Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting Subjek dan Karakteristik Subjek Penelitian
Peneliti ini dilakukan di SDN Tlogo. SDN Tlogo terletak di lingkungan
perdesaan dan jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Tlogo sangat nyaman dan
jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasaran di SDN Tlogo sudah
cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber-
sumber lain (buku) sudah sangat menunang proses pembelajaran.
Siswa SDN Negeri Tlogo berjumlah 218 anak yang terdiri mulai dari kelas I
sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-
masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan bahasa
inggris, 1 guru pendidikan komputer, 1 guru pendidikan agama islam, 1 guru
pendidikan agama kristen, 1 guru pendidikan agama katolik, 1 guru agama hindu,
dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00
sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari jum‟at dan sabtu yang berlangsung
mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45 siang. Jumlah tenaga
kependidikan di SDN Tlogo adalah sebanyak 14 orang, dengan perincian 1
Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 4 guru pendidikan agama (islam, kristen, hindu,
dan katolik) 3 guru wiyatabakti, dan 1 penjaga sekolah.
a. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogo pada siswa kelas 5 Semester 2
tahun pelajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 5 SDN Tlogo sebanyak 33 siswa dengan rincian 19 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
b. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo pun berbeda-beda dari segi
jenis kelamin, keluarga, dan lingkungannya tergolong hetorogen. Jenis kelamin
siswa di SD Tlogo laki-laki dan perempuan, dari keluarga ada yang tergolong
31
mampu dan ada yang kurang mampu, dari lingkungan hidup ada yang dari
perkotaan dan ada yang dari desa. Dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari segi kognitif menurut penuturan kepala sekolah dan guru kelas 5 tercatat
ada siswa yang taraf kognitifnya tergolong baik dan ada juga yang kurang baik.
Tercatat beberapa siswa yang mempunyai kemampuan cukup baik karena
sering mendapat juara pada saat perlombaan cerdas cermat antar kecamatan
bahkan provinsi. Dilihat dari segi afektif dan psikomotor ada beberapa siswa
yang dinilai mempunyai ketrampilan-ktrampilan di bidang seni seperti
membatik, menari, melukis, dan berpuisi. Sedangkan di bidang olehraga juga
ada beberapa siswa yang dinyatakan berprestasi seperti volly dan renang. Ada
satu siswa yang yang dinyatakan mempunyai kemampuan di bawah rata-rata,
hal itu dapat di lihat dari hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-latihan
yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas 5, siswa tersebut
masih tergolong anak yang perlu penanganan khusus dan seharusnya
bersekolah di sekolah khusus untuk menangani anak yang mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata. Jadi peningkatan proses pembelajaran yang
berkualitas masih perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang
optimal.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya
dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan
mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena
ada kesenjangan/perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK
ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.
Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak
berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk
32
meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.
Ada beberapa keunggulan, ketika seorang guru melakukan penelitian
dengan menggunakan metode tindakan, yaitu sebagai berikut :
1) Mereka tidak harus meninggalkan tempat kerjanya.
2) Mereka dapat merasakan hasil dari tindakan yang telah direncanakan.
3) Bila treatment (perlakuan) dilakukan pada responden maka responde dapat
merasakan hasil treatment (perlakuan) dari penelitian tindakan kelas. Tiga
keunggulan dari penelitian tindakan kelas ini, tidak dimiliki oleh penelitian
dengan metode penelitian lain.
Menurut Sudarwan Damin (2010:85) penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru guna memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dan mencoba hal-hal baru untuk memperbaiki
mutu hasil pembelajaran.
Kunandar (2008) dalam Iskandar (2012 : 21) penelitian tindakan (action
Research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama sama
dengan orang tua lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki /
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
3.3 Variabel Penelitian
Setiap penelitian harus memahami variabel yang akan di ungkap. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1) Variabel Bebas (X) adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah unsur yang mengikat
munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja
mengikat tehadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together).
2) Variabel Terikat (Y) adalah minat dan hasil belajar siswa.
Yang dimaksud dengan variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh
adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai
33
akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah minat dan hasil belajar IPA siswa.
3.4 Rencana Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi
Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2012: 33), yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan
kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Bagan PTK Model Suharsimi Arikunto (Paizaluddin dan
Ermalinda, 2012: 34)
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
34
Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
3.4.1 Pelaksanaan Siklus1
a. Perencanaan
1. Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.
2. Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
3. Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan model NHT.
4. Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.
5. Kesimpulan dan evaluasi.
6. Pemantapan dan tindak lanjut
b. Pelaksanaan
1. Menggunakan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
2. Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 orang
3. Setiap siswa mempunyai nomor urut yang diberikan oleh guru
4. Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap kelompok
5. Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
6. Siswa yang nomor urutnya dipanggil akan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru tersebut
7. Guru dan murid memberikan kesimpulan terhadap pelajaran yang sudah
dipelajari.
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Pengamatan
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian
dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran Model NHT,
termasuk hasil yang dicapai siswa.
35
d. Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), maka akan dilakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung, untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari
kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki guna
persiapan pembelajaran pada siklus yang selanjutnya.
3.4.2 Pelaksanaan Siklus 2
a. Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 yang belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
2. Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.
3. Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan model NHT.
5. Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.
6. Kesimpulan dan evaluasi.
7. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
8. Pengembangan program tindakan 2.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah
yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang
sudah ditentukan, antara lain melalui:
1. Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 siswa
2. Siswa mengambil nomor urut yang sudah ditentukan oleh guru
3. Siswa mengamati materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru.
4. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan nomor
urut masing-masing
5. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari
6. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
36
c. Pengamatan
1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan mencatat
semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan data/ hasil
yang terkumpul.
2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus 2.
3. Evaluasi tindakan siklus 2.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif,
yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka untuk menentukan hasil belajar
siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, dan
langsung di lapangan.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
observer (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung kemudian
mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi ini terdiri dari
dua macam yaitu lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. Lembar
observasi ini digunakan untuk mengukur atau menilai proses belajar, yaitu tingkah
laku siswa pada saat pembelajaran dan tingkah laku guru pada waktu mengajar.
Pengisian lembar observasi ini dilakukan dengan cara memberikan tanda cek (√)
pada kolom jawaban lembar observasi guru dan pada lembar observasi siswa.
Dalam kegiatan pengamatan terhadap guru dan siswa dalam melaksanakan
dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe
NHT, maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan Lembar Observasi
guru dan lembar observasi siswa. Untuk skala penilaian dan kriteria yang
37
digunakan pada lembar observasi aktivitas guru dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Skor 4 guru melaksanakan pembelajaran dengan „Sangat Baik”.
Skor 3 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Baik”.
Skor 2 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Cukup”.
Skor 1 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Kurang”.
Teknik dalam perhitungan yang akan digunakan yaitu :
Keterangan : ∑ x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
N = Jumlah keseluruhan skor maksimal
(Sumber: Djamarah, 2005:331)
Adapun kategori penggolongan rentang nilai akhir sebagai berikut:
80 ke atas : baik sekali
66 – 79 : baik
56 – 65 : cukup
46 – 55 : kurang
45 ke bawah : gagal
(Sudijono, 2008: 35)
Adapun kisi-kisi intrumen obervasi aktivitas siswa dan guru adalah sebagai
berikut:
Tabel. 3.1. Kisi-kisi observasi aktivitas guru
No. Aspek yang dinilai.
1.
2.
3.
Kegiatan Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
B. Pendekatan / strategi pembelajaran
C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
D. Penilaian proses dan hasil belajar
F. Penggunaan bahasa
Penutup
38
Adapun hal yang diamati pada aktifitas siswa sebagai berikut :
Tabel. 3.2. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa
No. Aspek yang dinilai.
1.
2.
3.
Kegiatan Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. mampu materi pelajaran
B. Pendekatan / strategi pembelajaran
C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
D. Penilaian proses dan hasil belajar
E. Penggunaan bahasa
Penutup
2. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar,
sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam
memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
minat dan belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus,
sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada setiap siklus. Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid (Muchtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto, 2012:46).
3. Angket
Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai minat belajar
IPA siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa
untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kisi-kisi angket minat belajar dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.4: Kisi-kisi instrumen minat belajar
No. Indikator Item angket
1 Rasa Suka 2, 4
2 Ketertarikan pembelajaran menggunakan
NHT
1, 3, 5, 7
3 Memusatkan Perhatian 9, 10
4 Keaktifan siswa 8
5 Rasa percaya diri siswa 6
39
Untuk mengukur skala minat digunakan pernyataan skala menggunakan
rumus Likert yang sudah dimodifikasi, yaitu skala terdiri dari empat tingkat
jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Penggunaan
modifikasi skala Likert ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang
dikandung dalam skala lima tingkat. Modifikasi skala Likert meniadakan kategori
meniadakan jawaban yang tengah (Hadi, 1991).
Tabel 3. 1
Skala modifikasi Likert
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
4. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan
kejadian-kejadian selama berlangsungnya proses pembelajaran berupa foto-foto.
3.6 Indikator Kinerja
Tolak ukur keberhasilan dari model NHT pada pelajaran IPA yaitu siswa
dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari. Indikator ini
merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya dalam rangka
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Indikator
keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal
85% siswa yang diajar dengan menggunakan model NHT dapat memperoleh nilai
lebih besar dari 65 (Kriteria Ketuntasan Minimum). Indikator kinerja yang
berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bagi guru, berhasil
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model NHT jika minimal 85%
skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.
40
3.7 Teknik dan Analisa Data
Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata
nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal.
1. Menghitung ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan x100
2. Menghitung Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar individu menggunakan analisis deskreptif prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan x100
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan
atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65,
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.
3. Menghitung Angket Minat Belajar Siswa
Patokan untuk mengukur minat belajar siswa adalah nilai (skala) tertinggi
pada jawaban angket yaitu 4 dikalikan dengan jumlah soal yaitu 10, dikalikan
dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran yaitu 33 siswa. Uraiannya
adalah seperti berikut:
Untuk skor perolehan, diperoleh sebagai berikut: jumlah keseluruhan pilihan
bobot jawaban angket x 10 x 33 = 1320.
Kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
41
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.8.1 Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang
nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran
berlangsung. Menurut Sugiyono (2011:333) jika jumlah siswa 21 maka maka taraf
signifikan 1% adalah 0,433. Uji validitas soal tersebut dibantu dengan SPSS18.
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabiltias adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Uji
reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal
yang nantinya akan digunakan dalam tes setelah pembelajaran. Uji reliabilitas
dalam penelitian dengan menggunakan SPSS18. Pengujian reliablitas dengan
melihat nilai cronbach’s Alpha.
Ukuran untuk pengukuran reliabilitas adalah sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima.
0,7 < α < 0,8 : dapat diterima.
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas tinggi.
α> 0,9 : relibilitas memuaskan.