14
24 Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengertian Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untu mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalm penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2014, hlm.2) 2. Pengertian Penelitian Kuantitatif Menurut pendapat Sugiyono (2014, hlm. 7) bahwasannya metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode posotivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagi metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kidah-kidah ilmiah yaitu kongkret/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut juga metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut kunatitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih pendapat Sugiyono (2014, hlm. 8) penelitian kuntitatif disebut metode penelitian naturalistic karena penlitiannya yang dikalukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/18377/8/S_IPA_KDSERANG_1102396_Chapter3.pdfmetode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya,

  • Upload
    lamlien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

24 Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untu mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal,

sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang

dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses

yang digunakan dalm penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis. (Sugiyono, 2014, hlm.2)

2. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Menurut pendapat Sugiyono (2014, hlm. 7) bahwasannya metode

kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama

digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini

disebut sebagai metode posotivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism.

Metode ini sebagi metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kidah-kidah

ilmiah yaitu kongkret/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode

ini disebut juga metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut kunatitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih

pendapat Sugiyono (2014, hlm. 8) penelitian kuntitatif disebut metode penelitian

naturalistic karena penlitiannya yang dikalukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya

metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya,

disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif.

25

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Metode Penelitian Eksperimen

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan pada bab

sebelumnya, maka peneliti akan menggunakan metode eksprimen. Rancangan

Eksperimen yang sebenarnya. Prinsip ekuivalensi kelompok eksperimen

dengan kelompok control pada rancangan ini harus terpenuhi.

True Eksperimental design

Penelitian ini, desain yang yang digunakan adalah desain eksperimen

yang sebenarnya pada desain ini meliputi beberapa tahap yaitu pre test –

treatment – post test untuk kelas eksperimen dan control. Berikut adalah pola

desain eksperimen yang sebenarnya :

Random Group Pretest Treatment Posttest

A O1 X1 O2

R

B O1 X1 O2

Gambar : 3.1 desain penelitian eksperimen

Adaptasi : McMillan dan Schumacher,2001:335 (dalam Taniredja dan

Mustafidah, 2002, hlm.59)

Keterangan :

R : Responden

A : Kelompok Eksperimen

B : Kelompok Kontrol

X1 : Treatment dengan pembelajaran berbasis PBI

X2 : Treatment pemebelajaran konvensional

O1 : Pretest

O2 : Posttest

26

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tentu ada perbedaan perlakuan antara kelas control dan kelas

eksperimen, perbedaannya yaitu, kelas control menggunakan model

penbelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen menggunakan

model pembelajaran problem based instructions.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2014, hlm. 80). Sedangkan menurut Nawawi

(dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm. 33) populasi adalah

keseluruhan subjek yang terdiridari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber.

Pendapat lain menurut Furchan (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012,

hlm. 33) populasi dirumuskan sebagai “semua anggota sekelompok orang,

kejadian atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.” Atau kelompok

besar yang menjadi sarana generalisasi.

Populasi penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumah 57 orang di

SDN Taktakan 2 tahun ajaran 2014/2015 .

Ali (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm. 34) menyebutkan

bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan

diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Menurut Bungin (dalam

Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm. 34) ada beberpa factor yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan suatu sampel dalam suatu penelitian,

agar sampel penelitian memiliki bobot yang representative yang

diharapkan, yaitu :

1. Derajat keseragaman (degree og homogeneity) populasi. Semakin kompleks

populasinya, semkin besar sampelnya.

2. Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat khusus populasi

27

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Presisi (keseksamaan) yang dikendaki penelitian.

4.Penggunaan teknik sampling tang tepat.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Random

Sampling. Random Sampling ini disebut juga acak, serampangan atau pilih

kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan

untuk menjadi sampel penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 25 orang

pada setiap kelas.

Diambil secara random

Gambar : 3.2 Teknik Simple Random Sampling

Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 82)

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Nasution 1988 (dalam Sugiyono, 2014 hlm.226) menyatakan

bahwa observasi adalah dasar semua ilmu penegtahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Sedangkan menurut Marshall 1995 (dalam

Sugiyono, 2014 hlm. 226) melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku

dan makna dari perilaku tersebut. Sedangkan menurut Nurakancana dan

Sumartana (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm.137)

mengungkapkan bahwa observasi adalah cara untuk mengadakan penilaian

dengan jaln mengadakan mengamatan secara langsung dan sistematis, data –

data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam sutu catatan observasi,

kegiatan pencatatan dalam hal ini ialah merupakan bagian dari kegiatan

pengamatan. Arikunto (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm.138)

juga mengemukakan bahwa dalam menggunakan metode observasi cara yang

paling efektif adalah melengkapinya degan format atau blangko pengamatan

Populasi

homogen

relative

homogen

Sampel

yang

represent

atif

28

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item – item tentang kejadian

atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Oleh karena itu, dalam

observasi ini peneliti juga menyediakan blangko pengamatan sebagai

instrument peneitian. Observasi dilakukan pada hari Senin tanggal 25 Mei

2015 objek yang diobservasi adalah siswa kelas IV SDN Taktakan 2 dengan

tujuan untuk mengetahui kebiasaan atau gaya belajar siswa saat mengikuti

pembelajaran. Hari Selasa tanggal 26 Mei 2015 peneliti diobservasi oleh guru

kelas saat melaksanakan treatment dan menerapkan Model Pembelajaran

Problem Based Insructions terhadap siswa.

2. Wawancara

Menurut Sutrisno (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 138) mengemukakan

bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan

metode wawancara adalah sebagai berikut ;

a. Bahwa subjek (Responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah

benardan dapat dipercaya

c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh

penliti.

Wawancara dilakukan secara langsung kepada siswa pada pukul

12.00 WIB di ruang kelas IV dan guru SDN Taktakan 2 yang dilaksakan

pada pukul 10.00 WIB di ruang guru. Dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana pendapat siswa dan guru setelah diadakannya proses

pembelajaran denga menggunakan Model Pembelajaran Problem Based

Instructions.

3. Test

Menurut Arikunto (2010:193) menyatakan tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

29

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu atau kelompok. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes

yang terdiri dari pretest dan posttest (test kemampuan kreativitas). Pretest

diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sebelum pembelajaran. Sedangkan posttes digunakan untuk

mengukur kreativitas siswa setelah diberikan treatment (pembelajaran

dengan Model Pembelajaran Problem Based Instructions) pada kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Test ini dilaksanakan pada hari Senin untuk pretest dan hari Selasa diadakan

posttest yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas siswa yang

menerima model pembelajaran Problem Based Instructions dengan yang

tidak.

D. Instrument Penelitian

1. Validitas

Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm

134) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu Instrmen yang valid atau

sah mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang

berari memiliki validitas yang rendah. Tingkat validitas suatu instrumen

dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir

instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri

(corrected item to total correlation). Berikut rumus korelasi oleh Pearson

yang dikenal dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

𝑟𝑥𝑦=𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

(𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2 .(𝑁∑𝑌2 −(∑𝑌2)

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

𝑁 = banyak subjek

𝑋 = nilai hasil uji coba

30

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝑌 = nilai rerata harian

Kemudian nilai 𝑟𝑥𝑦 dapat di Interpretasi besarnya koefisien ke dalam

tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisien Validitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,20 Tidak ada validitas

0,21 - 0,40 Validitas rendah

0,41 - 0,60 Validitas cukup

0,61 - 0,80 Validitas tinggi

0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi

Untuk menentukan validitas item digunakaan kriteria dari Sugiyono

(2012:179) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen adalah tidak

valid jika koefisien item teruji tersebut dibawah 0,20. Sehingga harus

diperbaiki atau dibuang.

2. Reliabilitas

Menurut Sudjana (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm

135) reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajekan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian

tersebut akan digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.

Arikunto (2010:221) mengemukakan apabila datanya memang benar

sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan

sama. Reliabel dapat dipercaya dan juga dapat diandalkan.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 130) pengujian reliabilitas terbagi menjadi

empat bagian yaitu sebagi berikut :

a. Test – retest

31

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian yang dilakukan dengan car mencbakan instrument

beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumentnya sama,

respndenya sama, dan waktu yang berbeda. Reliabiitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.

Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut

sudah dinyataan realibel. Pengujian cara ini sering juga disebut

stability.

b. Ekuivalen

Instrument ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda ,

tetapi maksudnya sama.pengujian reliabilitas dengan cara ini cukup

dilakukan sekali tetapi instrumenya dua, pasa responden sama, aktu

sama, instrument berbrda. Reliabilitas instrument dilakukan dengan

cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan sata

instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila hasil korelasi positif dan

signifikan, maka instrument dapat dinyatakan realibel.

c. Gabungan

Pengujin reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrument yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama.

Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua. Reliabilitas

instrument dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrument, setelah

itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan

secara silang.

d. Internal consistency

Pengujian reliabitas dengan Internal consistency, dilakukan dengan

cara mencibakan instrument sekali saja. Kemudian data yang

dipoeroleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat

digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument.

Untuk menegtahui hasil analisi reliabilitas, penulis menggunakan

aplikasi Sofware AnatsetV 4 New.

interpretasi hasil realibilitas pada tabel berikut ini.

Kriteria 3.2

32

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Reliabilitas butir soal

Koefisien Reliabilitas 𝒓𝟏𝟏 Interpretasi

𝑟11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang

0,60 < 𝑟11≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung melalui tiga tahapan, yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut meliputi

sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Penelitian

a. Menentukan masalah yang akan dikaji dalam penelitian

b. Mencari teori pendukung dan merumuskan masalah penelitian

c. Menyusun proposal penelitian

d. Melaksanakan seminar proposal penelitian.

e. Melakukan perbaikan proposal penelitian

f. Membuat RPP Penelitian, menentukan dan menyusun instrumen

g. Mengurusi surat perizinan

h. Melakukan observasi ke Sekolah sebagai tempat penelitian dan

menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest kepada kelas control dan kelas eksperimen

untuk mengetahui data awal

b. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan Model

Pembelajaran Problem Based Insrtuctions dan pengajaran

konvensional pada kelas kontrol.

c. Setelah memberikan perlakuan selanjutnya memberikan posttest

kepada kelas eksperimen dan kelas control sebagai data akhir

penelitian.

d. Mengumpulkan data dari hasil instrument

e. Melakukan wawancara untuk mengetahui respon

33

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k

e

eo

f

ff

1

2

2 )(

3. Tahap Akhir

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang kemudian

dibuat pembahasannya

b. Menarik kesimpulan penelitian

F. Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Untuk menghitung uji normalitas, maka menentukan terlebih

dahulu hipotesis. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem

Based Instructions dengan pembelajaran konvensional.

Ha: menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem

Based Instructions dengan pembelajaran konvensional

Atau bisa ditulis dengan:

H0: 𝜇1 = 𝜇2

Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2

Berikut Rumus Chi kuadran hitung (Sujarweni dan Poly, 2011, hlm. 49):

Keterangan:

𝑋2 = chi Kuadrat

𝑓𝑜 = frekuensi dari yang diamati

𝑓𝑒 = frekuensi yang diharapkan

k = banyak kelas

dk = (k – 3), derajat kebebasan (k=banyak kelas)

34

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝑋𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 akan dibandingkan dengan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 atau 𝑋𝛼(𝑑𝑘) 2 dengan adalah

taraf signifikan 0,01

Kaidah keputusan:

Jika X2hitung ≥ X

2tabel, maka distribusi data Tidak Normal.

Jika X2hitung ≤ X

2tabel, maka distribusi data Normal.

Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi

21 for windows uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji Shapiro-

Wilk dengan menggunakan kaidah nilai:

Sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal.

Sig. ≤ 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sampel yang

diambil bersifat homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan

menggunakan Uji Levene’s. Dengan kaidah keputusan untuk

memperkirakan data yang telah diolah, untuk sig = 0,05. Demikian

diketahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians

yang homogen atau tidak. Untuk menghitung uji homogenitas, maka

terlebih dahulu menetukan hipotesis. Hipotesis dalam uji homogenitas

adalah sebagai berikut:

H0: menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem Based

Instructions dengan pembelajaran konvensional.

Ha: menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem Based

Instructions dengan pembelajaran konvensional

Atau bisa ditulis dengan:

H0: 𝜇1 = 𝜇2

Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2

35

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

memiliki varians yang homogen dapat digunakan uji F (Riduwan,

2006:185), sebagai berikut:

F=𝑆1

2

𝑆22

Keterangan :

𝑆21 = varians besar

𝑆22 = varians kecil

Kaidah Keputusan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika 𝑆𝑖𝑔 > 0,05 maka data varian homogen

Jika 𝑆𝑖𝑔 ≤ 0,05 maka data varian tidak homogen

Untuk mempermudah pengolahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan software SPSS 16 for windows.

c. Uji Hipotesis

Setelah data dikatakan berdistribusi normal dan bervarian yang

sama, maka selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis dengan

menggunakan uji t dua populasi. Untuk menghitung uji t, maka terlebih

dahulu menetukan hipotesis. Hipotesis dalam uji t adalah sebagai

berikut:

H0: menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem

Based Instructions dengan pembelajaran konvensional.

Ha: menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

Kreativitas siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Problem

Based Instructions dengan pembelajaran konvensional.

Atau bisa ditulis dengan:

H0: 𝜇1 = 𝜇2

Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2

1) Uji t

Uji t dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif)

tujuan dari uji t ini adalah untuk membandingkan apakah kedua data

36

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(variabel) tersebut sama atau berbeda. Guna uji komparatif adalah untuk

menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang

berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata – rata sampel. Untuk

menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang

berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata – rata sampel

(Riduwan, 2010:214). Berikut cara penghitungan Uji t dua sampel:

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑥1 − 𝑥2

𝑆1

2

𝑛1+𝑆2

2

𝑛2− 2. 𝑟

𝑆1

𝑛1

+ 𝑆2

𝑛2

Keterangan :

r = Nilai korelasi 𝑥1 dengan 𝑥2

𝑛1 𝑑𝑎𝑛 𝑛2 = jumlah sampel

𝑥1 = rata – rata sampel ke 1

𝑥2 = rata – rata sampel ke 2

𝑆1 = standar deviasi sampel ke 1

𝑆2 = standar deviasi sampel ke 2

𝑆12 = Variansi sampel ke 1

𝑆22 = Variansi sampel ke 2

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut.

Jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka 𝐻0ditolak

Jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka Ha diterima

2) Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui

peningkatan kreativitas siswa yang dialami selama penelitian ini. Berikut

perhitungan gain menggunakan rumus sebagai berikut:

g=𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

interpretasi gain ternormalisasi tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini.

37

Ajeng Latifa Deli Cahya, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS TERHADAP KREATIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Interpretasi Gain Ternormalisasi

Gain Klasifikasi

g>0,7 Gain tinggi

0,3<g<0,7 Gain sedang

g≤0,3 Gain rendah