Upload
wiwi-widiyaningsih
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan
bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke
waktu. Hal ini karena sifatnya yang non-renewable. Untuk tetap dapat memenuhi
kebutuhan energi maka perlu sumber bahan bakar alternatif lain yang memiliki
sifat hampir sama dengan bahan bakar fosil. Sampai saat ini, banyak sumber
bahan bakar alternatif yang telah ditemukan salah satunya biodiesel. Keunggulan
penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif adalah ramah lingkungan,
sifat bahan bakunya yang renewable, dan banyaknya sumber bahan baku potensial
yang tersedia.
Biodiesel berasal dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses
transesterifikasi. Dari beberapa bahan baku yang ada di Indonesia, minyak biji
karet dan minyak biji jarak pagar merupakan bahan baku potensial untuk
pembuatan biodiesel karena sifatnya non-edible oil. Namun, biodiesel biji karet
maupun biodiesel jarak pagar yang dihasilkan masih memiliki masalah dalam hal
mutu. Bilangan setana biodiesel biji karet dan viskositas biodiesel jarak pagar
belum memenuhi standar yang ditetapkan SNI ataupun ASTM. Nilai bilangan
setana biodiesel biji karet masih rendah dari standar yang ditetapkan SNI ≥ 51 dan
ASTM ≥ 47. Nilai viskositas biodiesel jarak pagar sangat tinggi berada di atas
standar SNI dan ASTM. SNI menetapkan standar viskositas 2,3-6,0 cSt dan
ASTM menetapkan 1,9-6,0 cSt.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah
pencampuran minyak biji karet dan minyak jarak pagar sebelum proses
esterifikasi ataupun pencampuran biodiesel biji karet dan biodiesel jarak pagar.
Melalui proses pencampuran ini bilangan setana biodiesel biji karet akan
meningkat dan viskositas biodiesel jarak pagar menurun sehingga memenuhi SNI
ataupun ASTM. Penjelasan mengenai kerangka pemikiran ini terdapat pada
Gambar 4.
17
Gambar 4 Kerangka pemikiran penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010 - Januari 2011. Tempat
penelitian di Pusat Penelitian Kehutanan Gunung Batu Bogor, Laboratorium DIT
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, dan PT. Petrolab Services Jakarta.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah biji karet klon GT1 dari Balai
Penelitian Karet Sembawa, biji jarak pagar dari Cibedug - Bogor, metanol, NaOH,
asam sulfat, asam fosfat, dan aquadest. Bahan-bahan kimia lainnya yang
digunakan untuk analisis minyak dan analisis biodiesel.
Alat-alat yang digunakan antara lain alat press mekanis tipe hidrolik
dilengkapi pemanas, hot plate, reaktor berupa labu leher empat, magnetic stirer,
corong pemisah, thermometer, buret, kertas saring, erlenmeyer, dan gelas piala.
Beberapa alat kimia lain dan alat-alat untuk analisis.
18
Tahapan Penelitian
Penelitian dimulai dari analisis bahan baku untuk mengetahui kandungan
air, minyak, protein, serat, dan abu. Kemudian dilanjutkan dengan pengepressan
biji karet dan biji jarak pagar, pemurnian minyak dengan proses degumming, dan
proses esterifikasi-transesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel. Tahap-tahap
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Tahap-tahap proses penelitian
19
Analisis Bahan Baku, Pengepressan Biji Karet dan Biji Jarak Pagar, dan
Pemurnian Minyak
1. Analisis proksimat
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui komposisi makronutrient di
dalam biji karet dan biji jarak pagar. Komponen makronutrient tersebut yaitu
kadar air, kadar lemak, protein, serat, abu, dan karbohidrat.
Penentuan kadar air dan kadar abu dilakukan dengan metode gravimetrik
(metode oven) dimana sampel dikeringkan pada suhu 105 oC hingga dicapai bobot
konstan. Kadar lemak total diukur dengan menggunakan metode soxlet.
Sedangkan kadar protein dengan metode Kjehdahl, dan kandungan karbohidrat
diukur menggunakan metode by different yaitu selisih seratus persen dengan total
komposisi bahan lain (air, lemak, protein, serat, dan abu). Metode analisis
proksimat terdapat pada Lampiran 1.
2. Pengepressan biji karet dan biji jarak pagar
Biji karet dan biji jarak pagar dipress secara mekanis menggunakan alat tipe
hidrolik pada tekanan kerja 20 ton/196,15cm2 pada suhu ±75 oC (Aliem 2008).
Sebelum dipress baik biji karet maupun biji jarak pagar dihancurkan terlebih
dahulu (proses pengecilan ukuran) untuk mempermudah proses pengepressan dan
menghasilkan rendemen minyak yang tinggi.
Minyak yang diperoleh dari hasil pengepressan selanjutnya dimurnikan.
Proses pemurnian minyak yang dilakukan adalah dengan degumming.
3. Degumming
Proses degumming dilakukan dengan memanaskan minyak sampai ±80 oC
lalu ditambah asam fosfat 20% sebanyak 0,3% (v/b) dan diaduk selama 15 menit.
Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak dan gum menggunakan corong pisah.
Minyak kemudian dicuci dengan air panas. Pencucian dan pemisahan
minyak dengan air dilakukan berulang hingga air cucian terlihat jernih atau
mencapai pH 6,5–7. Minyak hasil degumming dianalisis untuk mengetahui
densitas, viskositas, bilangan asam, kadar FFA, dan bilangan penyabunan.
Pembuatan Biodiesel
Minyak yang digunakan dalam pembuatan biodiesel ini adalah minyak biji
karet, minyak biji jarak pagar, dan campuran dari keduanya. Pembuatan biodiesel
20
dilakukan melalui proses 2 tahap. Minyak biji karet melalui proses esterifikasi-
transesterifikasi sedangkan minyak biji jarak pagar melalui proses
transesterifikasi. Pemilihan proses ini berdasarkan kadar FFA minyak. Minyak
dengan kadar FFA > 5% melalui proses esterifikasi terlebih dahulu untuk
menurunkan kadar FFA. Diagram alir proses pembuatan biodiesel dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6 Proses pembuatan biodiesel 2 tahap (Hambali et al. 2008)
1. Esterifikasi
Minyak dengan kadar FFA > 5% diesterifikasi terlebih dahulu sebelum
ditransesterifikasi. Proses esterifikasi dilakukan dengan memanaskan minyak di
dalam labu leher empat menggunakan hot plate dilengkapi magnetic stirer.
Campuran metanol 225% FFA dan asam sulfat 5% FFA ditambahkan ke dalam
minyak. Proses esterifikasi dilakukan selama ±1 jam pada suhu 55–65 oC dengan
kecepatan pengadukan 300–500 rpm.
Minyak hasil esterifikasi dipisahkan menggunakan corong pemisah.
Pemisahan dilakukan hingga terbentuk lapisan dimana pada lapisan atas
21
merupakan sisa metanol dan gum sedangkan pada lapisan bawah merupakan
campuran trigliserida dan fatty acid metil ester (FAME). Campuran trigliserida
dan FAME kemudian digunakan untuk proses transesterifikasi.
2. Transesterifikasi
Campuran trigliserida dan FAME hasil esterifikasi dipanaskan di dalam labu
leher empat menggunakan hot plate sambil diaduk. Kemudian ditambahkan
larutan metoksida (campuran metanol 15% v/b minyak dan NaOH 1% b/b
minyak). Proses ini berlangsung selama ± 1 jam pada suhu 55–65 oC dan
kecepatan pengadukan 300–500 rpm (Chitra et al. 2005; Ramos et al. 2009).
Hasil transesterifikasi berupa gliserol dan biodiesel dipisahkan. Pada lapisan
atas terbentuk biodiesel dan lapisan bawah gliserol. Biodiesel yang dihasilkan
merupakan biodiesel kasar dan perlu dimurnikan dengan proses pencucian.
Pencucian biodiesel dilakukan dengan metode water washing. Air hangat
ditambahkan ke dalam biodiesel lalu dilakukan pengandukan dan pemisahan.
Pencucian dilakukan berulang-ulang hingga air cucian jernih. Selanjutnya
dilakukan pengeringan untuk membuang sisa metanol dan air dalam biodiesel.
Karakterisasi Biodiesel
Biodiesel hasil proses transesterifikasi dianalisis untuk mengetahui sifat-
sifat fisika dan kimianya. Analisis biodiesel meliputi bilangan asam, bilangan
penyabunan, bilangan Iod, densitas, viskositas kinematik, bilangan setana, kadar
sulfur, kadar gliserol total, gliserol bebas, gliserol terikat, flash point, kadar air
dan sedimen, kadar ester, dan kadar abu sulfat.
Biodiesel yang dianalisis adalah biodiesel dari minyak biji karet, biodiesel
dari minyak jarak pagar, biodiesel dari campuran minyak biji karet dan minyak
biji jarak pagar, serta campuran biodiesel dari biji karet dan biodiesel jarak pagar.
Hasil analisis akan dibandingkan dengan SNI ataupun standar ASTM (American
Society for Testing Material).
Stoikiometri Proses Transesterifikasi
Reaksi yang terjadi pada proses transesterifikasi secara teori dari 1 mol
minyak dan 3 mol metanol akan dihasilkan 3 mol metil ester dan 1 mol gliserol.
Gambar 7 memperlihatkan reaksi transesterifikasi minyak dengan alkohol.
22
Gambar 7 Reaksi transesterifikasi
Asam lemak dominan dalam minyak biji karet adalah oleat, linoleat, dan
linolenat. Sedangkan asam lemak dominan minyak jarak pagar adalah oleat dan
linoleat. Sebagai asumsi, reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dari minyak
biji karet merupakan reaksi 1 mol minyak biji karet dan 3 mol metanol sehingga
menghasilkan 3 mol metil ester dan 1 mol gliserol. Reaksi transesterifikasi ini
terlihat pada Gambar 8.
CH2 O C CH(CH2)4 CH3
OCH CH2 CH CH CH CHCH2 (CH2)4
CH O C CH(CH2)4 CH3
OCH CH2 CH CH(CH2)7
O C CH(CH2)7 CH3
OCH(CH2)7
+ 3 CH3OH
Asam lemak α linolenat, β linoleat, γ oleat Metanol
CH2
KOH
CH3 O C CH(CH2)4 CH3
OCH CH2 CH CH CH CHCH2 (CH2)4
O C CH(CH2)4 CH3
OCH CH2 CH CH(CH2)7
O C CH(CH2)7 CH3
OCH(CH2)7CH3
CH3
Metil ester α linolenat, β linoleat, γ oleat
+
CH2
CH
CH2
OH
OH
OH
Gliserol
Gambar 8 Reaksi transesterifikasi minyak biji karet dan metanol
Berdasarkan Gambar 8, secara teoritis dapat diperkirakan banyaknya metil
ester biji karet yang terbentuk jika reaksi berlangsung secara sempurna. Metil
ester biji karet dan gliserol yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak biji
karet dengan metanol dihitung berdasarkan prinsip kesetimbangan massa seperti
yang terlihat pada Tabel 8.
23
Tabel 8 Kesetimbangan massa reaksi transesterifikasi minyak biji karet
Reaktan Massa Molar Hasil reaksi Massa molar Trigliserida - Oleat - Linoleat -Linolenat
291,4494 g 292,4574 g 295,4812 g
3 mol metil ester
883,4198 g
metanol 3 x 32,04 = 96,1274 g 1 mol gliserol 1 x 92,11 = 92,0956 g ∑ = 975,5154 g ∑ = 975,5154 g
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak lengkap satu faktor.
Rancangan percobaan untuk bahan yang menggunakan minyak terdiri dari faktor
ratio minyak biji karet dan minyak jarak pagar (α) dengan 6 taraf. Taraf tersebut
sebagai berikut :
α1 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 0 : 100
α2 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 10 : 90
α3 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 20 : 80
α4 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 30 : 70
α5 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 40 : 60
α6 = minyak biji karet : minyak jarak pagar = 100 : 0
Model rancangan percobaan :
ijiijY
Keterangan : Yij : nilai pengamatan rasio minyak biji karet dan minyak jarak pagar pada
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. µ : rata-rata αi : pengaruh rasio minyak biji karet dan minyak jarak pagar εijk : galat perlakuan
Rancangan percobaan untuk bahan yang menggunakan campuran biodiesel
sebagai bahan percobaan juga menggunakan RAL satu faktor dengan 6 taraf.
Taraf tersebut sebagai berikut :
β1 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 0 : 100
β2 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 10 : 90
β3 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 20 : 80
β4 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 30 : 70
24
β5 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 40 : 60
β6 = biodiesel biji karet : biodiesel jarak pagar = 100 : 0
Model rancangan percobaan :
ijiijY dimana : Yij : nilai pengamatan ratio biodiesel biji karet dan biodiesel jarak pagar pada
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. µ : rata-rata βi : pengaruh rasio biodiesel biji karet dan biodiesel jarak pagar εij : galat perlakuan