54
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 134 BAB III KAJIAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PROYEK DI KOTA BANDAR LAMPUNG Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, dan kota terbesar di provinsi paling selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Gambar 3.1 PetaKota Bandar Lampung Sumber: http://bandarlampungkota.go.id/public /1970/01/peta-kota- bandar-lampung diakses pada 19 Mei 2015 pukul 13.25

BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 134

BAB III

KAJIAN LAPANGAN

A. TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PROYEK DI KOTA

BANDAR LAMPUNG

Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi

Lampung, dan kota terbesar di provinsi paling selatan Pulau Sumatera. Secara

geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya

kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam

jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju

Sumatera maupun sebaliknya.

Gambar 3.1 PetaKota Bandar Lampung

Sumber: http://bandarlampungkota.go.id/public /1970/01/peta-kota-

bandar-lampung diakses pada 19 Mei 2015 pukul 13.25

Page 2: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 135

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang

terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi

penduduk 1.446.160 jiwa (berdasarkan data tahun 2012), kepadatan

penduduk sekitar 8.546 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk

mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar Lampung

merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi Lampung.

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 50 20’ sampai

dengan 50 30’ Lintang Selatan dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’ Bujur

Timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau

Sumatera. Berdasarkan kondisi ini, Kota Bandar Lampung menjadi pintu

gerbang utama pulau Sumatera tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat

laut Jakarta dan memiliki peran sangat penting selain dalam kedudukannya

sebagai ibu kota Provinsi Lampung juga merupakan pusat pendidikan,

kebudayaan dan perekonomian bagi masyarakat. Secara administratif

batas daerah Kota Bandar Lampung adalah:

Kabupaten

Pesawaran

Page 3: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 136

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan.

Selain daripada itu, Kota Bandar Lampung memiliki andil yang sangat

vital dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik

dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya serta memiliki Pelabuhan

Panjang untuk kegiatan ekspor impor dan Pelabuhan Srengsem yang

melayani distribusi batubara dari Sumatera ke Jawa , sehingga secara

langsung Kota Bandar Lampung berkontribusi dalam mendukung

pergerakan ekonomi nasional. Kota Bandar Lampung memiliki luas

wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 13 Kecamatan dan 98

Kabupaten Lampung

Selatan

Kota Bandar

Lampung Kabupaten

Lampung Selatan

Kabupaten Lampung

Selatan dan Teluk

Lampung

Page 4: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 137

Kelurahan dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus

2010), kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km² dan diproyeksikan

pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa pada tahun 2030.

2. Asumsi Lokasi Proyek

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 tahun 2010

tanggal 27 Mei 2010, Kota Bandar Lampung termasuk daerah yang strategis

sebagai tempat pengembangan pariwisata. Selain sebagai pusat

pemerintahan provinsi, kota Bandar Lampung juga merupakan pusat

perdagangan dan jasa regional, pusat distribusi dan koleksi, pusat

pendukung jasa pariwisata, serta pusat pendidikan tinggi.

Page 5: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 138

Gambar 3.2 RTRW Provinsi Lampung

Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 tahun 2010 tanggal

27 Mei 2010

Menurut De Chiara (2001), penempatan lokasi museum dapat bervariasi,

mulai dari pusatkota sampai ke pinggiran kota. Pada umumnya sebuah

museum membutuhkan dua area parkir yang berbeda, yaitu area bagi

pengunjung dan area bagi karyawan. Area parkir dapat ditempatkan pada

lokasi yang sama dengan bangunan museum atau disekitar lokasi yang

berdekatan.Untuk area diluar bangunan dapat dirancang untuk bermacam

kegunaan dan aktivitas, seperti acara penggalangan sosial, even dan

perayaan, serta untuk pertunjukan dan pameran temporal.

Lokasi Museum Tapis Lampung ini direncanakan di kawasan kota Bandar

Lampung tepatnya di daerah Kedaton.

Page 6: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 139

Gambar 3.3 Asumsi lokasi proyek

Sumber: Google Map, diakses pada 27 Mei 2015 puku 08.13

Gambar 3.4 Tampak atas lokasi proyek dengan pencitraan nyata

Sumber: Google Earth, diakses pada 27 Mei 2015 puku 08.13

Sebelah utara lokasi ini adalah jalan raya utama provinsi Lampung dan

Masjid Islamic Centre Baitul Mukhlisin. Sebelah selatan berbatasan

dengan Yayasan Sekolah Al-Kautsar dan perkantoran. Sebelah timur

ASUMSI

LOKASI

Page 7: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 140

berbatasan dengan jalan kota dan Universitas Lampung. Sementara itu,

sebelah barat berbatasan dengan jalan kota.

