Upload
lydien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen semu merupakan penelitian
yang mengembangkan eksperimen murni (true experimental). Penelitian ini
menggunakan dua kelas. Kelas pertama sebagai kelompok eksperimen, sedangkan
kelas kedua sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelas yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan
kelompok kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning. Kedua kelompok selanjutnya dievaluasi untuk melihat ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua model pembelajaran tersebut ditinjau
dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada kedua kelas tersebut.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretes-posttes tak
ekuivalen yang dikemukakan oleh John W. Best 1997 (dalam Arifin, 2012: 88).
Desain ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
kelas yang ada, yang kira-kira homogen kondisi kelasnya. Terdapat pretes dan
posttes dan adanya tindakan pada masing-masing kelompok dengan perlakuan
atau cara yang berbeda.
Gambar 3.1. Desain pretes-posttes tak ekuivalen dari John W. Best 1997
(dalam Arifin, 2012: 88)
O1 X O2
…………………
O3 X O4
36
Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Kelas eksperimen dan kontrol akan diukur hasil belajarnya
terlebih dahulu untuk uji kesetaraan atau homogen, kemudian pada kelas
eksperimen akan diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem
based learning dan kelas kontrol akan diberikan perlakuan dengan model
pembeljaran project based learning. Selanjutnya dilakukan posttest pada masing-
masing kelompok/ kelas. Dari hasil posttest dapat diketahui hasil belajar IPA pada
siswa kelompok eksperimen problem based learning dan kelompok kontrol
project based learning setelah mendapat perlakuan. Desain atau rancangan yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Kelas/ Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Keterangan:
X1 : model pembelajaran Problem Based Learning
X2 : model pembelajaran Project Based Learning
O1 : Pretest kelompok eksperimen
O2 : Posttest kelompok eksperimen
O3 : Pretest kelompok kontrol
O4 : Posttest kelompok kontrol
3.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA dan kelas IVB, SD Negeri
Plumbon 01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Alasan yang menjadi
pertimbangan peneliti memilih kedua kelas tersebut adalah karena kedua kelas
tersebut berada dalam satu SD paralel. Selain itu, dari keterangan masing-masing
guru kelas pada saat dilakukan observasi sebelum pemberian tindakan oleh
peneliti, diketahui bahwa kedua kelas hampir memiliki prestasi akademik dan
jumlah siswa yang sama. Dari hasil observasi, peneliti berpendapat bahwa kedua
37
kelas tersebut akan berpeluang memiliki tingkat varians data yang sama sehingga
dapat dikatakan homogen.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan
April 2016 dan dilakukan secara bertahap.
Adapun tahapannya meliputi:
1. Tahap persiapan
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,
permohonan ijin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat
penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.
3. Tahap penyusunan
Pada tahap ini ada tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti
penyusunan laporan serta persiapan ujian.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 2) pada dasarnya adalah
“segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
bebas yang dilambangkan dengan X dan variabel terikat yang dilambangkan
dengan Y.
Variabel bebas menurut Sugiyono (2010: 4) merupakan “variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Menurut Slameto (2015: 198) variabel bebas atau
independent adalah “variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel
lain”. Sedangkan menurut Soesilo (2015: 41) pada umumnya diartikan “sebagai
suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah)
kondisi atau nilai yang lain”. Variabel bebas tersebut berupa treatmen (perlakuan)
38
yang akan dikenakan pada subjek penelitian untuk dinilai dampaknya (hasil
perubahannya). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu
model pembelajaran Problem Based Learning (X1) dan model pembelajaran
Project Based Learning (X2).
Variabel terikat menurut Sugiyono (2010: 4) merupakan “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Menurut
Slameto (2015: 198) adalah “variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari
manipulasi dan pengaruh variabel bebas”. Sedangkan menurut Soesilo (2015: 42)
“merupakan suatu kondisi atau nilai yang muncul sebagai akibat adanya variabel
bebas”. Variabel terikat berupa informasi (data) tentang perubahan diri subjek
sebagai reaksi subjek terhadap keberadaan variabel bebas tersebut. Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y).
3.2.2 Definisi Operasional
Judul penelitian ini adalah “Perbedaan Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dan Project Based Learning Ditinjau Dari Hasil Belajar
Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SD N Plumbon 01 Semester II Tahun Ajaran
2015/2016”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran
dengan menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai
dasar untuk merangsang dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa
dalam menemukan informasi, memecahkan masalah dan membangun
pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi dan kegiatan pembelajaran.
