18
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115). Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto 2015:148). Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian- kejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik. Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran. penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik ......21 3.1.2 Latar dan Karakteristik Penelitian a. Tempat penelitian Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian

    3.1.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

    tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research

    (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering

    disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

    guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

    kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115).

    Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa

    penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

    memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang

    “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

    Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas.

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

    memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya

    guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan

    untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto

    2015:148).

    Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas

    merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-

    kejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar

    lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.

    Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

    kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan

    tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa

    menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran.

    penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah

    memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.

  • 21

    3.1.2 Latar dan Karakteristik Penelitian

    a. Tempat penelitian

    Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

    SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Lokasi dipilih karena banyaknya

    siswa kelas 4 yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA.

    b. Waktu Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada smester 1 tahun

    pembelajaran 2016/2017 di kelas 4 SDN Candisari 01. Penentuan waktu

    penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua

    siklus. Penelitian akan dilakukan pada:

    1. Siklus I : 5 Desember 2016 sampai dengan 6 Desember 2016

    2. Siklus II : 14 Desember 2016 sampai dengan 15 Desember 2016

    3.1.3 Subjek Penelitian

    Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN

    Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 25

    yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki

    3.2 Variabel Penelitian

    Ada dua variable yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu

    variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran

    Problem Based Learning sementara variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

    3.2.1 Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem

    Based Learning (PBL) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

    permasalahan di dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang

    berpikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan suatu permasalahan.

    3.2.2 Variabel Terikat

    Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4

    SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Hasil belajar siswa adalah kemampuan

    siswa yang diperoleh setelah siswa melalui tahapan-tahapan dalam proses

    pembelajaran.

  • 22

    3.3 Prosedur Penelitian

    Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

    adalah model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R.

    Penelitian ini dibagi ke dalam 2 siklus dan pada setiap siklus terdapat 3 rancangan

    kegiatan yakni perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Prosedur

    penelitian menurut C.Kemmis an Mc.Taggert, R digambarkan dalam gambar 3.1

    berikut.

    Gambar 3.1

    Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart, R

    3.3.1 Perencanaan

    Arikunto (2009:18) menjelaskan dalam tahap perencanaan, peneliti

    menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

    untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk

    membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada

    tahap ini guru bersama peneliti membuat rancangan penelitian yang akan

    dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 pertemuan. Hal yang

    perlu dipersiapkan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

  • 23

    1. Siklus I

    Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk

    mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus

    dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a) Tahap Perencanaan

    Kegiatan dalam tahap perencanaan ini merancang dan merencanakan

    pembelajaran IPA kelas 4 dengan menyusun RPP materi Wujud benda dan

    sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan

    kompetensi dasar yang akan dicapai (lampiran 8 halaman 77), membuat media

    yang berupa peta konsep RPP dalam siklus I dibuat dua kali pertemuan dengan

    alokasi waktu (2 x pertemuan). Pertemuan pertama 1 x pertemuan (1 hari) dan

    pertemuan kedua 1 x pertemuan (1 hari).

    Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung

    yang diperlukan. Pembuatan instrument yang digunakan untuk mengamati dan

    menganalisis data mengenai proses dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran

    yang dilakukan.

    b) Pelaksanaan Tindakan

    Tindakan atau pelaksanaan adalah implementasi atau pelaksanaan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan dilaksanakan dalam

    pembelajaran didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan

    pendekatan Problem Based Learning pada pelajaran IPA materi Wujud benda

    dan sifatnya.

    c) Pengamatan atau observasi

    Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh

    tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN

    Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan

    Problem Based Learning.

  • 24

    d) Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

    dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna

    menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, 2009:78). Pada tahap ini

    peneliti bersama tim kolaborator melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji

    proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar, apakah

    sudah efektif melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus

    pertama. Dalam kegiatan ini hal yang dievaluasi adalah kekurangan dan kelebihan

    saat kegiatan pembelajaran berlangsung, serta hambatan dari kegiatan yang telah

    dilakukan, sedangkan hasil tes evaluasi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk

    dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II Kemudian tim kolaborasi membuat

    tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus

    sebelumnya.

    2. Siklus II

    Kegiatan pada siklus II dirancang untuk memperbaiki kekurangan pada

    proses pembelajaran di siklus I, apabila dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil

    mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka dalam siklus II hal

    tersebut akan diperbaiki dan disempurnakan. Pada siklus II ini juga dibagi

    kedalam 4 tahap, yaitu :

    a) Tahap perencanaan

    Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini masih sama dengan

    tahap perencanaan pada siklus I yaitu menyusun kegiatan pembelajaran yang

    meliputi RPP sesuai dengan pembelajaran IPA dan kompetensi yang ingin dicapai

    (lampiran 9 halaman 91). Perencanaan siklus II dilakukan dengan

    mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I. Pada siklus II ini disertai tindakan

    dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang dapat mengatasi

    permasalahan pada siklus 1 dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

  • 25

    b) Pelaksanaan Tindakan

    Kegiatan pada tahap ini yaitu menerapkan atau mengimplementasikan RPP

    yang telah disusun dalam proses pembelajaran dikelas. Kegiatan pembelajaran

    dilakukan dengan pendekatan Problem Based Learning dalam mata pelajaran IPA

    kelas 4.

    c) Pengamatan atau Observasi

    Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh

    tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN

    Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan

    Problem Based Learning siklus II.

    d) Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran IPA kelas 4 dengan

    pendekatan Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru

    mengumpulkan data dari nilai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari

    tindakan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

    Problem Based Learning, hambatan serta hasil tindakan dalam pembelajaran IPA.

    Hasil refleksi berguna untuk menentukan keberhasilan dari tindakan pembelajaran

    yang dilakukan sebekumnya yaitu pada siklus I.

    3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi

    sebagai alat untuk mengukur kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA

    di SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali setelah melalui proses pembelajaran

    menggunakan pendekatan Problem Based Learning adalah :

    a. Tes Tertulis

    Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siawa setelah mempelajari

    materi yang diajarkan. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes yang

  • 26

    bebentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

    kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

    b. Observasi

    Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati

    perilaku dan aktivitas individu-individu selama proses pembelajaran berlangsung.

    penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dan siswa

    selama proses belajar mengajar.

    3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen penelitian berupa butir-butir hasil belajar untuk mengetahui tingkat

    penguasaan materi dari siswa kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali.

    Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi pembelajaran IPA.

    a. Lembar Soal

    Lembar soal tes tertulis dipergunakan untuk mengukur tingkat pemahaman

    siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dinilai dengan satuan angka, dapat

    dilihat pada (lampiran no 11 &13 halaman 106&110).

    b. Lembar Observasi

    Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru dan siswa

    dalam melaksanakan proses pembelajaran apakah kegiatan yang dilakukan sudah

    sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat atau belum, dapat dilihat pada

    (lampiran 14&15 halaman 113&114)

    c. Dokumentasi

    Merupakan kegiatan yang dilakukan ralam rangka memperoleh informasi

    dalam kegiatan yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini peneliti akan

    menggunakan dokumentasi berupa foto saat proses penelitian berlangsung, dapat

    dilihat pada (lampiran 24&25 halaman 139&140)

    3.5 Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Instrumen

    3.5.1 Uji Validitas

    Sebelum digunakan unutk dibagikan kepada peserta didik, soal terlebih

    dahulu akan diuji coba dan diketahui soal yang valid. Uji coba untuk mengetahui

  • 27

    valid tidaknya sebuah soal disebut dengan uji validitas. Seperti menurut Arikunto

    (2014:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

    kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Arikunto, 2014:211 mengungkapkan

    bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

    diinginkan.

    Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji lembar soal yang

    akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I

    maupun siklus II. Validitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan

    rumus korelasi product moment dari Pearson. Hal ini digunakan untuk

    mengkorelasikan skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor

    total yang dinyatakan dengan simbol (Y). Suharsimi Arikunto (2014: 318),

    merumuskan cara pengukuran validitas instrumen, yaitu sebagai berikut:

    𝑟𝑥𝑦 =𝑁Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)

    √{(𝑁Σ𝑋2 − Σ𝑋2)}{(𝑁Σ𝑌2 − Σ𝑌2)}

    Keterangan :

    𝑟𝑥𝑦 = 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒𝑛

    𝑋 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

    𝑌 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

    𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

  • 28

    Mengolah data untuk mengukur validitas menggunakan aplikasi SPSS 20 for

    windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik

    analyze > correlate > bivariate. Dan untuk mengetahui hasil validitas dapat

    dilihat pada kolom Total. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis dari taraf

    signifikan yang dikehendaki dipertemukan dengan n jumlah subyek maka

    diperoleh bahwa, untuk n=25 dan DF = n-2 maka dari itu DF = 25-2 = 23,

    dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 maka harga r tabel= 0,3961, sehingga syarat

    minimum untuk memenuhi syarat validitas adalah apabila r hitung ≥ 0,3961. Jadi,

    jika nilai r hitung kurang dari 0,3961 maka butir instrumen tersebut dinyatakan

    tidak valid. Arikunto (2013: 89) membagi ketetapan untuk mengukur suatu

    instrumen dengan rentang sebagai berikut:

    Tabel 3.1

    Interpretasi Validitas Instrumen

    NO Indeks Keterangan Validitas

    1 0,8 ≤ 𝒓 ≤ 𝟏 Validitas Sangat Tinggi

    2 0,6≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟕𝟗 Validitas Tinggi

    3 0,4≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟓𝟗 Validitas Cukup

    4 0,2≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟑𝟗 Validitas Rendah

    5 0,0≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟏𝟗 Tidak Valid

  • 29

    Hasil Uji validitas soal Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3.2

    Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

    Tabel 3.2 terlihat bahwa dari 30 butir soal, terdapat 21 Soal Valid dan 9 soal

    tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

    dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

    ≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,

    11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27. Sedang soal yang dinyatakan

    tidak valid yakni soal nomor 2, 5, 17, 20, 23, 25, 28, 29, 30. Butir soal yang

    dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

    Nomor

    Soal

    Index

    Correlation

    Keterangan

    Soal1 .817 Valid

    Soal2 -.178 Tidak Valid

    Soal3 .567 Valid

    Soal4 .589 Valid

    Soal5 .212 Tidak Valid

    Soal6 .417 Valid

    Soal7 .446 Valid

    Soal8 .417 Valid

    Soal9 .632 Valid

    Soal10 .498 Valid

    Soal11 .783 Valid

    Soal12 .773 Valid

    Soal13 .545 Valid

    Soal14 .814 Valid

    Soal15 .457 Valid

    Soal16 .565 Valid

    Soal17 -.068 Tidak Valid

    Soal18 .629 Valid

    Soal19 .528 Valid

    Soal20 .055 Tidak Valid

    Soal21 .594 Valid

    Soal22 .789 Valid

    Soal23 .018 Tidak Valid

    Soal24 .764 Valid

    Soal25 .192 Tidak Valid

    Soal26 .628 Valid

    Soal27 .443 Valid

    Soal28 .392 Tidak Valid

    Soal29 .025 Tidak Valid

    Soal30 .265 Tidak Valid

  • 30

    penelitian di siklus I. Hasil validitas pada siklus II terdapat pada tabel 3.3 sebagai

    berikut :

    Tabel 3.3

    Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

    Tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 20 Soal Valid dan 10 soal

    tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

    dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

    ≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,

    11, 12, 14, 16, 18, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30. Sedang soal yang dinyatakan tidak

    Nomor

    Soal

    Index

    Correlation

    Keterangan

    Soal1 .904 Valid

    Soal2 .501 Valid

    Soal3 .009 Tidak Valid

    Soal4 .716 Valid

    Soal5 .580 Valid

    Soal6 .476 Valid

    Soal7 -.148 Tidak Valid

    Soal8 .602 Valid

    Soal9 .684 Valid

    Soal10 .520 Valid

    Soal11 .557 Valid

    Soal12 .729 Valid

    Soal13 .137 Tidak Valid

    Soal14 .814 Valid

    Soal15 -.221 Tidak Valid

    Soal16 .591 Valid

    Soal17 -.051 Tidak Valid

    Soal18 .627 Valid

    Soal19 .423 Tidak Valid

    Soal20 .260 Tidak Valid

    Soal21 .247 Tidak Valid

    Soal22 .787 Valid

    Soal23 .789 Valid

    Soal24 -.256 Tidak Valid

    Soal25 .757 Valid

    Soal26 .775 Valid

    Soal27 .334 Tidak Valid

    Soal28 .533 Valid

    Soal29 .718 Valid

    Soal30 .729 Valid

  • 31

    valid yakni soal nomor 3, 7, 13, 15, 17, 19, 20, 21, 24, 27. Butir soal yang

    dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

    penelitian di siklus II.

    3.5.2 Reliabilitas

    Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

    tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensiun

    mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen

    yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

    dipercaya juga (Arikunto 2014:221).

    Dalam penelitian ini uji reliabelitas digunakan untuk menguji lembar soal

    yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I

    maupun siklus II.

    Tabel 3.4

    Koefisien Reliabilitas dan Kategori

    NO Indeks Kategori

    1 𝝏 < 𝟎, 𝟕 Tidak Reliable

    Cukup Reliable

    Reliable bagus

    Reliable memuaskan

    2 𝟎, 𝟕 < 𝝏 ≤ 𝟎, 𝟖

    3 𝟎, 𝟖 < 𝝏 ≤ 𝟎, 𝟗

    4 𝟎, 𝟗 < 𝝏 ≤ 𝟏, 𝟎

    Hasil Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :

    Tabel 3.5

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

    Tabel 3.5 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 1 didapatkan koefisien

    Cronbach’s Alpha sebesar 0,875. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas

    Cronbach's Alpha N of

    Items

    .875 30

  • 32

    melampaui batas nilai signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal

    siklus I memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Adapun hasil uji reliabilitas soal

    pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut :

    Tabel 3.6

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

    Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien

    Cronbach’s Alpha sebesar 0,889. Hasil tersebut sudah melampaui batas nilai

    signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal siklus II memiliki

    tingkat reliabilitas yang bagus.

    3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal

    Menurut Slamet, 2001 (dalam buku Naniek, dkk:2012:338) Tingkat

    kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab

    betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin

    mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal

    itu makin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar

    suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

    bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung seperti berikut ini :

    𝑃 =𝐵

    𝑁

    Dimana :

    B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul.

    N = Jumlah peserta didik

    P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah

    keseluruhan peserta didik atau

    P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar

    Cronbach's

    Alpha

    N of Items

    .889 30

  • 33

    Mengolah data untuk mengukur tingkat lesukaran menggunakan aplikasi SPSS 20

    for windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik

    analyze > descriptive statistics > frequencies > statistics > mean > continue > OK. Dan

    untuk mengetahui hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom mean. Tingkat

    kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya

    berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat

    menggunakan tabel tingkat kesukaran sebagai berikut :

    Tabel 3.7

    Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

    NO Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

    1 𝟎. 𝟎𝟎 − 𝟎. 𝟐𝟓 Sukar

    2 𝟎. 𝟐𝟔 − 𝟎. 𝟕𝟓 Sedang

    3 𝟎. 𝟕𝟔 − 𝟏. 𝟎𝟎 Mudah

  • 34

    Hasil Uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :

    Tabel 3.8

    Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest Siklus I

    Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 25 soal dengan tingkat

    kesukaran sedang dan terdapat 5 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Butir Soal

    yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

    9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27. Sedang soal yang

    dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni soal nomor 20, 23, 28, 29, 30.

