3
BAB 3 PEMBAHASAN Dari hasil anamnesis Tn. TP, 31 tahun, yang datang ke poli kulit dan kelamin RSSA pada tanggal 18 Juni 2013, pasien mengeluhkan timbul mlenting-mlenting pada bagian perut hingga punggung sebelah kiri. Mlenting-mlenting tersebut berisi cairan, muncul sejak ± 5 hari yang lalu. Awalnya, pasien mengeluhkan nyeri pada perut sampai pinggang dan punggung kiri sejak 1 minggu yang lalu, dan 2 hari kemudian muncul bercak kemerahan dan berubah menjadi mlenting-mlenting berisi cairan. Pasien juga mengeluhkan demam dan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Pada riwayat penyakit dahulu, pasien pernah terkena cacar air saat masih SD. Pasien sudah pernah diberikan obat suntik oleh mantri dan menggunakan clorofil sebagai obat minum dan obat oles, namun kondisi pasien tidak mengalami perbaikan. Keluarga dan teman kerja pasien tidak memiliki keluhan yang serupa. Pada pemeriksaan dermatologis, terdapat lesi di perut, pinggang, dan punggung kiri setinggi dermatomal thorakalis 11 sinistra, berupa vesikulae dengan dinding tegang, dasar eritematous, bergerombol, berisi cairan jernih, disertai kulit normal di antara vesikulae-vesikulae-nya. Dari anamnesis dan pemeriksaan dermatologis pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis herpes zoster thoracalis 11 sinistra. Diagnosis tersebut ditegakkan didasarkan dari ciri-ciri khas ruam dari herpes zoster, yakni ruam vesikular terdistribusi dermatomal

Bab III Lapsus Herpes Zoster

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kasus Herpes Zooster

Citation preview

Page 1: Bab III Lapsus Herpes Zoster

BAB 3

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis Tn. TP, 31 tahun, yang datang ke poli kulit dan kelamin RSSA pada

tanggal 18 Juni 2013, pasien mengeluhkan timbul mlenting-mlenting pada bagian perut hingga

punggung sebelah kiri. Mlenting-mlenting tersebut berisi cairan, muncul sejak ± 5 hari yang lalu.

Awalnya, pasien mengeluhkan nyeri pada perut sampai pinggang dan punggung kiri sejak 1

minggu yang lalu, dan 2 hari kemudian muncul bercak kemerahan dan berubah menjadi

mlenting-mlenting berisi cairan. Pasien juga mengeluhkan demam dan nyeri kepala sejak 2 hari

yang lalu. Pada riwayat penyakit dahulu, pasien pernah terkena cacar air saat masih SD. Pasien

sudah pernah diberikan obat suntik oleh mantri dan menggunakan clorofil sebagai obat minum

dan obat oles, namun kondisi pasien tidak mengalami perbaikan. Keluarga dan teman kerja

pasien tidak memiliki keluhan yang serupa.

Pada pemeriksaan dermatologis, terdapat lesi di perut, pinggang, dan punggung kiri

setinggi dermatomal thorakalis 11 sinistra, berupa vesikulae dengan dinding tegang, dasar

eritematous, bergerombol, berisi cairan jernih, disertai kulit normal di antara vesikulae-

vesikulae-nya.

Dari anamnesis dan pemeriksaan dermatologis pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis

herpes zoster thoracalis 11 sinistra. Diagnosis tersebut ditegakkan didasarkan dari ciri-ciri khas

ruam dari herpes zoster, yakni ruam vesikular terdistribusi dermatomal unilateral, yang didahului

gejala prodromal seperti nyeri pada dermatom yang terserang disertai dengan demam dan nyeri

kepala.5 Ruam pada pasien ini, berlokasi pada perut, sampai pinggang dan punggung sebelah

kiri, berbentuk sabuk unilateral sesuai dengan tinggi dermatomal thoracalis 11. Selain itu,

diagnosis banding dapat disingkirkan dan juga dibantu ditegakkan dengan ditemukannya

gambaran multi-nucleated giant cell pada pemeriksaan tzanck smear.

Lesi vesikular pada pasien ini terbentuk pada waktu 2 hari setelah pasien mengalami

nyeri di daerah perut sampai pinggang dan punggung kiri. Gejala klinis pada Tn. TP

menunjukkan bahwa herpes zoster yang dialaminya tersebut berada pada stadium erupsi. Muncul

gerombolan vesikel di atas kulit yang eritematous, dengan disertai kulit yang tetap normal di

antara gerombolan vesikel itu.5

Page 2: Bab III Lapsus Herpes Zoster

Terapi yang diberikan pada pasien ini meliputi terapi medikamentosa dan non-

medikamentosa. Terapi medikamentosa yang diberikan terdiri dari:

1. Acyclovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari

2. Natrium Diclofenac 2 x 50 mg (jika dibutuhkan)

Untuk terapi non-medikamentosa, Tn. TP disarankan untuk istirahat yang cukup, makan

makanan yang bergizi, dan kompres lesi dengan menggunakan kasa yang dibasahi dengan

larutan NaCl 0,9%,2 kali sehari, masing-masing selama 15 menit.

KIE yang diberikan kepada pasien adalah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya

adalah karena infeksi virus. Pasien perlu menghindarkan diri dari faktor pencetus seperti stress,

emosional, dan hal-hal yang dapat menyebabkan menurunnya daya imunitas tubuh. Lesi sebisa

mungkin untuk tidak digaruk, dan sebagai tambahan, tidak ada pantangan terhadap makanan

apapun. Pasien sebisa mungkin kontrol setelah obat habis, dan pasien juga diharapkan kontrol 2

minggu setelah lesi sudah sembuh.