Guru dapat membimbing siswa untuk mengorganisasi kegiatan belajar
yang akan dilakukan berhubungan dengan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya. Setelah itu, peserta didik mulai melakukan penyelidikan
dengan bimbingan guru untuk memecahkan masalah dan mengembangkan
atau menyajikan hasil karya berdasarkan pemecahan masalah. Hasil karya
dapat berupa laporan yang nantinya akan dievaluasi bersama dengan Guru.
Dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat
39
merangsang siswa untuk bertindak aktif melalui penyelidikan pemecahan
masalah.
2. Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran Project Based Learning adalah model pembelajaran
yang menuntun siswa untuk bertindak aktif dan berpikir kritis untuk
mampu memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas yang berkaitan
dengan masalah atau kehidupan nyata sehari-hari dan menciptakan suatu
karya nyata yang berguna bagi diri sendiri atau orang lain sesuai tingkat
usia atau kemampuan siswa. Siswa dapat diarahkan untuk merencanakan
langkah-langkah dalam penyelesaian proyek dan menyusun jadwal
pelaksanaan proyek. Selanjutnya siswa dapat menyelesaikan proyek
dengan pencarian informasi serta bimbingan guru untuk selanjutnya dapat
mempublikasikan hasil penyelesaian tugas yang telah dilakukan. Dalam
kegiatan mengkomunikasi akan dilakukan evaluasi bersama guru.
Kegiatan pembelajaran ini dapat merangsang siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri dari aktifitas yang telah dilakukan.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil atau bukti keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang sengaja dirancang berupa perubahan tingkah
laku atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Hasil belajar
sendiri meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses
(aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Namun, pada
penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hanya aspek kognitif.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2010: 61) adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
40
yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N
Plumbon 01 yang meliputi kelas IVA dan IVB yang masing-masing berjumlah 20
siswa.
Pengertian sampel sendiri menurut Sugiyono (2010: 62) adalah “bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling jenis
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel yang
menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Teknik pengambilan
sampel ini dipilih karena jumlah populasi yang relatif kecil.
Sampel penelitian ini adalah kelas IVA dan IVB SD N Plumbon 01.
Pertimbangan ini diambil atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat
yang dimaksud adalah memilih dua kelompok yang memiliki nilai rata-rata yang
seimbang pada mata pelajaran IPA dengan cara uji homogenitas. Berikut ini
disajikan tabel data siswa kelompok eksperimen dan kontrol sebagai sampel
penelitian.
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas IV Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
IV A Eksperimen (SD N Plumbon 01)
10 10 20
IV B Kontrol
(SD N Plumbon 01)
9 11 20
Jumlah 19 21 40
Penelitian ini juga memiliki prosedur rancangan penelitian yang
didalamnya terdapat kegiatan uji kesetaraan guna mengetahui apakah terdapat
kesamaan diantara subyek penelitian tersebut. Prosedur rancangan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat RPP dan kisi-kisi tes sesuai dengan materi dan SK KD yang
akan diteliti.
2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang telah dibuat baik
pretest maupun posttest.
41
3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pretest dan posttest yang
berbentuk pilihan ganda.
4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas dan reabilitas instrumen.
5. Memilah butir soal atau instrumen yang valid untuk digunakan dalam
pelaksanaan pretest dan posttest.
6. Memberikan pretest pada kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol.
7. Peneliti juga melakukan uji normalitas, uji homogenitas serta uji t dari
hasil pretest kedua kelas untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok.
8. Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesuai RPP yang telah dibuat.
9. Memberi posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
10. Menganalisis hasil belajar yang diperoleh dari posttest melalui uji
normalitas, uji homogenitas serta uji t.
11. Menyusun laporan hasil penelitian.
Tabel mengenai data deskriptif statistik nilai pretest dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, yang meliputi nilai maksimal, nilai minimal,
nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belajar IPA disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.3
Analisis Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol SD N Plumbon 01 Tahun Ajaran 2015/2016
Descriptive Statistics
N
Mini
Mum
Maxi
Mum Sum Mean
Std.
