30
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Kabupaten Gunungkidul 1. Sejarah Gunungkidul Menurut Arsip Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke Desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun Desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah ke Karangmojo. Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasihati R. Suromejo agar meminta izin pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya. R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas- batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave 34

BAB III IDENTIFIKASI DATA A.Kabupaten Gunungkidul · Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Kabupaten Gunungkidul

1. Sejarah Gunungkidul

Menurut Arsip Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, pada waktu

Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang

dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah

Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya.

Setelah R Dewa Katong pindah ke Desa Katongan 10 km utara Pongangan,

puteranya yang bernama R. Suromejo membangun Desa Pongangan, sehingga

semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah

ke Karangmojo. Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar

oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro.

Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar

membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya,

Tumenggung Prawiropekso menasihati R. Suromejo agar meminta izin pada

raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.

R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang

mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo

yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran

Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas

Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-

batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal

13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave

34

35

Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan

Yogyakarta. Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung

Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke

Wonosari.

Menurut Mr. R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja

Kejawen” yang dikuatkan Buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P

Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan

En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah

administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan

dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta.

Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak hari jadi

Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah,

penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar

kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul

dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi

tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang

Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul

yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14

Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah

satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan

berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal

36

15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32

tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.

2. Letak Geografis

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di

Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah

Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota

Yogyakarta (Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km.

Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.

3. Potensi Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian

mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna,

industri, tambang serta potensi pariwisata. Potensi wisata di Gunungkidul di

bagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Wisata Budaya

1) Pesanggrahan Gembirowati bangunan dari abad XVI seluas 13.200m2

diketinggian 138mdpl di Ds. Watugajah, Girijati, Purwosari

2) Pertapaan Kembang Lampir terletak di Girisekar, Panggang. Tempat

bertapa Ki Ageng Pemanahan. Buka Senin & Kamis

3) Petilasan Gunung Gambar adl tempat bertapa Pangeran Samber Nyowo

terletak di Jurangjero, Ngawen

4) Rasulan / Bersih Desa. Merupakan tradisi adat yang digelar setiap tahun

sekali oleh sebagian besar desa-desa di Gunungkidul. Simbol perwujudan

rasa syukur kepada sang pencipta. Biasanya dilakukan kenduri adat,

37

sajian makanan khas serta pertunjukan kesenian seperti jathilan, reog dan

wayang kulit.

b. Wisata Alam

1) Gunung Nglanggeran, Patuk - Gunung api purba yg tersusun dari materi

vulkanik tua. Menyajikan panorama indah

2) Telaga Suling/Bengawan Solo Purba - cocok untuk tracking atau jelajah

wisata. Desa Songbanyu & Desa Pocung, Girisubo. Tidak jauh

dari Pantai Sadeng

3) Lembah Karst Mulo/ Ngingrong. 5 km sebelah selatan Kota Wonosari

4) Air Terjun Sri Gethuk - Dusun Menggoran, Bleberan, Playen

5) Hutan Wonosadi dan Gunung Gambar di Ngawen. Terkenal dengan seni

musik tradisional Rinding Gumbeng.

