18
8 BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN Dalam bab ini membahas tentang perancangan desain simulasi dari rangkaian Maximum Power Point Tracking (MPPT), mulai dari perancangan Photovoltac, konverter dc-dc tipe cuk dan algoritmanya. Untuk flowchart dari tahapan perancangan pemodelan simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan konverter tipe cuk dan algoritma Artificial Bee Colony adalah sebagai berikut : Mulai Penentuan Parameter Suhu dan Radiasi Pemodelan Modul PV pada Matlab Pembuatan logika ABC Pemodelan Konverter Dc dc Tipe Cuk Penentuan Nilai Komponen Pada Konverter Cuk Selesai Pemodelan Keseluruhan Sistem PV dengan MPPT Pengujian dan Analisa Hasil Gambar 3.1 Flowchart Tahap Pembuatan Sistem MPPT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

8

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN

Dalam bab ini membahas tentang perancangan desain simulasi dari

rangkaian Maximum Power Point Tracking (MPPT), mulai dari perancangan

Photovoltac, konverter dc-dc tipe cuk dan algoritmanya. Untuk flowchart dari

tahapan perancangan pemodelan simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT)

dengan konverter tipe cuk dan algoritma Artificial Bee Colony adalah sebagai

berikut :

Mulai

Penentuan Parameter Suhu

dan Radiasi

Pemodelan Modul PV pada Matlab

Pembuatan logika ABC

Pemodelan Konverter Dc dc Tipe Cuk

Penentuan Nilai Komponen Pada Konverter

Cuk

Selesai

Pemodelan Keseluruhan Sistem PV dengan

MPPT

Pengujian dan Analisa Hasil

Gambar 3.1 Flowchart Tahap Pembuatan Sistem MPPT

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

9

3.1 Pemodelan Photovoltaic (PV)

Dalam mendesain photovoltaic harus diketahui bahwa photovoltaic memiliki

2 input dan 2 output. Inputan photovoltaic berupa radiasi dan suhu sedangkan

outputnya berupa kutup positif (+) dan Negatif (-). Pada simulasi ini menggunakan

MATLAB 8. 0 (R2016a) dengan pemodelan modul Photovoltaic sebagai berikut:

Gambar 3.2 Tampak Luar Modul PV

Pada gambar diatas menunjukan tampilan luar dari modul PV dengan

pencahayaan 1000 W/m2 dan suhu 250 C. Disini saya menggunakan modul PV yang

sudah ada di dalam Library MATLAB 8. 0 (R2016a) sehingga saya hanya perlu

menentukan parameter PV yang saya desain.

Gambar 3.3 Pemodelan Rangkaian Panel Surya

Pada gambar 3.3 menunjukan pemodelan PV yang lebih detail yang ada pada

Library Matlab. Sehingga dari sini kami hanya perlu menentukan dan merancang

parameternya bisa dilihat pada gambar 3.4.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

10

Gambar 3.4 Blok Paramerter Modul PV 4000 W

Dari gambar 3.4 dapat diketahui bahwa disini menggunakan 20 panel surya

yang diseri, masing-masing mempunyai daya maksimum 200 W. sehingga

menghasilkan daya maksimum 4000 W dengan tegangan maksimum per panel 28.5

volt sehingga menjadi 570 volt dan arus 7.02 ampere.

3.2 Rangkaian Konverter Dc-Dc Tipe Cuk

Pada perancangan konverter dc-dc tipe cuk menggunakan parameter yang

bisa dilihat pada tabel 3.1. Tabel ini menunjukan nilai inputan dari photovoltaic dan

outputan konverter yang diinginkan.

Tabel 3.1 Data Spesifikasi Konverter Dc-Dc Tipe Cuk

Tegangan input (Vin) 570 V

Arus input 7.02 A

Frekuensi (F) 10 Mhz

Duty cycle 0.1-0.9

Hambatan awal (R) 20

Arus output (Vout) 14,04A

Tegangan output (Vout) 285 V

Daya Max (P) 4000W

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

11

𝐼𝐿1 =𝑃𝑠

𝑉𝑠

𝐼𝐿1 =4000

570= 7,02 𝐴

∆𝐼𝐿1 = 0.01 ∗ 𝐼𝐿1

∆𝐼𝐿1 = 0.01 ∗ 7,019 = 0.07

𝐿1 ≥ 𝑉𝑠 𝐷

𝑓 ∆𝐼𝐿1

𝐿1 ≥570 ∗ 0.8

107 ∗ 0.07= 651,4 𝑢𝐻

Untuk pemilihan nilai L1 maka diperlukan penyelesaian rumus diatas

dimana Ps adalah daya sumber, Vs adalah tegangan sumber, 0.01 adalah riple arus

pada L1 yaitu 1%, dan f adalah frekuensi. Maka ditentukan nilai L1 sebesar 800 uH.

𝐼𝐿2 =𝑃𝑜

𝑉𝑜

𝐼𝐿2 =4000

285= 14.03 𝐴

∆𝐼𝐿2 = 0.01 ∗ 𝐼𝐿2

∆𝐼𝐿2 = 0.01 ∗ 14.03 = 0.14

𝐿2 ≥ 𝑉𝑠 𝐷

𝑓 ∆𝐼𝐿2

𝐿2 ≥570 ∗ 0.8

107 ∗ 0.14= 325,7 𝑢𝐻

Untuk pemilihan nilai L2 dimana Po adalah daya output konverter, Vo

adalah tegangan output, dan 0.01 adalah riple arus pada L2 yaitu 1%, Maka

ditentukan nilai L2 sebesar 800 uH.

𝑅 =𝑉𝑜2

𝑃

𝑅 =2842

4000= 20,30 𝑜ℎ𝑚

𝑉𝑐1 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑜

𝑉𝑐1 = 570 + 285 = 857 𝑉

∆𝑉𝑐1 = 0.00014 ∗ 𝑉𝑐1

∆𝑉𝑐1 = 0.00014 ∗ 857 = 0.119 V

𝐶1 ≥ 𝑉𝑜 𝐷

𝑅 𝑓 ∆𝑉𝑐1

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

12

𝐶1 ≥ 285 ∗ 0.8

20 ∗ 107 ∗ 0.119= 7,98 𝑢𝐹

Pada pemilihan C1 didapatkan nilai 7,98 uF maka yang saya gunakan pada

sistem ini adalah 10 uF dengan nilai resistor awal 20 ohm.

∆𝑉𝑐2 = 0.00000031 ∗ 𝑉𝑜

∆𝑉𝑐2 = 0.00000031 ∗ 285 = 0.00008769

∆𝑉𝑐2 ≥ 𝑉𝑠 𝐷

8 𝐶2𝐿2𝑓2

𝐶2 ≥ 𝑉𝑠 𝐷

8 ∆𝑉𝑐2 𝐿2𝑓2

𝐶2 ≥ 570 ∗ 0.8

8 ∗ 0.00008769 ∗ 325,7 ∗ 10−6 ∗ 1014

𝐶2 ≥ 20 𝑢𝐹

Pada pemilihan C2 didapatkan nilai 20 uF maka yang saya gunakan pada

sistem ini adalah 20 uF,

Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink

3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

Pada algoritma ini menggunakan parameter yang bisa dilihat pada tabel 3.2.

dimana SN adalah candidate solutions atau jumlah lebah yang digunakan, MCN

adalah maximum cycle number atau jumlah iterasi dari Artificial Bee Colony. Untuk

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

13

pemilihan duty cycle maksimal dan minimal bisa dilihat dari Dmax dan Dmin yaitu

0.3 dan 0.7 dengan time simpling 0.1uS.

Tabel 3.2 Parameter Algoritma Artificial Bee Colony

SN 3 Bees

MCN 50 Cycle

Dmin 0.2

Dmax 0.8

Limit 50

Time simpling 0.1uS

Dari tabel diatas dibuatlah algoritma Artificial Bee Colony yang bisa dilihat pada

script dibawah ini.

function [dbest,D]=abc(I,V)

persistent j0 d0 best0 dbest0 ppv0 C0 P0 L0 iterasi0

if isempty (j0)

j0=0;

d0=zeros(1,3);

ppv0=zeros(1,3);

best0=0;

dbest0=0;

C0=zeros(3,1);

P0=zeros(1,3);

iterasi0=0;

end

iterasi=iterasi0

d=d0

C=C0

ppv=ppv0

best=best0

dbest=dbest0

P=P0;

D=0

j=j0+1

dmin=0.3

dmax=0.7

L=100

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% INISIALISASI %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

if j==1

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

14

d(j)=dmin+rand*(dmax-dmin)

D=d(j)

ip=I

vp=V

ppv(j)=ip*vp

if ppv(j)>best

dbest=d(j)

best=ppv(j)

end

end

if j==2

d(j)=dmin+rand*(dmax-dmin)

D=d(j)

ip=I

vp=V

ppv(j)=ip*vp

if ppv(j)>best

dbest=d(j)

best=ppv(j)

end

end

if j==3

d(j)=dmin+rand*(dmax-dmin)

D=d(j)

ip=I

vp=V

ppv(j)=ip*vp

if ppv(j)>best

dbest=d(j)

best=ppv(j)

end

end

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% EMPLOYE BEE %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

if j==4

K=[2 3]

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

15

new=d(1)+phi*(d(1)-d(k))

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(1)

d(1)=new

dbest=d(1)

ppv(1)=ppvnew

else

C(1)=C(1)+1

end

end

if j==5

K=[1 3]

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

new=d(2)+phi*(d(2)-d(k))

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(2)

d(2)=new

ppv(2)=ppvnew

else

C(2)=C(2)+1

end

end

if j==6

K=[1 2]

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

new=d(3)+phi*(d(3)-d(k))

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(3)

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

16

d(3)=new

ppv(3)=ppvnew

else

C(3)=C(3)+1

end

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% ONLOOKER BEES %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

for i=1:3

P(i)=ppv(i)/sum(ppv);

end

end

if j==7

r=rand;

R=cumsum(P)

i=find(r<=R,1,'first')

K=[1:i-1 i+1:3];

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

new=d(1)+phi*(d(1)-d(k))

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(1)

d(1)=new

ppv(1)=ppvnew

else

C(1)=C(1)+1

end

end

if j==8

r=rand;

R=cumsum(P)

i=find(r<=R,1,'first')

K=[1:i-1 i+1:3];

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

new=d(2)+phi*(d(2)-d(k))

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

17

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(2)

d(2)=new

ppv(2)=ppvnew

else

C(2)=C(2)+1

end

end

if j==9

r=rand;

R=cumsum(P)

i=find(r<=R,1,'first')

K=[1:i-1 i+1:3];

k=K(randi([1 numel(K)]))

phi=unifrnd(-0.01,0.01)

new=d(3)+phi*(d(3)-d(k))

D=new

vp=V

ip=I

ppvnew=vp*ip

if ppvnew>=ppv(3)

d(3)=new

ppv(3)=ppvnew

else

C(3)=C(3)+1

end

end

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% SCOUT BEES %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

if j==10

if C(1)>L

d(1)=dmin+rand*(dmax-dmin);

D=d(1)

ip=I

vp=V

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

18

ppv(1)=ip*vp

C(1)=0;

if ppv(1)>best

dbest=d(1)

best=ppv(1)

end

end

end

if j==11

if C(2)>L

d(2)=dmin+rand*(dmax-dmin);

D=d(2)

ip=I

vp=V

ppv(2)=ip*vp

C(2)=0;

if ppv(2)>best

dbest=d(2)

best=ppv(2)

end

end

end

if j==12

if C(3)>L

d(3)=dmin+rand*(dmax-dmin);

D=d(3)

ip=I

vp=V

ppv(3)=ip*vp

C(3)=0;

if ppv(3)>best

dbest=d(3)

best=ppv(3)

end

end

j=3;

iterasi=iterasi+1

if iterasi>=50

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

19

j=0

end

end

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

iterasi=iterasi0

C0=C;

d0=d;

P0=P;

dbest0=dbest;

best0=best;

ppv0=ppv;

j0=j;

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

20

Fase Inisialisasi

Start

Control parameter ;MCN, SN, TS

Inisialisasi lebah pekerjaPosisi (duty cycle)

Eq (2.6)

Evaluasi duty cycle

Update lebah pekerja

Duty cycle eq (2.7)

Evaluasi

Terapkan greedy selection process;

Hitung probabilitas Pi eq (2.8)

Rekrut onlooker bees;

Eq (2.7)

Evaluasi duty cyclenya

Terapkan greedy selection

Menentukan duty cycles yang ditinggalkan

untuk pengintaian

Mengganti dan mengevaluasi mereka

Eq (2.6)

Mengingat duty cycles terbaik

Cycle = Cycle + 1

Cycle = Max. Cycle?

Duty cycle = Duty cycle terbaik

Yes

NO

Gambar 3.6 Flowchart Artificial Bee Colony

Fase

Employed Bees

Fase

Onlooker Bees

Fase

Scout Bees

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

21

3.4 Pemodelan Simulink MPPT Dengan Artificial Bee Colony

Pada Gambar 3.7 dapat dilihat pemodelan MPPT dari Artificial Bee Colony

dengan konverter cuk yang telah didesain sesuai parameter yang ditentukan.

Terdapat 3 blok sistem utama sedangkan blok P&O dan NOMPPT adalah blok

untuk sistem pembanding yang bisa dilihat pada sub bab selanjutnya. Untuk 3 blok

utama pada desain sub bab ini yaitu:

1. PV Array, yaitu blok yang berisi rangkaian sistem panel surya yang telah

dijelaskan pada gambar 3.3 dengan parameter yang dapat dilihat pada

gambar 3.4

2. ABC, yaitu blok yang berisi script function dari algoritma Artificial Bee

Colony.

3. Cuk Konverter, yaitu blok yang berisi rangkaian konverter cuk yang telah

didesain yang bisa dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.7 Sistem Kotroler MPPT Artificial Bee Colony

3.5 Sistem Controller Pembanding Tanpa MPPT

Untuk perancangan sistem pembanding tanpa MPPT menggunakan

konverter yang sama dengan parameter inputan yang sama sehingga tidak perlu

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

22

mendesain konverter baru. Untuk perancangan modul photovoltaic tanpa MPPT

bisa dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rangkaian Simulink PV Tanpa MPPT

Dari gambar 3.8 terlihat bahwa inputan switching pada mosfet konverter

menggunakan Pulse Generator dengan lebar pulsa 25%. Angka tersebut kami

dapatkan dari percobaan manual sehingga hasil terbaik adalah pada lebar pulsa 25%

atau duty cycle 0.25. Untuk blok-blok yang terdapat pada perancangan sistem ini

secara umum sama dengan Artificial Bee Colony, hanya saja tidak terdapat blok

yang berisi script function karena menggunakan Pulse Generator.

3.6 Sistem Controller Pembanding Perturb and Observe (P&O)

Untuk sistem dengan P&O kami menggunakan parameter yang sedikit

berbeda yaitu dengan frekuensi 50 KHz sedangkan pada 2 sistem diatas

menggunakan frekuensi 10 MHz. Perbedaan ini disesuaikan dengan algoritma P&O

untuk mendapatkan hasil terbaik. Sehingga nilai untuk komponen pada konverter

juga berubah dengan tetap menggunakan rumus perhitungan yang sama kami

mendapatkan nilai komponen dari cuk konverter pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Nilai Komponen Cuk Konverter

L1 L2 C1 C2

8000 uH 8000uH 5uF 10uF

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

23

Pada tabel diatas didapatkan nilai komponen-komponen cuk konverter

dengan tegangan ripple pada L1 5.7mV dan L2 5.6mV sedangkan arus riple C1 0.2V

dan C2 0.007mV. Untuk gambar simulink dari P&O bisa dilihat pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Rangkaian simulink PV Dengan Perturb and Observe

Untuk perancangan pembanding P&O terdapat blok PV array yang sama

dengan sistem sebelumnya. Pada blok cuk konverter dengan rangkaian yang sama

seperti gambar 3.5 tapi nilai komponen yang berbeda, untuk nilai komponen pada

P&O ini bisa dilihat pada tabel 3.3. Sedangkan perbedaan selanjutnya yaitu terdapat

blok mppt controller yaitu blok yang berisi script function dari algoritma P&O yang

bisa dilihat dibawah ini.

%%%%%%%%%%%%%%%%Script P&O%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

function D = PandO(Param, Enabled, V, I)

Dout = Param(1); %inisialisasi nilai D output

Dmax = Param(2); %D maksimum

Dmin = Param(3); %D Minimum

deltaD = Param(4); %nilai kenaikan atau penurunan nilai D

persistent V0 P0 D0;

dataType = 'double';

if isempty(V0)

V0=0;

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

24

P0=0;

D0=Dout;

end

P= V*I;

dV= V - V0;

dP= P - P0;

if dP ~= 0 & Enabled ~=0

if dP < 0

if dV < 0

D = D0 - deltaD;

else

D = D0 + deltaD;

end

else

if dV < 0

D = D0 + deltaD;

else

D = D0 - deltaD;

end

end

else D=D0;

end

if D >= Dmax | D<= Dmin

D=D0;

end

D0=D;

V0=V;

P0=P;

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

3.7 Desain Pengujian Konverter DC-DC Tipe Cuk

Desain pengujian ini bisa dilihat pada gambar 3.10 yang mana, menggunakan

sumber tegangan DC 570V yang telah disesuaikan dengan parameter dan nilai

komponen pada sistem MPPT Artificial Bee Colony. Tujuannya adalah mengetahui

apakah konverter yang didesain telah sesuai dengan harapan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGANeprints.umm.ac.id/40880/4/BAB 3.pdf · Gambar 3.5 Pemodelan Konverter Dc-dc Tipe Cuk Pada Matlab Simulink . 3.3 Algoritma Artificial Bee Colony

25

Gambar 3.10 Desain Simulink Pengujian Cuk Konverter

Hasil dari pengujian konverter inilah yang menentukan apakah konverter

yang telah didesain layak untuk dimasukkan kedalam sistem maxsimum power

point tracking pada photovoltaic. Menentukan sudah sesuai atau belum rancangan

konverter akan terlihat pada hasil output pengujian ini, jika hasil output sama

dengan hasil output yang diharapkan maka konverter sudah sesuai dan didesain

dengan benar.