Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
1
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH KOTA BANDUNG
Sebelum mulai menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung 2013
– 2018, perlu terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang
terjadi di Kota Bandung yang dirumuskan menjadi isu strategis.
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk
dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima)
tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai
sumber, diantaranya adalah:
1. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005 - 2025.
2. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014 - 2018.
3. Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan
kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana
prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta
kemungkinan kondisinya di masa datang.
4. Isu strategis menurut aspirasi masyarakat melalui
kegiatan survei.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
2
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
5. Isu strategis menurut pendapat para pakar dan tokoh
masyarakat atas kondisi yang mereka rasakan saat ini
dan kemungkinannya di masa datang dengan interview.
6. Isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD yang
merupakan isu paling strategis untuk diangkat dalam
Renstra SKPD.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah
permasalahan aktual/krusial/penting yang dihadapi SKPD,
diidentifikasi menggunakan pendekatan ilmiah (teknokratik)
melalui analisis data dan informasi gambaran pelayanan SKPD
dalam upaya menciptakan pelayanan publik dan mencapai visi,
misi kepala daerah.
Perumusan isu strategis bertujuan mengungkapkan keadaan
lingkungan internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi
kinerja SKPD dalam pelayanan publik.
Isu-isu strategis dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi
isu-isu strategis yang terdapat dalam rancangan awal RPJMD yang
disesuaikan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam
memberikan pelayanan publik, telaahan terhadap rencana tata
ruang, KLHS, Renstra Kementerian/Lembaga/Renstra SKPD
provinsi
Isu-isu Strategis tersebut dapat dilihat atau diukur dari
dinamika perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh
terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Perubahan lingkungan
strategis baik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
akan berdampak pada pelaksanaan peran Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah 2013 - 2018.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
3
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kota Bandung, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 329 Tahun
2010 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan
Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bandung, merupakan SKPD yang bertanggungjawab untuk
mengelola keuangan dan aset Pemerintah Kota Bandung.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya antara lain :
1. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan, antara lain
struktur, tupoksi, indikator kinerja utama kelembagaan
dan prosedur kerja yang dapat mendukung peningkatan
kinerja lembaga Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah;
2. Masih terdapat hal-hal mengenai pengelolaan keuangan
dan aset daerah yang belum diatur dalam bentuk produk
hukum daerah;
3. Belum adanya prosedur operasi baku (standard
operating procedure);
4. Kompetensi dan kualitas SDM masih terbatas;
5. Manajemen SDM belum mengarah pada peningkatan
kinerja pegawai;
6. Prasarana gedung kantor yang kurang memadai;
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
4
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
7. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana kerja;
8. Penggunaan anggaran berbasis kinerja perlu lebih
ditingkatkan;
9. Belum tertibnya penyajian data dan informasi;
10. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi;
11. Belum tertibnya penataan arsip/dokumentasi.
12. Kebijakan yang tumpang tindih dan sering berubah
khusunya dari Pemerintah Pusat;
13. Perubahan lingkungan strategis;
14. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
birokrasi pemerintah;
15. Kurangnya komitmen pimpinan Satuan Kerja Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
terhadap kebijakan pengelolaan keuangan dan aset
daerah;
16. Kompetensi SDM pengelola keuangan dan aset pada
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung masih
terbatas.
3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH
DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Bandung tidak lepas dari aturan-aturan di
atasnya khususnya Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 –
2018 yang saat ini sedang dalam proses penyusunan, dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Bandung Tahun 2005 – 2025 yang diatur melalui Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
5
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 –
2025.
Dalam RPJPD Kota Bandung Tahun 2005 – 2025, visi
yang diemban adalah “KOTA BANDUNG BERMARTABAT”
(BANDUNG DIGNIFIED CITY).
Kata “Bermartabat” tersebut yang juga merupakan
bagian dari visi Kota Bandung terdahulu sesuai dengan Perda
No. 6 Tahun 2004 yaitu “Kota Jasa yang BERMARTABAT”,
masih relevan untuk dijadikan visi Kota Bandung Tahun
2005-2025 tetapi dengan pemaknaan yang lebih filosofis.
