22
23 Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Serang 16 yang beralamat di jalan ustad Uzair Yahya No.2 Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas III semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi luas persegi dan persegi panjang. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 16 dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari kampus dan memiliki dua rombongan belajar yaitu kelas IIIA dan IIIB sehingga memudahkan peneliti dalam proses penelitian. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III dimana untuk kelas III A berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki, dan untuk kelas III B berjumlah 27 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data, dalam pengolahan data hanya diambil 25 siswa pada masing-masing kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penghitungan data. 3. Populasi Berdasarkan pendapat Sugiyono (2012, hlm. 117) dapat dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Serang 16 yang berjumlah 52 siswa. 4. Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi ...repository.upi.edu/19612/6/S_MTK_KDSERANG_1103967_Chapter 3.pdfPenelitian dilaksanakan di SD Negeri 16 dikarenakan

Embed Size (px)

Citation preview

23

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri

Serang 16 yang beralamat di jalan ustad Uzair Yahya No.2 Kecamatan

Serang Kota Serang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas

III semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi luas persegi dan

persegi panjang. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 16 dikarenakan

lokasinya yang relatif dekat dari kampus dan memiliki dua rombongan

belajar yaitu kelas IIIA dan IIIB sehingga memudahkan peneliti dalam

proses penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III dimana untuk

kelas III A berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan

14 siswa laki-laki, dan untuk kelas III B berjumlah 27 orang yang terdiri

dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Agar tidak menghambat

pelaksanaan pengolahan data, dalam pengolahan data hanya diambil 25

siswa pada masing-masing kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan

dalam penghitungan data.

3. Populasi

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2012, hlm. 117) dapat dijelaskan

bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas III SD Negeri Serang 16 yang berjumlah 52 siswa.

4. Sampel

24

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sempel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas.

Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan sebagai

kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan Brain Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol

dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Kelas yang

dipilih menjadi kelompok eksperimen yaitu kelas III B dan untuk kelompok

kontrol yakni kelas III A.

B. Metode Penelitian

Suatu penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dari

penelitian ada beberapa sifat. Ada yang bersifat menemukan sesuatu yang

benar-benar baru, ada yang bersifat membuktikan kebenaran dari suatu data,

ada pula yang bersifat mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Sugiyono

(2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) “Penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dan kondisi yang terkendali”. Dalam penelitian eksperimen ini

terdapat dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variable dan

variabel terikat atau dependent variable. Sugiyono (2012, hlm. 61)

mengemukakan bahwa “Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Sedangkan variable terikat menurut Sugiyono (2012, hlm.

61) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas”. Dengan demikian terkait variabel bebas

pada penelitian ini adalah pendekatan berbassis otak (Brain Based Learning)

sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu kemampuan komunikasi matematis.

Penelitian ini menyelidiki ada tidaknya sebab akibat dari permasalahan yang

diangkat, seberapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan

menyiapkan pula kelompok kontrol untuk perbandingan.

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian yaitu kelas

eksperimen adalah kelas yang diberikan suatu perlakuan (treathment) khusus

untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perlakuan tersebut. Dan kelas

kontrol adalah kelas yang tidak mendapat perlakuan dan ikut mendapat

pengamatan. Dimaksudkan hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen akan

terlihat jelas pengaruhnya karena dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas

eksperimen diberikan perlakuan (treathment) pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan kelas kontrol

diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional

atau pendekatan yang biasa dilakukan setiap harinya. Antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrumen soal yang bentuk

dan jumlahnya sama. Tes awal atau pretes dengan soal yang sama untuk

menguji kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis.

Dan pada akhir kegiatan penelitian, diberikan tes akhir atau postes dengan soal

yang sama pula pada kegiatan uji tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui adanya peningkatan terhadap kemampuan komunikasi matematis

terhadap materi yang telah dipelajari dan perbandingan hasil antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah sebelumnya diberikan perlakuan yang

berbeda.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental

Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group design. Menurut

Sugiyono (2012, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-veriabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent Control Group design

memiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak dipilih secara random.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara disengaja atas pertimbangan-

pertimbangan tertentu.

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamatan dilakukan dua kali yaitu melalui tes awal dan tes akhir baik

terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah

soal yang sama untuk mengatahui kemampuan komunikasi matematis siswa

pada kedua kelas tersebut. Uji tes awal dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis pada kedua

kelas tersebut, kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan

kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Tahap selanjutnya yaitu

kedua kelas diberikan uji tes akhir untuk mengetahui peningkatan hasil

kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi yang telah dipelajari

dengan perlakuan yang berbeda, baru setelah itu membandingkan hasil uji tes

awal dan uji tes akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui perbedaannya. Adapun desain penelitian sesuai dengan yang

terdapat dalam buku Sugiyono (2012, hlm. 116) digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

O3 O4

Gambar 3.5

Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = tes awal kelas eksperimen

O2 = tes akhir kelas eksperimen

X = perlakuan menggunakan BBL

O3 = tes awal kelas kontrol

O4 = tes akhir kelas kontrol

D. Prosedur penelitian

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, diperlukan

langkah-langkah penelitian yang jelas. Pada penelitian ini dikelompokkan

dalam tiga tahapan utama, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta

tahap pengolahan dan analisis data.

Untuk lebih lengkapnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

Langkah yang pertama dalam penelitian ini adalah melakukan studi

pendahuluan berupa literatur dan studi lapangan.

Dari studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan maka peneliti

menemukan masalah-masalah yang hendak dikaji.

Sebelum merumuskan desain penelitian, terlebih dahulu menentukan

variabel-variabel penelitian. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini

adalah :

Variabel bebas yaitu pendekatan Brain Based Learning

Variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa

Menyusun media pembelajaran yang hendak digunakan dalam pembelajaran

di kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti membuat RPP, alat peraga,

dan lain-lain. Menyusun instrumen penelitian berupa soal, lembar

wawancara, dan angket skala sikap siswa untuk mengukur prestasi belajar

matematika siswa. Kemudian mengkonsultasikan instrumen penelitian

dengan guru kelas dan dosen pembimbing. Mengujicobakan instrumen

yang telah di validitas oleh guru kelas dan dosen pembimbing. Mengadakan

validitas instrumen penelitian.

Memberikan uji tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas

kontrol.

Melaksanakan penelitian yaitu melakukan perlakuan terhadap kelas

eksperimen dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dan

memberikan perlakuan kepada kelas kontrol dengan menggunakan

pendekatan konvensional.

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan uji tes akhir atau postes kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Setelah postest dilakukan siswa pada kelas eksperimen diberikan

diberikan angket skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Mengumpulkan data-data setelah dilaksanakan penelitian.

Menganalisis hasil penelitian

Menyimpulkan hasil penelitian.

Dibawah ini merupakan bagan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Perumusan Masalah

Tes awal/ Pretes

Penentuan variabel penelitian

Menyusun instrumen penelitian, Uji coba

dan validitas instrumen

Pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Brain Based

Learning

Tes akhir/ Postes

Pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konvensional

Pengumpulan data

Studi pendahuluan

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

Langkah-langkah Penelitian

E. Definisi Operasional

1. Pendekatan Brain Based Learning atau pendekatan berbasis otak merupakan

“Pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara

alamiah untuk belajar” (Jensen, 2008, hlm. 12). Pendekatan ini dirancang

untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan

berorientasi pada potensi otak.

2. Komunikasi Matematis, sebelum berbicara tentang komunikasi matematis

perlu diketahui terlebih dahulu komunikasi yang merupakan proses

penyampaian pesan kepada orang yang dituju. “Komunikasi memegang

peranan penting dalam matematika, setiap orang yang berkepentingan

dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan

informasi yang lebih banyak” (Isrok’atun, 2009, hlm. 8). “Komunikas

matematika merefleksikan pemahaman matematik dan merupakan bagian

dari kekuatan matematika” (Supriadi, 2014, hlm. 42).

3. Marini (2013, hlm. 13) menyatakan bahwa “Persegi panjang adalah jajar

genjang yang memiliki sudut siku-siku (memiliki satu sudut siku-siku

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengakibatkan keempat sudutnya siku-siku) dan persegi adalah persegi

panjang yang memilliki dua sisi yang berdekatan kongruen”.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk menguji variabel

penelitian dengan tujuan menghasilkan data penelitian yang akurat. Seperti

yang disebutkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 148) “Instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Secara garis besar instrumen penelitian yang digunakan dapat

digolongkan menjadi dua macam tes dan nontes.

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu tes dan

Nontes. Instrumen tes terdiri dari instrumen pretes dan postes, sedangkan

instrumen non tes yang digunakan yaitu angket skala sikap siswa, pedoman

wawancara, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, dan daftar

isian untuk guru tentang gambaran guru terhadap pendekatan Brain Based

Learning.

1. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes kemampuan

komunikasi matematis. Tes kemampuan ini digunakan untuk mengukur

kemampuan komunikasi matematis siswa. Instrumen tes terdiri dari pretes dan

postes. Baik pretes maupun postes keduanya diberikan kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes diberikan untuk mengetahui

kemampuan awal komunikasi matematis siswa sebelum diberikan treatment.

Sedangkan postes diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa setelah diberikan pembelajaran terhadap

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Sebelum melaksanakan penelitian, soal yang akan berikan kepada siswa

kelas eksperimen maupun kelas kontrol terlebih dahulu perlu diuji

kevalidannya. Ada beberapa tes yang harus dilakukan dalam menguji sebuah

instrumen penelitian antara lain:

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Validitas tes

Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah bagaimana tes

tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Seperti

pendapat Sugiyono (2012, hlm. 173) bahwa “Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Untuk

mengetahui validitas suatu soal, maka diperlu pengujian atau pertimbangan

dari para ahli, salah satu ahli disini adalah dosen pembimbing. Pada penelitian

ini validitas soal dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan dosen

pembimbing dan guru kelas III. Adapun kriteria dalam pengujian validitas soal

ini terdiri dari dua yaitu validitas muka dan validitas isi.

1) Validitas Muka

Validitas muka disebut pula sebagai validitas bentuk soal atau

validitas tampilan baik itu berupa pertanyaan, pernyataan ataupun suruhan.

Validitas muka ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat

pada soal sehingga tidak menimbulkan pengertian yang tidak tepat,

termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Untuk setiap butir soal, jika

soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel.

Namun jika dianggap kurang valid maka validator membubuhkan angka 0

pada tabel. Setelah itu validator memberikan saran atau perbaikan pada

kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dapat dikatakan

valid apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau

redaksinya.

2) Validitas Isi

Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes

ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian butir soal dengan indikator,

kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian

materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Sama dengan validitas muka

untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator

membubuhkan angka 1 pada tabel. Namun jika dianggap kurang valid

maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu apabila

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat ketidakvalidan pada soal tersebut maka, validator memberikan

saran atau perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah

disediakan. Soal dikatakan valid secara isi jika butir soal tersebut telah

sesuai dengan:

a) Materi pokok yang diberikan

b) Indikator pencapaian hasil belajar

c) Aspek kemampuan komunikasi matematis

d) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

3) Hasil pertimbangan validitas muka dan validitas isi

Tabel 3.1

Hasil Pertimbangan Validitas Muka

No.

Soal

Valid (1) atau

Tidak Valid

(0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa. Mungkin hanya saja kata

“ceritakan” diganti dengan kata “beritahu”

2a. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa.

2b 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa.

3. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa.

4a. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa.

4b. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa

dipahami siswa.

Tabel 3.2

Hasil Pertimbangan Validitas Isi

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.

Soal

Valid (1) atau

Tidak Valid

(0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan

empat indicator yang ada

2a. 0 Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar

bukan sedang

2b 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan

empat indicator yang ada

3. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan

empat indicator yang ada

4a. 0 Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar

bukan sedang

4b. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan

empat indicator yang ada

Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa untuk

validitas muka sudah valid. Akan tetapi, untuk validitas isi soal hanya

terdapat kesalahan pada soal nomer 2a dan 4a saja. Atas hasil pertimbangan

tersebut untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai

dengan saran yang diberikan oleh validator, sehingga soal menjadi valid.

2. Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket skala

sikap dan lembar wawancara.

a. Angket Skala sikap

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai respon dan sikap siswa setelah dilakukannya pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan Brain Based Learning. Skala sikap

tersebut berisi beberapa pertanyaan, diantaranya keberanian dalam bertanya

dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidaknya terhadap pembelajaran,

pendapat mengenai pembelajaran menggunakan BBL, penguasaan kemampuan

pemecahan masalah matematis setelah dilakukan pembelajaran, dan kesukaan

terhadap suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung. Angket skala sikap

ini diberikan setelah semua proses pembelajaran berakhir dan diberikan kepada

seluruh siswa di kelas eksperimen.

Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada kriteria

yang mutlak. Namun dalam pembuatannya dilakukan secara bertahap. Tahap

pertama yakni membuat kisi-kisinya terlebih dahulu, langkah selanjutnya yaitu

melakukan uji validitas isi dengan mengkonsultasikan kepada dosen

pembimbing. Skala sikap dianalisis dengan menghitung jumlah jawaban yang

menyatakan SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS

(Sangat Tidak setuju). Kemudian dideskripsikan berdasarkan jumlah jawaban

dari angket skala sikap siswa kelas eksperiman. Jumlah pernyataan yang dibuat

berjumlah 10 terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.

Pernyataan positif yaitu nomor 1, 3, 5, 7, 9. Sedangkan pernyataan negative

yaitu nomor 2, 4, 6, 8, 10.

Tabel 3.3

Kriteria Penyekoran Skala Sikap

Bentuk

Jawaban

Skor Jawaban

Positif Negatif

SS 4 1

S 3 2

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TS 2 3

STS 1 4

b. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 172) mengatakan bahwa “Wawancara

digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam

serta jumlah responden sedikit”. Dalam penelitian ini wawancara digunakan

untuk mengetahui lebih dalam perasaan siswa dalam pembelajaran Brain

Based Learning. Selanjutnya data hasil wawancara tersebut dianalisis

deskriptif sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan.

Wawancara dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa yang terdapat di

kelas eksperimen masing-masing dari kelompok rendah, sedang, dan tinggi.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengontrol pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning serta mengamati dan

mencatat segala aktivitas siswa dan guru yang terjadi didalam kelas selama

proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara siswa dan guru dalam

pembelajaran, serta interaksi antar siswa dalam pembelajaran matematika

dengan pendekatan Brain Based Learning. Instrumen lembar observasi ini diisi

oleh observer, yakni guru matematika kelas eksperimen.

Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran berlangsung antara

lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, mempelajari lembar

kerja siswa (LKS), melaksanakan instruksi dari guru, berdiskusi antara siswa

dengan siswa ataupun dengan guru, mengerjakan soal-soal yang diberikan

guru. Sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah sebagai berikut:

penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menjelaskan materi

secara lisan/tulisan, mengajukan pertanyaan, membimbing ativitas siswa, serta

menutup kegiatan pembelajaran.

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses pembelajaran

terhadap kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol. Waktu

pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol agar data yang dihasilkan lebih akurat

dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari siswa yang telah mendapatkan

tes terlebih dahulu.

2. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa. Instrumen skala sikap ini

diberikan setelah seluruh pembelajaran selesai dilaksanakan dan setelah

dilakukan postes.

3. Wawancara dilakukan pada siswa setelah proses pembelajaran selesai.

Dimana beberapa siswa dipilih secara acak.

4. Dalam pengisian Lembar observasi dilakukan pada setiap pembelajaran

(treathment) berlangsung. Untuk observer sendiri adalah guru matematika

kelas eksperimen yang terlibat langsung dalam pemantauan pada saat

proses pembelajaran dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Tes

a. Uji Normalitas

Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji menggunakan

perhitungan statistika, antara lain dengan meghitung normalitas,

homogenitas data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan agar data

yang didapatkan dapat terlihat berdistribusi normal atau tidak. Maksud dari

kata normal tersebut adalah apakah sebaran data siswa yang diperoleh

mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Rumus untuk menghitung

normalitas menurut Riduwan (2004, hlm. 182) sebagai berikut:

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

= frekuensi yang diamati

Adapun untuk melakukan uji normalitas data pada penelitian ini

digunakan program software Statistics Passage for the Social Sciense

(SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan

diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan

explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas yang

diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input. Output ini

menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal

atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan menurut Susanto (2010,

hlm.186) Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal

Hα : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk, dimana taraf

signifikansinya (α) sebesar 0,05. Dengan kriteria keputusan sebagai

berikut:

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians

yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui apakah kelompok

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen

digunakan uji F, menurut Sudjana (2005, hlm.249), sebagai berikut:

F = 2

2

2

1

S

S

Keterangan:

2

1S = variansi besar

2

2S = variansi kecil

Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut:

H0 : kedua variansi sama (homogen)

Hα : kedua variansi tidak sama (heterogen)

Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka ditolak

Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka diterima

Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan bantuan software Statistics Passage for the Social

Science (SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang

akan diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive

statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji

homogenitas yang diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hasil rata-rata

kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah kemampuan komunikasi

matematis siswa kedua kelompok sama atau tidak. Syarat untuk

melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas

terpenuhi. Adapun rumus untuk menghitung uji-t menurut Arikunto

(2010, hlm. 349) adalah:

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r = Nilai Korelasi X1 dengan X2

n1 dan n2 = Jumlah sampel

dan = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2

1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2

S1 dan S2 = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima.

Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan

untuk menghitung data statistik, yaitu software SPSS 21.0 setelah

mengatahui normalitas dan homogenitas datanya, dengan cara memasukan

data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih

analisis compare means dan klik independent–samples t test dan apabila

data tidak normal pengolahannya menggunakan uji Man-Whitney U.

Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan keluar output

berupa tabel uji t.

d. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes

Pengelomppokkan data ini dilakukan untuk mengelompokkan nilai,

baik nilai pretes maupun postes, nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan

nilai kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian siswa kedalam tiga

kategori didasarkan menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36)

Jika x ≥ ( + std ) maka x masuk kedalam kelompok Tinggi

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika ( - std) ≤ x < ( + std ) maka x masuk kedalam kelompok

Sedang

Jika x < ( - std ) maka x masuk kedalam kelompok Rendah

Keterangan:

x = nilai siswa

= nilai rata-rata kelas

Std = nilai standar deviasi kelas

e. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen

Pada analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis hasil postes

siswa kelas eksperimen. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat adakah

perbedaan nilai belajar masing-masing sub kelompok pada kelas

eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS 21.0

for Windows. Setelah dibagi kedalam beberapa sud kelompok nilai, maka

dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari dua

kelompok) dengan cara memasukkan data nilai postes kelas eksperimen

kedalam tabel pada SPSS 21.0 lalu pilih Analizy pilih Compare Means

pilih One-Way Anova pada Post Hoc Multiple Comparisons ceklis

Scheffe dan klik Continue maka, akan muncul hasil dari pengolahan data

tersebut. uji Scheffe sendiri untuk mencari manakah diantara tiga

kelompok yang berbeda dan yang tidak berbeda.

f. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana peningkatan kemampuan dasar komunikasi matematis siswa

selama penelitian ini baik dengan pembelajaran menggunakan

pendekatan Brain Based Learning maupun pembelajaran yang

menggunakan pendekatan konvensional. Adapun perhitungan gain

ternormalisasi menggunakan bantuan software Ms. Exel dengan rumus

Melzer (Humaeroh, 2014, hlm. 42) sebagai berikut:

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

%100

..

..x

pretesskoridealskor

pretesskorpostesskorg

Dimana skor ideal yaitu 100.

Acuan untuk melihat peningkatan N-Gain digunakan tabel berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi N–Gain

Gain Klasifikasi

g>0,7 gain tinggi

0,3<g≤0,7 gain sedang

g≤0,3 gain rendah

2. Analisis Data Non-Tes

a. Analisis Data Skala Sikap

Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Setelah pelaksanaan uji tes akhir, siswa langsung diberikan seperangkat tes

skala sikap. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian rerata

jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini

bertujuan untuk mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum.

Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data hasil

angket ini kemudian dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi

masing-masing alternatif jawaban yang diberikan.

Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P = Persentase jawaban

n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4

n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3

n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2

n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1

Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal= 25 x 4 = 100

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian menurut Riduwan (2008, hlm. 88) dibawah ini merupakan

kriteria interpretasi skor skala sikap.

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Skala Sikap

Persentase Kriteria

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat kuat

c. Analisis Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 5 siswa dari kelas eksperimen yang

dipilih secara acak dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan

tingggi pada tiap-tiap kelas eksperimen. Untuk mengetahui respon atau

tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran Brain Based Learning dan untuk memperkuat hasil dari

data kuesioner yang telah didapat.

d. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna untuk

memudahkan dalam membaca data. Data tersebut kemudian dianalisis

untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung apakah aspek-aspek yang dituliskan dalam lembar observasi

dilaksanakan atau tidak.

Nurchasanah,2016

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu