25
39 Firman Setiawan, 2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil tempat di SMA Negeri 1 Lembang tepatnya di Jl. Maribaya Kabupaten Bandung Barat. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada bulan Maret 2014. SMA Negeri 1 Lembang merupakan sekolah yang lokasinya lumayan dekat dari kampus UPI sehingga mudah dijangkau oleh penulis. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang dijadikan sebagai tempat PPL (Praktek Kerja Lapangan) oleh penulis selama satu semester sehingga peneliti setidaknya mengetahui bagaimana keadaan sekolah dan mengenal guru-guru serta siswa-siswinya dan hal ini memudahkan bagi penulis dalam membantu proses penelitian 2. Populasi Penelitian Untuk memperoleh sumber data dalam menganalisis suatu objek penelitian, diperlukan adanya populasi dan teknik penarikan sampel. Selain itu, dalam penelitian juga diisyaratkan adanya data yang akurat dari sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan tujuan penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 80) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Senada dengan Sugiyono, Sukardi (2004, hlm. 53) berpandangan bahwa “populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Dengan demikian penelitian tidak hanya menjadikan manusia sebagai objek, akan tetapi objek lain juga bisa diteliti. Populasi juga bukan hanya objek atau subjek, populasi juga meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki objek

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

39 Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil tempat di SMA

Negeri 1 Lembang tepatnya di Jl. Maribaya Kabupaten Bandung Barat. Adapun

waktu pelaksanaannya yaitu pada bulan Maret 2014.

SMA Negeri 1 Lembang merupakan sekolah yang lokasinya lumayan

dekat dari kampus UPI sehingga mudah dijangkau oleh penulis. Sekolah ini juga

merupakan sekolah yang dijadikan sebagai tempat PPL (Praktek Kerja Lapangan)

oleh penulis selama satu semester sehingga peneliti setidaknya mengetahui

bagaimana keadaan sekolah dan mengenal guru-guru serta siswa-siswinya dan hal

ini memudahkan bagi penulis dalam membantu proses penelitian

2. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh sumber data dalam menganalisis suatu objek

penelitian, diperlukan adanya populasi dan teknik penarikan sampel. Selain itu,

dalam penelitian juga diisyaratkan adanya data yang akurat dari sumber data yang

dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan tujuan penelitian.

Sugiyono (2012, hlm. 80) mengungkapkan bahwa “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Senada dengan Sugiyono, Sukardi (2004, hlm.

53) berpandangan bahwa “populasi adalah semua anggota kelompok manusia,

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan

secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.

Dengan demikian penelitian tidak hanya menjadikan manusia sebagai

objek, akan tetapi objek lain juga bisa diteliti. Populasi juga bukan hanya objek

atau subjek, populasi juga meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki objek

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

40

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau subjek itu sendiri. Adapun populasi yang peneliti gunakan adalah seluruh

siswa SMA Negeri 1 Lembang yang mengikuti ekstrakurikuler keagamaan baik

yang sudah menjadi pengurus maupun masih anggota.

3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2012, hlm. 81) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Sukardi

(2004, hlm. 54) mengungkapkan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah

populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut”.

Dengan demikian apabila populasi besar, peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah studi sensus.

Arikunto (2010b, hlm. 185) “apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka studi atau penelitiannya disebut studi

populasi atau studi sensus”. Penelitian populasi dilakukan apabila ingin melihat

semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Karena subjeknya meliputi semua

yang terdapat di dalam populasi, maka peneliti mengambil responden dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa yang tergabung dalam kepengurusan dan

anggota IKRISMA (Ikatan Remaja Mesjid Al-amanah). Jumlah responden yang

berpartisipasi berjumlah 54 orang siswa. Berikut adalah daftar responden yang

menjadi sample penelitian :

Tabel 3.1

Anggota Sampel Penelitian siswa yang mengikuti ekstrakurikuler keagamaan

No. Nama Responden Kelas No. Nama Responden Kelas

1 Asep Yuhandi XII IPA 2 28 Irfan Permana XI IPS 4

2 Dian Wulansari XII IPA 3 29 Reni Astuti X SOS 5

3 Rani Suryani XII IPA 1 30 Restian Suryani XI IPA 4

4 Novi Sulastini XII IPA 2 31 Lisnawati XI IPA 4

5 Muhammad Malih XII IPA 1 32 Via Oktapiani XII IPS 4

6 Nisa Yunita XII IPA 2 33 Leni Isrianti XI IPA 3

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

41

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 Fazar Sukmawan XII IPS 5 34 Syiva Silvia XI IPA 3

8 Maulana Yusuf XII IPS 3 35 Indira Istifarin XI IPA 1

9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3

No. Nama Responden Kelas No. Nama Responden Kelas

10 Yopi Supriyana XII IPA 4 37 Yana Muhamadinah XII IPA 4

11 Anwar Hudaya XII IPA 1 38 Dinni Septiyani XI IPS 3

12 Dita Sukmayanti X MS 1 39 Rohimat NH XI IPS 4

13 Ayu Wulan W X MS 1 40 Afni Nur Alifah XI IPA 2

14 Ryan Saepul Hayat X MS 5 41 Silvi Salamatu W XI IPS 4

15 Lia Lestari X MS 1 42 Nadya FW X SOS 5

16 Nur Jihan F X SOS 5 43 Nurul Ulfi R X MS 2

17 Muhammad Nuha X SOS 4 44 Rina Sumarni X MS 3

18 Hanan Sadikin X MS 1 45 Maria Ulfah XI IPA 5

19 Sonya Permata XI IPA 2 46 Fitri Milati H XI IPS 2

20 Aep Saepudin XI IPA 5 47 Yuliana XI IPA 5

21 Syifa Islamiati XI IPA 2 48 Siti Nur Azizah X MS 2

22 Indah Nurur Rohmi XI IPA 3 49 Nuraeni X MS 1

23 Rani Triani XI IPA 2 50 Wiwin Winarti X MS 2

24 Qabul Muhammad XI IPA 2 51 Fatin Fauziyyah XI IPA 2

25 Siti Utami N XI IPA 1 52 Nita Pramesti N XI IPA 2

26 Rian Rizki XI IPS 4 53 Tegar Cahyo S XI IPA 1

27 Putri Wulandari XI IPA 2 54 Reno Reptri J XI IPS 1

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7), “kuantitatif dinamakan metode

tradisonal, karena metode ini sudah cukup lama digunakan, disebut juga metode

positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism”. Metode ini disebut

dengan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu empiris,

obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena

data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

C. Metode Penelitian

Seorang peneliti hendaknya menentukan metode apa yang digunakan

terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu penelitian. Metode penelitian yang

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

42

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. West (dalam Sukardi, 2004, hlm. 157) mengungkapkan bahwa,

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif

adalah suatu bentuk penelitian yang ditujuan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena

perbuatan manusia.

Selanjutnya, West (dalam Sukardi, 2004, hlm. 157) menjelaskan bahwa,

dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan

hubungan antarvariabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi,

dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Selain itu,

penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data

untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan

dengan keadaan dan kejadan sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek

atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian berdasarkan

filsafat positivisme, digunakan pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik,

dengan tujuan untuk menguji dimana sampe tersebut diambil (Arikunto, 2010a,

hal. 9).

Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif adalah karena untuk mendapatkan data yang riil yang terjadi

di lapangan pada saat melakukan penelitian dan setelah mendapatkan data

kemudian dianalisis. Selain itu, penulis ingin memperoleh gambaran antara tiga

variabel, yaitu dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y).

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami dan menafsirkan variabel

dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

43

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud dalam penelitian ini ialah

mata pelajaran PAI. Adapun prestasi belajar PAI adalah nilai raport PAI dari

aspek kognitif yang diraih responden.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini

ialah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di sekolah yang diteliti.

Dalam penelitian ini kegiatan ekstrakurikuler keagaman merupakan variabel

bebas kedua yang akan menjadi tolak ukur akhlak mulia siswa. hal ini dilihat

dengan cara menyebarkan angket kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Adapun

yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah minat, waktu, ketaatan,

intensitas, dan manfaat.

3. Akhlak mulia

Akhlak mulia yang dimaksud dalam penelitian ini ialah akhlak mulia

siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah yang

diteliti. Dalam penelitian ini akhāq mulia merupakan variabel terikat. hal ini akan

dilihat dengan cara menyebarkan angket kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

Adapun yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah akhlak terhadap Allah

Swt., akhlak terhadap orangtua dan keluarga, akhlak terhadap guru dan peraturan

sekolah, akhlak terhadap teman, dan akhlak terhadap diri sendiri.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 102) menjelaskan bahwa, “instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Senada

dengan Sugiyono, Arikunto (2010b, hlm. 203) menjelaskan instrumen penelitian

adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Instrumen disajikan dalam bentuk dokumentasi dan angket. dokumentasi

untuk mencari variabel X1 (Bebas/ Indevendent Variabel), variabel ini merupakan

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

44

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel pertama yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (Devendent Variabel). Variabel X1 dalam penelitian ini

adalah Mata Pelajaran PAI dengan mengkaji prestasi nilai PAI yang diraih

responden. Kemudian angket yang digunakan merupakan angket tertutup yang

memiliki sifat langsung dan angket yang tersebut terdiri dari 81 pertanyaan. 31

pertanyaan merupakan angket tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan 50

pertanyaan merupakan angket tentang akhlak. Adapun kisi-kisi instrumen

kegiatan ekstrakurikuler dan akhlak adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

NO. KOMPONEN RINCIAN NO. ITEM

+ – Σ

1. Kegiatan

Ekstrakurikuler

Keagamaan

a. Minat mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan

b. Menyediakan waktu

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler

keagamaan

c. Ketaatan terhadap

kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan

d. Intensitas mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan

e. Manfaat mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan

1, 14,

3, 15

4, 16

5, 6, 10, 17,

26, 27, 3

7, 8, 19, 28

9, 18, 25

11,20,30

22

2, 12, 21,

23, 29

13, 24,

5

5

3

12

6

Jumlah item 17 14 31

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Penelitian Akhlak

NO. KOMPONEN

AKHLAK RINCIAN PERILAKU AKHLAK

JML ITEM

+ – Σ

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

45

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Akhlak terhadap

Allah

Mengukur kualitas perilaku akhlak

mulia siswa terhadap Allah dan

Rasulullah, yakni:

a. Mentaati Allah

b. Ṣalat khusyū’

c. Ṣalat malam

d. Ṣalat sunat menyertai shalat 5

waktu

e. Puasa untuk meningkatkan taqwa

f. Puasa sunat

g. Beribadah secara ikhlas

8

1

2

1

1

1

1

1

8

1

2

1

1

1

1

1

16

2

4

2

2

2

2

2

2. Akhlak terhadap

orangtua dan

keluarga

Mengukur kualitas perilaku akhlak

mulia siswa terhadap orang tua dan

keluarga, yakni:

a. Berbakti kepada ibu-bapak

b. Lebih mendahulukan bakti

kepada ibu

c. Menyampaikan amanah orangtua

d. Membantu permasalahan saudara

4

1

1

1

1

4

1

1

1

1

8

2

2

2

2

3. Akhlak terhadap

guru dan aturan

sekolah

Mengukur kualitas perilaku akhlak

mulia siswa terhadap guru dan aturan

sekolah, yakni:

a. Sopan santun

b. Melaksanakan perintah guru

c. Mentaati aturan yang ada di

sekolah

4

2

1

1

4

1

1

1

8

3

2

2

4. Akhlak terhadap

teman

Mengukur kualitas perilaku akhlak

mulia siswa terhadap teman, yakni:

a. Berbuat ihsan

b. Meminta maaf dan memaafkan

c. Berterima kasih atas kebaikan

orang

d. Menutup `aib

4

1

1

1

1

4

1

1

1

1

8

2

2

2

2

5. Akhlak terhadap

diri sendiri

Mengukur kualitas perilaku akhlak

mulia siswa terhadap dirinya sendiri,

yakni:

a. Kejujuran vs dusta, khianat,

ingkar janji

b. Tawaḍu` (rendah hati) vs

sombong

c. Menahan amarah vs marah dan

dendam

d. Sederhana vs boros

5

2

1

1

1

5

2

1

1

1

10

4

2

2

2

JUMLAH ITEM 25 25 50

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

46

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum penulis melakukan pengolahan data berikutnya, terlebih dahulu

penulis melakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dan realibilitas

tersebut dilakukan hanya untuk alat utama pengumpul data yaitu angket.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kebenaran suatu instrumen. Arikunto (dalam Riduwan, 2013 hlm.