Perencanaan Museum Tapis Lampung ini mempertimbangkan beberapa

hal, diantaranya kawasan ini dekat dengan beberapa tempat rekreasi.

Lokasi cukup strategis karena berada di pusat kota dan dekat dengan jalan

utama provinsi sehingga dapat menarik pengunjung dari luar kota. Selain

itu, lokasi juga berada di kawasan wisata yang dekat dengan pendidikan

sehingga Museum Tapis Lampung juga dapat dimanfaatkan oleh para

pelajar dan mahasiswa sebagai tempat menambah ilmu tentang pembuatan

tapis Lampung.

B. TINJAUAN KHUSUS

1. MUSEUM RADYA PUSTAKA SURAKARTA

Studi lapangan dilakukan di Museum Radya Pustaka yang berlokasi di

Jalan Slamet Riyadi No.275 Surakarta. Museum ini memiliki luas

bangunan 523,24 m2, yang terdiri dari ruang pamer tetap seluas 389,48

m2, ruang perpustakaan seluas 33,76 m2, dan kantor seluas 100 m2.

Survai dilakukan pada hari Rabu, 11 Maret 2015, pukul 10.00 WIB.

Berdasarkan hasil survai ditemukan permasalahan yang berkaitan

dengan terbatasnya penataan ruang dan display barang yang kurang

fleksibel sehingga tema pada museum ini tidak bisa diganti.

Page 8: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 141

Selain itu, suasana museum yang cenderung monoton dan suram

membuat masyarakat terutama remaja kurang tertarik untuk

berkunjung. Museum ini juga tidak memenuhi standar museum karena

hanya memiliki ruang pamer tetap, tidak memiliki ruang pamer

temporer. Ruang pamer tetap terdiri ruang Wayang, ruang Perunggu,

ruang Keramik, ruang Rajamala, ruang Perpustakaan, ruang Memorial,

ruang Etnografika, ruang Miniatur, Ruang Arca Barat, ruang Arca

Timur. Sedangkan ruangan pendukung terdiri dari ruang Jupel, kantor,

gudang, dan toilet. Ruang pendukung ini masih sangat minim.

SISTEM OPERASIONAL

Museum ini dibuka setiap hari dengan operasional waktu sebagai

berikut.

Selasa-Minggu : 08.30 WIB – 14.00 WIB. Jumat 08.30 WIB –

11.30 WIB.

PELAYANAN

Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Radya Pustaka, sistem

pelayanannya melalui guide yang akan menyampaikan informasi

terkait benda yang ada di museum.

AKTIVITAS

Page 9: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 142

a. Aktivitas pengelola

No User Waktu Aktivitas Ruang

1

Ketua

Komite

08.30

WIB

Tiba di museum

Ruang

Ketua

Komite

08.30-

14.00

WIB

Memantau

kegiatan

karyawan,

bekerja di

kantor

Ruang

Ketua

Komite

Pulang dari

museum

-

2

Wakil

Komite

08.30

WIB

Tiba di museum

Ruang

karyawan

08.30-

14.00

WIB

Bekerja di

kantor

Ruang

karyawan

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

Page 10: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 143

3. Sekretaris

08.30

WIB

Tiba di museum

Ruang

karyawan

08.30-

14.00

WIB

Bekerja,

mengurus arsip

Ruang

karyawan

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

4 Bendahara

08.30

WIB

Tiba di museum

Ruang

karyawan

08.30-

14.00

WIB

Bekerja,

menghitung

keuangan

Ruang

karyawan

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

5 Guide

08.30

WIB

Tiba di museum

Ruang

karyawan

Page 11: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 144

08.30-

14.00

WIB

Memandu

pengunjung

Ruang

pamer

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

6 Penjaga loket

08.30

WIB

Tiba di museum Loket

08.30-

14.00

WIB

Menjaga loket Loket

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

7

Petugas

kebersihan

08.30

WIB

Tiba di museum

Seluruh

ruang

museum

08.30-

13.30

WIB

Membersihkan

ruangan dan

koleksi

Ruang

preparasi,

storage,

Page 12: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 145

ruang

pamer

13.30-

14.00

WIB

Membersihkan

museum,

menutup

museum

Ruang

preparasi,

storage,

ruang

pamer

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

8

Petugas

keamanan

08.30

WIB

Tiba di museum

Parkiran

dan ruang

pamer

08.30-

14.00

WIB

Menjaga

museum

Parkiran

dan ruang

pamer

14.00

WIB

Pulang dari

museum

-

Tabel 3.1 Akivitas pengelola museum

Page 13: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 146

b. Aktivitas pengunjung

User Aktivitas Ruang

Pengunjung Datang ke museum -

Membeli tiket Loket

Melihat koleksi

museum

Ruang pamer

Mendengarkan

panduan guide

Ruang pamer

Membaca tentang

koleksi

Perpustakaan

Pulang dari museum -

Tabel 3.2 Tabel akivitas pengunjung museum

SPESIFIKASI PENGGUNA

Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:

Pengelola, yang terdiri dari Ketua Komite, Wakil Ketua Komite,

sekretaris, Bagian Keuangan, Staff. Karyawan terdiri dari guide,

penjaga loket, petugas kebersihan, petugas keamanan.

Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.

Segmen ekonomi : kalangan ekonomi menengah

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Page 14: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 147

Usia :semua umur.

KOLEKSI

Gambar 3.5 Ruang Pamer Museum Radya Pustaka

Sumber: Ferida, 2015

Gambar di aas adalah salah satu ruang pamer tetap di Museum

Radya Pustaka, yaitu ruang Wayang. Karena pengelompokkan

koleksi masih bersifat umum, maka segala hal yang berhubungan

dengan wayang dipajang di ruangan ini

Gambar 3.6 Ruang Etnografika

Sumber: Ferida, 2015

Ruangan ini adalah ruang Etnografika berisi seperangkat gamelan

di bagian tengah ruangan, berbatasan dengan ruang miniatur dan

Page 15: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 148

koridor. Ruangan ini memanfaatkan pencahayaan buatan dari lampu

gantung.

Gambar 3.7 Koleksi manekin dengan beskap Jawa

Sumber: Ferida, 2015

Gambar 3.8 Keterangan koleksi

Sumber: Ferida, 2015

Gambar 3.9 Beberapa koleksi batik yang dipajang bersusun, namun tidak

memiliki keterangan sehingga kurang informatif

Sumber: Ferida, 2015

Page 16: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 149

PROGRAM RUANG

Bagan 3. 1 Program ruang pada Museum Radya Pusaka

TERAS

MINIATUR

ARCA

BARAT ARCA ARCA

TIMUR

TOILET KANTOR T.TINGGA

L JUPEL

GUDANG

G

R. WAYANG

R. PERUNGGU

R. RAJAMALA

R. WAYANG

R. KERAMIK

PERPUSTAKAAN

MEMORIAL

Page 17: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 150

Bagan 3.2 Alur sirkuasi pada Museum Radya Pusaka

INTERIOR SYSTEM

Pencahayaan

Menggunakan lampu gantung sebagai pencahayaan umum dan

lampu spotlight untuk menyinari objek pamer.

Penghawaan

Menggunakan penghawaan buatan berupa AC dan fan. Walaupun

bangunan merupakan bangunan lama dengan banyak bukaan

ENTRANCE RUANG

INTRODUKSI

RUANG

RAJAMALA

RUANG

WAYANG

RUANG

KERAMIK RUANG

PERUNGGU

PERPUSTAKAAN RUANG

MEMORIAL

MINIATUR

RUANG ARCA RUANG ARCA

BARAT

RUANG ARCA

TIMUR

EXIT (SIDE

ENTRANCE)

Page 18: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 151

jendela yang besar, namun jendela-jendela tersebut ditutup untuk

mengurangi cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

Gambar 3.10 Pengahwaan berupa AC dan kipas angin

Sumber: Ferida, 2015

Keamanan

Terdapat fire extinguisher di setiap ruangan. Selain itu juga

terdapat CCTV untuk memantau setiap ruangan yang terhubung

dengan komputer di ruangan Ketua Komite.

Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap

sudu truangan

Sumber: Ferida, 2015

2. MUSEUM BATIK DANAR HADI

Page 19: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 152

SEJARAH

Museum Batik Danar Hadi adalah komplek wisata heritage terpadu

tentang batik yang terletak di Jalan Slamet Riyadi no. 216 Surakarta

(Ndalem Wuryaningratan). Museum Batik Danar Hadi terletak di

dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan cagar budaya,

bangunan utama di dalam Museum Batik Danar Hadi adalah Ndalem

Wuryaningratan.

Gambar 3.12 Museum Batik Danar Hadi

Sumber: http://yogyakarta.panduanwisata.id/hiburan/museum-

batik-danar-hadi-mengajak-anda-belajar-sambil-melihat-ribuan-

hasil-karya-batik-kuno-terbaik/diakses pada 18 Mei 2015 pukul

1:03

Bangunan ini dulunya adalah kediaman seorang pangeran, cucu dari

Raja Solo (Kasunanan Surakarta) Sri Susuhunan Pakubuwono

Page 20: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 153

IX dan menantu dari Sri Susuhunan Pakubuwono X yang bernama

KRMTA Wuryaningrat. Selain sebagai seorang bangsawan Raden

Wuryaningrat juga turut membantu perjuangan kemerdekaan

dengan bergabung dengan gerakan Boedi Oetomo, Raden

Wuryaningrat juga pernah menjabat sebagai ketua Parindra (Partai

Indonesia Raya) dan anggota BPUPKI dari Solo. Bangunan ini

dibangun pada akhir abad ke-19 dengan gaya arsitektur unik yang

merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman patih

ndalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta

dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya

waktu bangunan ini menjadi terbengkalai dan dipenuhi dengan

rumput ilalang, sampai akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun

1999 dan direnovasi. Sekarang bangunan ini diubah

menjadi multipurpose function hall.

Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah Museum

batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi.

Museum ini adalah obyek wisata utama di kompleks HDH dan telah

dibuka terlebih dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres Megawati

Soekarnoputri. Museum ini menyimpan koleksi kain batik yang

mencapai 10,000 helai dan diakui oleh MURI (Museum Rekor

Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain

batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh

kultur serta lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu koleksi

Page 21: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 154

terpenting di museum ini adalah koleksi batik Belanda, yaitu batik

yang dipengaruhi oleh budaya Eropa dan dibuat oleh orang-orang

Belanda yang menetap di Indonesia pada zaman kolonial. Koleksi

kain-kain ini adalah koleksi pribadi dari Santosa Doellah, pendiri

PT Batik Danar Hadi yang juga merupakan pencetus kompleks

HDH. Di belakang Museum terdapat kompleks pabrik batik tulis dan

cap yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Namun pada saa ini

kompek pabrik ersebu dipindah dikarenakan adanya arangan unuk

mendirikan pabrik di engah koa Surakara.

Pemilik Batik Danar Hadi adalah sepasang suami istri, Santoso

Doellah & Danarsih. Nama Danar Hadi diambil dari nama Ibu

Danarsih dan Hadi Prijono (mertua Santoso Doellah). Santoso

Doellah mengambil nama tersebut sebagai ungkapan rasa terima

kasih kepada mertuanya sebab beliaulah yang menyediakan kain-

kain katun sebagai modal usaha batik Danar Hadi yang dirintis oleh

Santoso Doellah.

SISTEM OPERASIONAL

Museum ini dibuka setiap hari pukul 09.00 WIB – 16.30 WIB,

kecuali tanggal 17 Agustus dan Hari Raya Islam.

PELAYANAN

Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Batik Danar Hadi

Page 22: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 155

Solo, sistem pelayanannya melalui free guide yang akan

menyampaikan informasi terkait benda yang ada di museum.

SPESIFIKASI PENGGUNA

Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:

Pengelola, yang terdiri dari Manager, Sekretaris, Keuangan.

Karyawan terdiri dari guide, penjaga loket, petugas

kebersihan, petugas keamanan.

Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.

Segmen ekonomi : kalangan ekonomi menengah ke atas

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Usia :semua umur.

KOLEKSI

Di dalam Museum Batik Danar Hadi terdapat lebih dari 10.000

potong batik yang berhasil dikumpulkan dalam kurun 30 tahun

lebih. Sekitar 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi

pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda. Tahun

pembuatan batik-batik kuno antik ini adalah antara 1840-1910.

Penataannya tertata rapi sesuai jenisnya pada ruang-ruang yang

berbeda. Ada Batik Belanda, Batik Cina, Batik Jawa, Hakokai,

Batik pengaruh India, Batik Keraton, Batik pengaruh Keraton,

Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Indonesia dan Batik Danar

Page 23: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 156

Hadi. Setiap tujuh sampai sembilan bulan sekali, koleksi-koleksi

pajangan ini diganti.

Beberapa koleksi batik di museum ini (terutama batik-batik tua)

dibuat oleh bangsawan. Batik dengan motif-motif khusus tersebut

dilarang dikenakan orang awam. Akibatnya, batik motif Parang

Barong, Udan Liris, Semen Ageng, Semen Gurda dianggap

sakral. Koleksi-koleksi batik yang ada di museum ini pun

sebagian diperoleh langsung dari empat istana di Solo dan

Yogyakarta yakni Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton

Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran serta Pura

Pakualaman. Berikut ini penjelasan tentang pembagian ruang

yang terdapat di museum Danar Hadi.

Koleksi diganti setiap tahun dengan koleksi yang disimpan di

rumah Santoso Doellah secara satu per satutiap ruang sehingga

tidak mengganggu aktivitas museum.

