14
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian a. Lokasi yang digunakan untuk pengambilan sampel air pemeliharaan dan pengukuran pertumbuhan (panjang dan berat) udang vaname adalah di tambak budidaya udang vaname yang dimiliki Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Muncul Jaya, beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes (Gambar 16). b. Pengujian kualitas air pemeliharaan udang vaname dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta. c. Pengujian struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada (UGM)-Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga September Tahun 2015. Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada (Tabel 5).

BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

  • Upload
    lehanh

  • View
    236

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

a. Lokasi yang digunakan untuk pengambilan sampel air pemeliharaan dan

pengukuran pertumbuhan (panjang dan berat) udang vaname adalah di tambak

budidaya udang vaname yang dimiliki Kelompok Pembudidaya Ikan

(POKDAKAN) Muncul Jaya, beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan

Brebes, Kabupaten Brebes (Gambar 16).

b. Pengujian kualitas air pemeliharaan udang vaname dilakukan di Balai

Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta.

c. Pengujian struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang

vaname dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan,

Universitas Gadjah Mada (UGM)-Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga September Tahun 2015.

Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada (Tabel 5).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

52

Gambar 16. Lokasi penelitian

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

53

Tabel 5. Rincian jadwal tahap-tahap penelitian No.

Jenis kegiatan Februari

(2015) Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Januari

(2016)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Survei awal

untuk

penelitian

pendahuluan

b. Penyiapan

dan revisi

proposal

c. Persiapan

dan Ujian

seminar

proposal,

serta

persiapan alat

dan bahan

d. Penyempurna

an proposal

tesis

2. Penelitian:

Pengamatan

studi kasus

3. Analisis data

4. Menyusun

pembahasan

5. Seminar hasil

6. Revisi

7. Sidang tesis

8. Revisi

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

54

B. Tata Laksana Penelitian

1. Jenis dan rancangan penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental (deskriptif-

eksploratif). Pada penelitian ini menggunakan dua macam metode yaitu metode

survei dan observasi. Metode survei dicirikan adanya unsur self-report, artinya

objek yang diteliti melaporkan apa yang ingin diketahui oleh peneliti,

sedangkan metode observasi dicirikan dengan adanya kegiatan pengukuran

yang dilakukan oleh peneliti (Subali (2009b: 5 – 6) dan Subali (2010a: 6 – 7)).

b. Rancangan penelitian

Metode survei dapat dilakukan dengan mendata seluruh anggota

populasi atau disebut dengan sensus. Penarikan sampel pada metode survei

dibedakan berdasarkan pada ukuran populasinya. Apabila populasinya tidak

terbatas atau tidak terhingga (infinite population atau unknown population),

maka penarikan sampel tidak dapat dilakukan secara acak atau random

sehingga dikenal dengan istilah non-random sampling, namun apabila

populasinya terbatas, maka dapat dibuat kerangka sampel (sample frame) yang

memuat daftar seluruh anggota populasi. Adanya kerangka sampel dapat

dilakukan penarikan sampel secara acak (random sampling), dengan

pengambilan sampel secara acak, maka akan dapat dihindari kekeliruan yang

sistematik (systematic error) dan akan dapat mewakili populasinya, sehingga

data akan menjadi lebih representatif (Subali, 2010a: 8 – 9).

Pada penelitian ini dilakukan dengan cara dua pengambilan sampel

yaitu secara tidak acak dan secara acak. Penelitian survei atau penelitian

observasi bertujuan untuk memperoleh konsep secara induktif dari fakta-fakta

yang berhasil diamati pada populasi yang diteliti.

1) Teknik tidak acak adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

mendasarkan diri pada prinsip peluang. Ada dua teknik tidak acak, yaitu

pengambilan sampel menurut kuota (quota sampling) dan pengambilan

sampel dengan pertimbangan (purposive sampling) (Subali, 2010a: 8).

a) Pengambilan sampel menurut kuota merupakan prosedur untuk

memperoleh sampel dari populasi, asal sudah memenuhi jumlah tertentu

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

55

yang kita inginkan. Pada pelaksanaannya tidak diperlukan pertimbangan

apapun sehingga apa yang ada di lokasi penelitian, maka diambil

seadanya. Hal ini berarti bahwa apabila peneliti memerlukan sampel

yang terdiri dari 5 unit sampel, maka peneliti tersebut mengambil

individu-individu anggota populasi yang diteliti berturut-turut sampai

diperoleh 5 unit sampel. Penelitian dengan teknik “quota sampling”,

biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi di

lapangan guna mengungkapkan apakah yang menjadi permasalahan

penelitian benar-benar tampak fenomenanya, sehingga data yang

diperoleh melalui teknik “quota sampling”, dijadikan penguat oleh

peneliti dalam mengungkapkan pokok permasalahan yang akan

diselesaikan. Pengambilan sampel yang seperti ini disebut dengan

teknik pengambilan sampel secara aksidental (accidental sampling)

(Subali, 2010a: 8 – 9).

b) Pengambilan sampel dengan pertimbangan merupakan teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu

setelah mengetahui karakteristik populasinya. Data yang diperoleh dari

sampel yang diambil melalui teknik pertimbangan, juga hanya dapat

diolah dengan analisis statistik deskriptif. Hal tersebut disebabkan

karena sampel yang diteliti belum sepenuhnya representatif mewakili

populasi (Subali, 2010a: 9).

Teknik tidak acak dalam penelitian ini dilakukan untuk mentukan lokasi

penelitian. Bersadarkan jenis teknik tidak acak, bahwa teknik pengambilan

sampel dengan pertimbangan merupakan yang paling tepat dalam penentuan

lokasi. Lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah di tambak budidaya

udang vaname yang dimiliki Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)

Muncul Jaya yang beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes,

Kabupaten Brebes. Jumlah tambak udang vaname yang mencapai 53 tambak

akan dipilih 3 tambak.

2) Teknik acak adalah teknik yang mendasarkan diri pada prinsip peluang

artinya, setiap anggota populasi yang diteliti harus memiliki peluang yang

sama untuk dapat dijadikan sampel. Pengambilan sampel secara acak gugus

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

56

dilakukan apabila populasi berada dalam suatu satuan tertentu yang terdiri

dari beberapa gugus, oleh karena unit sampelnya berupa satuan gugus, maka

seluruh individu yang terdapat dalam suatu gugus akan menjadi sampel

penelitian, jika gugus yang bersangkutan terundi sebagai sampel.

Pembagian populasi ke dalam gugus dapat berdasarkan wilayah, dapat pula

berdasar pemilikan, dasar lain dengan kriteria yang sudah ditetapkan

sebelumnya (Subali, 2010a: 15).

Teknik acak dalam penelitian ini digunakan dalam rangka menentukan

jumlah sampel air pemeliharaan yang di ambil dan diukur kualitasnya, dan

jumlah udang vaname yang diukur pertumbuhan (panjang dan berat), serta

struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) yang ada di masing-

masing tambak. Banyaknya sampel air pemeliharaan yang di ambil dan diukur

kualitas air pada masing-masing tambak adalah 1,5 L. Air pemeliharaan di

ambil dari sumber yang berdekatan dengan saluran inlet dan outlet pada

tambak, lewat jembatan anco. Banyaknya sampel udang vaname yang diukur

pertumbuhan (panjang dan berat) pada masing-masing tambak adalah 30 ekor.

Banyaknya sampel udang vaname yang digunakan sebagai sampel pengamatan

struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) pada masing-masing

tambak budidaya adalah 5 ekor.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2014:

61). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah a) semua air pemeliharaan,

dan; b) semua udang vaname yang ada di tambak budidaya, yang dimiliki oleh

Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kabupaten Brebes.

b. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2014: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah a) sebagian

air pemeliharaan, dan; b) sebagian udang vaname yang ada di tambak budidaya,

yang dimiliki oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Muncul Jaya

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

57

yang beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten

Brebes.

