Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Taniredja, dkk. (2010 : 16) menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah
yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan
kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Mulyasa (2011: 10)
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok siswa.
Menurut Arikunto (2006 : 2) “PTK terdapat tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas”.
1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan: perlakuan yang sengaja dimana akan diterapkan kepada objek
dengan tujuan tertentu dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus.
3. Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus
dan setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan. Terdapat empat tahapan
penelitiantindakan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
27
dan (4), Refleksi Arikunto, dkk., (2006 : 16). Siklus ini tidak hanya berlangsung
satu kali, tetapi dapat dilaksanakan beberapa kali sampai tujuan pembelajaran
tercapai.
3.2 Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Getas, Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggug.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
Kegiatan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan sampai laporan hasil
penelitian.
3.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester genap SDN 2 Getas
Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Jumlah 12 orang siswa yang
terdiri dari 5 laki-laki dan 7 perempuan.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian merupakan suatu sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel dalam
penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat,
sugiyono (2008:38)
3.4.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah pendekatan Discovery Learning.
Pendekatan Discovery Learning adalah komponen dari praktek pendidikan yang
meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada
proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif dengan cara
menemukan suatu konsep dalam pembelajaran.
28
3.4.2 Variabel Terikat (Y)
Pengertian dari variabel terikat yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
terdapat 2 variabel terikat, yaitu motivasi belajar (Y1) dan hasil belajar (Y2)
siswa setelah proses penelitian dilakukan. Motivasi belajar sebagai kekuatan
(power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor, Hanifah dan Suhana
(2010:26). Sedangkan Hamalik (2011:155) menyatakan bahwa hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelmunnya, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.
3.4.3 Definisi Operasional
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk
merubah tingkah lakunya sebagai hasil pengamatannya dan interaksi dengan
lingkungannya. Dengan adanya motivasi belajar pada siswa diharapkan siswa
memiliki hasil belajar yang tinggi.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai dalam belajar setelah
melakukan kegiatan belajar. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil
ulangan, tugas, maupun nilai rapor yang kemudian diambil rata-rata nilai untuk
mengukur dan mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
yang telah diajarkan. Dalam penelitian ini indikator hasil belajar ialah rata-rata
nilai ulangan harian dari mata pelajaran IPA.
29
3. Discovery Learning
Pendekatan Discovery Learning yaitu suatu cara mengajar yang melibatkan
siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi,
membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belaiar sendiri.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Pendekatan Discovery Learning merupakan proses
pembelajaran dengan cara siswa dituntut untuk dapat menemukan konsep
sendiri. Jadi dengan menggunakan model tersebut siswa menjadi lebih aktif.
Siswa diberi rangsangan, kemudian siswa diminta mengidentifikasi suatu
masalah, mengumpulkan data, mendolah data, membuktikan dan membuat
kesimpulan.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan Discovery Learning.
3.5.1. Rencana Tindakan Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan merupakan gambaran secara rinci hal-hal yang perlu
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut:
a) Menentukan kelas yang diteliti, waktu penelitian, dan teman sejawat
b) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
c) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai KI, KD, dan indikator
d) Menyusun RPP untuk siklus I tema Indahnya kebersamaan dengan
e) Menerapkan pendekatan Discovery Learning
f) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan
kegiatan
g) Eksperimen
h) Mempersiapkan instrumen penelitian
i) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran
j) Menyerahkan RPP kepada guru SDN 2 Getas
2) Pelaksanaan tindakan
30
Tindakan ini dilakukan oleh peneliti setelah mengidentifikasi dan
merumuskan masalah serta melakukan perencanaan terhadap berbagai tindakan
yang akan diambil. Tindakan ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan Discovery Learning. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini
ada tiga tahap, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
Pertemuan pertama, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tema
dan sub tema dalam kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada muatan IPA
Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul
rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru.
Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model
Discovery Learning melalui pendekatan saintifik dalam mempelajari muatan
pada KD 3.3 Mengidentifikasi macammacam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. 4.3 Mendemonstrasikan
manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. Selanjutnya dalam kegiatan penutup,
guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari dan
melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi
yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Indikator yang
akan dibahas pada pertemuan kedua adalah menyebutkan contoh manfaat gaya
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mengumpulkan data dan melakukan diskusi.
Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan
tentang materi yang telah dipelajari dan melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran.
Pertemuan ketiga, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan
apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu.
Indikator yang akan dibahas pada pertemuan ketiga adalah menjelaskan manfaat
gaya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru melakukan evaluasi siklus I
dan guru menutup pembelajaran.
31
3) Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
yaitu:
1. Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai
skenario pembelajaran yang telah direncanakan
2. Guru mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah lain dengan kerja
kelompok dan memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
menyelesaikan masalah sesuai indikator yang telah ditetapkan.
3. Guru mengamati motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika
4. Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti mereview secara keseluruhan untuk mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan proses belajar, dan apabila masih terjadi kekurangan
atau tujuan tindakan belum tercapai maka berdasarkan hasil refleksi ini peneliti
melanjutkan pada siklus berikutnya
3.5.2. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki
keaktifan pembelajaran dan hasil belajar Indahnya Keragaman di Negeriku
dengan pertimbangan dari refleksi siklus I. Pelaksaan siklus II merupakan upaya
dalam memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada siklus I. Sama seperti
dengan siklus I, siklus II juga melalui empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut ini tahapan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan model Discovery Learning:
1) Perencanaan
Kegiatan yang disusun pada siklus II sama dengan kegiatan perencanaan
yang dilaksanakan pada siklus I, namun pada siklus II terdapat kegiatan
pembelajaran yang dapat melengkapi kekurangan pada siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan
32
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan pada
siklus I yang dilaksanakan dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tema
dan sub tema dalam kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada muatan IPA.
Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul
rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru.
Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model
Discovery Learning melalui pendekatan saintifik dalam mempelajari muata IPA
pada KD 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. 4.3 Mendemonstrasikan
manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. Selanjutnya dalam kegiatan penutup,
guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari dan
melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan
apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu.
Indikator yang akan dibahas pada pertemuan kedua adalah mendeskripsikan
contoh segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan di lingkungan.
Siswa mengumpulkan data dan melakukan diskusi. Selanjutnya dalam kegiatan
penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
Pertemuan ketiga, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi
yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Indikator yang
akan dibahas pada pertemuan kedua adalah Membandingkan hasil penaksiran
dan penemuan manfaat gaya pada kehidupan sehari-hari. Siswa mengumpulkan
data dan melakukan diskusi. Kemudian guru melakukan evaluasi siklus II dan
guru menutup pembelajaran.
3) Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
yaitu:
33
1. Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai
skenario pembelajaran yang telah direncanakan
2. Guru mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah lain dengan kerja
kelompok dan memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
menyelesaikan masalah sesuai indikator yang telah ditetapkan.
3. Guru mengamati motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika
4. Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
4) Refleksi
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu
mengkaji dan menganalisis tindakan berdasarkan observasi dan evaluasi yang
telah dilakukan. Pada tahap refleksi siklus II, data yang telah dikumpulkan
berupa lembar observasi dan dokumentasi dikaji dan dianalisis serta
mengevaluasi hasil belajar siklus II untuk mengetahui apakah sudah ada
peningkatan keaktifan pembelajaran dan hasil belajar muatan Matematika tema
Indahnya Kebersamaan melalui model Discovery Learning dari siklus I dan
siklus II, serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru ketika
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Hasil refleksi ini berguna
untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
3.6 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data
sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi
yaitu memperoleh data tentang status sesuat dibandingkan dengan standar atau
ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan
pengukuran menurut Arikunto (2010:193). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes dan non tes yang dijelaskan sebagai berikut
1. Instrumen Tes
Menurut Mulyasa (2010:69) mendefinisikan “tes sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis
maupun berbuatan”. Arikunto (2010:193) berpendapat bahwa tes adalah
34
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen tes atau soal-soal tes.
