Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Tempat dan Waktu Penelitian
1.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Salafiyah Kota Cirebon yang beralamat di
Jl. Evakuasi, Karyamulya Kota Cirebon. Adapun yang menjadi alasan mengenai
pemilihan tempat penelitian ini yaitu, belum diterapkan teknik probing tertulis dalam
proses pembelajaran matematika, tempat penelitian merupkan tempat ppl peneliti.
1.1.2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian
No Kegiatan Penelitian
Bulan
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Uji coba instrumen
3 Proses KBM
4 Tes akhir dan angket
5 Pengumpulan data
6 analisis data dan penyusunan
laporan
1.2. Metode dan Desain Penelitian
1.2.1. Metode Penelitian
Arikunto (2006 : 150) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitiannya. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang
tepat agar dapat memudahkan upaya dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh teknik probing tertulis
terhadap kemampuan penalaran siswa kelas VII MTs Salafiyah Kota Cireon, maka
jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif dengan metode
regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik probing tertulis
terhadap kemampuan penalaran siswa.
1.2.2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sebuah istilah yang diambil dari kata “design” yang
berarti perancangan atau rancangan. Adapun penelitian ini menggunakan rancangan
desain menurut Sugiyono (2013 : 66) sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain penelitian
Keterangan :
X = Teknik probing tertulis
Y = Kemampuan penalaran siswa
= Hubungan yang menunjukan pengaruh
Adapun desain pengolahan dan penelitian menurut Moh Nazir (1988 : 21)
adalah rancangan atau seluruh rangkaian rencana kegiatan penelitian yang akan
dilakukan, mulai dari tahapan persiapan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data
sampai dengan penulisan laporan. Tahap-tahap penelitin yang ditempuh oleh peneliti
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dalam tahap ini, peneliti terlebih dahulu menentukan masalah dan judul
penelitian sesuai dengan wilayah kajian yang telah ditentukan oleh pihak jurusan,
melakukan studi pendahuluan dengan menyelusuri teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian ini antara lain : buku, skripsi, tesis, jurnal, internet, menyelusuri
penelitian-penelitian lain yang relevan agar tidak terjadi duplikat, dan juga
melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang akan menjadi sasaran penelitian.
X Y
Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti menyusun proposal
penelitian. Selanjutnya proposal tersebut diseminarkan, lalu melakukan revisi dan
Acc proposal. Tahap selanjutnya peneliti mengajukan proposal yang telah di Acc
oleh narasumber kemudian meminta ke fakultas untuk pembuatan surat keterangan
(SK) penelitian.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Untuk mengetahui validitas angket dan tes peneliti menggunakan teknik
probing tertulis dalam pembelajaran, setelah itu peneliti langsung melakukan
penyebaran angket ke kelas eksperimen. Sedangkan instrumen tes untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda instrumen
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian, pada tahap pelaksanaan
ini, peneliti akan melakukan penyebaran tes kepada kelas uji coba sebelum ke kelas
eksperimen guna untuk mendapatkan data yang akurat. Setelah itu penulis
menganalisis setiap butir angket dan soal.
c. Tahap pengolahan dan analisis data
Pada tahap ini, peneliti mengolah data penelitian yang meliputi editing
data, mengkode data, entri data, dan analisis data. Selanjutnya penarikan
kesimpulan dari tahap pengolahan data.
d. Tahap penyusunan laporan
Tahap ini, peneliti mulai menyusun laporan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, mulai dari bab 1 sampai bab 5 beserta dengan lampiran-lampiran.
1.3. Populasi dan Sampel
1.3.1. Populasi
Menurut Djawranto (dalam Kuntjojo, 2009 : 29) populasi adalah jumlah
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak
diteliti. Satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang,
institusi-institusi, benda-benda, dst.
Menurut Nasehuddien (2015 : 90) populasi terdiri dari dua macam, yakni
populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah semua atau keseluruhan
dari sasaran/ objek penelitian, sedangkan populasi terjangkau adalah bagian dari
populasi target. Dengan kata lain, populasi target adalah sesuatu yang akan dijadikan
sasaran/ objek dalam sebuah penelitian.
