Upload
vucong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
66
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Suharsimi (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya”.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, yaitu
suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum
memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Suharsimi, 2010:123).
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah The Static Group Pretest-Posttest
Design. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian The Static Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X1 O2
O1 X2 O2
Frankel dan Wallen (1993)
Keterangan :
X1 : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
X2 : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada masing-masing kelompok eksperimen
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
67
O2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada masing-masing kelompok eksperimen
3.3 Alur Penelitian
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cilegon
Kelas X.7 Kelas X.8
Pre Test Pre Test
STAD Jigsaw
Post Test Post Test
Pengolahan Data
Penskoran
Mengubah skor menjadi nilai
Gain
Melakukan uji normalitas,
homogenitas dan hipotesis
Membuat interpretasi hasil penelitian
Kesimpulan
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
68
Gambar 3.1
Alur Penelitian
Gambar 3.1 menunjukkan dari 8 (Delapan) kelas X yang ada di SMA Negeri
1 Cilegon, diambil 2 kelas untuk dijadikan objek penelitian. Langkah pertama yang
dilakukan kedua kelas diberikan pre test (tes awal) untuk mengukur kemampuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan. Kemudian kedua kelas sama-sama diberikan
perlakuan dengan tipe yang berbeda yaitu tipe Student Team Achievement Division
(STAD) pada kelas X.7 dan kelas X.8 diberi perlakuan dengan tipe Jigsaw. Setelah
pembelajaran selesai kedua kelompok diberikan post test (tes akhir). Selanjutnya
dilakukan penskoran, mengubah skor menjadi nilai, gain, uji normalitas, homogenitas
dan hipotesis. Setelah pengolahan data selesai kemudian dibuat interpretasi dari hasil
penelitian dan ditarik kesimpulan.
3.4 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2007:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
terdapat empat variabel, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe
Jigsaw sebagai variabel bebas, sedangkan aktivitas dan hasil belajar sebagai variabel
terikat. Adapun bentuk operasional variabel adalah sebagai berikut :
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
69
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep
Teoritis
Konsep Empiris Konsep analitis Skala
1 2 3 4 5
Variabel Bebas X
Model
Pembelajaran
kooperatif tipe
STAD (X1)
Suatu model
pembelajaran
yang bertujuan
untuk
meningkatkan
rasa tanggung
jawab siswa dan
proses
pembelajaran
lebih terfokus
kepada siswa.
(Slavin dalam
Isjoni, 2010:51)
Langkah-langkah
atau tahapan dalam
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD :
1. Tahap
pembentukan
kelompok
2. Tahap penyajian
materi
3. Tahap kerja
kelompok
4. Tahap tes
individual
5. Tahap
perhitungan skor
individu dan
kelompok
6. Pemberian
penghargaan
kelompok
7. Kesimpulan
Hasil penelitian
terhadap
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD melalui
eksperimen.
-
Model
pembelajaran
Salah satu tipe
pembelajaran
Langkah-langkah
atau tahapan dalam
Hasil penelitian
terhadap
-
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
70
kooperatif tipe
Jigsaw (X2)
kooperatif yang
mendorong
siswa aktif dan
saling
membantu
dalam
menguasai
materi pelajaran
untuk mencapai
prestasi yang
maksimal.
(Isjoni,2010:54)
pembelajaran
kooperatif tipe
Jigsaw :
1. Membentuk
kelompok
heterogen atau
kelompok asal
2. Membagikan
tugas
3. Diskusi
kelompok ahli
4. Pemberian kuis
individu semua
materi
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
Jigsaw melalui
eksperimen.
Variabel Y
Aktivitas
Belajar (Y1)
Proses alami
yang mendorong
terciptanya
perubahan
dalam diri
individu yang
mencakup aspek
pengetahuan,
keterampilan,
dan perilaku.
(Pribadi,
2011:12)
Hasil pengamatan
aktivitas siswa
dengan indikator
sebagai berikut :
1. Mendengarkan
penjelasan guru.
2. Mencatat hal-hal
yang dianggap
penting.
3. Berdiskusi dengan
teman
4. Keaktifan
bertanya.
5. Keberanian
mengajukan
pendapat dan ide
6. Mengerjakan
latihan.
7. Memanfaatkan
buku sumber
8. Menggunakan
berbagai sumber
belajar
9. Keaktifan
Hasil
pengamatan
aktivitas siswa
selama proses
belajar mengajar
berlangsung.
Ordinal
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
71
menjawab
pertanyaan yang
diberikan guru.
Hasil Belajar
(Y2)
Segala sesuatu
yang menjadi
milik siswa
sebagai akibat
dari kegiatan
belajar yang
dilakukannya.
(Winataputra,
1994:197)
Nilai yang diperoleh
pada mata pelajaran
ekonomi sebelum
pemberian perlakuan
dan sesudah
pemberian
perlakuan.
Nilai pre test
dan post test
mata pelajaran
ekonomi.
Interval
3.4.1 Tahapan Eksperimen
a) Tahapan Eksperimen dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dapat
digambarkan seperti berikut :
Tahap I :
Siswa yang berjumlah 41 orang dibagi menjadi tujuh kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 6-7 orang. Selanjutnya, masing-masing kelompok
mendiskusikan tugas mereka. Tugas yang diberikan pada masing-masing
kelompok sama dan setiap kelompok menampilkan hasil diskusinya atau jawaban
di karton yang telah disiapkan.
Tahap II :
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
72
Pada tahap II ini, beberapa kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain dan kelompok
lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi.
Tahap III :
Pada tahap III, semua kelompok diberikan tes individual yang dikerjakan oleh
masing-masing anggota. Kemudian hasil tes individual dijumlahkan untuk
dijadikan skor kelompok dan untuk kelompok yang memperoleh skor paling tinggi
di nobatkan sebagai kelompok terbaik serta mendapatkan penghargaan kelompok.
b) Tahapan Eksperimen dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dapat
digambarkan seperti berikut :
Tahap I :
Siswa yang berjumlah 41 orang dibagi kedalam 7 kelompok dan masing-
masing kelompok berjumlah 5-6 orang disebut sebagai kelompok asal.
Selanjutnya, masing-masing anggota dalam setiap kelompok diberikan tugas yang
berbeda, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok ahli atau kelompok
yang anggotanya membahas masalah yang sama.
Tahap II :
Pada tahap II, setelah siswa selesai berdiskusi dengan kelompok ahli
kemudian kembali ke kelompok asal. Masing-masing siswa atau anggota
kelompok harus menjelaskan kepada anggota kelompoknya yang lain tentang
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
73
materi yang dipelajari atau dibahas. Pada tahap ini, semua siswa atau anggota
kelompok harus mengerti semua materi yang dibahas agar bisa mengerjakan tugas
atau tes yang akan diberikan.
Tahap III :
Setelah siswa selesai berdiskusi dan semua siswa sudah mengerti materi yang
dipelajari pada saat itu, kemudian guru memberikan kuis atau tes individual untuk
mengukur pengetahuan siswa setelah melaksanakan diskusi.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu :
1) Tes Hasil Belajar
Suharsimi (2010:193) menjelaskan tes merupakan serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes digunakan untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar). Tes ini
dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama pre test yaitu digunakan sebelum
perlakuan yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua post
test dilakukan setelah perlakuan atau setelah proses pembelajaran berlangsung yang
dimaksudkan mengukur hasil belajar siswa. Langkah-langkah sistematis dari
penyusunan tes hasil belajar sebagai berikut :
a. Menentukan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
74
b. Membuat kisi-kisi tes
Kisi-kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan
dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis
sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator
pembelajaran, sub materi pokok uji, dan jumlah soal.
c. Menyusun tes hasil belajar
d. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
e. Merevisi tes hasil belajar sampai didapat tes hasil belajar yang valid.
2) Lembar Observasi
Menurut Suharsimi (2010:199) Observasi dalam pengertian psikologi biasa
disebut juga sebagai pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan
dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dimana observator
hanya tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Observator
tidak mengamati hal yang terlalu banyak dan pada akhir pengamatan dapat
disimpulkan di kelas mana yang partisipasi siswa terjadi paling besar.
Dalam penelitian ini disusun dalam skala likert. Menurut Riduwan dan
Sunarto (2011:20) skala likert dignakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
75
penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan pedoman sebagai berikut :
Sangat Aktif (SA) = 5
Aktif (A) = 4
Cukup Aktif (CA) = 3
Tidak Aktif (TA) = 2
Sangat Tidak Aktif (STA) = 1
Adapun lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 3.3
Format pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
No
Absen
Nama
Siswa
Aktivitas Belajar Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterangan :
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
2. Mencatat hal-hal yang dianggap penting.
3. Berdiskusi dengan aktif dan tertib
4. Keberanian untuk bertanya.
5. Keberanian mengajukan pendapat, kritik dan saran
6. Mengerjakan latihan.
7. Memanfaatkan buku sumber
8. Menggunakan berbagai sumber belajar
9. Keaktifan menjawab pertanyaan yang diberikan guru
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
76
Menurut Dimyati dan Mudjono (2006:125) Siswa yang aktif dogolongkan
berdasarkan persentase keaktifan, yaitu :
Tabel 3.4
Format skala penilaian aktivitas belajar
Skala Keaktifan Kategori
80 atau lebih Sangat baik
60 – 79,99 Baik
40 – 59,99 Cukup
20 – 39,99 Kurang
0 – 19,99 Sangat kurang
3.6 Uji Instrumen Penelitian
3.6.1 Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi (2006:144), validitas instrumen adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid
harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi
Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan
persamaan :
rxy = 𝑁. 𝑋𝑌− 𝑋 . 𝑌
√[ 𝑁 𝑋2− 𝑋 2 )(𝑁 𝑌²−( 𝑌2))]
(Suharsimi, 2006 : 274)
Keterangan :
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
77
rxy = Angka korelasi “r” product moment
N = Number of Cases (Jumlah siswa)
∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑ X = Jumlah skor X
∑ Y = Jumlah skor Y
Dalam formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya
adalah sebagai berikut :
rxy < : Korelasi sangat rendah
0,20 - 0,399 : Korelasi rendah
0,40 - 0,699 : Korelasi sedang atau cukup
0,70 - 0,899 : Korelasi tinggi
0,90 - 1,00 : Korelasi sangat tinggi
Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan
tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf
signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Rxy disebut juga dengan rhitung. Setelah
harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis
product moment. Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi
rkritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan
sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga rhitung > rtabel
dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Instrumen
dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan tingkat signifikasi 0,05.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
78
Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal atau
validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rhitung>rtabel maka
item tersebut dianggap valid, dimana diketahui rtabel sebesar 0,30. Dari hasil
perhitungan validitas instrumen tes maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5
Uji Validitas
No. Soal Soal 1 Soal 2 Soal 3 rtabel Kriteria
1 0,39 0,48 0,39 0,30 Valid
2 0,40 0,33 0,52 0,30 Valid
3 0,44 0,35 0,34 0,30 Valid
4 0,42 0,33 0,32 0,30 Valid
5 0,34 0,43 0,32 0,30 Valid
6 0,33 0,37 0,40 0,30 Valid
7 0,32 0,40 0,41 0,30 Valid
8 0,39 0,40 0,51 0,30 Valid
9 0,43 0,37 0,36 0,30 Valid
10 0,44 0,33 0,46 0,30 Valid
11 0,35 0,33 0,35 0,30 Valid
12 0,33 0,40 0,32 0,30 Valid
13 0,36 0,35 0,36 0,30 Valid
14 0,38 0,38 0,49 0,30 Valid
15 0,33 0,44 0,32 0,30 Valid
16 0,33 0,38 0,39 0,30 Valid
17 0,33 0,39 0,40 0,30 Valid
18 0,33 0,32 0,34 0,30 Valid
19 0,38 0,35 0,33 0,30 Valid
20 0,35 0,40 0,32 0,30 Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item
dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rhitung > rtabel, sehingga
soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
79
3.6.2 Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan mempunyai
tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu
dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan.
a. Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Untuk mengukur reliabilitas instrumen aktivitas belajar dilakukan dengan
menggunakan rumus alpha dari Cronbach. Rumus alpha ini digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
berbentuk uraian. Adapun rumus alpha untuk menghitung reliabilitas yaitu :
(Suharsimi, 2006:196)
Keterangan :
R11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya soal
∑𝜎b² = jumlah varians butir
𝜎²t = varians total
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan terhadap koefisien
korelasi adalah sebagai berikut :
R11 = 𝑘
𝑘−1 1 −
𝜎𝑏2
𝜎2𝑡
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
80
Tabel 3.6
Kriteria koefisien korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r tabel dengan tingkat
kepercayaan 95%, maka angket variabel tersebut dapat dikatakan reliabel.
b. Tes Hasil Belajar
Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah
yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Suharsimi A,2006:183)
Di mana:
xyr = koefisien korelasi
X = jumlah skor X
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
81
Y = jumlah skor Y
XY = jumlah skor X dan Y
N = jumlah responden
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown, yaitu :
r 11 =
212
1
21
21
.1
..2
r
r (Suharsimi A, 2006: 180)
Keterangan:
r 11 : reliabilitas instrumen
r 2
12
1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002:167) kriterianya adalah sebagai
berikut :
0,81 -1,000 : sangat tinggi
0,61 - 0,800 : tinggi
0,41 - 0,600 : cukup
0,21 - 0,400 : rendah
Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 3.7
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
82
Uji Reliabilitas Instrumen
Soal 1 Soal 2 Soal 3
r11 0.53 0.45 0.47
Kriteria Cukup Cukup Cukup
Dari hasil perhitungan reabilitas menunjukkan bahwa instrumen penelitian
memiliki reliabilitas yang cukup, karena angka reliabilitas rata-rata yaitu sebesar
0,65 artinya semua soal dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat
dipercaya.
3.7 Analisis Butir Soal
3.7.1 Tingkat Kesukaran
Menghitung masing-masing tingkat kesukaran tiap butir soal test :
a. Menghitung jawaban yang benar setiap butir soal
b. Menghitung dengan menggunakan rumus :
P = B
JS
Keterangan :
P : Indeks tingkat kesukaran 1 item
B : Jumlah siswa yang menjawab benar per item soal
JS : Jumlah seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian.
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut :
P 0,00 - 0,30 = soal dianggap sukar
P 0,31 - 0,70 = soal dianggap sedang
P 0,71 - 1,00 = soal dianggap mudah
(Suharsimi, 2008:108)
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
83
Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk setiap nomor soal. Dari
perhitungan uji tingkat kesukaran diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8
Uji Tingkat Kesukaran
No.
Soal
Soal set 1 Soal set 2 Soal set 3
Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 0,17 Sukar 0,34 Sedang 0,20 Sukar
2 0,54 Sedang 0,85 Mudah 0,73 Mudah
3 0,93 Mudah 0,76 Mudah 0,37 Sedang
4 0,66 Sedang 0,78 Mudah 0,88 Mudah
5 0,63 Sedang 0,22 Sukar 0,61 Sedang
6 0,95 Mudah 0,41 Sedang 0,61 Sedang
7 0,39 Sedang 0,63 Sedang 0,22 Sukar
8 0,49 Sedang 0,76 Mudah 0,80 Mudah
9 0,32 Sedang 0,41 Sedang 0,56 Sedang
10 0,85 Mudah 0,59 Sedang 0,73 Mudah
11 0,90 Mudah 0,66 Sedang 0,22 Sukar
12 0,32 Sedang 0,56 Sedang 0,66 Sedang
13 0,66 Sedang 0,83 Mudah 0,83 Mudah
14 0,95 Mudah 0,37 Sedang 0,32 Sedang
15 0,95 Mudah 0,71 Mudah 0,85 Mudah
16 0,12 Sukar 0,32 Sedang 0,80 Mudah
17 0,90 Mudah 0,29 Sukar 0,78 Mudah
18 0,88 Mudah 0,22 Sukar 0,22 Sukar
19 0,20 Sukar 0,59 Sedang 0,78 Mudah
20 0,80 Mudah 0,68 Sedang 0,73 mudah
Hasil uji tingkat kesukaran soal set 1 menunjukkan bahwa soal memiliki
tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Pada soal set 1 dapat diketahui (30%)
termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran mudah, (35%) termasuk kedalam tingkat
kesukaran sedang dan (35%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
84
Soal set 2 menunjukkan soal (30%) termasuk kedalam kriteria tingkat
kesukaran mudah, (55%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang dan (10%)
termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar.
Soal set 3 menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki tingkat kesukaran
mudah, sedang dan sukar. Pada soal set 3 dapat diketahui (50%) termasuk kedalam
kriteria tingkat kesukaran mudah, (35%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang
dan (15%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar.
3.7.2 Daya Pembeda
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai
berikut :
D = BA
JA -
BB
JB = PA – PB
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BB BA
JA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar.
PA BA
JA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
85
Tabel 3.9
Kriteria Daya Pembeda
Interval
Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (Poor)
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (Satisfactory)
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (Good)
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik (Excellent)
Pengujian daya pembeda penelitian ini diperoleh hasil pada tabel sebagai
berikut.
Tabel 3.10
Uji Daya Pembeda
No.
Soal
Soal set 1 Soal set 2 Soal set 3
DP Kriteria DP Kriteria DP Kriteria
1 0,24 Cukup 0,18 Jelek 0,38 Cukup
2 0,27 Cukup 0,10 Jelek 0,26 Cukup
3 0,15 Jelek 0,30 Cukup 0,13 Jelek
4 0,41 baik 0,35 Cukup 0,05 Jelek
5 0,36 Cukup 0,23 Cukup 0,21 Cukup
6 0,10 Jelek 0,22 Cukup 0,02 Jelek
7 0,37 Cukup 0,20 Cukup 0,23 Cukup
8 0,17 Jelek 0,11 Jelek 0,20 Cukup
9 0,23 Cukup 0,03 Jelek 0,31 Cukup
10 0,30 Cukup 0,07 Jelek 0,26 Cukup
11 0,20 Jelek 0,50 Baik 0,43 Baik
12 0,23 Cukup 0,45 Baik 0,41 Baik
13 0,02 Jelek 0,06 Jelek 0,35 Cukup
14 0,10 Jelek 0,23 Cukup 0,23 Cukup
15 0,10 Jelek 0,21 Cukup 0,10 Jelek
16 0,04 Jelek 0,23 Cukup 0,30 Cukup
17 0,10 Jelek 0,18 Jelek 0,06 Jelek
18 0,15 Jelek 0,14 Jelek 0,23 Cukup
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
86
19 0,09 Jelek 0,26 Cukup 0,16 Jelek
20 0,30 Cukup 0,26 Cukup 0,26 Cukup
Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal set 1 dapat diketahui bahwa
(5%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda baik, (40%) termasuk kedalam kriteria
daya pembeda cukup dan (55%) termasuk kedalam daya pembeda jelek.
Pada soal set 2 dapat diketahui bahwa, (5%) termasuk kedalam kriteria daya
pembeda baik, (45%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup dan (50%)
termasuk kedalam daya pembeda jelek.
Soal set 3 dapat diketahui bahwa (10%) termasuk kedalam kriteria daya
pembeda baik, (60%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup dan (30%)
termasuk kedalam daya pembeda jelek.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa. Alat pengumpul data dalam
penelitian ini adalah :
1. Tes, yaitu berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki siswa. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi.
2. Observasi, yaitu memperhatikan sesuatu dengan menggunakan pengamatan.
Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
87
sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan yang berisi sederetan sub variabel aktivitas belajar siswa.
3.9 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, prosedur penelitian dibagi ke dalam empat tahapan,
yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Menentukan masalah yang akan diteliti
b. Melaksanakan pra penelitian untuk mengetahui data mengenai hasil belajar
siswa.
c. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan
untuk menentukan waktu, kelas, SK, KD, indikator dan tujuan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian.
d. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Menyusun instrumen penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan uji coba soal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda.
b. Melakukan penelitian
3. Pengolahan data
a. Melakukan penskoran
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
88
b. Merubah skor menjadi nilai
c. Melakukan gain, uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis
d. Menganalisis lembar observasi
e. Pengolahan data aktivitas belajar
4. Kesimpulan
a. Membuat interpretasi hasil penelitian
b. Membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
3.10 Teknik Pengolahan Data
3.10.1 Tes Hasil Belajar
Untuk pengolahan data tes hasil belajar adalah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Tahap penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman
penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap siswa ditentukan
dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
S = ∑ R
(Purwanto, 2009:66)
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
89
Keterangan :
S = skor siswa
R = jumlah item yang dijawab benar
b. Mengubah skor mentah menjadi nilai
Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan
mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Keterangan :
S = skor yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh
N = skor maksimum ideal
c. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan post
test.
d. Setelah nilai pre test dan post test pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2,
kemudian dihitung peningkatan antara pre test dan post test untuk
mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai gain dan gai ternormalisasi adalah sebagai berikut :
N = Gain = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 )
(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 )
Keterangan :
N – Gain = Gain yang dinormalisir
Pre test = Nilai awal pembelajaran
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
90
Post test = Nilai akhir pembelajaran
Tabel 3.11
Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
(g) ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
Sumber : Hake, 1998
3.10.2 Lembar Observasi
Untuk pengolahan data aktivitas belajar langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pengurutan data hasil lembar observasi dari yang terkecil dan terbesar
2. Menghitung jarak rentang dengan menggunakan rumus :
R = Data tertinggi – Data terendah
3. Menghitung kelas (K) dengan struges, rumus yang digunakan adalah :
Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 log n
4. Panjang interval kelas (P) rumusnya adalah :
P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑅)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)
5. Tentukan batas terendah atau ujung data pertama, dilanjutkan dengan
menghitung kelas interval, yaitu dengan menjumlahkan ujung bawah kelas
ditambah panjang kelas (P) dan hasilnya dikurangi 1 sampai akhir.
6. Membuat tabel sementara (tabulasi data) dengan cara dihitung satu demi satu
sesuai dengan urutan interval.
7. Setelah tabulasi data langkah selanjutnya mengkonversi angka ke dalam nilai
berskala 0-5. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
91
a. Menentukan mean duga, yang biasanya diambil pada kelas interval yang
mempunyai frekuensi terbesar. Besarnya MT (Mean Terkaan) adalah
jumlah batas-batas kelas interval dibagi 2.
b. Menghitung mean yang sebenarnya dengan rumus :
Mean = MT + 1 ( 𝑓𝑑
𝑁)
(Suharsimi Arikunto, 2010:254)
c. Menghitung Standar Deviasi (SD), dengan rumus :
SD = 1 𝑓𝑑 2
𝑁− (
𝑓𝑑
𝑁)²
(Suharsimi Arikunto, 2010:254)
d. Menghitung nilai berskala 1-5
Mengubah skor mentah menjadi nilai standar skala lima, dengan
menggunakan patokan sebagai berikut :
5
+1,5 SD = Mean + 1,5 SD
4
+0,5 SD = Mean + 0,5 SD
3
- 0,5 SD = Mean – 0,5 SD
2
-1,5 SD = Mean – 1,5 SD
1
Sudijono (2009:333)
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
92
3.11 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :
3.11.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data
sampel berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan
menggunakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan
menggunakan uji Komolgorov smirnov yang diolah menggunakan alat SPSS 19,0.
Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan
berdistribusi normal dan kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
3.11.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-skor pada
penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji levene statistic pada SPSS 19.0,
dengan kriteria sebagai berikut :
Jika level signifikasi > 0,05 maka data tersebut homogen.
3.11.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu
data selisih nila pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
93
menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Uji t independen dua
arah ini dugunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata (mean) yang
terdapat pada program pengolahan data. Pengujian dua arah ini dilakukan karena
tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif
(+) atau negatif (-).
Adapun yang di bandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain
post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2,
baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Berikut kriteria pengujian untuk
hipotesis :
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
µ1 : skor gain kelompok eksperimen yang dikenakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
µ2 : skor gain kelompok eksperimen yang dikenakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
Jika dibandingkan dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika Thitung ≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Hipotesis dalam penelitian ini akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif
(HA) dan hipotesis nol (H0). Agar tampak terdapat dua pilihan, hipotesis ini perlu
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
94
didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan
hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang di uji secara statistik
hipotesis dinyatakan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2
HA :µ1 ≠ µ2
Keterangan:
H0 = Hipotesis nihil
HA = Hipotesis alternatif
Dimana :
µ1 = N-Gain kelompok eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
µ2 = N-Gain kelompok eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Jika dibandingkan dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika Thitung ≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak