Upload
vuongliem
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
31
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Identifikasi Data Objek
Data yang akan diidentifikasi pada bab ini adalah wilayah objek penelitian
yaitu Kabupaten Klaten, data riset tingkat kesadaran remaja Klaten terhadap
bahaya miras dan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM).
1. Sejarah Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,
Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, serta Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta di sebelah selatan dan barat. Ada dua cerita yang menjadi rujukan
asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal
dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami
disimilasi menjadi Klaten. Versi yang kedua menyebutkan bahwa Klaten
berasal dari kata Mlati. Lalu mengalami perubahan menjadi Klati, sesuai
karakteristik lidah orang jawa yang dalam menyebutkan sesuatu mencari
mudahnya saja, maka untuk memudahkan pengucapan kata Klati berubah
menjadi kata Klaten. Versi kedua ini atas dasar kata-kata orangtua
sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan
Bagian Ortakala Setda Kabupaten Dati II Klaten Tahun 1992/1993. Melati
adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang
disuatu tempat yang masih berupa hutan belantara.
32
Kyai Melati dikenal sebagai orang yang berbudi luhur dan
mempunyai kesaktian yang luar biasa. Kyai Melati Sekolekan adalah nama
lengkap dari Kyai Melati. Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat
setempat lantas diberi nama Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang
menjadi nama Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah
Sekalekan. Didukuh itu pula Kyai Melati dimakamkan. Semakin lama
semakin banyak orang yang tinggal disekitarnya, dan daerah itulah yang
menjadi Klaten yang sekarang. Sampai sekarang sejarah Kota Klaten masih
menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan
kapan persisnya Kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang
Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kabupaten Klaten, yang dimulai dari
awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.
Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja
Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan
suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan
penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri
Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten
angka 1 dan 2, Lurah Langsik, Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari
Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5 orang), Carik Kepanawon angka
1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).
Pada jaman penjajahan Belanda tahun 1749, terjadi perubahan
susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura,
semua provinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas
33
distrik-distrik dan di setiap Distrik dikepalai oleh seorang wedono. Pada
tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan
tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu
menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga
ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasaan
wilayahnya.
Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng
Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata
Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847
dalam bab 13 disebutkan : “..........................” Kraton Dalam Surakarta
Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem. “.........................” Kabupaten
cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan
Sragen. “.........................” Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata
tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha kebawah marang Raden Adipati.
Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari
beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan
seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas. Luas tanah
pituas antara Demang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sesuai
dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima
terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut
Ngabei.
Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan
dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang,
34
Ronggo, dan Ngabei diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang
kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi kelurahan
terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin dan Ulu-ulu. Tahun
1957 dilakukan pemblengketan atau penggabungan beberapa kelurahan, atas
ketentuan Kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus
berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa komplek. Masa
komplek di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. Di beberapa onderdistrik,
penggabungan kelurahan dilakukan karena dibeberapa kelurahan tidak
mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya.
(Sumber : Selintas Hasil Pembangunan Klaten, hal.11-15)
2. Visi dan Misi Kabupaten Klaten
Visi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto
Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten
dengan tatanan atau keadaan yang aman, tentram dan membawa
kesejahteraan bagi rakyatnya.
Sedangkan beberapa Misi dari Kabupaten Klaten adalah :
a. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (wareg,
wasis, wisma dan wutuh)
b. Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya
kebutuhan materiil dan spiritual dalam meningkatkan keimanan,
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
35
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta
aktualisasi diri dalam pembangunan.
d. Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan
menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis
sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi
kemiskinan.
e. Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi
pemerintahan.
f. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku
pembangunan.
g. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber
daya yang memadai.
h. Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat
pertumbuhan.
36
3. Pembagian Wilayah Administratif
(Gambar.1 : Peta Administrasi Kabupaten Klaten)
Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-administrasi-kab-klaten.html
(diakses 8/5/2015 pukul 12:35)
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53
desa dan 103 kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Kota Klaten, yang
sebenarnya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah dan
Klaten Selatan. Kota Klaten dulunya merupakan Kota Administratif, namun
sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, tidak lagi dikenal adanya kota administratif, dan Kota
Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.
37
4. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Klaten sampai dengan tahun 2013 adalah
1.311.019 jiwa. Dengan luas wilayah 655,56 km² maka kepadatan penduduk
per kilometer persegi adalah 2.000 jiwa. Berikut ini daftar Kecamatan dan
jumlah penduduk yang ada di wilayahnya masing-masing :
1. Kec. Bayat (64.513 jiwa)
2. Kec. Cawas (66.085 jiwa)
3. Kec. Ceper (64 312 jiwa)
4. Kec. Delanggu (45. 030 jiwa)
5. Kec. Gantiwarno (41.402 jiwa)
6. Kec. Jatinom (58.621 jiwa)
7. Kec. Jogonalan (58.968 jiwa)
8. Kec. Juwiring (60.942 jiwa)
9. Kec. Kalikotes (38.677 jiwa)
10. Kec. Karanganom (49.218 jiwa)
11. Kec. Karangdowo (51.111 jiwa)
12. Kec. Karangnongko (37.865 jiwa)
13. Kec. Kebonarum (21.629 jiwa)
14. Kec. Kemalang (35.767 jiwa)
15. Kec. Klaten Utara (43.435 jiwa)
16. Kec. Klaten Tengah (44.205 jiwa)
17. Kec. Klaten Selatan (42.960 jiwa)
18. Kec. Manisrenggo (42.642 jiwa)
38
19. Kec. Ngawen (45.299 jiwa)
20. Kec. Pedan (49.253 jiwa)
21. Kec. Polanharjo (46.627 jiwa)
22. Kec. Prambanan (50.047 jiwa)
23. Kec. Trucuk (84.042 jiwa)
24. Kec. Tulung (54.957 jiwa)
25. Kec. Wedi (55.988 jiwa)
26. Kec. Wonosari (63.432 jiwa)
5. Generasi Muda di Kabupaten Klaten
Jumlah penduduk muda di Kabupaten Klaten tahun 2010 sekitar
100.022 untuk umur 15-25 tahun. Dari data yang diperoleh, secara garis besar
generasi muda di Kab. Klaten masih sangat kurang dalam pemahaman
mengenai dampak-dampak negatif miras. Mereka lebih mengikuti ajakan
teman-temannya yang sering minum-minuman keras. Mereka juga sudah
termakan ledekan bahwa “tidak gaul kalau belum mabuk/minum-minuman
keras”.
Gaya hidup generasi muda Klaten yang selalu mengikuti
perkembangan, mendorong mereka lebih aktif mencari informasi apapun
yang sedang menjadi trend. Mereka lebih menyukai sesuatu yang membuat
mereka berbeda dibandingkan teman sebayanya. Karena hidup yang sehat
sudah menjadi kebutuhan, kampanye anti miras ini akan dapat menarik
perhatian remaja Klaten yang mengikuti perkembangan terbaru.
39
6. Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30’-110°45’
Bujur Timur dan 7°30’-7°45’ Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten
Klaten mencapai 665,56 km². Menurut topografi Kabupaten Klaten terletak
diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-
160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng
Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah
berbukit di bagian selatan.
(Gambar.2 : Peta Kelerengan Kabupaten Klaten)
Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-kelerengan-kab-klaten.html
(diakses 8/5/2015 pukul 12:36)
40
Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terdiri dari
dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi yaitu
9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air laut, 77,52%
terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut, dan 12,76%
terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan laut.
(Gambar.3 : Peta Topografi Kabupaten Klaten)
Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-topografi-kab-klaten.html
(diakses 8/5/2015 pukul 12:37)
7. Klimatologi
Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk wilayah beriklim tropis
dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur
41
udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153
mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi pada bulan januari yaitu
sebesar 350mm dan curah hujan terendah pada bulan Juli sekitar 8mm.
B. Identifikasi Data Riset
Konsep Komunikasi Visual sebagai Media Kampanye “Hidup Cerdas
Tanpa Miras” di Kabupaten Klaten ini disusun berdasarkan atas kaidah penulisan
dalam penelitian kualitatif deskriptif dan kuantitatif yang memungkinkan untuk
divisualisasikannya rekomendasi desain sebagai outputnya. Untuk mengetahui
pengetahuan, dan pandangan remaja tentang minuman keras serta dampak
buruknya bagi kesehatan, dibutuhkan data dengan cara menyebar angket terbuka
dan tertutup terhadap remaja yang berada di Klaten. Dalam penyebaran angket
dilakukan kepada 20 responden dari latar belakang usia, pendidikan dan
pekerjaan. Alasan memilih 20 responden dikarenakan jumlah tersebut sudah
representatif untuk mewakili sebagian besar remaja dan usia yang menginjak
dewasa yang berada di Klaten. Dari penyebaran angket tersebut, didapatkan data-
data yang dijelaskan seperti tabel di bawah ini:
No. Nama/
Gender (L/P)
Usia Pekerjaan Pendidikan
Akhir
Alamat
(Kecamatan)
1. Tri Mulyana/L 27 tahun Belum bekerja SMP Srebegan,
Ceper
2. Danang
Hariyanto/L
24 tahun Krywn Swasta D3 Kujon,
Ceper
42
3. Eko Sulistyani/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Palar,
Trucuk
4. Doni Pratama/L 22 tahun Mahasiswa SMA Palar,
Trucuk
5. Erlina/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Palar,
Trucuk
6. Riyan Andrian/L 18 tahun Pelajar SMK Srebegan,
Ceper
7. Syaiful Tri
Nugroho/L
17 tahun Pelajar SMK Kurung,
Ceper
8. Ilham Santoso/L 17 tahun Pelajar SMK Kurung,
Ceper
9. Sriyono/L 29 tahun Belum bekerja SD Pucang,
Ceper
10. Lilik Triono/L 25 tahun Wiraswasta SMA Pucang,
Ceper
11. Margono
Susilo/L
32 tahun Belum bekerja SMA Sumber,
Trucuk
12. Sangkan
Paranto/L
23 tahun Belum bekerja SD Palar,
Trucuk
13. Nita Triani/P 25 tahun Wiraswasta SMA Palar,
Trucuk
14. Jaryanto/L 27 tahun Buruh SMK Setran Baru,
Trucuk
15. Yono Triono/L 26 tahun Swasta SMK Palar,
43
Trucuk
16. Joko Indarjo/L 29 tahun Wiraswasta SMP Pucang,
Ceper
17. Astaria Putri/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Pucang,
Ceper
18. Rangga Putra/L 17 tahun Pelajar SMK Srebegan,
Ceper
19. Deni Andrian/L 18 tahun Pelajar SMK Palar,
Trucuk
20. Taufik
Anggono/L
22 tahun Krywn Swasta SMK Srebegan,
Ceper
(Tabel.1 : Tabel Data Responden Quisioner)
Dari tabel di atas, diperoleh data responden berupa hasil data riset tentang
pengetahuan masyarakat tentang miras dan dampak buruk mengkonsumsi
minuman keras, yang dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Apakah anda mengetahui tentang miras (minuman keras)?
Hasil :
100%
0%
Tahu Tidak Tahu
44
Kesimpulan:
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa 100% masyarakat yang
berada di Klaten mengetahui tentang minuman keras.
b. Apakah anda pernah coba-coba meminum minuman keras?
Hasil :
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar responden laki-laki di Klaten pernah mencoba minum
miras yaitu sejumlah 16 orang atau sebesar 80%, sedangkan responden
yang belum pernah mencoba miras hampir seluruhnya perempuan,
yaitu sejumlah 4 orang atau sebanyak 20%.
c. Jika pernah, seberapa sering anda mengkonsumsi miras?
Hasil :
80%
20%
Pernah Belum pernah
45
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 16 orang yang pernah
mengkonsumsi didapatkan sebanyak 9 responden atau sebesar 56%
sangat sering mengkonsumsi miras (tiap hari mengkonsumsi miras)
dan sebanyak 7 responden atau sebesar 44% hanya kadang-kadang
mengkonsumsi miras (minimal seminggu sekali).
d. Dari siapa anda pertama kali mengkonsumsi miras?
Hasil :
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari 16 responden, sebesar 69% atau
11 responden pertama kali mengkonsumsi miras dari teman nongkrong
56%
44%
Sangat Sering Kadang-kadang
69%
31%
Temen Sekolah & Nongkrong Tetangga
46
dan teman sekolahnya, sedangkan 31% atau 5 responden pertama kali
mengkonsumsi miras dari tetangga sekampungnya.
e. Apakah orang tua anda mengetahui jika anda mengkonsumsi miras?
Hasil :
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari 16 responden, sebesar 69% atau
11 responden orang tuanya tidak mengetahui jika responden
mengkonsumsi miras, sedangkan 31% atau 5 responden menyatakan
bahwa orang tuanya mengetahui jika responden mengkonsumsi miras.
f. Jenis miras apa saja yang pernah anda konsumsi?
Hasil :
69%
31%
Belum Mengetahui Mengetahui
8%
54% 15%
8% 15%
Bir, Whiskey Ciu Anggur Kolesom Arak dan lain-lain
47
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar
mereka mengetahui jenis miras ciu, dan rata-rata mereka sudah pernah
mencoba semua jenis dan merek dari miras yang ada dipasaran.
g. Apa alasan anda mengkonsumsi miras?
Hasil :
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar
alasan mereka mengkonsumsi miras adalah karena ajakan teman,
menghilangkan stres dan untuk hura-hura.
20%
40%
40%
Menghangatkan badan
Menghilangkan Stress dan Hura-hura
Ajakan teman
48
h. Apakah anda mengetahui dampak negatif jika mengkonsumsi miras?
Hasil :
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar
dari mereka tidak mengetahui dampak negatif dari mengkonsumsi
miras dengan persentase sebesar 70%, dan hanya beberapa responden
yang mengetahuinya.
i. Jika sudah mengetahui dampak negatif dari miras, apakah anda akan
berhenti mengkonsumsinya?
Hasil :
10%
20%
70%
Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu
40%
20%
40%
Iya Nanti saja Tidak akan
49
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa jika mereka
mengetahui dampak negatif dari mengkonsumsi miras maka mereka
akan berhenti mengkonsumsinya sebesar 40%, hanya beberapa
responden yang masih menunda untuk berhenti mengkonsumsi miras
jika mereka mengetahui dampak buruknya, dan persentase yang sama
sebesar 40% pada responden yang jika mereka sudah mengetahui
dampak mengkonsumsi miras mereka akan tetap mengkonsumsinya
dan ini mengindikasikan bahwa dampak dari miras dapat
mengakibatkan kencanduan yang sama dengan kecanduan narkoba.
j. Apakah anda pernah mengetahui kampanye tentang miras di
Kabupaten Klaten?
Hasil :
Kesimpulan :
5%
95%
Pernah Tidak Pernah
50
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar
dari mereka tidak mengetahui tentang adanya kampanye tentang
bahaya miras.
k. Jika anda bukan pecandu miras atau anda sudah berhenti total untuk
tidak mengkonsumsinya, saran apa yang anda ingin sampaikan kepada
orang yang sampai saat ini masih mengkonsumsi miras?
Hasil :
1) Berhentilah sekarang juga atau masa depan anda akan hancur!
2) Berhentilah sekarang atau masa depan anda akan amburadul!
3) Jangan sentuh miras atau miras merusak otak anda!
4) Jangan konsumsi miras atau masa depan anda dirusak olehnya!
5) Jangan konsumsi miras atau masa depan anda akan hancur!
Kesimpulan :
Berdasarkan beberapa himbauan dan saran yang diperoleh dari
responden yang anti dengan miras dan beberapa yang sudah ingin
berhenti mengkonsumsinya, dapat diambil kesimpulan bahwa
miras sangat tidak baik bagi kesehatan dan dapat merusak cita-cita
dan masa depan anda.
20%
15%
20% 15%
30%
No (1) No (2) No (3) No (4) No (5)
51
Berdasarkan data tambahan yang penulis peroleh dari hasil wawancara
dengan narasumber salah seorang pecandu miras yang masih berstatus pelajar
berusia 18 tahun yang identitasnya minta dirahasiakan adalah sebagai berikut,
bahwa :
a. Alasan narasumber mengkonsumsi miras antara lain karena ajakan
teman dan stress karena banyak beban pikiran.
b. Tujuan narasumber mengkonsumsi miras antara lain untuk
menghilangkan stress karena banyak beban pikiran, hura-hura dan
untuk meringankan rasa lelah dan pegal-pegal dibadan.
c. Intensitas atau seberapa sering narasumber mengkonsumsi miras
adalah sangat sering yaitu antara 3-4 kali dalam seminggu.
d. Narasumber juga mengeluarkan statement bahwa, dia hanya akan
berhenti mengkonsumsi miras jika dia sudah tua nanti ataupun jika
badan sudah mulai sakit-sakitan.
Berikut ini data tambahan dari Humas Polres Klaten mengenai beberapa
tindakan kriminal yang salah satu pemicunya akibat mengkonsumsi miras, di tiga
tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tahun
Jenis Kasus
2012 2013 2014 Semester I Tahun
2015
Asusila 28 kasus 26 kasus 34 kasus 36 kasus
Penyalahgunaan
Narkoba
16 kasus 20 kasus 29 kasus 30 kasus
52
Pembunuhan 19 kasus 27 kasus 33 kasus 28 kasus
Pencurian dan
Perampokan
35 kasus 39 kasus 40 kasus 44 kasus
Perkelahian Remaja 32 kasus 44 kasus 54 kasus 49 kasus
Jumlah 130 kasus 156 kasus 190 kasus 187 kasus
(Tabel.2 : Tabel data kasus kriminal)
Sumber : Humas Polres Klaten
Dari data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah kasus
kriminal ditiap tahunnya semakin meningkat. Selain itu, yang lebih
memprihatinkan dari kasus asusila, pembunuhan, perampokan dan perkelahian
remaja adalah hampir 80% kasus kriminal tersebut dipicu dari mengkonsumsi
miras.
Dibawah ini data tambahan yang penulis peroleh dari Dinas Kesehatan,
yang dihimpun dari catatan medis seluruh Rumah Sakit Daerah dan Swasta di
Kabupaten Klaten, mengenai beberapa kasus penyakit yang salah satu pemicunya
adalah sering mengkonsumsi miras.
Tahun
Jenis Kasus
2012 2013 2014 Semester I
Tahun 2015
Gangguan Mental
Organik (GMO)
31 kasus 29 kasus 38 kasus 36 kasus
Kerusakan Sistem
Kekebalan Tubuh
26 kasus 32 kasus 35 kasus 35 kasus
53
Sirosis Hati (Lever) 32 kasus 29 kasus 39 kasus 43 kasus
Kerusakan
Perkembangan Otak
pada Remaja
35 kasus 44 kasus 50 kasus 50 kasus
Gangguan jantung 34 kasus 41 kasus 50 kasus 56 kasus
Jumlah 158 kasus 175 kasus 212 kasus 220 kasus
(Tabel.3 : Tabel data kasus penyakit akibat miras)
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten
Dari data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan juga bahwa kasus
penyakit yang salah-satunya pemicunya dari mengkonsumsi miras, ditiap tahun
jumlahnya semakin meningkat. Kurangnya sosialisasi menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi.
C. Media Komunikasi yang digunakan
Antisipasi Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten untuk pencegahan kasus
penyakit yang diakibatkan oleh minuman keras seperti gangguan mental organik
(GMO), odema otak, sirosis hati, gangguan jantung, dan gastrinitis sangat kurang.
Bahkan hampir tidak ada media-media lini atas dan bawah yang digunakan untuk
mengkampanyekan bahaya minuman keras.
54
D. Target Audience
Untuk mencapai tujuan dari media komunikasi yang akan dirancang, tentu
sangat penting untuk mengetahui dan mengenali siapa target audience yang
dituju. Sehingga impact dari pesan atau informasi yang tersampaikan akan sesuai
dengan tujuan dari perancangan media tersebut. Mengelompokkan jenis audience
adalah mendasar dalam rangka memahami pasar dan tindakan untuk mengatasinya
(Cornish, 1990 : 28). Maka dari itu sasaran audience yang akan dituju adalah :
Identifikasi Target Audience secara rinci dapat dijabarkan menjadi
segmentasi sebagai berikut
1. Segmentasi Geografis : Wilayah Kabupaten Klaten
2. Segmentasi Demografis
a. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
b. Usia : 15 – 25 tahun
c. Status Sosial : Semua Kalangan
d. Pendidikan : SMP, SMA dan Mahasiswa
3. Segmentasi Psikografis
a. Remaja Klaten yang belum mengetahui pentingnya hidup sehat
tanpa minum-minuman keras dan mereka yang mengetahui dampak
buruk miras bagi kesehatan tapi masih mengkonsumsinya
b. Mereka yang mencintai kesehatan
c. Mereka yang belum pernah mengkonsumsi miras.
55
E. Pembanding / Komparasi
1. Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM)
a. Profil Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM)
Berawal dari kicauan seorang followernya yang resah terhadap
bebasnya penjualan minuman keras (miras) dan minuman beralkohol
(minol), Fahira Idris tergerak untuk berbuat sesuatu. Lewat akun
twitternya dia menghimbau kepada para penjual miras/minol terutama
gerai-gerai minimarket dan hypermarket untuk tidak menjual miras/minol
kepada anak dan remaja di bawah usia 21 tahun. Himbuannya ini
ternyata disambut baik oleh para followernya yang juga merasa
keresahan yang sama terhadap maraknya penjualan miras/minol di
lingkungannya masing-masing. Respon positif ini, dilanjutkan dengan
membuat petisi gerakan moral anti miras di change.org
(http://bit.ly/petisimiras) yang juga direspon positif banyak orang dari
seluruh Indonesia.
Merasa tidak cukup kampanye bahaya miras di dunia maya,
terbentuklah sebuah Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) yang
concern mengawasi peredaran dan penjualan miras khususnya kepada
anak dan remaja di bawah usia 21 tahun. Lagi-lagi inisiatif ini disambut
positif. Orang-orang yang resah dengan bebasnya penjulan miras/minol
bersepakat berbuat sesuatu dalam wadah gerakan anti miras dan secara
rutin mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan berbagai program,
kegiatan, dan kampanye bahaya miras/minol. Dari berbagai diskusi rutin
56
ini terungkap beberapa fakta yang sangat miris. Saat ini, setiap orang,
tanpa memandang usia, seakan bebas membeli dan mengonsumsi miras
dan minol di Indonesia.
Selain terus mengkampanyekan bahaya miras/minol di dunia
maya gerakan ini juga menebar aksi di dunia nyata. Dengan
kepengurusan yang sudah terbentuk baik di Pusat maupun di Daerah,
gerakan ini akan melakukan kampanye bahaya miras ke sekolah-sekolah
di berbagai wilayah di Indonesia, dan berbagai kegiatan kampanye
lainnya. Gerakan ini juga menggerakkan simpul-simpul di masyarakat
untuk bersama mengawasi penjualan miras dan minol. Karena persoalan
ini adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai Indonesia kehilangan
generasi muda yang potensial.
Keresahan melihat bebasnya peredaran miras juga dirasakan
masyarakat di daerah lain di Indonesia. Hingga saat ini sudah hampir 100
relawan dari seluruh wilayah Indonesia yang menyatakan ketersediannya
mendirikan cabang GeNAM di kabupaten/kota masing-masing.
Meluasnya kesadaran masyarakat akan bahaya miras membuktikan
bahwa selama ini masyarakat sudah resah dan muak melihat
merajalelanya peredaran miras di lingkungan mereka tetapi tidak tahu
harus mengadu kemana dan berbuat apa. Untuk itu GeNAM hadir.
Selain kampanye bahaya Miras, GeNAM juga cukup intensif
memperjuangkan adanya regulasi miras di Indonesia. GeNAM juga telah
beraudiensi dengan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP),
57
Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dan Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (F-PKS), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan Badan Legislasi DPR RI.
b. Tujuan GeNAM (Gerakan Nasional Anti Miras)
Tujuan dari didirikannya Gerakan Nasional Anti Miras ini untuk
menyelamatkan anak dan remaja Indonesia (di bawah 21 tahun) dari
pengaruh buruk miras dan minol/minuman beralkohol.
c. Visi dan Misi
Sebagai Gerakan Sosial yang peduli terhadap penjualan bebas
miras dan minol terutama di kalangaan anak dan remaja (di bawah usia
21 tahun). Gerakan Nasional Anti Miras mempunyai Visi dan Misi
sebagai berikut :
1) Visi : Generasi Muda Bebas Miras di tahun 2025
2) Misi :
a) Mendorong lahirnya UU Miras dan Perda Miras.
b) Menjadikan masyarakat sadar bahaya miras.
c) Mewujudkan gaya hidup sehat tanpa miras.
58
d. Ruang Lingkup Kegiatan
Sebagai gerakan sosial, semua kegiatan Gerakan Anti Miras
dilakukan secara swadaya dan gotong royong dengan berlandaskan asas
sukarela. Berbagai kegiatan gerakan anti miras antara lain :
1) Mensosialisasikan bahaya miras kepada seluruh masyarakat.
2) Mendidik masyarakat tentang bahaya miras dangan berbagai cara.
3) Melakukan kajian tentang dampak miras.
4) Mengajak dan membina masyarakat untuk mendukung GeNAM.
e. Data Fisik
Nama Lembaga : Gerakan Nasional Anti Miras atau GeNAM
Slogan : Menyelamatkan generasi muda Indonesia dari
bahaya minuman beralkohol dan minuman keras
Alamat : Jl. H. Saabun No. 20, RT 009/05, Jati Padang,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Website : antimiras.com
Akun Media Sosial : Twitter : @antimiras_ID
Facebook : www.facebook/gerakanantimiras
Berdiri : 1 September 2013
Sifat Usaha : Gerakan sosial
Wilayah Layanan : Indonesia
Jenis Keanggotaan : Umum
59
Ketua Umum : Fahira Fahmi Idris
Jumlah Sukarelawan : Sekitar 500-an
f. Data Visual
(Gambar.4 : Logo GeNAM)
Sumber: http://antimiras.com/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:24)
(Gambar.5 : Akun Twitter GeNAM)
Sumber: http://twitter.com/AntiMiras_ID/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:25)
60
(Gambar.6 : Banner Dukungan GeNAM Jogja)
Sumber: http://twitter.com/GeNAM_JOG/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:25)
(Gambar.7 : Banner Dukungan GeNAM Jogja)
Sumber: http://twitter.com/GeNAM_JOG/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:26)
61
(Gambar.8 : Banner Dukungan GeNAM Tangsel)
Sumber: http://twitter.com/GeNAM_Tangsel/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:27)
F. Analisis SWOT
Untuk analisis data, penulis melakukan penelitian secara terus menerus
dari awal hingga akhir penelitian dengan induktif dan mencari tema, model, serta
teori. Konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar
kejadian (incidience) yang diperoleh ketika kegiatan di lapangan berlangsung.
Teoritisasi yang memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori atau
hubungan antar variable dalam terminologi penelitian kualitatif juga
dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan
berlangsung. Oleh karena itu, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data
berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. (Bungin, 2010: 69)
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threat) adalah salah
satu cara untuk menganalisis potensi Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dalam
62
mengkampanyekan hidup sehat tanpa mengkonsumsi miras. Berikut adalah kajian
analisis peluang Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dalam mengkampanyekan
hidup sehat tanpa miras.
1. Kekuatan (Strength)
a. Dinas kesehatan merupakan lembaga pemerintah sehingga
mempunyai wewenang dan mempunyai pengaruh terhadap
masyarakat karena lembaga ini tidak mengandung unsur kelompok
tertentu.
b. Tersedianya alokasi dana dari pemerintah untuk masalah kesehatan.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Pola konsumtif dan tingkat kesadaran masyarakat
b. Pola keinginan saat melihat orang mempunyai sesuatu
3. Peluang (Opportunity)
a. Adanya kebijakan pemerintah (undang-undang, peraturan
pemerintah dan peraturan daerah) di bidang kesehatan
b. Pendidikan masyarakat yang semakin maju
c. Kesadaran akan hidup sehat yang semakin meningkat
d. Kondisi geografis yang strategis
63
4. Ancaman (Threat)
a. Berkembangnya sistem informasi sehingga membuat masyarakat
semakin konsumtif
b. Belum membudayanya paradigma sehat.
Dalam kampanyenya, Dinas Kesehatan Kab. Klaten memliki pesaing yang
mempunyai misi yang sama sehingga perlu diadakan analisis SWOT dengan
kompetitor. Berikut tabel analisis SWOT antara Dinas Kesehatan Kab. Klaten
dengan Gerakan Nasional Anti Miras.
Tabel SWOT
Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten
GeNAM (Gerakan Nasional
Anti Miras)
STRENGHT - Merupakan dinas milik pemerintah
sehingga memiliki wewenang
- Merupakan dinas milik pemerintah
sehingga tidak mengandung unsur-unsur
kelompok, agama atau apapun.
- Struktur organisasi yang jelas
- Merupakan gerakan sosial yang
berskala nasional
- Mempunyai jumlah relawan yang
cukup banyak
- Sering mengadakan kegiatan
kajian-kajian tentang bahaya
miras
WEAKNESS Dalam hal kampanye hidup sehat tanpa
miras, Dinas Kesehatan sangat kurang
melakukan penyuluhan-penyuluhan.
Pusat kegiatannya hanya
dilakukan dikota-kota besar,
belum sampai dikabupaten/kota-
kota kecil seperti Kab. Klaten
64
OPPORTUNIT
Y
- Semakin tingginya tingginya
keingintahuan beberapa remaja yg
haus akan informasi tentang kesehatan
- Munculnya penyakit-penyakit akibat
terlalu sering mengkonsumsi miras
- Semakin tingginya
keingintahuan beberapa remaja
yg haus akan informasi tentang
kesehatan.
- Munculnya penyakit-penyakit
akibat terlalu sering
mengkonsumsi miras.
- Jumlah relawannya tiap tahun
semakin bertambah
THREAT - Para remaja belum terlalu mengenal
apa itu fungsi dinas kesehatan.
- Para remaja membutuhkan informasi
lebih sering daripada hanya sekedar
sekali
GeNAM seolah-olah mewakili
kelompok tertentu sehingga rawan
dijadikan kendaraan politik.
(Tabel.4 : Tabel Data SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat))
G. USP (Unique Selling Pre-position)
USP merupakan keunikan dari sebuah perusahaan atau lembaga yang tidak
dimiliki oleh lembaga lain yang bergerak di bidang yang sama dimana akan
membentuk sebuah karakteristik dari perusahaan atau lembaga tersebut. Adapun
keunikan dari kampanye hidup sehat tanpa minuman keras adalah sebagai berikut:
65
1. Bekerja sama dengan Dinas kesehatan, sehingga mempunyai wewenang
dan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat karena lembaga ini tidak
mengandung unsur kelompok tertentu.
2. Dengan tersedianya alokasi dana dari pemerintah, memungkinkan
kampanye ini dilakukan dengan berkesinambungan dan dibuat dengan
semaksimal mungkin untuk menarik minat masyarakat mengikuti
perilaku hidup sehat tanpa minuman keras.
3. Desain dari kampanye ini menggunakan ilustrasi gaya Modern Pop Art
dengan jenis layout typography yang dapat menarik perhatian kaum
muda Klaten, karena sesuai dengan desain yang sedang berkembang di
Klaten. Komposisi warna yang digunakan dapat menambah nilai jual dari
kampanye ini.
Parameter keberhasilan kampanye ini adalah jika animo kaum muda untuk
mengikuti gelaran kampanye yang dilaksanakan baik, yaitu dengan banyaknya
remaja yang berpartisipasi mendatangi stand-stand kesehatan ditiap-tiap
Puskesmas. Dengan hanya mendatangi gelaran kampanye yang diselenggarakan,
diharapkan para remaja yang datang dapat tahu apa itu miras dan apa saja
bahayanya. Agar para remaja sadar tentang pentingnya menjauhi minuman keras
serta siap menjadi generasi muda yang cerdas tanpa mengkonsumsi miras.
66
H. Positioning
Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu
produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang
dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.(Rheinald Kasali, 1995 : 157)
Positioning dalam kampanye ini adalah mengenalkan kepada para remaja
bahwa hidup sehat tanpa mengkonsumsi miras merupakan cara sehat yang cerdas.
Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan remaja adalah faktor perilaku dan
gaya hidup. Dengan gaya hidup yang sehat diharapkan akan menurunkan tingkat
kejahatan dan angka kematian akibat mengkonsumsi minuman keras.
Kampanye “Hidup Cerdas Tanpa Miras” dapat menjadi pelopor untuk
kampanye sejenis yang sudah melakukan action agar sosialisasi bahaya miras
dapat menyebar dengan cepat.