3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

a. Variabel penelitian

Variabel atau peubah adalah sesuatu hal atau sifat yang spesifik atau

yang khas yang mencirikan sesuatu gejala dan yang membedakannya dengan

gejala atau fenomena lainnya. Variabel bebas (independen) merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel tergayut (dependen). Variabel tergayut merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

moderator adalah variabel yang dapat atau tidak mempengaruhi kedua variabel

(variabel bebas dan tergayut) (Sugiyono, 2014: 4).

Variabel penelitian yang berjudul “Hubungan Kualitas Air

Pemeliharaan dengan Pertumbuhan dan Struktur Mikroanatomi

(Hepatopankreas dan Intestinum) Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei

Boone) pada Tambak Budidaya di Kabupaten Brebes; Studi Kasus

Budidaya Udang Vaname Pada Tambak Budidaya di Kabupaten Brebes”

adalah:

1) Variabel bebas: parameter kualitas air pemeliharaan.

2) Variabel tergayut: pertumbuhan (panjang dan berat) dan struktur

mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname.

3) Variabel moderator: manajemen budidaya.

b. Definisi operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1) Kualitas air pemeliharaan adalah air yang digunakan untuk memelihara

udang vaname di tambak, yang sebelumnya sudah dilakukan treatment. Air

pemeliharaan udang vaname berasal dari air sumur dalam dan air sungai

(payau) yang telah dilakukan treatment pada petak tandon. Air yang berasal

dari sumur dalam berfungsi untuk menambahkan air di dalam tambak akibat

dari proses penguapan, perembesan, dan penyiponan. Kualitas air

pemeliharan udang vaname diukur pada saat minggu ke-(0 x 7), (4 x 7), dan

(8 x 7). Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, salinitas, pH,

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

58

Dissolved Oxygen (DO), kebasaan atau alkalinitas, ammoniak bebas (NH3 –

N), nitrit (NO2-), nitrat (NO3

-), fospat (PO42-), Total Suspended Solid (TSS),

Total Dissolved Solid (TDS), Biochemical Oxygen Demand (BOD),

Chemical Oxygen Demand (COD), Tembaga atau Cuprum (Cu), Timbal

atau Plumbun (Pb), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfat (SO42-), besi (Fe),

kekeruhan, warna, dan zat yang teroksidasi dengan KMnO4.

2) Pertumbuhan udang vaname diukur dengan mengetahui laju pertumbuhan

spesifik dan pertumbuhan mutlak (panjang dan berat). Waktu

pengukurannya adalah pada minggu ke-(0 x 7), (2 x 7), (4 x 7), (6 x 7), dan

(8 x 7).

3) Struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname

adalah struktur yang terdiri dari lapisan-lapisan penyusun organ, dimulai

dari hal yang paling kecil yaitu sel hingga ke jaringan. Umur udang vaname

yang digunakan sebagai sampel adalah pada saat hari ke-56.

4) Manajemen budidaya udang yang berbeda dimaksud dalam penelitian ini

menyangkut lokasi, luas, padat tebar (densitas) dan lain-lain.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dua macam

sumber data, yaitu sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer di dapat dari metode survei dan observasi yang terstruktur

berdasarkan populasi dan sampel:

1) Pengujian kualitas air pemeliharaan udang vaname: hasil laporan

pengamatan kualitas air dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)

Yogyakarta.

2) Pengukuran pertumbuhan udang vaname: didapat dari pengukuran panjang,

dan berat udang vaname dilakukan di lokasi tambak budidaya udang

vaname yang dimiliki POKDAKAN Muncul Jaya.

3) Pengujian struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang

vaname: hasil laporan pengamatan struktur mikroanatomi dari laboratorium

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM)-Yogyakarta.

b. Data sekunder

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

59

Data sekunder di dapat dari data-data yang sudah tersedia di Dinas Kelautan

dan Perikanan (DKP) Kabupaten Brebes dan POKDAKAN Muncul Jaya.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode pengumpulan data

1) Wawancara terstruktur

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Menurut

Koentjaningrat (1991), individu sasaran wawancara untuk mendapatkan

data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi disebut

dengan informan, dan individu sasaran wawancara untuk mendapatkan

keterangan tentang diri pribadi, pendiri atau pandangan individu yang

diwawancara disebut dengan responden.

Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan

pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan data. Pengumpulan data dalam wawancara terstruktur yaitu

dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis dengan alternatif jawaban yang telah disiapkan atau biasanya

disebut dengan kuisioner (Widiyoko, 2013).

Wawancara dilakukan antara peneliti dengan petugas Dinas Kelautan

dan Perikanan (DKP) Kabupaten Brebes bertujuan untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh POKDAKAN

terutama mengenai bidang budidaya udang vaname, selain itu juga untuk

mendapatkan hasil berupa data-data sekunder yang ada. Wawancara yang

dilakukan peneliti dengan POKDAKAN Muncul Jaya bertujuan untuk

memperoleh data mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang di

hadapi di lapangan.

2) Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang

nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-unsur yang

nampak diamati atau dicatat secara benar dan lengkap (Widiyoko, 2013).

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

60

Observasi dilakukan di tambak budidaya udang vaname yang dimiliki

POKDAKAN Muncul Jaya bertujuan untuk mendapatkan data pertumbuhan

udang vaname di tambak.

6. Alat dan Bahan serta Prosedur Kerja

a. Alat dan bahan serta prosedur analisis kualitas air pemeliharaan udang

vaname

Berikut merupakan parameter-parameter kualitas air yang diteliti (Tabel 6).

Tabel 6. Parameter-parameter kualitas air pemeliharaan yang di teliti No. Parameter kualitas air pemeliharaan Satuan Alat dan bahan serta metode

1. Suhu o C Termometer suhu (IKM/5.4.127/BLK-Y)

2. Salinitas Ppt Salinometri

3. pH - pH meter (SNI 06-6989, 11-2004)

4. Dissolved Oxygen (DO) mg/L Potensiometri

5. Kebasaan atau Alkalinitas mg/L Titimetri (IKM/5.4.31/BLK-Y)

6. Ammoniak bebas (NH3 – N) mg/L Spektrofotometer (IKM/5.4.38/BLK-Y)

7. Nitrit (NO2-) mg/L Spektrofotometer (APHA, 4500-NO2 B, 2005)

8. Nitrat (NO2-) mg/L Spektrofotometer (IKM/5.4.12/BLK-Y)

9. Fospat (PO42-) mg/L Kolorimetrik (IKM/5.4.40/BLK-Y)

10. Total Suspended Solid (TSS) mg/L Timbangan atau gravimetrik (APHA, 2540-D, 2005)

11. Total Dissolve Solid (TDS) mg/L Gravimetrik (IKM/5.4.30/BLK-Y)

12. Biochemical Oxygen Demand (BOD) mg/L Metode winkler (IKM/5.4.5/BLK-Y)

13. Chemical Oxygen Demand (COD) mg/L Titimetri (APHA, 5220-C, 2005)

14. Tembaga atau Cuprum (Cu) mg/L Atomic absortion spectrophotometer (APHA, 3111

B, 2005)

15. Timbal atau Plumbun (Pb) mg/L Atomic absortion spectrophotometer (APHA, 3111

B, 2005)

16. Sulfat (SO42-) mg/L (APHA, 4500-SO4

2- E, 2005)

17. Hidrogen Sulfida (H2S) mg/L (IKM/5.4.51/BLK-Y)

18. Besi (Fe) mg/L Atomic absortion spectrophotometer

(IKM/5.4.4/BLK-Y)

19. Warna Skala TCU (IKM/5.4.27/BLK-Y)

20. Kekeruhan - Jeckson Candler Turbidimeter atau dengan metode

Nephelometric (IKM/5.4.29/BLK-Y)

21. Zat yang teroksidasi dengan KMnO4 mg/L (IKM/5.4.35/BLK-Y)

Pengambilan sampel air pemeliharaan udang vaname dilakukan dengan

menggunakan botol steril berwarna gelap berukuran 600 mL. Memasukkan

botol ke dalam tambak hingga menyentuh dasar tambak. Memindahkan air

yang berada di botol ke dalam botol yang berukuran 1,5 L. Pengambilan sampel

air pemeliharaan udang vaname dilakukan di sumber yang berdekatan dengan

inlet dan outlet pada tambak, sampel tersebut kemudian di campur. Botol yang

sudah terisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam cool box yang telah berisi

es batu dan siap dianalisis di laboratorium.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

61

b. Alat dan bahan serta prosedur kerja pengukuran pertumbuhan udang

vaname

Pengukuran pertumbuhan udang vaname dilakukan dengan mengetahui

laju pertumbuhan spesifik dan pertumbuhan mutlak (panjang dan berat); a)

pengukuran panjang dengan menggunakan alat ukur penggaris dengan satuan

sentimeter (cm), dan b) pengukuran berat dengan menggunakan timbangan

digital dengan ketelitian 1 gram.

1) Laju pertumbuhan spesifik diamati dan dihitung untuk melihat

perkembangan pertumbuhan udang vaname yang dipelihara sampai ukuran

yang diinginkan. Laju pertumbuhan harian (%) ditentukan berdasarkan

rumus berikut:

a) Rumus laju pertumbuhan spesifik berdasarkan panjang.

𝐺 =In Lt − In L0

t𝑥 100 %

Keterangan: G = Laju pertumbuhan panjang harian; Lt = Panjang total

rata-rata pada hari ke-t (cm); L0 = Panjang total rata-rata

pada hari ke-0 (cm); t = waktu pengamatan (hari).

b) Rumus laju pertumbuhan spesifik berdasarkan berat De Silva dan

Anderson (1995) dalam Sibiro, dkk (2014: 48).

𝑆𝑅𝐺 (% 𝐻𝑎𝑟𝑖) =In Wt − In W0

tx 100 %

Keterangan: SRG = Spesifik Growt rate (laju pertumbuhan (berat)

spesifik harian) (%); Wt = Berat total rata-rata pada hari

ke-t (g); W0 = Berat total rata-rata pada hari ke-0 (cm) (g);

t = waktu pengamatan (hari).

2) Pertumbuhan mutlak atau Growth Rate (GR) dapat dihitung berdasarkan

selisih nilai rata-rata akhir (baik panjang maupun berat) dengan nilai rata-

rata awal (baik panjang maupun berat) (W0) selama pemeliharaan. Rumus

pertumbuhan mutlak ditentukan berdasarkan rumus berikut:

a) Rumus laju pertumbuhan mutlak berdasarkan panjang (Supriyono, dkk

2006: 59).

𝐺 = Lt − L0

Keterangan: G = Laju pertumbuhan panjang harian; Lt = Panjang total

rata-rata pada hari ke-t (cm); L0 = Panjang total rata-rata

pada hari ke-0 (cm); t = waktu pengamatan (hari).

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

62

b) Rumus laju pertumbuhan mutlak berdasarkan berat.

𝑆𝑅𝐺 (% 𝐻𝑎𝑟𝑖) = Wt − W0

Keterangan: SRG = Spesifik Growt rate (laju pertumbuhan spesifik

harian) (%); Wt = berat akhir pada waktu ke-t 58 hari; t =

waktu (58 hari); W0 = berat awal pada waktu ke-0 hari (g);

t = waktu pengamatan (hari).

c. Alat dan bahan serta prosedur kerja proses pembuatan preparat

melintang struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang

vaname

1) Pengambilan udang vaname di tambak dengan menggunakan jaring,

kemudian dimasukkan ke dalam botol flakon yang sudah berisi larutan

fiksatif (formalin 10 %).

2) Washing (pencucian) yaitu perlakuan mencuci udang vaname dengan

menggunakan alkohol 70 %, fungsinya untuk menghilangkan formalin dan

membuang prikatnya.

3) Sectio (pemotongan) yaitu perlakuan pemotongan organ sasaran

(hepatopankreas dan intestinum).

4) Trimming adalah tahapan yang dilakukan setelah proses fiksasi dengan

melakukan pemotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 6 mm orientasi

sesuai dengan organ yang akan dipotong. Pisau yang digunakan untuk

trimming adalah pisau skalpel No. 22 – 24.

5) Dehidrasi jaringan dimaksud untuk mengeluarkan air yang terkandung di

dalam jaringan dengan menggunakan cairan dehidran seperti etanol atau

isopropyl alkohol (Tabel 7). Dehidasi jaringan dilakukan dengan

menggunakan tissue processor. Cairan dehidran ini kemudian dibersihkan

dari dalam jaringan dengan menggunakan reagen pembersih seperti xylen

atau toluene. Reagen pembersih diganti dengan parafin dengan cara

penetrasi ke dalam jaringan yang disebut impregnasi.

6) Setelah proses dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam embedding

cassette dipindahkan ke dalam base mold, kemudian diisi dengan parafin

cair dan di lekatkan pada balok kayu ukuran 3 x 3 cm atau pada embedding

cassette.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

63

7) Cutting (pemotongan) adalah pemotongan jaringan yang sudah di dehidrasi

dengan menggunakan mikrotom. Pisau yang tajam akan menghasilkan

preparat struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) yang baik

secara mikroskopis ditandai dengan tidak adanya artefak berupa goresan

vertikal maupun horizontal.

Tabel 7. Pengaturan waktu dehidrasi pembuatan preparat struktur mikroanatomi

(hepatopankreas dan intestinum) udang vaname

Proses Cairan Waktu

Dehidrasi Alkohol 80 % 2 jam

Alkohol 95 % 2 jam

Alkohol 95 % 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Clearing Xylol 1 jam

Xylol 1 jam

Xylol 1 jam

Impregnasi Parafin 2 jam

Parafin 2 jam

Parafin 2 Jam

8) Affixing adalah perlakuan pembersihan gelas benda dengan menggunakan

albumin meyer, kemudian ditetesi dengan akuades dan diambil coupes

terpilih di atas akuades, kemudian di letakkan gelas benda ke atas hot plate

dengan suhu berkisar 40 – 45 oC hingga kering.

9) Pembuatan preparat struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum)

menggunakan teknik pewarnaan (staining) Hemaktoxyline Eosin (HE)

dengan urutan sebagai berikut: Xylol 1 = 5 menit, Xylol 2 = 5 menit, Xylol

3 = 5 menit, Alkohol absolut 1 = 5 menit, Alkohol absolut 2 = 5 menit,

Akuades = 1 menit, Harris Hemaktoxyline Eosin = 20 menit, Akuades = 1

menit, Xylol 5 = 5 menit, Alkohol Acid = 1 menit, Akuades = 1 menit,

Akuades = 15 menit, Eosin = 2 menit, Alkohol 96 % 1 = 3 menit, Alkohol

96 % 2 = 3 menit, Alkohol absolut 3 = 3 menit, Alkohol absolut 4 = 3

menit, Xylol 4 = 5 menit, Xylol 4 = 5 menit.

10) Mounting (penutupan preparat) dilakukan dengan cara meneteskan bahan

mounting (DPX, entelan, dan canada balsam) sesuai kebutuhan dan ditutup

dengan cover glass, mencegah supaya tidak sampai terbentuk gelembung

udara.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Tempat penelitian · B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan rancangan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental

64

11) Labelling (pelabelan) adalah perlakuan dengan menuliskan secara lengkap

mengenai preparat yang akan diamati.

12) Pembacaan slide dengan mikroskop. Preparat irisan diperiksa di bawah

mikroskop dan selanjutnya diinterpretasikan.

C. Teknik Analisis Data

Teknik anslisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan

pemrograman SPSS 17. Hubungan kualitas air pemeliharaan dengan pertumbuhan

udang vaname di analisis dengan menggunakan uji ANOVA multivariat. Struktur

mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif.