Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen.
Darmawan (2013:226) mengemukakan pendapatnya:
Penelitian eksperimen (experimental research) adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh
tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain.
Peneliti akan melakukan post-test yang dilaksanakan di kelas kontrol yaitu kelas yang tidak
mendapat perlakuan pembelajaran tutor sebaya dan di kelas eksperimen yang mendapat
perlakuan dengan pembelajaran tutor sebaya. Hasil dari post-test tersebut dibandingkan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan dari kelas yang diberikan perlakuan dengan yang
tidak diberikan perlakuan.
Menurut Sukardi (2007) “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Kemudian menurut Sugiyono (2010:108),
terdapat empat bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: Pre-
Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental
Design. Dalam penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental Design. Desain
penelitian dapat dilihat dalam pola dibawah ini:
(Darmawan, 2013:242)
Terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen (E) dan kelas kontrol (K).Kelas E selaku
kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu menerapkan pembelajaran tutor sebaya. Sementara
Kelompok Perlakuan Pasca Test
Eksperimen X O
Kontrol O
2
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kelas K selaku kelas kontrol tidak diberi perlakuan, tetapi pembelajaran berlangsung seperti
biasa. Setelah itu kedua kelas tersebut diberikan tes akhir (post-test) yang sama. Selanjutnya
hasil test akhir dari kedua kelas tersebut dibandingkan perbedaannya untuk mengetahui
pengaruh dari penerapan pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran akuntansi materi
jurnal penyesuaian.
Adapun prosedur atau langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran secara lisan, standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang akan diberikan.
b. Guru sekilas mengulang kembali materi-materi sebelumnya dan mengaitkan hubungan
dengan materi yang akan dijelaskan.
c. Guru menjelaskan secara singkat gambaran umum dari materi yang akan dipelajari dan
memberikan contoh agar siswa mudah memahami materi yang akan disampaikan
d. Guru menjelaskan tahapan metode pembelajaran Tutor Sebaya yang akan digunakan
ketika proses pembelajaran.
e. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara 4-5 siswa, sesuai latar belakang
kemampuan awal (prestasi belajar), dengan satu siswa yang memiliki prestasi lebih baik
sebagai tutor sebaya.
f. Pemilihan siswa yang bertugas sebagai tutor sebaya dipilih berdasarkan pertimbangan
guru yang dilihat dari kemampuan siswa pada proses pembelajaran dan berdasarkan nilai
hasil ulangan.
g. Tutor yang telah mendapatkan petunjuk, materi, dan bimbingan dari guru sebelumnya,
mulai mengajarkan materi keanggota kelompok
h. Masing-masing tutor membantu anggotanya mengerjakan soal diskusi kelompok yang
telah diberikan oleh guru, yang akan menjadi petunjuk atau kerangka diskusi bagi
kelompok agar kegiatan tutorial dapat terfokus.
i. Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan tutorial
(bimbingan) kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari, mengkoordinir
proses diskusi agar berlangsung aktif dan dinamis, menyampaikan permasalahan kepada
guru pembimbing apabila ada permasalahan saat pembelajaran berlangsung, mengatur
diskusi bersama anggota kelompok, melaporkan perkembangan akademis kelompoknya
3
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. Peran guru dalam
pembelajaran tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas.
Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa
j. Melakukan pembahasan soal diskusi sebagai tugas kelompok. Setiap anggota kelompok
mencocokkan hasil jawaban soal diskusi yang telah dikerjakan dengan bantuan tutor,
serta aktif mengeluarkanpendapat saat pembahasan.
k. Melaksanakan evaluasi belajar secara individu diakhir pembelajaran, untuk mengetahui
kemampuan kognitif siswa, serta sebagai umpan balik bagi guru. Saat evaluasi
berlangsung, siswa tidak diperbolehkan bekerjasama.
l. Melaksanakan posttest setelah melakukan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran
tutor sebaya di kelas eksperimen.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini termasuk kedalam populasi terhingga, yaitu populasi yang masih bisa
dihitung, populasi ini terdiri dari seluruh siswa kelas XII IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sudjana (2004: 66) “Sampel adalah Sebagian dari
populasi yang diambil menggunakan cara-cara tertentu”. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini didapat dengan teknik Nonprobability Sampling dengan Sampling Jenuh.
Menurut Riduwan (2009:64), “sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila
semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus”. Karena
hanya terdapat 2 Kelas XII IPS maka atas saran guru mata pelajaran akuntansi dan setelah
dilakukan uji homogenitas menunjukan keuda kelas tersebut homogen, peneliti mengambil
sampel dari siswa kelas XII IPS 1 sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 26
orang dan siswa kelas XII IPS 2 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 27 orang.
C. Operasionalisasi Variabel
4
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2010:58) “Operasional Variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Variabel dalam penelitian ini yaitu hasil belajar. Hasil belajar siswa yang diberi
perlakuan dengan metode pembelajaran tutor sebaya yang kemudian dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang tidak diberi perlakuan metode pembelajaran tutor sebaya, untuk
mengetahui apakah metode pembelajaran tutor sebaya dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa atau tidak.
Operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Keterangan
Hasil belajar siswa yang
menerapkan pembelajaran tutor
sebaya
Nilai post-test setelah
mendapat
perlakuan/treatment
Interval
Hasil belajar siswa yang tidak
menerapkan pembelajaran tutor
sebaya/ pembelajaran
konvensional
Nilai post-test tanpa
mendapat
perlakuan/treatment
Interval
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan pada suatu
penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan sehubungan dengan penelitian tersebut,
sehingga memperoleh data yang diperlukan.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah melalui tes. Menurut Arikunto (2010:53) “tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang telah ditentukan.” Pelitian ini menggunakan instrumen tes berupa soal uraian
berjumlah 8 butir soal dengan materi ayat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang untuk
mengukur hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengujian Instrumen
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes. Menurut Arikunto (2012 : 53) “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
telah ditentukan”
5
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sebelum instrumen diujikan pada penelitian, instrumen yang berupa tes harus diuji
cobakan terlebih dahulu. Dalam pengujian instrumen harus dilakukan perhitungan reliabilitas,
validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Uji instrumen ini dilakukan di SMA
YADIKA CIREBON yang dilakukan di kelas XII IPS. Peneliti memilih sekolah tersebut
untuk melakukan uji instrumen atas beberapa pertimbangan diantaranya karena sekolah yang
dipilih untuk melakukan penelitian hanya terdapat dua kelas. Yaitu kelas XII IPS 1 dan XII
IPS 2 sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan uji instrumen disekolah yang sama.
Disamping itu, kedua sekolah tersebut setara dengan memiliki akreditasi yang sama.
1. Uji Reliabilitas
Reabilitas tes berkaitan dengan tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Menurut Arikunto (2012:100) “suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap”.
Untuk mencari reliabilitas peneliti menggunakan software Anates V4 yang
diperkenalkan oleh Kartono& Wibisono Y. Anates ini bermanfaat untuk mengetahui hasil
reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda.
Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan nilai dengan taraf
signifikansi α = 0,05.
Kaidah Keputusan:
- Jika artinya item soal reliabel.
- Jika artinya item soal tidak reliabel
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates V4,
didapatkan bahwa sebesar 0,810 dan sebesar 0,361 atau dengan
α = 0,05 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Artinya soal tes yang digunakan
dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang tetap walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda.
2. Uji Validitas Item
Menurut Arikunto (2012:79) disebutkan bahwa “data evaluasi yang baik sesuai
dengan kenyataan disebut data valid”. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan
6
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Dengan demikian kata valid
dapat diartikan tepat, benar, sahih, absah, sehingga kata validitas dapat diartikan ketepatan,
kebenaran, kesahihan, atau keabsahan dari data.
Tes yang akan diberikan kepada siswa merupakan tes dalam bentuk soal uraian.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas peneliti menggunakan software anates yang
diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y agar lebih mudah dan lebih valid.
Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan dengan taraf
signifikansi yang dipakai α = 0.05
Kaidah keputusan :
- Jika artinya item soal valid
- Jika artinya item soal tidak valid
Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, hasil perhitungan
yang didapatkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal
Nomor Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,727 0,361 Valid 2 0,549 0,361 Valid
3 0,578 0,361 Valid
4 0,653 0,361 Valid 5 0,562 0,361 Valid
6 0,661 0,361 Valid 7 0,824 0,361 Valid
8 0,624 0,361 Valid
(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
Dari tabel 3.9 dapat dilihat dari 8 item soal, jumlah soal yang valid ada 8 item. Maka
dari itu semua soal yang valid akan digunakan saat pelaksanaan post test pada akhir
pertemuan setelah melakukan penelitian. post test digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Arikunto (2012 : 223), menyebutkan bahwa:
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya.
7
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks
kesukaran. Bilangan tersebut adalah blangan real pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal
dengan index kesukaran mendekati 0,00 berarti soal tersebut terlalu susah, sebaliknya soal
dengan index kesukaran 1,00 berarti terlalu mudah.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari masing masing butir soal digunakan rumus
sebagai berikut:
P =
(Arikunto 2012 : 223)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.3
Klasifikasi index kesukaran
Indeks Kesukaran Interprestasi harga indeks kesukaran
0,01 <P ≤0,30
0,30 <P ≤ 0,70
0,70 <P≤ 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan software Anates V4, maka
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Soal Indeks Kesukaran (P) Keterangan
1 0,66 Sedang
2 0,66 Sedang
3 0,62 Sedang
4 0,70 Sedang
5 0,65 Sedang
6 0,73 Mudah
8
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7 0,77 Mudah
8 0,73 Mudah
(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
Dari tabel 3.4 dapat dilihat dari 8 butir soal, 3 soal dinyatakan memiliki tingkat
kesukaran yang mudah, 5 soal dinyatakan memiliki tingkat kesukaran yang sedang.
4. Uji Daya Pembeda
Uji Daya pembeda digunakan untuk menguji kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa pandai dengan siswa berkemampuan rendah. Menurut Arikunto
(2012:226) “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah”.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper
group) dan kelompok bawah (lower group). dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
D = PA – PB =
-
(Arikunto 2012 : 228)
Keterangan :
D : Daya Pembeda
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menghitung interpretasi daya pembeda digunakan kriteria berikut ini:
Tabel 3.5
9
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Interpretasi Daya Pembeda
D Interprestasi Daya Pembeda
0,01 – 0.20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
Negatif
Jelek (poor)
Cukup (Satisfactory)
Baik (Good)
Baik Sekali (Excellent)
Semua Tidak Baik
(Arikunto 2012 : 232)
Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, maka didapatkan
data sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal
Nomor Soal Indeks Diskriminasi (D) Keterangan
1 0,23 Cukup
2 0,33 Cukup
3 0,21 Cukup
4 0,26 Cukup
5 0,30 Cukup
6 0,28 Cukup
7 0,35 Cukup
8 0,25 Cukup
(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
Dari tabel 3.11 dapat dilihat dari 8 butir soal, 8 soal dinyatakan cukup baik untuk
digunakan saat pelaksanaan post test pada akhir penelitian sebagai alat ukur untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran yang telah dilakukan.
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik Analisis Data
10
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum
memiliki makna sehingga harus diolah terlebih dahulu. Karena data yang diperoleh melalui
eksperimen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melalui teknik statistik.
a. Uji Homogenitas
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum penelitian dilakukan. Uji homogenitas dihitung
sebagai berikut:
Langkah-langkah Menguji Homogenitas Varians:
1. Mencari kedua varians yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2 sebagai berikut:
Varians Kelas XII IPS 1
Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 100
Skor terkecil = 48
Langkah 2. Mencari nilai Rentang (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
R = 100 – 48
R = 52
Langkah 3. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
BK = 1 + 3,3 (1,41)
BK = 1 + 3,3 (1,41)
BK = 1 + 4,65
BK = 5,65 ≈ 6
Langkah 4. Mencari nilai panjang kelas (i)
=
= 8,67 ≈ 9
Langkah 5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Tabel 3.7
Tabel Penolong
No Kelas
Interval f
Nilai Tengah (
)
f. f.
1 48 – 56 10 52 2.704 520 27.040
11
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2 57 – 65 5 61 3.721 305 18.605
3 66 – 74 1 70 4.900 70 4.900
4 75 – 83 3 79 6.241 237 18.723
5 84 – 92 4 88 7.744 352 30.976
6 93 – 101 3 97 9.409 291 28.227
Jumlah 26 1.775 128.471
Langkah 6. Mencari simpangan baku (Standar Deviasi)
s = √ ∑ ∑
= √
= √
s = √
= √ = 17,08
Maka Varians (S) kelas XII IPS 1
S = = 17,082 = 291,73
Varians Kelas XII IPS 2
Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 98
Skor terkecil = 52
Langkah 2. Mencari nilai Rentang (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
R = 98 – 52
R = 46
Langkah 3. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
BK = 1 + 3,3 Log (26)
BK = 1 + 3,3 (1,43)
BK = 1 + 4,719
BK = 5,719 ≈ 6
Langkah 4. Mencari nilai panjang kelas (i)
i =
=
= 7,6 ≈8
Langkah 5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Tabel 3.8
Tabel penolong
12
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
No Kelas
Interval f
Nilai Tengah
( )
f. f.
1 52 – 59 10 55,5 3.080,25 555 30.802,50
2 60 – 67 5 63,5 4.032,25 317,5 20.161,25 3 68 – 75 2 71,5 5.112,25 143 10.224,50
4 76 – 83 3 79,5 6.320,25 238,5 18.960,75 5 84 – 91 2 87,5 7.656,25 175 15.312,50
6 92 - 99 5 95,5 9.120,25 477,5 45.601,25
Jumlah 27 1.906,5 141.062
Langkah 6. Mencari simpangan baku (Standar Deviasi)
s = √ ∑ ∑
, = √
= √
s = √
= √ = 15,73
Maka Varians (S) kelas XII IPS 2
S = = 15,742 = 247,74
Tabel 3.9
Nilai Varians
Nilai Varians Sampel XII IPS 1 XII IPS 2
Standar Deviasi (s) 17,08 15,73
Varians (S) 291,73 247,75
Sampel (n) 26 27
2. Memasukkan angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel Uji Bartlet.
Tabel 3.10 Tabel Uji Bartlet
Sampel dk = (n-1)
(dk)
XI IPS 1 dk = 26 – 1 = 25 291,73 2,46 61,62 XI IPS 2 dk = 27 – 1= 26 247,75 2,39 62,24
Jumlah = 2 ∑ (ni – 1) = 51 - - ∑ (dk) = 123,86
3. Menghitung varians gabungan dari kedua sampel yang diteliti.
13
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
S2 = (
)
S2 =
S2 =
S2 =
= 269,33
3. Menghitung log S2
Log S2 = 2,43
4. Menghitung nilai B
B= (log S2) x ∑ (ni – 1)
B= 2,43 x 51
B= 123,94
5. Menghitung nilai 2hitung
2hitung = (lon 10) [B - ∑(db) log Si
2]
2hitung = (2,30) [123,94 – 123,86 ]
2hitung = 2,30 x [0,08]
2hitung = 0,194
6. Bandingkan nilai 2hitung dengan 2
tabel , untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1 =
2-1= 1. Maka didapatkan 2tabel = 3,841. Dibandingkan dengan 2
hitung ≤ 2tabel = 0,194 ≤
3,841 maka kedua data homogen.
Setelah dilakukan perhitungan uji homogenitas, maka didapatkan hasil kedua data
homogen yang artinya kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama.
b. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh berdistribusi
normal atau tidak. Pengukurannya dengan menggunakan rumus chi- kuadrat dengan langkah-
langkah sebagai Berikut langkah-langkah pengujian normalitas data dengan distribusi Chi
Kuadrat adalah sebagai berikut:
1. Menentukkan skor terbesar dan skor terkecil
2. Menentukkan rentangan (R)
14
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
(Riduwan, 2013:180)
3. Menentukkan banyaknya kelas (BK)
(Riduwan, 2013:180)
4. Menentukkan panjang kelas (
(Riduwan, 2013:180)
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Tabel 3.11
Tabel Penolong
No Kelas
Interval F
Nilai Tengah
(Xi) Xi
2 f. Xi f.Xi2
(Riduwan, 2013:180)
6. Mencari rata- rata atau mean
∑
(Riduwan, 2013:180)
7. Mencari simpangan baku (S)
s =√ ∑
∑
(Riduwan, 2013:181)
8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukkan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5
b. Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :
(Riduwan, 2013:181)
15
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dan 0 – Z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu
angka baris 1 dikurangi baris 2, angka baris 2 dikurangi angka baris 3 dan begitu
seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan
dengan angka pada baris berikutnya.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden (n).
Tabel 3.12
Tabel Daftar Frekuensi
No Batas
Kelas Z Luas O– Z
Luas Kelas
Tiap Interval fe f0
(Riduwan, 2013:182)
9. Menghitung Chi Kuadrat ) dengan rumus:
∑
(Riduwan, 2013:182)
10. Membandingkan ( ) dengan (
)
dimana dan derajat kebebasan
Kaidah keputusan :
- Jika
> artinya data berdistribusi tidak normal
Jika
≤ artinya data berdistribusi normal
2. Pengujian Hipotesis
Dalam uji hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan Sundayana
(2010:28), diantaranya :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang
menerapkan pembelajaran tutor sebaya dengan yang tidak menerapkan pembelajaran
tutor sebaya
16
Riska Kusuma Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Ha: = Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menerapkan
pembelajaran tutor sebaya dengan yang tidak menggunakan metode tutor sebaya
2. Menentukan nilai t tabel menggunakan rumus :
√
dengan
= √
3. Menentukan nilai =
4. Kriteria pengujian hipotesis :
Jika : < maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara
hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran tutor sebaya dengan yang
tidak menerapkan pembelajaran tutor sebaya.
Jika : > maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara hasil
belajar siswa yang menerapkan pembelajaran tutor sebaya dengan yang tidak
menerapkan pembelajaran tutor sebaya.