6) Hutan Wanagama - Banaran, Playen

7) Telaga Kemuning di Desa Kemuning, Patuk

8) Luweng Sampang - Dusun Karangasem, Sampang, Gedangsari

9) Embung Nglanggeran - Desa Nglanggeran, Patuk

10) Bukit Indah - Jl. Wonosari-Yogya Km.23 Hargodumilah, Patuk, Patuk

11) Goa Pindul - Karangmojo

c. Wisata Pantai

1) Kecamatan Tepus: Banyunibo, Busung, Jagang Kulon, Jogan, Klumpit,

Lambor, Sundak, Ngetun, Ngondo, Nguluran, Ngungap, Pakundon,

Sawahan, Siung, Ngandong, Seruni, Songlibeng, Watutogok, Weru,

Timang, Muncar, Slili, Pulang Sawal/Indrayanti, Kelosirat, PokTunggal

38

2) Kecamatan Tanjungsari: Baron, Kukup, Krakal, Drini, Parangracuk,

Sepanjang, Sarangan, Watukodok

3) Kecamatan Girisubo: Krokoh, Sadeng, Wediombo

4) Kecamatan Panggang: Gesing, Grigak, Karangtelu, Kesirat, Nampu,

Ngunggah

5) Kecamatan Saptosari: Butuh, Langkap, Ngobaran, Ngrenehan,

Nguyahan, Torohudan

6) Kecamatan Purwosari: Klampok, Parangendog, Watugupit – Purwosari

B. Pantai Ngobaran

1. Sejarah Pantai Ngobaran

Nama Ngobaran berasal dari sejarah Prabu Brawijaya V yakni Raja

terakhir dari Kerajaan Majapahit. Dalam sejarah Kerajaan Majapahit

merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia. Namun setelah Kerajaan

Islam berkembang pesat, kejayaan Majapahit semakin tergerus. Pada waktu itu

beberapa Kerajaan Islam mulai tumbuh di pesisir utara Pulau Jawa salah

satunya adalah Kerajaan Demak. Salah satu putra Prabu Brawijaya V yang

benama Raden Patah justru menjadi penguasa Kerajaan Demak tersebut.

Semakin lama Kerajaan Demak semakin berkembang hingga menyentuh

kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada akhirnya Kerajaan Majapahit tidak bisa

lagi dipertahankan yang membuat Prabu Brawijaya V bersama putranya

Bondan Kejawan pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya V

bersama putranya tersebut pergi ke arah barat hingga sampailah di sebuah

39

tempat yang damai. Tempat tersebutlah yang sekarang dikenal sebagai Pantai

Ngobaran

Karena Prabu Brawijaya tidak mau berperang dengan putranya sendiri

(Raden Patah) ia memutuskan untuk melakukan upacara Muksa. Upacara

tersebut dilakukan dengan cara membakar diri. Kobaran api upacara muksa

inilah yang menjadikan pantai ini disebut sebagai Pantai Ngobaran. Kendati

demikian banyak sejarawan yang masih meragukan cerita tersebut. Hal ini

karena rasanya tidak mungkin penyebaran agama Islam menggunakan cara

kekerasan atau perang

2. Letak Geografis

Lokasi Pantai Ngobaran terletak di Desa Kanigoro Kecamatan

Saptosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Sekitar 1,3 Km di sebelah

Barat Pantai Ngrenehan dan berdekatan dengan Pantai Nguyahan. Koordinat

GPS (lokasi): S8°7'9" E110°30'16" (lihat peta). Pantai Ngobaran merupakan

salah satu wisata pantai karang yang indah di Gunungkidul. Meskipun jalan

yang dilalui untuk menuju pantai ini masih sempit, namun terobati karena

keindahannya. Berada di kawasan pantai ini selayaknya menikmati suasana

Bali, karena terdapat bangunan pura, stupa, dan patung. Ada beberapa rute

menuju Pantai Ngobaran yaitu:

a. Wonosari – Siraman – wareng – Sodo – Paliyan – Pasar Trowono –

Kanigoro – Pantai Ngrenehan dan Pantai Ngobaran.

b. Wonosari – Siyono – Bogor – Playen – Paliyan - Pasar Trowono - Kanigoro

- Pantai Ngrenehan dan Pantai Ngobaran.

40 3. Potensi Pantai Ngobaran

Pesona tempat wisata di Gunungkidul akhir akhir ini sedang naik daun

di kalangan para traveler lokal maupun mancanegara. Pantai Ngobaran banyak

orang bilang sebagai “Balinya Jawa / Bali Of Java” ini sangat berbeda dengan

pantai pantai lainnya yang ada di Gunungkidul karena hanya di Pantai

Ngobaran ini kita bisa menemui bangunan pura dan patung-patung khas Hindu.

