17
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini diuraikan tentang setting waktu penelitian setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang merupakan sekolah imbas yang tergabung dalam Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan yang terletak di Jalan Raya Jimbaran Tegal Panas Km. 4, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dimulai bulan Februari hingga Mei 2016. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No. Pelaksanaan Penelitian Minggu ke- Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Proposal Penelitian 2. SIKLUS I Perencanaan Pelaksanaan Refleksi 3. SIKLUS II Perencanaan Pelaksanaan Refleksi 4. Analisa Hasil dan Pelaporan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11030/8/T1... · Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan yang terletak

  • Upload
    dangdan

  • View
    220

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada bagian ini diuraikan tentang setting waktu penelitian setting

penelitian dan karakteristik subjek penelitian.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang merupakan sekolah imbas yang tergabung dalam Gugus

Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan yang terletak di Jalan

Raya Jimbaran Tegal Panas Km. 4, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Jimbaran,

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di

SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dimulai

bulan Februari hingga Mei 2016. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No.

Pelaksanaan

Penelitian

Minggu

ke-

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Penyusunan

Proposal

Penelitian

√ √ √ √ √ √ √ √

2.

SIKLUS I

Perencanaan √

Pelaksanaan √

Refleksi √

3.

SIKLUS II

Perencanaan √

Pelaksanaan √

Refleksi √

4.

Analisa

Hasil dan

Pelaporan

√ √

21

Pada Bulan Februari 2016, mengadakan persiapan penyusunan proposal

dan instrumen penelitian. Penelitian disesuaikan dengan program semester yang

sedang berjalan untuk mata pelajaran IPS yaitu semester 2 dengan pokok bahasan

materi tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Minggu ke-1 hingga minggu ke-3 di

Bulan Maret peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I. Pada

minggu ke-4 Bulan Maret hingga Minggu ke-2 Bulan April peneliti melakukan

Penelitian Tindakan Kelas Siklus II. Pada Minggu ke-3 Bulan April peneliti mulai

melakukan penyusunan pelaporan. Alasan pemilihan tempat di SDN Jimbaran 01

dikarenakan berjarak dekat dengan domisili, serta beberapa pengajar juga

memiliki relasi yang baik..

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Jimbaran 01 Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa sebanyak 33 siswa dengan

rincian 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Mayoritas wali murid SDN

Jimbaran 01 memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan petani buah dan sayuran.

Nilai Akreditasi terakhir pada bulan Oktober 2011 yang meliputi

komponen standar isi (85), standar proses (84), standar pendidik dan kependidikan

(83), standar sarana dan prasarana dan standar penilaian pendidikan (78) belum

mencapai maksimal yang ditetapkan yaitu lebih besar dari 85 sedangkan

komponen standar kompetensi lulusan (86), standar pengelolaan (88) dan standar

pembiayaan mendapatkan nilai Amat Baik (A). SDN Jimbaran 01 termasuk

kategori SD SPM (Standar Pelayanan inimal) serta telah melaksanakan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Dari hasil observasi dan informasi yang diberikan oleh wali kelas 5, siswa

di kelas 5 memiliki karakteristik kesenjangan kognitif yang besar hal ini dapat

dilihat dari interval nilai yang bahwa terdapat kelompok murid yang belum

mencapai KKM dan kelompok murid telah mencapai nilai di atas KKM. Kurang

ideal serta variasi pengajaran yang dilakukan guru membuat murid kurang disiplin

dalam belajar di kelas seperti sering ramai dan terlambat masuk kelas setelah

selesai istirahat. Untuk itu sangat dibutuhkan model pembelajaran yang dapat

22

menarik perhatian dan antusiasme siswa dan agar penyerapan materi pelajaran

lebih maksimal.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan penulis untuk

menyusun penelitian. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen

atau variabel bebas (X) dan variabel dependen atau variabel terikat (Y).

