Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis dan Rancanga Penelitian
Penelitian ini menurut jenisnya merupakan jenis penelitian
deskriptif. Sedangkan dalam pendekatannya merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif untuk menguji teori
objektif dengan menguji hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini,
pada gilirannya, dapat diukur, biasanya pada instrumen, sehingga data
bernomor dapat dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik.
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian survey, dimana
Penelitian survei memberikan deskripsi kuantitatif atau numerik tentang
tren, sikap, atau pendapat suatu populasi dengan mempelajari sampel
populasi tersebut
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono menjelaskan populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
santri tanfidzil qur’an yang berjumlah 78 santri.
2. Sampel
Sugiyono mengelompokkan teknik sampling menjadi 2 (dua) yaitu
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling
34
yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel1. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik Probability Sampling. Dengan
teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Rumus sampel yang digunakan adalah:
n = N
1+ N (d)2
= 78
1+ 78 (0,05)2
= 78
1,195
= 65,27
= 65 Responden
Keterangan:
n: Jumlah sampel
N: Jumlah populasi
d: Tingkat signifikasi (p) (0,05).2
Jadi dari anggota populasi yang diambil sebagai sampel adalah
sebanyak 65 orang responden
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini tidak diberi perlakuan atau
manipulasi, tetapi diungkap berdasarkan gejala yang ada dari perilaku objek yang
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta. 2012) 62-63
2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), hal.
116
35
melekat pada dirinya dalam melakukan kegiatan. Menurut Sugiyono, variabel
merupakan “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.3
Ada dua macam variabel di dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen atau bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi perubahannya atau timbulnya variabel
lain. Sedangkan variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Maka
variabel bebas pada penelitian ini adalah puasa senin kamis, sementara variabel
terikatnya adalah perilaku santri.
2. Definisi Operasional
Setelah semua variabel penelitian diidentifikasikan dan diklasifikasikan,
tahap berikutnya variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara cermat.
menurut Walizer dan Wienir, definisi operasional merupakan seperangkat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur
suatu variabel atau konsep definisi operasional tersebut membantu peneliti untuk
mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel.
Sementara itu, Hoover mengemukakan bahwa mengoperasionalkan suatu variabel
pada pokoknya berarti menyesuaikan mana yang dipakai bagi suatu perilaku
dengan cara khusus untuk mengamati dan mengukur perilaku tersebut. Pendapat
Hoover ini tentu tidak terbatas hanya pada variabel-variabel perilaku saja, tetapi
juga terhadap semua variabel penelitian. Maksud mengamati di sini tidak hanya
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 64
36
terbatas pada observasi, tetapi juga semua alat ukur yang dinilai relevan untuk
variabel yang akan diteliti.4
Berikut definisi operasional penelitian ini dapat diketahui pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Puasa
Senin
Kamis
(X)
Puasa senin dan kamis adalah puasa
yang dilakukan pada hari senin dan
kamis.
1. Konsekuen
2. Konsisten
3. Taat
4. Ikhlas
Skala Likert
Perilaku
Santri
(Y)
suatu keadaan yang ada dalam diri
individu yang mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai kadar afeksi
dan kognasi. Aspek kognitif dan
afektif terlihat dari pengalaman
ketuhanan, rasa keagamaan dan
kerinduan terhadap Tuhan, sedangkan
perilaku terhadap agama sebagai
unsur kognitif.
1. Sikap
Toleransi
2. Sikap
Kebersama
an
3. Sikap
Ukhuwah
Skala likert
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penulis dalam penelitian
ini, teknik sampling yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (field research)
4 M. Jamiluddin Ritonga, Riset Kehumasan. (Yogyakart: Grasindo, 2004), 26
37
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yaitu
dengan menggunakan kuesioner. Skala likert yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, daan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu
fenomena sosial.5. Maka sarana untuk memperoleh data dan informasi tersebut
adalah:
a) Angket (Kuesioner)
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden adalah berbentuk kuesioner. Menurut Sugiyono kuisioner
merupakan teknik pengumulan data yang dilakukan dengan cara memberi
sepeangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab, jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu
kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan penulis
menggunakan kuesioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan
kepada responden dalam memberikan jawaban dan untuk menghemat
keterbatasan waktu penelitian. Teknik angket penelitian gunakan untuk
pengumpulan data mengenai puasa senin kamis
b) Dokumentasi
Studi Dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mendukung dan
memberikan ketegasan hasil observasi dan wawancara, serta data data lainya
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalaui
akses internet, surat kabar, ataupun pamphlet yang memberikan informasi
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), 93
38
sekolah. Profil lembaga tahfidz, kondisi guru, kondisi santri, keadaan sarana
dan prasarana juga termasuk dalam penggunaan teknik dokumentasi
c) Observasi
Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri
spesifik apabila dibandingkan dengan teknik yang lain. Didalam teknik
observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam
situasi tertentu untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang
diinginkan. Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
Peneliti menggunakan teknik Observasi untuk mengumpulkan data mengenai
perilaku santri.
E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Puasa Senin Kamis
Variabel Definisi Indikator Teknik
Pengumpulan
Puasa
Senin
(X)
Puasa senin dan kamis
adalah puasa yang
dilakukan pada hari
senin dan kamis.
1. Konsekuen
2. Konsisten
3. Taat
4. Ikhlas
angket
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Perilaku Santri
Variabel Definisi Indikator Teknik
Pengumpulan
Perilaku
Santri
suatu keadaan yang
ada dalam diri
individu yang
1. Sikap Toleransi
2. Sikap
observasi
39
(Y) mendorongnya untuk
bertingkah laku
sesuai kadar afeksi
dan kognasi. Aspek
kognitif dan afektif
terlihat dari
pengalaman
ketuhanan, rasa
keagamaan dan
kerinduan terhadap
Tuhan, sedangkan
perilaku terhadap
agama sebagai unsur
kognitif.
Kebersamaan
3. Sikap Ukhuwah
F. Analisis Data
1. Uji Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data,
terlebih dahulu dilakukan sebuah pengujian instrumen, hal tersebut
dilakukann untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan
(reliabilitas) sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang
valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan intrumen
penelitian yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan bebrapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.6
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D , (Bandung:
Alfabeta, 2015), 121
40
a. Uji Validitas
Konsep validitas menurut Smith dalam Ranjit Kumar bahwa
“…validity is the ability of an instrument to measure what it is
designed to measure: ‘Validity is defined as the degree to which the
researcher has measured what he has set out to measure’ “. Validitas
merupakan kemampuan instrumen untuk mengukur yang telah
dirancang untuk mengukur; validitas juga didefinisikan sebagai
sejauhmana peneliti telah mengukur apa yang telah ia tetapkan untuk
diukur. Sementara menurut Babbie bahwa “validity refers to the extent
to which an empirical measure adequately reflects the real meaning of
the concept under consideration’, dimana validitas mengacu pada
sejauh mana ukuran empiris dapat mencerminkan makna sebenarnya
dari konsep yang sedang dipertimbangkan.7
Untuk menguji konsep validitas, mari kita ambil contoh yang
sangat sederhana. Misalkan kita telah merancang penelitian untuk
memastikan kebutuhan kesehatan suatu komunitas. Dengan demikian,
kita telah mengembangkan sebuah instrumen. Selanjutnya kita
mempersepsikan bahwa sebagian besar pertanyaan dalam sebuah
instrumen berhubungan dengan sikap populasi penelitian terhadap
layanan kesehatan yang diberikan kepada mereka. Perhatikan bahwa
tujuan kita adalah untuk mencari tahu tentang kebutuhan kesehatan
7 Ranjit Kumar, Research Methodology; a step-by-step guide for begginers,
(London: SAGE Publication, 2011), 177
41
tetapi instrument tersebut untuk mencari tahu tentang sikap responden
terhadap layanan kesehatan.
Uji Validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan
untuk mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan suatu
variabel. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi product
moment dari person. Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikat rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
r =
2222 )(.)(.
))(()(
yyNxxN
yxxyN
Dimana:
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel
X = Skor tiap butir pertanyaan
Y = Skor total
Dengan kriteria pengujian dimana rhitung > rtabel dengan
signifikansi 0.05, maka instrument tersebut dinyatakan valid, dan
sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka pengambilan keputusan
42
intrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dalam pengujian validitas
menggunakan SPSS 24.
b. Uji Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya kosisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas
instrument dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi
dari intrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti
tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil
beberapa kali pengukuran. Pengujian ini bertujuan untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten.
Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis
menggunakan metode Alpha Cronbach (α) menurut Sugiyono dengan
rumus sebagai berikut:
2
22 1
1 S
ΣS(S
N
NRαR i
Di mana:
= Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
S2 = Varians skor keseluruhan
Si2 = Varians masing-masing item
43
2. Uji Asumsi
Variabel-variabel yang digunakan sebelum digunakan untuk menganalisa
lebih lanjut maka akan dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan tujuan untuk
mengetahui penyimpangan asumsi-asumsi dalam variabel-variabel dengan
menggunakan uji asumsi klasik. Menurut Gujarati sebelum dilakukan
pembentukan model regresi, dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu agar
model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best, Linear, Unbiased,
Estimator).
a. Best. Terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau
ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan
cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis
regresi adalah best jika garis itu menghasilkan error yang terkecil.
Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang
diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai dengan sifat unbiased
maka estimator regresi disebut efisien.
b. Linear. Estimator β disebut linear jika estimator itu merupakan fungsi
linier dari sampel. Rata-rata X adalah estimator yang linear karena
merupakan fungsi linier dari nilai-nilai X. Nilai-nilai OLS (Ordinary
Least Square) juga merupakan estimator yang linear.
c. Unbiased. Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari
estimator β sama dengan nilai yang benar β (rata-rata β = β). 8
Teorema Gausssian yang merupakan perhatian utama dalam
ekonometrika dikenal dengan asumsi klasik, membuat beberapa asumsi. Asumsi-
asumsi pada model regresi linier klasik, model kuadrat terkecil (OLS), memiliki
sifat ideal yang dikenal dengan teorema Gauss-Markov (Gauss-Markov Theorem).
Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang BLUE.
Estimator yang BLUE dan memiliki varian yang minimum disebut
estimator yang efisien (efficient estimator). Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari
8 Damodar N Gujarati, Dasar-Dasar Ekonometrika, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 79
44
lima pengujian, yakni uji normalitas, uji autokorelasi, uji Heteroskedastisitas, uji
multikolineritas dan uji linieritas sebagai berikut:
a. Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu
keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya
Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi
menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya.
Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear,
yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut
homokedastisitas.9
b. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya.Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang
digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
9 Damodar N Gujarati, Dasar-Dasar Ekonometrika, 53
45
satu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.10
c. Autokorelasi
Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel
dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai
variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.11
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW) atau sering disebut uji
statistik d. Apabila nilai DW berada di sekitar angka 2 atau antara 1,54 – 2,90
berarti model regresi kita aman dari kondisi heteroskedastisitas atau apabila nilai
DW terletak di antara dU dan 4-dU maka disimpulkan tidak ada autokorelasi.
Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error periode
sebelumnya di mana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Permasalahan
autokorelasi hanya relevan digunakan jika data yang dipakai adalah data time
series, sedangkan untuk data cross-section tidak perlu dilakukan.
d. Linieritas
Pasangan nilai X dan Y yang diwujudkan dalam bentuk titik (X,Y)
disebut koordinat. Kalau koordinat-koordinat ini dihubungkan satu sama lain
secara berurutan maka akan terbentuk satu garis, maka garis lurus tersebut
10
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: BP-
Universitas Diponogoro, 2007), 74
11 Ashari, Purbayu Budi Santoso, Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS,
(Yogyakarta: Andi, 2005), 240
46
dinamakan fungsi linier. Namun kalau tidak membentuk garis lurus, garis
regresinya dinamakan fungsi non-linier. Fungsi linier dapat menunjukkan bentuk
hubungan yang positif atau negatif.
3. Uji Hipotesis
Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji
pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat
atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui maka skor variabel
terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk
mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi
linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu variabel
terikat (respon), dengan persamaan : Y = a + bX.
Keterangan :
Y : Variabel terikat
a : Konstanta regresi
bX : Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas
Pengambilan keptusan dalam uji regresi sederhana dapat mengacu pada
dua hal, yakni dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan
membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Hipotesis Nol
(Ho) pada Umumnya diformulasikan untuk ditolak, maka hipotesis pengganti
(Ha) dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian, yaitu
prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Adapun penetapan hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
47
Ho : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan
agama islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama
siswa.
Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama
islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama siswa.
Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen dilakukuan analisis koefisien korelasi
yaitu analisis yang digunakan untuk mengatahui tingkat keeratan hubungan
komponen variabel bebas dan variabel terkait. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel X terhadap Y, maka dihitung secara matriks korelasi sederhana
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
r = 𝑛 ∑𝑥1𝑦1−(∑𝑥1)(∑𝑦1)
√{𝑛∑𝑥𝑖2−(∑𝑥𝑖)2}{ 𝑛∑𝑦𝑖2(∑𝑦𝑖)2}
Besarnya Koefisien Korelasi adalah -1 ≤ 0 ≤1, dengn kriteria sebagai
berikut :
a. Jika r = -1 atau mendekati-1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
kuat dengan arah yang berlawanan atau negatif.
b. Jika r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
kuat dengan arah yang berlawanan atau positif.
c. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Untuk menginterprestasikan nilai koefisien yang diinginkan digunakan tabel
interprestasi sebagai berikut :
48
Tabel 3.4
Derajat Tingkat Hubungan Antar Variabel
Interval Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 0,1000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat.
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel
(X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat
pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat
yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi.