26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Rencana penelitian dilaksanakan di Dojang Taekwondo di Surakarta. 2. Waktu penelitian Rencana waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan pada bulan Januari 2016. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No Kegiatan Penelitian Waktu Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Judul dan penyusunan proposal 2. Seminar proposal 3. Revisi dan penyempurnaan proposal 4. Pelaksanaan penelitian 5. Penyusunan laporan B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat menentukan hasil penelitian. Seorang peneliti terlebih dahulu harus betul-betul memahami prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga penelitiannya akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan hal itu, dalam melaksanakan penelitian diperlukan metode tertentu. Penggunaan metode 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ... · 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Rencana penelitian dilaksanakan di Dojang

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

73

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Rencana penelitian dilaksanakan di Dojang Taekwondo di

Surakarta.

2. Waktu penelitian

Rencana waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan

pada bulan Januari 2016.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

NoKegiatan Penelitian

Waktu

Oktober 2015

November 2015

Desember2015

Januari2016

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Judul dan penyusunan proposal

2. Seminar proposal

3.Revisi dan penyempurnaan proposal

4.Pelaksanaan penelitian

5.Penyusunan laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat menentukan

hasil penelitian. Seorang peneliti terlebih dahulu harus betul-betul

memahami prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga

penelitiannya akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan hal itu, dalam

melaksanakan penelitian diperlukan metode tertentu. Penggunaan metode

73

74

dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar

hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian. Berbobot

tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari

metodologi penelitiannya.

Sutrisno Hadi (2004), menyatakan bahwa metode penelitian

memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang besar

agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga

ilmiah yang tinggi. Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang

berhubungan dengan metode penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari

penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari

membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada

analisis akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran.

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode deskriptif, yaitu suatu

metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi suatu keadaan atau objektif serta memecahkan suatu masalah

dengan cara pencarian data- data mengenai masalah yang diteliti sesuai

dengan prosedur penelitian. Seperti yang dikemukakan Arikunto

(2003:3), metode penelitian deskriptif adalah “penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain- lain yang

sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan”.

Terdapat beberapa jenis metode penelitian deskriptif, jenis metode

penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

deskriptif korelational. Pengertian penelitian korelational menurut

Arikunto (2010:4) adalah “penelitian yang dilakukan peneliti untuk

mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa

melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang

sudah ada”.

75

Alasan peneliti memilih metode deskriptif korelasional karena

penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan yang terjadi

antara variabel kepercayaan diri dan kondisi fisik terhadap prestasi dalam

olahraga Poomsae Taekwondo. Sedangkan teknik dalam penelititian ini

menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Peneliti

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat

digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

hubunganantara variabel dependen dan independen secara menyeluruh

baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi

linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik

guna mendapatkan hasil terbaik (Ghozali,2011). Dengan pertimbangan

dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus

menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2006: 130) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan, sedangkan menurut Sugiyono (2012: 61) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin Poomsae

Dojang di Surakarta, dalam penelitian awal mendapatkan kisaran jumlah

populasi sebesar 70 responden.

2. Sampel

Arikunto (2006: 131) menyatakan “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Pendapat lain menurut Sugiyono (2012:

62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

Taekwondoin Dojang Di seluruh Surakarta. Adapun pengambilan sampel

dengan teknik consecutive sampling adalah jenis pengambilan sampel

non probability terbaik dan seringkali merupakan cara yang paling

76

mudah. Pada consecutive sampling, setiap responden yang memenuhi

kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah

responden dalam penelitian terpenuhi, atau atas dasar pertimbangan

tententu yang dalam hal ini adalah pertimbangan lama berlatih olahraga

Taekwondo.

Sampel penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini terdiri dari :

1) Taekwondoin putra

2) Menyandang sabuk hijau, biru dan merah

3) Kelompok umur 13-15 tahun (Pra-Junior)

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan subjek

yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

Dalam penelitian ini kriteria eksklusi terjadi bila: Responden tidak

bersedia dan tidak bekerjasama dalam mengikuti penelitian.

3. Besar sampel

Penentuan besarnya sampel menggunakan hasil dari penjaringan

melalui metode pengambilan sampel yang menggunakan purposive

random sampling dengan jumlah sampel 40 responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Sedangkan menurut

Sugiyono (2012:3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, variabel

dalam penelitian ini memiliki rancangan sebagai berikut :

77

Keterangan dari variabel penelitian sebagai berikut :

1. Hubungan antara power otot tungkai terhadap prestasi Poomsae

Taekwondo.

2. Hubungan antara keseimbangan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo

3. Hubungan antara koordinasi terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

4. Hubungan antara kepercayaan diri terhadap prestasi Poomsae

Taekwondo.

5. Hubungan power otot tungkai dan keseimbangan secara simultan

berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

6. Hubungan power otot tungkai dan koordinasi secara simultan

berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

7. Hubungan power otot tungkai dan kepercayaan diri secara simultan

berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

8. Hubungan Keseimbangan dan koordinasi secara simultan berhubungan

terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

9. Hubungan Keseimbangan dan kepercayaan diri secara simultan

berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

10. Hubungan Koordinasi dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan

terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.

Kepercayaan diri

Koordinasi

Keseimbangan

Power otot tungkai

Prestasi Taekwondo

78

11. Hubungan Power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan

kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae

Taekwondo.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas

(independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Sugiyono, 2012:4). Terdiri dari:

a. Power otot tungkai

b. Keseimbangan

c. Koordinasi

d. Kepercayaan diri : Rasa aman, ambisi normal, konsep diri, mandiri

dan tidak mementingkan diri sendiri.

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang diubah oleh variabel independent (Sugiyono, 2012:4). Variabel

dependen dalam penelitian ini yaitu :

a. Prestasi olahraga Poomsae Taekwondo.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Power otot tungkai

Daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif pada

otot-otot tungkai

2. Keseimbangan

Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan

stabilitas tubuh pada pusat gravitasi terhadap bidang tumpu,

keseimbangan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

keseimbangan statis.

79

3. Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan sistem

motorik dan sensorik kedalam satu pola gerak yang efisien. Koordinasi

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah koordinasi mata kaki.

4. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri yang dipakai dalam hal penelitian ini

menggunakan konsep kepercayaan diri menurut Drajat ( 1992 ), dimana

aspek kepercayaan diri tersebut adalah terpenuhinya rasa aman,

mempunyai ambisi normal, memiliki konsep diri yang benar, mandiri dan

tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi.

5. Pengukuran power otot tungkai

Pengukuran power otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan

lompat jauh tanpa awalan (Two footed vertical jump test)

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif otot tungkai

b) Alat dan persiapan

1) Papan skala

2) Meteran dan alat pengukur

3) Kapur

4) Formulir dan alat tulis

c) Pengetes

1) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang

2) Pengukur 2 orang

3) Pembantu 1 orang

d) Teknik pelaksanaan tes

1) Peserta berdiri menghadap papan ukur

2) Dalam posisi berdiri dan kedua tangan diangkat, tandai ujung jari

tertinggi menggunakan kapur.

3) Peserta diminta meloncat setinggi mungkin, sambil menandai

kapur yang dipegang.

80

4) Hitung jarak antara tinggi ujung jari saat berdiri dan tinggi ujung

jari saat meloncat.

5) Setiap peserta diberikan kesempatan 3 kali mencoba

e) Pencatatan hasil

1) Hasil yang dicatat adalah jarak lompatan yang dicapai

2) Hasil lompatan diukur dengan satuan centimeter

3) Mencatat hasil terbaik dari hasil pengukuran two footed vertical

jump test.

Tabel 3.2. Penilaian Two Footed Vertical Jump

Kategori Nilai Two Footed Vertical Jump(cm)

Baik Sekali (BS) 5 > 66Baik (B) 4 53- 65

Sedang (S) 3 42- 52Kurang (K) 2 31- 41

Kurang Sekali (KS) 1 < 30Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 1999.

Gambar 3.1. Two Footed Vertical Jump TestSumber: Assessment and evaluation of football performance

(Dieter Rosch,et al 2000:9)

81

6. Pengukuran Keseimbangan

a. Keseimbangan

Standing Stork Test

1) Tujuan: Untuk mengukur kemampuan seseorang dalam

mempertahankan keseimbangan statis

2) Perlengkapan:

a) Tempat yang nyaman

b) Stopwatch

c) Asisten

3) Prosedur:

a) Berdiri dengan kedua kaki

b) Meletakkan tangan pada pinggul

c) Mengangkat satu kaki dan meletakkan kaki yang diangkat

kedalam lutut disebelahnya

d) Dilanjutkan dengan mengangkat tumit dan berdiri dengan

menggunakan jari-jari kaki.

e) Dilakukan pengukuran dengan stopwatch

f) Mencatat waktu yang didapatkan

4) Penilaian:

Untuk cara pengukuran atau pengambilan waktu dilakukan

dengan ketentuan:

Gambar 3.2. Standing Stork TestSumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005).

82

5) Tabel Nilai Standing Stork Test

Tabel 3.3. Penilaian Standing Stork Test

Kategori Nilai Standing Stork Test (detik)

Baik Sekali (BS) 5 > 50

Baik (B) 4 41- 50

Sedang (S) 3 31- 40

Kurang (K) 2 20- 30

Kurang Sekali (KS) 1 > 20

Sumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005).

7. Pengukuran Koordinasi

Pengukuran koordinasi dalam penelitian ini menggunakan Soccer Wall

Volley Test.

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat koordinasi dari gerakan kaki

dan mata.

b) Alat dan persiapan

5) Bola

6) Dinding yang keras dan lembut

7) Marking tape

8) Stopwatch

9) Formulir dan alat tulis

c) Pengetes

4) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang

5) Pengukur 2 orang

6) Pembantu 1 orang

d) Teknik pelaksanaan tes

Prosedur: Siswa berdiri di belakang garis tendang, yang

merupakan perpanjangan dari satu kaki pada kedua sisi dari garis 4

kaki pada area lantai dari dinding. Responden menempatkan bola di

tempat-tempat yang dipilih di belakang garis. Sesudah aba-aba

83

responden memulai menendang bola ke arah dinding dan menendang

bola kembali yang memantul.

Jika bola keluar dari garis, maka responden harus menempatkan

dan membawanya kembali ke dalam posisi untuk tendangan lagi.

Ketika responden mencoba untuk mengambil bola, yang berada dalam

jarak 4 x 2 lantai yang luas antara jalur penahanan dan dinding,

responden tidak boleh menggunakan tangannya. Namun jika bola

berada di luar daerah tersebut, responden boleh menggunakan

tangannya.

Waktu pelaksanaan dilakukan selama 30 detik dan diulang

selama empat kali percobaan dan diambil nilai terbanyak.

mencetak: Tabel ini berisi penilaian umum untuk Soccer Wall

Voley Test., berdasarkan skor jumlah tangkapan sukses dalam waktu

30 detik.Pencatatan hasil :

Tabel 3.4. Nilai Koordinasi Soccer wall voley test

Kategori Soccer wall voley test. Nilai tangkapan dalam 30 detik

Baik Sekali (BS) >35

Baik (B) 30-35

Sedang (S) 20-29

Kurang (K) 15-19

Kurang Sekali (KS) <15

Tabel Penilaian Soccer wall voley test Sumber:Topandsport (2014)

e) Hasil yang dicatat adalah jumlah tangkap selama 30 detik.

8. Pengukuran Kepercayaan diri

Pengukuran kepercayaan diri dalam penelitian ini menggunakan

skala kepercayaan diri yang disusun oleh Andriyani ( 2007 ), skala

kepercayaan diri tesebut terdiri dari 45 butir, yang terdiri dari 24 butir

favourable dan 21 butir unfavourable. Setiap butir disediakan 4 ( empat )

alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat

tidak sesuai. Subyek diminta memilih salah satu dari empat alternatif

84

jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya dari setiap butir, dengan

penilaian setiap butir favourable dan unfavourable sebagai berikut.

Tabel 3.5. Penilaian butir favourable dan unfavourable.

Pilihan jawaban favourable unfavourable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Tabel 3.6. Susunan butir favourable dan unfavourable.

Aspek Nomor butir

Favourable Unfavorable

Perasaan aman 1, 3, 6, 8 10, 12, 14,

Ambisi normal 18, 20, 22, 24, 26 28, 30, 32, 35

Konsep diri 37, 38, 40, 42, 44 2, 4, 5, 7, 9

Mandiri 11, 13, 15, 16, 17 19, 21, 23, 25, 27

Toleransi 29, 31, 33, 34, 36 39, 41, 43, 45

Jumlah 24 21

45

a. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan mengetahui kecerdasan emosional siswa

dengan menggunakan angket/ kuesioner. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode angket dengan menggunakan skala

Linkert. Skala pengukuran ini digunakan untuk mengklarifikasi

variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam

menentukan analisis data dan langkah selanjutnya.

1) Skala

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional

adalah skala numerik (angka) dari angket jawaban mengenai angket

85

kecerdasan emosional tersebut akan diperoleh nilai maksimum dan

minimum, kemudian dikategorikan dengan kepercayaan diri sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Tabel 3.7. Penilaian tingkat kepercayaan diri.

Interval scor kategori

157,5 ≤ X ≤ 180 Sangat tinggi

135 ≤ X < 157,5 Tinggi

90 ≤ X < 135 Sedang

67,5 ≤ X < 90 Rendah

45 ≤ X < 67,5 Sangat rendah

9. Pengukuran Prestasi Poomsae Taekwondo

Untuk mengukur tingkat prestasi olahraga Taekwondo pada

Taekwondoin adalah dengan menghitung nilai rata-rata (scoring point)

yang diperoleh Taekwondoin pada setiap mode pertandingan. Penilaian

poin dalam Taekwondo berdasarkan pada serangan yang dilakukan

dengan penilaian sebagai berikut :

a. Kriteria penilaian Poomsae Taekwondo

1) Accuracy

a) Akurasi gerakan dasar

b) Detail dari setiap poomsae

2) Presentation

a) Skill

1)) Range of movement (Lintas gerakan)

2)) Balance (Kestabilan)

3)) Speed & power (Kecepatan dan tenaga)

b) Ekspresi

1)) Strenght/Speed/Rhtym (Kekuatan, kecepatan dan ritme)

2)) Expression (Penjiwaan dan sikap penampilan)

Metode Penilaian.

86

b. Metode penelitian

1) Accuracy

a) Nilai awal adalah 5,0

b) Setiap kontestan melakukan kesalahan minor (kecil) nilainya

dikurangi 0,1 poin.

c) Setiap kontestan melakukan kesalahan major (besar) nilainya

dikurangi 0,5 poin.

2) Presentation

a) Nilai awal adalah 5,0

b) Kontestan akan dinilai presentasi secara menyeluruh untuk

kelima aspek skill dan expression, kemudian dimasukkan nilai

masing-masing aspek oleh wasit untuk mendapatkan nilai total

presentation.

3) Pengurangan poin (oleh recorder)

a) Kontestan yang melakukan poomsaenya melebihi batas waktu 2

menit akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.

b) Kontestan yang melewati garis batas (boundary line) akan

dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.

4) Perhitungan nilai

a) Kedua nilai accuracy dan presentation dilihat

b) Nilai tertinggi dan terendah dari para wasit (untuk setiap

kategori) diabaikan, lalu nilai yang tersisa dirata-ratakan dan

dijumlah (accuracy dan presentation) untuk mendapatkan nilai

akhir.

c) Bila terdapat penalty dan pengurangan poin, maka akan

dikurangi dari nilai akhir tersebut.

Judge’s score sheet (Diklat pelatih poomsae tingkat daerah

Yogyakarta, 2010).

87

Gambar 3.3. Arena pertandingan Poomsae Taekwondo

Sumber : WTF Poomsae Competition Rules and Interpretation, 1st January 2014.

88

Tabel 3.8. Tabel penilaian dalam pertandingan Poomsae Taekwondo.

10. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya akan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006:160).

Tabel 3.9. Instrumen penelitian yang digunakan

No Jenis Alat1 Lembar identitas responden2 Lembar penilaian power otot tungkai, keseimbangan

dan koordinasi3 Lembar quisioner kepercayaan diri4 Lembar penilaian prestasi bertanding5 Stopwatch 6 Cone7 Meteran 8 Alat dokumentasi untuk merekam jalannya penelitian

11. Prosedur Penelitian

89

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan menyangkut :

1) Studi kepustakaan dari buku, jurnal, proseding, internet dan lain-

lain yang relevan dengan topik penelitian.

2) Mengurus surat-surat penelitian dan persetujuan penelitian kepada

Dojang Taekwondo Di Ngawi.

3) Membuat jadwal pelaksanaan penelitian.

4) Menyiapkan alat-alat ukur yang baku dan punya ketelitian yang

dapat dipercaya dan diakui secara ilmiah.

5) Mengadakan pelatihan pengukuran dengan teman-teman yang

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

b. Pengambilan Data Awal

1) Pengisian lembar identitas responden dan informed consent

2) Interview kepada pemain atau pelatih tentang kesediaan menjadi

responden penelitian

3) Pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai, keseimbangan,

koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi dengan instrumen yang

telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang telah disediakan.

4) Mengkategorikan hasil pengukuran power otot tungkai,

keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi kedalam

tabel kategori yang telah tersedia.

5) Pemeriksaan dan pengukuran prestasi dengan instrumen

pertandingan yang telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang

telah disediakan.

c. Tahap Pemilihan dan Penentuan Sampel

Prosedur pemilihan dan penentuan sampel menyangkut:

1) Semua responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

sebagai sampel diberikan nomor urut.

d. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah sebagi berikut:

90

1) Sebelum pelaksanaan penelitian responden diberikan penjelasan

tentang tujuan dan manfaat penelitian, jadwal dan tempat

penelitian, tatalaksana penelitian, dan hak-hak subjek dalam

pelaksanaan penelitian.

2) Dilakukan interview kepada responden dan pelatih mengenai

riwayat cedera terdahulu atau sekarang.

3) Dilakukan pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai,

keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi.

Kemudian kategorikan hasil pengukuran kedalam tabel yang telah

disediakan.

4) Dilakukan pertandingan pada Taekwondoin untuk mendapatkan

hasil pengukuran prestasi poomsae yang kemudian dicatat kedalam

tabel yang telah disediakan.

5) Menganalisa faktor power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi

dan kepercayaan diri terhadap prestasi pada atlet Taekwondo.

91

12. Alur Penelitian

Gambar 3.4. Alur penelitian

F. Teknik Analisis Data

Teknik dalam penelititian ini menggunakan teknik analisis

korelasional regresi berganda. Peneliti menggunakan analisis regresi

berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai hubungan antara variabel dependen dan independen

secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum

melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk

melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik

(Ghozali,2011). Dengan pertimbangan dalam penggunaan regresi

Populasi

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Pengisian & Interview:1. Identitas responden2. Informed consent

Sampel

Pemeriksaan & Pengukuran:1. Power otot tungkai2. Keseimbangan3. Koordinasi4. Kepercayaan diri

Prestasi

92

berganda, pengujian hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan

penyimpangan asumsi-asumsi klasik.

1. Uji Prasyarat Analisis

Penelitian ini menggunakan data primer. Untuk mendapatkan

ketepatan model yang akan dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas

beberapa persyaratanasumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada

beberapa langkah untukmenguji model yang akan diteliti, antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini di langgar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada

dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistrubusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati seecara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa

sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi

dengan uji statistik. Uji statistik sedderhana dapat dilakukan dengan

melihat nilai kurtosis dan skewness.

Selain menggunakan uji normalitas, untuk menguji normalitas

data dapat juga menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S)

yang dilakukandengan membuat hipotesis nol (Ho) untuk data

berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data tidak

berdistribusi normal. Ghozali (2011;160), dengan rumus sebagai

berikut :

93

b. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau

regresi linier. Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan

untuk mengetahui status linier atau tidaknya suatu distribusi dan

penelitian. Hasi yang diperoleh melelui uji linieritas akan menentukan

teknik-teknik analisis yang digunakan bisa digunakan atau tidak.

Apabila dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahwa

distribusi data penelitian dikategorikan linier, maka data penelitian

dikategorikan dapat digunakan dengan metoda-metoda yang

ditentukan (analisis regresi linier).

Pada uji linieritas yang diharapkan dalah harga F empiric yang

lebih kecil dari F teoritik yang berarti bahwa dalam distribusi data

yang diteliti memiliki bentuk yang linier, dan apabila F empiric lebih

besar dari F teoritic maka berarti distribusi data yang diteliti tidak

linier. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan Y, dimana tabel

diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Menghitung jumlah kuadran regresi (JKreg(a)) dengan rumus :

(∑Y)2

JKreg(a) = N

3) Menghitung jumlah kuadran residu (JKres) dengan rumus :

JKres = ∑Y2 – JKreg(b/a) – JK reg (a)

4) Mencari nili uji F dengan rumus :

RJKTC

F =

RJKE

94

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam

menganalisis data.Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen yaitu

kinerja keuangan bank. Berdasarkankerangka pemikiran yang telah

ditulis, model penelitian ini secara matematisdapat ditulis sebagai

berikut:

PPT = α + β1PW + β2KS + β1KO + β2KD + e

α : Konstanta

β1- β5 : Koefisien

PPT : Prestasi Poomsae Taekwondo

PW : Power otot tungkai

KS : Keseimbangan

KO : Koordinasi

KP : Kepercayaan Diri

e : error

Untuk mengetahui kebaikan model penelitian yang diuji, bisa

menggunakan koefisien determinasi (R²). Koefisien determinasi

digunakan untuk menguji kemampuan model menjelaskan variabel

independen terhadap variabel dependen. Besaran koefisien determinasi

adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang menjauhi 1 berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel

dependen sangat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati 1 berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi untuk

memprediksi varian variabel independen. Penggunaan koefisien

determinasi memiliki kelemahan yang cukup mendasar yaitu terdapat bias

pada jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model

sehingga banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan

adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi terbaik.

95

b. Uji statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,

2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji

dalam bentuk:

Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel dependen dan independen secara

simultan.

Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara

variabeldependen dan independen secara simultan.

2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)

Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel,

makahipotesis alternatif diterima.

Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel

makahipotesis alternatif ditolak.

R2 - k F = (1-R2)/ n – k - 1

c. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat

sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan

variable dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin

mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai

Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen adalah terbatas (Ghozali, 2011;97).

96

(b1 x ∑x1y) + (b2 x ∑x2y) + (b3 x ∑x3y) + (b4 x ∑x4y) Ry

(1234) = ∑y2

d. Uji statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji

dalam bentuk:

Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara

variabel dependen dan independen secara parsial.

Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara

variabel dependen dan independen secara parsial.

2. Menghitung Nilai sig t dengan rumus

t hitung = βi / se (βi)

Dimana

βi = Koefisien regeresi

se (βi) = Standar Error dari βi

3. Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)

Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha

yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, ditolak.

Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha

yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, diterima.

r √ n - 2 t = √ 1 – r2

1. Analisisa data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak

SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data

menggunakan uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan

97

antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk uji

regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian ini

menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares (OLS).

Penjelasan akan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu:

1) Persiapan Data (Tabulasi Data)

2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda)

5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda)

b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji

apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga

untuk mengestimasi persamaan/model regresilinier berganda sudah

merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini

adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel

bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang

diestimasi dalam regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan

slope (koefisien dalam persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di

fokuskan pada parameter slope (koefisien regresi) saja. Jadi uji t

yang dimaksud adalah uji koefisien regresi.

c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih

populer disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai

uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi

model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini

maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel

terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti

mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way

Anova.

d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula

dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur

oleh nilai R Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan

98

pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi

Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada

saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung nilai

koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square

daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari

satu.