Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di toko BJO SneakersMind Unit Malang
yang beralamat di Jl. Puncak Borobudur (dekat SMAN 9 Malang),
Mojolangu, Kec. Lowokwaru, kota Malang, Jawa Timur.
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2012) penelitian deskriptif yaitu
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
survei. Seperti yang dikemukakan oleh Dermawan (2005) survei
merupakan teknik riset di mana informasi dikumpulkan menggunakan
penyebaran kuesioner.
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
Menurut Malhotra (2009) populasi adalah gabungan seluruh
elemen, yang memiliki serangkaian karakteristik serupa, yang mencakup
semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran. Populasi dalam
penelitian ini adalah diambil pada lingkup konsumen sepatu sneakers dari
Bjo SneakersMind di Jl. Puncak Borobudur (dekat SMAN 9 Malang),
Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Pertimbangan
bahwa jumlah populasi yang sangat besar jumlahnya sehingga tidak
memungkinkan untuk meneliti seluruh konsumen yang dari Bjo
SneakersMind, maka digunakan metode pengambilan sampel.
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih
dalam penelitian (Widayat dan Amirullah; 2002:58). Besarnya sampel
menurut Widayat (2004:45) bahwa sampel harus berkisar antara 30 sampai
500. Untuk menentukan jumlah sampel, menurut Fraenkel dan Wallen
(2008) menyatakan bahwa besarnya sampel minimum untuk suatu riset
deskriptif sebanyak 100 responden. Berdasarkan penjelasan diatas maka
sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling karena peneliti tidak mempunyai atau mengetahui
data dengan pasti berapa jumlah konsumen Bjo SneakersMind Jl. Puncak
Borobudur, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Kemudian metode yang digunakan adalah metode purposive sampling,
pemilihan metode ini dengan pertimbangan responden yang diteliti
memiliki kriteria yang cocok yakni konsumen yang pernah melakukan
pembelian secara online dan offline di Bjo SneakersMind.
D. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat maupun nilai dari
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001).
variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel:
1. Variabel Dependen
Sekaran (2003) mendefinisikan variabel dependen merupakan
variabel yang menjadi perhatian utama peneliti, dengan kata lain melalui
analisis terhadap variabel dependen adalah mungkin untuk menentukan
solusi dari masalah yang ada. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah keputusan pembelian (Y).
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen, baik secara positif atau negatif, jika terdapat variabel
independen, variabel dependen juga hadir dengan setiap unit kenaikan
variabel independen, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam
variabel dependen (Sekaran, 2003). Variabel independen dalam peneleitian
ini adalah promosi (X1) dan atribut produk (X2).
Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010) adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Dimensi
Variabel
Indikator
Promosi suatu aktivitas menyebarkan
informasi, mempengaruhi atau
membujuk dan mengingatkan
konsumen atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima,
membeli produk yang ditawarkan.
Media
Elektronik
a. Kuantitas penayangan iklan di
media sosial melalui (facebook
atau instagram).
b. Kualitas penyampaian isi pesan
dalam penayangan iklan di media
sosial melalui (facebook atau
instagram).
Media
Cetak
a. Memberikan konsumen informasi
dengan jelas atau akurat memalui
brosur atau leaflet.
b. Memberikan konsumen informasi
melalui pemberian sticker
sehingga menjadi mudah diingat.
Penjualan
Personal
(Personal
Seliing)
a. Pelayanan karyawan (SPG atau
SPB) yang baik atau ramah
dalam menghadapi pelanggan.
b. Tenaga penjual memberikan
waktu yang luang untuk
memberikan informasi secara
jelas.
Atribut Produk suatu unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan
Merek a. Identitas atau nama merek
misalnya ( Adidas, Nike,
Converse) produk yang original
dan terkenal.
b. Simbol atau lambang merek yang
dijual ternama (brandded).
Kualitas
Produk
a. bahan yang mudah dibersihkan
b. Penggunaan bahan yang
berkualitas membuat sepatu tidak
mudah rusak/memiliki umur
ekonomis yang lama.
Fitur
Produk
a. penampilan produk sepatu yang
bervarian (misalnya dari Nike
model flyknit atau ringan dan
terasa seperti kulit kedua bagi
kaki, model air max yang terdapat
bantalan udara didalam sol
sepatunya, dll).
b. Model pewarnaan unik (misalnya
dari Nike model roshe run yang
menggunakan pewarnaan print
dan non print).
Model atau
Desain
a. Desain sepatu dengan jenis
sneakers yang terbuat dari
kanvas, suede (bludru), dan
nylon.
b. Memiliki sol yang lentur atau
bahan sintetis.
Label a. Memudahkan konsumen untuk
mengetahui informasi tentang
tempat pembuatan atau negara
produk tersebut.
b. Kemudahan konsumen dalam
memilih ukuran atau size dari
produk yang dijual.