    Nomor

    Soal

    Mean Keterangan

    Soal1 .48 Sedang

    Soal2 .68 Sedang

    Soal3 .72 Sedang

    Soal4 .68 Sedang

    Soal5 .48 Sedang

    Soal6 .56 Sedang

    Soal7 .48 Sedang

    Soal8 .68 Sedang

    Soal9 .60 Sedang

    Soal10 .72 Sedang

    Soal11 .60 Sedang

    Soal12 .36 Sedang

    Soal13 .48 Sedang

    Soal14 .44 Sedang

    Soal15 .72 Sedang Soal16 .44 Sedang Soal17 .56 Sedang Soal18 .68 Sedang Soal19 .44 Sedang Soal20 .84 Mudah

    Soal21 .72 Sedang Soal22 .44 Sedang Soal23 .88 Mudah

    Soal24 .56 Sedang

    Soal25 .44 Sedang

    Soal26 .52 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .84 Mudah

    Soal29 .80 Mudah

    Soal30 .88 Mudah

  • 35

    Hasil dari tingkat kesukaran pada siklus II dapat dilihat pada tebel 3.9 sebagai

    berikut ini :

    Tabel 3.9

    Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest Siklus II

    Hasil dari tabel 3.9 tingkat kesukaran siklus II terdiri dari 30 soal, dari 30 soal

    terdapat 27 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat

    kesukaran mudah. Butir Soal yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah

    soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25,

    26, 27, 28, 29, 30 Sedang soal yang dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni

    soal nomor 20, 21, dan 24.

    Nomor

    Soal

    Mean Keterangan

    Soal1 .44 Sedang

    Soal2 .64 Sedang

    Soal3 .84 Sedang

    Soal4 .64 Sedang

    Soal5 .48 Sedang

    Soal6 .56 Sedang

    Soal7 .72 Sedang

    Soal8 .36 Sedang

    Soal9 .44 Sedang

    Soal10 .68 Sedang

    Soal11 .56 Sedang

    Soal12 .48 Sedang

    Soal13 .68 Sedang

    Soal14 .52 Sedang

    Soal15 .68 Sedang Soal16 .48 Sedang Soal17 .64 Sedang Soal18 .56 Sedang Soal19 .52 Sedang Soal20 .84 Mudah

    Soal21 .80 Mudah Soal22 .48 Sedang Soal23 .56 Sedang

    Soal24 .80 Mudah

    Soal25 .60 Sedang

    Soal26 .48 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .60 Sedang

    Soal29 .48 Sedang

    Soal30 .48 Sedang

  • 36

    3.6 Indikator Kinerja

    Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas 4 SDN Candisari 01

    Kabupaten Boyolali mencapai ketuntasan 85% dalam mata pelajaran IPA dengan

    standar ketuntasan 70. Sehingga apabila ketuntasan siswa dibawah 85% maka

    penelitian ini dapat dikatakan gagal.

    3.7 Teknik Analisis Data

    Teknik Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

    deskripsi analisis kuantitatif dan deskripsi kualitatif.

    1. Deskriptif kuantitatif

    Deskriptif kuantitatif merupakan teknik yang menganalisis data

    secara kuantitatif dengan menggunakan persen. Penyajian data

    kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa

    selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data berupa

    hasil belajar siswa pada pra siklus. Hal tersebut untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

    Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan

    siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan

    dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap

    akhir siklus. Hasil analisis data dihitung dengan menggunakan statistik

    sederhana yaitu sebagai berikut:

    Nilai rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

    Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P = 𝐹

    𝑁 x 100%

    Keterangan:

    P = angka presentase

    𝐹 = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

    𝑁 = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

    Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai

    berikut:

    Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar

    jumlah seluruh siswa x100%

  • 37

    Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang

    dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:

    Tuntas = jika ketuntasan ≥ 70

    Tidak tuntas = jika ketuntasan < 70

    2. Deskripsi Kualitatif

    Data deskriptif kualitatif merupakan data hasil observasi terhadap

    kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran baik siklus I

    maupun siklus II dengan menggunakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri

    terbimbing. Hasil tersebut berupa kekurangan maupun kelebihan yang

    terjadi selama pembelajaran berlangsung yang diamati oleh observer.