PROGRAM RUANG

Page 24: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 157

Gambar 3.13 Denah ruangan Museum Danar Hadi

Sumber: Dokumen Manajemen Museum Danar Hadi

RUANG

TAMU/LOBBY

RUANG BATIK

KERATON

RUANG

MEMORIBILIA

RUANG BATIK

DANAR HADI

RUANG BATIK

MINI PROSES

RUANG BATIK

BELANDA

RUANG BATIK

INDONESIA

RUANG BATIK

SOGAN GENES

RUANG BATIK

CINA

RUANG ADI

KARYA

RUANG BATIK

PENGARUH

KERATON

RUANG

SHOWROOM

Page 25: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 158

Bagan 3.3 Alur sirkulasi pada Museum Danar Hadi

Ruang pertama adalah ruang lobby yang terdapat di museum Danar

Hadi. Bentuk ruangan persegi dengan nuansa Jawa. Wangi bunga sedap

malam, kemangi, dan aroma melati menyelimuti museum. Penggunaan

bunga tersebut selain untuk pajangan ruangan juga untuk meningkatkan

kualitas koleksi batik agar awet. Selain itu terdapat lada putih di sudut

display yang juga dipergunakan untuk mengawetkan koleksi batik.

RUANG BATIK

PENGARUH

KERATON

RUANG ADI

KARYA

RUANG BATIK

CINA

RUANG BATIK

SOGAN GENES

RUANG BATIK

INDONESIA

RUANG

SOUVENIR II

Page 26: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 159

Gambar 3.14 . Lobby Museum Batik Danar Hadi

Sumber: http://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-

g297713-d2487428-Reviews-Museum_Batik_Danar_Hadi-

Solo_Central_Java_Java.html diakses pada18 Mei 2015 1:04

Ruang selanjutnya adalah ruang pamer yang menampilkan jenis-jenis

batik dengan pergantian koleksi yang diadakan tiap setahun sekali.

Koleksi tersebut antara lain:

1. Batik Keraton

Gambar 3.15. Display Batik Keraton

Sumber: http://lebahmadu-

honeybees.blogspot.com/2012/05/museum-batik-danar-hadi-

koleksi.htmldiakses pada18 Mei 2015 1:04

Page 28: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 161

4. Batik Cina

Gambar 3.18 Display Batik Cina

Sumber: http://lebahmadu-honeybees.blogspot.com

/2012/05/museum-batik-danar-hadi-koleksi.htmldiakses pada18

Mei 2015 1:04

5. Batik Indonesia

Gambar 3.19 Display Batik Indonesia

Sumber: http://lebahmadu-honeybees.blogspot.com

/2012/05/museum-batik-danar-hadi-koleksi.html diakses

pada18 Mei 2015 1:04

Page 29: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 162

Pada ruang lainnya terdapat ruang mini proses yang menampilkan batik

yang dibuat setengah jadi hingga jadi, sesuai dengan tahapan-

tahapannya. Ada pula pajangan alat-alat kimia bahan pembuatan batik

antara lain bahan pewarna, lilin dan alat-alat proses pembuatan batik

seperti canting, kain mori, serta alat cap batik. Perjalanan proses kain

mori putih asli mulai digambar sketsa sampai menjadi batik tulis. Pada

ruang showroom terdapat blok-blok tempat proses pembuatan batik.

Pertama adalah proses pembuatan motif pada kain mori. Pada proses ini

sketsa akan dituliskan atau dijiplak pada kain mori, dengan bantuan

meja kaca dan pensil untuk memudahkan proses ini.

Pada sisi ruang selanjutnya terdapat para ibu yang melakukan proses

dimana kain berpola yang telah dibuat ditutupi dengan malam (lilin).

Proses ini bertujuan agar motif yang ditutupi tidak berwarna saat

dicelup. Setelah dilorot, bagian yang ditutupi malam tersebut tidak

berwarna (putih). Namun, bila ingin pola tersebut berwarna berarti

proses pembatikan dengan malam harus diulang lagi pada bagian yang

telah berwarna. Proses ini akan memakan waktu semakin banyak

tergantung tingkat kerumitan pola dan jumlah warna yang dipilih.

Page 30: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 163

Gambar 3.20 Proses penutupan malam (lilin) pada pola

yang telah dibuat

Sumber:Ferida, 4 April 2015

Gambar 3.21 Proses pembuatan batik cap

Sumber: Ferida, 4 April 2015

Di ruang yang sama merupakan proses pembuatan batik cap.

Pengunjung bisa mendekati karyawan yang jumlahnya ratusan saat

tengah bekerja membatik tulis atau membatik cap untuk diajak

bercakap-cakap mengenai proses pembuatan batik.

Page 31: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 164

INTERIOR SYSTEM

Pencahayaan

Pencahayaan umum menggunakan lampu downlight yang selalu

menyala dari jam 8:00-17:00, sedangkan lampu kristal hanya

menyala ketika ada tamu.

Penghawaan

Ac menyala dari jam 8:00-17:00, kurang lebih 21° Celcius, jika

sore hari akan dimatikan semua. Terdapat humidity detection

untuk mengukur kelembaban pada tiap ruangan.

