gugus Teknisi dan Pemeliharaan Bangunan : Sulasno

Anggota :

1. Budi

2. Din Hana

Sub Gugus Penataan Pedagang : Ganto S

Anggota :

1. Aris

2. Bambang

3. Mustofa

4. Jamuar

5. Supriyono

6. Suparman

7. Ramli

8. Yusuf

9. Lastri

10. Wahyu

Sub Pugus Penataan Perparkiran : Cipto

Anggota :

1. Kru perparkiran

Sub Gugus Pemeliharaan dan Kebersihan MCK : Mardikun

Anggota :

1. Kru pengelola MCK

Sub Gugus SDM Pedagang : Aris

37

Anggota :

1. Ganto S

2. Jamuar

3. Anggota Paguyuban

Sub Gugus Koperasi Pasar : Supriharjo

Anggota :

1. Bambang

2. Ahmad

6. Data Statistik Pasar Nusukan

a. potensi pasar

a. Luas tanah : 6.531

Luas bangunan lantai 1 : 4.666

Luas bangunan lantai 2 : 4.326

Jumlah kios : 207

Jumlah los : 710

b. Potensi pedagang

Pedagang Kios : 207

Pedagang Los : 710

Pedagang Op : 150

b. Jumlah pegawai

PNS : 11

THL : 1

Out Sourcing

Keamanan : 9

Kebersihan : 3

Teknisi : 2

7. Standar Operasional Pelayanan Surat Hak Penempatan (SHP)

Syarat Pengajuan SHP

a. Pemohonan Baru :

1. Mengisi blanko / formulir daftar ulang

2. Fotokopi KTP yang masih berlaku / surat keterangan dari kelurahan

38

3. Pas foto terbaru 4x6 (6 lembar)

4. Telah lunas retribusi sampai dengan bulan yang bersangkutan.

b. Her Registrasi :

1. Mengisi blanko / formulir daftar ulang

2. Fotokopi KTP yang masih berlaku / surat keterangan dari kelurahan

3. Pas foto terbaru 4x6 (6 lembar)

4. Telah lunas retribusi sampai dengan bulan yang bersangkutan

5. Melampirkan SHP asli. Jika hilang didukung dengan keterangan

kepolisian.

8. Standar Operasional Pelayanan Kartu Tanda Pengenal Pedagang (KTPP)

Syarat pengajuan KTPP

a. Pemohonan Baru :

1. Mengisi blanko / formulir daftar ulang

2. Fotokopi KTP yang masih berlaku / surat keterangan dari kelurahan

3. Pas foto terbaru 4x6 (6 lembar)

4. Telah lunas retribusi sampai dengan bulan yang bersangkutan

b. Her Registrasi

1. Mengisi blanko / formulir daftar ulang

2. Fotokopi KTP yang masih berlaku / surat keterangan dari kelurahan

3. Pas foto terbaru 4x6 (6 lembar)

4. Telah lunas retribusi sampai dengan bulan yang bersangkutan

5. Melampirkan KTPP asli.

9. Fasilitas

Adapun beberapa fasilitas yang dimiliki Pasar Nusukan yaitu

1. Mushola 2 buah

2. MCK 4 buah

3. No smoking area

4. Alat cek timbangan ulang (digital)

39

B. Data Produk

Pasar Nusukan menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari, baik

kebutuhan pangan maupun sandang.

Di Lantai satu terdapat penjual :

1. Roti/snack

2. Beras

3. Areng

4. Berbagai macam gerabah

5. Bolo pecah

6. Pakainan

7. Sepatu

8. Imitasi

9. Kelontong

Sedangkan di lantai dua terdapat penjual :

1. Daging ayam

2. Daging sapi

3. Ikan laut

4. Tepung

5. Bumbon + empon

6. Penggilingan

7. Pisang

8. Tahu tempe

9. Sembako

10. Warung makan

11. Kembang kinang

12. Buah-buahan

13. Sayuran

14. Kelapa

15. Hasil bumi

40

Gambar 3.4 Pedagang Pasar Nusukan

Sumber : Koleksi pribadi

Gambar 3.5 Pedagang Pasar Nusukn

Sumber : Koleksi pribadi

41

C. Komparasi

1. Plaza Festival

Plaza Festival merupakan sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta,

Indonesia. Pasar Festival berlokasi di Jalan HR Rasuna Said, Rasuna

Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Pasar Festival tepat berada di mulut

gerbang masuk ke Kawasan Rasuna Epicentrum dan tepat berseberangan

dengan Rumah Sakit MMC, serta dekat dengan pusat perbelanjaan

pendukung lainnya seperti Epicentrum Walk Rasuna dan Setiabudi One.

Pasar Festival merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang memadukan

Sport dan Entertainment yang dikelola oleh PT. Bakrie Pesona Rasuna yang

merupakan anak perusahaan dari Bakrieland. Pasar Festival juga merupakan

salah satu bagian dari kawasan terpadu Rasuna Epicentrum yang

merupakan superblock terbesar di Jakarta.

Setelah sempat direnovasi selama lebih kurang dua bulan, area

foodcourt Pasar Festival, Kuningan, yang menjadi salah satu jantung

kuliner di Jakarta Selatan, kini telah beroperasi kembali. Dibuka lagi pada

Rabu (2/5/2012) lalu, area foodcourt tersebut kini telah berganti baju

dengan konsep Passer Koeningan.

Gambar 3.3 Plaza Festival Kuningan

42

Sumber :

http://nasional.kompas.com/read/2012/05/05/10360490/djakarta.tempo.doeloe.di.passer.koeningan

2. Pasar Santa

Pasar Santa di Jalan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

dahulu tak menarik perhatian. Sebab, Pasar Santa dikenal sebagai pasar

tradisional yang becek dan kumuh.

Menurut penuturan Kepala Pasar Santa Bambang Sugiarto, tahun

1971 menjadi langkah awal berdirinya pasar tersebut. Pasar tua itu awalnya

tidak berbentuk permanen. Pada 15 Mei 2007, pasar dibuat permanen

dengan 1.151 tempat usaha di dalamnya.

Dahulu, Pasar Santa hanya menjual sembilan bahan pokok untuk

sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, lantai 1 Pasar Santa pun

menyesuaikan diri dengan mengajak komunitas batik untuk bergabung di

dalamnya. Dengan harapan menarik pangsa pasar, usaha itu tetap tidak

mampu menggaet konsumen ke pasar tersebut. Setelah dianalisis,

komunitas itu tidak memiliki pangsa yang banyak.

Selama tujuh tahun, dari 15 Mei 2007 hingga Juni 2014, Pasar Santa

seolah tak berpenghuni alias sepi. Ia pun mempertimbangkan, vakumnya

pasar dari keriuhan harus bisa diatasi dengan cara apa pun. Dengan istilah

menjemput bola, ia pun mendapat respons baik dari komunitas kopi dan

piringan hitam. Alhamdulillah mereka mau masuk, dari yang mi, sampai

gaya Amerika dan Meksiko. Berurutan pada masuk.

Pada 25 Juli 2014, komunitas itu resmi bergabung di pasar yang

tidak jauh dari akses utama Jalan Wolter Monginsidi tersebut. Demi

43

melancarkan kegiatan pasar, ia pun banyak menjalin komunikasi dengan

semua pedagang di pasar.

Bersama komunitas ini, ia mencari solusi meramaikan pasar yang

kini berubah nama menjadi Santa Modern Market. Ia pun menerapkan biaya

sewa Rp 3 juta-Rp 3,5 juta per tahun di lantai satu. Dengan biaya cukup

murah, 350 kios pun resmi disewa. Meski semua kios sudah disewa,

peresmian lanjutan ini baru berlangsung pada Oktober 2014 sesuai dengan

kesepakatan bersama.

