Upload
trandat
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
68
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BLU Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D.
Kandou yang berada di Kota Manado, dengan objek penelitian pada pelayanan
kesehatan rawat inap kelas tiga yang berpijak pada lima dimensi kualitas
pelayanan. Permasalahan pelayanan kesehatan belum dapat terpenuhi
sebagaimana yang diharapkan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
pihak rumah sakit kepada masyarakat/pasien rawat inap kelas tiga baik dalam hal
fisitasi dokter, perawat, kebersihan ruangan, ketersediaan sarana utama ruangan
maupun daya tampung serta obat-obatan. Selain pelayanan kesehatan belum dapat
terpenuhi, juga Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan salah satu Rumah Sakit Umum (RSU)
vertikal milik Kementerian Kesehatan RI yang berdomisili di Provinsi Sulawesi
Utara, yang melayani masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo,
dan Wilayah Timur Indonesia lainnya.
Keluhan-keluhan masyarakat tentang pelayanan kesehatan terutama instalasi
rawat inap kelas tiga perlu mendapat perhatian yang serius. Sampai saat ini
penelitian yang cermat dan handal tentang pelayanan kesehatan pada instalasi
rawat inap kelas tiga belum ada.
3.2. Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan Metode Penelitian Kualitatif.
69
Peneliti menggunakan metode kualitatif karena sesuai dengan judul Kualitas
Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Kelas tiga di Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
Dr. R. D. Kandou. Peneliti lebih tepat menggunakan metode kualitatif karena
penelitian ini tidak menggunakan angka. Menurut Moleong (1998:6), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Judistira K Garna (2009:9), metode itu dapat diandaikan seperti
manakala seseorang akan pergi ke suatu tempat, maka ia harus tahu:
1. Dimanakah dimulai (reflexsive);
2. Kemanakah ingin pergi (developmental);
3. Haruskah nyata bergerak (experimental).
Jadi metode dapat diartikan sebagai jalan (cara, pendekatan, alat) yang harus
ditempuh (dipakai) guna memperoleh pengetahuan tentang suatu hal (sasaran
kajian), baik yang lalu, kini, maupun yang akan datang: yang dapat terjadi dan
yang akan terjadi. (Taliziduhu Ndraha 1997:22).
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penelitian ini diharapkan akan dapat
mengungkap, menguraikan serta memahami fenomena yang terjadi pada latar
belakang dan obyek penelitian. Penulis memandang perlunya suatu metode
epistimologis yang mampu melahirkan teori dari kombinasi antara perspektif yang
diteliti dan dari perspektif peneliti sendiri, lebih melalui pendekatan emik, seperti
halnya paradigma penelitian kualitatif.
70
Selain itu kualitatif lebih dapat menyentuh secara mendalam aspek
behavioral skala kecil, lebih dapat mengungkap rincian kompleks tentang
fenomena lapangan. Maka diharapkan lahirnya preposisi hipotetik baru melalui
intrepretasi interaksi antara atribut dan propertis yang selanjutnya dapat
digunakan untuk membangun kategori dan memberikan eksplanasi terhadap
fenomena yang diteliti.
Harapan tersebut dapat terpenuhi melalui pendekatan kualitatif. Tujuannya
adalah mengumpulkan data sebagaimana adanya (das sein) menurut persepsi dan
pandangan dari beberapa komponen yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
Dr. R.D. Kandou di Kota Manado, baik pasien, keluarga pasien, kepala bidang
perawatan kelas tiga serta koordinator atau penanggung jawab, instalasi rawat
inap kelas tiga. Hal ini tentunya didukung dengan referensi teori lima dimensi
yang dibangun dalam kerangka pemikiran dan hipotesis kerja.
Aktivitas penelitian yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan
mengumpulkan, menggambarkan dan menafsirkan data tentang situasi yang
dialami, kegiatan, hubungan tertentu, pandangan atau sikap yang ditunjukkan atau
tentang kecenderungan yang tampak dalam proses yang sedang berlangsung.
Melalui desain ini dapat diperoleh gambaran fenomena, fakta, sifat serta
hubungan fenomenal tentang implementasi kebijakan sehingga dapat dilakukan
kategorisasi dan jawaban atas perumusan hipotesis sebagai temuan penelitian.
Instrumen dalam penelitian kualitatif haruslah dipahami bahwa dimana
seorang peneliti adalah juga instrumen penelitian, sebab keabsahan data dan
informasi yang dikumpulkannya sangat bergantung pada keahlian, kecakapan dan
71
pengalaman peneliti serta pemahaman tentang karakteristik lapangan dimana
penelitian dilakukan.
Maka seluruh proses pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dari
obyek penelitian dilakukan dengan kerja sama yang kooperatif dengan informan
pangkal dan informan-informan lainnya. Informan merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari seluruh proses penelitian, karenanya perlu dibangun komunikasi
serta sikap saling percaya, terbuka dan kerjasama antara peneliti dan instrumen
dengan informan.
3.2.1. Sumber Data
Ada 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sumber
data utama atau primer dan sumber data tambahan atau sekunder. Prime source of
data (sumber data utama) dalam penelitian kualitatif ini seluruh kegiatan di
lapangan berupa pernyataan (statement) seperti media massa, statement
perorangan, statement kelompok dan tindakan dari semua informan atau pihak
yang diteliti, dengan cara kombinasi melihat dan mengamati, mendengar dan
menyimak, kemudian menanyakan.
Sumber data primer yang dimaksud adalah data dari semua pihak dimana
diharapkan data yang akurat, lengkap dan mendalam. Dimulai dari informan yang
secara representatif dapat mewakili seluruh obyek penelitian yang dimaksud.
Selain data primer juga dibutuhkan data sekunder berupa dokumen tertulis
bersumber dari artikel, studi literatur, program kerja, dokumen dan foto, dokumen
penanganan pelayanan. Kemudian kebijakan publik berupa peraturan, publikasi
72
pihak rumah sakit tentang pelayanan kesehatan pada media massa dan sebagainya.
3.2.2. Penentuan Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
pewawancara yang diperkirakan, menguasai masalah penelitian dan memahami
data informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Informasi adalah data
yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena
dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk
membuat keputusan. (Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono,
1998:11).
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu pendekatan
kualitataif, maka penentuan informan didasarkan pada kriteria sesuai dengan
tujuan penelitian. Informan ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa mereka
dianggap dapat memberikan data dan informasi mengenai pelayanan kesehatan
rawat inap kelas tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou yang
berada di Kota Manado.
Informan tersebut dibutuhkan untuk memberikan informasi serta kesaksian
mengenai proses pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga Rumah Sakit Umum
Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado yang dilakukan melalui wawancara.
Penentuan informan yang akan dilakukan menurut tujuan dan sasaran yang
diharapkan, dipilih informan yang dapat merepresentasikan setting, individu,
aktivitas serta menggambarkan kemajemukan karakteristik obyek penelitian.
Melalui pertimbangan faktor kebutuhan akan data dan informasi, faktor dukungan
73
sumber daya yang dimiliki peneliti dan informan, maka informan yang
diwawancarai adalah representasi dari:
1. Pasien yang sudah lama dirawat inap di kelas tiga yang tersebar pada Irina
A, C, D, E dan F, total Pasien sebagai Informan yang diwawancarai
terdiri dari 10 orang, sebagai berikut;
a. Hasil wawancara Pasien yang difokuskan pada ruang inap kelas tiga
di Irina A (Pasca Operasi) terhadap pasien menyatakan pelayanan
pada dasarnya kurang baik, yaitu:
1) Hampir setiap hari di ruang inap kelas tiga Irina A selalu dalam
keadaan penuh dan semua tempat tidur terpakai.
2) Pelayanan kurang baik karena jadwal pembagian kerja jumlah
perawat yang bertugas di Irina A adalah 22 orang perawat dengan
kapasitas 32 tempat tidur/pasien, selanjutnya di Irina A bawah
jadwal pembagian kerja jumlah perawat yang bertugas adalah 23
orang perawat dengan kapasitas 34 tempat tidur/pasien. Setiap
hari dibagi dalam 3 shift dan setiap perawat bekerja selama 8 jam
kerja. Jadi perawat yang bertugas setiap shift 7 sampai 8 orang
untuk menangani minimal 32 pasien setiap hari, hal ini
menyebabkan perawat tidak dapat melaksanakan pelayanan
dengan baik.
b. Berdasarkan data di Irina C (Penyakit Dalam) menunjukkan
pelayanan kurang baik, karena:
74
1) Pelayanan obat: ada obat yang harus dibeli sendiri oleh pasien yang
menggunakan jamkesmas walaupun sebenarnya obat tidak perlu
dibeli/gratis.
2) Pelayanan oleh perawat yang tidak tepat waktu seperti mengganti
infus,
3) Masih ada pasien yang harus tidur dilorong/gang sehingga kualitas
pelayanan kesehatan jadi tidak baik.
c. Di Irina D (Bersalin/Opsgyn) berdasarkan data pada umumnya
menunjukkan bahwa:
1) Masih banyak obat-obatan yang tidak dapat diterima oleh para
pemilik Jampersal (jaminan persalinan).
2) Jarang ada dokter spesialis kebanyakan dilayani oleh mahasiswa
spesialis dan mahasiswa S1 kedokteran /koas.
d. Berdasarkan data di Irina E (Anak-anak) menunjukkan bahwa:
1) Tenaga medis masih kurang walaupun pada waktu jam kerja
pasien harus menunggu giliran untuk dilayani walaupun sudah
sangat dibutuhkan bantuan tenaga medis baik perawat maupun
dokter.
2) Tenaga medis sangat kurang pada saat hari libur, banyak pasien
yang tidak terlayani dengan baik.
3) Pasien anak yang terlambat diganti cairan infusnya.
4) Sebagian besar anak-anak menderita penyakit akut berbahaya
seperti demam berdarah dan tifus mengalami kekurangan tim
75
medis. Kekurangan tim medis ini sangat berakibat fatal karena
penderita demam berdarah harus dipantau paling tidak setengah
jam sekali setiap pasien untuk mengukur suhu tubuh dan
kekentalan darah.
5) Semua pekerjaan pelayanan kesehatan bukan lagi dilakukan
oleh petugas yang berwewenang melainkan sepenuhnya dialih-
tugaskan kepada mahasiswa koas (co-assistant) yang sebenarnya
masih harus selalu dipantau praktek kerjanya oleh dokter atau
perawat yang profesional.
6) Pelayanan dokter ahli hanya setiap hari kerja pada pagi hari saat
kunjungan dokter yang berlangsung sekitar 5 menit. Pelayanan
selanjutnya dilakukan oleh perawat atau koas (mahasiswa
praktek) juga oleh mahasiswa spesialis (residen).
7) Beberapa perlakuan dan pengambilan keputusan yang
seharusnya dilakukan oleh dokter ahli tidak dapat dilakukan
ditempat tapi hanya lewat tilpun yang dilakukan oleh perawat
maupun dokter jaga.
8) Ruangan kelas tiga di Irina E (Anak-anak) dalam keadaan penuh
sehingga terlihat banyak pasien anak-anak yang berada di
gang/lorong-lorong kelas tiga Irina E.
e. Hasil wawancara Di Irina F (Jantung) terhadap pasien bahwa:
1) Ruangan kelas tiga terlalu padat sehingga sulit bagi pasien untuk
beristirahat dengan baik.
76
2) Berdasarkan data perawat yang bertugas di Irina F 38 perawat
dengan kapasitas 39 tempat tidur/pasien. Setiap hari dibagi
dalam 3 shift dan setiap perawat bekerja selama 8 jam kerja.
Jadi perawat yang bertugas setiap shift 12 sampai 13 orang
untuk menangani minimal 39 pasien setiap hari.
2. Keluarga pasien, total Keluarga Pasien yang diambil sebagai Informan
terdiri dari 9 orang, sebagai berikut;
a. Hasil wawancara pada Keluarga Pasien yang difokuskan pada
ruang inap kelas tiga di Irina A (Pasca Operasi) menyatakan
pelayanan pada dasarnya kurang baik, yaitu:
1) Pelayanan pada hari libur;
2) Kekurangan dokter dan perawat sehingga dalam pelayanan
kesehatan harus menunggu giliran untuk mengganti infus
maupun perawatan luka.
b. Berdasarkan data dari keluarga pasien di Irina C (Penyakit Dalam)
menunjukkan pelayanan kurang baik, karena: perawatan
kebanyakan dilakukan bukan oleh dokter ahli/spesialis tapi oleh
dokter residen atau koas.
c. Di Irina D (Bersalin/Opsgyn) berdasarkan data pada umumnya
menunjukkan bahwa: Pelayanan kesehatan relatif baik, walaupun
fasilitas penuh namun tidak ada pengeluhan (yang penting ada
pelayanan).
77
d. Berdasarkan data Keluarga Pasien di Irina E (Anak-anak)
menunjukkan bahwa:
1) Peran orang tua sangat besar terhadap kesembuhan anak
terutama penderita demam berdarah. Pencarian cairan yang
harus dilakukan sepenuhnya oleh orang tua. Sebagai
konsekuensi, penjaga pasien harus lebih dari 1 orang untuk
memantau secara dekat dan terus menerus selama 24 jam
keadaan pasien, ruangan menjadi sempit dan pengap karena
tidak mampu menampung pasien dan penjaga yang terlalu
banyak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses
kesembuhan dari pasien.
2) Pada saat hari libur jumlah tenaga medis baik dokter maupun
perawat hanya 4 sampai 6 orang yang melayani semua pasien
di kelas 1,2 dan 3 yang mencapai 40 orang.
e. Hasil wawancara Di Irina F (Jantung) terhadap keluarga pasien
bahwa:
1) Pelayanan oleh perawat dan dokter belum maksimal ada hal-
hal yang masih perlu perhatian seperti masih perlunya
penambahan tenaga perawat dan dokter pada saat malam hari
dan hari libur. Pasien jantung sangat memerlukan perhatian
yang cepat dan perlakuan yang tepat.
78
2) Pernah terjadi ada pasien kehabisan oksigen dan harus
menunggu beberapa waktu padahal pasien sudah sesak nafas
dan sudah menunggu lebih dari 2 jam tapi oksigen belum ada.
3) Untuk mengganti cairan infus sulit membangunkan perawat.
3. Penanggung Jawab/Kepala bidang keperawatan kelas tiga;
a. Data perawat yang bertugas di Irina C 81 perawat dengan kapasitas
88 tempat tidur/pasien. Setiap hari dibagi dalam 3 shift dan setiap
perawat bekerja selama 8 jam kerja. Jadi perawat yang bertugas
setiap shift 26 sampai 27 orang untuk menangani minimal 88 pasien
setiap hari.
b. Pelayanan kesehatan relatif baik dan data perawat yang bertugas di
Irina D 38 perawat dengan kapasitas 43 tempat tidur/pasien. Setiap
hari dibagi dalam 3 shift dan setiap perawat bekerja selama 8 jam
kerja. Jadi perawat yang bertugas setiap shift 14 sampai 15 orang
untuk menangani minimal 43 pasien setiap hari.
c. Berdasarkan data perawat yang bertugas di Irina E 40 perawat
dengan kapasitas 53 tempat tidur/pasien. Setiap hari dibagi dalam 3
shift dan setiap perawat bekerja selama 8 jam kerja. Jadi perawat
yang bertugas setiap shift 13 sampai 14 orang untuk menangani
minimal 53 pasien setiap hari.
4. Dokter Ahli Kepala Bidang Penyakit Dalam;
Berdasarkan wawancara dengan Dokter Spesialis Penyakit Paru-paru
bahwa ketersediaan dokter ahli penyakit paru-paru di RSUP Prof. Dr.
79
R.D. Kandou hanya memiliki satu dokter ahli penyakit paru-paru,
padahal RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou merupakan rumah sakit terbesar di
Kawasan Indonesia Timur.
5. Koordinator atau penanggung jawab instalasi kelas tiga.
a. Berdasarkan Wawancara dengan Penangung Jawab UGD (Februari
2012), bahwa sering terjadinya kelambanan dalam penanganan
pasien di UGD karena:
1) Staf rumah sakit harus melakukan proses registrasi pendaftaran
pasien yang butuh waktu karena perawat ingin mengetahui
status pasien apakah pasien tersebut adalah peserta jamkesmas
atau pasien umum,
2) Pasien harus mempunyai “kartu pasien” dari UGD kemudian
dapat dilayani.
3) Ada paradigma perbedaan pelayanan antara pasien umum dan
pasien jamkesmas yang dimulai dari UGD oleh staf
administrasi (proses pendaftaran pasien).
Permasalahan tersebut di atas mengakibatkan terjadinya
kelambanan karena dalam waktu yang bersamaan ada penanganan pasien
yang gawat dan harus segera ditangani sehingga mengakibatkan pasien di
UGD ditangani agak lambat oleh para medis, meskipun harus diakuinya
juga bahwa sebenarnya mereka telah melakukan tindakan awal dengan
melakukan pemeriksaan dan pemberian obat penanganan pertama.
80
b. Berdasarkan wawancara dengan Kasub bagian Rumah Tangga,
bahwa RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado masih diperhadapkan
pada kekurangan tenaga medis dalam hal ini perawat dan dokter
termasuk dokter ahli. Hal ini menyebabkan juga lambatnya
pelayanan.
c. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruang Irina C4 (Maret
2012) bahwa sepengetahuannya di mana pihak RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado telah berkomitmen bahwa keselamatan pasien
adalah harga mati yang harus dijalankan dan tidak dapat ditawar-
tawar dalam pelayanan. Ungkapan pilih kasih hanyalah ungkapan isi
hati keluarga pasien sebagai akibat mungkin karena belum
mengetahui prosedur penanganan medis. Diungkapkannya pula
bahwa berdasarkan pengalaman dimana masyarakat yang datang
terkadang tidak mau mengerti dengan prosedur yang ada akan tetapi
keinginannya bahwa ketika datang langsung ditangani oleh dokter
dan jika dimungkinkan langsung oleh dokter ahli. Sementara mereka
tidak mengetahui kondisi rumah sakit yang sebenarnya.
Alasan dipilihnya Informan pasien, karena pasien ini yang langsung
merasakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, perawat dan staf pada
saat mengalami penderitaan sakit. Informan keluarga pasien yang turut bersama-
sama merasakan, menderita, melihat, mengalami cara pelayanan kesehatan yang
diberikan selama berada di rumah sakit. Untuk Informan kepala bidang
keperawatan kelas tiga adalah perawat yang banyak menguasai dan memahami
81
semua pelayanan kesehatan yang ada dalam rawat inap kelas tiga pada seluruh
Irina, dan Informan Dokter Ahli, adalah Dokter Kepala Bidang Penyakit Dalam
yang melakukan pelayanan kesehatan. Sedangkan koordinator atau penanggung
jawab instalasi kelas tiga dokter yang dibantu oleh perawat secara khusus
menguasai dan memahami pelayanan kesehatan kelas tiga pada setiap irina yang
dipercayakan kepadanya.
Sebagai instrumen utama dalam penelitian ini, peneliti melakukan
observasi secara langsung terhadap obyek penelitian serta melakukan
pengumpulan data sekunder secara langsung di pusat-pusat kegiatan informan.
Baik yang berhubungan dengan fasilitas, ketersediaan para medis, obat-obatan,
prosedur pelayanan serta hal–hal lainnya yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan rawat inap kelas tiga.
Peneliti juga melakukan wawancara secara bebas kepada informan dalam
suasana cair, rileks dan komunikatif. Semua informan memberikan data dan
informasi yang benar dan menurut kebenaran yang terjadi. Hal ini dapat terbangun
dan berlangsung melalui tindakan yang peneliti lakukan karena sebelumnya
peneliti akan membangun kesepakatan sikap saling mempercayai, menghargai dan
menghormati antara peneliti dan informan, baik untuk keperluan wawancara atau
komunikasi langsung bertatap muka maupun komunikasi tidak langsung melalui
telepon.
3.2.3. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk penelitian ini adalah peneliti sendiri yang menggunakan
82
pedoman dokumentasi, observasi dan wawancara mendalam. Mengenai instrumen
pokok yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Untuk
melibatkan peneliti sebagai instrumen bukan berarti menghilangkan esensi
manusianya, tetapi kepastian jiwa dan raganya dalam mengamati, melacak,
memahami, bertanya dan mengabstrasikan merupakan suatu alat yang penting
pada penelitian kualitatif ini. Hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif
bermaksud ingin memahami, mengungkapkan perasaan, pengertian, persepsi dan
perilaku manusia. Selain itu ingin menemukan makna dan interaksi manusia
sebagai subjek dari kehidupan sehari-hari dalam situasi tertentu. Maka, tidak salah
apabila peneliti merupakan satu-satunya instrumen utama dalam penelitian ini.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Selain peneliti sebagai instrumen utama dalam pelaksanaan penelitian ini,
juga menggunakan instrumen penunjang lain seperti dokumentasi, wawancara
mendalam dan observasi, yakni:
1. Dokumentasi, dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu
yang menjadikan tentang sesuatu subjek dokumentasi dapat berisi
deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar,
catatan hasil komputer, contoh-contoh objek dari sistem informasi.
Dokumentasi yang diambil dalam hubungan dengan pelayanan
kesehatan rawat inap kelas tiga rumah sakit umum pusat Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado sesuai judul penelitian agar bermanfaat untuk
mengetahui, menganalisis, menafsirkan bahkan untuk meramalkan
83
adalah sebagai berikut :
a. Buku yang memuat teori dan hasil penelitian tentang pelayanan
kesehatan
b. Laporan-laporan kerja pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga.
c. Peraturan-peraturan tentang pelayanan kesehatan
d. Tugas dan fungsi dibidang pelayanan kesehatan kelas tiga rawat
inap
e. SOP (Standar Operasi Prosedural)
f. Bagan alir pelayanan kesehatan
g. Rencana strategis Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado
h. Struktur organisasi yaitu informasi mengenai departemen yang
memiliki khususnya berhubungan dengan pelayanan kesehatan
pada masyarakat (pasien)
i. Daftar nama dokter dan perawat serta staf yang ada pada rumah
sakit
j. Catatan dari pihak Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D.
Kandou mengenai komplain atau sejenisnya, baik secara langsung
atau tidak berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
k. Etika formal (peraturan kerja medik) untuk dokter dan perawat.
l. Kode etik dokter dan panduan pola asuh keperawatan
m. Foto-foto yang ada hubungan dengan pelayanan kesehatan dapat
diperoleh peneliti
84
2. Observasi, diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam,
fenomena tersebut. Observasi yang dilakukan pada ruangan rawat inap kelas
tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou dengan melihat secara
langsung situasi dan kondisi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti
terhadap kualitas pelayanan kesehatan untuk pasien rawat inap kelas tiga
seperti penanganan pasien mulai dari proses masuk (penerimaan pasien),
prosedur penanganan yang digunakan, penanganan dalam hal pemeriksaan,
pelayanan terhadap pasien jamkesmas; ketepatan waktu; perilaku para medis
dan perilaku pasien terhadap pelayanan kesehatan.