Keamanan

Terdapat fire extinguisher dan sprinkler. Selain itu untuk faktor

keamanan yang berkaitan dengan kain, pengunjung dilarang

keras memegang kain-kain yang dipamerkan karena tangan

manusia mengandung garam yang dapat merusak kain.

Akustik

Terdapat sound system dengan pusatnya di ruang kontrol di

meja staf. Ditiap ruangan terdapat speaker yang melantunkan

lagu-lagu Jawa.

3. MUSEUM MANUSIA PURBAKALA SANGIRAN, SRAGEN

SEJARAH

Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran.

Kubah tersebut terletak di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km

dari Kota Solo) tepatnya di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe

Page 32: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 165

Kabupaten Sragen.Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai Warisan

Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan

ke-20 tahun di Merida, Meksiko.

Gambar 3.22 : Teras dan main entrance pada Museum Purbakala

Sangiran

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.23: Halaman depan Museum Purbakala Sangiran

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh

G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman

Page 33: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 166

yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-

an. Beliau adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat

Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk

memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian

dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono,

sampai tahun 1975.

Pada waktu itu banyak wisatawan yang datang berkunjung ke tempat

tersebut, maka muncullah ide untuk membangun sebuah museum.

Pada awalnya Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.000

m2 yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah museum

yang representatif baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat

semakin banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk

melayani kebutuhan para wisatawan akan tempat wisata yang

nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675 m2 dengan ruangan

museum seluas 750 m2.

Bangunan tersebut bergaya joglo dan terdiri dari ruang pameran,

aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat

pemutaran film tentang kehidupan manusia prasejarah), gudang

penyimpanan, mushola, toilet, area parkir, dan kios souvenir

(khususnya menjual handicraft ‘batu indah bertuah’ yang bahan

bakunya didapat dari Kali Cemoro).

Page 34: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 167

Museum ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya :ruang pameran

(fosil manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang

slide dan kios-kios souvenir khas Sangiran.

SISTEM OPERASIONAL

Museum ini dibuka tiap Selasa-Minggu 09.00-16.30, tutup pada hari

Senin.

PELAYANAN

Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Sangiran, sistem

pelayanannya melalui free guide yang akan menyampaikan

informasi terkait benda yang ada di museum.

SPESIFIKASI PENGGUNA

Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:

Pengelola

Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.

Segmen ekonomi : semua kalangan ekonomi

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Usia :semua umur, anak-anak sampai dewasa.

KOLEKSI

Page 35: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 168

Berikut ini adalah beberapa koleksi yang tersimpan di Museum

Sangiran:

1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika),

Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus)

(replika), Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa

(replika), Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.

2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus

(gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah),

Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau),

Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi,

banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya),

ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil),

Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-

kura), dan foraminifera.

4. Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.

5. Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak

persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.(Sumber:

http://www.museumindonesia.com/museum/19/1/MuseumPurba

kala_ Sangiran_Sragen diakses pada 25 Mei 2015 pukul 15.00)

Page 36: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 169

Gambar 3.24 : Display pada Ruang Pamer I

Sumber gambar: Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.25 : Display informasi pada ruang pamer

Sumber: Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.26: salah satu vitrin untuk memajang objek pamer

Sumber: Ferida, 22 Mei 2015

Page 37: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 170

Penyajian sistem display objek pamer yang terdapat di Museum

Purbakala Sangiran menggunakan beberapa jenis vitrin. Vitrin

tersebut didominasi vitrin dinding dengan model tertutup kaca

sehingga tetap aman dari pengunjung yang ingin menyentuh objek

pamer. Terdapat juga penyajian objek pamer dengan elevasi lebih

tinggi seolah membentuk stage tanpa ditutupi kaca, dengan diberi

papan peringatan karena pengunjung tidak diperkenankan naik ke

stage tersebut.

Gambar 3.27 : Dua orang pengunjung sedang mengamati objek

pamer

Sumber: Ferida, 22 Mei 2015

Page 38: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 171

Gambar 3.28 : Panel digital dengan teknologi touch screen.

Sumber: Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.29 : Ruang pamer II

Sumber: Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.30: Objek pamer atraktif

(Sumber : Ferida, 22 Mei 2015)

Page 39: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 172

PROGRAM RUANG

Bagan 3.4: Program ruang pada Museum Purbakala Sangiran

INTERIOR SYSTEM

Pencahayaan

Pencahayaan umum menggunakan lampu TL. Sedangkan

pencahayaan khusus terpasang langsung pada vitrin. Pada

beberapa ruangan juga terdapat lampu gantung dan wall lamp.

Pencahayaan khusus tersebut menggunakan lampu spotlight,

LED, dowlight dan uplight.

MAIN ENTRANCE SELASAR

/KORIDOR

RUANG PAMER 1

SELASAR/KORIDOR RUANG PAMER II SELASAR/KORIDOR

RUANG PAMER III EXIT PUSAT SOUVENIR

Page 40: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 173

Gambar 3.31: Lampu gantung dan AC yang terpasang di ceiling

teras ruang pamer I, lampu pada selasar museum.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.32: Lampu TL sebagai sumber pencahayaan umum dan

lampu dinding sebagai sumber pencahayaan khusus.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Page 41: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 174

Gambar 3.33: Spotlight yang digunakan untuk memberi

pencahayaan khusus pada vitrin dan objek pamer.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.34: Lampu LED pada vitrin untuk memberi pencahayaan

pada objek pamer dan lampu downlight pada vitrin untuk memberi

pencahayaan pada informasi.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Page 42: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 175

Penghawaan

Tidak terdapat jendela pada museum sehingga harus

menggunakan penghawaan buatan dengan fan, air cooler, dan AC

yang terpasang pada tiap ruangan.

Gambar 3.35 : Fan yang dipasang pada ceiling dan Air cooler

diletakkan di beberapa sudut ruangan.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Gambar3.36: AC split dipasang pada dinding dekat ceiling

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Page 43: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 176

Keamanan

Sebagai pengamanan dari bahaya kebakaran pada beberapa

sudut ruangan terdapat fire extinguisher. Hanya pada ruang

pamer 3 yang dilengkapi dengan sprinkler. Pengamanan dari

pengunjung berupa railing dan pembatas, serta vitrin yang

tertutup kaca itu sendiri. Selain itu terdapat CCTV yang

dipasang pada ceiling untuk memantau ruang pamer.

Gambar 3. 37: Fire extinguisher dipasang di beberapa sudut

ruangan.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Gambar 3.38 : Railing sebagai pengamanan dari pengunjung dan

papan peringatan sebagai pengamanan dari pengunjung

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Page 44: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 177

Gambar 3.39: CCTV untuk memantau kegiatan yang

berlangsung di museum.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Akustik

Pada ruangan yang menyediakan sistem audio visual terdapat

speaker yang terpasang di dinding.

Gambar 3. 40: Speaker yang dipasang di dinding

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

MEE

Sistem elektrikal biasanya terpasang di dekat vitrin untuk

memudahkan penyaluran listrik pada lampu vitrin.

Page 45: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 178

Gambar 3. 41: Stop kontak menyalurkan listrik pada lampu vitrin

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Sistem Sirkulasi

Ruang pamer Museum Purbakala Sangiran terbagi menjadi 3

ruang yang dihubungkan melalui selasar/koridor yang terbuka.

Setelah memasuki satu ruang pamer pengunjung akan

menelusuri selasar untuk dapat memasuki ruang pamer

selanjutnya yang berada di lantai 2. Pengunjung juga akan

menaiki beberapa anak tangga pada selasar tersebut.

Gambar 3.42: Selasar pada Museum Purbakala Sangiran dan

tangga pada selasar.

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

Page 46: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 179

Gambar 3.43: Kursi yang diletakkan di depan ruang pamer sebagai

tempat beristirahat dan papan penunjuk arah ruang pamer

Sumber : Ferida, 22 Mei 2015

4. MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG

Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" beralamat di Jalan ZA

Pagar Alam No.64 Bandar Lampung, mulai dirintis pada tahun

1975/1976, dan sejak saat itu pembangunan fisik pun terus

dilaksanakan di areal tanah seluas 17 .010 m2 ini. Museum Negeri

Provinsi Lampung diresmikan pada tanggal 24 September 1988 oleh

Prof. Dr. Fuad Hasan. Peresmian tersebut bertepatan dengan peringatan

Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.

Page 47: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 180

Gambar 3.44: Tampak fasad Museum Negeri Provinsi Lampung

Sumber: Ferida, 2016

Museum ini memiliki beberapa program diantaranya Pameran Khusus,

Pameran Keliling, Museum Keliling, Seminar dan Penelitian,

Bimbingan Keliling, dan Penerbitan. (Dikutip dari http://asosiasi

museumindonesia.org/anggota/59-museum-negeri-provinsi-lampung-

ruwa-jurai.html diakses pada 15 Juli 2016 pukul 16.02 WIB)

SISTEM OPERASIONAL

Museum Negeri Provinsi Lampung dibuka untuk umum setiap hari

kecuali pada hari libur nasional, dengan rincian sebagai berikut:

Senin-Kamis : 08.00 s.d. 14.00 WIB

Jumat : 08.00 s.d. 10.30 WIB

Sabtu-Minggu: 08.00 s.d. 14.00 WIB

Page 48: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 181

SPESIFIKASI PENGGUNA

Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:

Pengelola

Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.

Segmen ekonomi : semua kalangan ekonomi

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Usia :semua umur, anak-anak sampai dewasa.

