Upload
doanphuc
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung Jl.Gardujati no 20
Bandung.
Gambar 3.1 Peta lokasi SMA Negeri 4 Bandung
Sumber : Google map (2014)
Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 4 Bandung dengan alasan
sebagai berikut :
a. SMA Negeri 4 Bandung merupakan salah satu SMA Negeri yang banyak
diminati masyarakat.
b. SMA Negeri yang memiliki misi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual.
Dalam hal ini peneliti menganggap bahwa SMA Negeri 4 Bandung ini
relevan untuk dijadikan objek penelitian ini.
35
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 130 ) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 80) mengemukakan bahwa
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4
Bandung tahun ajaran 2013 – 2014, berikut tabel dari populasi penelitian yang
diambil dari studi dokumen dari salah satu guru PAI SMA Negeri 4 Bandung data
lengkap terdapat dalam lampiran.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPA-1 44
2 XI IPA-2 44
3 XI IPA-3 44
4 XI IPA-4 44
5 XI IPA-5 42
6 XI IPA-6 44
7 XI IPA-7 43
8 XI IPA-8 42
9 XI IPS-1 40
10 XI IPS-2 40
11 XI IPS-3 44
12 XI IPS-4 40
Jumlah Keseluruhan 511
Sumber : Penelitian 2014
36
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel
Menurut Purwanto (2010, hlm. 242) “Sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi”. Sedangkan Sugiyono
(2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Senada dengan hal itu
Soenarto (Purwanto, 2010, hlm. 242) ‘Sampel adalah suatu bagian yang dipilih
dengan cara tertentu untuk mewakilkan keseluruhan kelompok populasi’.
Pendapat lain dalam Hasan (2002, hlm. 58) menyatakan bahwa “Sampel adalah
bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. “Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2006, hlm. 131).
Adapun teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut
Riduwan (2011, hlm. 11) teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah
suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Dalam
pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan
populasi tersebut. Terdapat dua macam teknik pengambilan sampling dalam
penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nonprobability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
(Sugiyono, 2012, hlm. 84)
Dalam hal ini peneliti menggunakan Sampling Purposive yang merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm.
85).
Dari jumlah siswa kelas XI sebanyak 511 siswa maka diambil sampel
kelas XI IPA 2 dan kels XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung. Yang mana kelas
tersebut merupakan rekomendasi dari guru PAI di SMA Negeri 4 Bandung.
37
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah keseluruhan sampel ialah 77 siswa. Untuk lebih jelasnya sampel terdapat
pada lampiran.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan kuantitatif menurut Arikunto (2006, hlm.
12) :
Sesuai dengan namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
penelitian akan lebih baik apabila juga disertai grafik, tabel, bagan atau
tampilan lainnya. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian
kuantitatif juga ada data berupa informasi kuantitatif.
Pendapat lain mengenai pendekatan kuantitatif Menurut Sugiyono (2012,
hlm. 7) :
Kuantitatif dinamakan metode tradisonal, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan, disebut juga metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini disebut dengan metode ilmiah karena
telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur,
rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data
penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik.
Sifat umum dari penelitian kuantitatif sebagaimana yang diungkapkan
Arikunto (2010, hlm. 20) adalah:
1. Kejelasan unsur : Tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap dan
dirinci sejak awal.
2. Langkah penelitian : Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika
persiapan disusun.
3. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk
populasi.
4. Hipotesis : (jika memang perlu) mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan.
38
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Desain : Dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang
diharapkan.
6. Pengumpulan data : Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan utuk
diwakilkan.
