Upload
lamminh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berikut langkah-
langkah/prosedur umum yang dapat dilakukan menurut Lewin dalam buku yang
ditulis oleh Kemmis & and Taggart (1988) yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Tindakan (Action)
c. Pengamatan (Observation)
d. Refleksi (Reflection)
Yang perlu diketahui dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bahwa
tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.
Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Perencanaan (Planning)
Sebelum kegiatan perencanaan ini dilaksanakan, maka diadakan kegiatan
observasi, dan wawancara terhadap guru yang bersangkutan terlebih dahulu
sehingga dapat mengetahui kondisi yang sebernarnya, Pada penelitian ini
khususunya siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03. Dalam survey ini terlihat
beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa dalam
kegiatan Pembelajaran.
Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03,
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru khususunya pada mata pelajaran Matematika. Selain itu pembelajaran
dengan model konvensional yang selalu di terapkan membuat pembelajaran
36
menjadi tidak menarik. Hal itu tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa kurang
maksimal. Terbukti pada hasil ulangan harian materi sebelumnya.
Dengan adanya beberapa kendala yang mempengaruhi hasil belajar siswa
tersebut maka persiapan perencanaan pembelajaran yang akan laksanakan dalam
penelitian adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
(2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
(3) Merumuskan indikator yang akan dicapai.
(4) Merancang pembelajaran dengan penerapan kolaborasi model
pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Talking Stick dalam
pembelajaran Matematika, melalui penyusunan RPP.
(5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembelajaran
(6) Membuat lembar observasi, baik observasi guru maupun lembar
observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran dikelas.
(7) Membuat lembar ulangan harian atau tes untuk melihat hasil belajar
siswa.
b. Tindakan (Action)
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam 2 Siklus, Siklus 1 di
laksanakan dalam 3 kali pertemuan, 2 kali pertemuan dilakukan untuk
menyampaikan materi lalu pertemuan berikutnya akan dilakukan flash back dan
latihan soal atau tes pada Siklus 1 yang mencakup materi pembelajaran dalam
Siklus 1. Dalam Siklus 1, terdapat 1 Kompetensi Dasar yaitu “Mengenal Pecahan
Sederhana” dan mencakup 5 indikator.
Selanjutnya pada Siklus 2 akan ada 3 kali pertemuan, 2 kali pertemuan
menyampaikan materi dan 1 kali pertemuan diakhir memberikan latihan soal dan
flash back terhadap materi yang telah di pelajari pada Siklus 2. Pada akhir
pembelajaran siswa dan guru bersama-sama memberikan refleksi terhadap proses
37
pembelajaran yang selama ini berlangsung. Dalam Siklus 2 ini terdapat 1
Kompetensi Dasar yaitu “Membandingkan Pecahan Sederhana” Dalam 1
Kompetensi Dasar ini terdapat 2 Indikator. Proses pembelajaran yang berlangsung
menggunakan 2x35 menit pada tiap pertemuan atau satu kali tatap muka.Adapun
proses tindakan Siklus 1 dan Siklus 2 dilaksanakan berdasarkan perencanaan,
yaitu:
(1) Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Matematika dengan menerapakan
kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada
siswa kelas 3 semester 2 sesuai dengan rencana pembelajaran.
(2) Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh Kepala
Sekolah dan Guru kelas terhadap peneliti yang bertindak langsung
sebagai Guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya.
(3) Melakukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
proses pembelajaran itu selesai.
c. Pengamatan (Observation)
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru kelas,
terhadap Peneliti yang bertindak langsung sebagai Guru kelas dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, baik dalam Siklus 1 maupun Siklus 2. Seperti
yang dikatakan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan atau observasi ini
berlangsung secara bersamaan dengan tahap tindakan atau pelaksanaan penelitian.
Pengamatan atau observasi ini meliputi kegiatan pengumpulan data seputar
kegiatan pembelajaran mulai dari bagaimana proses pembelajaran berlangsung,
bagaimana aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hingga
bagaimana aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Seorang observer
melakukan observasi tentunya dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
38
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan oleh Kepala
Sekolah dan Guru lain terhadap peneliti yang bertindak langsung sebagai guru
kelas yang telah melaksanakan pembelajaran dengan melihat segala aktivitas
pembelajaran yang telah diamatinya. Dengan refleksi ini segala kegiatan yang
sudah baik dapat di pertahankan dan kegiatan yang masih kurang baik dapat di
perbaiki agar dalam pembelajaran berikutnya semua kekurangan yang ada dapat
dihilangkan.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitaian akan laksanakan selama 3 bulan yaitu mulai bulan
Januari, Februari, Maret, di mulai dari bulan Januari untuk persiapan penelitian
berupa survei keadaan sekolah, melakukan wawancara terhadap guru kelas
mengenai hambatan yang biasanya di temui dalam proses pembelajaran, uji
validitas instrumen yang akan di ujikan pada kelas yang diteliti. Penelitian ini
akan dilaksanakan dalam 2 Siklus berikut rincian mengenai jadwal pelaksanaan
penelitian.
Tabel 3.1
Tabel Pelaksanaan Penelitian Siklus 1
Waktu Keterangan
Senin, 10 Februari 2014 Pertemuan Pertama
Senin, 17 Februari 2014 Pertemuan Kedua
Jum’at, 21 Februari 2014 Pertemuan Ketiga (Tes Siklus 1)
39
Tabel 3.2
Tabel Pelaksanaan Penelitian Siklus 2
Waktu Keterangan
Sabtu, 22 Februari 2014 Pertemuan Pertama
Senin, 24 Februari 2014 Pertemuan Kedua
Jum’at, 26 Februari 2014 Pertemuan Ketiga (Tes Siklus 2)
Jadi minggu ke 5 bulan Januari segala kegiatan persiapan telah selesai dan
di lanjutkan pada Minggu ke 2 di bulan Februari maka kegiatan pelaksanaan
penelitian ini di laksanakan hingga Minggu ke 5 di bulan Februari dalam
pelaksanaan penelitian ini mencangkup Siklus 1 dan Siklus 2. Selanjutnya pada
bulan Maret penulis mulai membuat hasil laporan penelitian.
3.2.2 Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian bertempat di SD Negeri Kaliwungu 03, Dusun Ropoh,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Sekolah ini berada di Dusun Ropoh
yang tidak begitu jauh dari pusat kota kecamatan. Kondisi geografis disekitar
sekolah berupa dataran rendah dengan ddi kelilingi area persawahan yang luas,
dan udara nya pun sejuk.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas 3 SD Negeri
Kaliwungu 03, semester genap tahun pelajaran 2013/2014 Dusun Ropoh,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Adapun jumlah siswa kelas 3
sendiri ada 14 siswa, yang terdiri atas 8 siswa laki-laki, dan 6 siswa perempuan,
mereka rata-rata berumur antara 8-11 tahun. Menurut Piaget siswa yang berada
pada usia 8-11 tahun mereka berada pada tahap operasional konkrit, seperti dalam
40
buku yang dituliskan oleh Budiningsih (2004) Sehingga dalam penyampaian
pembelajaran Guru di harapkan menggunakan media pembelajaran konkrit untuk
membuat siswa lebih mudah memahami materi yang di sampaikan. Sedangkan
latar belakang keluarga mereka sebagaian besar berasal dari Petani dan Pedagang.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian tindakan kelas ini di kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03
semester 2 pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan “Mengenal Pecahan
Sederhana” yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan Kolaborasi Model
Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick untuk Meningkatkan
Hasil Belajar. Berdasarkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan
menyatakan bahwa peran model pembelajaran yang di terapkan di dalam kelas
memiliki peranan yang cukup besar pada hasil belajar yang di capai siswa.
Sehingga memiliki hubungan yang sangat erat antara materi yang di sampaikan
guru kepada siswa dan hasil belajar yang siswa peroleh setelah menerima
penjelasan dari guru.
Melalui kolaborasi model pembelajaran Think Phair Share dan Talking
Stick ini guru dapat mengaplikasikan pada pembelajaran Matematika di kelas.
Dengan penerapan model pembelajaran tersebut siswa diharapkan akan lebih
memahami materi yang disampaikan guru secara optimal, sehingga hasil belajar
siswa akan meningkat. Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan
menerapkan kolaborasi model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan
Talking Stick layak untuk digunakan demi meningkatkan mutu di dalam dunia
pendidikan.
41
3.3.2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Siswa Kelas 3
Semester 2 Mata Pelajaran Matematika SD Negeri Kaliwungu 03 Tahun
Pelajaran 2013/2014. Dengan diterapkannya variabel bebas berupa penerapan
kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick dalam
pelajaran Matematika diharapkan dapat meningkatkan motivasi maupun hasil
belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang di sampaikan, sehingga siswa
yang sebelumnya hanya memahami materi pembelajaran secara singkat sekarang
dapat berfikir, membuktikan dan mengidentifikasi materi pembelajaran secara
langsung.
Dampak akhir dari kegiatan tersebut adalah dapat meningkatkan nilai
siswa yang semula masih belum mencapai KKM akan mengalami peningkatan
hingga mencapai standar KKM yang diterapkan.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan merapkan 2 Siklus, dalam Siklus 1 ada 3
kali pertemuan dan Siklus dua juga terdapat 3 kali pertemuan. Adapun prosedur
penelitian yang dilaksanakan meliputi:
Siklus 1.
1. Kegiatan Persiapan
A. Guru menentukan indikator yang akan dicapai.
B. Guru merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan membuat
sebuah RPP
C. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai dengan materi terkait
dengan media alat dan bahan
42
2. Kegiatan Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
(1) Membuka Pelajaran dengan mengucapkan salam
(2) Melakukan Absensi siswa
a. Mengabsen siswa dengan cara yang berbeda (di panggil hanya nama
panggilannya saja, atau di panggil berdasarkan nomor absennya, agar
siswa lebih dapat berkonsentrasi)
(3) Memberikan Apresepsi dan Motivasi
a. Menggambarkan 3 simbol yang berbentuk kolom di papan tulis, simbol :) :
untuk siswa yang dapat mendengarkan dengan baik dan simbol “briliant”
untuk siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang di berikan dari guru
dan yang terakhir adalah simbol untuk siswa yang tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik.
B. Kegiatan Inti
(1) Memberikan permasalahan terkait dengan materi yang akan di sampaikan
(2) Meminta peserta didik untuk berfikir bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan yang di berikan guru (Secara Individu)
(3) Melibatkan peserta didik aktif dalam kegiatan berfikir secara individu
a. Meminta siswa untuk meletakkan tangan di atas kepala jika mereka telah
menemukan jawabannya
b. Guru dapat menanyakan jawaban kepada siswa yang telah meletakkan
tangannya diatas kepala
(4) Memberikan permasalahan baru untuk siswa terkait materi
(5) Meminta siswa berfikir penyelesaian masalah bersama teman satu
bangkunya.
43
(6) Setelah siswa selesai berdiskusi dengan teman sebangkunya maka guru
menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya,
dengan memberikan Stick yang telah disiapkan sebelumnya.
(7) Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi (menggunakan
pemanfaatan media yang optimal)
(8) Memberikan kesempatan untuk mempelajari ulang dan membaca materi
yang telah di sampaikan oleh guru sebelum guru memberikan soal terkait
materi pelajaran kepada siswa
(9) Memberikan latihan soal kepada siswa (secara individu) : dalam
memberikan soal ini siswa dan guru secara bersama sama bermain pada
sebuah permainan yang disebut Talking Stick jadi siswa menggulirkan stick
yang berisi soal untuk di jawab ketika sebuah lagu yang mengiringi
berhenti. Contoh ketika permainan itu berlangsung tiba-tiba guru
mematikan musik ketika stick berada di tangan Akbar maka Akbar lah
yang berhak untuk menjawab pertanyaan yang di sampaikan guru pada
Stick tersebut.
(10) Mencocokan jawaban pada latihan soal
C. Kegiatan Penutup (Kegiatan Akhir)
(1) Menyimpulkan materi pembelajaran.
(2) Siswa dan guru melakukan pemantapan
(Mengkaitkan apa yang telah mereka pelajari dengan kehidupan sehari-
hari, mengambil pesan moral yang dapat di ambil selama proses
pembelajaran berlangsung).
(3) Melakukan evalusai akhir pertemuan.
Dalam tahap observasi atau pengamatan dilakukan oleh Kepala Sekolah
dan Guru kelas mengenai jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara
menyeluruh untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.
44
Pada tahap refleksi peneliti dan observer segera menganalisis pelaksanaan
PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.
Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan
kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui
pengajaran penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan
Talking Stick tingkat pemahaman siswa dengan hasil belajar siswa yang belum
meningkat dalam mata pelajaran Matematika mengenai materi “Mengenal
Pecahan Sederhana” di Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03 tahun pelajaran
2013/2014, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka
sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan
(remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya
sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
Siklus 2
Pada siklus 2 pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti
pada siklus 1 dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran yang sama
dengan siklus 1 hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di SD kemungkinan pembelajaran dilakukan kurang dari 3
kali pertemuan. Siklus 2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan
kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.5 Data dan Cara Pengumpulannya
Secara umum data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang dapat
digambarkan dengan angka, simbol, kode dan lain-lain (Umar, 2001 :6) dalam
buku yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012). Jadi angka yang diperoleh dapat diolah
sebagai catatan penelitian, dan dari data tersebut dapat kita peroleh fakta yang
sebenarnya.
45
3.5.1 Jenis Data
Berdasarkan Jenisnya data dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu
sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian dan lainnya
yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata.
(Widoyoko, 2012).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil
observasi atau pengukuran. (Widoyoko, 2012).
3.5.2 Sumber Data
Data yang di butuhkan dalam penelitian dapat dikumpulkan atau diperoleh
dari berbagai sumber data. Sumber data yang di dapat yaitu dari Siswa,
Mahasiswa, Guru Kelas dan Kepala Sekolah.
a) Siswa : Individu yang dijadikan subjek penelitian.
b) Mahasiswa : Individu yang berperan sebagai guru kelas pada kegiatan
penelitian atau melaksanakan penelitan, (Peneliti)
c) Guru Kelas dan Kepala Sekolah : Individu yang melakukan pengamatan
pada proses pembelajaran yang berlangsung dengan mengisi lembar
observasi guru dan siswa.
46
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas 3 dalam mata pelajaran Matematika di
Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03, Menggunakan Penerapan Kolaborasi Model
Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick adalah:
a. Observasi
“Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan” (Riduan, 2004). Dalam menggunakan teknik
observasi salah satu cara yang efektif adalah melengkapi dengan blangko
pengamat sebagai instrument. Teknik ini digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.
Lembar observasi ini akan di lampirkan pada bagian lampiran. Selain itu
Observasi juga dilakukan peneliti sebelum proses pelaksanaan penelitian
dilakukan, untuk mengetahui bagaimanakah keadaan yang sebenarnya terjadi di
dalam kelas.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang di interview
dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas untuk mengetahui
bagaimana latar belakang siswa dan bagaimana proses pembelajaran berlangsung.
Adapun transkrip wawancara di lampirkan pada bagian lampiran.
47
b. Tes
“Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respons seseorang terhadap
stimulus atau pertanyaan” hal ini di ungkapkan oleh Djemari dalam sebuah buku
yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012), atau bisa di katakan bahwa tes merupakan
kumpulan pertanyaan yang harus di jawab sesuai dengan apa yang kita tahu.
Dalam tes ini yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda
dan tes uraian. “Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki
jumlah alternatif jawaban lebih dari satu”. (Widoyoko, 2012).
Sedangkan Tes uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan
atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan
cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution
(2005:37) dalam buku yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012). Namun dalam
penelitian kali ini peneliti akan menggunakan tes pilihan ganda ini dan di jadikan
sebagai instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas 3 dalam mata pelajaran Matematika di
Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03 dengan menggunakan kolaborasi model
pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.
Soal test yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan
ganda digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran yang dapat terlihat melalui hasil yang diperoleh. Tes ini diberikan
dalam 2 siklus tes siklus 1 diberikan setelah 2 kali pembelajaran pada siklus 1 dan
tes siklus 2 di berikan setelah 2 kali pembelajaran pada siklus 2 .
Sehingga dari hasil tes ini dapat di ketahui apakah setelah di terapkannya
kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick ini hasil
belajar siswa akan meningkat. Soal dan Kunci jawaban akan di lampirkan pada
bagian lampiran. Adapun kisi-kisi soal tes adalah sebagai berikut :
48
Tabel 3.3
Kisi-kisi soal siklus 1 dan siklus 2 Mata Pelajaran Matematika
SD kelas 3 Semester 2 “Pecahan Sederhana”
a. KD 1. Mengenal Pecahan Sederhana
No Indikator Nomor
Soal
1 - Membuktikan Pecahan , , ,
10, 13,
18, 25,
26
2 - Menulis lambang pecahan 6, 8, 9,
14
3 - Menyajikan gambar dengan
menuliskan pecahannya
2, 3, 5,
4 - Membilang pecahan dengan kata-kata 1, 7,
26, 27,
29
5 - Membedakan pembilang dan
penyebut
4, 28
b.
KD 2. Membandingkan pecahan
Sederhana
No Indikator Nomor
soal
1 - Membandingkan pecahan dengan
mengisikan tanda kurang dari, lebih
dari dan sama dengan menggunakan
garis bilangan
12, 15,
19, 21,
24, 30
2 - Membandingkan pecahan dengan
dengan cara lain atau di kalikan
11, 16,
17, 20,
22
49
Siklus 1 : 1 KD (Mengenal Pecahan Sederhana) dengan 5 Indikator
Siklus 2 : 1 KD (Membandingkan Pecahan Sederhana) dengan 2 Indikator
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument Tes
Untuk mengetahui tingkat kevalitan soal yang akan di ujikan kepada
siswa, maka sebelum dibagikan kepada siswa , terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini dilakukan
di sekolah dan kelas yang berbeda namun pada karakteristik siswa yang sama.
Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu
yang ingin diukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang
diinginkan diukur (Purwanto, 2010).
Sehingga dikatakan valid apabila instrumen yang mengukur dengan tepat
keadaan yang ingin diukur. Adapun reliabilitas dapat diartikan sebagai
kepercayaan yang berhubungan dengan ketepatan dan konsistensi. Instrumen
dikatakan reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten.
(Purwanto, 2010). Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah
dikurangi skor butirnya sendiri.
Berikut disajikan hasil validitas pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Hasil Validitas Instrumen Soal
Nomor Soal Kondisi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15,
16, 17, 19, 20, 22, 24, 26, 27, 28
Valid
13, 14, 18, 21, 23, 25, 29, 30 Tidak Valid
50
Untuk menguji reliabilitas instrument biasanya menggunakan batasan 0,6.
Menurut Sekaran dalam buku yang di tulis oleh (Priyatno, 2010) bahwa
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat di terima dan
diatas 0,8 adalah baik. Berikut disajikan hasil reliabilitas pada tabel di bawah ini
Tabel 3.5
Tabel Reliabilitas Instrumen Tes
Cronbach's
Alpha N of Items
.918 30
Adapun langkah-langkah Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16
for Windows. Menurut Ashari,S.E & Dr. Purboyo Budi Santosa, M.S, (2007)
analisis validitas dan reabilitas menggunakan SPSS 16 for windows dilakukan
dengan urutan langkah :
1. Membuka program
2. Memasukkan data
3. Mengolah data
Untuk menganalisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Klik Menu Analyze dalam toolbar, pilih menu scale kemudian klik
Realibility Analysis
b. Muncul kotak dialog Reliability Analysis
c. Masukan semua variabel ke dalam kotak items yang ada di sebelah
kanan
d. Pada bagian model, biarkan pada Alpha
e. Klik tombol Statistic, hingga pada layar muncul kotak dialog
Reliability Analysis : Statistics
51
Pengisian kotak dialog : pada bagian Descriptive for, pilih Scale if
item delected. Abaikan yang lain, dan tekan tombol Continue untuk
kembali ke kontak dialog sebelumnya.
f. Tekan OK
4. Menganalisis Output
Untuk mengetahui besarnya indeks korelasi antara skor butir dengan skor
total dapat dilihat pada output Item Total Statistics pada kolom Corrected Item
Total Correlation.
3.7 Tingkat kesukaran soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal
tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. (Arikunto , 2010).
Tingkat kesukaran soal juga dapat dilihat dari banyaknya jumlah siswa yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Semakin banyak siswa yang
menajwab benar maka semakin rendah tingkat kesukaran soalnya.
Berikut adalah daftar soal berdasarkan tingkat kesukarannya:
Tabel 3.6
Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran Nomor Item Jumlah
Mudah 1, 4, 6, 7, 8, 9 6
Sedang 10, 5, 2 3
Sukar 3, 1
52
Tabel 3.7
Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2
Tingkat Kesukaran Nomor Item Jumlah
Mudah 5, 6, 2 3
Sedang 1, 4 2
Sukar 3, 7, 8, 9, 10 5
3.8 Indikator Kinerja
Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, maka dipergunakan indikator sebagai berikut:
1. ≥ 80 % dari jumlah keseluruhan kegiatan Pembelajaran Matematika dengan
menerapkan model pembelajaran Kolaborasi Think Pair Share dan Talking
Stick dapat dilaksanakan guru minimal dengan kategori baik.
2. Ketuntasan belajar siswa, peneliti memberi target 80% dari jumlah siswa
memperoleh nilai di atas 63.
3.9 Teknik Analis Data
Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Ketuntasan dan Analisis Dekriptif Komparatif. Analisis ketuntasan dapat dilihat
dengan hasil evaluasi pembelajaran yang diperoleh pada tiap siklus nya. Dan
Analisis Komparatif digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar siklus 1 dan siklus 2 dengan cara persentase yaitu dengan menghitung
53
peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu
mencapai skor minimal 63 dan ketuntasan klasikal, jika siswa yang memperoleh
nilai >63 ini jumahnya mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-
masing dihitung dengan menggunakan rumus:
Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual = maksimalnilaiJumlah
nilaiJumlah x 100%
Ketuntasan klasikal = siswaseluruhJumlah
belajartuntasyangsiswaJumlah x 100%