Bermartabat disini merupakan kata secara harfiah, yang
mempunyai arti harkat atau harga diri, yang menunjukkan
eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan
karena ketakwaanya, , kemakmuran, kebersihan, ketertiban,
ketaatan, keamanan, dan berkeadilan. Jadi, kota
bermartabat adalah kota yang memiliki harga diri,
kehormatan, keadilan dan harkat kemanusiaan.
Kondisi relatif pencapaian visi tersebut pada tahun 2025
selayaknya secara normatif dapat diukur dari berbagai
kriteria ‘bermartabat’ sebagai berikut:
Kota Bandung menjadi kota yang masyarakatnya
bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Kota Bandung menjadi kota yang termakmur di Indonesia
dengan masyarakatnya yang sejahtera secara ekonomi
maupun sosial (people prosperity);
Kota Bandung menjadi kota yang paling menonjol sisi
keadilan-nya bagi semua golongan masyarakat kota dalam
hal kesempatan pelaksanaan hak dan kewajibannya
berkehidupan dan berpenghidupan;
Kota Bandung menjadi kota terbersih di tingkat nasional;
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
6
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketertiban
semua aspek kehidupan perkotaan di Indonesia;
Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketaatan
pemerintahan kota, masyarakat, dan swasta pengusahanya
pada norma hukum, aturan, etika dan kepatutan budaya
dan adat-istiadat perkotaan yang berlaku;
Kota Bandung menjadi kota yang teraman bagi berbagai
masyarakat yang tinggal maupun pengunjung untuk
berbagai keperluannya.
Sesuai dengan Visi Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 –
2018 yaitu “Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul,
Nyaman dan Sejahtera”, yang diartikan sebagai kota yang
mempunyai jati diri, harga diri, dan kebanggaan bagi seluruh
warganya, memiliki pelayanan publik prima tanpa
membedakan status yang selaras pula dengan Visi Kota
Bandung dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Tahun 2005 – 2025 yaitu mewujudkan Kota Bandung sebagai
Kota yang Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat. Arah visi
tersebut adalah memerankan Kota Bandung sebagai Kota
Unggulan dan dapat dijadikan contoh untuk kota/kabupaten
lainnya. Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor
jasa yang memberikan manfaat bagi warga Bandung
khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya, yang
kemudian lebih lanjut telah dijabarkan melalui 4 (empat) misi
sebagai berikut :
1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan
tataruang, pembangunan infrastruktur serta
pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
7
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif,
bersih, dan melayani.
3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan
berdaya saing
4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan
berkeadilan.
Berdasarkan Misi Kota Bandung di atas, Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya melaksanakan Misi pertama yaitu
Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan
tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan, Misi kedua yaitu Menghadirkan tata kelola
pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani, dan Misi
yang Ke-Empat yaitu Membangun perekonomian yang kokoh,
maju, dan berkeadilan.
3.3 TELAAHAN RENSTRA
Kebijakan pengelolaan keuangan dan aset daerah di Kota
Bandung tidak dapat terlepas pula dengan kebijakan-
kebijakan serta aturan-aturan yang lebih atas, seperti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri dan lain-lain.
Namun yang menjadi telaahan dalam Rencana Strategis
DPKAD Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 yaitu Renstra
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu pada Biro
Keuangan dan Biro Pengelolaan Barang Daerah
Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat
Visi : Terwujudnya Good Governance dalam Pengelolaan
Keuangan Daearah yang Prima
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
8
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Misi :
1. Memberikan Kontribusi yang nyata terhadap Visi dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Memberikan pelayanan yang Prima dalam hal Administrasi dan
Informasi Keuangan secara Cepat, tepat dan akurat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Melaksanakan antisipasi terhadap setiap perubahan yang akan
mempengaruhi kebijakan keuangan Daerah melalui pengkajian
dan analisis sesuai tuntutan kebutuhan dan perkembangan
keadaan.
Tugas Pokok
Biro Keuangan mempunyai Tugas Pokok dalam
mengkoordinasikan Pengelolaan Keuangan Daerah yang meliputi
keseluruhan kegiatan dalam rangka proses Pelaksanaan
Administrasi APBD, yang terdiri dari :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Penatausahaan
d. Pertanggungjawaban
Fungsi
1. Mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan APBD.
2. Mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan APBD, meliputi
kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian
Administrasi pengelolaan Keuangan Daerah
3. Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan
pertangfgungjawaban Gubernur dan khususnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan
Daerah.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
9
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
4. Melaksanakan pengedalian/pengawasan preventif pelaksanaan
APBD.
5. Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan
Keuangan Daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan
Keuangan secara khusus.
Biro Pengelolaan Barang Daerah Setda Provinsi Jawa Barat
Dalam pengelolaan barang daerah, Biro Perlengkapan sebagai
pembantu Kuasa Barang bertanggung jawab mengkoordinir
penyelenggaraan pengelolaan barang daerah. Biro Perlengkapan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berupaya aktif
memberikan kontribusi terhadap tercapainya visi dan misi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pelayanan prima kepada unit kerja di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13
Tahun 2000 tentang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat,
Biro Perlengkapan membawahkan :
1. Bagian Analisa Kebutuhan, membawahi
1. Sub Bagian Penyusunan Rencana Kebutuhan
2. Sub Bagian Evaluasi
2. Bagian Pengadaan dan Distribusi, membawahi
1. Sub Bagian Pengadaan
2. Sub Bagian Distribusi
3. Bagian Pemeliharaan dan Perawatan, membawahi
1. Sub Bagian Pemeliharaan
2. Sub Bagian Perawatan
4. Bagian Inventarisasi dan Pendayagunaan
1. Sub Bagian Inventarisasi dan Penghapusan
2. Sub Bagian Pendayagunaan Aset Daerah
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
10
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Rencana Kerja
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan pengelola barang
2. Meningkatkan koordinasi dengan unit kerja,
Dinas/Badan/Lembaga dan Konsultasi dengan Pemerintah
Pusat
3. Meningkatkan percepatan pelayanan pemenuhan kebutuhan
barang
4. Mewujudkan sistem informasi manajemen perlengkapan
Visi Misi
Visi Biro Perlengkapan
Terciptanya tertib administrasi pengelolaan barang daerah untuk
menunjang penyelenggaraan Pemerintah dalam mencapai visi
Jawa Barat
Misi Biro Perlengkapan
1. Peningkatan kualitas dan profesionalitas aparatur dalam
pengelolaan barang daerah
2. Peningkatan sinergitas kerja yang berbasis silus logistik
untuk mendukung pelayanan prima
3. Peningkatan kinerja didukung sistem informasi manajemen
pengelolaan barang daerah , sebagai upaya mengoptimalkan
pengelolaan pemanfaatan sumber daya daerah.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
11
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Dengan menelaah visi, misi, dan Rencana Kerja Biro
Keuangan dan Biro Pengelolaan Barang Daerah Provinsi Jawa
Barat, diharapkan dapat dijadikan telaahan untuk
menentukan visi, misi dan kebijakan yang diambil oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung.
Sehingga seluruh kebijakan yang diambil 5 (lima) tahun ke
depan dapat selaras dengan visi, misi dan kebijakan
pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Kota Bandung mempunyai luas wilayah 16.729,65 Ha,
berdasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang
merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan
Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung.
Kota Bandung secara topografis terletak pada ketinggian
791 meter di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi berada
di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dpl, dan titik
terendah berada di sebelah Selatan dengan ketinggian 675
Meter dpl. Di wilayah Kota Bandung bagian Selatan
permukaantanahnyarelatif datar, sedangkan di wilayah kota
bagian Utara konturnya berbukit-bukit. Bandung dikelilingi
oleh pegunungan yang membentuk Bandung menjadi
semacam cekungan (Bandung Basin).
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
12
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
Kota Bandung terletak pada posisi 107º 36’ Bujur Timur
dan 6 º 55’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-rata ±791
m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan geologis di Kota
Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil
letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah
bagian Utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di
bagian Selatan serta Timur terdiri atas jenis aluvial kelabu
dengan bahan endapan liat. Di bagian Tengah dan Barat
tersebar jenis tanah andosol.
Kota Bandung dalam lingkup Bandung Raya adalah
salah satu pusat berbagai jenis aktivitas penting di Jawa
Barat maupun Indonesia dan sekitar 73,5% wilayah Kota
Bandung adalah kawasan terbangun. Berbagai aktivitas
tersebut pada akhirnya memberikan tekanan berat pada
kondisi fisik alam Kota Bandung. Berbagai masalah
lingkungan muncul diantaranya : penurunan air tanah,
penurunan kualitas air tanah, suhu udara yang semakin
meningkat, kualitas udara menurun, masalah sampah yang
belum dapat ditangani secara optimal, luas lahan terbuka
yang berfungsi lindung sangat sedikit dan terancam
keberadaannya, ketidakseimbangan kegiatan antarwilayah
dan lain sebagainya.
Pada situasi menghadapi berbagai masalah fisik alam
tersebut, tuntutan kebutuhan air bersih, kualitas udara yang
baik, kenyamanan, ruang terbuka hijau, ketuntasan
penanganan sampah, kebutuhan pemukiman, sarana dan
prasarana semakin meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk dan aktivitasnya.
Permasalahan lingkungan fisik alam tersebut pada
dasarnya bukan hanya tantangan Kota Bandung saja, namun
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
13
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
juga tantangan bagi Bandung Raya, yaitu meliputi wilayah
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota
Cimahi. Permasalahan di salah satu wilayah tersebut dapat
membawa dampak pada wilayah lainnya.Karena itu untuk
penanganan masalah dan pemenuhan kebutuhan di Kota
Bandung memerlukan sinergitas dengan Kabupaten-Kota di
Bandung Raya.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola
keuangan dan aset daerah milik Pemerintah Kota Bandung
harus peka terhadap kondisi lingkungan Kota Bandung
sehingga dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah juga
harus melihat kondisi tata ruang wilayah dan kondisi
lingkungan hidup yang berkembang agar pelayanan yang
diberikan dapat dirasakan oleh masyarakat sehingga
menunjang pembangunan Kota Bandung.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Berdasarkan gambaran tentang permasalahan, faktor-
faktor penghambat dan pendorong, juga kondisi tata ruang
wilayah dan lingkungan hidup yang diperkirakan akan
berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan dan aset daerah
kedepan, maka kami menentukan beberapa isu-isu strategis
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPKAD dalam
melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di
bidang pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan aset
daerah, sebagai berikut :
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
14
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
1. Penyusunan APBD yang belum tepat waktu sehingga
mengakibatkan terhambatnya awal kegiatan di Kota
Bandung;
2. Proses sertifikasi tanah milik Pemerintah Kota Bandung
yang masih terhambat sehingga proses pengamanan aset
tanah milik pemda belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan;
3. Penatausahaan keuangan dan aset daerah yang belum
sepenuhnya sesuai dengan Standar Operasional
Pelaksanaan Kegiatan;
4. Pembebasan Lahan untuk Ruang Terbuka Hijau sebagai
paru-paru kota;
5. Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah selama ini masih Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).
Sehubungan hal tersebut, maka perlu dikembangkan
upaya tindak lanjut sebagai berikut :
1. Pengkajian dan penyempurnaan produk hukum daerah
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan aset
daerah.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur
guna menunjang keberhasilan pelaksanaan keseluruhan
proses pengelolaan keuangan dan aset daerah baik di
DPKAD sendiri maupun seluruh pengelola keuangan dan
aset di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
3. Penataan kembali sistem aplikasi dan data base
pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dukungan
teknologi informasi semakin penting mencermati
kompleksitas penerapan sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan dan aset.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
15
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
III
4. Perbaikan sistem pengendalian internal di lingkungan
Pemerintah Daerah. Hal ini dimaksudkan untuk
menciptakan lingkungan pengendalian yang sehat,
terselenggaranya penilaian resiko, aktifitas pengendalian,
sistem informasi dan komunikasi serta kegiatan
pemantauan pengendalian.
5. Peningkatan intensitas koordinasi dan konsultasi baik
secara horizontal maupun vertikal. Hal ini bermanfaat
dalam memecahkan berbagai permasalahan dan
hambatan yang dihadapi.
6. Peningkatan fungsi-fungsi staf sebagai dukungan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi meliputi
pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, prasarana,
sarana dan pengelolaan aset Dinas.