Deviation
Statis
tic
Statis
tic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
EKSPERI MEN
20 60 85 1445 72.25 1.720 7.691
KONTROL 20 55 85 1420 71.00 1.940 8.675
42
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai pretest kelompok eksperimen dengan
jumlah data (N) sebanyak 20 anak mempunyai nilai minimum 60 dan nilai
maksimum 85. Sedangkan mean pada kelompok eksperimen yaitu 72,25 dan
standart deviation yaitu 7,691. Sedangkan hasil belajar IPA kelompok kontrol
dengan jumlah data (N) sebanyak 20 mempunyai nilai minimum 55 dan nilai
maksimum 85. Kelompok kontrol mempunyai mean yaitu 71,00 dan standart
deviation yaitu 8,675.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar
siswa. Untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan yang diperlukan
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tes dan nontes. Teknik tes
digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
perlakuan. Jenis tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes tertulis
berbentuk pilihan ganda. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan
instrumen observasi yang digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan
pembelajaran dan sintaks model pembelajaran yang dilaksanakan guru serta
aktivitas atau kegiatan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1 Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan sintaks dan rencana pembelajaran. Observasi dilakukan pada kedua
kelompok saat pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi yang digunakan
adalah butir-butir pernyataan. Kelompok eksperimen di kelas IVA diobservasi
berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning dan
kegiatan dalam RPP. Sedangkan kelompok kontrol di kelas IVB diobservasi
berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan
kegiatan dalam RPP. Selain tindakan guru, aktivitas siswa juga diobservasi untuk
mengetahui keaktifan atau respon siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang digunakan. Berikut ini disajikan
43
tebel kisi-kisi lembar observasi tindakan guru dan aktifitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan model problem based learning dan project based learning.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Problem Based Learning
No Aspek yang diamati
Nomor
Item Instrumen
Jumlah
Instru men
I Pra Pembelajaran
Kesiapan, perlengkapan guru dan media
pembelajaran 1, 2 2
2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan
Melakukan koordinasi kelas 3 1
Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran 4, 5, 6 3
Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah yang akan dipecahkan
Melakukan orientasi masalah dan memberi penjelasan
7, 8 2
3 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Fase 2: Mengorganisasi dan membimbing untuk kegiatan belajar
Mengorganisasi siswa untuk belajar 9, 10 2
Membimbing perencanaan pemecahan masalah 11, 12 2
Elaborasi
Fase 3: Membimbing penyelidikan pemecahan masalah
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
13, 14, 15 3
Fase 4: Membimbing penyelesaian dan penyajian hasil pemecahan masalah
Membimbing siswa menyajikan hasil karya 16, 17 2
Konfirmasi
Fase 5: Melakukan analisis dan penilaian dari pemecahan masalah
Membahas penyelesaian masalah, memberikan saran
dan tanggapan
18, 19, 20,
21 4
4 Penutup
Membuat kesimpulan dan penyampaian kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya
22, 23 2
Mengelola waktu dan menutup kegiatan
pembelajaran 24, 25 2
Jumlah 25
44
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Problem Based Learning
No Aspek yang diamati
Nomor
Item
Instrumen
Jumlah
Instru
men
I Pra Pembelajaran
Kesiapan, perlengkapan siswa ketika akan mengikuti pembelajaran
1, 2 2
2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru 3 1
Siswa antusias dan menyimak tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru 4, 5, 6 3
Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah yang akan dipecahkan
Merespon dan aktif dalam merumuskan masalah 7, 8 2
3 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Fase 2: Mengorganisasi dan membimbing untuk kegiatan belajar
Tertib dan semangat mengikuti kegiatan kelompok 9, 10 2
Mampu memunculkan ide pemecahan masalah dan
berkerjasama 11, 12 2
Elaborasi
Fase 3: Membimbing penyelidikan pemecahan masalah
Melakukan penyelidikan individual maupun
kelompok 13, 14, 15 3
Fase 4: Membimbing penyelesaian dan penyajian hasil pemecahan masalah
Membuat laporan dan melakukan presentasi 16, 17 2
Konfirmasi
Fase 5: Melakukan analisis dan penilaian dari pemecahan masalah
Mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah berupa laporan dan saling bertukar pendapat
18, 19, 20, 21
4
4 Penutup
Membuat kesimpulan dan menyimak penyampaian
kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya 22, 23 2
Memanfaatkan waktu dengan baik dan menghormati guru
24, 25 2
Jumlah 25
45
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Project Based Learning
No Aspek yang diamati
Nomor
Item Instrumen
Jumlah
Instru men
I Pra Pembelajaran
Kesiapan, perlengkapan guru dan media
pembelajaran 1, 2 2
2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan
Melakukan koordinasi kelas 3 1
Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran 4, 5, 6 3
Fase 1: Menentukan proyek yang akan dikerjakan
Menyampaikan tugas dan memberi penjelasan 7, 8 2
3 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Fase 2: Membuat rencana kegiatan dalam penyelesaian proyek
Mengelompokkan siswa secara heterogen 9 1
Membimbing siswa dalam perencanaan langkah-
langkah penyelesaian tugas/ proyek 10 1
Fase 3: Menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek
Membimbing siswa menyusun jadwal/ tahapan urutan penyelesaian tugas/ proyek
11, 12 2
Elaborasi
Fase 4: Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan jadwal dengan bimbingan dan
pengawasan guru.
Membimbing siswa menyelesaikan tugas sesuai
rencana 13 1
Membimbing pencarian informasi dan penyelesaian
tugas 14, 15, 16 3
Fase 5: Menyusun dan melakukan presentasi hasil penyelesaian proyek.
Membimbing penyusunan proyek dan melakukan
presentasi 17
1
Konfirmasi
Fase 6: Melakukan evaluasi pengalaman belajar dan hasil penyelesaian proyek
Membahas penyelesaian tugas, memberikan saran
dan tanggapan
18, 19, 20,
21 4
4 Penutup
Membuat kesimpulan dan penyampaian kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya
22, 23 2
Mengelola waktu dan menutup kegiatan
pembelajaran 24, 25 2
Jumlah 25
46
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Project Based Learning
No Aspek yang diamati
Nomor
Item Instrumen
Jumlah
Instru men
I Pra Pembelajaran
Kesiapan, perlengkapan siswa ketika akan mengikuti
pembelajaran 1, 2 2
2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru 3 1
Siswa antusias dan menyimak tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru 4, 5, 6 3
Fase 1: Menentukan proyek yang akan dikerjakan
Memperhatikan tugas dan menyimak penjelasan guru 7, 8 2
3 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Fase 2: Membuat rencana kegiatan dalam penyelesaian proyek
Siswa tertib berkelompok 9 1
Siswa merencanakan langkah-langkah penyelesaian
tugas/ proyek 10 1
Fase 3: Menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek
Siswa aktif dan mampu menyusun jadwal/ tahapan urutan penyelesaian tugas/ proyek
11, 12 2
Elaborasi
Fase 4: Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan jadwal dengan bimbingan dan
pengawasan guru.
Siswa menyelesaikan tugas sesuai rencana 13 1
Siswa melakukan pencarian informasi dan
penyelesaian tugas 14, 15, 16 3
Fase 5: Menyusun dan melakukan presentasi hasil penyelesaian proyek.
Siswa melakukan presentasi 17 1
Konfirmasi
Fase 6: Melakukan evaluasi pengalaman belajar dan hasil penyelesaian proyek
Siswa mengkomunikasikan dan aktif bertukar
pendapat dan memberi tanggapan hasil penyelesaian tugas
18, 19, 20,
21 4
4 Penutup
Membuat kesimpulan dan menyimak penyampaian
kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya 22, 23 2
Memanfaatkan waktu dengan baik dan menghormati
guru 24, 25 2
Jumlah 25
47
3.4.2.2 Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini selain observasi adalah
instrumen tes berupa butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar IPA ketika pretest maupun posttest adalah tes tertulis berupa tes objektif
pilihan ganda.
Prosedur yang harus ditempuh dalam penyusunan tes hasil belajar IPA
ketika pretest maupun posttest adalah: (1) Menentukan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang akan digunakan dalam penelitian sesuai
dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator. (3) Menyusun butir tes/ soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4)
Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk menentukan soal yang
akan digunakan. (5) Melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal.
Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar IPA merupakan instrumen tes yang
belum duji validitas. Uji validitas dilakukan dengan diujicobakan pada kelas di
luar sampel/ subjek penelitian. Instrumen pretes diuji cobakan di kelas 4 SD N
Plumbon 02, sedangkan instrument posttest diuji cobakan di kelas 5 SD N
Plumbon 02. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji instrumen setiap item soal yang nantinya akan diujikan
pada sekolah yang menjadi sampel/ subjek penelitian yaitu kelas IVA dan IVB SD
N Plumbon 01. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi instrument pretest dan posttest.
48
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Instrumen Pretest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan
Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
Standar
Kompetensi (SK)
Kompetensi
Dasar (KD) Indikator
Nomor Item
Instru
men
Jumlah
Instrumen
8.
Memahami
berbagai
bentuk
energi dan
cara
penggunaan
nya dalam kehidupan
sehari-hari.
8.1 Mendeskripsi
kan energi
panas dan
bunyi yang terdapat di
lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya
8.1.1 Mengidentifikasi sumber-sumber
energi panas.
1, 4, 5, 13, 22,
5
8.1.2 Mengidentifikasi
contoh kegiatan sehari-hari yang
menggunakan energi
panas.
15, 21,
28, 30
4
8.1.3 Mengidentifikasi cara perpindahan
panas.
2, 3, 11, 12, 19,
23, 24,
31, 32, 35
10
8.1.4 Mengidentifikasi
sumber-sumber bunyi
yang terdapat
dilingkungan sekitar.
6, 8, 10 3
8.1.5 Menyimpulkan
bahwa bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar.
33, 38, 40 3
8.1.6 Mengidentifikasi
sifat bunyi dapat
merambat melalui benda padat, cair dan
gas.
7, 9, 25,
26, 27, 29
6
8.1.7 Mengidentifikasi
sifat bunyi dapat dipantulkan beserta
jenisnya (bunyi
pantul memperkuat bunyi asli, gaung,
gema).
14, 16,
17, 18, 20, 37
6
8.1.8 Mengidentifikasi
sifat bunyi dapat diserap
34, 36, 39 3
Jumlah Instrumen 40
49
Tabel 3.9
Kisi-Kisi Instrumen Posttest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan
Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
Standar Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD) Indikator
Nomor Item
Instrumen
Jumlah
Instrumen
11.
Memahami
hubungan
antara
sumber
daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat
11.1
Menjelaskan hubungan
antara
sumber daya
alam dengan lingkungan
11.1.1 Mengidentifikasi pengelompokan
sumber daya alam.
1, 7, 10,
13, 20, 27, 33
7
11.1.2 Mengidentifikasi
jenis sumber daya
alam yang dapat diperbaharui
16, 18,
24, 31, 39
5
11.1.3Mengidentifikasi
manfaat sumber
daya alam yang dapat diperbaharui.
2, 6, 22,
29, 35,
36, 38
7
11.1.4Memberi contoh
kegiatan yang dapat menghemat atau
memelihara sumber
daya alam yang
dapat diperbaharui.
3, 8, 12,
25, 30
5
11.1.5Mengidentifikasi
jenis sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui.
4, 9, 15,
21, 26
5
11.1.6Mengidentifikasi
manfaat sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
5, 11, 14,
23, 32,
34, 37
7
11.1.7 Memberi contoh
kegiatan yang dapat
menghemat atau memelihara sumber
daya alam yang tidak
dapat diperbaharui.
17, 19,
28, 40
4
Jumlah Instrumen 40
50
3.5 Uji Instrumen
3.5.1 Uji Validitas
Prosedur penyusunan tes yang telah dipaparkan sebelumnya menyatakan
bahwa, setelah melakukan uji coba maka langkah selanjutnya adalah menghitung
validitas. Menurut Sugiyono (2010: 348) menyatakan bahwa “instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid”. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Gronlund 1985 (dalam Sukardi,
2008: 30) dapat diartikan sebagai “ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor
atau instrumen evaluasi”.
Penggunaan instrumen yang valid diharapkan akan menghasilkan penelitian
yang valid juga. Uji validitas instrument pretes diuji cobakan pada siswa kelas IV
SD Negeri Plumbon 02 yang berjumlah 20 siswa. Sedangkan uji validitas
instrument posttest diuji cobakan pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 02 yang
juga berjumlah 20 siswa. Setelah instrumen diujikan kepada siswa, data yang
diperoleh diuji menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Sesuai dengan nilai tabel r
product moment Sugiyono (2010: 373) memaparkan bahwa instrumen yang diuji
cobakan pada 20 siswa dapat dikatakan valid apabila correccted item total
correlation-nya >0,444 dilihat dari taraf signifikan 5%.
Langkah selanjutnya setelah dihitung atau diuji menggunakan SPSS maka
hasil yang diperoleh dibandingkan dengan nilai signifikansi pada tabel yang telah
ditentukan sebelumnya. Jika hasil r hitung lebih besar atau sama dengan (>) nilai r
pada tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan valid. Berikut ini disajikan tabel
hasil perhitungan dari butir soal yang telah dinyatakan valid dan tidak valid.
51
Tabel 3.10
Data Validitas Instrumen Pretest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan
Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
Indikator Butir
Instrumen Valid
Tidak Valid
Butir
Instrumen yang
Digunakan
dalam Instrumen
Pretest
8.1.1 Mengidentifikasi sumber-
sumber energi panas.
1, 4, 5,
13, 22,
1, 4,
22, 5, 13
- 1, 4, 22
8.1.2 Mengidentifikasi contoh kegiatan sehari-hari yang
menggunakan energi panas
15, 21, 28, 30
28, 30
15, 21 28, 30
8.1.3 Mengidentifikasi cara perpindahan panas.
2, 3, 11, 12, 19,
23, 24,
31, 32, 35
2, 3, 12,
24,
32
11, 19, 23,31,
35
2, 24, 32
8.1.4 Mengidentifikasi sumber-
sumber bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar.
6, 8, 10 8, 10 6 8, 10
8.1.5 Menyimpulkan bahwa bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar.
33, 38, 40 38,
40
33 38, 40
8.1.6 Mengidentifikasi sifat bunyi
dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas.
7, 9, 25,
26, 27, 29
7, 25,
26, 27
9, 29 7, 25, 27
8.1.7 Mengidentifikasi sifat bunyi dapat dipantulkan beserta
jenisnya (bunyi pantul
memperkuat bunyi asli, gaung,
gema).
14, 16, 17, 18,
20, 37
16, 17,
18,
37
14, 20 16, 17, 18
8.1.8 Mengidentifikasi sifat bunyi
dapat diserap
34, 36, 39 34,
36, 39
- 34, 39
Jumlah 40 27 13 20
52
Tabel 3.11
Data Validitas Instrumen Posttest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan
Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
Indikator Butir
Instrumen Valid
Tidak Valid
Butir
Instrumen yang
Digunakan
dalam Instrumen
Posttest
11.1.1 Mengidentifikasi
pengelompokan sumber daya alam.
1, 7, 10,
13, 20, 27, 33
1, 20,
27
7, 10,
13, 33
1, 20, 27
11.1.2 Mengidentifikasi jenis sumber daya alam yang dapat
diperbaharui
16, 18, 24, 31, 39
18, 31
16, 24,
39
18, 31
11.1.3 Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.
2, 6, 22, 29, 35,
36, 38
2, 6, 29,
36,
38
22, 35
2, 6, 29, 36
11.1.4 Memberi contoh kegiatan yang
dapat menghemat atau
memelihara sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
3, 8, 12,
25, 30
3, 8,
12,
25, 30
- 12, 30
11.1.5 Mengidentifikasi jenis sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
4, 9, 15, 21, 26
4, 9, 15,
21,
26
- 4, 15, 21, 26
11.1.6 Mengidentifikasi manfaat
sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui.
5, 11, 14,
23, 32,
34, 37
5, 11,
14,
34
23,
32,
37
5, 14, 34
11.1.7 Memberi contoh kegiatan yang
dapat menghemat atau
memelihara sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
17, 19,
28, 40
19,
40
17,
28
19, 40
Jumlah 40 26 14 20
Hasil uji validitas instrumen uji coba pretest didapati 27 instrumen valid,
namun, peneliti hanya mengambil 20 instrumen yaitu 1, 2, 4, 7, 8, 10, 16, 17, 18,
22, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 34, 38, 39, 40. Selain uji coba pretest, instrumen uji
53
coba posttest yang dinyatakan valid ada 26 instrumen, akan tetapi peneliti hanya
mengambil 20 instrumen yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 29,
30, 31, 34, 36, 40.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya setelah melakukan uji validitas adalah melakukan uji
reliabilitas. Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan
hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Menurut Sukardi (2008: 43) menyatakan
bahwa “instrumen dikatakan memiliki nilai reliabilitas tinggi apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur”.
Tujuan dalam meghitung reliabilitas soal/ instrument adalah untuk mengetahui
tingkat ketepatan dan keajegan. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes
maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatannya. Uji reliabilitas dilakukan
dengan bantuan SPSS 16,0 for Windows, pengukuran uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan Croncbrach Alpha. Koefisien reliabilitas berdasarkan
nilai alfa menurut Wardani, dkk (2012: 346) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel
2 < 0,80 – 0,60 Reliabel
3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel
Tabel hasil perhitungan reliabilitas instrumen pretest dan posttest
menggunakan SPSS 16.0 for Windows disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.13
Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 20
54
Tabel 3.14
Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 20
Hasil uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
reliabilitas pretest maupun posttest memiliki interpretasi sangat reliabel karena
nilai Croncbach Alpha pretest maupun posttest menunjukkan angka lebih dari 0,8
yaitu 0,924 begitupun dengan reliabilitas posttest yaitu 0,936.
