Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment atau
eksperimen semu. (Frankel,1993). Metode ini digunakan karena banyak faktor
dari subjek penelitian yang tidak dapat dikendalikan. Adapun desain penelitian
yang digunakan adalah Posttest–Only Design (Creswell, 2012). Pelaksanaan
eksperimen dilakukan dengan memberi perlakuan (X) terhadap satu kelompok
eksperimen dan satu kelompok kontrol. Perlakuan dalam penelitian ini adalah
penggunaan apersepsi di awal pembelajaran melalui tayangan video
keanekaragaman tumbuhan pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan
Spermatophyta untuk kelas eksperimen dan penggunaan apersepsi di awal
pembelajaran tanpa melalui tayangan video keanekaragaman tumbuhan pada
pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta untuk kelas kontrol. Setelah
perlakuan, kelompok tersebut diberi posttest.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Posttest–Only Design
Select Control Group Routine Treatment Posttest
Select Experimental Group Experimental Treatment Posttest
Sumber: (Creswell, 2012)
B. DEFINISI OPERASIONAL
Penjelasan istilah-istilah dari judul penelitian yang dikemukakan agar
lebih terperinci, sebagai berikut:
a) Beban Kognitif dalam penelitian ini adalah beban melakukan tugas klasifikasi
tumbuhan pada sistem pengolahan kognitif dalam pembelajaran klasifikasi
tumbuhan Spermatophyta. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini
terdiri dari 3 (tiga) komponen, yakni ICL, ECL dan GCL. Selama kegiatan
pembelajaran, ketiga komponen beban kognitif tersebut saling berkaitan.
Beban kognitif dikatakan dapat dikendalikan apabila korelasi usaha mental
terhadap hasil belajar bernilai negatif dan korelasi antara kemampuan
menerima dan mengolah informasi terhadap hasil belajar bernilai positif.
2
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Apersepsi melalui tayangan video keanekaragaman tumbuhan dengan panjang
durasi 2-3 menit digunakan untuk membantu siswa dalam menghubungkan
pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang baru dalam bentuk menyenangkan,
menarik, mudah dimengerti dan jelas.
c) Pembelajaran klasifikasi tumbuhan pada penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah (1) kegiatan apersepsi, (2) kegiatan inti, dengan rincian
kegiatan: membentuk kelompok siswa (4-5 orang), memfasilitasi siswa dalam
melakukan pengamatan dan diskusi kelompok, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, memberikan
penguatan hasil pembelajaran dan membuat kesimpulan hasil pembelajaran,
dan (3) kegiatan akhir.
d) Kategorisasi gaya belajar diperoleh melalui angket skala Likert berdasarkan
instrumen yang biasanya digunakan di sekolah dengan mengacu pada
karakteristik gaya belajar pada buku Quantum Learning (DePorter & Hernacki,
2003). Aspek-aspek yang diukur meliputi item pernyataan kebiasaan siswa
dalam belajar berdasarkan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah beban kognitif siswa kelas X MA
Ar-Rosyidiyah Kota Bandung pada tahun pelajaran 2014/2015 yaitu kelas X.1
sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol yang dilakukan
dengan cluster random sampling. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru
BP/BK, kedua kelas penelitian memiliki latar belakang sosial ekonomi pada
golongan kurang mampu dan mampu.
Tabel 3.2. Data Latar Belakang Sosial Ekonomi Siswa
pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Rata-Rata Nilai
Sosial Ekonomi Golongan
Keterangan
Jumlah Siswa
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
1 0 – 25 1 Tidak mampu - -
2 >25 – 50 2 Kurang mampu 12 14
3 >50 – 75 3 Mampu 18 16
4 >75 – 100 4 Sangat mampu - - (Sumber: data guru BP/BK)
3
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:
1) Instrumen Beban Kognitif
a. Instrumen ICL: adalah lembar kerja (worksheet) berupa pertanyaan uraian
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah
informasi berdasarkan standar pengolahan informasi dari Marzano (1993)
yaitu komponen informasi, integrasi informasi dan aplikasi informasi
selama pembelajaran berisi pertanyaan berstruktur dimulai dari yang paling
sederhana hingga pertanyaan yang kompleks (task complexity) menurut
Brunken, et al. (2010). Skala penilaian yang digunakan mulai dari 1hingga
4 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang diberikan siswa. Skor
kemampuan menerima dan mengolah informasi kemudian dikonversi dalam
bentuk kualitatif dengan merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2012).
Task complexity worksheet yang dikembangkan dalam penelitian untuk
aspek kemampuan menganalisis informasi selengkapnya tercantum pada
lampiran.
b. Instrumen ECL: merupakan lembar kuesioner yang digunakan untuk
mengetahui usaha mental yang dilakukan siswa dalam menerima dan
mengolah informasi selama pembelajaran dan untuk mengetahui keterkaitan
rancangan pembelajaran yang diberikan oleh guru yang diberikan pada akhir
pembelajaran. Lembar kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang
mengungkap kesesuaian rancangan pembelajaran yang disampaikan dan
kesulitan siswa dalam menerima dan mengolah informasi. Pertanyaan
kuesioner merupakan subjective rating scale dengan skala Likert
menggunakan lima pilihan jawaban, yaitu: sangat mudah (skor 1); mudah
(skor 2); tidak mudah tapi tidak sulit (skor 3); sulit (skor 4); dan sangat sulit
(skor 5). Skor usaha mental kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif
dengan merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2012). Lembar kuesioner
yang dikembangkan dalam penelitian selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
4
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Instrumen GCL: merupakan tes uraian (essay) kemampuan penguasaan
konsep berdasarkan kerangka kerja penalaran Marzano (1993). Kerangka
kerja penalaran Marzano yang digunakan adalah dimensi tiga yaitu
perluasan dan pendalaman pengetahuan dengan aktivitas yang meliputi
membandingkan, mengklasifikasi, membuat induksi, membuat deduksi,
menganalisis kesalahan, menganalisis dukungan dan mengabstraksi. Butir
tes uraian kemampuan penguasaan konsep materi klasifikasi tumbuhan
selengkapnya tercantum pada lampiran.
2) Angket gaya belajar: data mengenai gaya belajar diperoleh melalui angket
skala Likert berdasarkan instrumen DePorter & Hernacki (2003). Aspek-aspek
yang diukur meliputi gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Butir angket
dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat positif dan
pernyataan yang bersifat negatif. Angket gaya belajar selengkapnya tercantum
pada lampiran.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a. Penyusunan rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP)
b. Pemilihan video keanekaragaman tumbuhan yang tepat untuk digunakan
pada apersepsi
c. Membuat instrumen task complexity worksheet untuk pengukuran ICL,
instrumen kuesioner untuk pengukuran ECL, dan soal uraian untuk
mengukur GCL
d. Membuat angket gaya belajar untuk mengukur gaya belajar siswa
e. Meminta judgement semua instrumen kepada dosen ahli.
f. Meminta pertimbangan instrumen pada dosen ahli, kemudian dilakukan
perbaikan.
5
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian,
menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, serta
mengurus surat izin penelitian
h. Melakukan uji coba instrumen penelitian
2) Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan angket gaya belajar siswa untuk mengetahui gaya belajar siswa
pada kelas yang dijadikan sampel penelitian
b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas penelitian yang telah ditentukan.
Berikut tabel perbedaan pembelajaran pada kelas penelitian:
Tabel 3.3. Perbedaan Pembelajaran
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Tahapan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1. Kegiatan
Pendahuluan Apersepsi dengan
menggunakan tanya
jawab
Penyampaian tujuan
pembelajaran
Apersepsi dengan
tayangan video
keanekaragaman
tumbuhan
Penyampaian tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Guru mengelompokkan siswa 4-5 orang secara
heterogen
Membimbing siswa dalam kelompok melakukan
pengamatan Spermatophyta
Meminta siswa mencatat hasil pengamatan
Memfasilitasi siswa dalam mempresentasikan hasil
kerja kelompok
Guru memberikan penguatan materi
3. Kegiatan
Penutup Guru membantu siswa menyimpulkan pembelajaran
Guru memberikan tes ICL, EC dan GCL
6
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Daftar Pertanyaan pada Apersepsi
Pembelajaran Klasifikasi Tumbuhan di Kelas Kontrol
Pertemuan 1
Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae
1. Pernahkah kamu melihat tumbuhan pinus? Seperti
apakah daun dan batangnya? Apakah memiliki bunga?
2. Pernahkah kamu mengamati tumbuhan tangkil (Gnetum
gnemon)? Seperti apakah daunnya? Apakah memiliki
bunga? Bagian apakah yang dapat kamu makan?
3. Tahukah tumbuhan pakis haji? Bagaimanakah bentuk
daun dan batangnya?
4. Pernahkan kamu mengamati tumbuhan Ginko biloba?
Seperti apakah daunnya?
Pertemuan 2
Klasifikasi Tumbuhan Angiospermae
1. Bagaimanakah daun dan bunga pada peuteuy selong?
2. Bagaimanakah bentuk bunga pada bunga pukul empat?
3. Bagaimanakah pertulangan daun pisang? Bagaimana
batangnya?
4. Bagaimanakah bunga pada anggrek?
5. Bagaimanakah daun dan bunga pada bunga kana?
6. Tumbuhan pisang, bunga kana, peuteuy selong, anggrek
dan bunga pukul empat, manakah yang tergolong
Liliopsida? Mengapa?
Tabel 3.5. Deskripsi Tayangan Video pada Apersepsi
Pembelajaran Klasifikasi Tumbuhan di Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
Judul Gymnospermae
Durasi 3 menit
Isi Video Penayangan gambar ciri morfologi habitus, daun,
batang, dan strobilus pada tumbuhan Gymnospermae
Tampilan Video Gambar bergerak disertai narasi, teks dan label-label
konsep penting penting disertai alunan musik selama
penayangan video (narasi dan teks berbahasa inggris)
Pertemuan 2
Judul Angiospermae
Durasi 2 menit
Isi Video Penayangan gambar ciri morfologi bunga sebagai ciri
khas tumbuhan Angiospermae dan pengenalan bagian-
bagian bunga
Tampilan Video Gambar bergerak disertai narasi, teks dan label-label
konsep penting penting (narasi dan teks berbahasa
inggris)
7
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Proses pembelajaran pada masing-masing kelas penelitian dilaksanakan
dalam dua pertemuan. Di setiap akhir pertemuan pada masing-masing kelas
penelitian diberikan tes ICL dan ECL.
d. Pada akhir pembelajaran siswa melaksanakan postest untuk menjaring hasil
belajar berupa tes GCL.
3) Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Membuat pembahasan berdasarkan data hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan
E. ANALISIS DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Tujuan utama dari analisis data hasil uji coba instrumen adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas tes yang dipakai dan mengidentifikasi
soal-soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek agar dapat diperbaiki. Untuk
mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan, berikut ini beberapa hal
yang harus diperhatikan:
1) Menghitung Validitas
Validitas diartikan sebagai ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau keshahihan suatu instrumen. Untuk mengetahui validitas dari suatu soal
dapat menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment berikut
(Arikunto, 2012):
N∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy =
√ (N ∑X2 – (∑X)2) (N ∑Y2 – (∑Y)2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = banyaknya subyek
∑x = jumlah nilai tiap soal
∑y = jumlah nilai total
Setelah diperoleh korelasinya, selanjutnya dilakukan proses pengambilan
keputusan valid atau tidaknya. Pengambilan keputusan didasarkan pada uji
hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
8
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka item pernyataan valid
2) Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka item pernyataan tidak valid
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2007) menyatakan bahwa item yang
dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,3. Jadi, semakin tinggi
validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya
atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Untuk lebih jelasnya
tetang uji validitas, berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Data
No r Hitung r Tabel Kriteria
1 0.61 0.30 Valid
2 0.54 0.30 Valid
3 0.22 0.30 Invalid
4 0.64 0.30 Valid
5 -0.15 0.30 Invalid
6 0.39 0.30 Valid
7 0.54 0.30 Valid
8 0.23 0.30 Invalid
9 -0.22 0.30 Invalid
10 0.48 0.30 Valid
11 0.44 0.30 Valid
12 0.66 0.30 Valid
13 0.15 0.30 Invalid
14 0.55 0.30 Valid
15 0.48 0.30 Valid
Berdasarkan Tabel 4 di atas diperoleh bahwa dari 15 item diperoleh bahwa item
yang valid ada 10 item dan yang tidak valid ada 5 item yaitunomor 3, 5, 8, 9, dan
13.
2) Menghitung Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsistensi tes yang
bersangkutan. Reliabilias berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti
dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes
dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan
9
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda
(Suherman, 2003).
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas perangkat tes berupa bentuk uraian
dipergunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut (Suherman, 2003):
11r =
2
2
11
t
i
s
s
n
n
Keterangan :
11r = Reliabilitas tes secara keseluruhan
n = Banyak butir soal (item)
2
is = Jumlah varians skor tiap item
s2t = Varians skor total
Dengan varian 2
is dirumuskan
n
n
xx
s
2
2
2
Sebagai patokan menginterprestasikan derajat reliabilitas digunakan
kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003). Dalam hal ini 11r diartikan
sebagai koefisien reliabilitas.
Tabel 3.7. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Keterangan
rxy ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
0,20 <11r ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah
0,40 <11r ≤ 0,70 Reliabilitas Sedang
0,70 <11r ≤ 0,90 Reliabilitas Tinggi
0,90 <11r ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
Rekapitulasi hasil perhitungan uji reliabilitas data tersaji berikut ini.
Tabel 3.8.
Data Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
Data rhitung Kriteria Kategori
Kemampuan Penalaran 0,60 Reliabel Sedang
10
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil analisis menunjukkan data kemampuan penalaran telah memenuhi
karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian yaitu reliabel
dengan kategori sedang.
3) Daya Beda
Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut
(atau testi yang menjawab salah). Dengan perkataan lain daya pembeda sebuah
butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi (siswa)
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suherman,
2003).
Rumusan untuk menentukan daya pembeda (DP) soal menurut Suherman
(2003) adalah :
𝐷𝑃 =𝐽𝐵𝐴−𝐽𝐵𝐵
𝐽𝑆𝐴 atau 𝐷𝑃 =
𝐽𝐵𝐴−𝐽𝐵𝐵
𝐽𝑆𝐵
Keterangan :
𝐷𝑃 = daya pembeda
𝐽𝐵𝐴 = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar, atau jumlah benar untuk kelompok kelas atas
𝐽𝐵𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok kelas bawah
𝐽𝑆𝐴 = jumlah siswa kelompok atas (diambil 25% dari skor tertinggi)
𝐽𝑆𝐵 = jumlah siswa kelompok rendah (diambil 25% dari skor
terendah)
Siswa yang termasuk ke dalam kelompok kelas atas adalah siswa yang
mendapatkan skor tinggi dalam tes tersebut, sedangkan siswa yang tergolong ke
dalam kelompok kelas rendah adalah mereka yang mendapatkan skor rendah.
Selanjutnya Suherman (2003) mengemukakan hasil perhitungan daya
pembeda yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut:
11
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.9. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya DP Interpretasi
DP ≤ 0,00 SangatJelek
0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 <DP ≤ 0,70 Baik
0,70 <DP ≤ 1,00 SangatBaik
Hasil rekapitulasi daya pembeda soal penguasaan materi tersaji pada Tabel
3.10. berikut:
Tabel 3.10.
Data Hasil Uji Daya Pembeda Soal Kemampuan Penalaran
No Daya Beda Kriteria
1 0.37 Cukup
2 0.55 Baik
3 0.15 Jelek
4 0.50 Baik
5 -0.20 Jelek
6 0.35 Cukup
7 0.47 Baik
8 0.25 Cukup
9 -0.05 Jelek
10 0.50 Baik
11 0.40 Cukup
12 0.55 Baik
13 0.20 Jelek
14 0.60 Baik
15 0.40 Cukup
4) Menentukan Tingkat Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal (Suherman, 2003) dinyatakan dengan
indeks kesukaran (Difficulty Index) yang diukur berdasarkan perhitungan
berikut:
𝐽𝐵𝐴 + 𝐽𝐵𝐵
𝐽𝑆𝐴 + 𝐽𝑆𝐵
12
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11 berikut menyajikan secara lengkap tentang klasifikasi
indeks kesukaran.
Tabel 3.11.
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kategori Soal
𝐼𝐾 = 0 Soal terlalu sukar
0 < 𝐼𝐾 ≤ 0,3 Soal sukar
0,3 < 𝐼𝐾 ≤ 0,7 Soal sedang
0,7 < 𝐼𝐾 < 1 Soal mudah
𝐼𝐾 = 1 Soal terlalu mudah
Hasil rekapitulasi tingkat kesukaran soal penguasaan materi tersaji pada
Tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12.
Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran
No Koefisien Interpretasi
1 0.62 Sedang
2 0.73 Mudah
3 0.58 Sedang
4 0.68 Sedang
5 0.65 Sedang
6 0.68 Sedang
7 0.67 Sedang
8 0.58 Sedang
9 0.68 Sedang
10 0.50 Sedang
11 0.55 Sedang
12 0.68 Sedang
13 0.50 Sedang
14 0.30 Sukar
15 0.55 Sedang
Berdasarkan hasil analisa uji coba intrumen, berikut rekapitulasi hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.13.
13
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Penalaran
Materi Klasifikasi Tumbuhan
No DP Reliabilitas Tingkat
Kesukaran
Korelasi Validitas Keterangan
1
0.37
0,60
Sedang 0.61 Valid
Digunakan
2
0.55 Mudah 0.54 Valid
Digunakan
3
0.15 Sedang 0.22 Invalid
Tidak
digunakan
4
0.50 Sedang 0.64 Valid
Digunakan
5
-0.20 Sedang -0.15 Invalid
Tidak
digunakan
6
0.35 Sedang 0.39 Valid
Digunakan
7
0.47 Sedang 0.54 Valid
Digunakan
8
0.25 Sedang 0.23 Invalid
Tidak
digunakan
9
-0.05 Sedang -0.22 Invalid
Tidak
digunakan
10
0.50 Sedang 0.48 Valid
Digunakan
11
0.40 Sedang 0.44 Valid
Digunakan
12
0.55 Sedang 0.66 Valid
Digunakan
13
0.20 Sedang 0.15 Invalid
Tidak
digunakan
14
0.60 Sukar 0.55 Valid
Digunakan
15
0.40 Sedang 0.48 Valid
Digunakan
Hasil analisis pengolahan uji instrumen selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Indikator yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba
instrumen dipaparkan dalam Tabel 3.14 berikut.
14
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.14 Indikator Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
No.
