29
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian ilmiah tidak dapat terlepas dari cara atau teknik yang mesti digunakan dalam memecahkan masalah yang diteliti. Cara atau teknik tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian. Suharsimi Arikunto (1990 : 134) mendefinisikan metode penelitian sebagai cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sementara itu Sugiyono (2009: 3) menyatakan bahwa, Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan penjelasan di atas, kedudukan metode penelitian sangatlah penting untuk memecahkan masalah yang diteliti. Suatu penelitian memerlukan metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey deskriptif dan asosiatif. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni untuk memperoleh keterangan tentang bagaimana hubungannya kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan nilai harian dan nilai raport siswa pada mata pelajaran Penjas. Sugiyono (2008:14) mengemukakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tidak dapat terlepas dari cara atau teknik yang

mesti digunakan dalam memecahkan masalah yang diteliti. Cara atau teknik

tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian. Suharsimi Arikunto

(1990 : 134) mendefinisikan metode penelitian sebagai cara-cara yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sementara itu Sugiyono (2009: 3)

menyatakan bahwa,

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, kedudukan metode penelitian sangatlah

penting untuk memecahkan masalah yang diteliti. Suatu penelitian memerlukan

metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik

masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey

deskriptif dan asosiatif. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni

untuk memperoleh keterangan tentang bagaimana hubungannya kompetensi

pedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap

hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan nilai harian dan nilai raport siswa

pada mata pelajaran Penjas. Sugiyono (2008:14) mengemukakan bahwa:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

37

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

Dalam pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan metode

survey eksplanatori. Metode survey eksplanatori ialah metode penelitian yang

digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi

dan hubungan antar variabel. (Sugiyono, 2009: 7).

Yang dimaksud dengan teknik penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,

baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lain. (Sukmadinata, 2006: 72).

Penggunaan metode penelitian deskriptif asosiatif ini ditujukan agar dapat

terungkap secara empirik dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa MTs di Kabupaten Sumedang pada bidang studi Penjas. Dalam

penelitian ini dipergunakan dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi).

Adapun statistik inferensial digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan

teknik korelasi dan regresi.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

38

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik statistik korelasi untuk menguji hipotesis asosiatif, teknik ini

digunakan untuk mengungkapkan kekuatan hubungan antara variabel penelitian,

sedangkan analisis regresi dipergunakan untuk mengungkapkan hubungan kausal

atau fungsional (Sugiyono, 2006: 243).

Desain penelitian yang dapat digambarkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian Ganda dengan Dua Variabel Indepeden

menurut Sugiyono (2009)

Keterangan :

X1

= Kompetensi pedagogik guru Penjas

X2

= Kompetensi profesional guru Penjas

Y1 = Nilai harian siswa

Y2 = Nilai raport siswa

Y

= Hasil belajar siswa

X1

X2

Y1

Y2

Y

rx1y1

rx2y1

rx1y2

rx2y2

Ԑ

Rx1x2y

R2x1x2y

Rx1x2y1

R2

x1x2y1

Rx1x2y2

R2

x1x2y2

Ԑ

Ԑ

rx1y

rx2y

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

39

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Arikunto (1998:115) memberikan pengertian tentang populasi yaitu

keseluruhan subjek penelitian. sedangkan Sugiyono, (2007:57) memberikan

pengertian populasi sebagai berikut.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya…populasi bukan hanya

orang, akan tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa populasi dalam

penelitian meliputi segala sesuatu yang akan terjadi pada subjek atau objek

penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini, maka

populasi dalam penelitian ini adalah 54 orang guru Penjas kelas VIII MTs swasta

di Kabupaten Sumedang.

Gambaran secara detail populasi guru Penjas kelas VIII MTs Swasta di

Kabupaten Sumedang adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

Tabel 3.1

Gambaran Populasi Guru Penjas Kelas VIII MTs Swasta di Kab. Sumedang

Tahun Ajaran 2011 – 2012

NO Nama Madrasah Kecamatan Jml

Guru

Jumlah

Anak Didik JML

Lk Pr

1 MTsS Yasta Bunter, Cimanggung Cimanggung 1 40 37 77

2 MTsS Al-Irfan Tanjungsari 1 30 44 74

3 MTsS Ma'arif Tanjungsari Tanjungsari 1 65 78 143

4 MTsS Muhammadiyah

Tanjungsari Tanjungsari 1 70 78 148

5 MTsS Nurul Aiman, Tanjungsari Tanjungsari 1 13 12 25

6 MTsS Nurul Huda Tanjungsari 1 21 11 32

7 MTsS Ma'arif Pasir Biru Rancakalong 1 15 7 22

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

40

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 MTsS YWPPS Sukamaju Rancakalong 1 28 24 52

9 MTsS Al- Fajar Sumedang Sumedang Selatan 1 19 15 34

10 MTsS Persis Sumedang Selatan Sumedang Selatan 1 20 19 39

11 MTsS Khoirul Usroh Sumedang Utara 1 6 7 13

12 MTsS Ma'arif Sumedang Sumedang Utara 1 34 28 62

13 MTsS Plus An-Nuur Sumedang Utara 1 13 11 24

14 MTsS Al- Marzuqiyyah Sumedang Utara 1 9 8 17

15 MTsS Cibogo Darmaraja Darmaraja 1 18 15 33

16 MTsS Ma'arif Sukanagara Darmaraja 1 22 32 54

17 MTsS YKDC, Darmaraja Darmaraja 1 18 16 34

18 MTsS Al- Jauhar Wado 1 12 9 21

19 MTsS Ma'arif Cikareo Wado 1 36 24 60

20 MTsS Al-Irsyad Surian 1 19 14 33

21 MTsS Darul Faizin, Tomo 1 6 6 12

22 MTsS Al- Mubarok Conggeang 1 17 18 35

23 MTsS Asyrofuddin, Conggeang Conggeang 1 21 23 44

24 MTsS Rohmatul Ummah Conggeang 1 15 9 24

25 MTsS GUUPI Cileuksa, Paseh Paseh 1 9 8 17

26 MTsS Ma'arif Sidaraja, Paseh Paseh 1 21 28 49

27 MTsS Salafiyah Bangkok, Paseh Paseh 1 13 20 33

28 MTsS Ma'rif Cibeureum,

Cimalaka Cimalaka 1 47 37 84

29 MTsS Al- Hikam, Tanjungkerta Tanjungkerta 1 28 32 60

30 MTsS Darul Hikmah,

Tanjungkerta Tanjungkerta 1 56 33 89

31 MTsS Muhammadiyah Sukadana Tanjungkerta 1 17 26 43

32 MTsS Adzkiya MH Buahdua 1 11 7 18

33 MTsS As- Sarfah, Cibugel Cibugel 1 18 16 34

34 MTsS Mifahusaadah Pamulihan 1 17 21 38

35 MTsS Muhammadiyah Babakan

loa Pamulihan 1 34 16 50

36 MTsS Persis 40 Sarongge Pamulihan 1 20 10 30

37 MTsS Al- Hikmah Cisarua 1 12 14 26

38 MTsS Uswatun Hasanah Cisarua 1 11 11 22

39 MTsS Al- Falahiyyah Ganeas 1 16 18 34

40 MTsS Muhammadiyah kirisik Jatinunggal 1 36 33 69

41 MTsS Al-Falah Jatinangor 1 25 32 57

42 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor 1 100 200 300

43 MTsS Plus Darul Hufadz Jatinangor 1 35 29 64

44 MTsS As- Sa'adah Sukasari 1 43 43 86

45 MTsS Muhammadiyah Cikaramas Tanjungmedar 1 81 52 133

46 MTsS Thursina Tanjungmedar 1 5 9 14

47 MTsS Al-insan Tanjungmedar 1 9 5 14

48 MTsS Darurohman Cimanggung 1 10 11 21

49 MTsS SA Bani Mahfudz Pamulihan 1 3 11 14

50 MTsS Riyadul Muta'alimin Jatinunggal 1 8 15 23

51 MTsS Satu Atap Cilengkrang Wado 1 24 25 49

52 MTsS Riyadul Fallah Tanjungmedar 1 11 8 19

53 MTsS Al Amin Tanjungsari Tanjungsari 1 10 10 20

54 MTsS Miftahul Huda Sumedang Selatan 1 4 2 6

55 MTsS Istighfarlah Sumedang Selatan

0

56 MTsS Terpadu Darul Qur'an Cimalaka

0

Jumlah 54 1301 1327 2628

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

41

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel Penelitian

Dalam metodologi penelitian, kelompok besar subjek penelitian disebut

dengan populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok

yang mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel

penelitian. Dengan kata lain, sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2009: 91).

Pengertian sampel menurut Riduwan (2010: 56) mengatakan bahwa: “Sampel

adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi

yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dari total populasi 54 orang guru Penjas yang tersebar di 56 MTs Swasta

yang ada di Kabupaten Sumedang, maka peneliti hanya mengambil sampel 10

orang guru saja yang mewakili MTs Swasta se Kabupaten Sumedang berdasarkan

cluster sampling (area sampling). Teknik pengambilan sampel dengan cluster

sampling (area sampling) ini dilakukan mengingat luasnya area/daerah populasi

yang akan digunakan sebagai sumber data.

Adapun penentuan jumlah sampel siswa sebagai anak didik masing-masing

guru bersangkutan untuk mendapatkan data variabel hasil belajar siswa dilakukan

berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku

(Sugiyono, 2009: 99). Dengan jumlah total siswa kelas VIII MTs Swasta se

Kabupaten Sumedang yang berjumlah 2.628, pada taraf kesalahan 5%, maka

jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang (dibulatkan menjadi

300 orang).

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

42

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan sampel siswa dilakukan secara Proportionate Random

Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara

proporsional dari sepuluh sekolah tempat mengajar masing-masing guru yang

dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel siswa secara proporsional

berdasarkan jumlah populasinya dihitung menggunakan rumus berikut.

(Riduawan, 2008: 262)

Keterangan :

N = ukuran populasi

Ni = ukuran populasi stratum ke 1

n = ukuran sampel keseluruhan

ni = ukuran sampel

Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, penarikan jumlah sampel

siswa pada masing-masing sekolah yang dijadikan sampel penelitian secara

proporsional, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rekapitulasi Sampel Penelitian

Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang

Tahun Ajaran 2011 – 2012

NO Nama Madrasah Kecamatan Nama

Guru

Sampel Siswa

Populasi Perhitungan Sampel

1 MTsS Ma'arif

Sumedang

Sumedang

Utara Maman 62

1073

62x 300 17

2

MTsS

Muhammadiyah

Tanjungsari

Tanjungsari Fitri 148 1073

148x 300 41

3 MTsS YWPPS

Sukamaju Rancakalong

Zaki

Fuad

Nasir,

S.Ag.

52 1073

52x 300 15

4 MTsS Ma'rif

Cibeureum, Cimalaka Cimalaka

Cece

Sukarna,

S.Pd.

84 1073

84x 300 23

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

43

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 MTsS Darul Hikmah,

Tanjungkerta Tanjungkerta

M. Hisam

Saumon,

S.Pd.

89 1073

89x 300 25

6

MTsS

Muhammadiyah

Babakan loa

Pamulihan

Jajang

Selamet,

S.Pd.

50 1073

50x 300 14

7

MTsS

Muhammadiyah

kirisik

Jatinunggal Yudi

Mulyadi 69

1073

69x 300 19

8 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor

Banban

Sutaeban,

S.Pd.I

300 1073

300x 300 84

9 MTsS As- Sa'adah Sukasari Nandang,

S.Pd.I 86

1073

86x 300 24

10

MTsS

Muhammadiyah

Cikaramas

Tanjungmedar Ahmad

Budiman 133

1073

133x 300 37

Jumlah 1073 300

C. Definisi Operasional Variabel

Sebelum hubungan-hubungan antar variabel diadakan pengujian maka

setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Yang

dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek

penelitian (Arikunto, 2002: 106). Variabel-variabel dalam penelitian ini

bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir

yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep

disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi

pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan

adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang

dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari

setiap variabel sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan

derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

44

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003: 46) memberikan pengertian

tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi

operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan

satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kompetensi

pedagogik guru Penjas dan kompetensi profesional guru Penjas, sedangkan

variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional adalah

sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik didefinisikan sebagai kemampuan guru yang

berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan

pembelajaran. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan

mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan

mengajar. (Alma, 2008: 141). Untuk mengukur kompetensi pedagogik

digunakan instrument berupa tes uji kompetensi pedagogik diambil dari

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

45

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.

2. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang

dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan

keraguan. (Alma, 2008: 142). Untuk mengukur kompetensi professional

digunakan instrument berupa tes uji kompetensi professional diambil dari

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009 : 22). Sedangkan Benyamin

Bloom (Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi klasifikasi hasil

belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif, dan ranah

psikomotoris.

Untuk mengukur penilaian hasil belajar menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 64

menyebutkan penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam bentuk ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

Merujuk pada pemaparan tersebut, dalam penelitian ini untuk hasil belajar

siswa diambil dari nilai harian dan nilai Raport.

Definisi operasional variabel sebagaimana diuraikan di atas, dapat pula

digambarkan melalui tabel berikut.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

46

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel

Penelitian

Konsep

Empiris Konsep Analitis

Sumber

Data

/Sampel

Skala

Data

Kompetensi

Pedagogik

Guru Penjas

(X1)

kemampuan

guru yang

berkenaan

dengan

pemahaman

terhadap

peserta didik

dan

pengelolaan

pembelajaran

Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan

guru Penjas dalam hal pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki.

Instrument yang digunakan sesuai dengan

standar kualifikasi akademik dan kompetensi

guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI No. 16 Tahun 2007.

Kepala

Sekolah

& Guru

Ordinal

Kompetensi

Profesional

Guru Penjas

(X2)

kemampuan

penguasaan

materi

pelajaran

secara luas

dan

mendalam.

Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan

guru Penjas dalam hal penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam, serta

metode dan teknik mengajar yang sesuai dan

dipahami oleh siswa, mudah ditangkap, serta

tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan.

Instrument yang digunakan sesuai dengan

standar kualifikasi akademik dan kompetensi

guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI No. 16 Tahun 2007.

Kepala

Sekolah

& Guru

Ordinal

Hasil

Belajar

Penjas

Siswa (Y)

kemampuan-

kemampuan

yang dimiliki

siswa setelah

menerima

pengalaman

belajarnya

Hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai

harian dan nilai raport pada mata pelajaran

Penjas

Guru &

Siswa

Interval

D. Instrumen Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan pengumpulan data.

Instrumen pengumpul data digunakan untuk menggali keterangan dan

memperoleh data mengenai variabel-variabel yang diukur/diteliti. “Data tersebut

dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data”

(Usman dan Setiady Akbar, 2006: 54). Data yang akan dikumpulkan dapat berupa

angka-angka keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang

berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

47

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang

diteliti.

Adapun variabel yang diteliti mencakup kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru Penjas serta hasil belajar siswa. Maka data yang

perlu dikembangkan adalah data tentang kompetensi pedagogik juga kompetensi

profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu

ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.

Alat pengumpul data dikembangkan berupa angket dengan alternatif

jawaban untuk masing-masing variabel dengan pengukuran menggunakan Skala

Likert. Sedangkan katagori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis

kuantitatif maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari 1 sampai

5 . Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang

diajukan dalam kuesioner (Riduwan, 2010: 12).

Adapun 5 alternatif jawaban untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (X1)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO

ITEM

1. Menguasi

karakteristik peserta

didik dari aspek fisik,

moral, spiritual,

sosial, kultural,

emosional, dan

intelektual

a. Memahami karakteristik peserta didik yang

berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,

social-emosional, moral, spiritual, dan latar

belakang sosial budaya.

b. Mengidentifikasi potensi peserta didik

dalam mata pelajaran penjas

c. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta

didik dalam mata pelajaran penjas

1

2

3

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

48

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menguasai teori

belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran

yang mendidik.

3. Mengembangkan

kurikulum yang

terkait dengan mata

pelajaran penjas

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang

mendidik.

d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta

didik dalam mata pelajaran penjas.

a. Memahami berbagai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik terkait dengan mata pelajaran

penjas.

b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang

mendidik secara kreatif dalam mata

pelajaran penjas.

a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum

b. Menentukan tujuan pembelajaran penjas

c. Menentukan pengalaman belajar yang

sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran

penjas

d. Memilih materi pembelajaran yang diampu

yang terkait dengan pengalaman belajar

dan tujuan pembelajaran.

e. Menata materi pembelajaran secara benar

sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan

karakteristik peserta didik

f. Mengembangkan indikator dan instrument

penilaian

a. Memahami prinsip-prinsip perancangan

pembelajaran yang mendidik.

b. Mengembangkan komponen-komponen

rancangan pembelajaran

c. Menyusun rancangan pembelajaran yang

lengkap, baik untuk kegiatan didalam

kelas, labolatorium, maupun lapangan.

d. Melaksanakan pembelajaran yang

mendidik dikelas, dilabolatorium, dan

dilapangan dengan memperhatikan strandar

keamanan yang dipersyaratkan.

e. Menggunakan media pembelajaran dan

sumber belajar yang relevan dengan

karakteristik peserta didik dan mata

pelajaran penjas untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara utuh

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

49

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Memanfaatkan

teknologi informasi

dan komunikasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

6. Memfasilitasi

pengembangan

potensi peserta didik

untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi yang

dimiliki.

7. Berkomunikasi

secara efektif,

empatik, dan santun

dengan peserta didik

8. Menyelenggarakan

penilaian dan

evaluasi proses dan

hasil belajar

f. Mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan

situasi yang berkembang.

a. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran penjas

a. Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk mendorong peserta

didik mencapai prestasi secara optimal

b. Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk mengaktualisasikan

potensi peserta didik, termasuk

kreatifitasnya.

a. Memhami berbagai strategi berkomunikasi

yang efektif, empatik dan santun, secara

lisan, dan/atau bentuk lain

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan

santun dengan peserta didik dengan bahasa

yang has dalam interaksi

kegiatan/permainan yang mendidik yang

terbangun secara siklikal dari (a)penyiapan

kondisi pisikologis peserta didik untuk

ambil bagian dalam permainan melalui

bujukan dan contoh, (b). ajakan kepada

peserta didik untuk ambil bagian, (c)

respon peserta didik terhadap ajakan guru,

dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta

didik, dan seterusnya.

a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran penjas

b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil

belajar yang penting untuk dinilai dan

dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran penjas

c. Menentukan prosedur penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar

d. Mengembangkan instrument penilaian dan

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

50

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan

evaluasi untuk

kepentingan

pembelajaran.

10 .Melakukan tindakan

reflektif untuk

peningkatan kualitas

pembelajaran.

evaluasi proses dan hasil belajar

e. Mengadministrasikan penilaian proses dan

hasil belajar secara berkesinambungan

dengan menggunakan berbagai instrument

f. Menganalisis hasil penilaian proses dan

hasil belajar untuk berbagai tujuan

g. Melakukan evaluasi proses dan hasil

belajar.

a. Menggunakan informasi hasil penilaian

dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan

belajar

b. Menggunakan informasi hasil penilaian

dan evaluasi untuk merancang program

remedial dan pengayaan

c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan

evaluasi kepada pemangku kepentingan

d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian

dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilaksanakan

b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk

perbaikan dan pengembangan pem

belajaran dalam mata pelajaran penjas

c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

mata pelajaran penjas.

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

Keterangan :

Kompetensi Pedagogik Guru (X1) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

51

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas (X2)

DIMENSI INDIKATOR – INDIKATOR NO

ITEM

1. Menguasai

materi, struktur,

konsep, dan pola

pikir keilmuan

yang mendukung

mata pelajaran

yang diampu

2. Menguasai

standar

kompetensi dan

kompetensi dasar

mata pelajaran

penjas

3. Mengembangkan

materi

pembelajaran

penjas secara

kreatif

4. Mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan

dengan

a. Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan

jasmani termasuk etika sebagai aturan dan

profesi

b. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan

jasmani

c. Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara

struktur dan fungsinya

d. Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik

manusia

e. Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek

dari kinerja latihan

f. Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja

manusia, termasuk motivasi dan tujuan,

kecemasan dan stress, serta persepsi diri

g. Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri,

termasuk dinamika social; etika dan perilaku

moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis

kelamin

h. Menjelaskan teori perkembangan gerak,

termasuk aspek-aspek yang mempengaruhinya

i. Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk

tetertermasuk keterampilan dasar dan kompleks

dan hubungan timbale balik di antara domain

kognitif, afektif dan psikomotorik

a. Memahami standard kompetensi mata pelajaran

penjas

b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran

penjas

c. Memahami tujuan pembelajaran penjas

a. Memilih materi pembelajaran penjas sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta didik

b. Mengolah materi pelajaran penjas secara kreatif

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik

a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri

secara terus menerus

b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka

peningkatan keprofesionalan

c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

52

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan

tindakan reflektif

5. Memanfaatkan

teknologi

informasi dan

komunikasi

untuk

mengembangkan

diri

peningkatan keprofesionalan

d. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari

berbagai sumber

a. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam berkomunikasi

b. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pengembangan diri

18

19

20

Keterangan :

Kompetensi Profesional Guru (X2) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa (Y)

Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran

Hasil Belajar

Penjas

Ketercapaian hasil belajar

sesuai dengan tujuan

pembelajaran, baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Ulangan, dan/atau

penugasan untuk mengukur

aspek kognitif peserta didik

pada mata pelajaran Penjas.

Nilai harian

dan Nilai

Raport

Keterangan : Penilaian Hasil Belajar Penjas Siswa (Y) dikembangkan dari Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian

instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang

digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 10 orang

sampel uji coba yang diambil secara acak dari sampel penelitian.

1. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (1998: 160) menyatakan “validitas ialah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Suatu

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

53

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

isntrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun prosedur pengujian

validitas item instrumen penelitian adalah sebagai berikut.

a. Memberikan skor atas masing-masing jawaban responden pada setiap item

pernyataan sesuai dengan bobot yang telah ditentukan (5 = Selalu; 4 = Sering;

3 = Kadang-kadang; 2 = Jarang; dan 1 = Tidak pernah).

b. Menjumlahkan skor masing-masing responden untuk seluruh pernyataan yang

mewakili variabel penelitian.

c. Menghitung total skor seluruh responden untuk setiap item pernyataan (∑X).

d. Menghitung total skor seluruh responden untuk seluruh item yang telah

dijumlahkan (∑Y).

e. Menghitung nilai kuadrat dari tiap skor jawaban responden pada masing-

masing item (X2), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden

(∑X2).

f. Menghitung nilai kuadrat dari jumlah skor masing-masing responden untuk

seluruh pernyataan yang mewakili variabel penelitian (Y2), kemudian

menjumlahkannya untuk seluruh responden (∑Y2).

g. Menghitung hasil kali skor item dengan skor total untuk masing-masing

responden (XY), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden

(∑XY).

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

54

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Setelah diketahui nilai ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑Y

2, dan ∑XY dari masing-masing

item pernyataan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai-nilai

tersebut ke dalam rumus Product Moment dari Pearson berikut ini.

})(}{)({

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

dimana:

rxy = koefisien korelasi product moment dari Pearson

X = skor item

Y = skor total

N = jumlah responden

Selanjutnya, untuk melihat signifikansi validitas yang dihasilkan, maka

nilai rxy dihitung dengan uji-t, yaitu:

)1(

)2(

2r

nrt

xy

hit

dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.

Dalam hal ini, uji coba instrumen penelitian variabel kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional guru dilakukan terhadap sampel uji coba

sepuluh orang kepala sekolah yang ada di Madrasyah Tsanawiyah Sumedang.

Hasil uji validitas instrumen tersebut adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel

berikut.

Tabel 3.7

Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian

Variabel Jumlah

Item

Item

Tidak Valid

Jumlah

Item Valid

Kompetensi pedagogik 37 Nomor 11 36

Kompetensi professional 20 - 20

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

55

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada instrumen penelitian

variabel kompetensi pedagogik guru, terdapat satu item yang tidak valid yakni

nomor 11. Oleh karena itu, maka item tersebut dibuang dan tidak akan

diikutsertakan sebagai bagian dari instrumen penelitian yang akan digunakan

selanjutnya. Dengan kata lain, item pertanyaan yang akan digunakan dalam

instrumen penelitian variabel kompetensi pedagogik selanjutnya berjumlah 36

item.

Adapun hasil pengujian instrumen penelitian variabel kompetensi

profesional guru yang berjumlah 20 item, tampak semuanya valid sehingga semua

item dapat diikutsertakan sebagai alat ukur penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (1998: 170) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada

tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang

benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan

tetap sama. Adapun tahapan dalam penghitungan reliabilitas instrumen penelitian

adalah sebagai berikut.

a. Setelah diketahui nilai ∑X, dan ∑X2 dari masing-masing item pernyataan,

maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai varians masing-masing

item dengan rumus sebagai berikut.

rumus sebagai berikut;

1

2

2

2

n

n

XX

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

56

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

2 = varians butir tiap item

n = jumlah responden uji coba instrumen

(∑X)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

∑X2 = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

b. Menjumlahkan nilai varians dari semua item yang telah dihitung sebelumnya.

c. Setelah diketahui nilai ∑Y dan ∑Y2, maka langkah selanjutnya adalah

menghitung nilai varians skor total dengan rumus sebagai berikut.

rumus sebagai berikut;

1

2

2

2

n

n

YY

Keterangan :

2 = varians butir tiap item

n = jumlah responden uji coba instrumen

(∑Y)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari skor total semua item

∑Y2 = jumlah dari nilai kuadrat skor total masing-masing responden

untuk seluruh pernyataan

d. Setelah diketahui nilai jumlah varians item (∑σn2) dan varians skor total (σt

2),

maka selanjutnya dapat dihitung nilai reliabilitas instrumen dengan rumus

alpha dari Cronbach sebagaimana berikut: (Arikunto,2002: 171)

2

11 21

1

n

t

kr

k

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

b2

= Jumlah varians butir

t2

= varians total

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

57

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi = 0.05, nilai

reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai

dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan = n (60) yaitu 0,250.

Jika ri > rtabel reliabel

Jika ri rtabel tidak reliabel

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen atas variabel-variabel yang

diteliti adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Kompetensi Pedagogik Guru 0,974 0,250 Reliabel

Kompetensi Profesional Guru 0,959 0,250 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa instrumen penelitian variabel

kompetensi pedagogik guru, diperoleh nilai rhitung = 0,974 dan dari tabel r kritis

diperoleh nilai rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,250. Hal ini

berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,974 > 0,250) dengan demikian instrumen

variabel kompetensi pedagogik guru mempunyai daya ketetapan atau dengan kata

lain reliabel.

Berdasarkan tabel di atas juga, diketahui bahwa instrumen penelitian

variabel kompetensi profesional guru, diperoleh nilai rhitung = 0,959 dan dari tabel

r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,250.

Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,959 > 0,250) dengan demikian

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

58

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen variabel kompetensi profesiona guru mempunyai daya ketetapan atau

dengan kata lain reliabel.

F. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu

1. Melakukan studi pendahuluan

Studi pendahuluan bertujuan untuk memberitahukan pihak sekolah

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dan menetapkan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

guru Penjas dan siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang.

2. Mengurus surat izin penelitian

Pengurusan surat izin penelitian bertujuan untuk memenuhi kelengkapan

administrasi penelitian sesuai dengan prosedur yang berlaku. Surat izin yang telah

disahkan oleh pihak Sekolah Pascasarjana UPI selanjutnya dijadikan bekal untuk

melakukan penelitian di sekolah-sekolah yang telah ditentukan sebagai sampel

penelitian.

3. Mempersiapkan instrumen penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, maka ditentukan dan dipersiapkan

instrumen yang berkenaan dengan kompetensi pedagogik dan profesional guru,

serta hasil belajar Penjas siswa.

a. Kompetensi Pedagogik Guru

Pengumpulan data variabel kompetensi pedagogik guru didapat melalui

penyebaran angket yang diberikan kepada kepala sekolah berkenaan dengan

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

59

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian mereka terhadap kompetensi pedagogik yang dimiliki guru Penjas di

sekolah yang mereka pimpin.

b. Kompetensi Profesional Guru

Pengumpulan data variabel kompetensi profesional guru didapat melalui

penyebaran angket yang diberikan kepada kepala sekolah berkenaan dengan

penilaian mereka terhadap kompetensi profesional yang dimiliki guru Penjas di

sekolah yang mereka pimpin.

c. Hasil Belajar Penjas Siswa

Pengumpulan data variabel hasil belajar Penjas siswa didapat melalui nilai

harian dan nilai raport masing-masing siswa yang ditanyakan langsung kepada

guru Penjas di masing-masing sekolah yang menjadi sampel penelitian.

G. Skoring

Instrumen angket disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga

menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Dalam hal ini

instrumen angket penelitian digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogik

dan kompetensi profesional guru Penjas berdasarkan penilaian kepala sekolah.

Angket likert dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban yaitu; Selalu

(SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), Jarang (J), dan Tidak pernah (TP). Data

yang diperoleh dari angket tersebut bersifat kualitatif, sehingga perlu dirubah

menjadi bentuk kuantitatif sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

60

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Nilai Alternatif Jawaban Angket

Alternatif Jawaban Nilai

Selalu (SL) 5

Sering (S) 4

Kadang-kadang (KK) 3

Jarang (J) 2

Tidak pernah (TP) 1

H. Teknik Analisis Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang

dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Data yang terkumpul

akan dianalisis melalui pendekatan statistik baik secara deskriptif, induktif,

maupun hubungan antar variabel.

1. Deskripsi Variabel Penelitian

Data mentah hasil penelitian atas variable kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru Penjas selanjutnya dikategorikan menjadi tiga bagian

yakni baik, cukup dan jelek. Rumus yang digunakan untuk membuat kategori

kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah item variabel penelitian

b. Mencari rentang minimum = jumlah soal x 1 (bobot minimal)

c. Mencari rentang maksimum = jumlah soal x 5 (bobot maksimal)

d. Mencari luas jarak sebaran = rentang maksimum – rentang minimum

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

61

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mencari satuan deviasi standar bernilai, = luas jarak sebaran/6 (jarak

sebaran 6 satuan standar deviasi)

f. Menghitung mean teoritis (dengan tiga katagori) µ = rentang minimum x 3

g. Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan

kriteria kategori variabel dengan menggunakan tabel selang interval katagori,

seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.10

Katagorisasi Keterampilan Sosial (Azwar, 2000: 109)

NO INTERVAL KATAGORI

1 x < ( µ - 1,0 ) Jelek

2 ( µ - 1,0 < x < ( µ + 1,0 ) Cukup

3 (µ + 1,0 ) < x Baik

2. Analisis Ketercapaian Skor

Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya skor

responden atas masing-masing variabel penelitian melalui perhitungan persentase

ketercapaian skor total dari skor ideal dengan rumus:

Skor Ketercapaian =

dimana:

Skor total = skor total yang diraih

Skor ideal = Jumlah soal x bobot maksimal x jumlah responden

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

62

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Koefisien Korelasi Ganda

Perhitungan koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

antar variabel yang diteliti. Untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabel,

maka dihitung dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

(Sudjana, 1996: 369)

Untuk mengetahui keeratan hubungan diantara variabel yang diamati,

maka hasil koofisien korelasi yang diperoleh diperbandingkan dengan tabel

interpretasi koofisien korelasi menurut Davis J.A. sebagai berikut: (Adang

Suherman, 2002)

Tabel 3.11

Batas-batas nilai r (korelasi)

NILAI KATEGORI

1,0 Sempurna

0,70 – 0,99 Sangat tinggi

0,50 – 0,69 Tinggi

0,30 – 0,49 Cukup

0,10 – 0,29 Rendah

0,01 – 0,09 Diabaikan

4. Uji Koefisien Determinasi Uji R2

Uji R2 atau disebut juga koefisien determinasi adalah angka yang

menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam

2

32.1323.12

i

iiii

y

yxbyxbR

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

63

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan atau menerangkan variabel terikatnya dalam fungsi yang

bersangkutan. Besarnya nilai R2 diantara nol dan satu (0 < R

2 <1). Jika nilainya

semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara

variabel bebas dan variabel terikatpun semakin dekat pula.

Koefisien determinasi merupakan nilai yang dipergunakan untuk

mengukur besarnya sumbangan/andil (share) variabel X terhadap variasi atau naik

turunnya Y. Dengan kata lain, pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar sumbangan variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel Y, dengan

rumus :

5. Uji Signifikansi

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan

penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraikan

sebagai berikut ini:

H0 : Kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan hasil belajar siswa

Ha : Kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas memiliki hubungan

yang signifikan dengan hasil belajar siswa

2

32.1323.12

2

2

i

iiii

i

i

y

yxbyxb

y

y

TSS

ESSR

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3639/6/T_POR_1007073_Chapter3.pdfpedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar

64

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji t bertujuan untuk mencari makna hubungan variabel-variabel X

terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan dengan rumus

sebagai berikut: (Riduan, 2009: 81)

Keterangan :

t = uji signifikansi korelasi

n = jumlah sampel

r = nilai koefisien korelasi

Kriteria :

Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya

signifikan.

Jika nilai t hitung ≤ nilai t tabel maka H0 diterima dan menolak Ha, artinya

tidak signifikan.