Dengan menggunakan pengertian populasi tersebut, maka populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Salafiyah Kota Cirebon, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII dan VIII MTs Salafiyah Kota Cirebon
Tahun Ajaran 2016/ 2017.
Berikut tabel populasi terjangkau dari penelitian ini.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No No Urut Kelas Jumlah
Siswa
1 VII A 25
2 VII B 24
3 VII C 25
4 VIII A 23
5 VIII B 22
6 VIII C 23
Jumlah 142
1.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampling
Supaya data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis itu dapat dikumpulkan,
maka harus jelas di mana data tersebut dikumpulkan dan strategi apa yang digunakan
untuk mengumpulkannya. Tahap ini disebut perumusan populasi dan sampel
penelitian. Hasil dari proses penarikan sampel ini adalah suatu daftar responden
sebagai sampel dari populasi penelitian menurut Gulo W (2000 : 28). Teknik yang
digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah dengan cara cluster random
sampling, yaitu pengambilan secara random/ acak.
Teknik random sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dan
bila anggota populasi dianggap homogen Sugiyono (2000 : 57). Sedangkan menurut
Cohen (2007 : 101) semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah
semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti
yaitu sebanyak 30 sampel. Sebagaimana dikemukakan oleh Baley (dalam Mahmud,
2011 : 159) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data
statistik, ukuran sampel paling minimum adalah 30. Maka, peneliti mengambil 30
siswa dari kelas VII sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII sebagai kelas uji coba.
Populasi dari ke 6 kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 2
kelas yaitu kelas VII B sebanyak 24 siswa dengan tambahan 6 siswa dari kelas VII A,
kelas VIII A sebanyak 23 siswa dengan tambahan 7 siswa dari kelas VIII B. Dimana
kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas uji coba
instrumen.
1.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2010 : 99). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Teknik
Probing Tertulis sebagai variabel bebas (variabel X) dan kemampuan penalaran siswa
sebagai variabel terikat (variabel Y).
1.4.1. Definisi Konseptual
a. Teknik Probing Tertulis (variable X)
Teknik probing tertulis adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan
cara mengajukan satu seri pertanyaan yang bersifat membimbing siswa untuk
menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala
atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru.
b. Tingkat Penalaran Matematika (variable Y)
Kemampuan penalaran matematika adalah proses berpikir siswa yang
bertolak dari pengamatan empirik, sehingga menghasilkan sejumlah konsep atau
pengertian. Sehingga didapat sebuah kesimpulan yang terdiri dari beberapa aspek,
yaitu kemampuan memberikan alasan terhadap beberapa solusi dan kemampuan
menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi.
1.4.2. Definisi Operasional
a. Teknik Probing Tertulis (Variabel X)
Teknik probing tertulis adalah teknik pembelajaran dengan cara guru
menyajikan serangkaian pertanyaan dalam bentuk tulisan guna membantu siswa
membangun pengetahuannya sendiri. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik probing tertulis, disusun dari
jenis soal yang memiliki kesulitan terendah sampai kesulitan tinggi. Pertanyaan
yang diberikan mempunyai beberapa fungsi antara lain : mendorong siswa untuk
berpikir, mendiagnosis kelemahan siswa, memusatkan perhatian siswa pada satu
masalah.
b. Kemampuan Penalaran Matematika (Variabel Y)
Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan atau kesanggupan
untuk melakukan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir secara
sistematik untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan yang terdiri
dari beberapa aspek, yaitu kemampuan menyajikan pernyataan matematika melalui
tulisan, gambar, sketsa atau diagram, kemampuan mengajukan dugaan
(conjectures), kemampun menentukan pola/ rumus, kemampuan memberikan
alasan terhadap beberapa solusi dan kemampuan menarik kesimpulan atau
melakukan generalisasi.
1.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam rangka pembuktian hipotesis. Menurut Riyanto
& Siroj (2010 : 82) Dalam proses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau
beberapa metode. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data,
tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan, supaya
diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya. Pengumpulan data dilakukan terhadap
responden yang menjadi sampel penelitian seorang peneliti.