Tes yang digunakan adalah tes formatif yang berupa soal pilihan ganda dan
essay. Tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.
Adapun kisi-kisi soal akan dipaparkan pada tabel berikut
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Penilaian Hasil Belajar Siswa
No Kompetensi Dasar Item
1. Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara
lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet,
gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,16,17,
18,19,20
2. Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot,
gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan
gaya gesekan
21,22,23,24,25,2
6,27,27,28,29,30
Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang
bukan merupakan subjek penelitian. Tes ini akan diujicobakan pada responden
yaitu siswa kelas 5 SDN 2 Getas yang berjumlah 17 siswa. Uji coba
dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut. Soal tes,
dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
diukur dengan cara pemberian soal tes.
a) Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa cermat suatu instrumen dallam mengukur apa yang ingin diukur.
Pengambilan keputusan pada uji validitas dapat menggunakan dua model,
salah satunya yatiu menggunakan batasan r tabel dengan menggunakan
signifikansi 0,05 (Azwar dalam Priyanto 2010:21). Untuk batasan r tabel
maka dengan N=42 maka didapat r tabel sebesar 0,204. Artinya jika nilai
korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid,
35
sedangkan jika kurang dari batasan yang sudah sitentukan maka item
dianggap tidak valid. Validitas dihitung menggunakan SPSS 16 for windows.
b) Uji Reliabilitas
Uji reabilitas yaitu menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap
konsisten jika pengukuran diulang. Pengambilan keputusan pada uji
reliabilitas menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik
(Sekaran dalam Priyanto, 2010:32).
c) Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen
Menurut Arikunto (2012:233), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkanya,
sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan
tidak bersemangat.
Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah: P
Keterangan:
P= indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi,
angket dan dokumentasi. Instrumen observasi digunakan guru untuk
mengamati aktivitas guru dalam mengajar menggunakan pendekatan
Discovery Learning, aktivitas belajar dan motivasi belajar siswa. Angket
digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Sedangkan dokumentasi
berupa foto yang akan diambil selama proses penelitian berlangsung. Untuk
lebih jelkan dibahas sebagai berikut.
a) Observasi
Nana Sudjana (2012:84) mengungkapkan bahwa observasi atau
pengamatan sebagai alat penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkah
36
laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen
observasi/ evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara
cermat pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan
dampaknya terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Untuk Siklus I dan Siklus II
No Aspek Kegiatan Skor
1 2 3 4
1 Siswa mempersiapkan buku pelajaran diatas meja
2 Siswa ikut serta dalam kegiatan apersepsi dan eksplorasi dengan
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
4 Siswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan yang disampaikan oleh
guru
5 Siswa tertarik terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru
6 Siswa aktif dalam kelompok ketika berdiskusi mengenai pembelajaran
yang diperoleh dalam pembelajaran
7 Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan benar
8 Siswa berani mengemukakan pendapat ketika guru memberikan
pertanyaan
9 Siswa berani bertanya ketika ada permasalahan yang belum
diketahuinya
10 Siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru yang terlihat
dari hasil evaluasi
Keterangan Skor Keterangan Jumlah Skor
1 = Kurang Baik 3= Baik 1-13 = Kurang Baik
2 = Cukup Baik 4= Sangat Baik 14-27 = Baik
28-40 = Sangat Baik
37
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Untuk Siklus I dan Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skor
Kegiatan Awal 1 2 3 4
1 Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk
mengikuti pembelajaran
2 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
4 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai dengan silabus
Kegiatan Inti
1 Guru melibatkan siswa mencari informasi dengan cara
melakukan tanya jawab bersama
