Upload
jecky-mitra-saini
View
230
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
1/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 51
BAB III
PENGUKURAN ULIR DAN SUDUT
3.1 Tujuan Praktikum
1.
Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran sudut.
2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisis geometri sudut dari benda ukur.
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Pengukuran Sudut Langsung
Pengukuran sudut menggunakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya
dapat langsung dibaca pada skala ukurnya. Beberapa alat ukur yang bisa digunakanuntuk mengukur sudut secara langsung yaitu profile projector dan bevel protector
(busur bilah).
3.2.1.1 Profi le Projector
a.
Profile Projector
Profile Projector merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan
sistem optis dan mekanis. Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan dari
benda ukur. Sedang sistem mekanis digunakan pada sistem pengubah mikrometernya.
Bayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran (besarnya dimensi
benda ukur) bisa dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut.
Gambar 3.1 Profile Projector
Sumber : Anonymous 23 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
2/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 52
1.
Fungsi profile projector
Fungsi proyektor bisa digunakan untuk mengukur bentuk, mengukur
panjang dan mengukur sudut. Karena komponen-komponen utamanya banyak
menggunakan lensa maka benda-benda yang diukur dengan proyektor bentuk harus
mempunyai dimensi ukuran yang relatif kecil. Hal ini untuk menghindari rusaknya
permukaan lensa tempat meletakkan benda ukur.
2.
Bagian-bagian profile projector
a. Lampu ( lamp )
Lampu diposisikan di bagian depan profil proyektor yang mengarah ke
proyektor. Dan terdapat kondensor agar cahaya dapat diarahkan ke proyektor.
Lampu digunakan sebagai sumber cahaya pada sistem optiknya.
Gambar 3.2 LampuSumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
b. Proyektor ( projector )
Proyektor digunakan untuk memproyeksikan cahaya ke cermin lalu
diteruskan ke layar. Proyektor memiliki pembesaran yang beragam, yaitu 10x,
25x, 50x, dan 100x.
Gambar 3.3 Proyektor
Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
3/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 53
c.
Layar ( screen )
Layar adalah penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh proyektor.
Pada layar terdapat garis silang untuk memposisikan bayangan benda ukur.
Piringan layar dapat diputar 360o untuk dapat membaca sudut bayangan.
Gambar 3.4 Layar
Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
d. Eretan dan Meja
Eretan ini terdapat pada meja, digunakan untuk menggerakkan meja
searah vertikal untuk eretan X, dan searah horisontal untuk eretan Y. Meja
digunakan sebagai dudukan benda ukur. Meja diposisikan di antara kondensor
dengan proyektor.
(A) (B)
Gambar 3.5 (A) Eretan , (B) Meja
Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
e.
Alat ukurPada profil proyektor digunakan tiga alat ukur yang berjenis vernier
digital untuk membaca panjang, lebar, dan sudut.
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
4/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 54
Gambar 3.6 Alat ukur (A) Sudut, (B) Jarak
Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
f. Switch
Terdapat tiga switch pada profil proyektor, yaitu : switch lampu utama,
switch angle vernier , dan switch lampu sorot fleksibel. Yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini
Gambar 3.7 Switch (A) angle vernier , (B) lampu utama, (C) lampu sorot
Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
3. Cara penggunaan profile projector
a. Benda ukur diletakkan di atas kaca alat, bila perlu digunakan penjepit
benda ukur.
b.
Lampu dinyalakan yang sinarnya diarahkan ke benda ukur.
c.
Lensa proyeksi dan kaca/cermin datar digunakan untuk membiaskan sinar
menuju layar sehingga bayangan dari benda ukur akan dapat dilihat pada layar.
Bayangan memiliki dimensi ukuran yang lebih besar dari pada dimensi
sesungguhnya. Hal ini terjadi karena proyektor bentuk ini dilengkapi dengan
lensa pembesar.
d.
Hasil pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer ataupun skala sudut.
Sistem skala sudutnya sama dengan sistem skala sudut dari busur yang
mempunyai skala utama dan skala nonius.
A B
CBA
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
5/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 55
e.
Pengukuran benda ukur yang bersudut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Menggunakan layar yang berskala
Hasil pengukuran yang dibaca adalah skala yang ada pada layar.
2.
Memutar meja di mana skala sudut berada.
Hasil pengukurannya yang dibaca adalah pada skala sudut yang diletakkan
di atas meja putar tersebut. Untuk pengukuran sudut, tingkat kecermatan
yang bisa diperoleh dengan menggunakan profile projector adalah 6 menit
(6’).
4.
Kalibrasi
- Kalibrasi profile projector untuk pengukuran sudut benda ukur yaitu dengan
langkah :
a.
Meletakkan benda kerja diatas meja ukur
b. Menentukan titik referensi benda kerja sebagai acuan
c. Memutar skala piringan sehingga skala utama dan skala nonius segaris pada
angka nol masing-masing skala tersebut
- Untuk pengukuran linier kalibrasinya dengan langkah sebagai berikut :
a. Meletakkan benda kerja diatas meja ukur.
b.
Menentukan titik referensi benda kerja sebagai acuan
c.
Memutar skala piringan sehingga skala utama dan skala nonius segaris pada
angka nol masing-masing skala tersebut.
3.2.2 Pengukuran Linear Tidak Langsung
Dalam pengukuran sudut sering kita tidak bisa membaca langsung hasil dari
pengukuran tersebut karena pengukuran yang memerlukan kecermatan yang tinggi
ataupun karena benda ukur yang tidak memungkinkan diukur dengan alat ukur sudut
langsung. Maka diperlukan alat ukur sudut tidak langsung. Beberapa alat ukur tidak
langsung yaitu blok sudut dan batang sinus.
3.2.3 Metrologi Ulir
Pengukuran geometris bagi ulir dimaksudkan untuk memastikan kekuatan atau
daya tahan kelelahan dari ulir atau untuk menjamin ketelitian pengubahan gerakan (rotasi
menjadi gerakan translasi) dari sistem pengubahan gerakan yang memakai ulir.
Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut :
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
6/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 56
-
Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu unit
barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulir ‑ulir segi tiga baik ulir yang
menggunakan standar ISO, British Standard maupun American Standard.
-
Sebagai penerus daya, artinya sistern ulir digunakan untuk memindahkan suatu dayamenjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir
(transportir) pada mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir
ini maka beban yang relatif berat dapat ditahan/diangkat dengan daya yang relatif
ringan. Ulir segi empat banyak digunakan di sini.
-
Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada sistem
ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk penyambungan pipa.
3.2.3.1 Karakteristik Ulir
1. Definisi Ulir
Ulir adalah garis atau profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai
sudut kisar atau uliran tetap) yang bertujuan untuk memudahkan dalam
menggabungkan atau menyambung dua buah komponen sehingga gabungan ini
menjadi satu kesatuan unit yang bermanfaat sesuai fungsinya.
2.
Jenis Ulir
a.
Jenis ulir menurut arah gerakan jalur ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri
dan ulir kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir
kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar
pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur dan baut.
(a) (b)
Gambar 3.8 Ulir (a) Kanan (b) Kiri
Sumber: Anonymous 24 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
7/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 57
b.
Jenis ulir menurut jumlah ulir tiap gang ( Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang ( pitch) maka ulir dapat dibedakan
menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran
(dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir,
misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya
disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan
ganda empat.
(a)
(b)
Gambar 3.9 (a) ulir tunggal (b) ulir ganda
Sumber: Anonymous 25 (2015)
c. Jenis ulir menurut bentuk sisi ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabola (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada
kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa contoh dari bentuk
ulir.
Gambar 3.10 ulir segitiga
Sumber: Anonymous 26 (2015)
Gambar 3.11 Ulir segi empat
Sumber: Anonymous 27 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
8/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 58
Gambar 3.12 Ulir trapesium
Sumber: Anonymous 28 (2015)
Gambar 3.13 Ulir parabola
Sumber: Anonymous 29 (2015)
3. Dimensi-dimensi pada ulir
Gambar 3.14 Dimensi ulir
Sumber: R.S. Khurmi (2005: 378)
Major diameter : diameter terbesar dari ulir
Minor diameter : diameter terkecil dari ulir
Pitch diameter : diameter silinder imajiner, pada ulir sekrup silinder, permukaan
yang akan melewati ulir pada titik-titik seperti membuat sama lebar benang dan
lebar ruang antara ulir.
Pitch : jarak antara ulir terhadap ulir berikutnya
Lead : jarak antara dua titik yang sesuai pada helix yang sama
Crest : permukaan atas ulir
Root : permukaan bawah ulir
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
9/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 59
Depth of thread : jarak tegak lurus antara puncak dan dasar ulir
Flank : permukaan diantara puncak ulir dan dasar ulir
Angle of thread : sudut yang tercakup oleh sisi-sisi ulir
Slope : setengah pitch dari ulir.
4.
Perbedaan ulir ISO dan Ulir Unified.
Standar umum untuk ulir
Standar umum ulir ada dua yaitu ulir menurut ISO Metrik dan ulir Unified .
1) Ulir ISO Metrik
Ulir ISO metrik satuannya dalam milimeter
Gambar 3.15 Bentuk ulir ISO metrik
Sumber : Anonymous 30 (2015)
Keterangan : p = jarak puncak ulir (mm)
H = kedalaman ulir (0,86603p)
2) Ulir Unified
Ulir unified adalah salah satu jenis ulir yang satuannya dalam inchi.
Untuk diameter efektifnya maka perhitungan toleransi berkaitan erat dengan
diameter mayor, panjangnya pasangan mur dan baut, dan jarak puncak ulir.
Gambar 3.16 Bentuk ulir unified
Sumber : Anonymous 31 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
10/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 60
Keterangan: n = jumlah gang per inchi
p = jarak puncak ulir (inchi) =1
H = kedalaman ulir (0,86603p)
3.2.3.2 Pengukuran Ulir
1. Pengukuran Diameter Mayor
a.
Pengukuran diameter mayor ulir
Untuk pengukuran secara kasar dapat dilakukan dengan menggunakan
mistar ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti dengan
menggunakan alat yang disebut Floating Carriage ( Bench) Micrometer . Untuk
melakukan pengukuran diameter mayor ulir dengan menggunakan Bench Micrometer diperlukan poros atau silinder yang presisi sebagai silinder standar.
Misalnya diameter silinder standar adalah Ds. Silinder standar diukur diameternya
dengan Bench Micrometer di mana jarum penunjuk harus menunjukkan posisi nol.
Dari mikrometernya dapat dibaca besarnya diameter silinder, misalnya R 1.
Kemudian silinder standar dilepas dan diganti dengan ulir yang hendak diukur
diameter mayornya. Kemudian dicatat harga pengukuran yang ditunjukkan oleh
skala mikrometer, misalnya R 2. Dengan demikian dapat diperoleh besarnya
diameter mayor ulir yang besarnya adalah sebagai:
d = Dc + (Rt – Rc)
Dimana, D = diameter mayor ulir
Dc = diameter silinder standar.
Rt = pembacaan mikrometer untuk pengukuran silinder standar.
Rc = pembacaan mikrometer untuk pengukruan diameter mayor ulir.
Gambar 3.17 Bench micrometer
Sumber: Anonymous 32 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
11/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 61
2.
Pengukuran Diameter Minor
a. Pengukuran diameter minor ulir
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor ulir adalah
micrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing dan bench micrometer .
Gambar 3.18 Floating carriage
Sumber: Anonymous 33 (2015)
Gambar 3.19 Skema ulir
Sumber: Taufik Rochim ( 2006: 382)
3. Pengukuran Diameter Pitch
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan
menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat.
Pengukuran diameter efektif dengan mikrometer ulir
Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung dari sensornya
mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat menyentuh muka ukur dengan
posisi yang pas. Dengan adanya ujung kontak (sensor) yang khusus ini maka hasil
pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur mikrometer yang digunakan.
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
12/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 62
Gambar 3.20 Bentuk ujung sensor mikrometer
Sumber : Anonymous 34 (2015)
Metode pengukuran dengan dua kawat
Cara pengukuran ini adalah dengan jalan meletakkan kawat dengan
diameter tertentu masing-masing pada tempat yang berlawanan. Dengan
menggunakan perhitungan dari beberapa persamaan maka dapat dicari hubungan
antara diameter kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif.
Gambar 3.21 Pengukuran dengan metode dua kawat
Sumber : Anonymous 35 (2015)
Keterangan : De = H + 2FG
De = diameter efektif
H = X – 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X – 2d + 2 FG
Metode pengukuran tiga kawat
Untuk pengukuran diameter efektif dengan metode tiga kawat juga
dilakukan dengan perhitungan-perhitungan sehingga diperoleh persamaan-
persamaan tertentu. Dengan adanya persamaan-persamaan itu maka dapat dihitung
hubungan antara diameter kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif.
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
13/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 63
Gambar 3.22 Pengukuran dengan metode tiga kawat
Sumber : Anonymous 36 (2015)
Dari gambar :
M = jarak luar kawat
Ed = diameter efektif ulir
d = diameter kawat, r jari-jari kawat = 1/2 d
α = sudut ulir
AD = AB cosec α/2 = r cosec α/2
H = DE cot α/2 = p/2 cot α/2
CD = ½ H = p/4 cot α/2
X = AD – CD
4.
Pengukuran Pitch dan Sudut Pitch
Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan alat ukur
pembanding misalnya mal ulir, juga bisa digunakan profile projector . Dengan
menggunakan mal ulir kita dapat mengecek langsung besarnya sudut dan juga
besarnya jarak puncak ulir, terutama untuk ulir-ulir dalam ukuran kecil yang jarak
puncak ulirnya berkisar antara 0.25 – 6.00 mm untuk ulir metrik, dan antara 2½ - 28
gang per inchi untuk ulir inchi.
Gambar 3.23 Mal Ulir ISO Metrik
Sumber : Anonymous 37 (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
14/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 64
Gambar 3.24 Mal Ulir US Standar
Sumber : Anonymous 38 (2015)
Apabila bentuk ulirnya dalam ukuran yang besar tidak memungkinkan diukur
dengan mal ulir maka lebih baik digunakan dua buah rol baja untuk mencari sudut ulir.
Kedua rol baja diameternya harus berbeda.
Gambar 3.25 Mengukur sudut ulir dengan 2 rol baja
Sumber : Anonymous 39 (2015)
Dari gambar di atas dihasilkan rumus sebagai berikut:
5. Pengukuran kedalaman ulir
Untuk memeriksa besar dan diameter inti biasanya digunakan alat ukur kaliber
batas poros pengukur ulir (thread plug gauge) yang diberi batasan GO dan NOT GO.Kaliber poros pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak kurus dengan sudut
ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter intinya.Untuk memeriksa diameter
efektif ulir dalam dapat digunakan kaliber poros pemeriksa ulir GO dan NOT GO. Pada
bagian diameter puncak dan diameter pembuatannya dilonggarkan, namun masih tetap
mempunyai sudut dan jarak kisar yang tepat. Sedangkan untuk memeriksa diameter
kecilnya bisa digunakan kaliber poros yang lurus yang permukaannya rata dan halus,
disebut juga kaliber poros lurus GO dan NOT GO ( plug plain gauge).
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
15/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 65
Gambar 3.26 Membuat cetakan untuk pengukuran ulir dalam
Sumber : Anonymous 40 (2015)
3.3 Metode Praktikum
3.3.1 Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Hand Gloves
Gambar 3.27 Hand Gloves
Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
16/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 66
b. Profile projector
Gambar 3.28 Profile Projector
Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Universitas Brawijaya (2015)
Spesifikasi : Merk : Mitutoyo
Tipe : PJ 311
Tahun : 1986
Ketelitian : 1µm (linier) dan 1 min (sudut)
3.3.2 Prosedur Pengujian
1. Profile Projector
a. Prosedur pemakaian alat
1.
Gunakan hand gloves sebelum melakukan pengukuran
2. Objek uji diletakan dibidang uji
3. Projector dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa
proyektor
4. Fokus dari objek disesuaikan sampai objek terlihat jelas
5. Pengaturan jarak sumbu x-y dipindahkan ke titik acuan dari objek uji secara
vertikal dan horizontal
6.
Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukan angka nol
7. Pengatur jarak sumbu x-y digeser ketitik lain yang ingin diukur jaraknya
b.
Prosedur pengambilan data
Pengukuran karakteristik
1. Menyiapkan alat kerja profile projector yang sudah dikalibrasi
2. Menyiapkan benda ukur (ulir) yang akan diukur
3. Mengukur parameter karakteristik ulir, berupa diameter mayor dan minor ,
pitch, sudut ulir, dan kedalaman ulir sebanyak 10 kali, lalu dirata-rata dandicatat hasilnya
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
17/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 67
4. Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
Pengukuran geometri sudut ulir
1. Menyiapkan alat kerja profile projector yang sudah dikalibrasi
2. Menyiapkan benda ukur (ulir) yang akan diukur
3. Mengukur sudut ulir 1 sampai 10 ulir dan catat hasilnya
4. Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
3.3.3 Gambar Spesimen
(Terlampir)
3.4 Analisa Data dan Pembahasan
3.4.1 Pengolahan Data
3.4.1.1 Data Kelompok
1.
Tabel Pengujian Karakteristik Ulir
Tabel 3.1 Data Pengujian Karakteristik Ulir
Karakteristik Ulir
Nilai Pengukuran Pada Pengukuran Ke
I II III Rata - Rata
Diameter Mayor 12,509 12,492 12,540 12.51367
Diameter Minor 9.701 9.742 9.689 9.710667
Pitch 2.167 2.1 2.144 2.137
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tabel 3.2 Karakteristik ulir rata-rata
Karakteristik Ulir Rata-rata Nilai teoritis
Diameter Mayor 12.51367 12,5
Diameter Minor 9.710667 9,7
Pitch 2.137 2,1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
18/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 68
Tabel pengukuran geometri sudut ulir
Tabel 3.3 Pengukuran geometri sudut ulir
No.Pengukuran sudut
ulir
Pengukuran sudut ulir
(o)Nilai teoritis
1 55° 20’ 55,32° 55o
2 55° 35’ 55,56° 55o
3 56° 24’ 56,384° 55o
Sumber : Dokumentasi Pribadi
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
19/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 69
3.4.2 Pembahasan
1. Pembahasan Karakteristik Ulir
G r a f i k 3 . 1
P e m b a h a s a n k a r a k t e r i s t i k u l i r
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
20/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 70
Grafik di atas adalah grafik perbandingan karakteristik ulir teoritis dan hasil
pengukuran. Pada grafik di atas, sumbu x menjelaskan macam karakteristik ulir yang
dibandingkan, sedangkan sumbu y adalah nilai hasil pengukuran. Dengan melihat
grafik di atas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan data kelompok dan data teoritis
karakteristik ulir terdapat perbedaan. Pada diameter mayor nilai teoritisnya adalah 12,5
mm, sedangkan hasil pengukuran kelompok menunjukkan hasil 12,51367 mm. Pada
diameter minor nilai teoritisnya 9,7 mm, sedangkan hasil pengukuran kelompok
menunjukkan hasil 9.710667 mm. Pada jarak pitch nilai teoritisnya adalah 2,1 mm,
sedangkan hasil pengukurn kelompok menunjukkan hasil 2.137 mm.
Dari hasil pengukuran dapat dilihat nilai pengukuran setiap titik tidak sesuai
dengan nilai teoritisnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran tidak
tepat dan tidak akurat. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai hasil pengukuran secara
keseluruhan lebih tinggi dibanding nilai teoritisnya. Dimana selisih rata-rata untuk
kelompok 9 sebesar 0,0204 mm, lebih tinggi dari hasil nilai teoritisnya.
Kesalahan pengukuran dalam hal ini terjadi pada pengukur. Saat pengukuran
prosedur pengukuran yang dipakai pengukur kurang tepat. Pengukur tidak tepat dalam
menempatkan garis bantu pengukuran dengan titik nol pengukuran, sehingga hasil
pengukuran terjadi penyimpangan dengan nilai teoritisnya. Selain itu, penentuan garis-
garis ukur sebagai referensi awal dimulainya pengukuran yang tidak tepat juga
merupakan alasan terjadinya kesalahan pengukuran. Saat garis-garis ukur tidak lurus
atau tidak tepat pada bayangan dari benda ukur maka akan terjadi kesalahan pada hasil
pengukuran.
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
21/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 71
2. Pembahasan Geometri Sudut Ulir
G r a f i k 3 . 2
P e m b a h
a s a n p e n g u k u r a n s u d u t u l i r
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
22/23
Laporan Praktikum METROLO GI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015 2016
Kelompok 09 72
Pada grafik di atas dapat dilihat perbandingan antara pengukuran sudut ulir
pada masing-masing titik pengujian dengan sudut teoritis ulir. Dapat dilihat bahwa
hasil pengukuran berbeda dengan nilai teoritis sudut ulir. Nilai teoritis sudut ulir adalah
55°.
Pada pengukuran titik pertama didapatkan hasil kelompok 7 sebesar 55°20’
dimana terdapat penyimpangan sebesar 20’ atau 0,333o
Pada pengukuran titik kedua didapatkan hasil kelompok 7 sebesar 55°35’
dimana terdapat penyimpangan sebesar 35’ atau 0,5833o
Pada pengukuran titik ketiga didapatkan hasil kelompok 7 sebesar 56°24’
dimana terdapat penyimpangan sebesar 1°24’ atau 1,4
Dari hasil pengukuran, nilai pengukurannya cenderung tidak tepat dan tidak
akurat. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai hasil pengukuran secara keseluruhan lebih
tinggi dibanding nilai teoritisnya. Dimana selisih rata-rata untuk kelompok 9 sebesar
0,7721o, lebih tinggi dari hasil nilai teoritisnya.
Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain kurang tepatnya
pengukur dalam menentukan titik nol atau garis-garis ukur pada bayangan benda ukur
dari pengukuran sudut dan kurang telitinya pengukur dalam melihat skala pada alat
pengukur sudut sehingga terjadi penyimpangan nilai pengukuran. Lensa yang kotor
dan kurang fokus juga menjadi kendala saat pengukuran karena mempersulit pengukur
untuk melihat bayangan benda ukur yang akan diukur.
8/18/2019 Bab III Kelompok 9 Watermark
23/23
Kelompok 09 73
3.5 Kesimpulan dan Saran
3.5.1 Kesimpulan
1. Dalam pratikum ini mempelajari tentang alat ukur profile projector untuk mengukur
sudut ulir dan karakteristik ulir yang diantaranya diameter minor, diameter mayor,
pitch dan kedalaman ulir.
2. Dalam melakukan pengukuran, terdapat kesalahan ukur atau penyimpangan ini terjadi
karena adanya beberapa faktor, diantaranya teknik pengukuran yang salah, pengukur
yang kurang tepat dalam menentukan titik nol pengukuran sudut dan kurang telitinya
pengukur dalam membaca skala ukur.
3. Terdapat perbedaan hasil pengukuran menggunakan profile projector setiap kelompok
yaitu terdapat pada nilai pengukuran aktual dengan nilai pengukuran teoritsnya. Hal
ini ditunjukkan pada nilai teoritisnya yaitu 55o. Namun pada hasil pengukuran setiap
kelompok menunjukkan hasil pengukuran sudut rata rata > 55o.
4. Dari semua pengukuran didapatkan hasil pengukuran yang tidak tepat dan tidak akurat
karena tidak ada hasil pengukuran yang sesuai dengan nilai teoritis.
3.5.2 Saran
1.
Sebaiknya di Laboratorium Metrologi Industri disediakan tempat untuk asistensi agar
asistensi tidak dilakukan di luar laboratorium Metrologi industri.
2. Sebaiknya praktikan membaca modul dan daftar isi dahulu sebelum melaksanakan
pratikum dan dalam menyusun laporan.
3. Sebaiknya saat praktikum juga diikutkan beberapa alat ukur tidak langsung seperti
blok ukur dan blok sudut