Soal
Dimensi Belajar
Penalaran Indikator
Tingkat
Kesukaran
1
Perluasan dan
Penghalusan
Pengetahuan
Membandingkan Sedang
2 Mudah
3 Mengklasifikasi
Sedang
4 Sedang
5 Membuat induksi Sedang
6 Membuat deduksi Sedang
7 Menganalisis Kesalahan
Sedang
8 Sedang
9 Membangun dukungan Sukar
10 Absraksi Sedang
F. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban
kognitif siswa melalui posttest yang diberikan. Nilai yang diperoleh dari tes
kemampuan penalaran sebelum dilakukan analisis dan pengolahan data
dirumuskan sebagai berikut:
Nilai =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100
(Arikunto, 2012)
Nilai tingkat kemampuan penalaran siswa diadaptasi dari kategorisasi
Arikunto (2012), sebagai berikut:
Tabel 3.15. Kategorisasi Kemampuan Penalaran
Skor Keterangan
75 – 100 Baik sekali
61 – 74 Baik
51 – 60 Cukup
35 – 50 Kurang
25 – 34 Gagal
Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program/software analisis statistik software SPSS™ 16.0
(Priyanto, 2010). Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
95% atau 0,5%.
15
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengolahan dan analisis data beban kognitif
a) Dilakukan perhitungan nilai posttest yang diperoleh dari masing-masing
kelas penelitian. Seluruh data posttest yang telah diperoleh diolah dengan
menggunakan software SPSS™ 16.0 (Priyanto, 2010).
b) Uji Normalitas
Uji Shapiro-Wilk (Shapiro-Wilk Test), uji normalitas yang sangat
direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n<50). Dengan menggunakan
taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi
(Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal” (Sugiyono, 2011).
c) Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika
signifikansi (sig.) ≥ 0,05 maka data homogen” (Sugiyono, 2011).
d) Uji Perbedaan Rata-rata
Uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata dilakukan menggunakan
Independent Sample T-test jika data berdistribusi normal. Namun jika
terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan uji U Mann-
Whitney.
Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2011).
H0: μ1 = μ2
Artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria
pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”.
Artinya jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.
2. Pengolahan instrumen ICL
Instrumen ICL menggunakan task complexity worksheet berbasis
standar pengolahan informasi dari Marzano (1993). Nilai tingkat kemampuan
siswa dalam menganalisis informasi merujuk pada kategorisasi dari Arikunto
(2012), sebagai berikut:
16
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.16.
Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi
Skor Keterangan
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
3. Pengolahan instrumen ECL
Dalam proses pengolahan instrumen ECL, teknik pengolahan yang
digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert. Pengolahan ini dilakukan
dengan cara menghitung rata-rata skoring setiap jawaban dari responden.
Berikut adalah formulasi dari perhitungan angket respon siswa beserta
interpretasinya. Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya
dengan perhitungan sebagai berikut:
Selanjutnya ditentukan dalam bentuk persentase dengan perhitungan
sebagai berikut:
Sehingga, apabila dimasukkan kedalam kategori persentase menurut Sugiyono
(2011).
Tabel 3.17. Interpretasi Respon Angket berdasarkan Skala Likert
Rumus Nilai Interpretasi
R = (a*1) + (b*2) + (c*3) + (d*4)
0-25%R Rata-rata responden
sangat tidak setuju
<50%R Rata-rata responden tidak
setuju
<75%R Rata-rata responden setuju
<100%R Rata-rata responden
sangat setuju (Sugiyono, 2011)
Keterangan:
R= tingkat respon tingkat persetujuan
Rata-rata skor = total skor/jumlah item
Persentase skor = (skor rata-rata /skor ideal) x 100
17
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a= jumlah responden menjawab Sangat Tidak Setuju
b= jumlah responden menjawab Tidak Setuju
c= jumlah responden menjawab Setuju
d= jumlah responden menjawab Sangat Setuju
4. Analisis Korelasi
Korelasi dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana hubungan
diantara ketiga komponen beban kognitif dan gaya belajar siswa. Jika korelasi
bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya
jika korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara dua variabel berlawanan
arah.Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keduanya dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi Produk Momen Pearson dengan rumus
dan interpretasinya sebagai berikut:
Keterangan :
n = Jumlah data
X = Investasi Aktiva Tetap
Y = Return On Investment
Tabel 3.18. Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 - 0,199 Korelasi sangat rendah
0,20 - 0,399 Korelasi rendah
0,40 - 0,599 Korelasi sedang
0,60 - 0,799 Korelasi kuat
0,80 - 1,000 Korelasi sangat kuat (Sugiyono, 2011)
5. Analisis Regresi
Korelasi dan regresi memiliki hubungan yang erat. Analisis regresi
dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional.
Analisis regresi digunakan apabila ingin mengetahui bagaiamana variabel
dependen/kriteria dapat diprediksi melalui variabel independen atau prediktor,
secara individual. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan
untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat
2222 YYXXn
YX-XYnr
n
18
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen
atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan
meningkatkan variabel independent atau sebaliknya (Sugiyono, 2011). Berikut
adalah rumus-rumus yang digunakan pada analisis regresi.
Keterangan:
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
A : Harga Y bila X = 0 (harga kosntan)
B : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
pengingkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b(+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi
penurunan
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
R : Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y
Sx : Simpangan baku variabel X
Sy : Simpangan baku variabel Y
6. Analisis Gaya Belajar
Data mengenai gaya belajar diperoleh melalui angket skala Likert
berdasarkan instrumen DePorter & Hernacki (2003). Data yang diperoleh
kemudian dianalisa dengan rumus:
Berikut dibawah ini disajikan indikator dari instrumen gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik dengan butir soal yang bernilai positif dan
negatif pada tiap indikator instrumen.
Rata-rata skor = total skor/jumlah item
19
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.19. Indikator Instrumen Gaya Belajar
Dimensi Indikator No. Butir Soal
(-) (+)
Gaya Belajar
Visual
Memahami sesuatu dengan asosiasi
visual
5 7, 8
Rapi dan teratur 6, 10 1
Mengerti dengan baik mengenai
posisi, bentuk, angka dan warna
3 4
Sulit menerima instruksi verbal 2 9
Gaya Belajar
Auditori
Belajar dengan cara mendengar 15, 20 18
Lemah terhadap aktivitas visual 16 11
Memiliki kepekaan terhadap music - 13, 14
Baik dalam aktivitas lisan 12, 19 17
Gaya Belajar
Kinestetik
Belajar melalui aktivitas fisik 27 22, 24
Selalu berorientasi pada fisik dan
banyak bergerak
21, 25 30
Peka terhadap ekspresi dan bahasa
tubuh
29 28
Menyukai kegiatan coba-coba 23 26
Jumlah 15 soal 15 soal
30
Adapun skor tiap butir angket pada masing-masing gaya belajar ditentukan
sesuai dengan Tabel dibawah ini.
Tabel 3.20. Skor Butir Angket Gaya Belajar
Pilihan
Sifat
Selalu Sering Kadang-
kadang
Jarang Tidak
pernah
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
20
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. PROSEDUR PENELITIAN
Pengolahan data &
pembahasan
Kesimpulan dan Pelaporan
Tes gaya belajar siswa
Penyusunan RPP
Pembuatan Instrumen
Penelitian
Perizinan Penelitian
Pelaksana
an
Uji Coba dan Revisi
Instrumen
Judgement Instrumen Penentuan Sampel
Penelitian
Perizinan Penelitian
Sekolah
Pertemuan pertama
pada kelas kontrol
Pertemuan pertama pada
kelas eksperimen
Tes beban kognitif
intrinsic dan extraneous
Tes beban kognitif intrinsic
dan extraneous
Pertemuan kedua pada
kelas kontrol
Tes beban kognitif
intrinsic dan extraneous
Pertemuan keduapada kelas
eksperimen
Tes beban kognitif intrinsic
dan extraneous
Pertemuan ketiga pada
kelas kontrol
Tes beban kognitif
intrinsic dan extraneous
Pertemuan ketiga pada kelas
eksperimen
Tes beban kognitif intrinsic
dan extraneous
Posttest
Persiapan
21
Tuti Garnasih, 2016 PERAN TAYANGAN VIDEO KEANEKARAGAMAN PADA APERSEPSI PEMBELAJARAN KLASIFIKASI TUMBUHAN DALAM MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SESUAI GAYA BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu