Upload
dangkiet
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tidak dapat terlepas dari cara atau teknik yang
mesti digunakan dalam memecahkan masalah yang diteliti. Cara atau teknik
tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian. Suharsimi Arikunto
(1990 : 134) mendefinisikan metode penelitian sebagai cara-cara yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sementara itu Sugiyono (2009: 3)
menyatakan bahwa,
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.
Berdasarkan penjelasan di atas, kedudukan metode penelitian sangatlah
penting untuk memecahkan masalah yang diteliti. Suatu penelitian memerlukan
metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik
masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey
deskriptif dan asosiatif. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni
untuk memperoleh keterangan tentang bagaimana hubungannya kompetensi
pedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap
hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan nilai harian dan nilai raport siswa
pada mata pelajaran Penjas. Sugiyono (2008:14) mengemukakan bahwa:
37
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Dalam pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan metode
survey eksplanatori. Metode survey eksplanatori ialah metode penelitian yang
digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi
dan hubungan antar variabel. (Sugiyono, 2009: 7).
Yang dimaksud dengan teknik penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lain. (Sukmadinata, 2006: 72).
Penggunaan metode penelitian deskriptif asosiatif ini ditujukan agar dapat
terungkap secara empirik dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa MTs di Kabupaten Sumedang pada bidang studi Penjas. Dalam
penelitian ini dipergunakan dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi).
Adapun statistik inferensial digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi dan regresi.
38
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik statistik korelasi untuk menguji hipotesis asosiatif, teknik ini
digunakan untuk mengungkapkan kekuatan hubungan antara variabel penelitian,
sedangkan analisis regresi dipergunakan untuk mengungkapkan hubungan kausal
atau fungsional (Sugiyono, 2006: 243).
Desain penelitian yang dapat digambarkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian Ganda dengan Dua Variabel Indepeden
menurut Sugiyono (2009)
Keterangan :
X1
= Kompetensi pedagogik guru Penjas
X2
= Kompetensi profesional guru Penjas
Y1 = Nilai harian siswa
Y2 = Nilai raport siswa
Y
= Hasil belajar siswa
X1
X2
Y1
Y2
Y
rx1y1
rx2y1
rx1y2
rx2y2
Ԑ
Rx1x2y
R2x1x2y
Rx1x2y1
R2
x1x2y1
Rx1x2y2
R2
x1x2y2
Ԑ
Ԑ
rx1y
rx2y
39
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Arikunto (1998:115) memberikan pengertian tentang populasi yaitu
keseluruhan subjek penelitian. sedangkan Sugiyono, (2007:57) memberikan
pengertian populasi sebagai berikut.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya…populasi bukan hanya
orang, akan tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa populasi dalam
penelitian meliputi segala sesuatu yang akan terjadi pada subjek atau objek
penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini, maka
populasi dalam penelitian ini adalah 54 orang guru Penjas kelas VIII MTs swasta
di Kabupaten Sumedang.