Kini teman-teman dari pegiat ekonomi kreatif untuk komunitas kopi

membuat Pasar Santa semakin sering dikunjungi muda-mudi. Namun, di

balik ramainya lantai 1, basement, dan lantai dasar, pengelola masih

menghadapi masalah karena sebagian kios masih kosong. Lebih kurang 200

kios tersisa di basement dan lantai dasar. Bambang pun menyatakan akan

mencari komunitas lain untuk mengisi kekosongan di Pasar Santa.

Persoalannya, pasar itu bukan berada di jalan protokol, melainkan di tengah

permukiman.

Gambar 3.7 Pasar Santa Kebayoran Jakarta Selatan

Sumber : https: //irenemarianisiho.files.wordpress.com/2014/08/santa.jpg?w=800

44

D. Analisis SWOT

SWOT Pasar Festival Nusukan Plaza Festival

Kuningan

Pasar Santa

Kebayoran

Strength 1. Merupakan Pasar

tradisional yang

masih aktif dan masih

menjadi alternatif

untuk belanja

2. Tempat yang

lumayan strategis

tidak jauh dari

terminal.

1. Memiliki tempat

yang luas sehingga

bisa menampung

lebih banyak

pelanggan

2. Tempat strategis di

tengah kota

3. Lebih modern dan

sudah terkenal

dimasyarakat.

1. Memiliki tempat

yang luas sehingga

bisa menampung

lebih banyak

pelanggan

2. Lokasi yang

strategis.

3. Merupakan tempat

nongkrong anak

muda

Weakness 1. Pengelolaan Pasar

yang kurang

maksimal.

1. Harga produk relatif

lebih mahal.

1. Harga produk relatif

lebih mahal.

Opportunity 1. Munculnya pesaing

pesaing baru karena

dikota besar.

1. Munculnya pesaing

pesaing baru.

1. Sudah memiliki

pengunjung tetap

2. Sudah memiliki

brand yang terkenal

3. Promosi gencar

Threat 1. Semakin

berkurangnya

kesadaran masyarakat

akan pentingnya

pasar tradisional.

2. Masih banyak

masayarakat yang

45

E. USP (Unique Selling Preposition)

Unique Selling Preposition secara umum dapat dijelaskan sebagai

perwujudan dari kelebihan produk dibandingkan produk sejenis yang

beredar pada masyarakat. Produk yang ditawarkan juga harus unggul atau

lebih baik dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.

Salah satu keunikan atau ciri khas dari Pasar Festival Nusukan

adalah para konsumen akan dimanjakan dengan tempat yang nyaman dan

bersih dengan penataan tempat yang baik serta berbagai kegiatan festival

yang tentunya menjadikan pasar ini beda dengan pasar tradisional lainya.

F. Positioning

Menutut Kotler dan Armstrong (2006:250) positioning merupakan

aktivitas yang akan membedakan produk dan merek dari pesaing di benak

konsumen berdasarkan atribut atau manfaat yang ditawarkan oleh merek

atau produk tersebut.

Sedangkan menurut Keegan (2002:339), “Positioning adalah suatu

strategi komunikasi yang digunakan untuk menetapkan citra produk di

benak konsumen relatif terhadap citra produk yang ditawarkan oleh

pesaing dalam bentuk atribut atau manfaat produk”.

lebih memilih

berbelanja di pasar

modern.

46

Positioning sangat berkaitan erat dengan kompetisi antar produsen

yang berkecimpung dalam suatu bidang usaha yang sama dengan tindakan

untuk meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan

untuk mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri

dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan

kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan

tersendiri.

Pasar Festival Nusukan didirikan untuk membranding pasar

tradisional yang biasa menjadi pasar yang berbeda dengan pasar

tradisional lainya. Sehingga Pasar Festival Nusukan menempatkan

posisinya sebagai pasar yang memiliki ciri khas tersendiri menarik

perhatian masyarakat untuk berbelanja disana.