2 Guru menyajikan materi yang umum sebagai penghantar
pembelajaran
3 Guru memberi kesempatan siswa untuk memahami terlebih
dahulu materi yang disampaikan dulu
4 Guru mempersiapkan segala kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran seperti media pembelajaran
5 Guru mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan percobaan
6 Guru membantu dan memfasilitasi siswa untuk menemukan
inti pembelajaran
7 Guru menegaskan kembali materi yang telah dibahas dengan
cara bertanya jawab dan memberikan penguatan
8 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami
9 Guru membantu menyelesaikan permasalahan yang belum
dipahami siswa
38
Lanjutan Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Untuk Siklus I dan Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skor
1 2 3 4
10 Guru memberikan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Penutup
1 Guru bersama siswa membuat rangkuman materi secara
individu
2 Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah kepada
siswa berdasarkan dari materi yang telah dipelajari
3 Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya
4 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan
memberikan refleksi kepada siswa dari materi yang telah
dipelajari bersama
Keterangan Skor Keterangan Jumlah Skor
1 = Kurang Baik 1-23 = Kurang Baik
2 = Cukup Baik 24-48 = Baik
3 = Baik 9-72 = Sangat Baik
4 = Sangat Baik
39
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penerapan Pendekatan Discovery Learning
No Aspek Indikator
Pra
pembelajaran
1. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran
2. Guru mengadakan doa bersama siswa
3. Guru melakukan presensi
4.Guru membacakan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai hari ini
1 Kegiatan
Awal
Stimulus
(pemberian
rangsangan)
5. Guru memberikan apersepsi sesuai materi yang akan
diajarkan
6. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
merangsang berfikir
7. Saat siswa mampu menjawab apersepsi, guru mengajak siswa
untuk membaca materi dan memberi motivasi
8. Guru menyajikan materi yang akan diajarkan
9. Guru memberi petunjuk sebelum melakukan prsentasi
2 Problem
Statment
(mengidentifik
asi masalah)
10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (3-4
orang)
11. Guru membagi lembar diskusi dan materi sesuai dengan
percobaan yang akan dilakukan
12. Guru menyampaikan rumusan masalah pada setiap
kelompok
13. Guru mengajak siswa mengidentifikasi masalah dari
percobaan yang dilakukan
14. Guru mengajak siswa merumuskan hipotesis percobaan
3 Kegiatan Inti
Data
Collection
(pengumpulan
data)
15. Guru membimbing langkah yang dilakukan dengan
melibatkan siswa untuk aktif dalam melakukan percobaan
16. Guru mengajak siswa mengumpulkan data yang relevan
dalam kegiatan percobaan
17. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil dari
pengumpulan data
18. Guru mengamati dan membimbing kerjasama siswa dalam
kelompok
40
Lanjutan Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penerapan Pendekatan Discovery Learning
No Aspek Indikator
4 Data
Processing
( pengolahan
data)
19. Guru mengajak siswa bekerjasama untuk mengolah data
yang diperoleh
20. Guru membimbing siswa berdiskusi untuk menafsirkan hasi
data yang diperoleh
5 Verification
(Pembuktian)
21. Guru melibatkan siswa untuk mempraktekkan langkah-
langkah kegiatan percobaan yang diberikan guru dengan benar
22. Guru memberikan kesempatan siswa menganalisis data yang
diperoleh dari kegiatan penelitian
23. Guru melibatkan siswa membuktikan hipotesis yang telah
titetapkan
6 Generalization
(menarik
kesimpulan)
24. Guru memberikan kesempatan siswa berdiskusi dalam
membuat kesimpulan dari hasil data yang sudah dianalisis
25. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan presentasi dalam menyampaikan data atau informasi
yang sudah dianalisis
7. Kegiatan
Akhir
26. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami
27. Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran
28. Guru melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang
diajarkan
29. Guru melakukan refleksi pembelajaran
30. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup
b) Dokumentasi
Sugiyono (2010:329) mengemukakan bahwa dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang. Peneliti menggunakan metode ini untuk
memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan kelas IV
41
di SDN 2 Getas Kabupaten Temanggung serta foto-foto saat kegiatan
pembelajaran menggunakan pendekatan Discovery Learning .
c) Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertannyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk
mengukur motivasi belaja siswa. Adapun kisi-kisi kuesioner dapat dilihat
pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Sub Indikator No
butir
J
ml
Motivasi
Belajar
Tekun dalam
menghadapi tugas
1. Bersungguh- sungguh dalam
mengerjakan tugas
2. Rajin mengerjakan tugas
1,2,3 3
Ulet dan tidak
putus asa
1. Tidak mudah menyerah
2. Tidak mudah putus asa dalam belajar
4,5,6,
7
4
Menerima
pelajaran dengan
baik untuk
mencapai prestasi
1. Rajin mendengarkan penjelasan guru
dengan baik
2. Mencatatnya serta mengulanginya
dirumah
8,9,1
0,11,
12,13
,14
7
Senang belajar
mandiri
1. Mempelajari materi sebelum dijelaskan
oleh guru
2. mengerjakan soal-soal latihan sebelum
disuruh oleh guru
15,16
,17,1
8
4
Rajin dan penuh
semangat
1. Semangat belajar giat
2. Tidak malas belajar
19,20 2
Suka mengerjakan
soal-soal latihan
1. sikap siswa terhadap tugas
2. Cara siswa mengerjakan tugas yang
berupa latihan soal
21,22
,23
3
Berani
mempertahankan
pendapat jika
benar
Kepekaan siswa terhadap kesalahan dalam
pelajaran
24,25 2
Jumlah 25
Sebelum angket digunakan, terlebih dahuli diuji cobakan pada siswa yang
bukan merupakan subjek penelitian. Tes ini akan diujicobakan pada responden
yaitu siswa kelas 5 SDN 2 Getas yang berjumlah 17 siswa. Uji coba
dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut.
42
Pengisian angket dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui
dan mengukur motivasi belajar siswa.
3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa cermat suatu instrumen dallam mengukur apa yang ingin diukur.
Pengambilan keputusan pada uji validitas dapat menggunakan dua model, salah
satunya yatiu menggunakan batasan r tabel dengan menggunakan signifikansi
0,05 (Azwar dalam Priyanto 2010:21). Untuk batasan r tabel maka dengan N=42
maka didapat r tabel sebesar 0,204. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan
yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan
yang sudah sitentukan maka item dianggap tidak valid
3.7.2 Hasil Uji Validitas Tes
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Hadi (2009:351)
menyatakan “Validitas menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran relatife konsisten jika dikenakan pada objek”. Instrumen dikatakan
valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah
dikurangi skor butirnya sendiri.
r 0,20 : Tidak ada validitas
0,2 r : Validitas rendah
0,4 r : Validitas sedang
0,6 r : Validitas tinggi
0,8 r : Validitas sempurna
43
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tes Yang Valid untuk Siklus I
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Tes Yang Valid untuk Siklus II
Bentuk instrument Item soal Valid Tidak Valid
Pilihan ganda
dan esai
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,1
3,14,15,16,17,18,19,20,21,2
2,23,24,25,26,27,28,29,30
1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,1
3,14,15,16,17,18,20,2
1,22,23,24,25,26,30
10,11,19,27,
29
3.7.3 Hasil Uji Validitas Angket
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Angket
Bentuk
Instrument Item soal Valid Tidak valid
Pilihan jawaban:
Selalu,Sering,
Kadang-Kadang,
Tidak Pernah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,
10,11,12,13,14,1
5,16,17,18,19,20,
21,22,23,24,25
1,2,3,5,6,7,8,10,11,
12,13,14,15,16,17,
18,19,20,21,22,23,
24,25
4, dan 9
Berdasarkan data diatas tidak semua pertanyaan kuisioner valid, pertanyaan
nomer 4 dan 9 dinyatakan gugur karena r hitung r tabel.
3.7.4 Uji Reliabilitas Tes
Azwar (2000:34) menyatakan “uji reliabilitas instrument dilakukan analisis
factorial dengan menunjuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach.
Untuk menentukan kriteria tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman
yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut:
Bentuk
instrument Item soal Valid Tidak Valid
Pilihan ganda
dan esai
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
,14,15,16,17,18,19,20,21,22,
23,24,25,26,27,28,29,30
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
14,16,17,19,20,21,22,23
,24,25,26,27,28,29,30
2,13,15,18,30
44
a : Tidak dapat diterima
0,7 a 0,8 : Dapat diterima
0,8 a : Reliabilitas bagus
a 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach alpa untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien
alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien
semakin reliabel. Hasil uji reliabilitas tes dari 30nitem soal adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II
3.7.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket
Pengujian reliabilitas angket motivasi belajar menggunakan cronbach
alpha untuk menunjukkan sejauh mana angket motivasi belajar dapat dipercaya
untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha semakin mendekati 1 berarti butir-
butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel. Hasil uji reliabilitas angket
motivasi belajar dari 25 item pertanyaan adalah sebagai berikut
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 30
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.852 30
45
Tabel 3.11
Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Angket
3.8 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen
Tujuan dari uji tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui bahwa tingkat
kesukaran pada soal tes. Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak
peserta didik yang menjawab benar dibagi jumlah peserta didik yang mengikuti
tes. Taraf ksukaran item dinyatakan dalam suatu indeks bilangan yang disebut
indeks kesukaran yang sering disingkat I. Untuk menghitung bilangan indeks
kesukaran suatu item dipergunakan rumus sebagai berikut
I=
Keterangan rumus:
I = Indeks Kesukaran untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
N = Banyak siswa yang memberikan jawaban pasa soal yang dimaksudkn.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,
maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks kesulitan
yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut.
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0-0,30 = Soal kategori sukar
0,31-0,70 = Soal kategori sedang
0,71-1,00 = Soal kategori mudah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 25
46
Tabel 3.12
Indeks Kesukaran Instrumen
Siklus I Siklus II
Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Mudah
1,2,3,4,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,
17,18,20,2125
5,6,9,16,19,2
2,23,24
- 2,4,5,7,8,9,10
,12,13,14,15,
16,18,19,20,2
1,22,23,24,25
1,6,11,17 3,22
3.9 Indikator Kinerja
Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis ingin meningkatan motivasi
belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan Discovery Learning siswa kelas IV SDN 2 Getas semester II tahun
pelajaran 2017/2018, dari latar belakang yang telah diuraikan menggambarkan
motivasi dan hasil belajar rendah yaitu siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Penulis berusaha meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
supaya menjadi lebih baik. dengan latar belakang permasalahan tersebut untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar maka dipergunakan indikator sebagai
berikut:
1) Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
adalah peningkatan hasil belajar siswa yang baik secara individual maupun
klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan
dengan perolehan nilai formatif 65 atau lebih (sesuai KKM) dengan
ketuntasan klasikal 80% dari jumlah siswa.
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut
P= ∑
∑ x 100%
Keteranagan:
P = Presentase ketuntasan belajar
∑ Jumlah siswa
47
2) Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi belajar
siswa adalah:
Skor motivasi:
22-26 : (A) Sangakt Tinggi
17-21 : (B) Tinggi
11-16 : (C) Sedang
6-10 : (D) Rendah
0-5 : (E) Sangat Rendah
Skor motivasi siswa memperoleh nilai minimal (17-21) 80% dari angket
motivasi belajar dan siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga siswa
diharapkan dapat memahami materi yang diajarkan.
3.10 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis
deskroptif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif di
paparkan dalam bentuk presentase, menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
Presentase =
x 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80% populasi kelas telah
tuntas belajar
2. Data Kualitatif berupa hasil observasi dan angket motivasi siswa dalam
pembelajaran serta hasil catatan di lokasi dan wawancara dianalisis dengan
menggunakan penyelidikan, mengelompokkan, mengorganisir,
mendeskripsikan, dan menyimpulkan.