32
37 Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. Dalam penelitian awal, peneliti menghimpun data-data tentang fenomena serta masalah yang terdapat dilapangan. Hal itu mencakup tentang fenomena alienansi budaya (keterasingan budaya), yaitu terkait keberadaan sekolah, kesiapan guru dalam proses pembelajaran, prilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya, serta kegiatan pembelajarannya. Selain itu peneliti juga mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat (fenomena eksternal) seperti keasingan anak-anak usia sekolah terhadap seni budaya lokal yang ada di daerahnya. Hal ini mempengaruhi pola hidup dari para generasi penerus bangsa ini yang lebih suka meniru budaya luar yang sedang berkembang dengan mode dan trend- nya. Semakin menipisnya seni budaya tradisi yang melekat dalam kehidupan sosial masyarakat muda, mengakibatkan para gerenasi sebelum mereka merasa kehilangan akan pembelajaran kebermaknaan nilai-nilai positif yang terdapat dalam seni budaya lokal. Untuk menindaklanjuti dari hasil observasi awal, peneliti menggunakan metode penelitian action research. Seperti yang dijelaskan oleh Masyhuri (2008: 42) bahwa penelitian action research merupakan penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

  • Upload
    lephuc

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

37

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. Dalam penelitian

awal, peneliti menghimpun data-data tentang fenomena serta masalah yang

terdapat dilapangan. Hal itu mencakup tentang fenomena alienansi budaya

(keterasingan budaya), yaitu terkait keberadaan sekolah, kesiapan guru dalam

proses pembelajaran, prilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni

Budaya, serta kegiatan pembelajarannya.

Selain itu peneliti juga mendeskripsikan fenomena yang terjadi di

lingkungan masyarakat (fenomena eksternal) seperti keasingan anak-anak usia

sekolah terhadap seni budaya lokal yang ada di daerahnya. Hal ini

mempengaruhi pola hidup dari para generasi penerus bangsa ini yang lebih

suka meniru budaya luar yang sedang berkembang dengan mode dan trend-

nya. Semakin menipisnya seni budaya tradisi yang melekat dalam kehidupan

sosial masyarakat muda, mengakibatkan para gerenasi sebelum mereka merasa

kehilangan akan pembelajaran kebermaknaan nilai-nilai positif yang terdapat

dalam seni budaya lokal.

Untuk menindaklanjuti dari hasil observasi awal, peneliti menggunakan

metode penelitian action research. Seperti yang dijelaskan oleh Masyhuri

(2008: 42) bahwa penelitian action research merupakan penelitian untuk

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

38

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru

untuk memecahkan suatu masalah. Action research dianggap sebagai cara yang

tepat dan efektif untuk mengembangkan profesionalisme para guru sebagai

tenaga pendidik serta memperbaiki proses belajar mengajar.

Dalam hal ini peneliti mencoba untuk memecahkan masalah yang

terjadi. Berdasarkan pemaparan Sukmadinata (2010) penelitian tindakan secara

alamiah memberikan perbaikan-perbaikan langsung sesuai dengan kondisi dan

situasi nyata, maka diharapkan dengan penelitian tindakan ini adanya

perubahan yang mengarah perbaikan dalam mengatasi aleinsi budaya baik

secara internal maupun eksternal. Murtiyasa (2008), menjelaskan bahwa action

research merupakan bentuk kolektif dari penyelidikan refleksi dan evaluasi

bagi para dosen, mahasiswa, orangtua, dan anggota masyarakat lainnya pada

situasi sosial tertentu dalam rangka memperbaiki rasionalitas serta menilai

praktek sosial/praktek pendidikan.

Meskipun penelitian ini bukan merupakan penelitian pengembangan

tetapi dalam penelitian ini menggunakan sebuah produk berupa bahan ajar

untuk uji coba yang dilengkapi dengan media pembelajaran sebagai alat bantu

dalam meningkatkan apresiasi dan kreasi siswa. Penelitian ini menggunakan

pendekatan etnopedagogik yang menekankan pada pendekatan kultural.

Pendekatan ini berusaha untuk mengetahui dan menggali potensi yang ada

dalam diri siswa untuk dapat mengapresiasi serta mengembangkan nilai-nilai

budaya.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

39

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Lewin (Murtiyasa, 2008) menggambar action research sebagai awal

dari langkah yang berbentuk spiral dimana terdiri dari perencanaan, tindakan,

dan evaluasi hasil suatu tindakan. Kemmis dalam Sukmadinata (2011: 145)

mengembangkan bagan spiral penelitian tindakan dibuat oleh Lewin. Model

Kemmis tersebut meliputi (1) pengamatan; (2) perencanaan; (3) tindakan

pertama; (4) monitoring; (5) refleksi; (6) berfikir ulang; dan (7) evaluasi.

Dari kedua model penelitian tindakan yang utarakan, Arikunto (2010:

17 – 20) menyederhanakannya menjadi empat langkah yaitu (1) perencanaan;

(2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Ke-empat langkah tersebut

merupakan langkah-langkah penelitian yang sering dilakukan oleh peneliti

lainnya dalam sebuah penelitian tindakan. Adapun gambaran siklus model

penelitian action research menurut Arikunto, sebagai berikut.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

40

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3

Model Penelitian Tindakan Kelas

(Model oleh Arikunto, 2010)

Unsur-unsur dalam siklus action research dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Plan (rencana/perencanaan)

Rencana adalah tindakan yang tersusun, dengan kata lain harus

terdapat kemungkinan untuk ditindaklanjuti. Rencana merupakan tindakan

untuk memperbaiki apa yang telah terjadi. Dalam hal ini rencana awal

yang peneliti lakukan adalah membuat RPP dan mempersiapkan materi

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

41

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta media pembelajaran sekaligus pembagian alokasi waktu dalam setiap

kegiatan pembelajaran.

2. Action (tindakan/pelaksanaan)

Berupa implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan, yaitu: (a) apakah

ada kesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan; (b) apakah proses

tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar; (c) bagaimanakah situasi

proses tindakan; (d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan

bersemangat; (e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan tersebut.

Pada tahap action, peneliti berusaha menjalankan semua yang telah

direncanakan dalam proses tahapan sebelumnya, meskipun terkadang

terdapat tindakan/action yang bersifat situasional. Hal ini dilakukan agar

tetap menjaga adanya interaksi dan komunikasi antara siswa dengan

peneliti sebagai guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungan

sosial.

3. Observation (observasi/pengamatan)

Pengamatan merupakan proses mencermati jalannya pelaksanaan

tindakan. Hal-hal yang diamati merupakan hal-hal yang telah disebutkan

dalam proses pelaksanaan/tindakan. Pengamatan yang peneliti lakukan

memiliki fungsi dalam mendokumentasikan proses tindakan, efek baik dari

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

42

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan yang dituju maupun yang di luar tujuan. Peneliti selalu

melakukan tahapan observasi ini pada setiap pertemuan.

Dalam hal ini, ada dua yang melakukan pengamatan, antara lain:

(a) Pengamatan yang dilakukan oleh orang lain, yaitu oleh guru mata

pelajaran sebagai pendamping peneliti dan siswa; serta (b) Pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru dalam pelaksanaan tindakan.

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai participant observer,

dimana dalam proses observasi/pengamatan, peneliti bertindak sebagai

guru mata pelajaran dalam mengaplikasikan konsep pembelajaran serta

terlibat langsung dalam kegiatan objek yang diamati.

4. Reflection (melakukan refleksi)

Refleksi dilakukan atas efek sebagai dasar dari perencanaan

selanjutnya. Refleksi berhubungan dengan masa lalu karena refleksi

mengingat kembali tindakan yang tercatat dalam pengamatan. Dalam hal

ini kegiatan refleksi yang peneliti lakukan merupakan sebuah rekomendasi

untuk menuju tahapan siklus selanjutnya.

Berdasarkan data-data hasil observasi awal terhadap masalah dan

fenomena yang ditemukan, maka peneliti memilih langkah-langkah ini untuk

dijadikan dasar dalam proses pelaksanaan penelitian tindakan yang peneliti

lakukan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari satu siklus dengan empat kali

pertemuan, yang mana setiap pertemuan di dalamnya terdapat tahapan-tahapan

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

43

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut. Jika divisualkan dalam bentuk grafik, maka siklus tersebut akan

tergambar sebagai berikut.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

[Type text]

Gambar 4

Siklus tindakan penelitian dalam peningkatan apresiasi pada pembalajaran

Tari Nimang Padi

(konsep oleh Imma, 2012)

Observasi Awal

(penelitian awal)

Pertemuan I

(kegiatan Eksplorasi)

- Perencanaan - Pelaksanaan

- Pengamatan - Refleksi

Pertemuan II dan III

(kegiatan apresiasi)

- Perencanaan - Pelaksanaan

- Pengamatan - Refleksi

Pertemuan IV

(kegiatan kreasi)

- Perencanaan - Pelaksanaan

- Pengamatan - Refleksi

Kesimpulan

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

[Type text]

Berikut ini merupakan bagan dari penggambaran proses penerapan

bahan ajar Tari Nimang Padi.

Gambar 5

Bagan tahapan proses pembelajaran Tari Nimang Padi

(Konsep Imma, 2012)

KEGIATAN EKSPLORASI

• Pemahaman unsur-unsur tari

• Eksplorasi unsur tari berdasarkan pemahaman awal

KEGIATAN APRESIASI

• Apresiasi Audio Visual

• Pemahaman deskripsi materi

• Apresiasi langsung melalui observasi lapangan

KEGIATAN KREASI

• Penggabungan pemahaman kompetensi apresiasi dan kreasi

• Aplikasi pembelajaran dengan berkreasi dan berekspresi berdasarkan pemahaman konsep

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

46

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Propinsi Kalimantan Barat

a. Keberadaan Multietnis di Kalimantan Barat

Gambar 6

Peta Propinsi Kalimantan Barat

(Dokumen di http://saripedia.wordpress.com/2010/11/19/peta-33-

provinsi-indonesia-terbaru-22/)

Secara etnografi, penduduk Kalimantan Barat terdiri dari

berbagai komunitas yang beragam yaitu etnis Dayak, Melayu Sambas,

Keturunan Tionghoa (Cina), Melayu Pontianak, Jawa, Madura, Bugis,

Sunda, dan lainnya. Penduduk Kalimantan Barat memiliki berbagai

komunitas masyarakat ini biasa disebut dengan multietnis. Jika

komunitas tersebut di klasifikasi menjadi kelompok etnis besar maka

penduduk Kalimantan Barat terdiri atas tiga etnis besar yang

mendiami propinsi tersebut, yaitu etnis Dayak, Melayu, dan Tionghoa

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

47

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Cina). Masing-masing etnis tersebut memiliki ciri khas budaya yang

berbeda dan unik serta memperkaya budaya tradisi di Kalimanatan

Barat.

Begitu juga dengan seni-seni budaya yang menjadi tradisi dari

masyarakatnya, seperti pada masyarakat dayak khususnya masyarakat

Dayak Kanayatn memiliki upacara adat tahunan yaitu Upacara Naek

Dango, sedangkan pada masyarakat melayu khususnya masyarakat

Melayu Kabupaten Mempawah selalu melaksanakan pesta Robo-Robo

yang dilakukan setahun sekali pula. Begitu halnya dengan masyarakat

etnis Cina yang selalu merayakan pesta tahun barunya yaitu Imlek dan

Cap Gome yang mana di dalamnya terdapat seni tradisi yang kita

kenal yaitu Barongsai dan pertunjukan para Tatung serta lampion

naga.

Pada dasarnya seni tradisi dari etnis-etnis tersebut merupakan

seni ritual. Langer dalam Taum (2009: 4) memperlihatkan bahwa

ritual merupakan ungkapan yang lebih bersifat logis daripada hanya

bersifat psikologis. Ritual memperlihatkan tatanan atas simbol-simbol

yang diobjekkan. Faktor utama dalam tari upacara bukan semata

keindahan, melainkan mencari kekuatan yang dapat mempengaruhi

atau mengatur alam sekitarnya sesuai dengan yang dikehendaki. Salah

satu etnis yang masih mempertahankan keaslian ritualnya sampai saat

ini yaitu masyarakat dayak khususnya masyarakat Dayak Kanayatn

dengan Pesta Adat tahunannya yaitu Upacara Naek Dango. Mulai dari

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

48

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

syarat-syarat persiapan, pelaksanaan, dan penutupan upacara tersebut

masih terkait dengan hukum adat ritual kepercayaan, yang harus

mereka taati.

Gambar 7

Tari Tiga Etnis pada Pembukaan Pekan Gawai Dayak 2012

Kabupaten Sambas

(dokumen di http://sambas-borneo.blogspot.com/2012/05/jc-oevaang-

oeray-dari-kapuas-hulu.html)

Dari ketiga etnis yang terdapat di Kalimantan Barat tersebut,

etnis dayak memiliki populasi yang terbesar dibanding yang lain,

karena mereka hidup secara menyebar di pedalaman wilayah

Kalimantan Barat. Etnis Melayu lebih banyak berada di pesisir

Kalimantan Barat, sedangkan etnis Tionghoa dan yang lainnya berada

di kota Pontianak dan sekitarnya termasuk kota Singkawang yang

menjadi pusat komunitas masyarakat Tionghoa (Cina). Komunitas

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

49

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dayak merupakan suku asli kalimantan yang sebagian besar bermata

pencaharian bertani dan berladang, khususnya pada masyarakat

pedalaman. Dahulu masyarakat Dayak ini merupakan masyarakat

yang nomaden. Mereka selalu berpindah tempat untuk terus

memenuhi kebutuhan hidup mereka, sampai akhirnya mereka menetap

di suatu tempat. Hal inilah yang menyebabkan kehidupan komunitas

mereka menyebar termasuk di Propinsi Kalimantan Barat.

Walaupun pada masa sekarang masyarakat Dayak tidak lagi

hidup secara nomaden khususnya bagi masyarakat Dayak Kanayatn,

sebagian besar mereka masih bermata pencaharian sebagai petani dan

berladang. Mereka percaya akan kekuatan alam sebagai pendamping

hidup mereka yang diberikan oleh Jubata untuk memenuhi kehidupan

mereka. Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil alam yang mereka

peroleh, secara tradisi setiap tahunnya selalu diadakan upacara adat

besar yang disebut dengan Upacara Adat Naek Dango.

b. Upacara Adat Naek Dango

Berdasarkan hasil penelitian Fretisari (2009), dijelaskan bahwa

upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

yang padat dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat

pendukungnya. Hal itu dikarenakan upacara tradisonal berkaitan

dengan sistem kepercayaan atau religi yang pada umumnya dilakukan

untuk menghormati, mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Kuasa

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

50

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta berusaha menjaga keseimbangan semesta dan isinya termasuk

makhluk halus dan leluhurnya.

Salah satu seni budaya Nusantara yang memiliki fungsi ritual

yaitu Upacara Naek Dango oleh masyarakat Dayak Kanayatn di

Propinsi Kalimantan Barat. Upacara Naek Dango adalah kegiatan

upacara yang dilakukan untuk mensyukuri hasil panen yang diperoleh.

Upacara ini merupakan upacara puncak perladangan tradisional yang

hingga kini masih dilakukan oleh masyarakat Dayak Kanayatn secara

turun temurun.

Pada hakekatnya kegiatan ini bersifat ritual, karena dalam

pelaksanaannya secara keseluruhan mengungkapkan keyakinan akan

adanya kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa (Jubata), yang dapat

menurunkan berkat serta rahmat, dan dapat pula diyakini menurunkan

kutukan serta bencana yang secara harfiah berkaitan dengan

kelangsungan hidup mereka sebagai peladang. Selain itu, upacara ini

juga untuk menghormati arwah para nenek moyang yang telah

meninggal sebagai ungkapan balas budi dari anak cucu terhadap

leluhur yang telah berjasa memberikan tempat tinggal dan mata

pencaharian bagi mereka.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

51

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 8

Penyajian Tari Nmang Padi pada Upacara Adat Naek Dango ke-27

(foto Imma, 2012)

Berdasarkan hasil kesepakatan yang dilakukan oleh

Masyarakat Adat Dayak Kanayatn yang diwakili oleh para dewan,

Nomor: XV/Kep/Musdat.DK.Kab.Ptk/85 serta disesuaikan dengan

kalender wisata Propinsi Kalimantan Barat maka diputuskanlah

tentang pelaksanaan Upacara Naek Dango yang dirayakan setiap

tahunnya tepat pada tanggal 27 April (Ajisman, 1999: 43). Menurut

masyarakatnya penetapan tanggal ini sudah sesuai, hal ini dikarenakan

bertepatan dengan selesainya panen padi pada masyarakat Dayak

Kanayatn itu sendiri. Ketentuan tanggal dan bulan tersebut ditetapkan

oleh Dewan Adat. Pada saat ini, Naek Dango diikuti oleh peserta dari

kecamatan-kecamatan (pangonyokng) yang terdapat di tiga kabupaten

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

52

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yaitu kabupaten Pontianak, Kabupaten Kuburaya, dan Kabupaten

Landak.

Pelaksanaan Upacara Adat Naek Dango dilaksanakan langsung

oleh kecamatan yang terpilih menjadi tuan rumah, dan diawasi

langsung oleh kabupaten di bawah perlindungan Propinsi Kalimantan

Barat. Pesertanya pun tidak sebatas hanya pihak keluarga dan

tetangganya saja, melainkan diikuti oleh beberapa kecamatan di tiga

kabupaten tersebut. Dimana dari masing-masing perwakilan

kecamatan wajib membawa plantar dari hasil-hasil panen pertanian

dan perkebunan mereka. Selain itu setiap kecamatan juga wajib

mengikuti seluruh kegiatan Upacara Naek Dango ini, mulai dari

pembukaan, acara inti, acara hiburan, sampai pada penutupan. Untuk

mengadakan upacara tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit.

Jadi, bisa dibilang Upacara Naek Dango ini termasuk salah satu

upacara ritual yang mahal.

Naek Dango merupakan salah satu bentuk aktualisasi budaya

adat Suku Dayak Kalimantan Barat. Budaya dan nilai-nilai spritual

yang diyakini memiliki misi membangun kebersamaan di tengah

masyarakat serta sebagai perwujudan rasa terima kasih atas

perlindungan dan berkah dari Yang Maha Kuasa. Kegiatan ini sangat

penting dan strategis dalam konteks pembangunan dan pengembangan

nilai-nilai budaya bangsa. Hal ini sejalan dengan kebijakan dalam

Program Pembangunan Nasional yang menggariskan arah kebijakan

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

53

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembangunan kebudayaan, kesenian dan pariwisata meliputi

pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional, perumusan nilai-

nilai budaya Indonesia yang antara lain berupa pelestarian serta

apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional sebagai wahana

pengembangan pariwisata dan ekonomi rakyat berdasarkan

pemberdayaan masyarakat.

Dalam proses pelaksanaan Upacara Naek Dango tersebut, tari

memiliki peran penting. Mulai dari pembukaan dan kegiatan inti

upacara selalu disertai dengan gerak-gerak tari, bahkan sampai pada

acara hiburan pun tari-tarian selalu menjadi bagian dalam kegiatan

tersebut. Maka sudah pasti dalam prosesi upacara adat tersebut selalu

disertai dengan berbagai iringan musik khas Dayak yang disertai

dengan gerakan-gerakan tari yang masing-masing memiliki arti

makna, simbol serta fungsi tertentu.

Salah satu tarian yang wajib dilaksanakan dalam proses

Upacara Naek Dango adalah Tari Nimang Padi. Tarian ini termasuk

bagian yang penting dalam upacara tersebut, karena inti dari

pelaksanaan Upacara Naek Dango teletak pada Tari Nimang Padi itu

sendiri, yaitu pengungkapan rasa syukur kepada Jubata dengan

disimbolkan persembahan padi yang tergambar dalam tarian tersebut.

Kesan ritus yang ada di dalamnya pun sangat kental. Hukum adat

yang mengatur hal ini pun sangat kuat, ini terlihat dari seberapa

pentingnya pelaksanaan Tari Nimang Padi pada Upacara Naek Dango.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

54

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tari ini terdapat di dalam Upacara Naek Dango sekaligus

merupakan inti ritual dari upacara tersebut. Secara tradisi, upacara ini

dipercaya sebagai pengungkapan keyakinan atas kebesaran Tuhan

Yang Maha Kuasa yang disebut Jubata oleh masyarakat Dayak

Kanayatn. Jubata dipercaya dapat menurunkan berkat serta rahmat,

dan dapat pula diyakini menurunkan kutukan serta bencana yang

secara harfiah berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka sebagai

peladang.

Sesuai dengan motto sebagai filosofi masyarakat Dayak

Kanayatn sendiri yaitu “Adil Ka Talino, Ba Curamin Ka Saruga, Ba

Semgat Ka Jubata”, yang artinya yaitu “Adil Sesama (manusia),

Bercermin ke Surga, Nafas Kita Milik Tuhan. Filosofi tersebut

mengandung makna nilai yang begitu dalam. Nilai-nilai yang

terkandung dalam filosofi tersebut diwujudkan dalam setiap kegiatan

yang dilakukan oleh masyarakatnya antara lain sikap toleransi dan

menghargai, saling kerjasama, selalu berbuat baik, serta beribadah.

Manusia sebagai masyarakatnya dituntut untuk selalu berbuat baik

dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan, yaitu dengan cara berbuat

adil sesama baik itu sesama manusia sebagai masyarakat serta alam

sekitar untuk penunjang kelangsungan hidup mereka agar nantinya

tujuan akhir hidup mereka adalah kekal abadi di surga.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

55

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Disamping itu mereka juga selalu diingatkan bahwa ada kuasa

Jubata yang selalu mengawasi mereka dalam setiap tindakan serta

dapat memberikan imbalan dari apa yang mereka lakukan. Jika

masyarakat berbuat baik, maka imbalan yang mereka terima akan baik

pula, begitu sebaliknya jika mereka berbuat buruk atau merusak, maka

imbalan yang mereka terima juga akan sama buruknya. Untuk itu

sebagai rasa syukur dan penghormatan terhadap Jubata yang mereka

percaya sebagai penguasa alam semesta termasuk isinya, maka

masyarakat selalu mengadakan upacara-upacara ritual setiap tahunnya

termasuk upacara Naek Dango.

Gambar 9

Ritual penyambutan Gubernur Kalimantan Barat oleh Masyarakat

Dayak Kanayatn pada Upacara Naek Dango ke-27

(Foto Imma, 2012)

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

56

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai-nilai dalam filosofi tersebut juga tergambar dalam

kegiatan Upacara Adat Naek Dango khususnya pada Tari Nimang

Padi. Setiap gerak tari yang mereka lakukan menggambarkan adanya

keselarasan hidup dalam masyarakat yang disesuaikan dengan fungsi

dan peran masing-masing, selain itu juga sebagai ungkapan balas budi

dari anak cucu terhadap leluhur yang telah berjasa memberikan tempat

tinggal dan mata pencaharian bagi mereka serta penghormatan

terhadap arwah para nenek moyang yang telah meninggal.

Dari berbagai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Tari

Nimang Padi ini, terdapat beberapa nilai yang dapat dijadikan dasar

dalam pembentukan identitas dan karakter siswa melalui pendidikan

seni, yaitu sebagai berikut.

1) “Adil Katalino” yaitu adil sesama manusia, maksudnya

sebagai sesama umat manusia harus selalu berlaku adil dan

bijaksana. Sikap saling menghormati dan menghargai sangat

dibutuhkan bagi seseorang dalam bersikap. Tidak hanya

kepada sesama manusia saja, kepada alam sekitar pun sebagai

manusia ciptaan Tuhan harus bisa menghargai dengan cara

memelihara dan tidak berbuat pengrusakan ekosistem

didalamnya.

2) “Ba Curamin Ka Saruga” yaitu bercermin ke surga,

maksudnya sebagai umat manusia ciptaan Tuhan haruslah

selalu berbuat baik antar sesama. Jangan pernah melakukan

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

57

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perbuatan yang tidak baik karena itu dianggap sebagai

kesalahan. Kalimat “Ba Curamin Ka Saruga” sebagai

pengingat bagi manusia untuk menjaga dan berhati-hati

dalam bersikap. Mereka percaya bahwa apa yang mereka

lakukan di dunia akan diberikan imbalan yang setimpal

dengan apa yang telah mereka lakukan.

3) “Ba Semgat Ka Jubata” yang artinya nafas kita milik Tuhan,

ini dimaksudkan bahwa kita sebagai umat manusia ini harus

selalu ingat akan adanya sang pencipta yang mengatur

semuanya dengan sempurna.

Nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi tersebut

mengandung makna yang sangat bermanfaat dalam kehidupan

manusia, serta dapat juga sebagai dasar dalam pembentukan karakter

diri manusia itu sendiri khususnya siswa sebagai objek penerapan

materi ini. Selain nilai-nilai budayanya, dari upacara tersebut juga

terdapat rangkaian kegiatan yang dapat digunakan sebagai salah satu

cara untuk internalisasi (pembiasaan, meningkatkan afeksi) nilai.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memilih Tari Nimang

Padi untuk dijadikan materi dalam penerapan nilai-nilai seni budaya

tradisi. Hal ini dikarenakan peneliti merasa bahwa nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya dirasakan sudah cukup untuk mewakili seni

tradisi setempat yang lainnya. Untuk itu Tari Nimang Padi dalam

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

58

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Upacara Adat Naek Dango berpotensi untuk dijadikan bahan ajar di

sekolah khususnya pada materi tari daerah setempat.

Disamping itu, seni tersebut sangat mendukung dalam proses

tahapan aplikasi penerapan nilai-nilai seni budaya tradisi. Hal ini

dikarenakan pada semester ini bertepatan dengan pelaksanaan

perayaan tahunan masyarakat Dayak Kanayatn yaitu Upacara Adat

Naek Dango yang mana Tari Nimang Padi ini merupakan salah satu

bagian terpenting dalam upacara tersebut. Siswa tidak hanya dapat

mengapresiasi tari tersebut melalui media audio visual saja, melainkan

siswa dapat berpartisipasi langsung dan merasakan bagaimana

kegiatan seni tersebut berlangsung. Kegiatan ini disebut dengan

apresiasi aktif. Tentu saja proses penyerapan nilai-nilai budaya tradisi

secara pengamatan langsung akan lebih bermakna dibandingkan

hanya sekedar melihatnya melalui media audio visual.

Pengalaman yang dirasakan oleh siswa saat mengapresiasi seni

budaya tradisi secara live (langsung) menjadi suatu pembelajaran yang

akan terus melekat dalam ingatan siswa tersebut. Dalam hal ini

strategi dalam mengarahkan serta membimbing siswa dalam proses

analisis hasil pengamatan serta penyerapannya disusun dengan arah

yang jelas agar tidak salah alur. Salah satu dampaknya akan terlihat

dari perubahan sikap dan karakter siswa yang akan terekspresi dalam

bentuk hasil kreasi.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

59

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pontianak

a. Lokasi SMP Negeri 2 Pontianak Lingkungan Budaya

Penerapan nilai-nilai seni budaya tradisi melalui bahan ajar

Tari Nimang Padi diaplikasikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri

2 Pontianak. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Selayar Kelurahan

Akcaya Kecamatan Pontianak Selatan Kota Baru Pontianak Propinsi

Kalimantan Barat. Menurut kepala sekolah yang menjabat saat ini

yaitu Bapak Dede Rukadi, S.Pd., SMP Negeri 2 Pontianak didirikan

pada tahun 1958 (wawancara tanggal 5 April 2012). Bapak Dede

mengatakan, semenjak awal berdirinya hingga sekarang, sarana dan

prasarana yang ada di sekolah ini khususunya untuk bidang seni baru

berupa alat-alat musik seperti alat band lengkap, keyboard, 10 pianika,

dan 3 tar. Hal ini secara tidak langsung menuntut guru bidang studi

Seni Budaya khususnya untuk seni tari serta pengajar ekstrakurikuler

seni untuk bisa lebih kreatif dalam memberikan materi ajar.

Pada tahun 2005, berdasarkan SKEPMEN DIKNAS No.

818.a/C3/Kep/2007 SMP ini telah terakreditasi A serta berpredikat

sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) yang mulai berlaku pada Juli

2007. SMP Negeri 2 Pontianak ini termasuk sekolah favorit ketiga

setara dengan SMP Negeri 10 Pontianak, walaupun lokasinya

berdekatan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi. Dua

sekolah di atasnya dianggap lebih unggul dari segi sistem manajemen

dan prestasi serta nilai akreditasi, seperti SMP Negeri 3 Pontianak

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

60

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang saat ini sudah terakreditasi A serta berpredikat sebagai Sekolah

Standar Internasional (SSI). Sekolah lainnya yaitu SMP Negeri 1

Pontianak yang saat ini sedang dalam pantauan dan binaan Walikota

Pontianak.

Prestasi yang pernah diraih SMP Negeri 2 Pontianak ini juga

tak kalah saingnya dengan SMP yang lainnya. Sayangnya potensi

yang mereka miliki belum semuanya tergali dan terolah dengan baik.

Dalam hal ini faktor kesempatan/peluang yang menjadi dominan

keterbatasan bergerak bagi SMP Negeri 2 ini.

Beberapa guru bidang studi Seni Budaya yang mengajar di

SMP Negeri 2 ini memiliki latar belakang pendidikan yang tidak

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Seperti halnya kelas

yang akan digunakan dalam penelitian ini dipegang oleh guru yang

berlatar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan

bukan dari pendidikan seni. Hal ini dikarenakan di sekolah tersebut

tidak memiliki guru yang berlatar belakang pendidikan seni. Guru seni

yang bertugas mengajar seni budaya tersebut dipilih berdasarkan skill

(keterampilan) serta minatnya dalam bidang seni, selain itu ia juga

sebagai pembina dalam kegiatan ekstrakurikuler tari. Kebijakan

kepala sekolah yang memberikan kebebasan guru untuk kreatif dalam

mengelola mata pelajaran tersebut menjadi satu keuntungan oleh guru

dalam mengembangkan materi di kelas.

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

61

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihat fenomena tersebut, tentu saja dalam proses

pembelajaran seperti metode dan strategi serta pengolahan bahan ajar

dan kelas dalam menyampaikan materi belajar akan sangat berbeda

dengan guru yang memiliki latar belakang sesuai dengan bidangnya.

Keterbatasan guru tersebut mengakibatkan tingkat penyerapan materi

oleh siswa untuk memahaminya juga terbatas, sehingga aplikasi

pembelajaran tersebut hanya sebatas siswa dapat mengetahui dari

materi yang dipelajari. Bahkan tidak jarang para siswa hanya dapat

sampai pada tingkat pemahaman terhadap konten materi yang

diajarkan.

Untuk itu selayaknya seorang guru bidang studi harus

mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya

dianjurkan untuk dipegang oleh guru seni pula. Bukan hanya sekedar

skill (keterampilan serta minat saja yang diperlukan tetapi knowledge

(pengetahuan) terhadap bidangnya tersebut yang menjadi modal dasar

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah di SMP Negeri 2 Pontianak memiliki

struktur organisasi yang sama dengan sekolah menengah pertama

lainnya. Adanya Kepala Sekolah oleh Dede Rukadi ,S.Pd., para wakil

kepala sekolah, guru-guru kelas dan bidang studi, staf administrasi,

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

62

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta yang terpenting adanya komunikasi yang sangat erat dengan

komite sekolah. Komite sekolah yang terdiri dari lingkungan luar

sekolah dalam hal ini adalah masyarakat sekitar, dan orang tua siswa

serta para stakeholder lainnya.

Pada dasarnya Bapak Dede Rukadi selaku Kepala Sekolah di

SMP Negeri 2 Pontianak ini sangat mendukung bahkan merespon

secara aktif dalam setiap aktivitas seni di lingkungan sekolah.

Dukungan yang diberikan sekolah tersebut seperti media

pembelajaran berupa tape, VCD, CD, serta ruang multi media yang

multifungsi. Ruang multi media inilah yang biasanya digunakan

dalam segala aktivitas seni khususnya seni tari sebagai tempat

apresiasi dan berlatih termasuk eksplorasi. Bukan hanya itu saja,

lapangan sekolah yang luas juga merupakan salah satu tempat untuk

siswa berlatih. Pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni

budaya yang tidak memerlukan tempat yang luas, biasanya guru

cukup dengan hanya menggunakan ruang kelas siswa saja.

c. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam

pelaksanaannya guru seni budaya mengacu pada kurikulum tersebut.

Hanya saja materi ajar yang diberikan masih terpaku pada buku

panduan atau buku pegangan guru dan belum disesuaikan dengan seni

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

63

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tradisi yang terdapat di daerahnya. Secara keseluruhan materi yang

diajarkan di kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX khususnya seni tari

hanya sebatas pengetahuan tentang tari-tarian yang sesuai dengan

tingkatan kelasnya. Tentu saja materi tersebut sesuai dengan isi dari

buku panduan atau buku pegangan guru.

Materi tari daerah setempat yang diberikan di kelas VII, secara

garis besar dirasakan belum memenuhi semua rambu-rambu yang

tercantum dalam SK dan KD dari KTSP. Pemberian materi hanya

sebatas pengetahuan yang bersumber dari buku, sedangkan untuk

materi prakteknya tidak semua siswa mendapatkannya. Materi

tersebut hanya didapat oleh siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler. Materi tersebut hanya pemberian tarian tradisi yang

sudah ada dan tarian hasil kreasi guru. Dalam hal ini pengolahan

terhadap pergerakan siswa untuk berkreasi seperti terbatasi. Akibatnya

siswa hanya mengetahui apa yang diberikan oleh guru dalam

pembelajaran, sedangkan tingkat pemahaman kemungkinan tidak

semua siswa dapat memahaminya, apalagi sampai pada tingkat

kreativitas. Berarti permasalahan di sekolah ini tidak hanya pada

materi namun juga penerapan materi untuk mencapai Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) secara maksimal.

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

64

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Pontianak. Pemilihan siswa kelas VII disesuaikan

dengan pengembangan kurikulum yang digunakan oleh guru bidang

studi yang disertai dengan kebijakan Kepala Sekolah, bahwa

pembelajaran dalam kelas VII terdapat materi Tari Daerah Setempat.

Hal ini yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian pada

siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pontianak.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah intsrumen

yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan respon balik sebagai

data masukan. Pertanyaan tersebut diarahkan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, apresiasi siswa terhadap materi,

serta ekspresi siswa dalam berkreasi terhadap materi. Instrumen-instrumen

tersebut berupa kuesioner, pedoman wawancara untuk siswa, guru dan kepala

sekolah, serta dilengkapi dengan pedoman observasi.

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

65

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data,

antara lain:

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan satu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010: 220).

Observasi dilakukan bukan hanya pada tahap awal penelitian, tetapi

kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan selama proses penelitian

ini berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan langsung pada siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Pontianak serta proses pembelajarannya, baik itu dari

aktivitas, antusias dan minat (ketertarikan mereka) serta tingkat

pemahaman mereka. Selain itu observasi juga dilakukan saat siswa

berapresiasi, baik dalam kelas maupun pembelajaran di luar kelas, serta

pada proses berkreasi.

Proses observasi atau pengamatan ini merupakan hal yang penting

dalam penelitian ini, karena proses obervasi juga digunakan dalam tahapan

evaluasi. Data-data hasil observasi ini juga dijadikan sumber data penting

untuk melihat dan mengukur perkembangan tingkat pemahaman dalam

pembelajaran dan capaian penerapan nilai-nilai seni budaya tradisi.

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

66

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih

mendalam langsung dari respondennya yang terkait dengan penelitian.

Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada pihak-pihak terkait seperti

kepada sekolah untuk mendapatkan data mengenai sarana dan prasarana

yang dapat menghambat dan mendukung dalam proses pembelajaran serta

kebijakan dari kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang sedang

dan akan berlangsung. Kepada guru mata pelajaran untuk mendapatkan

data tentang proses pembelajaran yang selama ini diadakan dan untuk

mengetahui kebermanfaatan dari model pembelajaran yang ditawarkan,

baik dari isi kelebihan maupun kekurangan dilihat dari sudut pandang

guru. Selain itu peneliti juga dapat memperoleh data dari hasil wawancara

dengan beberapa siswa sebagai sampel untuk mengetahui ketertarikan dan

pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran Tari Nimang Padi.

Kegiatan wawancara dapat dilakukan secara tatap muka (direkam), email,

sms, chating/facebook, maupun telepon.

3. Studi Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi foto-foto yang dideskripsikan

serta video yang dianalisis dalam proses pengumpulan data, disamping

data-data dari beberapa dokumen seperti buku dan perangkat rancangan

pembelajaran sebagai penunjang kelengkapan informasi tentang hal-hal

yang terkait dalam penelitian ini.

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

67

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang sangat

populer dalam penelitian deskriptif, yang mana teknik-teknik deskriptif

lazimnya dipakai untuk mengukur eksistensi dan distribusi berbagai

tingkah laku atau karakteristik, yang terjadi secara alami, dan yang terakhir

adalah untuk mengukur hubungan serta besarnya hubungan-hubungan

yang mungkin ada antara karakteristik, tingkah laku, kejadian, atau

fenomena yang menjadi perhatian peneliti (Alwasilah, 2009: 151).

Kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman,

kreasi dan apresiasi, serta keefektifan pembelajaran.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari kuesioner akan dianalisis dengan teknik

prosentase, sedangkan data yang diperoleh dari observasi dan wawancara akan

dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Setelah

memperoleh data dari berbagai sumber, maka peneliti akan menganalisis data

tersebut dengan mengacu pada pertanyaan penelitian. Selain itu melakukan

triangulasi data dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang

nantinya data tersebut akan diberikan pengkodean dan diklasifikasikan sesuai

dengan kategorinya. Kemudian diinterpretasi untuk mendapatkan data

kualitatif. Seperti yang dijelaskan oleh Patton (Sugiyono, 2011: 330), bahwa

melalui triangulasi “can build on the strengths of each type of data collection

while minimizing the weakness in any single approach”. Dijelaskan bahwa

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/t_psn_1009630_chapter3.pdf · upacara tradisional merupakan kearifan lokal melalui kegiatan sosial

68

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan

dengan satu pendekatan.