Upload
nguyendang
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan di jelaskan mengenai
setting tempat, setting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Pada setting tempat
akan menjelaskan tempat atau lokasi di laksanakannya penelitian. Pada setting waktu
akan menjelaskan tentang penentuan waktu, dan untuk setting karakteristik subjek
penelitian akan menjelaskan kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek
penelitian pada penelitian ini.
3.1.1 Setting Tempat Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini di lakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02
yang merupakan sekolah yang tergabung dalam Gugus . UPTD Pendidikan
Kecamatan Sidorejo Lor 02 Kab. Semarang. Lokasi sekolah pada SDN Sidorejo Lor
02 ini terletak di daerah perkotaan dan juga dekat dengan jalan raya yang yang
terpisah dengan lapangan sehingga pada proses pembelajaran tidak akan terganggu.
Untuk kondisi fisik pada bangunan SDN Sidorejo Lor 02 cukup memadai yang
terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang
perpustakaan dilengkapi buku pelajaran serta buku cerita, 1 ruang UKS, 1 kantin, 1
dapur guru, 3 kamar mandi (1 kamar mandi dalam kantor, 1 kamar mandi siswa, dan
1 kamar mandi guru di luar kantor), 1 ruang komputer, 1 ruang media pembelajaran
dan 5 tempat cuci tangan siswa.
3.1.2 Setting Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan September-November
2016. Untuk menentukan waktu penelitian di lakukan dengan mengacu kalender
akademik sekolah dikarenakan penelitian ini membutuhkan 2 siklus sedangkan setiap
26
siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya
sekedar meneliti saja akan tetapi, penelitian harus disesuaikan dengan SK dan KD
yang akan diajarkan yaitu tentang hubungan struktur bunga dengan fungsinya dan
hubungan struktur daun dengan fungsinya. Alokasi waktu secara rinci dapat di lihat
ditabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan
September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Penyusunan
Proposal PTK
2. SIKLUS I
Perencaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3. SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4. Pelaporan
27
Berdasarkan tabel 3.1 pada penelitian tindakan kelas di laksanakan selama 3
bulan yaitu bulan September Oktober dan November 2016. Penjelasan dari tabel di
atas yaitu pada bulan September minggu pertama sampai Oktober minggu ke-3
penyusunan proposal, instrumen penelitian, dan RPP yaang di gunakan dalam
pelaksanaan penelitian. Pada perencanaan siklus 1 di lakukan oleh peneliti pada bulan
Oktober minggu ke 3, 4, dan 5, kegiatan pada perencanaan siklus 1 ini meliputi
persiapan RPP, instrumen, lembar kerja siswa, dan media pembelajaran yang di
perlukan saat penelitian.
Pada pelaksanaan siklus 1 ini di laksanakan pada bulan Oktober minggu 3, 4, dan 5 di
lakukan proses perencanaan. Selanjutnya pada bulan November minggu 1 baru di
lakukan tindakan, observasi, dan refleksi.
Setelah di lakukan siklus I selanjutnya di lakukan siklus II yang di lakukan pada
minggu 1 bulan November dengan proses perencanaan. Akan tetapi, pada siklus ke II
ini akan di fokuskan pada hasil refleksi yang di laksanakan pada siklus I pada minggu
sebelumnya. Untuk melaksanakan kegiatan observasi yang di laksanakan oleh
peneliti dan siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 sebagai subjek penelitian. Pada
bulan November minggu 3 dan 4 di lakukan kegiatan pelaporan yang berisi kegiatan
mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan, serta
persiapan ujian.
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Untuk subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 semester
1 tahun pelajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa, yang terdiri 7
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Rata-rata umur dari siswa kelas 4 berkisar
antara 9-10 tahun. Pada dasarnya perkembangan anak pada umur 9-10 tahun adalah
perkembangan anak yang sudah tertuju pada kehidupan sehari-hari, ia selalu ingin
tahu dan ingin belajar, mereka akan minat dengan pelajaran-pelajaran khusus, anak
memandang nilai sebagai ukuran ukuran yang tepat sebagai prestasi belajarnya
disekolah.
28
3.2 Jenis Dan Desain Penelitian
Pada sub bab judul jenis dan desain jenis ini akan di uraikan menjadi dua
subjudul yaitu menjadi jenis penelitian dan desain penelitian. Dari dua subjudul tadi,
akan di jelaskan satu per satu. Pengertian dari jenis penelitian itu adalah membahas
mengenai penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, sedangkan pengertian dari
desain penelitian adalah rancangan yang di gunakan oleh peneliti pada saat tindakan
penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang saya lakukan adalah PTK. PTK (Penelitian Tindakan
Kelas ) merupakan penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di
kelas yang kurang efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh
siswa. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:48).
Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 penelitian
di lakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai perancang RPP untuk mempersiapkan
penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di perlukan, baik media belajar dan
fasilitas lainnya.
3.2.2 Desain Penelitian
Pada desain penelitian tindakan yang di pakai dalam penelitian ini adalah model
dari Jhon Elliot. Model Jhon ini didalam setiap siklus ada 3-5 tindakan yang di
lakukan. Setiap tindakan terdiri dari beberapa langkah yang direalisasikan dalam
bentuk pembelajaran. Model Jhon Elliot ini lebih rinci dibandingkan dengan model
Kurt Lewin dan Kemmis-Mc Taggart, tujuan disusun secara rinci adalah supaya
terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Terincinya setiap tindakan sehingga menjadi beberapa langkah pada
29
suatu pembelajaran yang terdapat sub pokok bahasan atau materi pelajaran yang
biasanya tidak bisa diselesaikan dalam satu langkah. Akan tetapi diselesaikan dalam
beberapa rupa itulah yang menyebabkan Jhon Elliot menyusun model PTK yang
berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya yaitu seperti dikemukakan
sebagai berikut
Siklus Perencanaan PTK
Gambar 3.1
Siklus perencanaan PTK dari Jhon Elliot
Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa penelitian di lakukan dalam 2 siklus. Siklus 1
diawali dari tahap perencanaan selanjutnya di lakukan tahap pelaksanaan setelah
tahap pelaksanaan selesai di lanjutkan tahap pengamatan (observasi), jadi setelah
melalui 3 tahap, tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi. Di lanjutkan dengan siklus 2
sama seperti tahap-tahap dari siklus 1 yang diawali dari tahap perencanaan,
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan Siklus 1
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan Perencanaan Siklus 2
Refleksi
30
pelaksanaan, pengamatan dan yang terakhir tahap refleksi untuk mengetahui hasil
dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini merupakan kegiatan yang harus disusun untuk
melakukan persiapan penelitian sebelum melakukan tahap pelaksanaan penelitian.
Tahap perencanaan terdiri dari tahap-tahap kegiatan seperti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan dan membuat lembar kerja siswa,
membuat media pembelajaran, dan penyusunan asesmen.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan setelah tahap perencanaan di lakukan
dengan melaksanakan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan. Tahap
pelaksanaan ini adalah suatu tahap yang harus diterapkan atau diimplementasikan
dari isi rancangan yang telah di susun. Untuk melakukan tahap pelaksanaan yang
wajib di lakukan yaitu harus di lakukan sesuai dengan apa yang telah disusun atau
dirumuskan dalam tahap rancangan. Pada tahap pelaksanaan ini tindakan yang di
lakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual
Teaching and Learning) dengan siswa membentuk kelompok belajar dan guru
sebagai pelaksana tindakan atau sebagai fasilitator.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi saling berhubungan dengan tahap pelaksanaan dikarenakan
pada tahap observasi ini di lakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada
tahap pelaksanaan berlangsung tahap observasi atau pengamatan juga akan
berlangsung secara bersamaan. Peneliti sebagai fasilitator dan mengamati belajar
siswa dalam berkelompok yang sudah dibentuk. Jadi inti dari kegiatan observasi
ini yaitu di lakukan dengan cara pengamatan apa yang terjadi pada saat tahap
tindakan berlangsung.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi yaitu tahap kegiatan evaluasi dari hasil tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan dan tahap observasi hasil dari semua tahapan tersebut akan di
31
peroleh data yang telah di lakukan pada tahap-tahap tersebut. Pada kegiatan ini
setelah peneliti sudah selesai semua melakukan tindakan, selanjutnya berhadapan
dengan peneliti, untuk pengamat dan subjek (siswa yang diajar) diajak bersama-
sama mengimplementasikan tindakan. Pada tahap refleksi ini diadakan perbaikan
tindakan yang telah di laksanakan dalam bentuk rencana yang akan di lakukan
untuk memperbaiki kekurangan pertemuan selanjutnya untuk kelebihan tetap
dipertahankan.
3.3 Variabel Penelitian
Untuk variabel penelitian diartikan sebagai faktor yang apabila dalam mengukur
nilai tersebut akan menghasilkan sebuah nilai yang berbeda-beda atau bervariasi. Ada
pula yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala
yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015:195). Dalam penelitian ini
variabel penelitiannya adalah sebagai berikut
3.3.1 Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yaitu pada faktor-faktor
yang diukur, yang dimanipulasi, atau yang dipilih peneliti yang di gunakan untuk
menentukan sebuah hubungan antara fenomena atau kejadian yang diamati atau yang
diobservasi. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah pendekatan pembelajaran
kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pembelajaran Kontekstual di
lakukan secara tahap demi tahap untuk mengembangkan pemikiran siswa agar dalam
pembelajarannya lebih bermakna. Pada pembelajaran ini aspek yang diukur meliputi
aspek persiapan pembelajaran secara berkelompok di luar kelas, aspek pelatihan, dan
yang terakhir aspek hasil belajar. Semua aspek tersebut diukur menggunakan
observasi atau pengamatan oleh peneliti.
32
3.3.2 Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang muncul dari akibat langsung dari
manipulasi dan pengaruh dari variabel bebas. Pada penelitian ini untuk mengamati
pengaruh dari variabel bebas kita harus mengukur dan mengamati variabel terikat.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah untuk Y1 nya pada proses
belajar siswa menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching
and Learning) dan untuk Y2 nya pada hasil belajar siswa IPA.
Proses pembelajaran IPA menggunakan metode kontekstual (Contexstual
Teaching and Learning) yaitu proses yang didalamnya ada interaksi siswa secara
langsung dengan lingkungan, peneliti sebagai fasilitator. Dan yang harus di
persiapkan dalam proses belajar ini adalah lembar pengamatan siswa, permasalahan
yang harus diselesaikan oleh individu.
Hasil belajar adalah hasil dari aktivitas belajar siswa dan hasil yang di peroleh
adalah sebuah pengetahuan, keterampilan, perubahan tingkah laku dalam diri siswa
itu sendiri. Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa di lakukan sebuah tes. Dan
untuk menilai sikap siswa menggunakan skala sikap dalam pembelajaran IPA.
Penggunaan pembelajaran model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning)
akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
3.4 Rencana Pelaksanaan Tindakan
Pada rencana pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan model PTK dari Jhon
Elliot. Pada tahap Jhon Elliot yang meliputi beberapa tahap yang pertama tahap
perencanaan selanjutnya tahap pelaksanaan ketiga tahap observasi atau pengamatan
dan yang terakhir adalah tahap refleksi. Penelitian ini di lakukan 2 siklus. Siklus 1 di
lakukan dengan 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan bertatap muka
dan 1 kali pertemuan di lakukan dengan evaluasi. Untuk siklus 2 di lakukan dengan 3
kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali tatap muka dan 1 kali pertemuan di lakukan
evaluasi. Rencana pelaksanaan tindakan di uraikan sebagai berikut.
33
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Pada rencana tidakan siklus 1 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi (pengamatan) dan yang terakhir adalah refleksi. Rencana tindakan siklus 1
yang di laksanakan di SDN Sidorejo Lor 02 akan di uraikan sebagai berikut
1) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan pada siklus 1 yang akan di lakukan oleh peneliti
menyiapkan semua tindakan yang akan di lakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and
Learning). Langkah-langkah dari tahap perencanaannya yaitu : (1) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.4 Menjelaskan hubungan
antara struktur bunga dan fungsinya, (2) mempersiapkan materi pembelajaran yang
sesuai dan tepat, (3) mempersiapkan media pembelajaran yaitu lingkungan sekolah
dan fasilitas lainnya yang di perlukan, (4) membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), (5)
menyusun lembar pengamatan guru maupun siswa baik individu maupun
berkelompok. Dan yang terakhir (6) membuat alat evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar IPA.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan yang
di laksanakan pada tahap pelaksanaan ini. Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan
sesuai isi dari perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model
Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di
laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.
Pada awal pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,
menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai
stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa
meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang
akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-
3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai nama bagian-bagian
34
bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bgian-bagian bunga, (5)
siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas
dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi
yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8)
guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru
memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah
reward.
Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan
mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam
menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
Pertemuan kedua pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,
mengingatkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai
dengan materi yang diajarkan mengenai stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan
inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru,
dan guru menjelaskan topik yang akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10
kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh
pertanyaan mengenai bagian-bagian bunga serta fungsi masing-masing bagain bunga,
(4) siswa diminta untuk menyebutkan fungsi dari bgian-bagian bunga, (5) siswa
mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan
bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah
dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru
membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan
kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.
Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan
mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam
menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru
35
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdoa.
Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan
pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga.
Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan
sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa
untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di
tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal
dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu
yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi
siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal
dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi
kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru
menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini di lakukan bersama pada tahap tindakan pelaksanaan,
peneliti mengamati siswa yang belajar berkelompok yang di lakukan di luar
kelas. Peneliti sebagai fasilitator yaitu mengamati belajar siswa pada saat belajar
di luar lingkungan sekolah dengan penerapan model kontekstual (Contexstual
Teaching and Learning) pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat
pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih
lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai
bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi proses belajar siswa di luar
lingkungan sekolah secara berkelompok.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah penulis dan observer melakukan
tahap tindakan dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada
kegiatan refleksi ini di gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil
36
berdasarkan dokumentasi, lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di
lakukan. Tahap-tahap refleksi ini adalah (1) mengkaji hasil pengamatan siswa
dalam belajar, (2) menganalisis keberhasilan dan kelemahan hasil; belajar siswa
melalui penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3)
menganalisis proses belajar serta hasil belajar siswa secara berkelompok, (4)
mencatat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan
siklus 2 untuk mempebaiki siklus 1.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
Untuk melakukan tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tindakan
siklus I dikarenakan disiklus II ini akan dibahas lebih mendalam mengenai pelajaran
bagian-bagian bunga serta fungsinya. Akan tetapi dalam melakukan tindakan siklus II
ini harus memperhatikan dan mempertimbangkan hasil dari siklus I sebagai perbaikan
ke siklus II. Untuk melakukan siklus II ini harus ditambah dengan permasalahan dari
siklus I, karena untuk menyelesaikan permasalahan disiklus I.
Tahap-tahap siklus II ini meliputi
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ditahap II ini sama dengan tahap perencanaan siklus I (1)
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.3
Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya, (2)
merangkum materi pelajaran yang sesuai, (3) menyiapkan sumber dan media yaitu
lingkungan sekitar dan fasilitas yang lain yang di perlukan oleh siswa, (4) membuat
lembar kerja siswa (LKS), (5) menyusun dan membuat lembar observasi (6)
menyusun evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan yang
di laksanakan pada tahap pelaksanaan ini. Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan
sesuai isi dari perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model
37
Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di
laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.
Pada awal pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,
menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai
stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa
meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang
akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-
3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai struktur bagian-
bagian daun serta fungsinya, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bagian-
bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan
ke luar kelas dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil
dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih
salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru
memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah
reward.
Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan
mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam
menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
Pertemuan kedua pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,
mengingatkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai
dengan materi yang diajarkan mengenai struktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan
inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) siswa mendengarkan penjelasan dari
guru, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa,
(3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai bagian-bagian bunga serta
fungsi masing-masing bagain bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan fungsi
38
dari bgian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan
kegiatan ke luar kelas dengan mengamati lingkungan yang berhubungan dengan
tumbuhan pada bagian-bagian bunga dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok
mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan
jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk
dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak
guru memberikan sebuah reward.
Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan
mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam
menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdoa.
Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan
pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga.
Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan
sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa
untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di
tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal
dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu
yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi
siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal
dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi
kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru
menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini di lakukan bersama pada tahap tindakan pelaksanaan,
peneliti mengamati proses siswa dalam belajar di luar kelas secara berkelompok
dengan menggunakan model kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada
39
saat pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih
lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai
bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi hasil belajar siswa pada bagian
tumbuhan di luar kelas.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah peneliti melakukan tahap tindakan
dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di
gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi,
lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini
adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2)
menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui
penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3) mencatat
daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan siklus II untuk
memperbaiki siklus 1
3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULANNYA
Data dan cara pengumpulannya ini meliputi teknik pengumpulan data dan
instrumen pengumpulan data. Untuk tehnik pengumpulan data yaitu cara seorang
peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan
penelitian. Pada sub judul instrumen penelitian ini akan di jelaskan mengenai alat-alat
instrumen pengumpulan data yang di pakai untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan penelitian tindakan kelas yang di laksanakan.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Pada tehnik pengumpulan data yang di gunakan untuk penelitian ini di uraikan
menjadi teknik tes dan teknik non tes. Penjelasannya yaitu sebagai berikut
1) Teknik tes
Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.
40
Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual
Teaching and Learning). Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga dan
pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang terdiri dari soal
yang berupa pilihan ganda.
2) Teknik Non Tes
Pada tehnik non tes ini di lakukan untuk menilai untuk memperoleh gambaran
terutama pada karakteristik, sikap, atau kepribadian. Menurut Purwanto (2013:63)
teknik nontes merupakan teknik penngumpulan data yang sifatnya mengukur
penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur
sesuai dengan hasil pengamatan yang di lakukan. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik non tes yaitu observasi dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di bandingkan
dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di
lakukan dengan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) yang
diamati yaitu hasil belajar siswa secara berkelompok.
b. Dokumentasi
Sugiono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Tehnik dokumentasi pada penelitian ini berguna untuk mendapatkan data-
data siswa, guna untuk memperoleh nilai hasil ulangan siswa kelas 4 SDN Sidorejo
Lor 02 dan foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung di luar kelas dengan model
kontekstual (Contexstual Teaching and Learning).
41
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini di peroleh dari hasil PTK yang menghasilkan data
berupa angka (data kuantitatif). Pengertian analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan serta bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami (Bogdan dalam
Sugiyono, 2013:244). Data nilai hasil pembelajaran IPA menggunakan teknik
deskriptif komparatif yang di gunakan untuk membandingkan hasil belajar setelah
melakukan tindakan siklus I dan II.
Pada saat perhitungan analisis hasil belajar IPA di lakukan dengan menghitung
presentase ketuntasan belajar IPA secara keseluruhan dan menghitung rata-rata hasil
belajar IPA. KKM yang ditentukan pada penelitian ini dengan persetujuan guru
kolabolator pada mata pelajaran IPA adalah > 70, jadi dapat di ketahui bagia anak
yang belum tuntas belajar dan yang sudah tuntas belajar.
Sehingga dalam menghitung nilai rata-rata pada hasil belajar IPA dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
= x
N
Keterangan :
= nilai rata-rata
x = jumlah seluruh nilai yang di peroleh
N = jumlah siswa
Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan rumusnya yaitu
sebagai berikut :
NS
KB = x 100 %
N
Keterangan :
42
KB = Ketuntasan belajar
NS = Jumlah siswa di atas KKM (Nilai > 70)
N = Jumlah seluruh siswa
Berdasarkan nilai siswa yang didapat rumus di atas dapat di jelaskan bahwa
nilai ketuntasan siswa dengan menggunakan model Kontektual (Contexstual
Teaching and Learning) pada pembelajaran IPA dapat dijabarkan menjadi beberapa
kriteria yaitu sebagai berikut
Rentang Kriteria
1%-20% Sangat rendah
21%-40% Rendah
41%-60% Sedang
61%- 80% Tinggi
81%- 100% Sangat tinggi
Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)
Selanjutnya untuk menghitung skor rata-rata siswa dalam observasi pada hasil belajar
siswa secara individu pada siklus I dan siklus II yaitu dengan menggunakan rumus :
X = X
N
Keterangan :
X = Skor rata-rata kelas
X = Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
43
Berdasarkan hasil skor presentase yang didapat, maka kriteria dari hasil belajar IPA
menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) dapat di
jabarkan menjadi lima kriteria.
Secara keseluruhan kriteria hasil obsevasinya adalah sebagai berikut
Rentang Kriteria
1%-20% Sangat rendah
21%-40% Rendah
41%-60% Sedang
61%- 80% Tinggi
81%- 100% Sangat tinggi
Tabel 3.2
Kriteria ketuntasan belajar
Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data
Pada Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini yaitu soal butir-butir soal,
lembar observasi siswa pada saat belajar di luar kelas, dan hasil belajar siswa
menggunakan metode kotektual (Contexstual Teaching and Learning).
1) Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini di gunakan untu mengamati kegiatan
pembelajaran yang di lakukan oleh guru, aktivitas individu siswa dan aktivitas
kelompok siswadengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual
Teaching And Learning). Lembar observasi diisi oleh observer dengan memberi
tanda centang (checklist) meliputi skor 1 yang menunjukkan indikator yang sudah
terlaksana, skor 0 menunjukkan indikator yang belum terlaksana. Adapun kisi-kisi
44
lembar observasi aktivitas guru pelaksanaan pembelajaran dengan model Kontekstual
(Contexstual Teaching and Learning) disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru
Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching
And Learning)
Variabel Aspek Indikator No
Item
Pelaksanaan
Model
Pembelajaran
Kontekstual
(Contexstual
Teaching And
Learning)
I. Kegiatan Awal
Pembelajaran
Pra Pembelajaran
- Guru membuka pelajaran
- Guru melakukan apersepsi
- Guru memberikan motivasi
- Penyampaian kompetensi (tujuan )
yang akan di capai
1
2
3
4
II. Kegiatan Inti
Penyajian Kelas - Menunjukkan penguasaan
materi
- Menggali pengetahuan awal
siswa
- Pemanfaat media pembelajaran
- Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa
- Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme
5
6
7
8
9
Pembentukan
Kelompok
- Membagi siswa dalam beberapa
kelompok
- Memberikan arahan cara
pengerjaan lembar kerja
10
11
45
kelompok
Kerja Kelompok / Tim - Membimbing siswa selama
diskusi berlangsung di luar
kelas.
- Memberikan perhatian pada
kelompok yang kurang
memahami materi.
- Mengawasi dan membantu
jalannya diskusi
12
13
14
Presentasi Kelas - Mengatur jalannya presentasi
- Memberikan kesempatan untuk
memberikan umpan balik
kepada kelompok lain
- Pemberian skor masing-masing
kelompok
15
16
17
Tes - Mengadakan tes sesuai materi
yang di pelajari.
18
III. Kegiatan Akhir
Pembelajaran
- Membimbing siswa
menyimpulkan materi yang di
pelajari
- Menyusun rangkuman
- Memberikan tindak lanjut
- Menutup pembelajaran dengan
salam
19
20
21
22
Jumlah 22
46
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa
Variabel Aspek Indikator No
Item
Pelaksanaan
Model
Pembelajaran
Kontekstual
(Contexstual
Teaching And
Learning)
II. Kegiatan Awal
Pembelajaran
Pra Pembelajaran
- Mempersiapkan alat
pembelajaran
- Membuka pelajaran
1
2
II. Kegiatan Inti
Penyajian Kelas - Menanggapi penjelasan dari
guru
- Menggunankan alat peraga
secara nyata
3
4
Pembentukan
Kelompok
- Membentuk kelompok belajar
- Mengerjakan lembar kerja
kelompok
5
6
Kerja Kelompok / Tim - Bekerjasama dengan kelompok 7
Presentasi Kelas - Menanggapi umpan balik dari
kelompok presentasi
8
Tes - Mengerjakan tes 9
III. Kegiatan Akhir
Pembelajaran
- Menyusun rangkuman yang
dibimbing guru
10
Jumlah 10
47
2) Butir soal tes
Tes yang di gunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan materi
nama-nama bagian bunga serta fungsinya. Butir-butir soal di gunakan untuk
melakukan perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker
& Algina, 1986). Tes ini di gunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
siswa. Butir-butir soal ini berupa pilihan ganda yang diberikan pada pertemuan ketiga
pada setiap siklusnya. Kisi-kisi soal tes pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomer Item
2.
Memahami
hubungan antara
struktur bagian
tumbuhan dengan
fungsinya
2.4
Menjelaskan
hubungan antara
struktur bunga
dengan fungsinya
2.4.1Membedakan
bunga sempurna
dan tidak
sempurna.
10, 20, 21, 28, 21,
22, 25, 27
2.4.2
Menunjukkan
bagian-bagian
nama bunga.
3, 5, 6, 17, 18, 23,
26
2.4.3
Menyebutkan
fungsi dari bagian-
bagian bunga.
14, 7, 8, 12, 13,
14, 16, 19
48
2.4.4
Menyebutkan
fungsi bunga
dalam kehidupan
sehari-hari.
2, 15, 24,
2.4.5
Menyebutkan
fungsi serangga
terhadap bunga.
9. 11, 29,30
Jumlah Soal 30
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomer Item
2.
Memahami
hubungan antara
struktur bagian
tumbuhan dengan
fungsinya
2.4
Menjelaskan
hubungan antara
struktur daun
dengan fungsinya
2.4.1Membedakan
penggolongan
daun berdasarkan
struktur tulang
daun.
2.4.2
Menunjukkan
nama-nama bagian
1, 2, 5, 6, 7, 9, 12,
28
49
daun.
2.4.3
Menyebutkan
fungsi dari bagian-
bagian daun.
3, 8, 11, 16, 17,
18, 20, 26, 27
2.4.4
Menyebutkan
fungsi daun dalam
kehidupan sehari-
hari.
14, 15, 24, 30
2.4.5
Menyebutkan
kegunaan daun
bagi kehidupan.
19, 21, 23, 29
Jumlah Soal 30
Berdasarkan siklus di atas, setiap siklus terdapat 30 soal pilihan ganda yang
mencakup semua indikator yang akan di capai. Setiap jawaban benar akan diberi skor
satu atau tergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor 1
(Sudjana, 2012: 54). Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02 pada mata pelajaran IPA berpedoman pada rumus sebagai berikut:
S
X=
SM
50
Keterangan :
X = nilai tes evaluasi hasil belajar ipa
S = jumlah skor
SM = jumlah skor maksimum
KKM yang ditetapkan oleh peneliti sebesar 70, sehingga berdasarkan
perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi belajar IPA dapat di ketahui bahwa siswa
sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Belajar
Rentang Kriteria
X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas
X > 70 Memenuhi KKM atau tuntas
3.6 Uji Instrumen
Uji instrumen pada penelitian ini terdiri dari uji reabilibitas soal dan uji validitas
soal yang di gunakan untuk penelitian kemampuan siswa. Uji reabilitas dan uji
validitas soal ini di lakukan bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak instrumen
soal yang diujikan kepada siswa. Jika instrumen soal sudah valid maka instrumen
tersebut dapat diujikan pada siswa untuk mengetahui hasil pembelajaran seberapa
besar keberhasilan pembelajaran yang di laksanakan.
Uji reabilitas dan uji validitas dapat di uraikan sebagai berikut :
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas yaitu salah satu syarat tes hasil belajar yang baik. Validitas sangat
berkaitan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan yang akan
diukurnya (Purwanto, 2014:132). Pelaksanaan uji validitas instrumen soal di lakukan
51
di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan jumlah peserta tes 31 siswa. Uji validitas ini
menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik Corrected Item
Correlation untuk mencari koefisien korelasinya. Peneliti menggunakan toleransi
kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa (N)
31 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai corrected item total correlation dengan
menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Hasil uji validitas soal kelas 6 SDN
Sidorejo Lor 02 ditampilkan pada tabel dibawah ini
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
10, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25,
26, 28, 29, 30
8, 9, 11, 27
Jumlah 30 26 4
Berdasarkan uji validitas siklus 1 yang berjumlah 30 item soal dapat di ketahui
pada tabel 3.5 di atas, terdapat 4 soal yang tidak valid, sedangkan 26 soal lainnya
terbukti valid setelah diuji menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Soal
dengan validitas tertinggi sehingga peneliti menggunakan soal evaluasi pada siklus 1.
Hasil uji validitas instrumen siklus II adalah sebagai berikut :
52
Tabel 3.9
Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
1, 2, 3, 5, 6, 7, 9,
10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30
4, 8, 24
Jumlah 30 27 3
Berdasarkan uji validitas siklus II yang berjumlah 30 item soal dapat di ketahui
pada tabel 3.6 di atas, terdapat 3 soal yang tidak valid, sedangkan 27 soal lainnya
terbukti valid setelah diuji menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Soal
dengan validitas tertinggi sehingga peneliti menggunakan soal evaluasi pada siklus II.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Berdasarkan uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan progam IBM SPSS
Statistic 16 dengan tehnik Reability Analysis untuk mengetahui nilai Alpha
Cronbanch. Pengukuran reabilibilas koefisien ini dapat disajikan dalam tabel 3.6
berikut.
53
Tabel 3.10
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
<0,80 – 0,60 Reliabel
<0,60 – 0,40 Cukup Reliabel
<0,40 – 0,20 Agak Reliabel
<0,20 Kurang Reliabel
Hasil uji reliabilitas yang di lakukan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan analisi
IBM SPSS Statistic 16 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11
Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus 1
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 26
Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus I memiliki
Cronbach's Alpha 0,944, sehingga dapat dinyatakan reabilitas soal dikategorikan
sangat reliabel.
Tabel 3.12
Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus II
Cronbach's
Alpha N of Items
54
Cronbach's
Alpha N of Items
.947 27
Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus II memiliki
Cronbach's Alpha 0,947, sehingga dapat dinyatakan reliabilitas soal dikategorikan
sangat reliabel.
3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal
Pada tingkat kesukaran soal ini adalah peluang untuk menjawab suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Nilai
tingkat kesukaran butir merentang antara 0 sampai 1. Tingkat kesukaran sebuah butir
sama dengan 0 terjadi apabila semua peserta tidak menjawab benar sebaliknya tingkat
kesukaran soal sebuah butir akan sama dengan satu apabila semua peserta menjawab
benar pada butir soal tersebut (Purwanto, 2014 : 100).
Tingkat kesukaran soal dihitung melalui perhitungan dengan rumus yang
dikemukakan oleh Purwanto (2014 : 99) berikut :
B
TK=
N
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah siswa peserta tes
Menurut Purwanto (2014 : 101), tingkat kesukaran soal dibagi menjadi tiga
kategori yang dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
55
Tabel 3.13
Rentang Nilai Tingkat kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00 - 032
0,33 – 0,66
0,67 – 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02
dengan jumlah siswa 31 siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14
Hasil Uji Tingkat Soal Siklus 1
No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah
1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 4,16 4
2. 0,33 – 0,66 Sedang 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 20,
8,9, 11,24
14
3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 17, 19, 21, 22, 23, 25 7
Total 25
Berdasarkan tabel di atas 3.8 dapat di uraikan bahwa untuk tingkat kesukaran
soal pilihan ganda sebanyak 25 soal terdapat empat kategori yaitu soal yang sukar
terdapat 4 soal, soal kategori sedang terdapat 14 soal, dan kategori mudah terdapat 7
soal.
56
Tabel 3.15
Hasil Uji Tingkat Soal Siklus II
No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah
1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 5, 6 4
2. 0,33 – 0,66 Sedang 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18,
24, 4, 8
12
3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25 9
Total 25
Berdasarkan tabel di atas 3.9 dapat di uraikan bahwa untuk tingkat kesukaran
soal pilihan ganda sebanyak 25 soal terdapat empat kategori yaitu soal yang sukar
terdapat 4 soal, soal kategori sedang terdapat 12 soal, dan kategori mudah terdapat 9
soal.
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang di lakukan pada siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 02 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contekstual
Teaching And Learning) pada mata pelajaran IPA yang meliputi indikator proses dan
hasil dijabarkan sebagai berikut :
3.7.1 Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses tindakan yang di
lakukan oleh peneliti dan siswa secara individu maupun kelompok dalam menerapkan
model pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) pada
pembelajaran IPA. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
57
Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dapat dikatakan berhasil apabila
terjadi peningkatan proses belajar secara signifikan.
3.7.2 Indikator Hasil
Indikator hasil pada penelitian ini adalah pada hasil belajar IPA. Penerapan
model Kontekstual (Contekstual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA > 70 dan mengalami ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rata-rata
hasil belajar IPA meningkat dengan KKM > 70.