3. Wawancara, mendalam (indepth-interview) merupakan cara untuk mendalami
hasil observasi. Wawancara mendalam awalnya dilakukan secara umum
kemudian secara khusus adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan yang
terlibat dalam kehidupan sosial. Melalui wawancara mendalam akan
keterlibatannya dalam kehidupan informan. Wawancara mendalam peneliti
bertatap muka langsung dengan informan. Teknik pengumpulan data dan
informasi ini digunakan melalui komunikasi langsung dengan informan
dengan berpedoman pada panduan wawancara, sehingga diperoleh data dan
informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga
85
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
3.2.5. Pencatatan Data
Pencatatan data yaitu pencatatan data berupa kata-kata inti penjelasan-
penjelasan, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban informan terhadap
pertanyaan peneliti. Pokok-pokok isi pembicaraan dan pengamatan dari laporan
tentang implementasi kebijakan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan
penelitian dilapangan dalam pengumpulan data merupakan suatu hal yang
menjadi kebutuhan. Setiap data, situasi, kejadian dan bahkan pengamatan dicatat
secara khusus dengan cepat, tepat, cermat untuk kepentingan peneliti dalam
menganalisis secara ilmiah permasalahan pelayanan rawat inap kelas tiga.
3.2.6. Analisis Data
Analisis data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan terlebih dahulu oleh peneliti
sebelum diinterpretasikan. Artinya data diproses terlebih dahulu melalui prosedur
atau pentahapan yang sistematis, melalui tahapan umum prosedur pengolahan data
kualitatif, sebagai berikut:
a. Mengumpulkan materi data dan informasi hasil dokumentasi, hasil observasi
dan wawancara mendalam dengan informan yang ada mulai dari pasien,
keluarga pasien, kepala bidang keperawatan kelas tiga dan koordinator atau
penanggung jawab rawat inap kelas tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado.
b. Mendeskripsikan secara keseluruhan dengan keterkaitan antara gejala atau
86
fenomena yang berkenaan dengan pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado baik dari aspek
pelayanan dan kekhususan pelayanan kesehatan dalam kenyataan yang berlaku.
c. Triangulasi data dan informasi sesuai topik yang diteliti berdasarkan
keterkaitan antar komponen dan satuan gejala dalam konteks fokus
permasalahan pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga Rumah Sakit Umum
Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
Triangulasi Data, terdiri dari wawancara dan observasi sehubungan dengan
Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Kelas tiga Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R. D.
Kandau Manado, sedangkan Triangulasi Sumber merupakan sumber yang
memberikan informasi, yaitu: Pasien dan Keluarga Pasien dari Ruang Rawat Inap
Kelas tiga Ruang A, C, D, E dan F; Dokter; Kepala Bidang Keperawatan Kelas
tiga; Koordinator Instalasi Kelas tiga.
Maka dapatlah dijabarkan bahwa Triangulasi Sumber, adalah informan yang
memberikan informasi, yakni: dokter, koordinator instalasi kelas tiga, Kepala
Bidang Keperawatan Kelas tiga, pasien, keluarga pasien. Kemudian dengan
menggunakan metode kualitatif, data yang berasal dari wawancara, observasi dan
dokumen dikaji menurut teori kualitas pelayanan kesehatan lima dimensi dari
Parasuraman dkk.
Pemilihan analisis data dan informasi ini menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini. Cara menganalisis data ini, peneliti melakukan upaya dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat
87
dipelajari dan memutuskan untuk merumuskannya agar dapat dimengerti oleh
orang lain.
3.2.7. Validitas Data dan Informasi
Validitas (keabsahan) data dan informasi diperlukan dalam penelitian ini
untuk menentukan keabsahan data dan informasi, sehingga diperlukan teknik
pemeriksaan. Pengujian keabsahan data dan informasi didasarkan atas kriteria:
derajat kepercayaan (credibility), keteralihan, ketergantungan dan kepastian.
Maka data dan informasi yang diperoleh harus dapat dipercaya, dapat diterapkan
pada semua konteks dalam populasi yang sama, konsep ditinjau dari berbagai segi
dan kepastian dari segi objektivitas-objektivitas. Validitas data dan informasi
dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Analisis triangulasi merupakan
teknik menggabungkan data dan informasi yang diperoleh dari satu sumber
dengan sumber yang lain untuk memperoleh pemahaman interpretasi tentang
masalah yang diteliti. Tujuan dari triangulasi adalah mengecek kebenaran data dan
informasi pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga Rumah Sakit Umum Pusat
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan membandingkan data dan informasi yang
diperoleh dari sumber lain pada berbagai fase penelitian di lapangan, pada waktu
yang berlainan, dan sering dengan menggunakan metode yang berlainan.
Triangulasi dilakukan dengan cara:
a) Memperhatikan, memahami, membandingkan data hasil pengamatan
penelitian dengan data hasil wawancara dengan informan kunci. Hal ini
88
dilakukan agar peneliti dapat memahami, dan membandingkan data
yang berdasarkan data hasil pengamatan peneliti di lapangan dengan
hasil wawancara yang diperoleh dari Dokter Ahli Kepala Bidang
Penyakit Dalam, Kepala bidang keperawatan kelas tiga, Koordinator
atau penanggung jawab instalasi kelas tiga, Pasien yang sudah lama
dirawat inap di kelas tiga yang tersebar pada Irina A, C, D, E dan F dan
Keluarga pasien sehubungan dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Rawat Inap Kelas Tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado.
b) Memahami dan membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakan orang secara intern. Peneliti
melakukan hal ini karena peneliti ingin mengetahui ataupun
membandingkan dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Ahli Kepala
Bidang Penyakit Dalam dan Paru-Paru, Kepala bidang keperawatan
kelas tiga, Koordinator atau penanggung jawab instalasi kelas tiga di
satu pihak, dengan apa yang dikatakan orang secara intern Pasien yang
sudah lama dirawat inap di kelas tiga yang tersebar pada Irina A, C, D,
E dan F dan Keluarga pasien di pihak yang lain sehubungan dengan
Kualitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Kelas Tiga Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
c) Memahami, membandingkan tentang situasi penelitian sesuai dengan
apa yang dikatakan orang. Peneliti melakukan hal ini karena peneliti
ingin memahami dan membandingkan tentang situasi apa yang
89
dikatakan orang lain ataupun masyarakat tentang Kualitas Pelayanan
Kesehatan Rawat Inap Kelas Tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado.
d) Membandingkan penyataan seseorang dengan berbagai pendapat
umum sesuai dengan masalah penelitian. Berkaitan dengan hal ini
Peneliti ingin membandingkan pernyataan dari masing-masing pihak
tentang permasalahan-permasalahan yang dialami oleh: Dokter Ahli
Kepala Bidang Penyakit Dalam, Kepala bidang keperawatan kelas
tiga, Koordinator atau penanggung jawab instalasi kelas tiga, Pasien
yang sudah lama dirawat inap di kelas tiga yang tersebar pada Irina
A, C, D, E dan F dan Keluarga pasien sehubungan dengan Pelayanan
Kesehatan Rawat Inap Kelas Tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado.
e) Membandingkan hasil pengamatan atau observasi, wawancara, dan data
sekunder yang ada dengan kondisi nyata. Peneliti melakukan hal ini
karena Peneliti ingin membandingkan hasil pengamatan atau observasi,
wawancara, dan data sekunder yang diperoleh peneliti dengan situasi
kondisi yang nyata sehubungan dengan Pelayanan Kesehatan Rawat
Inap Kelas Tiga Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado.
90
3.3 Jadwal penelitian
Adapun jadwal penelitian dalam penelitian ini seperti terlihat dalam tabel
di bawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu pelaksanaan
2011 2012 2013
3 5 7 9 11 2 4 6 8 10 12 1 2 3
1 Pengajuan Judul V
2 Penulisan
Proposal V
3 Bimbingan
Proposal V
4 Seminar Usulan
Penelitian V
5 Revisi Usulan
Penelitian V
6 Penelitian V V V
7 Bimbingan & Telaah Naskah V V
8 Ujian Naskah
Disertasi
(tertutup)
V
10 Revisi Naskah
Disertasi V V
11 Ujian Disertasi
(terbuka) V