7. Analisis data : Dilakukan sesudah semua data terkumpul.
C. Desain Penelitian
Untuk memberikan gambaran penelitian dibuatlah desain sebagai berikut :
Bagan 3.1
Paradigma hubungan antar variabel
Ketererangan :
X : Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islām
Y : Kecerdasan Spiritual
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kausal. Menurut
Hasan (2002, hlm. 33) mengungkapkan bahwa desain kausal berguna untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun sifat
hubungan yang mungkin terjadi, diantara variabel –variabel ini dibedakan atas
tiga, yaitu :
1. Hubungan Simetris terjadi kedua variabel saling berfluktuasi secara bersamaan
dan dianggap diantara keduanya tidak terdapat hubungan apa – apa
2. Hubungan Asimetris terjadi jika variabel bebas mempengaruhi variabel
terikatnya, hubungan ini disebut juga dengan hubungan kausal, dan dipilih
sebagai sifat mungkin yang mungkin terjadi pada penelitian ini
3. Hubungan timbal balik terjadi jika kedua variabel saling mempengaruhi dan
saling memperkuat atau saling memperlemah
X
Prestasi Belajar PAI
Y
Kecerdasan Spiritual
39
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Metode penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang tercantum pada bab I, maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode
korelasional menurut Fraenkel & wallen (2008, hlm. 328) adalah suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada usaha untuk
mempengaruhi variable tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 4) penelitian korelasional adalah “penelitan
yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatahui tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang sudah ada”.
Tujuan penelitian korelasional yang diungkapkan oleh Suryabrata (2013,
hlm. 82) yaitu “untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefesien korelasi”.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelititan ini,
maka perlu dijelaskan istilah sehingga kesamaan landasan berfikir antara peneliti
dengan pembaca.
1. Hubungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008, hlm. 557)
Hubungan berarti bertalian atau berikatan, ada sangkut pautnya. Yang dimaksud
hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara prestasi belajar PAI
dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
2. Prestasi Belajar PAI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1213) menyebutkan
bahwa “prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru”.
40
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senada dengan hal itu menurut Ahmadi (2001, hlm. 62) Prestasi belajar
adalah menunjukkan perubahan, atau penyesuaian ke hal yang lebih sempurna
dari suatu tujuan atau maksud. Sedang perubahan karena belajar itu
sendiri menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikhis
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Thohirin (2005, hlm. 151)
pencapaian prestasi belajar harus mencakup pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Gagne dalam bukunya Mohamad Surya (2004:17) menambahkan bahwa
hasil belajar adalah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities)
yang meliputi: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, ynag terdiri
dari : (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep absrak, (d) aturan,
dan (e) aturan yang lebih tinggi; (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5)
kecakapan motorik.
Prestasi belajar PAI menurut peneliti yaitu nilai siswa pada mata pelajaran
PAI pada semester ganjil kelas XI SMA Negeri 4 Bandung yang diambil dari nilai
rata-rata dalam rapot siswa pada mata pelajaran PAI semester ganjil.
3. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshal dalam
Ramayulis (2011, hlm. 106) “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau Value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas”. Sedangkan Manurut
Ary Ginanjar Agustian masih dalam Ramayulis (2011, hlm. 106) mengungkapkan
bahwa :
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap prilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan
pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan
memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berperinsip hanya
karena Allah.
Kecerdasan spiritual menurut peneliti adalah kecerdasan spiritual yang
diambil dari teori Zohar & Ian Marshal (2001, hlm. 14) yang mengemukakan ciri-
41
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ciri kecerdasan spiritual dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus (2003)
sebagai berikut :
a. Kemampuan bersikap fleksibel;
1) Kemampuan bergaul
b. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
1) Kesadaran adanya tuhan
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
1) Cobaan sebagai ujian
2) Kesabaran
3) Ikhlas/rela
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit;
1) ketabahan
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai;
1) Hari ini lebih beik dari hari yang lain
f. Keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu
1) Menggunjing
2) Meninggalkan ibadah
3) Berkorban
g. Kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal;
1) keterkaitan antar makhluk atau kejadian
2) tentang nasib manusia
h. Memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika”
dalam rangka mencari jawaban yang benar;
1) Mencari jawaban atas sesuatu
2) Bertanya pada agamawan/buku
3) Mengikuti pengajian
i. Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri.
1) Berbuat/beramal tanpa tergantung orang lain
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010, hlm. 203) menyebutkan bahwa instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaan peneliti lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat,
lengkap dan sistematis sehingga data mudah diolah. Senada dengan hal itu
Sugiyono (2012, hlm. 102) berpendapat “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”.
42
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini instrumen peneletian yang digunakan diambil dari
instrumen yang sudah ada di buat dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus
(2003). Berikut kisi-kisi instrumen penelitiannya.
43
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen penelitian yang diambil dari penelitian (Muhammad
Idrus : 2003)
Sub-variabel Indikator Item
Positif Negatif
Kemampuan bersikap
fleksibel;
Kemampuan bergaul 1,2,3,4
Memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi
Kesadaran adanya
Tuhan
5,6,8 7
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
Cobaan sebagai ujian 9,10
Kesabaran 11,12,13
Ikhlas/rela 14,15
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit;
Ketabahan 16,17
kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai;
Hari ini lebih baik dari
kemarin
19 18,20
Tujuan hidup 21,22,23
keengganan untuk
mengalami kerugian yang
tidak perlu
Menggunjing 24,25,26
Meninggalkan ibadah 49
27,28
Berkorban 38,39,40
Kemampuan untuk melihat
keterkaitan berbagai hal;
Keterkaitan antar
makhluk atau kejadian
29,30,31 42
Tentang nasib manusia 32,43,44
Memiliki kecenderungan
untuk bertanya “mengapa”
atau “bagaimana jika”
dalam rangka mencari
jawaban yang benar;
Mencari jawaban atas
sesuatu
34,35 33
Bertanya pada
agamawan/buku
36,37 50
Mengikuti pengajian 41,45
Memiliki otonomi. Berbuat/beramal tanpa
tergantung orang lain
46 47,48
44
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai
dengan bentuk item yaitu negatif dan positif.
Tabel 3.3
Pemberian Skor pada Instrumen
Bentuk
Item
Pemberian Skor
Selalu Sering Ragu-
Ragu/Tidak
Tahu
Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
+
(Positif)
5 4 3 2 1
-
(Negatif)
1 2 3 4 5
Sumber : (Azwar, 2003, hlm. 109)
G. Proses Pengembangan Instrumen
Untuk memperoleh butir angket yang baik maka harus dilakukan :
1. Uji validitas butir angket dengan rumus product moment yaitu :
Keterangan
: koefesien validitas
: Jumlah responden
: Jumlah butir dikalikan skor total
: Jumlah skor total X
: Jumlah skor total Y
Keputusan uji dengan signifikansi 5%, maka :
a. Jika > r tabel maka butir soal valid.
45
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Jika < r tabel maka butir soal tidak valid.
(Arikunto, 2010, hlm. 226)
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas instrumen,
dikarenakan pembuat instrumen sudah melakukan uji validitas. Berikut
pernyataan pembuat instrumen dalam melakukan validitas.
Dengan menggunakan paket Seri Program Statistik (SPS) Edisi Sutrisno
Hadi dan Yuni Pamardiningsih, Modul Analisis Butir (Item Analysis),
program kesahihan butir dilakukan uji validitas dan uji realibilitas
instrumen yang telah dibuat tersebut. Uji coba angket dilakukan terhadap
30 orang, dan hasil untuk masing-masing konstruk ternyata semuanya
memenuhi syarat validitas. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa
instrumen yang dirancang telah memenuhi persyaratan validitas instrumen.
(Idrus, 2003, hlm. 20)
2. Uji realibilitas tes dengan rumus :
Kuder dan Richardson 21 (KR-21),
=
Dengan keterangan :
= realibilitas intsrumen
= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
= skor rata-rata
= varians total
Interpretasi mengenai besarnya koefesiensi adalah sebagai berikut :
Koefesien 0,800 sampai 1,00 adalah sangat tinggi.
Koefesien 0,600 sampai dengan 0,800 adalah tinggi.
Koefesiensi 0,400 sampai dengan 0,600 adalah cukup.
Koefesiensi 0,200 sampai dengan 0,400 adalah rendah.
Koefesien 0 sampai 0,200 adalah rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 232)
Berikut hasil dari uji Reliabilitas yang di lakukan oleh pembuat instrumen
penelitian keserdasan spiritual oleh Muhammad Idrus (2003)
46
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Konstruk Koefesien Alpha Status
Fleksibel 0,731 Reliabel/andal
Kesadaran tinggi 0,652 Reliabel/andal
Menghadapi penderitaan 0,692 Reliabel/andal
Menghadapi rasa sakit 0,798 Reliabel/andal
Kualitasa hidup 0,671 Reliabel/andal
Keenggenan rugi 0,702 Reliabel/andal
Melihat keterkaitan 0,822 Reliabel/andal
Mencari jawaban 0,824 Reliabel/andal
Memiliki otonomi 0,841 Reliabel/andal
Sumber : (Idrus 2003, hlm. 20)
Hasil ini menunjukan bahwa instrumen telah memenuhi syarat realibilitas,
sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya.
Dalam pengembangan instrumen penelitian ini, sebagai acuan akan
mempergunakan konsep kecerdasan spiritual sebagaimana diajukan oleh Zohar &
marshal (2000, hlm. 14), yang memiliki komponen sebagai berikut:
1. kemampuan bersikap fleksibel;
2. memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
3. kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4. kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit;
5. kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai;
6. keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu
7. kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal;
8. memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana
jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar;
9. memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Prosedur
penelitian merupakan langkah – langkah yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data berdasarkan kebutuhan.
47
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu studi pendahuluan dengan
merumuskan masalah pada objek penelitian yang terdiri dari studi pustaka dan
studi empirik. Studi ini terdiri dari merumuskan masalah, yaitu melakukan
pembatasan terhadap masalah yang akan diangkat, menentukan pertanyaan,
menentukan tujuan, serta manfaat penelitian. Langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah mengajukan hipotesis yang merupakan dugaan sementara
yang dilakukan peneliti terhadap hasil dari penelitian. Pembuktian dari
duagaan tersebut dengan melakukan penelitian yang disesuaikan dengan
variabel penelitian, sehingga peneliti hanya meriset variabel.
2. Menentukan instrumen, yaitu kegiatan menentukan alat ukur yang akan
digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual. Instrumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai PAI siswa yang diambil dari nilai
rapot dan angket. instrumen angket sebanyak 50 item digunakan untuk
mengukur tingkat kecerdasan spiritual siswa. Yang kemudian dianalisis untuk
mencari ada atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar PAI dengan
kecerdasan spiritual siswa.
3. Pengujian instrumen berupa soal dan angket dilakukan pada sampel yang
berjumlah 77 siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
4. Mengumpulkan data dan menganalisis data instrumen yang telah diujikan
sehingga peneliti mengetahui hubungan prestasi belajar PAI dengan
kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
5. Menarik kesimpulan mengenai hubungan prestasi belajar PAI dengan
kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
Membuat laporan penelitian yang merupakan hasil akhir penelitian.
Penulisan laporan disesuaikan dengan tata tertib penulisan skripsi yang baik.
Laporan penelitian ini berupa hasil data yang diolah kemudian disimpulkan.
Tujuan dari laporan adalah untuk memberikan informasi tentang hasil penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Hasan (2002, hlm. 82-83) :
48
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data adalah bentuk jamak dari dantum. Data merupakan keterangan –
ketarangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau
yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat
angka, simbol, kode dan lain – lain. Sedangkan pengumpulan data adalah
pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan –
keterangan atau karakteristik – karakteristik sebagian atau seluruh elemen
populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
1. Angket
Peneliti dalam proses pengumpulan data mempergunakan teknik angket,
adapun penjelasan para ahli mengenai teknik angket adalah:
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) “Angket atau kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Pendapat lain Arikunto (2006, hlm. 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui”. Sedangkan Hasan
(2002, hlm. 83) “Angket adalah teknik dalam pengumpulan dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden”. “Teknik angket
yaitu daftar petanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan penggunaan” (Riduwan, 2012,
hlm. 2).
Melihat kebutuhan dalam penelitian ini yaitu mengukur sikap setiap
responden dan responden sendiri yang harus menjawabnya maka peneliti
membuat angket tertutup yang memiliki sifat langsung. Pendapat para ahli
mengenai angket tertutup dan langsung adalah :
Menurut Arikunto (2006, hlm. 152) “Angket tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Menurut Arikunto
(2006, hlm. 152) “Angket langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya”.
Senada dengan penjelasan Arikunto, Hasan berpendapat (2002, hlm. 84) “Angket
tertutup closed questionare merupakan pertanyaan atau pernyataannya tidak
memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan
pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.”
49
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Studi dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya”. (Arikunto, 2010, hlm. 274)
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa dalam mata pelajara PAI di SMA Negeri 4 Bandung.
Dokumentasi yang didapatkan antara lain nilai rapot siswa kelas XI pada semester
ganjil.
Adapun tahapan dalam pengumpulan data ini adalah :
a. Mengumpulkan berkas nilai PAI pada semester ganjil dalam rapot siswa kelas
XI IPA 2 dan XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung pada semester ganjil.
b. Penyebaran angket kecerdasan spiritual terhadap siswa kelas XI IPA 2 dan XI
IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung.
J. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan bahwa
kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana
dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data statistik yang
merupakan kesimpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam bentuk daftar
atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Terdapat dua macam teknik
analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik deskriptif dan analisis
data ststistik inferensial. Statistik data inferensial meliputi statistik parametrik dan
statistik nonparametrik (Sugiyono, 2012, hlm 147). Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
50
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis data statistik deskriptif
Analisis data statistik deskriptif merupakan analisis data yang
menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data,
pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram
agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu
keadaan atau peristiwa. (Subana dkk., 2005, hlm. 12).
Senada dengan hal itu Sugiyono (2012, hlm. 148) mengemukakan bahwa
yang disebut statistik deskriptif antara lain adalah “penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(penentuan tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan rata-rata
dan standart deviasi, perhitungan prosentase”.
Analisis data statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah no 1 dan no 2.
a. Prestasi Belajar Siswa
Adapun untuk mengklasifikasikan nilai prestasi belajar siswa yang
merupakan nilai rapot mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4
Bandung, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Prestasi Belajar
Angka 100 Keterangan
90 – 100 Baik Sekali
80– 89 Baik
70– 79 Cukup
60-69 Kurang
0-59 Gagal
b. Skor Kecerdasan Spirirual Siswa
Skor kecerdasan spiritual dilakukan pada siswa untuk mengetahui
bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Dalam
51
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini menggunakan skor yang diberikan untuk kriteria pada tabel di
bawah ini.
52
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Bentuk
Item
Pemberian Skor
Selalu Sering Ragu-
Ragu/Tidak
Tahu
Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
+
(Positif)
5 4 3 2 1
-
(Negatif)
1 2 3 4 5
(Azwar, 2003, hlm. 109)
Untuk langkah-langkah menetukan kriteria skor kecerdasan spiritual
sebagai berikut.
1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah dengan rumus : (
jumlah item X bobot terendah), pada penelitian ini jumlah item dari angket
kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot terendahnya 1. Jadi
nilai minimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 1
(bobot terendah) = 50
2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus : (
jumlah item X bobot tertinggi), pada penelitian ini jumlah item dari angket
kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot tertingginya 5. Jadi
nilai maksimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 5
(bobot tertinggi) = 250
3) Mencari luas jarak sebaran dengan rumus nilai maksimum – nilai minimum.
Jadi luas jarak sebaran pada variabel kecerdasan spirituan adalah 250-50 = 200
4) Menentukan setandar deviasi ( dengan rumus luas jarak sebaran dibagi 6.
Jadi standar deviasi variabel kecerdasan spiritual adalah 200/6 = 33
5) Mentukan mean teoritis dengan rumus nilai terendah x 3. Jadi mean dari
variabel kecerdasan spiritual adalah 50 x 3 = 150
53
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut penggolongan kriteria dari skor kecerdasan spiritual siswa kelas
XI SMAN 4 Bandung yang dikategorikan kedalam tiga kriteria rendah, sedang
dan tinggi.
Tabel 3.7
Penggolongan Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa
X< { Rendah
( X< Sedang
X Tinggi
Sumber: Azwar (2003, hal. 109)
Keterangan :
X = skor total tiap-tiap item
= Mean teoritis
Standar deviasi
Berikut hasil perhitungan kriteria untuk kecerdasan spiritual siswa kelas
XI SMAN 4 Bandung berdasarkan acuan perhitungan di atas
Tabel 3.8
Kriteria Skor Kecerdasan Spiritual
X< {( Rendah X < 117
( X<
Sedang 117 X < 183
X Tinggi 183 X
Keterangan :
X = skor total tiap-tiap item
54
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 150
33
Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut
117 183
Rendah Sedang Tinggi
Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka seseorang yang
mendapatkan skor 183 keatas dalam kecerdasan spiritual siswa tersebut dapat
didiagnosis sebagai siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi dan
sebaliknya seseorang yang memiliki skor 117 kebawah dapat didiagnosis sebagai
siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah dan siswa yang memiliki skor
antara 117 sampai dengan 183 didiagnosis memiliki kecerdasan spiritual sedang.
(Azwar, 2003, hlm. 110)
2. Analisis data statistik inferensial
Analisis data statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah no 3 dan no 4.
Analisis data statistik inferensial merupakan analisis data statistik yang
berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang
telah di susun. Subana dkk. (2005, hlm. 12) dalam menganalisis data statistik
inferensial menggunakan teknik analisis sebagai berikut :
a. Statistik parametrik
Statistik parametrik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang
berbentuk interval dan ratio, dengan dilandasi beberapa persyaratan tertentu antara
lain misalnya : data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
(Sugiyono, 2011, hlm. 8)
b. Statistik nonparametrik
Statistik nonparametrik digunakan untuk menganalisis data yang
berbentuk nominal dan ordinal dan tidak dilandasi persyaratan data harus
berdistribusi normal. (Sugiyono, 2011, hlm. 8)
55
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menjawab rumusan masalah no 3 peneliti menggunakan analisis
data inferensial parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu
dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui teknik analisis apa yang akan
dipakai dalam penelitian ini.
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis atau uji asumsi klasik pada regresi yang dilakukan
mengacu sebagaimana yang diungkapkan Sunyoto (2010, hlm. 98) diantaranya
1) Uji Linieritas
Untuk menguji linieritas menggunakan statistik dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Mencari angka statistik : ; ; ; ; ;s; ;a;b.
b) Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
=
c) Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
=b.{ -
d) Mencari jumlah kuadrat residu( ) dengan rumus :
= - -
e) Mencari rata-rata jumlah regresi( ) dengan rumus :
=
f) Mencari rata-rata jumlah regresi ( ) dengan rumus :
g) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus :
=
h) Mencari jumlah kuadrat error dengan rumus :
56
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=
}
i) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus :
=
j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus :
k) Mencari rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus :
l) Mencari nila dengan rumus :
m) Menentukan keputusan pengujian
Jika artinya data berpola linier dan
Jika artinya data berpola tidak linier
n) Mencari dengan rumus :
=
o) Membandingkan dengan
Uji liniearitas antara variabel X terhadap Y dengan menggunakan SPSS
V. 20 dengan langkah sebagai berikut (Noor, 2013, hlm. 184) :
a) Pilih menu Analyze > Compare means > Means. Selanjutnya muncul kotak
dialog linieritas, kemudian lakukan langkah berikut : Pindahkan variabel Y ke
kotak dependent pindahkan variabel X ke kotak independent, pilih kotak
Option dan klik Test of linearity
b) Klik Continue lalu OK
Apabila output data mempunyai < dan Sig pada Test of
Linearity > 0,05 hal ini berarti persamaan regresi tersebut sangat signifikan
dan bersifat linear.
57
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila data bersifat linier maka uji hipotesis bisa dilakukan dengan
menggunakan regresi linier.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk mengetahui seragam tidaknya
variansi sampel-sampel yang diambil dari variansi yang sama.
Dalam persamaan regresi perlu diuji mengenai sama atau tidaknya varians
dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika
variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Misalkan :
Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung
lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini
disebut homoskedastisitas
Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung
tidak seragam atau sangat bervariasi, karena selisihnya besar, kejadian ini
disebut heteroskedastisitas
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS.20 melalui grafik
scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu
X= Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat
(sumbu Y= Y prediksi – Y riil).
Ketentuan:
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan
data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin
(angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola
yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.
Adapun hipotesis yang akan diuji:
58
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ho = Tidak ada perbedaan varians antara kedua variabel (prestasi belajar PAI dan
kecerdasan spiritual)
Ha = Ada perbedaan varians antara kedua variabel (prestasi belajar PAI dan
kecerdasan spiritual).
Selain menguji heteroskedastisitas dengan cara di atas berikut cara
menguji heteroskedastisitas dengan menggunaan SPSS V. 20 dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Memunculkan Nilai Residual
a) Buka file : Data_Regresi_1
b) Analyze > Regression > linear
c) Masukan variabel Y pada kotak Dependent X pada kotak Independent Save >
pada kotak Residual: klik unstandardized > Continue
Mutlakan Nilai Residualnya
a) Buka file : Data Regresi_1
b) Tranform > Compute
Pada Target Variabel diisi dengan ABRES. Pada Numeric Expresion diisi
dengan ABS(RES_1) > OK
Meregresikan variabel bebas terhadap Nilai Mutlak Residual
a) Buka file : Data_Regresi_1
b) Analyze > Regression > Linear
c) Masukan variabel ABRES pada kotak Dependent X pada kotak Independent
> OK
Jika signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka sampel berasal dari populasi
yang homogen atau terbebas dari heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.20 dengan langkah-langkah yang telah disebutkan diatas.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
distribusi data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui teknik apa yang akan
59
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam pengujian hipotesis apakah teknik parametrik atau
nonparametrik. Apabila data bersifat normal maka teknik dalam pengujian
hipotesis digunakan teknik parametrik, jika data bersifat tidak normal maka dalam
pengujian hipotesis digunakan teknik nonparametrik.
Sunyoto (2010, hlm. 103) mengungkapkan:
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji
asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi
yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi bisa dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas
dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Uji asumsi klasik normalitas dalam diktat ini ada dua cara yang dibahas yaitu:
Uji normalitas dengan Cara Statistik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva
(skewness= α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis= α4) diperbandingkan
dengan nilai Z tabel.
Rumusan nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / / N atau Zα3 = α3 / / N
Rumusan nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :
Z kurtosisi = kurtosis / / N atau Zα3 = α4 / / N
Dimana N = banyak data
Ketentuan analisis:
a) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau
Zα4) < Z tabel
Misalnya diketahui Z5% = 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau
dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z
hitung < 1,96
b) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z tabel.
60
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96
Adapun langkah pengujian asumsi klasik normalitas dapat dilakukan semi
manual, maksudnya kita dalam mencari nilai skewness (α3) dan nilai kurtoris (α4)
dari data variabel bebas (X) maupun data variabel terikat (Y) menghitung dengan
rumus yang ada dalam buku statistik deskriptif, baru setelah ketemu nilainya,
kemudian dicari Zα3 dan Zα4 rumus di atas.
Selain dengan cara statistik manual dapat jugan menggunakan aplikasi
computer untuk menguji normalitas yaitu dalam program aplikasi SPSS V.20
dilakukan dengan teknik Kolmogrov – Sminorv.
Uji normalitas data dilakukan dengan SPSS V. 20 mengikuti langkah
berikut :
a) Buka program SPSS > Analyze > Regression > Linear, masukan masing-
masing variabel lalu klik Save dan pada residual pilih Standarized > Continue
> OK
b) Uji Kolmogrov Smirnov
Analyze > Non Parametic Test > One sample KS. Masukan variabel
Standardized Residual pada kotak Test Variabel List. > OK
Jika signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Apabila signifikansi < 0,05 maka sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini peneliti menguji normalitas dengan menggunakan
program aplikasi SPSS V.20 dengan langkah-langkah yang tersebut di atas.
3. Analisis Data Hasil Penelitian
Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah no 3 dan
no 4 menggunakan regresi sederhana. Sunyoto (2010, hlm. 29) mengungkapkan
bahwa analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam analisis regresi maka selain
mencari ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat juga
61
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencari hubungan antar kedua variabel tersebut. Analisis regresi dan hubungan
antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS V. 20 dengan
langkah sebagai berikut (Susetyo, 2012, hlm. 284):
a. Data bersifat normal
Apabila data bersifat normal maka uji korelasi menggunakan cara di bawah ini:
1) Uji Koefisien Korelasi dan Regresi Sederhana
Uji koefisien korelasi antar variabel dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual
siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Tingkat signifikansi diketahui dengan
melihat angka Sig > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan
antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA
Negeri 4 Bandung dan apabila Sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat
hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI
SMA Negeri 4 Bandung. Sedangkan analisis regresi linear sederhana dilakukan
dengan menggunakan SPSS V. 20 dengan langkah Analyze > Regression >
Linear, masukan masing – masing variabel lalu klik OK. Apabila telah diuji
dengan output tabel anova dinyatakan bahwa hasil ujinya signifikan, maka
persamaan regresi dapat digunakan. Adapun persamaan yang terbentuk atas
regresi linear sederhana yaitu : Y = a + bX (Sudjana, 2003, hlm. 6).
b. Data bersifat tidak normal
Untuk menguji korelasi data yang bersifat tidak normal maka dilakukan
dengan cara dibawah ini :
1) Korelasi Kendall dan spearman
Langkah-langkah untuk melakukan analisis korelasi kendall dan spearman
adalah sebagai berikut :
Buka file korelasi kendall spearman, folder korelasi regresi.
62
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Klik analyze correlate bivariate pada menu sehingga kotak bivariate
correlations muncul.
Masukan masing-masing variabel pada kotak variables, pilih kendall’s tau-b
dan sperarman pada correlation coefficients.
Klik OK. (Trihendradi, 2009, hlm. 162)
Adapun kriteria korelasi sebagai berikut :
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
(Arikunto, 2012, hlm. 89)
2) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis atau jawaban sementara
dari suatu penelitian. Pada uji hipotesis dilakukan uji t. Dengan rumus (Riduwan,
2013, hlm. 229) :
Apabila data bersifat normal maka uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan teknik parametrik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Keterangan :
63
Aan Sopian, 2014 Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t hitung : nilai yang akan dibandingkan dengan t tabel
n : jumlah sampel
r : nilai koefisien korelasi
Uji hipotesis dengan menggunakan SPSS V. 20 dengan langkah: Analyze
> Regression > Linear. Diketahui:
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual
siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan
spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
Dan kriteria keputusan sebagai berikut : apabila nilai Sig. > 0,05 maka Ho
diterima dan apabila Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun uji
statistik digunakan kriteria dengan taraf signifikansi 5%. maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
3) Melakukan Perhitungan Koefesiensi Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap variabel
Y yang dinyatakan dalam persen maka dilakukan perhitungan koefesian
determinasi. Dimana rumus yang digunakan adalah rumus “coefficient of
Determination” atau koefesien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih
memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’ product Moment
pada uji hipotesis di atas.
Rumus Coefecient of Determination yaitu:
KD = x 100%
Keterangan:
KD = Koefesien Determinasi
r = Koefesiensi Korelasi