Pantai di Pantai Ngobaran adalah pantai berkarang dan tidak landai maka di

pantai ini hanya dapat bermain air di tepi pantai dan tidak dianjurkan untuk

berenang namun saat air surut wisatawan dapat melihat kolam – kolam kecil

dari trumbu karang dan terdapat beberapa ikan yang indah.

Gambar 1. Pantai Ngobaran

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Diawal perjalan menuju Pantai Ngobaran wisatawan akan menemui pos

retribusi yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp. 5.000,-

setelah beberapa kilometer masuk para wisatan sudah dapat melihat laut lepas

dari kendaraan dan disambut oleh papan nama Pantai Ngobaran,

41

Gambar 2. Jalan Masuk Kawasan Pantai Ngobaran

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah memasuki kawasan Pantai Ngobaran dapat terlihat di tepi jalan

terdapat lapak parkir dan warung makan yang dikelola warga sekitar Desa

Kanigoro dan di awasi POKDARWIS Pantai Ngobaran.

Gambar 3. Fasilitas Pantai Ngobaran

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kemudian sesudah memarkirkan kendaraan wisatawan langsung dapat

melihat Wihara dan beberapa patung arca khas umat agama Hindu.

42

Gambar 4. Patung – Patung Arca Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di dalam komplek patung–patung arca khas umat Hindu. Dan di bawah

kawasan ini terdapat pura sebagai tempat ibadah dan ritual Melasti umat

Hindu.

Gambar 5. Pura Tempat Ibadah Umat Hindu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

43

Gambar 6. Pura Tempat Ibadah Umat Hindu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Melihat pesona budaya di Pantai Ngobaran ini terdapat nilai-nilai luhur

tentang kebhineka-an. Di Pantai Ngobaran dapat ditemui bangunan joglo

tempat peribadatan aliran Kejawen. Masjid tempat peribadatan umat Muslim,

dan pura tempat peribadatan pemeluk agama Hindu yang terletak di atas bukit

sebelah barat. Masjidnya pun terlihat berbeda dengan masjid-masjid lainnya

karena mengarah ke arah selatan (laut) konon di mesjid ini dapat memuat

ratusan orang walaupun bangunan masjid ini terlihat sempit. Namun walaupun

arah masjidnya ke selatan, warga sekitar yang melakukan sholat di sana tetap

mendirikan sholat dengan menghadap arah kiblat yakni ke arah Ka’bah.

Gambar 7. Masjid di Pantai Ngobaran

44

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selain itu untuk masyarakat penganut Kejawen terdapat beberapa

tempet di pinggir tebing menghadap langsung ke arah laut untuk bertapa dan

berziarah.

Gambar 8. Tempat Bertapa dan Berdoa Masyarakat Kejawen

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tak hanya pesona pantai dan bangunannya, di pantai ini setiap 2 kali

setahun diadakan beberapa ritual keagaaman seperti: Melasti umat Hindu

diadakan sebelum Hari Raya Nyepi dan Labuhan Umat Kejawen diadakan

setiap malam Satu Suro. Semua ritual yang diadakan di Pantai Ngobaran ini

bertujuan sama yaitu bentuk syukur masyarakat Pantai Ngobaran dan penganut

umat Hindu di Gunungkidul.

45

Gambar 9. Upacara Ritual Adat Labuhan (Kejawen)

Sumber : Dokumentasi Pokdarwis Ngobaran

Gambar 10. Upacara Ritual Adat Melasti (H) Sumber : Dokumentasi Pokdarwis Ngobaran

4. Harga Tiket

Harga tiket masuk ke Pantai Ngobaran sangat terjangkau adalah

Rp.5000,- per orang. Tergolong murah dan terjangkau karena memang

segmentasi pasar ekonomi adalah semua golongan. Tiket tidak termasuk

parkir dan toilet karena fasilitas parkir dan toilet dikelola oleh

POKDARWIS Pantai Ngobaran

46

Jumlah Wisatan Pantai Ngobaran Setiap Tahunnya

Tabel 1. Diagram Jumlah Wisatawan

Sumber : Dinas Pariwisata

5. Sarana dan Prasarana

a. Transportasi Ojek

b. Homestay Rumah Warga

c. Warung Makan

d. Souvenir

e. Puekesmas Saptosari

f. Polsek Saptosari

6. Fasilitas

a. Tiketing

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

2013 2014 2015

47

Gambar 11. Tiket Masuk

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Mushola

Gambar 12. Mushola

Sumber : Dokumentasi Pribadi c. Toilet

Gambar 13. Toilet

Sumber : Dokumentasi Pribadi

48

d. Parkir

Gambar 14. Parkir

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk fasilitas yang ada di Pantai Ngobaran ini Dinas Pariwisata hanya

berkontribusi di tiket masuk saja. Namun untuk kelengkapan fasilitas di

kawasan Pantai Ngobaran sendiri belum ada peran Dinas Pariwisata

Gunungkidul. Fasilitas yang ada di dalam kawasan Pantai Ngobaran hanya

sekedar bangunan semi permanen yang dibangun oleh masyarakat Pantai

Ngobaran dan Pokdarwis Ngobaran untuk mencari penghasilan. Jadi lahan

parkir, toilet, mushola, dan warung makan banyak terdapat dikawasan

Pantai Ngobaran dan wisatawan bebas memilih.

C. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

Seperti kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Gunungkidul yang

memiliki potensi pariwisata yang cukup banyak dalam jumlah dan ragam, tengah

berupaya bersaing dengan daerah lain terutama daerah yang memiliki obyek

wisata yang sama. Sektor pariwisata di beberapa tahun terakhir ini hanya

mengandalkan potensi wisata pantai yang membentang 70 Km di kawasan selatan

49 Kabupaten Gunungkidul, dengan jumlah kunjungan yang relatif sedikit, maka

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul berupaya bagaimana menyusun strategi

untuk meningkatkan kunjungan wisata serta tidak kalah bersaing dengan daerah

lain yang memiliki potensi wisata yang lebih maju dengan bermodalkan potensi

pesona alam yang indah dan menarik, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

menggali potensi ini dengan menempatkan pariwisata alam sebagai sektor

unggulan yang mampu meningkatkan pendapatan daerah.

Dasar hukum pembentukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Gunungkidul adalah peraturan daerah nomor 11 tahun 2008 tentang pembentukan,

susunan organisasi, dan tugas dinas dinas daerah sebagaimana telah diubah

dengan peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul nomor 20 tahin 2011

1. Tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul

Tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Gunungkidul adalah untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga pemerintah

daerah di bidang kepariwisataan dan kebudayaaan. Untuk menyelenggarakan

tugas pokok tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Gunungkidul mempunyai funsi – fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum di bidang kebudayaan dan

kepariwisataan

b. Perumusan kebijakan teknis di bidanag kebudayaan dan kepariwisataan

c. Pembinaan, pengelolaan, dan daya tarik objek wisata

d. Pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung wisata

e. Pelaksaan pembinaan dan pemasaran wisata

50 2. Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul

Gambar 15. Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul

Sumber : Dokumentasi Kab. Gunungkidul

Untuk logo yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.

Gunungkidul adalah logo Kabupaten Gunungkidul

3. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul adalah

terwujudnya kebudayaan dan pariwisata yang maju, berkembang, kompetitif,

lestari dan berkelanjutan

Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul adalah sebagai

berkut:

a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan kepariwisataan

b. Gunugnkidul menjadi destinasi wisata unggulan dengan infastruktur yang

mamadai

c. Meningkatkan profesiolisme pelayanan pariwisata

d. Meningkatkan pemasaran pariwisata

e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

51 4. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten.

Gunungkidul

Srtuktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul

Tabel 2. Struktur Organisasi

Sumber : Dokumen Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan terdiri dari:

a. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas;

b. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari Subbagian-

subbagian;

c. Unsur Pelaksana :

1) Bidang-bidang yang terdiri dari Seksi-seksi;

52

2) Unit Pelaksana Teknis;

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Organisasi Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat terdiri dari:

1) Subbagian Perencanaan;

2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Umum;

c. Bidang Kebudayaan terdiri dari:

1) Seksi Pelestarian dan Pengembangan Nilai-nilai Budaya;

2) Seksi Perlindungan Benda Cagar Budaya;

d. Bidang Pengembangan Produk Wisata terdiri dari:

1) Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;

2) Seksi Sarana Wisata;

e. Bidang Usaha dan Pemasaran Wisata terdiri dari:

1) Seksi Bina Usaha Wisata;

2) Seksi Promosi dan Pemasaran Wisata;

f. Unit Pelaksana Teknis;

g. Kelompok Jabatan Fungsional

D. Upaya Pengembangan Wisata Pantai Ngobaran

Dalam kerangka optimalisasi potensi pariwisata di Kabupaten

Gunungkidul, perlu direncanakan komprehensifitas pemanfaatan ruang dengan

tetap mempertimbangkan keseimbangan antara daya dukung lingkungan, daya

53

tampung ruang dan harmonisasi seluruh komponen yang akan beraktivitas di

dalamnya. Dalam rangka penataan dan pengembangan obyek dan daya tarik

wisata diperlukan suatu proses perencanaan yang matang, terarah dan terpadu

sehingga dapat menjadi acuan pengembangan wisata yang berkesinambungan

dan berkelanjutan serta tepat fungsi dan sasaran dengan melibatakan berbagai

pihak yang terkait. Proses perencanaan obyek dan daya tarik wisata diawali

dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)

dilanjutkan dengan Rencana Detil Tata Ruang Wilayah (RDTRK) serta

Rencana Teknis Ruang Wilayah (RTRK) Wisata. Tahap selanjutnya adalah

Detailed Engineering Design (DED). DED merupakan penjabaran dari

rencana teknis ruang wilayah yang akan menghasilkan gambar perancangan

dan gambar kerja beserta spesifikasinya.

Promosi yang Sudah Dilakukan

1. Tiket

Gambar 16 . Tiket Masuk

Sumber : Dokumentasi Pribadi

54

2. Signage

Gambar 17 . Signage

Sumber : Dokumentasi Pribadi 3. Booklet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar 18 . Booklet

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk Pantai Ngobaran dari pihak POKDARWIS belum melakukan

promosi cetak maupun noncetak. Namun dari pihak Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata membuat tiket untuk biaya retribusi, signage dan sudah memasukan

Pantai Ngobaran kedalam Booklet yang disebar namun tidak secara rinci.

55

Karena belum adanya promosi yang tepat maka perlu adanya strategi

perancangan Place Branding dan media promosi lainnya.

E. Target Market

1. Demografis\

Usia : Semua Umur

Jenis Kelamin : Laki – laki dan perempuan

Pendidikan : Tidak Sekolah hingga Pendidikan Tinggi

2. Geografis

Wilayah : Nusantara

3. Psikografis

Kelas Sosial : Seluruh Kelas Sosial

Kondisi :

a. Menyukai Wisata Alam

b. Membutuhkan Liburan

c. Suka Menikmati Keindahan Alam

F. Komparasi

1. Pantai Indrayanti

a. Tentang Pantai Indrayanti

Pantai Indrayanti Gunung Kidul sekarang telah menjadi salah satu

alternatife wisata paling diminati di kawasan Yogyakarta. Selain keindahan

pasir putihnya, Pantai Indrayanti juga terkenal dengan pesona alamnya yang

56

mirip seperti pantai-pantai di Pulau Bali. Nama Indrayanti sendiri diambil

dari nama seorang pemilik restoran yang terdapat di kawasan tersebut.

Sebagian orang yang baru saja mendengar nama pantai ini kadang keliru

menyebut dengan nama Pantai Indrayani. Pemkab Gunung Kidul sendiri

sebenarnya menamai pantai ini dengan Pantai Pulang Syawal yang diambil

dari nama kampung Pantai Indrayanti. Namun karena masyarakat sudah

terbiasa dengan nama Indrayanti, sehingga nama Pantai Pulang Syawal

justru kurang familiar.

b. Lokasi dan Rute

Lokasi Pantai Pulang Sawal atau lebih dikenal sebagai Pantai

Indrayanti terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sebelah timur

Pantai Sundak dan Somandeng. Koordinat GPS: S8°9'2" E110°36'44"

1. Rute dari Solo ke Pantai Indrayanti :

Lewat Klaten : Cawas - Semin - Watukelir - Karangmojo - Tanjungsari -

Pantai Indrayanti.

Lewat Sukoharjo : Solo - Sukoharjo - Tawangsari - Semin - Watukelir -

Karangmojo - Tanjungsari - Pantai Indrayanti.

2. Rute dari Jogja ke Pantai Indrayanti :

Jogja - Piyungan - Patuk - Sambipitu - Lanud TNI Gading - Siyono -

Bundaran Tugu BPD lurus ke timur - Wonosari - Jalan Baron -

Tanjungsari - Pos Retribusi Kawasan Pantai Gunungkidul - Pantai

Indrayanti.

57

3. Jam Buka dan Tiket Masuk

Loket masuk ke kawasan pantai Indrayanti dibuka 24 jam dan tarif

retribusi atau harga tiket masuk pantai Indrayanti 1 tiket masuk

Rp.10.000/orang (sudah termasuk akses masuk ke Pantai Baron, Pantai

Krakal, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Sundak, dan Pantai Drini)

c. Fasilitas

1) Tempat Parkir.

Areal parkir pantai Indrayanti terbilang paling luas di banding lahan

parkir pantai di Gunung Kidul lainnya.

2) Penginapan.

Seperti pada umumnya tempat wisata, di Pantai Indrayanti banyak

terdapat hotel, pondokan di atas bukit dengan panorama pantai, maupun

penginapan biasa yang bisa digunakan untuk bermalam. Tarifnya

bervariatif, dari yang harga Rp. 100.000,- hingga Rp. 350.000,-/malam

berdasarkan jenis penginapan dan hari menginap.

3) Warung

Di sekitar bibir pantai Indrayanti banyak terdapat lapak warung yang

menjajakan masakan dengan menu yang cukup bervariasi. Harga yang

ditawarkan pun tidak terlalu mahal untuk ukuran tempat wisata. Ada

bakmi jawa, nasi goreng, sea food, es kelapa muda dan masih banyak

menu menarik lainnya.

4) Tempat Ibadah

Di Pantai Indrayanti terdapat musholla yang bisa kita gunakan untuk

menjalankan ibadah shalat. Air wudhu pun disediakan oleh penduduk

58

setempat dan kita cukup memberikan donasi untuk jasa perawatan

seikhlasnya.

5) Toko Cinderamata.

Selain warung makan, di sepanjang jalan masuk ke Pantai yang hanya

berjarak 50 meter dari jalan raya ini, banyak terdapat toko cinderamata

yang menjual pakaian pantai dan kaos dengan sablon bertuliskan pantai

Indrayanti dengan berbagai bentuk kreasi.

2. Pantai Parangtritis

a. Tentang Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis merupakan obyek wisata pantai yang sangat

terkenal diantara pantai-pantai lain yang tersebar di wilayah Yogyakarta ini

Parangtritis menurut kisah legenda pada zaman Kerajaan Majapahit, ada

seorang pelarian dari kerajaan tersebut yang bernama Dipokusumo yang di

tempat itu sedang melakukan semedi. Ketika sedang melakukan semedi, ia

melihat air menetes ( tumaritis ) yang berasal dari celah-celah batu karang (

parang ). Kemudian Dipokusumo memberi nama daerah itu Parangtritis

yang artinya air yang menetes dari batu. Pantai ini diyakini oleh masyarakat

setempat sebagai perwujudan kesatuan dari Gunung Merapi, Keraton Jogja

dan Parangtritis sendiri. Sehingga masyarakat selalu menghubungkan

bilamana ada fenomena alam yang sedang terjadi di antara ketiga tempat hal

tersebut.

Parangtritis memiliki pemandangan yang unik yang tidak terdapat

pada obyek wisata lain, yaitu pantai yang memiliki ombak yang besar dan

terdapatnya gunung-gunung pasir di sekitar kawasana pantai tersebut yang

59

disebut dengan gumuk. Pada musim kemarau angin biasanya akan bertiup

lebih cepat dan ombak akan bisa mencapai ketinggian 2 – 3 meter. Karena

ombaknya yang besar maka pengunjung Pantai Parangtritis dilarang untuk

berenang di seputaran pantai, untuk itu sudah disediakan fasilitas pemandian

umum yang bisa digunakan untuk para pengunjung yang ingin berenang

dengan aman dan nyaman. Ada pemandian unik yang terdapat tak jauh dari

kawasan Pantai Parangtritis yaitu Pemandian Parang Wedang.

b. Lokasi

Pantai Parangtritis adalah pantai yang paling populer yang terletak di

Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pantai

ini terletak sekitar 25 km sebelah selatan Kota Yogyakarta.

c. Akses

Berjarak sekitar 27 km arah selatan Yogyakarta dapat memilih 2

jalur yang dipakai untuk sampai ke lokasi ini. Yang pertama adalah jalur

Yogyakarta – Jl. Parangtritis – Kretek – Parangtritis. Jalur yang kedua dari

Yogyakarta – Imogiri – Parangtritis. Jalur yang kedua ini lebih jauh akan

tetapi dalam perjalanannya akan didapati pemandangan alam yang menarik

lebih bagus dari pada menggunakan jalur yang pertama. Sepanjang jalan

akan dilewati persawahan yang menghijau, sungai yang berkelok,

perbukitan, dan bila sempst mengunjungi Makam Raja di Imogiri, maka

akan didapati sesuatu yang menarik di Imogiri.

60

d. Harga Tiket

Harga tiket masuk ke Pantai Paarangtritis sangat terjangkau , berikut

ini daftar tarif yang berlaku di Parangtritis ( Maret 2015 )Tiket masuk Rp.

3.000,- per orang.

e. Fasilitas

Obyek wisata Pantai Parangtritis ini sudah sejak lama dikelola

dengan baik oleh Pemkab Bantul sehingga fasilitas yang mendukung

kepariwisataan sudah cukup lengkap. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

1) Banyak terdapat hotel atau penginapan dengan harga yang bervariasi,

ada beberapa hotel dan penginapan yang terletak di atas bukit yang

menawarkan suasana dan pemandangan pantai yang luar biasa.

2) Terdapat banyak toko souvenir dan oleh-oleh khas Jogja / Bantul, juga

banyak toko-toko kelontong dan warung makan.

3) Lahan parkir yang luas ditambah lagi penyewaan kamar mandi yang

dapat dimanfaatkan pengunjung untuk membersihkan diri.

4) Keindahan pantai ini dapat dinikmati sekaligus melakukan olah raga

pantai. Di sepanjang pantai anda dapat menyewa dokar ( kereta kuda ),

motor ATV ( All Terrain Vechile ), menaiki kuda, maupun Paralayang

bagi anda yang berjiwa pemberani.

5) Kawasan Gumuk Pasir bagaikan suasana di gurun pasir bila diabadikan

untuk latar belakang foto.

61

G. Analisis SWOT

Analisa SWOT dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil

kesimpulan dari data fisik obyek perancangan maupun komparasi, yaitu metode

mencari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity),

dan ancaman (threat). Adapun SWOT dari konsep perancangan Place Branding

Pantai Ngobaran.

Strength a. Adanya bangunan arca, wihara,

masjid ditepi pantai yang unik dan

dapat menambah daya tarik Pantai

Ngobaran

b. Adanya ritual adat Melasti dan

Labuhan yang dilakukan setiap 2 kali

setahun dan mendatangkan wisatawan

asing yang meliput

c. Pantai yang masih alami

dikarenakan Pantai Ngobaran yang

dianggap sakral sehingga wisatan dan

masyarakat saling menjaga kealamian

Pantai Ngobaran

Weakness a. Jalur menuju Pantai Ngobaran

yang sempit dan curam

b. Tidak adanya penginapan yang

terdapat di Pantai Ngobaran namun

hanya ada rumah masyarakat sekitar

Pantai Ngobaran yang bisa untuk

tempat tinggal sementara

c. Tidak adanya wisata air yang

dapat menmabah daya tarik Pantai

Ngobaran

d. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kab. Gunungkidul yang

belum melakukan promosi terhadap

Pantai Ngobaran

Opportunity

a. Pantai Ngobaran memiliki

bangunan – banguna ibadah umat

Threat

a. Banyaknya wisata buatan air

baru yang memiliki fasilitas dan

62 Islam, Hindu dan masyarakat Kejawen

di tepi pantai yang tidak dapat bisa

ditemukan dipantai lainnya.

b. Dapat menjadi ikon dari

pariwisata di pulau jawa “Bali of Java”

c. Menarik investor untuk turut

serta mengembangakan Pantai

Ngobaran

wahana yang lengkap sehingga dapat

menmbah pesaing

b. Terbatasnya dana pemerintah

sehingga dibutuhkannya peran investor

untuk turut serta mengembangkan

Pantai Ngobaran

Tabel 3. Analisis SWOT

Kesimpulan dari analisis SWOT diatas perlu adanya perhatian Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata terhadap Pantai Ngobaran untuk memperbaiki

infrastruktur dana sarana prasarana di Pantai Ngobaran yang dibantu oleh pihak

ketiga yaitu Investor. Selain itu perlu adanya strategi Place Branding di Pantai

Ngobaran sebagai media promosi agar lebih dikenal dan meningkatkan jumlah

wisatawan.

H. Positioning

Menutut Kotler (2000:250) positioning merupakan aktivitas yang akan

membedakan produk dan merek dari pesaing di benak konsumen berdasarkan

atribut atau manfaat yang ditawarkan oleh merek atau produk tersebut.

Positioning adalah suatu strategi komunikasi yang digunakan untuk menetapkan

citra produk di benak konsumen relatif terhadap citra produk yang ditawarkan

oleh pesaing dalam bentuk atribut atau manfaat produk.

63

Berdasar data di atas, dalam hal ini Pantai Ngobaran menempatkan

posisinya sebagai tempat wisata yang unik dan berbeda karena memiliki bangunan

tempat ibadah umat Islam, Hindu dan masyarakat Kejawen yang jarang ditemukan

dipantai selatan pulau jawa bahkan indonesia. Selain itu terdapat 2 upacara adat

umat Hindu (Melasti) dan masyarakat Kejawen (Labuhan) yang dapa tdijadikan

event tahunan yang menarik dan berbeda. Maka dari itu sangat penting untuk

merancang strategi Place Branding dan promosi yang tepat yang menyasar

wisatawan domestik sehingga lebih mengenal Pantai Ngobaran dan menambah

jumlah wisatawan.