3.2.1 Variabel Independen (X)

Variabel dependen atau variabel bebas adalah variabel yang kedudukannya

tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran Make a Match. MP-MM adaah model pembelajaran

IPS dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui

langkah-langkahmembagi siswa menjadi kelompok pemegang kartu soal dan

pemegang kartu jawaban, membagi masing-masing kelompok menjadi delapan

kelompok, masing-masing kelompok menerima kartu soal dan menerima kartu

jawaban, mendiskusikan soal atau jawaban, mencocokkan soal atau jawaban

dengan kelompok lain, mendiskusikan dan mencari solusi dari soal dan jawaban

yang telah dicocokkan, menuliskan di lembar yang sudah disediakan (Lembar

Percocokan Kartu=LPK) dan mengumpulkan hasil diskusi pada LPK.

3.2.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel independen atau variabel terikat adalah variabel yang

keberadaannya dipengaruhi oleh varibel bebas. Dalam penelitian ini variabel

independen yang digunakan adalah aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas 5.

Dari kedua variabel yang digunakan mengandung arti bahwa model pembelajaran

tipe make a match mempengaruhi hasil belajar siswa IPS kelas 5 SDN Jimbaran

01.

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang yang

melibatkan kegiatan fisik dan mentalnya untuk mencapai tujuan belajar.

Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari pengukuran aspek

kognitif yaitu tes.

23

3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian PTK Kolaboratif, melibatkan partisipasi guru kelas V SDN

Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan. Kolaboratif dilakukan dalam rangka saling

memberi dan saling membantu. Peran kolaboratif diharapkan dapat menentukan

keberhasilan PTK terutama ketika peneliti melaksanakan tahap penelitian

(perencanaan, tindakan dan refleksi), menganalisa data dan menyusun hasil

laporan. Dalam tahap awal peneliti menyusun materi, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan untuk

mengajar di kelas.

Model PTK adalah spiral dari Kemmis dan Mc. Taggat. Prosedur PTK

terdiri dari dua siklus. Menurut Arikunto (2010:132) masing-masing siklus terdiri

dari: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting) dan observasi, dan refleksi

(reflection). Alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilihat pada

gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

PTK Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart (Hopkins, 2011:92)

Penjelasan dari gambar 3.1 adalah:

a. Perencanaan

Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan

dan membuat RPP, termasuk di dalamnya terdapat soal, materi dan perangkat

pembelajaran (media pembelajaran).

b. Perlakuan & Pengamatan (Pelaksanaan Tindakan)

24

Meliputi tindakan yang disesuaikan dengan rencana tindakan. Kegiatan

pelaksanaan tindakan bersamaan dengan kegiatan pengamatan.

c. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari

tindakan yang dilakukan. (Arikunto, 2010:138-140).

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3

kali pertemuan. Setelah membahas satu pokok bahasan, kemudian akan diakhiri

dengan tes formatif. Siklus II dimaksudkan untuk memperbaiki dan melengkapi

model pembelajaran yang telah diterapkan.

3.4 Rencana Tindakan

Rencana Tindakan meliputi Siklus I dan Siklus II yang masing-masing

dikenakan tindakan yang sama yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting)

dan refleksi (reflection).

Rencana Tindakan Siklus I

Tahap Perencanaan (Planning)

a. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi:

1. Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (KD)

2. Mengembangkan Kompetensi Dasar (KD)

3. Mengembangkan tujuan pembelajaran berdasarkan KD

4. Merumuskan kegiatan pembelajaran dengan model make a match

b. Membuat kartu berupa pertanyaan dan jawaban sesuai materi yang akan

diajarkan

c. Rencana pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut:

25

Tabel 3.2

Langkah Kegiatan dan Kegiatan Pembelajaran IPS MP-MM

Langkah

Pembelajaran Langkah Model Pembelajaran Make a Match

Pra

pembelajaran

1. Guru mengatur tempat duduk

2. Guru memeriksa media pembelajaran di kelas

Kegiatan awal 3. menyanyikan lagu yang menghargai perjuangan tokoh

kemerdekaan

4. apresepsi tanya jawab dengan siswa

5. siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

Kegiatan inti 6. Siswa menyimak materi tentang peranan tokoh perjuangan

dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

7. Masing-masing siswa mendapatkan sebuah kartu (soal dan

jawaban)

8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab

pertanyaan dan mencari solusi dari kartunya

9. Siswa mencari pasangan kartunya dengan siswa lain yang

tepat

10. Kegiatan dapat dilakukan berulang secara bergantian dan

menukar kartu agar siswa dapat memahami materi

11. Siswa mulai membentuk pasangan

12. Guru menunjuk beberapa pasang siswa untuk presentasi

13. Konfirmasi guru dan siswa

Kegiatan

Penutup

14. Guru membuat rangkuman

15. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi

yang belum dipahami

16. Kesimpulan bersama

Pada pertemuan ke 3 akhir siklus diadakan tes formatif. Tes formatif

dilakukan setelah guru kembali mengulas pertemuan sebelumnya kembali.

