22
63 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Metode ini digunakan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai hubungan antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja. B. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan ditemukannya gambaran umum pengalaman tindak kekerasan, gambaran umum harga diri remaja serta hubungan antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja. C. POPULASI DAN SAMPEL Sumber data pada penelitian adalah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2007/2008. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2002 : 109) yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua tetapi jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 20% - 50%. Untuk menentukan siswa yang akan menjadi sampel penelitian, digunakan teknik sampling yaitu random sampling (sampel acak). Teknik ini mengandung arti bahwa setiap

BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Metode ini

digunakan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

hubungan antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja.

B. PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif

yaitu pendekatan yang memungkinkan ditemukannya gambaran umum pengalaman

tindak kekerasan, gambaran umum harga diri remaja serta hubungan antara

pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja.

C. POPULASI DAN SAMPEL

Sumber data pada penelitian adalah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung

tahun ajaran 2007/2008. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto

(2002 : 109) yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua tetapi

jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 20% - 50%. Untuk

menentukan siswa yang akan menjadi sampel penelitian, digunakan teknik sampling

yaitu random sampling (sampel acak). Teknik ini mengandung arti bahwa setiap

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

64

anggota yang ada mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel

penelitian.

D. TEKNIK PELAKSANAAN PENGUMPUL DATA

1. Persiapan Pengumpuluan Data

Pelaksanaan pengumpulan data diawali dengan persiapan yang terdiri dari

penyusunan proposal, pengajuan izin penelitian, penyusunan dan pengembangan

alat pengumpul data dan uji coba alat pengumpul data.

a. Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal merupakan tahap awal dalam proses pelaksanaan

penelitian. Proposal penelitian terdiri dari latar belakang masalah, pemilihan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, variabel yang diukur, dan sistematika

penulisan yang dijadikan landasan penyusunan skripsi. Selanjutnya proposal

disahkan setelah mendapat persetujuan dari dewan skripsi jurusan dan dosen

pembimbing

b. Pengajuan Izin Penelitian

Proses pengajuan izin penelitian berawal dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan

perizinan ke tingkat Fakultas dan Rektor UPI Bandung dan kemudian

dilanjutkan ke Kantor Badan Kesatuan dan Perlindungan Masyarakat Daerah

Propinsi Jawa Barat dan Kantor Dinas Pendidikan. Surat izin penelitian yang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

65

telah disahkan kemudian direkomendasikan langsung ke pihak SMA

Pasundan 2 Bandung.

Proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengajukan surat izin

penelitian kepada Wakil Kepala Sekolah bidang Humas atau Kurikulum untuk

melaksanakan penelitian. Setelah mendapat ijin penelitian, dilanjutkan kepada

koordinator bimbingan dan konseling (BK) untuk memberikan instrumen

penelitian kepada setiap siswa yang menjadi sampel penelitian.

c. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dibantu oleh guru bimbingan dan

koseling (BK) dan rekan peneliti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

proses pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1) Mengintervensikan jumlah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung

tahun pelajaran 2007/2008.

2) Menetapkan jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian.

3) Mengecek kelengkapan alat pengumpul data yang akan diberikan

kepada siswa.

4) Menjelaskan maksud dan cara pengisian angket.

5) Menyebarkan alat pengumpul data.

6) Mengumpulkan alat pengumpul data yang telah diisi oleh siswa.

7) Menetapkan alat pengumpul data yang mungkin untuk diolah lebih

lanjut.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

66

8) Menghitung hasil pekerjaan siswa pada setiap lembar jawaban dan

memberikan skor serta mencocokannya dengan sampel penelitian

sesuai dengan kebutuhan.

E. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUMPUL DATA

Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan alat pengumpul data dan

pelaksanaan pengumpulan data sebaga berikut.

1. Menentukan Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dalam penelitian, diperlukan dua

buah data, yaitu data tentang pengalaman perlakuan tindak kekerasan dan harga

diri remaja. Untuk mengungkap kedua data tersebut diperlukan alat pengumpul

data yang memadai sesuai dengan konstruk masing-masing variabel.

Instrumen untuk memperoleh data penelitian menggunakan skala Guttman

sebagai tipe skala pengukuran untuk mengungkap gambaran pengalaman

perlakuan tindak kekerasan dan harga diri (self-esteem) remaja. Melalui skala

Guttman data yang diharapkan diukur dan diperoleh dari responden berada dalam

ukuran yang jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang

ditanyakan. Data yang diperoleh berupa data interval atau ratio dikotomi (dua

alternatf yang berbeda) (Ridwan, 2003 :16-17)

Alat pengumpul data yang disusun adalah : (1) Angket pengalaman

perlakuan tindak kekerasan yang selanjutnya disebut format A dan (2) Angket

harga diri (self-esteem) remaja yang selanjutnya disebut format B. Format A dan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

67

menggunkaan skala “YA” dan “TIDAK” dan format B menggunakan skala likert

yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat

tidak setuju).

Jawaban setiap item instrumen dari format A dan B menggunakan kriteria

penyekoran sebagai berikut.

TABEL 3.1 KRITERIA PENYEKORAN FORMAT A

Bentuk Item Pola skor

Ya Tidak Positif Negatif

1 0

0 1

TABEL 3.2 KRITERIA PENYEKORAN FORMAT B

Bentuk Item Pola skor

SS S R TS STS Positif Negatif

5 1

4 2

3 3

2 4

1 5

Untuk mendapatkan alat yang relevan (dapat diandalkan untuk

mengungkap data penelitian), penyusunan alat pengumpul data “Pengalaman

Perlakuan Tindak Kekerasan” dan alat pengumpul data “harga diri remaja”

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membuat kisi-kisi alat pengumpul data. Penelaahan kisi-kisi dilakukan

dengan menelaah berbagai literatur yang relevan, untuk merumuskan

indikator-indikator yang menjadi ruang lingkup, variabel pengalaman

perlakuan tindak kekerasan dan harga diri remaja.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

68

2. Menjabarkan setiap indikator pengalaman perlakuan tindak kekerasan dan

harga diri remaja ke dalam butir pertanyaan. Adapun bentuk pernyataan

terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Jumlah butir pernyataan yang

dibuat untuk format A sebanyak 46 butir item seperti tabel 3.3. untuk

format B disusun butir-butir item sebanyak 30 butir item seperti tabel 3.4.

TABEL 3.3 KISI-KISI INSTRUMEN PENGALAMAN PERLAKUAN

TINDAK KEKERASAN

Area Dimensi Indikator Nomor Item

Perlakuan Tindak Kekerasan

Fisik

dicubit

I (+)

dimarahi/diomeli disuruh lari didorong dibentak dijewer push up squat jump dipukul dengan tangan

Psikis

disindir dikata-katai kasar diejek dibanding-bandingkan dipalak disakiti perasaan ditipu

Seksual

diajak ngobrol porno dicolek dirayu dilihat dari kepala hingga kaki

Pengalaman Tindak Kekerasan

Waktu Terjadi 6-12 Tahun

II(+) 13-15 Tahun 16- 18 Tahun

Pelaku Tindak Kekerasan

Ayah

III(+)

Ibu Kakek Nenek Kakak Adik Paman Bibi Polisi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

69

Tenaga Medis Ibu/Bapak Guru Kepala Sekolah Penjaga Sekolah Preman Bencong Supir/Kernet angkutan umum

Tempat Terjadi Tindak Kekerasan

Rumah dan sekitarnya

IV(+)

Sekolah dan taman bermain Kantor Polisi, Rumah Tahanan/Penjara Jalanan, Halte bus, Terminal bus, Kendaraan umum Tempat pariwisata Tepi pantai, daerah sepi

TABEL 3.4 KISI-KISI INSTRUMEN HARGA DIRI REMAJA

Area Dimensi Indikator Nomor Item

Power

Self-Evaluation

Perbandingan antara gambaran diri yang dimiliki individu (self-image) dengan gambaran diri yang diinginkan (ideal self)

1(-)

Internalisasi dari penilaian sosial (society’s judgement)

2(-)

Evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari identitas diri

3(+),4(-)

Self-Worth Perasaan bahwa diri (self) itu penting dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri

5(+),6(+),7(+)

Significance

Self-Evaluation

Perbandingan antara gambaran diri yang dimiliki individu (self-image) dengan gambaran diri yang diinginkan (ideal self)

8(-)

Internalisasi dari penilaian sosial (society’s judgement)

9(-)

Evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari identitas diri

10(+)

Self-Worth Perasaan bahwa diri (self) itu penting dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri

11(+),12(+), 13(+)

Virtue Self-

Evaluation

Perbandingan antara gambaran diri yang dimiliki individu (self-image) dengan gambaran diri yang diinginkan (ideal self)

14(-),15(-)

Internalisasi dari penilaian sosial (society’s judgement)

16(-),17(-), 18(-)

Evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan 19(-),

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

70

dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari identitas diri

Self-Worth Perasaan bahwa diri (self) itu penting dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri

20(+),21(+)

Competence

Self-Evaluation

Perbandingan antara gambaran diri yang dimiliki individu (self-image) dengan gambaran diri yang diinginkan (ideal self)

22(-)

Internalisasi dari penilaian sosial (society’s judgement)

23(-),24(-)

Evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari identitas diri

25(+),26(+), 27(-)

Self-Worth Perasaan bahwa diri (self) itu penting dan melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri

28(+),29(+), 30(-)

3. Sebelum angket diujicoba dan digunakan, dilakukan penimbangan terlebih

dahulu. Penimbangan bermaksud untuk mengetahui tingkat kebaikan isi,

konstruk, redaksi dan kesesuaian antara butir pernyataan dengan aspek

yang diungkap.

4. Mengujicobakan kedua alat pengumpul data hasil judgement terhadap

sejumlah siswa SMA Pasundan 2 Bandung. Uji coba dilakukan untuk

mengetahui kekurangan instrumen salah satunya yaitu kejelasan makna

yang hendak diungkap. Apabila instrumen telah memenuhi syarat, maka

dapat dilaksanakan pengumpulan data. Kekurangan atau kelemahan yang

dimiliki instrumen kemudian diperbaiki supaya dapat memenuhi dua

syarat utama yaitu validitas (ketepatan) dan realibilitas (konsistensi),

seperti yang diungkapkan Faisal (1982:185):

Validitas pengukurang berhubungan dengan keseusaian dan kecermatan fungsi ukur dan alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid bila benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variavel yang akan diukur. Realibilitas pengukuran

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

71

berhubungan dengan daya konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dengan apa yang diukur. Alat ukur yang realibel kecil kemungkinannya melahirkan ukuran yang berbeda-beda bila kenyataannya obyeknya memang sama walaupun dilakukan oleh petugas lain dan atau kesempatan lain.

Setelah ujicoba dilaksanakan, maka telah diperoleh data, lalu kemudian

diolah lebih lanjut untuk memperoleh validitas dan realibilitas instrumen

pengumpul data.

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan

sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud (Suharsimi Arikunto, 2002 :145).

Pengujian validitas setiap item/butir pernyataan untuk skala Guttman

(angket pengalaman perlakuan tindak kekerasan) menggunakan Microsoft exel

dengan rumus Korelasi Point Biserial sebagai berikut:

q

p

S

MMy

t

tppbis

−=

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

72

Keterangan:

pbisy = koefisien korelasi biserial

pM = rata-rata sampel yang menjawab dengan tepat bagi butir yang dicari

validitasnya

tM = rata-rata skor total

tS = standar deviasi dari skor total

P = proporsi sampel yang menjawab dengan tepat

P = Banyaknya sampel yang menjawab dengan tepat Jumlah seluruh sampel q = Proporsi sampel yang menjawab tidak tepat

Setelah nilai korelasi diperoleh, untuk mengetahui valid atau tidak

valid suatu item, mkaa digunakan norma koefisien korelasi dengan ketentuan

nilai koefisien korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,3 maka item

instrumen dinyatakan valid (sugiyono, 2006:126). Apabila kurang dari 0,3

maka item instrumen dinyatakan tidak valid.

Untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal dengan skala likert

(angket harga diri remaja) digunakan uji t, yaitu dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

21

2

r

nrthit

−=

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel (Sudjana, 1992:380)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

73

Setelah diperoleh nilai thitung , maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan dengan ttabel untuk mengetahui tingkat signifikansinya, dengan

ketentuan thitung > t tabel

Pada studi uji coba instrumen ini, kriteria yang digunakan adalah item

yang memiliki thitung > t tabel dinyatakan sebagai item yang valid dan dapat

digunakan dalam skala. Dengan df = n-1 = (100-1), pada taraf kepercayaan 90%

diperoleh harga ttabel sebesar 1,66.

Hasil perhitungan terhadap 46 butir soal untuk instrumen pengalaman

tindak kekerasan (format A), diperoleh item soal yang valid sebanyak 36 item dan

yang tidak valid sebanyak 10 item; terhadap 30 butir soal untuk instrumen harga

diri (format B), didapatkan item soal yang valid sebnyak 30 item.

2. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Realibilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan instrumen penelitian

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat

dikatakan sudah baik yaitu instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data

sesuai dengan kenyataan (Suharsimi Arikunto, 2002 :145).

Pengujian koefisien realibilitas alat pengumpul data dilakukan

menggunakan rumus Split-half Method dengan cara membagi dua item ganjil dan

item genap. Setelah itu, skor masing-masing item ganjil dan genap tersebut

dikorelasikan dengan menggunakan rumus Spearman Rank. Hasil korelasi ke-dua

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

74

skor item tersebut kemudian dimasukan ke dalam rumus Spearman-Brown

sehingga menghasilkan nilai reliabilitas dari masing-masing variabel.

+

=

21

21

21

21

11

1

2

r

rr

(Suharsimi Arikunto, 2003: 93) Di mana :

11r = reliabilitas

2

12

1r = koefisien korelasi setengah tes

Sebagai tolok ukur koefisien realibilitas, digunakan kriteria Guilford

(Subino, 1987:115) sebagai berikut:

≤ 0,20 : derajat keterandalan sangat rendah; 0,20-0,40 : derajat keterandalan rendah;

0,40-0,70 : derajat keterandalan sedang; 0,70-0,90 : derajat keterandalan tinggi; 0,90-1,00 : derajat keterandalan sangat tinggi.

Nilai reliabilitas instrumen pengalaman perlakuan tindak kekerasan yang

diperoleh sebesar 0.85 berada pada kategori tinggi dan nilai reabilitas instrumen

harga diri sebesar 0,793 berada pada ketegori tinggi artinya instrumen yang

digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

75

F. ANALISIS DATA

1. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah supaya data yang diperoleh

memiliki arti seperti yang diungkapkan oleh Surakhmad (Arif Nugraha,

2006:133):

Mengolah data adalah usaha konkrit untuk membuat data tersebut “berbicara” sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan yang “membisu seribu bahasa”. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka dilakukan langkah-langkah

sistematis agar peneliti dapat menggunakan data yang diperoleh untuk membuat

suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah data terkumpul adalah sebagai

berikut.

a. Verifikasi data

Verifikasi data bertujuan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket

yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh siswa. Hasil

penyeleksian menunjukkan bahwa seluruh angket yang telah diisi oleh siswa

sudah lengkap dan dapat diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

76

1) Memisahkan lembar jawaban yang lengkap. Hal ini dilakukan agar

dalam proses perhitungan hanya dilakukan atas data-data yang

memenuhi syarat saja.

2) Memberi nomor pada masing-masing jawaban. Hal ini dimaksudkan

untuk menghindari kekeliruan dalam penyekoran, dan tidak terukur

dengan responden lain.

b. Pengelompokan Data

Cara pengelompokkan data mempergunakan proses perhitungan dengan

menggunakan kriteria skor ideal, yaitu:

Keterangan :

x ideal = skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa jika semua pernyataan dijawab dengan benar

x ideal = ½ dari skor ideal SD ideal = 1/3 dari X ideal

Z = Luas daerah dari kurva normal (0,61)

Setelah diketahui nilai dari skor ideal maka dilakukan penentuan dengan

menggunakan tabel selang interval kategori yang diperoleh dari kriteria ideal

yaitu kategori pertama berada pada luas daerah normal sebesar 27 % sebelah

kanan denagn Z= +0,61; kategori kedua berada pada luas daerah kurva sebesar

46% atau letaknya terentang antara Z= -0,61 sampai dengan Z= +0,61; dan

x ideal + Z (SD ideal)

(Cece rakhmat dan M. Solehudin, 2006:63)

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

77

kategori ketiga berada pada luas daerah kurva sebesar 27% kurva normal Z = -

0,61 seperti divisualisasikan pada tabel 3.5.

TABEL 3.5 TABEL KRITERIA SKOR IDEAL

No. Kriteria Kategori 1. x ≥ x ideal + 0,61 SD ideal Tinggi 2. x ideal - 0,61 SD ideal > x < x ideal + 0,61 SD ideal Sedang 3. x < x ideal – 0,61 SD ideal Rendah

Dibawah ini diberikan contoh perhitungan gambaran umum

pengalaman perlakuan tindak kekerasan dan harga diri remaja.

TABEL 3.6 TABEL PERHITUNGAN SKOR IDEAL

Pengalaman perlakuan tindak

kekerasan Harga diri remaja

X ideal = 46 X ideal = 150 x ideal = ½ x 46 = 23 x ideal = ½ x 150 = 75 SD ideal = 1/3 x 23 = 7,6 = 8 SD ideal = 1/3 x 75 = 25

Dari hasil perhitungan diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan

gambaran umum pengalaman perlakuan tindak kekerasan sebagai berikut:

TABEL 3.7 TABEL HASIL PERHITUNGAN SKOR IDEAL

Pengalaman perlakuan tindak kekerasan

Kategori tinggi X ≥23 + 0,61 (8) X ≥ 28 Kategori sedang 23 – 0,61 (8) < X > 23 + (0,61 (8) 18 < X < 28 Kategori rendah X ≤ 23 – 0,61 (8) X ≤ 18

Harga diri remaja Kategori tinggi X ≥75 + 0,61 (25 X ≥ 90 Kategori sedang 75 – 0,61 (25) < X > 75 + 0,61 (25) 60 < X < 90 Kategori rendah X ≤ 75 – 0,61 (25) X ≤ 60

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

78

c. Pemilihan Teknik Statistik

Pengujian asumsi statistik dilakukan untuk keperluan analisis rumusan

masalah, serta sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan teknik pengolahan

data. Asumsi statistik yang diuji melalui:

1) Uji Ketepatan Skala (Uji Penyebaran Frekuensi Jawaban)

Langkah ini dilakukan dengan menganalisis penyebaran frekuensi

jawaban pada kontinuum skala tersebut. Analisis ini menggunakan patokan

dari Rochman Natawidjaja (1985: 235) bahwa mode jawaban tidak terhimpun

di satu ujung kontinuum, tetapi sebagian berada di ujung lain dan sebagian

lagi terletak di tengah kontinuum arah kecerdasan emosional itu. Sumadi

Suryabrata (2000: 188) juga berpendapat sama bahwa “pernyataan yang

memenuhi syarat dilihat dari distribusi jawabannya adalah pernyataan yang 1)

semua kemungkinan jawabannya terisi (tidak ada yang kosong), dan 2)

distribusi jawabannya bermodus tunggal (unimodal)”.

Pada studi ujicoba, dari sejumlah 30 item, semua item memiliki

frekuensi jawaban yang menyebar. Jadi dengan demikian, dari hasil

perhitungan ketepatan skala (uji penyebaran frekuensi jawaban) semua item

dapat digunakan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

2) Analisa Daya Pembeda

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan/item

dapat membedakan responden yang memiliki skor kecerdasan emosional yang

tinggi dan responden yang memiliki skor kecerdasan emosional yang rendah.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

79

Untuk menganalisa daya pembeda ini, responden yang menjadi sampel uji

coba penelitian diurutkan berdasarkan besar kecilnya jumlah nilai/skor yang

diperoleh, yaitu dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Kemudian

dari 42 responden yang menjadi sampel uji coba, diambil 12 responden yang

memiliki nilai tertinggi dan 12 responden yang memiliki nilai terendah, yaitu

masing-masing 27% dari seluruh sampel uji coba (Suharsimi Arikunto, 2003:

212).

Untuk menguji daya pembeda ini, digunakan rumus sebagai berikut:

t = ( ) ( )

( )1

2

2

2

2

−+−

∑ ∑∑∑

nnn

XX

n

XX

XX

LL

HH

LH

(Edwards, 1957: 153) Di mana: XH = Skor kelompok atas

HX = Rata-rata skor kelompok atas XL = Skor kelompok bawah

LX = Rata-rata skor kelompok bawah n = Jumlah responden

Sebagai tolok ukur daya pembedanya, digunakan kriteria dari Rohman

Natawidjaja (1985: 240) bahwa apabila perbedaan rata-rata itu signifikan,

yaitu bahwa rata-rata kelompok atas lebih besar dari kelompok bawah, maka

item itu dianggap dapat membedakan responden kelompok atas dari

responden kelompok bawah. Dengan perkataan lain, item itu mempunyai daya

pembeda yang memadai. Jadi, dengan demikian, item yang memiliki nilai

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

80

daya pembeda (t) ≤0 (kurang dari sama dengan nol) dianggap memiliki daya

pembeda yang tidak memadai, maka item tersebut dibuang.

Pada studi uji coba, dari sejumlah 30 item, semua item memiliki daya

pembeda ≥0 (lebih besar dari sama dengan nol), sehingga semua item dapat

digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3) Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas distribusi skor dilakukan untuk mengetahui normal

tidaknya distribusi data yag menjadi syarat untuk menentukan jenis

perhitungan statistik apa yang digunakan dalam penganalisaan data

selanjutnya. Jika dari uji normalitas menghasilkan nilai yang berdistribusi

normal maka teknik statistik yang digunakan adalah memakai pendekatan

parametik, sedangkan apabila uji normalitas memperlihatkan hasil distribusi

yang tidak normal maka pengolahan data menggunkan pendekatan non

parametik.

Teknik parametik digunakan untuk data yang berdistribusi normal, dan

untuk teknik non parametik digunakan apabila data berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kesimpulan dari penelitian akan

berlaku untuk seluruh populasi atau tidak dan untuk menentukan analisis

statistik parametik dapat digunakan dalam menganalisis data atau tidak.

Data yang diujinormalitaskan dalam penelitian ada dua kelompok,

pertama kelompok data X untuk variabel pengalaman perlakuan tindak

kekerasan, kedua adalah kelompok Y untuk variabel harga diri remaja.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

81

Sedangkan pengujian normalitas untuk kedua kelompok tersebut

menggunakan prosedur uji normalitas Kolgomorov-Smirnov pada program

SPSS versi 12.

4) Linearitas dengan Menggunakan Analisis Regresi

Analisis regresi bertujuan untuk menentukan bilangan fungsional yang

diharapkan berlaku untuk populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari

populasi yang bersangkutan. Hubungan fungsional ini akan ditulis dalam

bentuk persamaan matematika yang disebut persamaan regresi. Persamaan

regresi yang digunakan adalah regresi linier sederhana, sedangkan metode

yang digunakan adalah metode kuadrat kecil, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a/ α = Harga Y bila X=0

b/β = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi

penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Ŷ = a + bx (statistik) atau Ŷ = α + βX (parameter)

(Sugiyono, 1999:244)

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

82

Adapun rumus yang dipergunakan untuk memperoleh harga a dan harga b

adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 1992:351)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

JamaludiCecep RuDino R

Arni Nur RahmAli Nur Rita Les

Desita RDesi Ang Saepul R

Yudi R.L

Desi AmaMaman KaIsni K.H

Iik SF Regina OTrisnia Novi AmaAnita Ek

Chairul Risma NR. SitiEvi Tria

Mega Les MuliaAnnisa P

Eka Wija Maya K

Moh. Rya

Miata OkEka Kurn

EstyBobby D.

Nadia RaVabry T.

Melliani

Alamna K

Dependent Variable: hargadiri

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 3.1

Grafik Linearitas dengan Menggunakan Analisis Regresi

( ) ( )( )∑ ∑∑∑∑

−=

22

2 )(

XXn

XYYxa

( )( )( )∑ ∑

∑∑∑−

−=

22

)(

XXn

YYXYb

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

83

5) Uji Korelasi Product Moment

Uji korelasi adalah rumus statistik yang dipergunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas X (Independent) dengan variabel

terikat Y (Dependen) sehingga diketahui seberapa besar hubungan variabel X

terhadap variabel Y. Perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 12 dan

menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu:

( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

xyr = Koefisien korelasi product moment

X∑ = Jumlah untuk skor variabel X Y∑ = Jumlah untuk skor variabel Y

N = Jumlah sampel 2X∑ = Jumlah skor variabel X yang dikuadratkan

2Y∑ = Jumlah skor variabel Y yang dikuadratkan XY∑ = Jumlah skor variabel X dan Y yang dikalikan

Untuk mencari harga koefisien korelasinya, digunakan rumus:

21

2

r

nrthit

−−=

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel (Sudjana, 1992:380)

Besarnya hubungan kedua variabel dapat diketahui berdasarkan

pendapat Arikunto (2002:245), yang ditunjukkan pada tabel 3.8.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN …

84

TABEL 3.8 KATEGORI KETERKAITAN HUBUNGAN VARIABEL

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,60 0,60 – 0,80 0,80 – 1,00

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat

Sangat kuat (Arikunto, 2002:245)

6) Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang

dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel

X (pengalaman perlakuan tindak kekerasan) turut menentukan variabel Y

(harga diri remaja).

Rumus Koefisien determinasi (KD) sebagai berikut.

KD = 1002 ×xyr %

Keterangan: KD = Koefisien determinasi yang dicari

2r = Kuadrat koefisien korelasi (Sudjana, 1992:369)

Alasan menggunakan rumus tersebut karena 100% dari variabel yang

terjadi dalam variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X. Kemudian

ditafsirkan berdasarkan kriteria menurut Suharsimi Arikunto (2002:245) yaitu

80 % - 100 % = Tinggi 60 % - 80 % = Cukup 40 % - 60 % = Agak rendah

20 % - 40 % = Rendah 0 % - 20 % = Sangat rendah (tak berkorelasi)