Jaminan a. Tanggungan kerusakan yang
disebabkan oleh penjual serta
konsumen secara tidak sengaja,
kesalahan size, dan model selama
1 minggu setelah pembelian
produk.
b. Memberikan jaminan produk
sampai kepada konsumen akhir
dengan aman apabila
menggunakan jasa kurir atau
ekspedisi.
Layanan
pelengkap
a. Adanya layanan pelanggan pada
sosial media yakni facebook
(www.facebook.com/bjokick),
(www.instagram.com/sneakersmi
nd), dan line (username:
@bjomalang).
b. Konsumen dapat berbelanja
secara online melalui akun sosial
media facebook
(www.facebook.com/bjokick) dan
(www.instagram.com/sneakersmi
nd)
Keputusan pembelian suatu proses
pengambilan keputusan dimana
konsumen benar-benar akan melakukan
pembelian.
a. Kemantapan dalam melakukan
pembelian.
b. Keyakinan untuk memutuskan
membeli sepatu sneakers.
E. JENIS DAN SUMBER DATA
Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber data, yakni
data primer dan data sekunder sebagai berikut:
1. Data primer
Menurut Umar (2003), data primer merupakan data yang diperoleh
langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Data primer
yang diperoleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari hasil
pengisian kuesioner konsumen Bjo SneakersMind unit malang beralamat
di Jl. Puncak Borobudur (dekat SMAN 9 Malang), Mojolangu, Kec.
Lowokwaru, kota Malang, Jawa Timur.
F. TEKNIK PEGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari
informasi yang diperoleh dari pemilik pelaku bisnis Bjo SneakersMind
kota Malang. Metode pengumpulan data yang menggunakan: Kuesioner,
yaitu pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan kepada
responden. Penyebaran kuesioner ini dapat dijadikan sebagai bukti tertulis
dalam pengolahan data yang dilakukan peneliti.
G. TEKNIK PENGUKURAN VARIABEL
Dalam penelitian ini pengukuran variabel di dalam kuesioner
menggunakan skala liktert dengan metode skoring. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012).
Pengisian kuesioner dalam penelitian ini diukur dengan skala likert
yang dilambangkan dari skala 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Dalam hal
ini jawaban responden dibagi menjadi 5 kategori skala likert.
Tabel 3.2 Skala Likert
Pilihan Jawaban Keterangan Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
H. UJI INSTRUMEN DATA
Telah dikemukan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk
mengumpulkan data. Agar data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi
dan konsistensi yang tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus
valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji
apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu
instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2010) untuk menguji validitas konstruk dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor
totalnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah
Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:
di mana r = koefisien korelasi, X = skor butir, Y = skor total butir,
dan N = jumlah sampel (responden).
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan
derajat bebas (n-2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai
r dalam tabel pada alfa tertentu maka berarti signifikan sehingga
disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau pertanyaan itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan komputer
dengan bantuan SPSS versi 21.00 for windows. Menurut Arikunto (2006)
reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik, dengan demikian reliabilitas
menunjukkan keterhandalan sesuatu.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji skor antara item dengan
rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):
2
1
2
11 11
b
k
kr
Keterangan:
11r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya pertanyaan
2
b = jumlah varian butiran
2
1 = varians total
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha > 0,60 (Arikunto, 2006). Setelah dilakukan pengujian terhadap data
maka dapat diketahui bahwa data yang diperoleh adalah reliabel sehingga
proses analisis berikutnya dapat dilanjutkan.
Berdasarkan uji coba instrumen sebanyak 30 responden,
didapatkan hasil instrumen yang valid dan reliabel, seperti pada Tabel 3.3
dan Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Variabel Item Keterangan
Promosi (X1)
X1.1 0,827 0,3061 Valid
X1.2 0,685 0,3061 Valid
X1.3 0,635 0,3061 Valid
X1.4 0,698 0,3061 Valid
X1.5 0,832 0,3061 Valid
X1.6 0,822 0,3061 Valid
Atribut Produk (X2)
X2.1 0,600 0,3061 Valid
X2.2 0,573 0,3061 Valid
X2.3 0,776 0,3061 Valid
X2.4 0,707 0,3061 Valid
X2.5 0,757 0,3061 Valid
X2.6 0,644 0,3061 Valid
X2.7 0,735 0,3061 Valid
X2.8 0,625 0,3061 Valid
X2.9 0,761 0,3061 Valid
X210 0,705 0,3061 Valid
X211 0,805 0,3061 Valid
X2.12 0,791 0,3061 Valid
X2.13 0,782 0,3061 Valid
X2.14 0,785 0,3061 Valid
Keputusan Pembelian
(Y)
Y.1 0,899 0,3061 Valid
Y.2 0,921 0,3061 Valid
Sumber: Data Primer diolah
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha
Cronbach Keterangan
Promosi (X1) 0,852 Reliabel
Atribut Produk (X3) 0,928 Reliabel
Minat Beli (Y) 0,790 Reliabel
Sumber: data primer diolah
I. METODE ANALISIS DATA
1. Asumsi klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian asumsi-asumsi statistik yang
harus dipenuhi sebagai syarat pada analisis regresi linier berganda yang
berbasis ordinary least square (OLS). Pengujian asumsi klasik perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan
benar-benar terbebas dari adanya gejala normalitas, gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011: 160) uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam metode regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengukuti distribusi normal. Apabila
asumsi dilanggar maka uji statitik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil.
Pengujian ini dilakukan sebagai syarat dalam sebelum melakukan
regresi. Dalam pengujian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
yaitu apabila nilai Signifikansi > 0,05 maka model regresi terdistribusi
secara normal.
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali 2005: 105)
Uji heteroskedastisitas penelitian ini menggunakan Spearman’s
rho, regresi dalam penelitian ini dikatakan baik apabila tidak terjadi
heteroskedastisitas dengan melihat nilai signifikasi variabel bebas (gaya
hidup, kepercayaan merk, dan kualitas produk) dengan nilai residual. Pada
pengujian ini menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika
korelasi antar variabel terikat dengan residual di dapat tingkat signifikasi >
0,05 maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam
persamaan regresi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel
pengganggu. Menurut Santoso (2002:219) untuk melakukan uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian DW. Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1) Bila nilai DW berada dibawah -2 berarti ada autokorelasi
positif.
2) Bila nilai DW berada diantara -2 sampai 2 berarti tidak
terjadi autokorelasi.
3) Bila nilai DW berada diatas 2 berarti ada autokorelasi
negatif.
d) Uji Multikolinearitas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen
(Ghozali, 2011:105). Caranya adalah dengan mencari angka tolerance,
dimana tolerance adalah nilai 1-R². R² disini adalah koefisien determinasi
dari regresi atas suatu variabel bebas terhadap sisa variabel bebas lainnya.
Setelah angka tolerance diperoleh selanjutnya dicari angka VIF.
Angka VIF (variance inflation factor) yang merupakan kebalikan
(resiprokal) dari tolerance. Dengan demikian semakin tinggi nilai tolerance
semakin rendah derajat kolinearitas yang terjadi, sedangkan untuk VIF,
semakin rendah nilai VIF semakin rendah derajat kolinearitas yang terjadi.
Batasan nilai maksimum VIF yang biasa digunakan untuk menjustifikasi
adanya kolineritas adalah 10
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa
yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan, termasuk pengujiannya (Sanusi, 2014).
Untuk menguji pengaruh antara variabel promosi dan atribut
produk terhadap keputusan pembelian digunakan Analisis Regresi
Berganda. Analisis regresi berganda dilakukan terhadap model lebih dari
satu variabel bebas, untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat
(Santoso,2000).
Model hubungan keputusan pembelian dengan variabel-variabel
tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b1X1 + e
keterangan :
Y = variabel terikat yaitu keputusan pembelian
α = konstanta
atribut produk (X1,X2=0)
b1 = Koefisien regresi berganda antar promosi (X1)
b1 = Koefisien regresi berganda antar atribut produk (X2)
X1 = promosi
X2 = atribut produk
e = eror
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi untuk mengetahui seberapa besar variasi
variable keputusan pembelian dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variasi variabel promosi dan atribut produk, maka dilakukan perhitungan
statistik dengan menggunakan koefisien determinasi (Kd). Rumus dari
korelasi determninasi sebagai berikut:
Keterangan:
Kd : nilai koefisien determinasi
r : nilai koefisien korelasi
J. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk
menjawab apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima
atau ditolak.
a) Uji Signifikan Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat pegaruh variabel–variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel (Ghozali,
2005). Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
yaitu promosi (X1) dan atribut produk (X2) secara simultan terhadap
variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
Kriteria untuk menguji hipotesis adalah Dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5 %,maka :
Ho adalah promosi dan atribut produk tidak berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pembelian.
Ha adalah promosi dan atribut produk berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pembelian.
1) Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak, berarti masing-
masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ha diterima, berarti masing-
masing variable bebas secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
b) Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) digunakan untuk menguji pengaruh
satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji terhadap nilai statistik t merupakan uji signifikansi
paramater individual. Nilai statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
; tidak ada pengaruh nyata secara parsial antara variabel
promosi dan atribut produk terhadap keputusan pembelian.
; ada pengaruh nyata secara parsial antara variabel promosi
dan atribut produk terhadap keputusan pembelian.
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan
angka profitabilitas signifikan (Ghozali, 2005):
1) Apabila angka probabilitas signifikan ≥0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
2) Apabila angka probabilitas signifikan ≤0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
K. Uji Kontribusi Terbesar
Cara untuk menentukan variabel bebas yang berkontribusi terbesar
terhadap variabel terikat adalah dengan menggunakan standarized
coefficients beta pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikansi
adalah 5% dengan kriteria penilaian, dimisalkan nilai koefisien βeta
Promosi (X1) ≥ nilai koefisien βeta Atribut Produk (X2), maka dikatakan
bahwa variabel Promosi adalah variabel yang berkontribusi terbesar
pengaruhnya terhadap variabel terikat.