Upload
phungnga
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan cara atau langkah-langkah yang
dapat memecahkan suatu permasalahan penelitian. Dalam memecahkan
masalah tersebut diperlukan metode penelitian sesuai dengan kebutuhan
penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini
ditujukan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data
penelitian. Cara tersebut disebut dengan metode penelitian. “Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono,2012:2).
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang
diteliti.Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan
menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied
research), dan penelitian pengembangan (research and development).
Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat
dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, dan naturalistic.
(Sugiyono,2012:14).
58
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan metode dalam suatu penelitian disesuaikan dengan
masalah dan tujuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Menurut Surakhmad (2004:139) menjelaskan bahwa
“Penyelidikan deskriptif tertuju pada masalah yang ada pada masa
sekarang”.Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2006:309) bahwa,
”penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk
menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam
suatu situasi.”
Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad
(2004:139) mengatakan “...tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan
data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu”. Data
yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus
diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad
(2004:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai
berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan
kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut
metode analitik.
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh
data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai
kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab
59
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan metode penlitian yang tepat diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif
tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang
diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya
data. Data yang dimaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi
yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan
individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini
Arikunto (2006:130) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah
keseluruhan dari objek penelitian”. Selanjutnya menurut Lutan dkk
(1991:82) menjelaskan bahwa “...populasi itu adalah sekelompok
subjek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti
ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya”.Dari kedua pendapat
diatas di ambil kesimpulan bahwa populasi merupakan subjek/objek
penelitian secara umum atau keseluruhan.Berdasarkan pernyataan
diatas maka ditetapkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat.
2. Sampel Penelitian
60
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai
sumber informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus
diperhatikan. Menurut Arikunto (2006:174), dijelaskan “Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2012:118) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian
dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012:119) dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
Probability Sampling dan Nonprobability. Probability
sampling meliputi, simple random, proportionate stratified
random, disproportionate stratified random, dan area random.
Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,
sampling jenuh,dan snowball sampling.
Seperti dipaparkan di atas, bahwa dalam teknik sampling
tersebut tidak memungkinkan unsur lain diluar populasi digunakan
sebagai sampel. Sampel sudah ditentukan dimana disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Oleh karena itu penulis akan menggunakan teknik
purposive sampling. Dikemukakan Sugiyono (2012:218), “Purposif
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”. Pertimbangan diantaranya kesesuaian karakter sampel
dengan tujuan penelitian. Pengambilan sampel secara purposive
dikarenakan sampel bisa dijadikan gambaran maupun acuan untuk
61
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pencapaian prestasi dinasional berikutnya. Lebih lanjut Sukmadinata
(2010:254) menjelaskan, “Pengambilan sampel berdasarkan tujuan
atau purposive sampling, pengambilan sampel disesuaikan dengan
tujuan penelitian”. Adapun ciri-ciri khusus sampel purposive menurut
Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, (2012;219), yaitu :
1) Emergent sampling desain/sementara, 2) Serial selection of
sample unit/menggelinding seperti bola salju (snowball), 3)
Continuous adjustment orfocusing of the sample/disesuaikan
dengan kebutuhan, 4) Selection to the point of redundancy/dipilih
sampai jenuh.
Dalam penelitian ini, meskipun penelitian berkenaan dengan
gambaran kondisi fisik atlet anggar, namun tujuannya lebih diarahkan
pada gambaran kondisi fisik atlet anggar kadet dan junior maka sampelnya
difokuskan pada atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat yang
pengambilan sampel secara purposive dikarenakan sampel bisa dijadikan
gambaran maupun acuan untuk pencapaian prestasi di nasional berikutnya.
3. Alur Penelitian
Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan
langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Alur
penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam
melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar
proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam
rangka melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
62
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
desain penelitian yang digunakan adalah seperti yang tertera pada halaman
62
OBSERVASI
DATA POPULASI DAN TES
KONDISI FISIK
ANALISIS DAN
PENGOLAHAN DATA
63
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Desain Penelitian
4. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga
dibutuhkan alat ukur yang baik. Instrumen merupakan suatu alat yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2012:102), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Alat ini
merupakan agar dapat data yang dapat digunakan pada suatu penelitian,
dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument dengan metode
observasi.
“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data dengan jalan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung” (Sukmadinata,2010:220). Penulis melakukan data
dengan cara mengamati kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dengan cara tes.
Arikunto dalam Nurhasan dan Cholil (2007:3), “tes adalah merupakan
suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
KESIMPULAN
64
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan”. Hasil dari tes tersebut berupa tes kondisi fisik.Tes ini
mengacu pada jenis tes fisik secara umum yang diperlukan pada cabang
olahraga anggar. Terdapat beberapa factor yang penting untuk mengukur
tes kondisi fisik secara umum pada cabang olahraga anggar, kekuatan
power otot lengan dan tungkai kaki, daya tahan otot lokal lengan, otot
local tungkai kaki, dan otot local perut, kemampuan anaerobic dan aerobic,
serta kemampuan teknik. Dari beberapa factor kondisi fisik secara umum
tersebut akan mempengaruhi hasil dan prestasi olahraga anggar khususnya
di Jawa Barat, adapun klasifikasi tes kondisi fisik secara umum yang
peneliti gunakan dan penjelasan dari instrumen-instrumen tersebut adalah
seperti yang tertera pada halaman 64
1. Kekuatan
a. Power otot lengan
1) Two hand medicine ball put
a) Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot
lengan dan bahu.
b) Alat/fasilitas
I. Kursi/tempat duduk
65
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II. Bola medicine
III. Meteran
IV. Kamera/handycam
c) Pelaksanaan
Orang coba duduk tegak dikursi, sambil kedua tangan
memegang bola medicine. Sehingga bola tersebut menyentuh dada.
Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh
mungkin.Sebelum orang mencoba mendorang bola medicine,
seutas tali dilingkaran pada dada orang coba dan ditarik ke
belakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk
mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu
oleh gerakan badan ke depan. Orang coba diberi kesempatan
sebanyak 3 kali percobaan.
d) Skor
Jarak tolakan yang terjauh dari 3 kali percobaan, yang
diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola
medicine tersebut jatuh.Jarak diukur dengan cm.
b. Power otot tungkai kaki
1) Standing broad jump
a) Tujuan
66
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot
tungkai kaki.
b) Alat/fasilitas
I. Pita ukuran/meteran
II. Matras/lantai yang datar
c) Pelaksanaan
Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk
sampai membentuk sudut kurang lebih 45 derajat, kedua lengan
lurus ke belakang.Kemudian orang coba menolak kedepan dengan
kedua kaki.Orang coba diberi kesempatan 3 kali percobaan.
d) Skor
Jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari tepi dalam
papan tolak sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat
dengan papan tolak, dari 3 kali percobaan.
2. Kemampuan aerobic
a. Bleep test
1) Tujuan
Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen/daya tahan
aerob
2) Alat/fasilitas
67
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Lapangan/ruangan luas dan sepanjang 22 meter atau lebih
II. Sound/Pita kaset
III. Meteran untuk lintasan
IV. Stopwatch
3) Pelaksanaan
Tested harus berlari dan menyentuh/menginjak salah satu
kaki pada garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah
bunyi terdengar (tunggu sampai bunyi “bleep” terdengar).Lari
bolak balik terdir dari beberapa tingkatan, setiap tingkatan terdiri
dari beberapa balikan.Setiap tingkatan ditandai dengan bunyi
“bleep” sebanyak tiga kali, sedangkan setiap balikan ditandai
dengan bunyi bleep. Tested dianggap todak mampu apabila dua
kali berturut turut tidak dapat menyentuhkan/menginjakkan
kakinya pada garis.
4) Skor
Dihitung dari besarnya VO2 Max ditentukan dahulu pada
tingkatan dan balikan paling akhir yang dapat dilakukan
tested/peserta.
3. Kemampuan anaerobic
68
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Lari 20 meter
1) Tujuan
Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen anaerob
2) Alat/fasilitas
I. Stopwatch
II. Meteran
III. Lintasan
IV. Peluit
3) Pelaksanaan
Orang coba berdiri di belakang pada start, dengan sikap
start melayang.Pada aba-aba “ya” lalu peserta berusaha lari secepat
mungkin mencapai finish.Tiap orang coba diberikan kesempatan 2
kali percobaan.
4) Skor
Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari 2 kali kesempatan.
4. Daya tahan otot
a. Otot local lengan
1) Push up
a) Tujuan
Mengukur komponen daya tahan local otot lengan (ekstensor)
b) Alat/fasilitas
Bidang yang datar
69
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Pelaksanaan
Orang cobang berbaringdengan sikap telungkup, kedua
tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan
diluruskan, Sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan
tungkai merupakan garis lurus. Setelah ini turunkan badan dengan
cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh
lantai. Lakukan gerak tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu
sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi.
d) Skor
Jumlah gerakan sit up yang benar yang dapat dilakukan
oleh orang coba tersebut.
b. Otot local Perut
1) Sit up
a) Tujuan
Mengukur komponen daya tahan local otot perut
b) Alat/fasilitas
Matras
c) Pelaksanaan
Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling
berkaitan dibelakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut
membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang
70
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba dan menekannya
pada saat orang coba bangun.Orang coba berusaha bangun
sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan
pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula.
Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang, sampai orang coba
tak mampu mengangkat badannya lagi. Perhatikan agar sikap
tungkai selalu membentuk sudut 90 derajat, pada waktu
melakukan sit up.
d) Skor
Jumlah gerakan sit up yang betul, yang dapat dilakukan
oleh orang coba.
5. Kemampuan teknik anggar
a.Kuhadja fencing test
1) Tujuan
Untuk mengukur dan mengetahui kemampuan teknik
serangan olahraga anggar
2) Alat/fasilitas
I. Senjata anggar
II. Sasaran/popi anggar
III. Stopwatch
IV. Ruangan
V. Kamera
71
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Pelaksanaan
Target sasaran serangan yang berbentuk lingkaran dengan
garis jari-jari 30 cm, target ini dibagi menjadi 5 daerah yang
dimulai pada titik tengah garis jari-jari 6 cm. dengan tusukan nilai
5.Lingkaran kedua dengan garis jari-jari 12 cm, dengan tusukan
nilai 4.Lingkaran ketiga dengan garis jari-jari 18 cm, dengan
tusukan nilai 3.Lingkaran keempat dengan garis jari-jari 24 cm,
dengan tusukan nilai. 2. Lingkaran kelima dengan garis jari-jari 30
cm, dengan tusukan nilai 1. Tusukan yang jatuh tepat pada garis
batas lingkaran diberi nilai sesuai dengan lingkaran diatasnya dan
tusukan yang jatuh diluar target tidak diberi nilai.
Tested berdiri dalam keadaan on guard menghadap ke arah sasaran
yang telah disiapkan.Setelah aba-aba “ya” testee melakukan
serangan ke arah sasaran sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik.
4) Skor
Jumlah nilai yang diperoleh selama melakukan serangan
dalam waktu 15 detik. Berikut contoh gambar kuhadja fencing tes
pada halaman 72
72
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Kuhadja Fencing Test
5. Prosedur pengolahan data
Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses
pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. maka harus melalui
proses penghitungan secara statistik. Adapun rumus-rumus yang
digunakan, dikutip dari Nurhasan dan Cholil (2007:24). penulis
menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes.
73
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian
tersebut sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata nilai dengan menggunakan rumus :
X =
Arti tanda-tanda rumus diatas adalah:
X = nilai rata-rata yang dicari
x = skor mentah
n = jumlah sampel
∑ = jumlah dari
2. Menghitung Simpangan Baku
Untuk menghitung simpangan bakunya penulis menggunakan rumus
sebagai berikut :
√
Arti tanda-tanda rumus di atas adalah :
S = simpangan baku yang dicari
∑ = jumlah dari
= nilai data mentah
= nilai rata-rata yang dicari
jumlah sampel
3. Penentuan kategori
Penentuan kategori yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan norma penilaian komponen fisik secara umum
berdasarkan pengolahan pada data komponen fisik dari setiap tes yang
74
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan. Adapaun kriteria penilaian atau norma untuk putra maupun
putri dilakukan secara terpisah, seperti yang tertera pada halaman 73
a. Kriteria Bleep Test Putra dan Putri
Tabel 3.1
Kategori test data Normal untuk Bleep test
Putra
Umur Sempurna Baik Cukup Tidak
Cukup
Kurang
14-16 L12 S7 L11 S2 L8 S9 L7 S1 < L6 S6
17-20 L12 S12 L11 S 6 L9 S2 L7 S6 < L7 S3
Putri
Umur Sempurna Baik Cukup Tidak
Cukup
Kurang
14-16 L10 S9 L9 S1 L6 S7 L5 S 1 < L4 S7
17-21 L10 S11 L9 S3 L6 S9 L5 S3 < L4 S9
Sumber : Normative Data For Multi Stage Fitness Test
Jumlah hasil di atas merupakan jumlah maksimal yang diharapkan dari
setiap tes yang dilakukan. Untuk memudahkan klasifikasi hasil tes,
penulis membagi kategori hasil sebagai berikut :
b. Kriteria Lari Sprint 20 yard
Tabel 3.2
Kategori Test Normal Lari Sprint 20yard Putra dan Putri
Umur Putra (detik) Putri (detik)
14-16 3,05 3,35
17-20 2,93 3,27
75
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kriteria Medicine Ball
Tabel 3.3
Kategori Skor Tes Medicine Ball Putra dan
Putri
Umur Putra (Meter) Putri (Meter)
14-16 5 4
17-20 5,3 4,4
d. Kriteria Push up
Tabel 3.4
Kategori Skor TesPush Up 1menit Putra dan Putri
Umur Putra Putri dengan lutut
14-16 32 28
17-20 40 32
e. Kriteria Sit Ups
Tabel 3.5
Kategori Skor Tes Sit Ups 1menit putra dan Putri
Umur Putra Putri
14-16 35 30
17-20 45 40
Sumber : Kumpulan Materi Ilmu Kepelatihan Olahraga
4. Penentuan Konversi
76
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penentuan Konversi nilai dari setiap komponen tes kondisi fisik adalah
seperti yang tertera pada halaman 75
Tabel 3.6
Tabel Konversi Nilai
Kategori Konversi Nilai
Sempurna
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
10
8
6
4
2
Sumber : Modul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar
Cabang-Cabang Olahraga
5. Penentuan nilai kondisi fisik atlet
Rumus : skor =
6. Penentuan kategori kondisi fisik secara umum (Untuk mengetahui status
kondisi fisik individual atlet)
Penentuan kategori kondisi fisik atlet secara umum adalah sebegai berikut :
Tabel 3.7
Tabel Kategori Status Kondisi Fisik
Rentang Skor Kategori Kemampuan
9,6 – 10
8,0 – 9,5
6,0 – 7,9
4,0 – 5,9
2,0 – 3,9
Sempurna
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
77
Idon Jaya Wiguna, 2013
Profil Kondisi Fisik Atlet Anggar Kadet Dan Junior Dalam Pembinaan Prestasi Team Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Modul Tes Kemampuan komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang
Olahraga