KOLEKSI MUSEUM

Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata

sejarah sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Di

halaman museum, bahkan beberapa koleksi unik museum ini akan

sudah menyambut setiap pengunjung. Sementara di dalam

museum, koleksi yang ditampilkan, antara lain koleksi benda

budaya yang mewakili dua kelompok adat yang dominan di

Lampung, yakni Saibatin (Peminggir) dan Pepadun. Kedua

kelompok adat ini masing-masing memiliki kekhasan dalam hal

ritual adat dan perangkat atau aksesori adat, seperti kain tradisional

khas Lampung, kain tapis. (Dikutip dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Lampung diakses pada 15

Juli 2016 16.02 WIB)

Page 49: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 182

Sampai saat ini, Museum Lampung memiliki sekitar 5000 buah

koleksi benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut di bagi

menjadi 10 jenis, yaitu:

1. Geologika

Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam

dan lingkungan serta berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.

2. Biologika.

Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta

berkaitan dengan disiplin ilmu biologi.

3. Etnografika.

Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya

dan pemakaiannya merupakan identitas.

4. Arkeologika

Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya

hindu budha dan masuknya islam.

5. Historika

Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah

digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan perlawanan

kepada penjajah.

6. Numismatika dan Heraldika.

Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat

tukar lainnya. Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa

dan peralatan pemerintah.

Page 50: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 183

7. Fisiologika

Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit

kayu, bambu,dan sebagainya.

8. Keramologi

Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau

perselin yang dibakar dengan suhu tertentu.

9. Seni rupa

Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang

diungkapkan secara konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi

yang memiliki keragaman dalam tema ide konsektual dan media

teknik.

10. Teknologika

Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional,

umumnya berupa peralatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Koleksi-koleksi tersebut antara lain:

Di bagian luar Museum terdapat beberapa benda bersejarah yaitu:

1. Bom dinamit yang berbentuk bola besi besar yang dulunya

digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Raman

Utara.

2. Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah

terlempar ke Tanjung Karang saat terjadi letusan gunung Krakatau

pada tahun 1883.

Page 51: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 184

3. Meriam kuno yang merupakan peninggalan masa penjajahan

menjadi salah satu ikon dari Museum Lampung.

4. Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi.Adalah salah satu

rumah adat Lampung yang berusia sekitar 300 tahun.

Di dalam museum terdapat dua lantai antara lain lantai bawah,yang

berisi tentang sejarah,dan latai atas berisi tentang kebudayaan

Lampung.

Untuk menjaga seluruh koleksi museum agar tidak hilang atau rusak

dan merawat bangunan seluas 4.713 m2 yang terdiri dari ruang

pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang perpustakaan, ruang

penyimpanan koleksi, ruang administrasi, auditorium, ruang audio

visual, ruang bengkel preparasi, laboratorium, mushola dan toilet,

maka pihak museum mempekerjakan 50 orang pegawai, yang terdiri

atas: 16 orang tenaga fungsional, 33 orang bagian administrasi, dan

satu orang bagian keamanan.

INTERIOR SYSTEM

Pencahayaan

Pencahayaan umum ruang pamer menggunakan lampu TL.

Sedangkan pencahayaan khusus pada vitrin juga menggunakan

lampu TL yang dipasang pada langit-langit vitrin.

Page 52: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 185

Gambar 3.45: Pencahayaan pada ruang pamer menggunakan

lampu TL pada plafond.

Sumber: Ferida, 2016

Gambar3.46 : Pencahayaan pada vitrin menggunakan lampu TL dan

lampu spotlight.

Sumber: Ferida, 2016

Penghawaan

Penghawaan buatan berasal dari AC split yang dipasang pada

dinding ruang pamer dan beberapa air cooler.

Page 53: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 186

Gambar 3.47: AC split dan air cooler

Sumber: Ferida, 2016

Keamanan

Pengamanan dari pengunjung berupa railing, vitrin yang

tertutup kaca, dan warning panel. Selain itu terdapat CCTV

yang dipasang pada ceiling untuk memantau kegiatan

pengunjung.

Gambar 3.48: CCTV yang dipasang pada ceiling

Sumber: Ferida, 2016

Page 54: BAB III KAJIAN LAPANGAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab3.pdf · Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap sudu truangan Sumber: Ferida,

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 187

Gambar 3.49: Warning panel sebagai peringatan agar pengunjung

tidak menyentuh koleksi.

Sumber: Ferida, 2016

Gambar 3.50: vitrin kaca untuk melindungi benda koleksi

Sumber: Ferida, 2016

Akustik

Pada ruang pamer terdapat speaker yang terpasang di dinding.

Gambar 3.51: Speaker yang dipasang di sudut atas dinding ruang

pamer.

Sumber: Ferida, 2016