Gambaran secara detail populasi guru Penjas kelas VIII MTs Swasta di
Kabupaten Sumedang adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 3.1
Gambaran Populasi Guru Penjas Kelas VIII MTs Swasta di Kab. Sumedang
Tahun Ajaran 2011 – 2012
NO Nama Madrasah Kecamatan Jml
Guru
Jumlah
Anak Didik JML
Lk Pr
1 MTsS Yasta Bunter, Cimanggung Cimanggung 1 40 37 77
2 MTsS Al-Irfan Tanjungsari 1 30 44 74
3 MTsS Ma'arif Tanjungsari Tanjungsari 1 65 78 143
4 MTsS Muhammadiyah
Tanjungsari Tanjungsari 1 70 78 148
5 MTsS Nurul Aiman, Tanjungsari Tanjungsari 1 13 12 25
6 MTsS Nurul Huda Tanjungsari 1 21 11 32
7 MTsS Ma'arif Pasir Biru Rancakalong 1 15 7 22
40
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 MTsS YWPPS Sukamaju Rancakalong 1 28 24 52
9 MTsS Al- Fajar Sumedang Sumedang Selatan 1 19 15 34
10 MTsS Persis Sumedang Selatan Sumedang Selatan 1 20 19 39
11 MTsS Khoirul Usroh Sumedang Utara 1 6 7 13
12 MTsS Ma'arif Sumedang Sumedang Utara 1 34 28 62
13 MTsS Plus An-Nuur Sumedang Utara 1 13 11 24
14 MTsS Al- Marzuqiyyah Sumedang Utara 1 9 8 17
15 MTsS Cibogo Darmaraja Darmaraja 1 18 15 33
16 MTsS Ma'arif Sukanagara Darmaraja 1 22 32 54
17 MTsS YKDC, Darmaraja Darmaraja 1 18 16 34
18 MTsS Al- Jauhar Wado 1 12 9 21
19 MTsS Ma'arif Cikareo Wado 1 36 24 60
20 MTsS Al-Irsyad Surian 1 19 14 33
21 MTsS Darul Faizin, Tomo 1 6 6 12
22 MTsS Al- Mubarok Conggeang 1 17 18 35
23 MTsS Asyrofuddin, Conggeang Conggeang 1 21 23 44
24 MTsS Rohmatul Ummah Conggeang 1 15 9 24
25 MTsS GUUPI Cileuksa, Paseh Paseh 1 9 8 17
26 MTsS Ma'arif Sidaraja, Paseh Paseh 1 21 28 49
27 MTsS Salafiyah Bangkok, Paseh Paseh 1 13 20 33
28 MTsS Ma'rif Cibeureum,
Cimalaka Cimalaka 1 47 37 84
29 MTsS Al- Hikam, Tanjungkerta Tanjungkerta 1 28 32 60
30 MTsS Darul Hikmah,
Tanjungkerta Tanjungkerta 1 56 33 89
31 MTsS Muhammadiyah Sukadana Tanjungkerta 1 17 26 43
32 MTsS Adzkiya MH Buahdua 1 11 7 18
33 MTsS As- Sarfah, Cibugel Cibugel 1 18 16 34
34 MTsS Mifahusaadah Pamulihan 1 17 21 38
35 MTsS Muhammadiyah Babakan
loa Pamulihan 1 34 16 50
36 MTsS Persis 40 Sarongge Pamulihan 1 20 10 30
37 MTsS Al- Hikmah Cisarua 1 12 14 26
38 MTsS Uswatun Hasanah Cisarua 1 11 11 22
39 MTsS Al- Falahiyyah Ganeas 1 16 18 34
40 MTsS Muhammadiyah kirisik Jatinunggal 1 36 33 69
41 MTsS Al-Falah Jatinangor 1 25 32 57
42 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor 1 100 200 300
43 MTsS Plus Darul Hufadz Jatinangor 1 35 29 64
44 MTsS As- Sa'adah Sukasari 1 43 43 86
45 MTsS Muhammadiyah Cikaramas Tanjungmedar 1 81 52 133
46 MTsS Thursina Tanjungmedar 1 5 9 14
47 MTsS Al-insan Tanjungmedar 1 9 5 14
48 MTsS Darurohman Cimanggung 1 10 11 21
49 MTsS SA Bani Mahfudz Pamulihan 1 3 11 14
50 MTsS Riyadul Muta'alimin Jatinunggal 1 8 15 23
51 MTsS Satu Atap Cilengkrang Wado 1 24 25 49
52 MTsS Riyadul Fallah Tanjungmedar 1 11 8 19
53 MTsS Al Amin Tanjungsari Tanjungsari 1 10 10 20
54 MTsS Miftahul Huda Sumedang Selatan 1 4 2 6
55 MTsS Istighfarlah Sumedang Selatan
0
56 MTsS Terpadu Darul Qur'an Cimalaka
0
Jumlah 54 1301 1327 2628
41
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel Penelitian
Dalam metodologi penelitian, kelompok besar subjek penelitian disebut
dengan populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok
yang mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel
penelitian. Dengan kata lain, sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2009: 91).
Pengertian sampel menurut Riduwan (2010: 56) mengatakan bahwa: “Sampel
adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Dari total populasi 54 orang guru Penjas yang tersebar di 56 MTs Swasta
yang ada di Kabupaten Sumedang, maka peneliti hanya mengambil sampel 10
orang guru saja yang mewakili MTs Swasta se Kabupaten Sumedang berdasarkan
cluster sampling (area sampling). Teknik pengambilan sampel dengan cluster
sampling (area sampling) ini dilakukan mengingat luasnya area/daerah populasi
yang akan digunakan sebagai sumber data.
Adapun penentuan jumlah sampel siswa sebagai anak didik masing-masing
guru bersangkutan untuk mendapatkan data variabel hasil belajar siswa dilakukan
berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku
(Sugiyono, 2009: 99). Dengan jumlah total siswa kelas VIII MTs Swasta se
Kabupaten Sumedang yang berjumlah 2.628, pada taraf kesalahan 5%, maka
jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang (dibulatkan menjadi
300 orang).
42
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengambilan sampel siswa dilakukan secara Proportionate Random
Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara
proporsional dari sepuluh sekolah tempat mengajar masing-masing guru yang
dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel siswa secara proporsional
berdasarkan jumlah populasinya dihitung menggunakan rumus berikut.
(Riduawan, 2008: 262)
Keterangan :
N = ukuran populasi
Ni = ukuran populasi stratum ke 1
n = ukuran sampel keseluruhan
ni = ukuran sampel
Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, penarikan jumlah sampel
siswa pada masing-masing sekolah yang dijadikan sampel penelitian secara
proporsional, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rekapitulasi Sampel Penelitian
Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang
Tahun Ajaran 2011 – 2012
NO Nama Madrasah Kecamatan Nama
Guru
Sampel Siswa
Populasi Perhitungan Sampel
1 MTsS Ma'arif
Sumedang
Sumedang
Utara Maman 62
1073
62x 300 17
2
MTsS
Muhammadiyah
Tanjungsari
Tanjungsari Fitri 148 1073
148x 300 41
3 MTsS YWPPS
Sukamaju Rancakalong
Zaki
Fuad
Nasir,
S.Ag.
52 1073
52x 300 15
4 MTsS Ma'rif
Cibeureum, Cimalaka Cimalaka
Cece
Sukarna,
S.Pd.
84 1073
84x 300 23
43
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 MTsS Darul Hikmah,
Tanjungkerta Tanjungkerta
M. Hisam
Saumon,
S.Pd.
89 1073
89x 300 25
6
MTsS
Muhammadiyah
Babakan loa
Pamulihan
Jajang
Selamet,
S.Pd.
50 1073
50x 300 14
7
MTsS
Muhammadiyah
kirisik
Jatinunggal Yudi
Mulyadi 69
1073
69x 300 19
8 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor
Banban
Sutaeban,
S.Pd.I
300 1073
300x 300 84
9 MTsS As- Sa'adah Sukasari Nandang,
S.Pd.I 86
1073
86x 300 24
10
MTsS
Muhammadiyah
Cikaramas
Tanjungmedar Ahmad
Budiman 133
1073
133x 300 37
Jumlah 1073 300
C. Definisi Operasional Variabel
Sebelum hubungan-hubungan antar variabel diadakan pengujian maka
setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Yang
dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek
penelitian (Arikunto, 2002: 106). Variabel-variabel dalam penelitian ini
bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir
yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep
disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi
pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan
adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang
dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari
setiap variabel sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan
derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan.
44
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003: 46) memberikan pengertian
tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi
operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan
satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kompetensi
pedagogik guru Penjas dan kompetensi profesional guru Penjas, sedangkan
variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional adalah
sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik didefinisikan sebagai kemampuan guru yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan
pembelajaran. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan
mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan
mengajar. (Alma, 2008: 141). Untuk mengukur kompetensi pedagogik
digunakan instrument berupa tes uji kompetensi pedagogik diambil dari
45
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
2. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang
dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan
keraguan. (Alma, 2008: 142). Untuk mengukur kompetensi professional
digunakan instrument berupa tes uji kompetensi professional diambil dari
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009 : 22). Sedangkan Benyamin
Bloom (Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi klasifikasi hasil
belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
Untuk mengukur penilaian hasil belajar menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 64
menyebutkan penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam bentuk ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
Merujuk pada pemaparan tersebut, dalam penelitian ini untuk hasil belajar
siswa diambil dari nilai harian dan nilai Raport.
Definisi operasional variabel sebagaimana diuraikan di atas, dapat pula
digambarkan melalui tabel berikut.
46
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian
Konsep
Empiris Konsep Analitis
Sumber
Data
/Sampel
Skala
Data
Kompetensi
Pedagogik
Guru Penjas
(X1)
kemampuan
guru yang
berkenaan
dengan
pemahaman
terhadap
peserta didik
dan
pengelolaan
pembelajaran
Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan
guru Penjas dalam hal pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.
Instrument yang digunakan sesuai dengan
standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 16 Tahun 2007.
Kepala
Sekolah
& Guru
Ordinal
Kompetensi
Profesional
Guru Penjas
(X2)
kemampuan
penguasaan
materi
pelajaran
secara luas
dan
mendalam.
Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan
guru Penjas dalam hal penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam, serta
metode dan teknik mengajar yang sesuai dan
dipahami oleh siswa, mudah ditangkap, serta
tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan.
Instrument yang digunakan sesuai dengan
standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 16 Tahun 2007.
Kepala
Sekolah
& Guru
Ordinal
Hasil
Belajar
Penjas
Siswa (Y)
kemampuan-
kemampuan
yang dimiliki
siswa setelah
menerima
pengalaman
belajarnya
Hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai
harian dan nilai raport pada mata pelajaran
Penjas
Guru &
Siswa
Interval
D. Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan pengumpulan data.
Instrumen pengumpul data digunakan untuk menggali keterangan dan
memperoleh data mengenai variabel-variabel yang diukur/diteliti. “Data tersebut
dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data”
(Usman dan Setiady Akbar, 2006: 54). Data yang akan dikumpulkan dapat berupa
angka-angka keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang
berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat
47
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang
diteliti.
Adapun variabel yang diteliti mencakup kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Penjas serta hasil belajar siswa. Maka data yang
perlu dikembangkan adalah data tentang kompetensi pedagogik juga kompetensi
profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu
ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.
Alat pengumpul data dikembangkan berupa angket dengan alternatif
jawaban untuk masing-masing variabel dengan pengukuran menggunakan Skala
Likert. Sedangkan katagori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis
kuantitatif maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari 1 sampai
5 . Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner (Riduwan, 2010: 12).
Adapun 5 alternatif jawaban untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (X1)
DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO
ITEM
1. Menguasi
karakteristik peserta
didik dari aspek fisik,
moral, spiritual,
sosial, kultural,
emosional, dan
intelektual
a. Memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
social-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial budaya.
b. Mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam mata pelajaran penjas
c. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta
didik dalam mata pelajaran penjas
1
2
3
48
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguasai teori
belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3. Mengembangkan
kurikulum yang
terkait dengan mata
pelajaran penjas
4. Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik.
d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran penjas.
a. Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik terkait dengan mata pelajaran
penjas.
b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran penjas.
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum
b. Menentukan tujuan pembelajaran penjas
c. Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
penjas
d. Memilih materi pembelajaran yang diampu
yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
e. Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik
f. Mengembangkan indikator dan instrument
penilaian
a. Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik.
b. Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran
c. Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan didalam
kelas, labolatorium, maupun lapangan.
d. Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dikelas, dilabolatorium, dan
dilapangan dengan memperhatikan strandar
keamanan yang dipersyaratkan.
e. Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran penjas untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
49
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Memfasilitasi
pengembangan
potensi peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki.
7. Berkomunikasi
secara efektif,
empatik, dan santun
dengan peserta didik
8. Menyelenggarakan
penilaian dan
evaluasi proses dan
hasil belajar
f. Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan
situasi yang berkembang.
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran penjas
a. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong peserta
didik mencapai prestasi secara optimal
b. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk
kreatifitasnya.
a. Memhami berbagai strategi berkomunikasi
yang efektif, empatik dan santun, secara
lisan, dan/atau bentuk lain
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa
yang has dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang
terbangun secara siklikal dari (a)penyiapan
kondisi pisikologis peserta didik untuk
ambil bagian dalam permainan melalui
bujukan dan contoh, (b). ajakan kepada
peserta didik untuk ambil bagian, (c)
respon peserta didik terhadap ajakan guru,
dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta
didik, dan seterusnya.
a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran penjas
b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran penjas
c. Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
d. Mengembangkan instrument penilaian dan
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
50
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan
evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran.
10 .Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
evaluasi proses dan hasil belajar
e. Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan
dengan menggunakan berbagai instrument
f. Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan
g. Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
a. Menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar
b. Menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan
c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan
d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan
b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan pem
belajaran dalam mata pelajaran penjas
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
mata pelajaran penjas.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Keterangan :
Kompetensi Pedagogik Guru (X1) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
51
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas (X2)
DIMENSI INDIKATOR – INDIKATOR NO
ITEM
1. Menguasai
materi, struktur,
konsep, dan pola
pikir keilmuan
yang mendukung
mata pelajaran
yang diampu
2. Menguasai
standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
mata pelajaran
penjas
3. Mengembangkan
materi
pembelajaran
penjas secara
kreatif
4. Mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan
dengan
a. Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan
jasmani termasuk etika sebagai aturan dan
profesi
b. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan
jasmani
c. Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara
struktur dan fungsinya
d. Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik
manusia
e. Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek
dari kinerja latihan
f. Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja
manusia, termasuk motivasi dan tujuan,
kecemasan dan stress, serta persepsi diri
g. Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri,
termasuk dinamika social; etika dan perilaku
moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis
kelamin
h. Menjelaskan teori perkembangan gerak,
termasuk aspek-aspek yang mempengaruhinya
i. Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk
tetertermasuk keterampilan dasar dan kompleks
dan hubungan timbale balik di antara domain
kognitif, afektif dan psikomotorik
a. Memahami standard kompetensi mata pelajaran
penjas
b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran
penjas
c. Memahami tujuan pembelajaran penjas
a. Memilih materi pembelajaran penjas sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
b. Mengolah materi pelajaran penjas secara kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik
a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri
secara terus menerus
b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
peningkatan keprofesionalan
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
52
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan
tindakan reflektif
5. Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi
untuk
mengembangkan
diri
peningkatan keprofesionalan
d. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari
berbagai sumber
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berkomunikasi
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri
18
19
20
Keterangan :
Kompetensi Profesional Guru (X2) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa (Y)
Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran
Hasil Belajar
Penjas
Ketercapaian hasil belajar
sesuai dengan tujuan
pembelajaran, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur
aspek kognitif peserta didik
pada mata pelajaran Penjas.
Nilai harian
dan Nilai
Raport
Keterangan : Penilaian Hasil Belajar Penjas Siswa (Y) dikembangkan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
E. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian
instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 10 orang
sampel uji coba yang diambil secara acak dari sampel penelitian.
1. Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (1998: 160) menyatakan “validitas ialah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Suatu
53
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
isntrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun prosedur pengujian
validitas item instrumen penelitian adalah sebagai berikut.
a. Memberikan skor atas masing-masing jawaban responden pada setiap item
pernyataan sesuai dengan bobot yang telah ditentukan (5 = Selalu; 4 = Sering;
3 = Kadang-kadang; 2 = Jarang; dan 1 = Tidak pernah).
b. Menjumlahkan skor masing-masing responden untuk seluruh pernyataan yang
mewakili variabel penelitian.
c. Menghitung total skor seluruh responden untuk setiap item pernyataan (∑X).
d. Menghitung total skor seluruh responden untuk seluruh item yang telah
dijumlahkan (∑Y).
e. Menghitung nilai kuadrat dari tiap skor jawaban responden pada masing-
masing item (X2), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden
(∑X2).
f. Menghitung nilai kuadrat dari jumlah skor masing-masing responden untuk
seluruh pernyataan yang mewakili variabel penelitian (Y2), kemudian
menjumlahkannya untuk seluruh responden (∑Y2).
g. Menghitung hasil kali skor item dengan skor total untuk masing-masing
responden (XY), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden
(∑XY).
54
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Setelah diketahui nilai ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑Y
2, dan ∑XY dari masing-masing
item pernyataan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai-nilai
tersebut ke dalam rumus Product Moment dari Pearson berikut ini.
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
dimana:
rxy = koefisien korelasi product moment dari Pearson
X = skor item
Y = skor total
N = jumlah responden
Selanjutnya, untuk melihat signifikansi validitas yang dihasilkan, maka
nilai rxy dihitung dengan uji-t, yaitu:
)1(
)2(
2r
nrt
xy
hit
dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.
Dalam hal ini, uji coba instrumen penelitian variabel kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru dilakukan terhadap sampel uji coba
sepuluh orang kepala sekolah yang ada di Madrasyah Tsanawiyah Sumedang.
Hasil uji validitas instrumen tersebut adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel
berikut.
Tabel 3.7
Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian
Variabel Jumlah
Item
Item
Tidak Valid
Jumlah
Item Valid
Kompetensi pedagogik 37 Nomor 11 36
Kompetensi professional 20 - 20
55
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada instrumen penelitian
variabel kompetensi pedagogik guru, terdapat satu item yang tidak valid yakni
nomor 11. Oleh karena itu, maka item tersebut dibuang dan tidak akan
diikutsertakan sebagai bagian dari instrumen penelitian yang akan digunakan
selanjutnya. Dengan kata lain, item pertanyaan yang akan digunakan dalam
instrumen penelitian variabel kompetensi pedagogik selanjutnya berjumlah 36
item.
Adapun hasil pengujian instrumen penelitian variabel kompetensi
profesional guru yang berjumlah 20 item, tampak semuanya valid sehingga semua
item dapat diikutsertakan sebagai alat ukur penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (1998: 170) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang
benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan
tetap sama. Adapun tahapan dalam penghitungan reliabilitas instrumen penelitian
adalah sebagai berikut.
a. Setelah diketahui nilai ∑X, dan ∑X2 dari masing-masing item pernyataan,
maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai varians masing-masing
item dengan rumus sebagai berikut.
rumus sebagai berikut;
1
2
2
2
n
n
XX
56
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
2 = varians butir tiap item
n = jumlah responden uji coba instrumen
(∑X)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item
∑X2 = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
b. Menjumlahkan nilai varians dari semua item yang telah dihitung sebelumnya.
c. Setelah diketahui nilai ∑Y dan ∑Y2, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai varians skor total dengan rumus sebagai berikut.
rumus sebagai berikut;
1
2
2
2
n
n
YY
Keterangan :
2 = varians butir tiap item
n = jumlah responden uji coba instrumen
(∑Y)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari skor total semua item
∑Y2 = jumlah dari nilai kuadrat skor total masing-masing responden
untuk seluruh pernyataan
d. Setelah diketahui nilai jumlah varians item (∑σn2) dan varians skor total (σt
2),
maka selanjutnya dapat dihitung nilai reliabilitas instrumen dengan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut: (Arikunto,2002: 171)
2
11 21
1
n
t
kr
k
Dimana; r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal
b2
= Jumlah varians butir
t2
= varians total
57
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi = 0.05, nilai
reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai
dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan = n (60) yaitu 0,250.
Jika ri > rtabel reliabel
Jika ri rtabel tidak reliabel
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen atas variabel-variabel yang
diteliti adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel rhitung rtabel Keterangan
Kompetensi Pedagogik Guru 0,974 0,250 Reliabel
Kompetensi Profesional Guru 0,959 0,250 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa instrumen penelitian variabel
kompetensi pedagogik guru, diperoleh nilai rhitung = 0,974 dan dari tabel r kritis
diperoleh nilai rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,250. Hal ini
berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,974 > 0,250) dengan demikian instrumen
variabel kompetensi pedagogik guru mempunyai daya ketetapan atau dengan kata
lain reliabel.
Berdasarkan tabel di atas juga, diketahui bahwa instrumen penelitian
variabel kompetensi profesional guru, diperoleh nilai rhitung = 0,959 dan dari tabel
r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,250.
Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,959 > 0,250) dengan demikian
58
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen variabel kompetensi profesiona guru mempunyai daya ketetapan atau
dengan kata lain reliabel.
F. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian
Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
1. Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan bertujuan untuk memberitahukan pihak sekolah
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dan menetapkan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
guru Penjas dan siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang.
2. Mengurus surat izin penelitian
Pengurusan surat izin penelitian bertujuan untuk memenuhi kelengkapan
administrasi penelitian sesuai dengan prosedur yang berlaku. Surat izin yang telah
disahkan oleh pihak Sekolah Pascasarjana UPI selanjutnya dijadikan bekal untuk
melakukan penelitian di sekolah-sekolah yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitian.
3. Mempersiapkan instrumen penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka ditentukan dan dipersiapkan
instrumen yang berkenaan dengan kompetensi pedagogik dan profesional guru,
serta hasil belajar Penjas siswa.
a. Kompetensi Pedagogik Guru
Pengumpulan data variabel kompetensi pedagogik guru didapat melalui
penyebaran angket yang diberikan kepada kepala sekolah berkenaan dengan
59
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian mereka terhadap kompetensi pedagogik yang dimiliki guru Penjas di
sekolah yang mereka pimpin.
b. Kompetensi Profesional Guru
Pengumpulan data variabel kompetensi profesional guru didapat melalui
penyebaran angket yang diberikan kepada kepala sekolah berkenaan dengan
penilaian mereka terhadap kompetensi profesional yang dimiliki guru Penjas di
sekolah yang mereka pimpin.
c. Hasil Belajar Penjas Siswa
Pengumpulan data variabel hasil belajar Penjas siswa didapat melalui nilai
harian dan nilai raport masing-masing siswa yang ditanyakan langsung kepada
guru Penjas di masing-masing sekolah yang menjadi sampel penelitian.
G. Skoring
Instrumen angket disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga
menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Dalam hal ini
instrumen angket penelitian digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru Penjas berdasarkan penilaian kepala sekolah.
Angket likert dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban yaitu; Selalu
(SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), Jarang (J), dan Tidak pernah (TP). Data
yang diperoleh dari angket tersebut bersifat kualitatif, sehingga perlu dirubah
menjadi bentuk kuantitatif sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
60
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Nilai Alternatif Jawaban Angket
Alternatif Jawaban Nilai
Selalu (SL) 5
Sering (S) 4
Kadang-kadang (KK) 3
Jarang (J) 2
Tidak pernah (TP) 1
H. Teknik Analisis Data
Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang
dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Data yang terkumpul
akan dianalisis melalui pendekatan statistik baik secara deskriptif, induktif,
maupun hubungan antar variabel.
1. Deskripsi Variabel Penelitian
Data mentah hasil penelitian atas variable kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Penjas selanjutnya dikategorikan menjadi tiga bagian
yakni baik, cukup dan jelek. Rumus yang digunakan untuk membuat kategori
kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah item variabel penelitian
b. Mencari rentang minimum = jumlah soal x 1 (bobot minimal)
c. Mencari rentang maksimum = jumlah soal x 5 (bobot maksimal)
d. Mencari luas jarak sebaran = rentang maksimum – rentang minimum
61
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Mencari satuan deviasi standar bernilai, = luas jarak sebaran/6 (jarak
sebaran 6 satuan standar deviasi)
f. Menghitung mean teoritis (dengan tiga katagori) µ = rentang minimum x 3
g. Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan
kriteria kategori variabel dengan menggunakan tabel selang interval katagori,
seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10
Katagorisasi Keterampilan Sosial (Azwar, 2000: 109)
NO INTERVAL KATAGORI
1 x < ( µ - 1,0 ) Jelek
2 ( µ - 1,0 < x < ( µ + 1,0 ) Cukup
3 (µ + 1,0 ) < x Baik
2. Analisis Ketercapaian Skor
Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya skor
responden atas masing-masing variabel penelitian melalui perhitungan persentase
ketercapaian skor total dari skor ideal dengan rumus:
Skor Ketercapaian =
dimana:
Skor total = skor total yang diraih
Skor ideal = Jumlah soal x bobot maksimal x jumlah responden
62
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Uji Koefisien Korelasi Ganda
Perhitungan koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
antar variabel yang diteliti. Untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabel,
maka dihitung dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
(Sudjana, 1996: 369)
Untuk mengetahui keeratan hubungan diantara variabel yang diamati,
maka hasil koofisien korelasi yang diperoleh diperbandingkan dengan tabel
interpretasi koofisien korelasi menurut Davis J.A. sebagai berikut: (Adang
Suherman, 2002)
Tabel 3.11
Batas-batas nilai r (korelasi)
NILAI KATEGORI
1,0 Sempurna
0,70 – 0,99 Sangat tinggi
0,50 – 0,69 Tinggi
0,30 – 0,49 Cukup
0,10 – 0,29 Rendah
0,01 – 0,09 Diabaikan
4. Uji Koefisien Determinasi Uji R2
Uji R2 atau disebut juga koefisien determinasi adalah angka yang
menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam
2
32.1323.12
i
iiii
y
yxbyxbR
63
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjelaskan atau menerangkan variabel terikatnya dalam fungsi yang
bersangkutan. Besarnya nilai R2 diantara nol dan satu (0 < R
2 <1). Jika nilainya
semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara
variabel bebas dan variabel terikatpun semakin dekat pula.
Koefisien determinasi merupakan nilai yang dipergunakan untuk
mengukur besarnya sumbangan/andil (share) variabel X terhadap variasi atau naik
turunnya Y. Dengan kata lain, pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar sumbangan variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel Y, dengan
rumus :
5. Uji Signifikansi
Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan
penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraikan
sebagai berikut ini:
H0 : Kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan hasil belajar siswa
Ha : Kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas memiliki hubungan
yang signifikan dengan hasil belajar siswa
2
32.1323.12
2
2
2ˆ
i
iiii
i
i
y
yxbyxb
y
y
TSS
ESSR
64
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji t bertujuan untuk mencari makna hubungan variabel-variabel X
terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan dengan rumus
sebagai berikut: (Riduan, 2009: 81)
Keterangan :
t = uji signifikansi korelasi
n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi
Kriteria :
Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya
signifikan.
Jika nilai t hitung ≤ nilai t tabel maka H0 diterima dan menolak Ha, artinya
tidak signifikan.