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dilakukan setelah uji validitas dan reliabilitas.
Namun, semua instrumen uji coba baik Instrumen uji coba pretest dan instrumen
pretest harus mengalami beberapa perubahan nomor. Berikut merupakan tabel
perubahan nomor dari instrument uji coba pretes maupun posttest ke nomor
instrument pretest maupun posttest.
Tabel 3.15
Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest
Nomor Instrumen Uji Coba Pretest
Nomor Instrumen
Pretest
Nomor Instrumen Uji Coba Pretest
Nomor Instrumen
Pretest
1 1 24 11
2 2 25 12
4 3 27 13
7 4 28 14
8 5 30 15
10 6 32 16
16 7 34 17
17 8 38 18
18 9 39 19
22 10 40 20
55
Tabel 3.16
Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest
Nomor Instrumen
Uji Coba Posttest
Nomor
Instrumen
Posttest
Nomor Instrumen
Uji Coba Posttest
Nomor
Instrumen
Posttest
1 1 20 11
2 2 21 12
4 3 26 13
5 4 27 14
6 5 29 15
12 6 30 16
14 7 31 17
15 8 34 18
18 9 36 19
19 10 40 20
Instrumen yang telah dinyatakan valid dan digunakan dalam instrument
pretest maupun posttest yang telah mengalami perubahan nomor kemudian
dihitung indeks tingkat kesukarannya (P). Menurut Wardani, dkk (2012: 338)
indeks tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus berikut:
B
P = ----
N
Keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul
N = jumlah peserta didik
Rentang nilai tingkat kesukaran dapat digunakan untuk menentukan
tingkat kesukaran butir soal. Tabel rentang nilai tingkat kesukaran menurut Aiken
1994 (dalam Wardani, dkk. 2012: 339) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.17
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
56
Hasil analisis tingkat kesukaran instrumen uji coba pretest dan posttest
yang telah disusun menjadi instrument pretest dan posttes dapat disajikan tabel
tingkat kesukaran pada masing-masing instrumen sebagai berikut:
Tabel 3.18
Tingkat Kesukaran Instrumen Pretest
Tingkat
Kesukaran Nomor Instrumen/ Soal Jumlah
Sukar 4, 8, 9, 11 4
Sedang 1, 5, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 12
Mudah 2, 3, 6, 7 4
Jumlah Instrumen 20
Tabel 3.19
Tingkat Kesukaran Instrumen Posttest
Tingkat
Kesukaran
Nomor Instrumen/ Soal Jumlah
Sukar 4, 12, 13, 18 4
Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 19 13
Mudah 3, 11, 20 3
Jumlah Instrumen 20
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data terdiri atas uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji
prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat
kesetaraan kelompok yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji prasyarat kemudian
dapat dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.
Sehingga dapat diketahui adanya perbedaan antara penggunaan model problem
based learning dan model project based learning terhadap hasil belajar siswa.
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for
Windows.
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Analisis uji normalitas data
dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-wilk kriterianya adalah
57
jika signifikansi hasil perhitungann >0,05 berarti data berdistribusi normal
sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan <0,05 berarti data berdistribusi tidak
normal. Dalam uji normalitas data ini menggunakan bantuan SPSS 16.0 for
Windows.
Hasil nilai pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen, selanjutnya
akan dilakukan uji normalitas, homogenitas serta uji t dari hasil pretest sesuai
prosedur penelitian untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berikut ini disajikan tabel perhitungan uji normalitas pada nilai
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.20
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tests of Normality
KELOMPOK
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
NILAI EKSPERIMEN .140 20 .200* .938 20 .215
KONTROL .128 20 .200* .956 20 .466
Tabel 3.20 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dilihat dalam tabel
Shapiro-Wilk untuk hasl belajar IPA pada saat pretes pada kelompok eksperimen
menunjukkan angka sebesar 0,215 (0,215>0,05) dan kelompok kontrol
menunjukkan angka sebesar 0,466 (0,466> 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa
data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretes berdestribusi
normal. Berikut ini disajikan Gambar 3.1 kurva uji normalitas hasil pretest
kelompok eksperimen dan Gambar 3.2 kurva uji normalitas hasil pretest
kelompok kontrol.
58
Gambar 3.2 Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
Gambar 3.3 Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
Kedua gambar yaitu gambar 3.2 dan gambar 3.3, terdapat garis diagonal
yang menunjukkan keadaan ideal dari data yang mengikuti destribusi normal.
Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik-titik berada
sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti destribusi normal. Titik-titik yang ditunjukkan
pada kedua gambar hampir mendekati dan bahkan ada beberapa yang menempel
59
garis, maka seperti yang telah ditunjukkan dalam perhitungan menggunakan SPSS
16.0 for Windows maka, data kedua kelompok tersebut terdistribusi normal.
3.6.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak. Dalam data nilai pretest uji homogenitas kedua
kelas harus memiliki varian yang sama (homogen) untuk dapat diberikan tindakan
dalam penelitian. Namun, untuk data nilai posttest disesuiakan dengan data nilai
yang ada karena keadaan kedua kelas telah mendapatkan tindakan atau perlakuan.
Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai probabilitas/
signifikansi > 0,05. Analisis uji homogenitas varian ini bisa dilakukan
menggunakan software SPSS 16.0 for Windows.
Hasil dari uji homogenitas data pretest hasil belajar IPA siswa kelas IVA
SD Negeri Plumbon 01 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB SD
Negeri Plumbon 01 sebagai kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.21
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.359 1 38 .552
Hasil uji homogenitas pada tabel 3.21 menunjukkan signifikansi sebesar
0,552 (0,552 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians adalah sama
(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Dfl= jumlah kelompok data - 1
atau 2 – 1 = 1 sedangkan df2= jumlah data- jumlah kelompok data atau 40 - 2 =
38.
60
3.6.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji signifikasi perbedaan mean/ rata-
rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang
digunakan adalah uji t. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka
syarat dari uji t adalah uji normalitas. Uji t yang digunakan adalah uji dua sampel
tidak berhubungan (Independent Samples T-Test). Hipotesis statistik dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. H0 : μ1 = μ2 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project
Based Learning ditinjau dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA
kelas IV SD N Plumbon 01 tahun ajaran 2015/2016.
2. Ha : μ1 ≠ μ2 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based
Learning ditinjau dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA kelas IV
SD N Plumbon 01 tahun ajaran 2015/2016.
Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:
1. Apabila sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Apabila sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kriteria pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan melihat t tabel
dan t hitung. Menurut Sugiyono (2010: 97) bila harga t hitung lebih kecil atau
sama dengan (<) dari harga t tabel maka Ho diterima. Begitu pula sebaliknya, jika
harga t hitung lebih besar atau sama dengan (>) dari harga t tabel maka Ha
diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya.
Hasil uji t nilai pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok
dalam penelitian ini setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas disajikan
dalam tabel berikut:
61
Tabel 3.22
Hasil Uji t Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig.
(2-tailed)
Mean
Differen ce
Std.
Error
Differen ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
NI
LAI
Equal
varian ces
assumed
.359 .552 .482 38 .632 1.25000 2.59237 -3.99798 6.49798
Equal varian
ces not
assumed
.482 37.461 .632 1.25000 2.59237 -4.00046 6.50046
Hipotesis untuk kondisi awal kedua kelompok sebelum diberikan
perlakuan atau tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest
kelompok ekperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest
kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol.
Nilai signifikansi pada tabel 3.22 menunjukkan angka 0,632 (0,632 >
0,05), maka Ho diterima, bahwa artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai pretest
kelompok kontrol. Selain melihat tingkat signifikansi 0,05, hasil uji t dari
perhitungan SPSS juga dapat dilihat dari t hitung dan t tabel.
Untuk mengetahui perbandingan t hitung dan t tabel, maka terlebih dahulu
menghitung dk. Dk adalah jumlah keseluruhan siswa dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dikurangi dua (jumlah data). Dalam penelitian ini terdapat
62
40 siswa yang diteliti. Jadi, untuk mengetahui dk pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
dk = n1 + n2 – 2
= 20 + 20 – 2
= 38
Diketahui dk = 38 maka nilai t tabelnya 2,024. Nilai t hitung yang
diperoleh sebesar 0,482. Maka 0,482 < 2,024, jadi Ho diterima, yang berarti tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest kelompok
eksperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol. Sehingga kedua kelas
baik kelas eksperimen maupun kelompok kontrol dapat diberikan perlakuan untuk
penelitian.