Kegiatan tes formatif dilakukan secara individu untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan,

masing-masing pertemuan terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

Tahap Refleksi (Reflection)

Menurut Arikunto (2010:140) refleksi merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi didapatkan dari

hasil dari kegiatan pelaksanaan (acting) selama kegiatan pembelajaran dan tes

26

formatif dianalisis untuk mendapatkan gambaran hasil pembelajaran. Kajian

refleksi meliputi pengamatan aktivitas siswa, kinerja guru dan keterampilan siswa

dalam bekerja secara kelompok. Efektivitas pembelajaran dievaluasi berdasarkan

indikator pada siklus dan mengkaji kelebiahan dan kekurangannya. Berdasarkan

kekurangan dan kelebihan tersebut peneliti dan guru merumuskan daftar

permasalahan pada siklus I sebagai bahan acuan untuk siklus II.

Rencana Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II akan dikenai perlakuan yang sama

dengan siklus I. Siklus II merupakan penyempurnaan kekurangan dan kelemahan

dari siklus I. Pelaksanaan siklus II menggunakan materi yang berbeda dengan

siklus I dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi.

Teknik tes menggunakan instrumen butir soal sedangkan teknik observasi

menggunakan lembar pengamatan (observasi).

Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang

menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-

persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah

distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk tes

objektif dengan jenis tes pilihan ganda 4 alternatif, jumlah butir soal sebanyak 20.

Instrumen hasil tes hasil belajar mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) kemudian

dijabarkan dengan indikator pencapaian belajar. Kisi-kisi tes formatif pada siklus

I dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4 dan siklus II pada tabel 3.5

berikut:

27

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Hasil Belajar IPS Siklus I

Indikator Cakupan Pengukuran

Ranah Kognitif Nomor Soal

Bentuk

Instrumen

Menyebutkan tokoh

Proklamator Republik

Indonesia.

C1

1, 11, 21, 26, Pilihan

ganda

Mengidentifikasi tokoh-tokoh

yang berjasa dalam

mempersiapkan proklamasi

kemerdekaan.

C1

5, 12, 17, 20, 22, 25, 29,

35, 37, 41, 43, 47, 51 Pilihan

ganda

Menceritakan peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia.

C1

2, 4, 6, 7, 8, 9, 13, 14,

15, 19, 23, 27, 30, 31,

32, 33, 34, 36, 39, 40, 49

Pilihan

ganda

Menyebutkan peranan tokoh-

tokoh dalam

memproklamasikan

Kemerdekaan Indonesia

C1

3, 10, 16, 18, 24, 28, 50,

38, 42, 44, 45, 46, 48 Pilihan

ganda

Jumlah 34

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus II

Indikator

Cakupan

Pengukuran

Ranah

Kognitif

Nomor Soal Bentuk

Instrumen

Menjelaskan cara

mengenang perjuangan para

tokoh dalam

mempertahankan

kemerdekaan

C3

1, 2, 4, 5, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32,

33, 34

Pilihan

ganda

Menunjukkan sikap

menghargai perjuangan para

tokoh dalam

mempertahankan

kemerdekaan

C2 3, 6, 7, 8, 15, 16 Pilihan

ganda

Jumlah 25

Obeservasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dengan

model make a match dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Aktivitas Belajar IPS MP-MM Siswa

28

No. Aspek yang Diamati Indikator RPS RPK

1. Pra pembelajaran Kedisiplinan siswa dalam duduk dan

kesiapan menerima materi belajar Menghargai

2. Pembukaan

pembelajaran

Antusiasme siswa dalam menjawab

pertanyaan apersepsi Percaya diri

Mendengarkan dengan seksama tujuan

kompetensi pembelajaran yang akan

dicapai

Mengolah

informasi

3. Penjelasan materi

pembelajaran

Siswa memperhatikan secara serius

ketika guru menjelaskan materi Menghargai

Siswa aktif bertanya dan menanggapi

guru Percaya diri

Interaksi guru dan siswa Bekerja sama

Interaksi guru, siswa dan materi

pembelajaran Kreatif

4. Strategi pembelajaran

Siswa mengikuti proses pembelajaran

dengan tenang dan tidak tertekan

Bertanggung

jawab

Siswa senang menerima materi pelajaran Teliti

5. Pemanfaatan media

pembelajaran

Terdapat interaksi yang baik antara

siswa dengan media pembelajaran yang

diberikan

Kreatif

Siswa tertarik pada materi yang

disajikan dengan media pembelajaran

Mengolah

informasi

6. Penilaian proses dan

hasil Belajar

Siswa lancar dan lugas dalam berbicara

ketika mengemukakan pendapat Presentasi

Siswa merasa yang terbimbing dengan

guru dan media pembelajaran Komunikasi

Siswa mampu menangkap materi

pelajaran dengan baik dan menjawab

pertanyaan dengan benar

Mengolah

informasi

7. Penutup

Siswa siap menerima rangkuman dan

tugas serta tindak lanjut pembelajaran

dengan senang dan antusias.

Analisis

a. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh selama

observasi. Dokumen hasil pengamatan meliputi: daftar kelompok siswa, daftar

nilai, suasana pembelajaran dan tindakan guru ketika aktivitas berlangsung.

Dokumentasi pengamatan dalam penelitian ini menggunakan media foto.

29

Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil belajar IPS

dengan materi peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh melalui tes formatif

pada akhir pembelajaran dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

komparatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar dari masing-masing siklus.

Metode yang digunakan dalam data kuantitatif ini meliputi skoring soal,

penghitungan rata-rata hasil belajar dan penentuan batas minimal ketuntasan

belajar.

3.5.1.1 Skoring Soal

Skoring soal yang digunakan tanpa koreksi jawaban yaitu jika setiap butir

soal terjawab benar maka mendapat nilai tergantung dari bobot butir soal yang

ditentukan. Hasil skor didapatkan menggunakan rumus

Keterangan:

B = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah soal

3.5.1.2 Penghitungan Rata-Rata Hasil Belajar

Dalam menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus:

Keterangan:

= jumlah nilai semua siswa

= jumlah siswa

3.5.1.3 Penentuan Batas Minimum Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari

ketuntasan belajar secara individual dan ketuntasan belajar secara klasikal

a. Ketuntasan Individual

30

Hasil ketuntasan belajar secara individual ditentukan menggunakan rumus:

Keterangan:

KB = Ketuntasan Belajar

t = jumlah skor siswa

T = jumlah skor total

b. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal merupakan hasil belajar yang didapatkan suatu kelas

terdapat 80% siswa atau 26 siswa mendapatkan nilai lebih besar atau sama

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.

4 Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dari hasil pengamatan

selama pembelajaran berlangsung dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode alur yang

menurut Miles dan Hebberman (dalam Sutama, 2010:104) merupakan alur yang

dilalui melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Metode

alur yang digunakan dalam analisis ini dari tindakan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan pengembangannya selama proses pembelajaran.

Pengolahan data pengamatan kinerja guru dan murid selama tahap

pelaksanaan metode make a match menggunakan lembar pengamatan dengan

skala Likert dengan rentang nilai 1-5 dengan kriteria:

5 = sangat baik

4 = baik

3 = cukup

2 = kurang

1 = sangat kurang

Kemudian dalam menentukan nilai yang diperoleh digunakan rumus:

31

× 100

Hasil nilai yang diporeleh dikonversi pada skala huruf sesuai dengan

kriteria menurut Arifin (2012:236) seperti pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Kualifikasi Hasil Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa

Presentase Nilai Konversi Huruf Bobot Kualifikasi

90% – 100% A 4 Sangat Baik

80% – 89% B 3 Baik

70% - 79% C 2 Cukup

60% - 69% D 1 Kurang

< 59% E 0 Sangat Kurang

Hasi perolehan kualifikasi kinerja dan aktivitas belajar siswa selanjutnya

digunakan sebagai dapat pendukung dalam meningkatkan hasil belajar IPS

Semester 2 Siswa Kelas 5 SDN Jimbaran 01.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam pelaksanaan penelitian instrumen

terlebih dahulu diuji menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji kesukaran

soal. Pengujian instrumen dilakukan pada seluruh siswa kelas 5 SDN Jimbaran 01

yang akan mengikuti pembelajaran model make a match.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item

kuesioner yang valid dan yang tidak valid. Menurut Sugiyono (2010:116), syarat

minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r 0,30. Dimana semakin tinggi

validitas suatu alat test, maka alat tersebut makin mengenai ke sasarannya, atau

menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai

validitas tinggi apabila hasil test tersebut menjalankan fungsi pengukurannya, atau

memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test atau

penelitian tersebut.

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung < rtabel

32

Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Kriteria untuk koofesien

validitas instrument Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:344), memberikan

rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Indeks Validitas

No Indeks Kriteria

1. 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

2. 0,61 – 0,80 Tinggi

3. 0,41 – 0,60 Cukup

4. 0,21 – 0,60 Rendah

5. 0,00 – 0,20 Sangat rendah

Jumlah siswa pada uji validitas adalah 33 siswa, sehingga berdasarkan rtabel

taraf signifikansinya adalah > 0,349. Uji item instrumen ditetapkan pada 33 siswa.

Pada siklus I diuji 35 item soal dan pada siklus II diuji 25 item soal. Hasil

validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Distribusi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No Indeks SIKLUS I SIKLUS II

No Soal Kriteria No Soal Kriteria

1 0,81 – 1,00 24 Sangat tinggi Sangat tinggi

2 0,61 – 0,80 12, 13, 15, 21,

23 Tinggi

1, 3, 8, 13,

17, 19, 20,

23, 28, 29,

33, 35

Tinggi

3 0,41 – 0,60

10, 11, 14, 16,

18, 19, 20, 22,

31, 34

Cukup

6, 7, 10, 14,

21, 25, 27,

30, 32, 34

Cukup

4 0,21 – 0,40 8, 9, 25, 27,

32, 33, 35 Rendah

12, 16, 26, 31 Rendah

5 0,00 – 0,20

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 17, 26, 28,

29, 30

Sangat

rendah

2, 4, 5, 9, 11,

15, 18, 22, 24 Sangat

rendah

Hasil uji validitas siklus I dari 35 butir soal diperoleh butir soal yang valid

sebanyak 23 butir soal (8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,

25, 27). Sedangkan 12 butir soal yang tidak valid (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 17, 26, 28, 29,

30) memiliki Correlated item-total correlation dengan kriteria sangat rendah

atau tidak digunakan. 23 butir soal yang dipilih selanjutnya akan digunakan pada

Siklus I.

33

Hasil uji validitas siklus II dari 34 soal diperoleh hasil butir soal yang valid

sebanyak 25 soal (1, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35) dengan Correlated item-total correlation diatas

0,30 dengan kriteria valid. Sedangkan 9 butir soal yang tidak valid (2, 4, 5, 9, 11,

15, 18, 22, 24) memiliki Correlated item-total correlation dibawah 0,20 tidak

akan digunakan atau dibuang. Dan 25 soal yang telah dipilih akan digunakan

untuk soal Siklus II.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok

yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2013:3). Semakin tinggi

angka koefisien reliabilitas maka semakin tinggi reliabilitas tes tersebut (Suryanto,

2010:5). Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas

belah dua ganjil genap, dimana penelitian dilakukan dengan mengelompokkan skor

butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir genap

sebagai belahan kedua, menggunakan rumus dari Sugiyono (2010:122):

Keterangan:

= Reliabilitas internal instrumen

= Korelasi product moment antar belahan pertama dan kedua

Berdasarkan nilai koefisien Alpha Cronbach’s (α) kriteria reliabilitas

instrumen dikelompokkan sebagai berikut:

. α > 0,9 = sangat baik

. α > 0,8 = baik

. α > 0,7 = dapat diterima (reliabel)

. α > 0,6 = diragukan

. α > 0,5 = tidak dapat diterima (tidak reliabel)

Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Distribusi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

34

Siklus Jumlah

Butir Soal

Cronboach’s

Alpha Kriteria

1 35 ,726 Reliabel

2 35 ,698 Reliabel

Berdasarkan hasil reliabilitas dapat dilihat bahwa instrumen siklus I dan

Siklus II dapat diterima karena memiliki nilai 0,8 > α > 0,6.

3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Menurut Arikunto (2010:207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi usaha pemecahannya, sedangkan soal yang terlalu sulit

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan kurang bersemangat.

Dalam menentukan proporsi jumlah soal menurut tingkat kesukarannya,

Sudjana (2006:135) membagi kategori soal menjadi tiga yaitu: mudah, sedang dan

sukar. Dalam menentukan jumlah masing-masing kategori diberikan

pertimbangan sebagai berikut: Pertama adalah keseimbangan, jumlah ketiga

kategori soal memiliki proporsi yang seimbang. Pertimbangan kedua proporsi

jumlah soal untuk ketiga kategori tingkatan kesukaran didasarkan pada kurva

normal, umumnya perbandingan soal mudah:sedang:sukar dapat dibuat 3:4:3,

yang artinya 30% jumlah soal memiliki tingkatan mudah, 40% jumlah soal

memiliki tingkatan sedang dan 30% jumlah soal memiliki tingkatan sukar.

Perhitungan tingkat kesukaran soal digunakan rumus menurut Sudijono

(2011:372) berikut:

Keterangan:

= Indeks kesukaran

= jumlah jawaban benar

= jumlah siswa yang mengikuti tes

Interpretasi indeks kesukaran sual dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Indeks KesukaranButir Soal

No. Indeks Interpretasi

1. < 0,30 Sukar

35

2. 0,30 – 0,70 Sedang

3. > 0,70 Mudah

Dari intepretasi indeks kesukaran pada tabel 3.10, jika semakin kecil

indeks yang dihasilkan maka semakin sukar soal, sebaliknya jika semakin besar

indeks yang dihasilkan maka soal terlalu mudah. Hasil analisis untuk tingkat

kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Distribusi Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Indeks Nilai

Siklus I Siklus II

No. Soal Tingkat

Kesukaran No. Soal

Tingkat

Kesukaran

1. 0,00 – 0,25 3, 8, 12,

23, 25, 33 Sukar 25 Sukar

2. 0,26 – 0, 75

1, 2, 4, 5,

6, 7, 9, 10,

11, 13, 14,

15, 16, 17,

18, 19, 20,

21, 22, 24,

27, 28, 29,

30, 31, 32,

34

Sedang

1, 2, 3, 4, 6,

10, 11, 12,

14, 16, 17,

18, 19, 20,

21, 23

Sedang

3. 0,76 – 1,00 26 Mudah 5, 7, 8, 9, 13,

15, 22, 24 Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada siklus I dari 34 soal,

menunjukkan 1 soal memiliki tingkat kesukaran mudah (26), 11 soal

menunjukkan tingkat kesukarannya sedang (1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34) dan 6 soal menunjukkan

tingkat kesukarannya sukar (3, 8, 12, 23, 25, 33). Sedangkan hasil uji tingkat

kesukaran sikllus II menunjukkan 8 soal memiliki tingkat kesukaran mudah (5, 7,

8, 9, 13, 15, 22, 24), 16 soal menunjukkan tingkat kesukarannya sedang (1, 2, 3, 4,

6, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23) dan 1 soal menunjukkan tingkat

kesukarannya sukar (25).

36

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari Penelitian Tindakan Kelas dengan model make

a match mata pelajaran IPS kelas 5 SD semester 2 SDN Jimbaran 01 dapat

ditentukan dari hasil belajar yang didapatkan yaitu 80% dari seluruh siswa atau 26

siswa tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif komparatif. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik statistik yang

dipergunakan untuk membandigkan aktivitas dan hasil belajar IPS antar siklus

yang meliputi ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-

rata hasil siklus 1 dan hasil siklus 2.