97) mengungkapkan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Sedangkan Sugiyono (2012,

hlm. 121) menjelaskan, “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara

data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian uji validitas ini

dilakukan untuk mengetahui kevalidan dari suatu instrumen, artinya bahwa

instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sebelum melaksanakan penelitian, Peneliti melaksanakan uji validitas

angket terlebih dahulu karena angket yang baik adalah angket yang sudah

diketahui kevalidannya dengan diujicobakan. Uji validitas hanya dilakukan pada

instrumen kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sedangkan instrumen akhlak

tidak diuji validitas karena sudah digunakan.

Peneliti melakukan validitas isi dengan pendekatan panel juri.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Zainal (2012, hlm. 248) bahwa, “Pengujian

validitas isi dapat menggunakan dua pendekatan yakni panel juri dan validitas

muka”. Selanjutnya, Zainal (2012, hlm 249) juga mengungkapkan :

Untuk menguji apakah butir – butir yang digunakan untuk mengukur

sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan maka

butir – butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau

penilai yang dianggap profesional dibidang itu.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

47

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas isi dilakukan dengan cara kisi-kisi instrumen yang telah

terbentuk sebelum peneliti pergunakan di lapangan terlebih dulu peneliti

mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing dan dosen ahli, adapun dosen

yang mengevaluasi angket penelitian ini diantaranya: Drs. Udin Supriadi, M.Pd.,

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag., Drs. Toto Suryana, M.Pd., dan Dr. Edi Suresman,

S.Pd. M.Ag.

Berdasarkan judgment dari dosen tersebut didapatkan hasil 31 buah item

intrumen yang selanjutnya oleh peneliti lakukan validitas kriteria. Instrumen hasil

validitas isi ini dilampirkan.

Dalam uji validitas ini, peneliti menggunakan software SPSS versi 20

dengan alasan agar mudah untuk dikerjakan dan data tidak keliru. Peneliti

melaksanakan uji validitas di sekolah yang sederajat dengan sekolah yang

dijadikan objek penelitian. Adapun uji coba angket dilakukan di SMA Negeri 15

Bandung. Adapun langkah pengujiannya sebagai berikut :

a. Buka file data hasil penelitian yang akan diolah

b. Pilih menu statistic/ analyze, kemudian pilih submenu correlate, lalu

bivariate

c. Box variabel diisi skor butir pertanyaan dan skor total variabel (dilakukan

satu persatu konstruk)

d. Pilih coeficient correlation pearson

e. Tekan OK (muncul output SPSS)

Berikut ini adalah hasil dari pengujian validitas menggunakan bantuan

software SPSS versi 20 (lihat lampiran no. 12).

Dari hasil perhitungan software SPSS versi 20 tersebut, bila nilai korelasi

diatas 0,05 maka item tersebut valid. Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien

korelasi terendah adalah -0,548 dan yang tertinggi 0,702. Jadi, dapat dinyatakan

bahwa item yang valid sebanyak 31 item (dapat dilihat pada kolom Corrected

Item-Total Corelation) dan item yang invalid hanya 4 item. Berikut interpretasi

dari setiap itemnya:

Tabel 3.4

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

48

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Uji Validitas

No.

Item

Nilai

Korelasi Interpretasi Keterangan

No.

Item

Nilai

Korelasi Interpretasi Keterangan

1 0,529 Valid Digunakan 19 0,090 Valid Digunakan

2 0,263 Valid Digunakan 20 0,454 Valid Digunakan

3 0,449 Valid Digunakan 21 0,465 Valid Digunakan

4 0,553 Valid Digunakan 22 0,216 Valid Digunakan

5 0,554 Valid Digunakan 23 0,442 Valid Digunakan

6 0,547 Valid Digunakan 24 0,528 Valid Digunakan

7 0,333 Valid Digunakan 25 0,701 Valid Digunakan

8 0,366 Valid Digunakan 26 0,393 Valid Digunakan

9 -0,002 Invalid Tidak

digunakan 27 0,423 Valid Digunakan

10 0,453 Valid Digunakan 28 0,536 Valid Digunakan

11 0,421 Valid Digunakan 29 0,533 Valid Digunakan

12 0,004 Invalid Tidak

digunakan 30 0,702 Valid Digunakan

13 0,634 Valid Digunakan 31 0,680 Valid Digunakan

14 -0,057 Invalid Tidak

digunakan 32 0,407 Valid Digunakan

15 0,249 Valid Digunakan 33 0,609 Valid Digunakan

16 0,433 Valid Digunakan 34 -0,548 Invalid Tidak digunakan

17 0,595 Valid Digunakan 35 0,241 Valid Digunakan

18 0,604 Valid Digunakan

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010a, hlm. 221) menyatakan bahwa, “reliabilitas merupakan

persyaratan pokok dari instrumen pengumpulan data”. Hal ini berarti bahwa

instrumen tidak akan bisa dipakai tanpa melaksanakan uji reliabilitas terlebih

dahulu.

Sementara itu Sunyoto (2010, hlm. 83) mengungkapkan bahwa

“reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk”. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau

handal atau baik apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut

konsisten. Dapat dinyatakan bahwa reliabilitas harus menunjukan pada sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

49

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam uji reliabilitas, Sunyoto (2010, hlm. 84) menjelaskan bahwa,

“peneliti menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Perlu diketahui

bahwa pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu yakni repeated

measure atau pengukuran ulang dan one shot atau pengukuran sekali saja.”

Peneliti mengukur kehandalan butir pertanyaan dengan sekali

menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur

korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan

komputer program SPSS statistik 20 dengan fasilitas Cronbach Alpha (α). Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >

0,60. Adapun langkah analisisnya sebagai berikut:

a. Buka file data hasil penelitian yang akan diolah

b. Pilih menu statistic/analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih

reliability analysis

c. Masukkan skor pertanyaan tiap konstruk kedalam box items

d. Kemudian pilih alpha

e. Klik statistic, muncul windows reliability analysis statistic

f. Bagian descriptive for item, scale, scale if item deleted dan correlation

g. Kemudian klik continue

h. Klik OK (selesai)

Dalam uji realibilitas ini terdapat kriteria tinggi rendahnya koefisien

realibilitas instrument. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Azwar

(2012, hlm. 149) :

Tabel 3.5

Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Gulidford

Nilai Klasifikasi

< 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

50

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Sumber : Azwar (2012, hlm. 149)

Berikut ini adalah hasil dari pengujian reliabilitas menggunakan bantuan

software SPSS versi 20 :

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Menggunakan software SPSS versi 20

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of Items

,867 ,882 35

Dari uji reliabilitas ini dihasilkan, bahwa instrumen yang diujikan

memiliki nilai reliabilitas 0,867 (lihat pada kolom Cronbach’s Alpha). Data ini

menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabilitas tinggi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan

informasi atau keterangan mengenai suatu objek penelitian. Tujuan dari teknik

pengumpulan data adalah untuk memperoleh ukuran tentang pengaruh PAI dan

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan akhlak mulia siswa.

Dalam pelaksanaaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa

cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut

dengan istilah teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

yaitu dengan cara:

1. Angket

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

51

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012, hlm. 142) menjelaskan bahwa, “angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Pada tahap pelaksanaanya peneliti menyebarkan angket berisi daftar

pertanyaan dan pernyataan yang harus diisi siswa untuk mendapatkan skor akhlak

siswa. Angket ini disampaikan pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Lembang.

Bentuk angket yang diberikan kepada seluruh siswa yang tergabung dalam

keanggotaan dan kepengurusan Ikrisma (Ikatan Remaja Islam Mesjid Al-Amanah)

SMA Negeri 1 Lembang adalah angket tertutup dengan menggunakan kategori

Likert skala penilaian tiga, yaitu pada setiap pertanyaan telah disediakan alternatif

jawaban untuk dipilih oleh setiap responden.

Penggunaan angket tertutup dengan menggunakan kategori Likert skala

penilaian tiga dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan diantaranya

yaitu: a) sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu bersifat kuantitatif; b)

responden lebih leluasa dalam memberikan jawaban; c) waktu yang diperlukan

relatif singkat dalam penghimpunan data; d) pengumpulan data akan lebih efisien

ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengolahan data.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert,

yaitu dengan memberikan nilai pembobotan untuk setiap jenis pertanyaan yang

berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 93) “skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

fenomena sosial. Skor 3-2-1 digunakan untuk pertanyaan yang bersifat mendukung

dan skor 1-2-3 untuk pertanyaan yang bersifat tidak mendukung”.

Berikut adalah tabel pemberian skor terdapat dua bagian sesuai dengan

bentuk item apakah positif atau negatif.

Tabel 3.7

Pemberian Skor pada Instrumen

Bentuk

Item

Pemberian Skor

Sering Jarang Tidak Pernah

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

52

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

+

(Positif)

3 2 1

-

(Negatif)

1 2 3

Untuk pengkategorian interpretasinya, peneliti menggunakan tiga kategori

diagnosis untuk tingkat atau jenjangnya, adapun rumus tiga kategori ini adalah

sebagai berikut :

X < (µ - 1,0 𝜎) = Rendah

(µ - 1,0 𝜎) ≤ X < (µ + 1,0 𝜎) = Sedang

(µ + 1,0 𝜎) ≤ X = Tinggi

Sumber: Azwar (2012, hal. 149)

2. Dokumentasi

Arikunto (2010b, hlm. 274) menjelaskan bahwa,

metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Berbeda dengan metode lain,

metode dokumentasi ini tidak begitu sulit karena sumber data yang

diperoleh mash tetap dan tidak berubah.

Dalam mengumpulkan data, selain menggunakan angket dan wawancara,

peneliti juga menggunakan metode dokumentasi. Peneliti meminta data nilai mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) seluruh siswa kepada guru yang

bersangkutan. Kemudian setelah terkumpul data, peneliti mencari nilai siswa yang

aktif di ekstrakurikuler keagamaan untuk dijadikan nilai variabel penelitian yakni

variabel X1.

Selain itu, peneliti juga meminta berbagai data sekolah terutama data

ekstrakurikuler keagamaan untuk dimasukkan di penyajian data.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

53

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis Data

Peneliti disini menggunakan analisis regresi ganda. Oleh karena itu

persyaratan analisis regresi berganda menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik model regresi berganda meliputi uji multikolieritas, uji heteroskedastisitas,

uji normalitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Multikolieritas

Sunyoto (2010, hlm. 97) mengungkapkan,

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang

terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/ independent variable (x1, x2, x3,

x4,....xn ), dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/

pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi

(r).

Sunyoto (2010, hlm. 97) menambahkan bahwa, “dikatakan multikolieritas,

jika koefisien korelasi antar variabel bebas ( x1 dan x2, x2 dan x3, x3 dan x4, dan

seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain 0,50 eqn 0,90). Dikatakan tidak

terjadi multikolinieritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan”:

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara

statistik (α)

2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku

kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan

menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

Besar nilai tolerance :

α = 1 / VIF

Besar nilai variance inflation factor (VIF) :

VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan VIF hitung >

VIF

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

54

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α dan VIF

hitung < VIF

Sunyoto (2010, hlm. 98) menjelaskan mengenai cara mengatasi

multikolinieritas:

1) Menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai

koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan multikolinieritas.

2) Jika tidak dihilangkan (nomor 1) hanya digunakan untuk membantu

memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.

3) Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan menggunakan

logaritma natural (ln).

4) Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian, dan metode

regresi ridge.

Adapun yang peneliti gunakan untuk melakukan uji multikolieritas adalah

dengan menggunakan Statistik SPSS versi 20. Langkah-langkah pengujiannya

sebagai berikut:

1) Buka file data (atau sebelumnya buat dulu data mengenai satu variabel

terikat dan dua atau lebih variabel bebas)

2) Klik menu statistic/ analyze

3) Pilih submenu regression, klik linier

4) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)

5) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)

6) Klik method, pilih enter

7) Klik tombol statistic, akan muncul regression statistic:

Non aktifkan : estimates dan model fit

Aktifkan : covariance matrix dan collinieritas diagnotics

8) Klik continue

9) Klik OK (muncul output SPSS)

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

55

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau

tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.

Sunyoto (2010, hlm. 100) Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut

terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut

terjadi Heteroskedastisitas.

Sunyoto (2010, hlm. 100) kemudian menjelaskan persamaan regresi yang

baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Misalkan :

1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung

lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini

disebut homoskedastisitas

2) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung

tidak seragam atau sangat bervariasi, karena selisihnya besar, kejadian ini

disebut heteroskedastisitas

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik

scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu

X= Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat

(sumbu Y= Y prediksi – Y riil). Ketentuannya adalah:

1) Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan

data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik

origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.

2) Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola

yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

Adapun langkah pengujiannya peneliti menggunakan Statistik SPSS versi

20 sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sunyoto (2010, hlm. 101) sebagai

berikut :

1) Buka file data yang berisi variabel bebas dan variabel terikat

2) Klik menu statistic/ analyze

3) Pilih submenu regression, klik linier, muncul dialog linier regression

4) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

56

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)

6) Klik plots, muncul linier regression plots dan isikan :

7) Variabel SRESID disumbu Y

8) Variabel ZPRED disumbu X

9) Klik continue

10) Klik OK (muncul output SPSS)

c. Uji Normalitas

Sunyoto (2010, hlm. 103) mengungkapkan,

Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji

asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data

variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi

yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi bisa dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas

dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.

Uji asumsi klasik normalitas dalam diktat ini ada dua cara yang dibahas yaitu cara

statistik dan semi manual.

Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi

normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva

(skewness= α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis= α4) diperbandingkan

dengan nilai Z tabel.

Rumusan nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :

Z skewness = Skewness / 6 / N atau Zα3 = α3 / 6 / N

Rumusan nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :

Z kurtosis =kurtosis / 24 / N atau Zα3 = α4 / 24 / N

Dimana N = banyak data

Ketentuan analisis :

1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau

Zα4) < Z tabel

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

57

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Misalnya diketahui Z5% = 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau

dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z

hitung < 1,96

3) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z tabel.

4) Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96

Adapun langkah pengujian asumsi klasik normalitas Sunyoto (2010, hlm.

104)

dapat dilakukan semi manual, maksudnya kita dalam mencari nilai

skewness (α3) dan nilai kurtoris (α4) dari data variabel bebas (X) maupun

data variabel terikat (Y) menghitung dengan rumus yang ada dalam buku

statistik deskriptif, baru setelah ketemu nilainya, kemudian dicari Zα3 dan

Zα4 rumus di atas. Atau dapat pula melalui perhitungan komputer program

SPSS untuk mencari nilai skewness (α3) dan nilai kurtosis (α4)

Kemudian Sunyoto (2010, hlm. 104) menjelaskan langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1) Buka file data yang berisi variabel bebas dan variabel terikat

2) Klik menu statistic/ analyze, pilih deskriptive statistic

3) Klik frequencies

4) Kemudian masukkan data variabel (bebas atau terikat, hanya satu variabel

dulu diolah)

5) Klik tombol statistic, tandai √ pada skewness dan kurtosis

6) Tekan continue, kemudian OK

7) Muncul output SPSS

d. Uji Autokorelasi

Sunyoto (2010, hlm. 110) menjelaskan bahwa,

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah dan

autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi

tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru

timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode

t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi

dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

58

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terjadi autokorelasi positif, jika DW dibawah -2 (DW < -2)

Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan 2 atau -2 ≤

DW ≤ 2

Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2

Sunyoto (2010, hlm. 104) kemudian menjelaskan mengenai langkah

pengujian Durbin-Watson menggunakan statistik SPSS versi 20 sebagai berikut:

1) Buka file data

2) Klik menu statistic/ analyze, pilih regression, pilih linier

3) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)

4) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)

5) Case labels isikan : periode waktunya

6) Klik tombol statistic

7) Aktifkan durbin-watson

8) Tekan continue

9) Klik OK (muncul output SPSS)

2. Analisis Data

Untuk keperluan analisis data, peneliti menggunakan regresi sederhana

dan regresi ganda. Peneliti menggunakan kedua analisis ini adalah untuk

menjawab rumusan masalah nomor empat. Sunyoto (2010, hlm. 29)

mengungkapkan bahwa “analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat”. Selanjutnya Riduwan

dan Sunarto (2010, hlm. 96) menyebutkan :

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan

datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar

kesalahannya dapat diperkercil

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

59

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian Riduwan dan Sunarto (2010, hlm. 96) menjelaskan bahwa:

kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan

atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.

Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan

fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y).

Sunyoto (2010, hlm. 29) menjelaskan bahwa,

Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) terhadap

satu variabel terikat (Y) dinamakan analisis regresi linier sederhana yang

dirumuskan : Y = a + bX. Nilai konstanta dan nilai b adalah koefisien

regresi untuk variabel X. Dan apabila pengukuran melibatkan dua variabel

bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat dinamakan analisis regresi

berganda.

Riduan (2013, hlm. 155) mengungkapkan bahwa “analisis regresi ganda

adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk

meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau

lebih”. Kemudian Riduan (2013, hlm. 155) menjelaskan bahwa,

Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh

dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan

ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua

variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3),..... (Xn) dengan satu variabel

terikat.

Analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab rumusan masalah

nomor empat secara parsial. Sedangkan analisis regresi ganda digunakan untuk

menjawab rumusan masalah masih nomor empat secara ganda.

Asumsi dan arti persamaan regresi sederhana berlaku pada regresi ganda,

tetapi bedanya terletak pada rumusnya, sedangkan analisis regresi ganda dapat

dihitung dengan cara komputer dengan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 20 dan ada juga dengan menggunakan kalkulator atau

manual. Berikut persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

60

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

61

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

a = nilai konstanta dan b1, b2= nilai koefisien regresi variabel 𝑋1, 𝑋2

Sebenarnya secara statistik penggunaan nilai konstanta dilakukan jika

satuan-satuan variabel X dan variabel Y tidak sama. Sebaliknya jika variabel X

dan variabel Y baik linier sederhana maupun linier berganda mempunyai satuan

yang sama, maka nilai konstanta dihilangkan atau diabaikan dengan asumsi setiap

perubahan variabel Y akan proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas

(X) (Sunyoto, 2010, hlm. 29).

Dalam menganalisis, peneliti menghitung nilai yang didapatkan oleh

setiap responden diperoleh dengan menggunakan rumus sebagaimana yang

dirumuskan oleh Arikunto (2009, hlm. 236) sebagai berikut :

Jumlah Benar

Jumah item keseluruhan 𝑥 100%

Riduwan (2013, hlm. 155) menjelaskan mengenai langkah-langkah

menjawab regresi ganda sebagai berikut :

a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

b. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

c. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik

d. Hitung nilai-nilai persamaan b1, b2, dan a dengan rumus:

Rumus nilai persamaan untuk 2 variabel bebas cara pertama :

Y = a1 + b1 X1+b2 X2

X1Y = a X1 + b1 X12+ b2 X1 X2

X2Y = a X2 + b1 X1 X2 + b2 X22

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

62

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus nilai persamaan untuk dua variabel bebas cara kedua :

Tabel 3.8

Persamaan regresi ganda

Resp. X1 X2 Y X1 2 X2

2 Y2 X1Y X2Y X1X2

1

2

3

..

N

Statistik X1 X2 Y X1

2 X2 2 Y2 X1Y X2Y X1X2

Kemudian memasukkan hasil dari jumlah kuadrat ke persamaan b1, b2, dan a :

b1= X2

2 . X1Y − X1X2 .( X2Y)

X1 2 . X2

2 −( X1X2)2

b2= X1

2 . X2Y − X1X2 .( X1Y)

X1 2 . X2

2 −( X1X2)2

a = Y

𝑛− b1.

( X1)

𝑛− b2.

( X2)

𝑛

e. Mencari korelasi ganda dengan rumus:

(𝑅𝑥1𝑥2𝑦 ) = b1 . X1Y+b2 . X2Y

Y2

f. Mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus:

KP= (𝑅𝑥1𝑥1𝑦)2 . 100%

g. Menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan

rumus:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢〰𝑔 = 𝑅2(𝑛−𝑚−1)

𝑚 .(1−𝑅2)

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi ...repository.upi.edu/12607/6/S_PAI_1001367_Chapter3.pdf · 9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3 No. Nama

63

Firman Setiawan, 2014

PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAK MULIA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

n= jumlah responden

m=jumlah variabel bebas

Kaidah pengujian signifikansi :

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tolak Ho artinya signifikan dan

Fhitung ≤ Ftabel , maka terima Ho artinya signifikan

Dengan taraf signifikan: α = 0,05

Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus:

Ftabel = F 1 − α dk pembilang = m , dk penyebut = n − m − 1

h. Membuat kesimpulan