1.5.1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Nasehuddien (2015 : 107) adalah alat untuk
mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian. Sesuai dengan judul proposal penelitian ini tentang “Pengaruh Penggunaan
Teknik Probing Tertulis Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa”, instrumen yang
digunakan adalah instrumen tes untuk mengukur kemampuan penalaran matematika
siswa, dan instrumen non tes untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan
teknik probing tertulis.
a) Tes
Tes menurut Riyanto & Siroj (2010 : 103) adalah serentetan atau latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang baik
adalah tes yang obyektif, valid dan reliabel. Sedangkan pengertian tes menurut Edi
Prio Baskoro & Ahmad Mabruri Wihaskoro (2014 : 28) adalah cara atau prosedur
dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku peserta tes.
Tes dibuat sendiri oleh peneliti pada pokok bahasan segitiga (bangun datar)
dalam bentuk soal uraian. Instrumen ini, peneliti melakukan tes sebanyak satu kali
yaitu tes akhir (post-test) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan penalaran matematika siswa kelompok pembelajaran konstektual yang
dikemas dalam teknik probing tertulis.
Table 3.3
Interpretasi Kemampuan Penalaran Matematika
Persentase Kriteria
90-100 Baik Sekali
80-89 Baik
70-79 Lebih dari Cukup
60-69 Cukup
50-59 Kurang
40-49 Kurang Sekali
0-39 Gagal
(dalam Arikunto, 2006 : 249)
b) Nontes
Nontes pada penelitian kali ini digunakan untuk mengukur respon siswa
terhadap penggunaan teknik probing tertulis. Nontes yang akan digunakan peneliti
adalah Angket atau Kuisioner. Angket atau Kuisioner menurut Sugiyono (2013 :
199) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Tujuan pokok dari penyusunan kuisioner (Nasehuddien, 2015 : 92) adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, dan
memperoleh informasi yang tingkat kebenaran dan keterpercayaannya (validitas
dan reabilitas) semaksimal atau setinggi mungkin.
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai pengaruh
penggunaan teknik Probing Tertulis terhadap kemampuan penalaran siswa. Angket
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa Skala Likert. Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tesebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban dari setiap intrumen yang digunakan skala likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2013 : 135).
Angket terdiri dari beberapa butir pernyataan, masing-masing pernyataan
diikuti lima kemungkinan jawaban, yaitu : sangat setuju, setuju, kurang setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Cara penskorannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Skala Likert
Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Kurang Setuju 3 Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
Sudjana (2014 : 81)
Pengumpulan data menggunakan kuisioner atau angket pada penelitian kali
ini adalah untuk mengetahui respon penerapan teknik probing tertulis saat
pembelajaran berlangsung. Kriteria persentase hasil angket yang telah didapat
adalah sebagai berikut .
Tabel 3.5
Kriteria Persentase Angket
No. Skor (%) Kriteria
1 0 – 20 Sangat Lemah
2 21 – 40 Lemah
3 41 – 60 Cukup
4 61 – 80 Kuat
5 81 – 100 Sangat Kuat
(Riduwan dan Sunarto, 2014 : 23)
Pengolahan data untuk penafsiran setiap butir pernyataan, rumus yang
digunakan adalah :
𝑃 = 𝑓
𝑛 𝑥 100%
Keterangan :
P = persentase jawaban
F = frekuensi jawaban
n = banyak responden
1.5.2. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen disusun sebagai acuan penelitian dalam penyusunan
instrumen pengumpulan data. Penyusunan tersebut berdasarkan pada teori yang
melandasinya dalam indikator-indikator penalaran yang telah diuraikan pada bab II.
Materi yang akan diberikan kepada siswa dalam instrumen tes untuk mengukur
kemampuan penalaran pada penelitian kali ini adalah materi Segitiga untuk kelas VII
MTs. Sedangkan angket atau kuisioner digunakan untuk mengukur respon
pembelajaran dengan penerapan teknik probing tertulis.
a) Kisi-kisi instrumen tes essay
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Tes Essay
Variabel
(Y)
Definisi Operasional Indikator Butir
Soal
Kemampuan
Penalaran
Matematika
Kemampuan penalaran
matematika adalah adalah
suatu proses otak untuk
berpikir secara logis yang
dikembangkan dengan
konsisten dengan
menggunakan kontek yang
bermacam-macam hingga
memperoleh kesimpulan
yang terdiri dari beberapa
aspek, yaitu kemampuan
menyajikan pertanyaan
matematika melalui tulisan,
gambar, sketsa atau
diagram; kemampuan
mengajukan dugaan
(conjectures); kemampuan
menentukan pola/ rumus;
kemampuan memeriksa
kebenaran suatu argumen;
kemampuan memberikan
alasan terhadap beberapa
solusi dan kemampuan
menarik kesimpulan atau
melakukan generalisasi
Memberikan
penjelasan
menggunakan model,
fakta, sifat-sifat dan
hubungan
1, 2
Kemapuan
mengajukan dugaan
atau memperkirakan
jawaban dan proses
solusi
3
Menemukan pola atau
sifat dari gejala
matematis untuk
membuat generalisasi
4, 5
Memeriksa kesahehan
suatu argumen
6, 7
Kemampuan
menyusun bukti,
memberikan alasan/
bukti terhadap
kebenaran solusi
8, 9
Kemampuan menarik
kesimpulan atau
melakukan
generalisasi
10
b) Kisi-kisi angket teknik probing tertulis
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Angket Respon
No Indikator Nomor Butir Pernyataan Jumlah
1 Memberikan respon yang positif
terhadap pembelajaran yang
digunakan oleh guru
9, 18, 21 3
2 Menanggapi materi yang diberikan
oleh guru
5, 8, 22 3
3 Mampu memahami materi yang
dibahas dengan mudah
1, 15, 25 3
4 Keingintahuan siswa terhadap
sesuatu yang baru
10, 12, 2 3
5 Berperan aktif dalam proses
pembelajaran
17, 19 2
6 Merasa nyaman dan senang dengan
menggunakan pembelajaran yang
diberikan
7, 16, 23 3
7 Mampu bekerjasama dengan baik
dengan teman-teman dalam
pembelajaran
3, 20 2
8 Siswa dapat merumuskan masalah 11, 14, 24 3
9 Siswa dapat memahami cara
penyelesaian soal
6 1
10 Siswa dapat menyimpulkan/
mengevaluasi
4, 13 2
1.5.3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang akan
peneliti gunakan dalam penelitian layak dipakai atau tidak. Adapun beberapa tahap
dalan uji coba instrument adalah sebagai berikut :
a) Validitas
Maolani (2015 : 132) berpendapat bahwa validitas adalah kualitas yang
menunjukan kesesuaian antara alat pengukur dengan tujuan yang diukur atau apa
yang seharusnya diukur. Validitas mengacu pada kemampuan instrumen
pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan
data yang relevan dengan apa yang sedang diukur menurut Dempsey (dalam
Kuntjojo, 2009 : 36).
Suatu alat evaluasi disebut valid (shahih) apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. Untuk menghitung koefisien
validitas menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar
adalah sebagai berikut :
rxy=N(ΣXY) − (ΣX)(ΣY)
NΣX2 − ΣX 2 (NΣY2 − ΣY 2)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product momen
N = Banyak data
ΣX = Jumlah seluruh skor item
ΣY = Jumlah seluruh skor total
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor item dengan skor total
ΣX2
= Jumlah kuadrat skor item
ΣY2
= Jumlah kuadrat skor total
(ΣX)2 = Jumlah skor item dikuadratkan
(ΣY)2 = Jumlah skor total dikuadratkan
(Arikunto, 2006 : 87)
Menurut (Erman, 2003 : 131) hasil perhitungna rxy disbanding dengan r
tabel dengan taraf signifikan 5% jika rxy > rtabel maka item tersebut valid. Dalam
hal ini, nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga kriteria menjadi :
00,190,0 xyr = Validitas sangat tinggi (sangat baik)
xyr70,0 < 90,0 = Validitas tinggi (baik)
xyr40,0 < 70,0 = Validitas sedang (cukup)
xyr20,0 < 40,0 = Validitas rendah (kurang)
xyr00,0 < 20,0 = Validitas rendah
xyr < 00,0 = Tidak valid
Hasil uji coba instrumen tes pada materi segitiga di semester II siswa kelas
VIII A MTs Salafiyah Kota Cirebon yang berjumlah 23 siswa dan di tambah
dengan 7 siswa kelas VIII B.
Tabel 3.8
Hasil Validitas Instrumen
No
Validitas
rhitung rtabel Keterangan
1 0,558 0,374 Validitas Sedang
2 0,074 0,374 Validitas Rendah
3 0,442 0,374 Validitas Sedang
4 0,488 0,374 Validitas Sedang
5 0,478 0,374 Validitas Sedang
6 0,482 0,374 Validitas Sedang
No
Validitas
rhitung rtabel Keterangan
7 0,285 0,374 Validitas Rendah
8 0,597 0,374 Validitas Sedang
9 0,569 0,374 Validitas Sedang
10 0,481 0,374 Validitas Sedang
Berdasarkan hasil uji coba intrumen tes kemampuan penalaran matematika
yang terdiri dari 10 item diperoleh 8 item soal yang termasuk kategori Validitas
Sedang dan 2 item soal dengan validtas rendah.
b) Uji Reliabilitas
Baskoro & Wihaskoro (2014 : 94) mengungkapkan bahwa reliabilitas atau
kendala merupakan koefisien yang menunjukan tingkat keajegan atau konsistensi
hasil pengukuran suatu tes. Sedangkan menurut Suherman (2003 : 62) “reliabilitas
suatu alat ukur atau evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg)”. Suatu instrumen akan dikatakan reliabe l
jika hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur selalu konsisten, meskipun dipakai
secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda.Untuk alat ukur yang
reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel. Menurut (Arikunto, 2010)
untuk reliabilitas soal angket menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu :
r11= K
K-1 1-
Σσb2
σt2
Ketengan:
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal
Σσb2 = jumlah varian skor butir soal
σt2 = varians skor total
P = banyaknya subjek yang skornya 1
N
q = banyaknya subjek yang skornya 0
N
Tabel 3.9
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Nilai Kriteria
0,80< rhitung ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60< rhitung ≤ 0,80 Tinggi
0,40< rhitung ≤ 0,60 Sedang
0,20< rhitung ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rhitung ≤ 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Erman Suherman (2005 : 139).
Hasil Uji Reliabilitas Tes kemampuan penalaran matematika, hasil uji
reliabilitas dengan bantuan SPSS 20,0 disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.10
Reliabilitas Kemampuan Penalaran Matematika
Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,634 8
Hasil uji coba intrumen penelitian untuk variabel kemampuan penalaran
matematika yang diperoleh dari tabel diatas bahwa koefisien reliabilitas sebesar
r11 = 0,634 dan memiliki nilai alpha cronbach diantara 0,61 < rhitung ≤ 0,80
berarti hasil uji coba instrumen memiliki reliabilitas tinggi
c) Indek Kesukaran
Butir tes yang baik adalah butir tes yang butir tes yang memiliki tingkat
kesukaran yang sedang dan dapat di jawab dengan benar oleh sekitar 40% sampai
80% peserta tes, butir tes yang hanya mampu dijawab 10% atau 90% akan sulit
untuk membedakan mana kelompok yang mampu menjawab butir tes dan
kelompok yang benar-benar tidak mampu menjawab butir tes. Menurut (Edi Prio
Baskoro & Ahmad Mabruri Wihaskoro, 2014 : 113) tingkat kesukaran merupakan
salah satu ciri yang perlu diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukan
seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang
telah diselenggarakan.
Untuk menghitung indek kesukaran butir soal yang berbentuk uraian
berdasarkan rumus yang dikemukakan Hamzah (2010 : 41) :
𝐼𝐾 = 𝑆𝐴 + 𝑆𝐵
𝑁 𝑥 𝑀𝑎𝑘𝑠
Keterangan :
IK = Indek kesukaran
SA = Jumlah nilai kelas atas
SB = Jumlah nilai kelas bawah
N = jumlah siswa
Max = nilai maksimal tiap butir soal
Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah (Erman, 2003 : 170) :
Tabel 3.11
Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai IK Kategori
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00< IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30< IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70< IK ≤ 1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dalam uji coba instrumen kemampuan
penalaran matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 3.12
Indek Kesukaran
No Indek Kesukaran Kriteria
1 0,28 Sukar
2 0,26 Sukar
3 0,31 Sedang
4 0,49 Sedang
5 0,32 Sedang
6 0,30 Sukar
7 0,16 Sukar
8 0,46 Sedang
9 0,46 Sedang
10 0,21 sukar
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran pada lampiran, maka soal tentang
segitiga dapat diidentifikasi bahwa 5 soal atau 50% sedang, 5 soal atau 50% sukar,
dan tidak terdapat soal yang dianggap sangat sukar dan sangat mudah.
d) Daya Beda
Menurut (Arikunto, 2006 : 226) daya pembeda soal adalah kemampuan
sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Siswa-siswa yang
termasuk kelompok tinggi adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor paling
baik. Sedangkan siswa-siswi yang termasuk kelompok terendah adalah siswa-
siswi yang mempunyai rata-rata skor yang rendah. Ciri dari butir soal yang baik
ialah butir yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan
kelompok bawah (kurang mampu).
Butir soal menurut Hamzah (2010 : 40) digunakan rumus sebagai berikut :
DP = SA - SB
12𝑥𝑁𝑥𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑜𝑎𝑙
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah nilai kelas atas
SB = Jumlah nilai kelas bawah
N = Banyak responden
Max = Nilai maksimal tiap butir soal
Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
adalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Klasifikasi interpretasi
Nilai DP Kategori
DP ≤ 0,00 sangat jelek
0,00< DP ≤ 0,20 jelek
0,20< DP ≤ 0,40 cukup
0,40< DP ≤ 0,70 baik
0,70< DP ≤ 1,00 sangat baik
(Erman, 2003 : 160)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dengan menggunakan exel
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14
Hasil Daya Pembeda
No Daya Pembeda Kritera
1 0,27 Sedang
2 -0,02 Sangat jelek
3 0,32 sedang
4 0,22 sedang
5 0,27 sedang
6 0,23 sedang
7 0,15 jelek
8 0,255 sedang
9 0,28 sedang
10 0,08 jelek
Berdasarkan analisis daya pembeda pada soal segitiga maka soal uji coba
dapat diidentifikasikan bahwa, terdapat 7 soal atau 70% soal sedang, 2 soal atau
2% jelek, 1 soal atau 10% sangat jelek, dan tidak ada soal yang dianggap sangat
baik.
Dari hasil keseluruhan analisis penelitian yang meliputi uji validitas, uji
reliabilitas, indek kesukaran, dan daya pembeda. maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Tabel 3.15
Hasil Perhitungan
No
Soal
Validitas Reliabilitas Indek
Kesukaran
Daya Beda Keterangan
1 Sedang Tinggi Sukar Sedang digunakan
2 Rendah Tinggi Sukar Sangat jelek Tidak
digunakan
3 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan
4 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan
5 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan
6 Sedang Tinggi Sukar sedang Digunakan
7 Rendah Tinggi Sukar jelek Tidak
digunakan
8 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan
9 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan
10 Sedang Tinggi sukar jelek digunakan
1.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut (Sugiyono, 2013 : 207)
kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam hal ini peneliti
akan melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi sederhana :
1. Uji Persyaratan Analisis
a) Uji normalitas
Uji normalitas berfungi untuk mengetahui populasi dari sebuah data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan metode statistik
yang digunakan. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan rumus
Shapiro – wilk (karena jumlah responden ≤ 50) dan diolah dengan menggunakan
bantuan SPSS 20,0 dengan taraf signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah jika
nilai probabilitas (sign.) > 0,005 maka data berdistribusi normal, dan jika nilai (sign.)
< 0,005, maka data tidak berdistribusi normal.
𝑇3 = 1
3 𝑎𝑖 (𝑋𝑛−𝑖+1 −𝑋𝑖
𝑘𝑖=1 2
Keterangan :
D = berdasarkan rumus di bawah
𝑎𝑖 = koefisien test Shapiro Walk
𝑋𝑛−𝑖+1 = angka ke n-i + 1 pada data
𝑋𝑖 = angka ke i pada data
Sebelum melakukan uji normalitas data, terlebih dahulu dicari nilai residu/
eror dari data tersebut. Berikut rumus mencari nilai eror atau residu :
𝑒 = 𝑦 − 𝑦
b) Uji homogenitas
Uji homogenitas berfungis untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan
dalam penelitian homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan untuk
menilai homogenitas dan daftar dengan menggunakan uji F sebagai berikut :
𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Ftabel = F 1/2α (Vb, Vk)
(Prof Dr Sugiyono, 2013 : 275)
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka data tersebut bervariasi homogen pada tingkat
kepercayaan 95%.
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS
20.0. Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output Test Homogeneity of Variance.
Apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut homogen.
c) Uji Persamaan Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai
hubungan yang linear atau signifikan. Bentuk regresi yang digunakan peneliti adalah
regresi linear sederhana yang hanya memiliki satu variabel dependen dan satu
variabel independen. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalan bentuk persamaan bentuk regresi (Duwi Priyatno, 2011 : 224).
Model dari persamaan regresi :
𝑌 = a + bX
Dimana :
𝑌 : subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X : variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a : penduga bagi intersep (α)
b : nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukan nilai peningatan (+) atau
nilai penuruna (-) varabel Y (penduga bagi koefisien regresi (𝛽) (Riduwan, 2014 :
97)
Pada penelitian kali ini uji persamaan regresi menggunakan bantuan program
SPSS 20.0 dengan taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan dalam uji regresi
dapat mengacu pada dua hal, yakni membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau
dengan membandingkan nilai signifikansi pada tabel dengan taraf signifikansi yang
telah ditentukan yaitu 0,05.
Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai thitung dengan
ttabel, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dan jika thitung tidak
lebih besar dari ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
d) Uji Linearitas
Uji linearitas berfungsi untuk memastikan apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS dengan
menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikan 5%. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05, dan
tidak mempunyai hubungan liniear jika sgnifikansi lebih dari 0,05.
e) Uji Kebaikan Model
Uji kebaikan model dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh antara
variabel bebas (Teknik Probing Tertulis) dengan variabel terikat (kemampuan
penalaran siswa). Rumus uji kebaikan model adalah :
𝐾𝑀 = (𝑅)2 𝑥 100%
Dimana R adalah koefisien korelasi . (M. Iqbal, 2002 : 112 -113)
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20.0
untuk menguji kebaikan model.
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempengaruhi
secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak. Jika data berdistribusi normal dan
homogen maka uji hipotesis menggunakan uji t.
thitung = 𝑏−𝐵
𝑆𝑏
(Supangat, 2010 : 333)
Jika thitung tidak berada diantara nilai −𝑡𝛼
2 dan
𝑡𝛼
2, maka H0 ditolak, dan jika thitung
berada diantara nilai −𝑡𝛼
2 dan
𝑡𝛼
2, maka H0 diterima.
Peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20 untuk melakukan uji hipotesis.
Kriterian pengambilan keputusan adalah jika t hitung kurang dari t tabel maka H0
diterima, dan jika t hitung lebih dari t tabel maka H0 ditolak.
1.7. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik.
Peneliti akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Teknik Probing Tertulis
Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa”, maka hipotesis statistkanya sebagai berikut :
H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0
Jika β1 = 0 maka tidak ada pengaruh penggunaan teknik probing tertulis dengan
kemampuan penalaran siswa, artinya H0 diterima. Sedangan, jika β1 ≠ 0 maka ada pengaruh
penggunaan teknik probing tertulis dengan kemampuan penalaran siswa, artinya H0 ditolak.
Pengaruh positif jika β1 > 0, dan negatif jika β1 < 0